Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Modern Perpajakan terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Studi Kasus KPP Pratama Bandung Bojonagara).

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aims to find out how the influence of the modern administrative system of taxation on taxpayer satisfaction at the Tax Office (KPP) Pratama Bandung Bojonagara.

This study is descriptive in the form of qualitative research using a questionnaire survey as a research tool, which sempel in this study conducted in purposive sampling. This problem was analyzed using statistical analyst parametik with simple regression and correlation, where the data obtained in the form of an ordinal is converted into the form of intervals, and significance test t one party.

Based on research results of the test statistic using simple regression and correlation, the results showed that the relationship between the modern system of tax administration with taxpayer satisfaction and positively significant for 0599. While the modern system of tax administration plays a role in improving taxpayer satisfaction of 35.88% and 64.12% for the rest influenced by other factors not measured. Based on the hypothesis testing can be concluded that Ho is rejected is a modern administrative system of taxation has a significant influence on satisfaction of the Tax Payer.


(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari sistem administrasi modern perpajakan terhadap kepuasan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan bentuk penelitian survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian, dimana sempel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Permasalahan ini dianalisis dengan menggunakan statistik parametik dengan analis regresi dan korelasi sederhana, dimana data yang diperoleh dalam bentuk ordinal dikonversikan menjadi dalam bentuk interval, serta uji signifikansi t satu pihak.

Berdasarkan hasil penelitian uji statistik dengan menggunakan regresi sederhana dan korelasi, hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara sistem administrasi modern perpajakan dengan kepuasan Wajib Pajak cukup berarti dan positif sebesar 0.599. Sedangkan sistem administrasi modern perpajakan berperan dalam meningkatkan kepuasan Wajib Pajak sebesar 35.88% dan sisanya sebesar 64.12% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur. Berdasarkan pengujian hipotesis maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak berarti sistem administrasi modern perpajakan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan Wajib Pajak.


(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….i

HALAMAN PENGESAHAN………..ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iii

KATA PENGANTAR……….iv

ABSTRACT………....viii

ABSTRAK………...ix DAFTAR ISI………x

DAFTAR GAMBAR……….xvi DAFTAR TABEL………xvii

DAFTAR LAMPIRAN……….xxi

BAB I PENDAHULUAN……….………...1

1.1 Latar Belakang Penelitian………...1

1.2Identifikasi Masalah………....9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………....9

1.4Kegunaan Penelitian……….10

1.5 Metode Penelitian……….11

1.6Rerangka Pemikiran dan Hipotesis………..…14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……….18


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Pemahaman Tentang Perpajakan………18

2.1.1.1 Pengertian Pajak………..………...18

2.1.1.2 Fungsi Pajak………...21

2.1.1.3 Hukum Pajak………..23

2.1.1.4 Pengelompokan Pajak……….………26

2.1.1.5 Asas Pemungutan Pajak………..28

2.1.1.6 Syarat Pemungutan Pajak………...29

2.1.1.7 Sistem Pemungutan Pajak………..31

2.1.1.8 Cara Pemungutan Pajak……….32

2.1.1.9 Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak………..33

2.1.1.10 Perlawanan Terhadap Pajak……….35

2.1.1.11 Tarif Pajak………37

2.1.1.12 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak……….38

2.1.1.13 Sistem Perpajakan………38

2.1.1.14 Reformasi Perpajakan………..39

2.1.2 Sistem Perpajakan………..43

1. Kebijakan Pajak…………..………..43

2. Undang-undang Pajak….………..44

3. Administrasi Pajak……….45

2.1.3 Pemahaman Tentang Reformasi Administrasi Perpajakan………48

2.1.3.1 Pengertian Administrasi………...48


(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.3 Administrasi Perpajakan………...49

2.1.3.3.1 Pengertian Administrasi Publik……..………….49

2.1.3.3.2 Pengertian Administrasi Perpajakan…………....50

2.1.3.4 Reformasi Perpajakan Indonesia………53

2.1.3.5 Reformasi Administrasi Perpajakan……….…..56

2.1.3.6 Perlunya Informasi Sistem Administrasi Perpajakan…….61

2.1.3.7 Peran Direktorat Jenderal Pajak……….64

2.1.3.8 Sistem Administrasi Modern Perpajakan………...65

2.1.3.9 Konsep dan Tujuan Modernisasi………....68

2.1.4 Kepuasan Atas Pelayanan………...68

2.1.4.1 Pelayanan Publik………....68

2.1.4.2 Penyelenggaraan Pelayanan Publik……….………...69

2.1.4.3 Hakikat Pelayanan Publik………...73

2.1.4.4 Asas Pelayanan Publik………..……….73

2.1.4.5 Dimensi Kualitas Pelayanan..………74

2.1.5 Kepuasan………...78

2.1.5.1 Definisi Kepuasan Pelanggan (Wajib Pajak)…………....78

2.1.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan…………..80

2.1.5.3 Kepuasan Pelanggan Atas Jasa………..82

2.1.5.4 Kepuasan Wajib Pajak……….………...85

2.2 Kerangka Pemikiran………86


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………...91

3.1 Gambaran Singkat Tentang Objek Penelitian………91

3.2 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Bojonagara……….92

3.2.1 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………..98

3.2.1.1 Struktur Organisasi………..98

3.2.1.2 Uraian Jabatan (Tugas)………..100

3.2.2 Tugas dan Fungsi KPP Pratama Bandung Bojonagara………..104

3.2.3 Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak……….105

3.2.4 Visi dan Misi KPP Pratama Bandung Bojonagara……….106

3.2.5 Aktifitas KPP Pratama Bandung Bojonagara………107

3.2.6 Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak………108

3.2.7 Tugas dan Tanggung Jawab KPP Pratama Bojonagara………..109

3.3 Metode Penelitian……….………...112

3.3.1 Metode yang digunakan………..………...112

3.3.2 Pengumpulan Data………..113

3.3.2.1 Teknik Pengumpulan Data……….113

3.3.2.2 Teknik Analisis Data………..114

3.3.3 Operasional Variabel………...117

3.3.4 Penetapan Populasi dan Sampel……….120

3.3.4.1 Populasi………..120

3.3.4.2 Sampel………120


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

3.3.6 Pengujian Instrumen………...122

3.3.6.1 Uji Validitas………...122

3.3.6.2 Uji Reliabilitas………...124

3.3.7 Konversi Skala Pengukuran dari Ordinal ke Interval…………125

3.3.8 Pemilihan Tes Statistik dan Pengujian Hipotesis………...126

3.3.8.1 Pengujian Analisis Statistik Parametik………..127

3.3.8.2 Analisis Regresi dan Korelasi Sederhana………..127

3.3.8.3 Pengujian Hipotesis………...130

3.3.9 Penarikan Kesimpulan……….131

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….………....132

4.1 Hasil Penelitian………132

4.2 Pembahasan……….144

4.2.1 Sistem Administrasi Modern Perpajakan……….144

4.2.2 Kepuasan Wajib Pajak……….156

4.2.3 Uji Validitas……….169

4.2.4 Uji Reliabilitas……….174

4.2.5 Penaikan Skala dari Ordinal ke Interval………..175

4.2.6 Analisis Regresi Linier Sederhana……… 175

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………...179

5.1 Simpulan………179


(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA………...182

LAMPIRAN………..184


(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran……… 17 Gambar 2.1 Kedudukan Hukum Pajak………...……… 24

Gambar 2.2 Pembagian Pajak……….……… 26

Gambar 2.3 Hubungan antara Service Quality dan Kepuasan Pelanggan … .77 Gambar 2.4 Konsep Kepuasan Pelanggan………...……79


(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Penyelenggaraan Pelayanan Publik…...………...72

Tabel 3.1 Pemberian Kode Untuk Jawaban Pertanyaan Positif Tertutup…….115

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel X……….119

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Y………...………..119

Tabel 3.4 Derajat Tingkat Hubungan Antar Variabel………...129

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...142

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………….……...…...142

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan………....….143

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terkhir………..144

Tabel 4.5 Struktur Organisasi pada KPP Modern Telah Berubah Menjadi Berdasarkan Fungsi (Fungsi Pelayanan, Pemeriksaan, Penagihan, Pengawasan dan Konsultasi, dll)………....…..145

Tabel 4.6 Adanya Account Representative Permasalahan Perpajakan Wajib Pajak dapat Segera Ditangani dengan Efektif...145

Tabel 4.7 Account Representative Benar-benar Melakukan Fungsinya Sebagaimana Mestinya yaitu Membimbing Wajib Pajak dalam Melaksanakan Kewajiban Perpajakannya………...146

Tabel 4.8 Wajib Pajak Diperhatikan Secara Mendalam Karena Setiap Wajib Pajak Mempunyai Aparat (Account Representative) Menangani Beberapa Wajib Pajak………147 Tabel 4.9 Dalam Rangka Memenuhi Kewajiban Perpajakannya, Wajib


(11)

xviii Universitas Kristen Maranatha Harus Bertatap Muka...147 Tabel 4.10 Waktu dalam Menyelesaikan Administratif (Pembayaran dan

Pelaporan) Cepat (Birokrasi Lancar atau Tidak Berbelit-belit)...148 Tabel 4.11 Pembayaran Pajak Secara On-Line (Teller–Bank, Internet Banking,

ATM) Memudahkan Wajib Pajak karena Prosesnya Cepat……...149 Tabel 4.12 Sistem Administrasi Modern (Digitalisasi, e-SPT, e-filling) Sudah

Benar-benar Dimanfaatkan Demi Kemudahan Pemenuhan

Kewajiban Perpajakan (Sesuai Kebutuhan)………...149 Tabel 4.13 Infrastruktur (Sistem, Metode, Prosedur, Perolehan) yang Ada

dalam Lingkungan Sekitar Sangat Mendukung dalam Melaksanakan

Kewajiban Perpajakan Modern………...………...150

Tabel 4.14 Aparat Pajak Menjaga Kerahasiaan Informasi dan Data Mengenai

Wajib Pajak…...……….………...………...151

Tabel 4.15 Kejujuran Aparat Pajak (Ketepatan dan Ketegasan dalam Penerapan Undang-Undang atau Peraturan)…….………...151 Tabel 4.16 Aparat Pajak Memberikan Pelayanan yang Sama Terhadap Semua

Wajib Pajak (Tanpa Membeda-bedakan atau Memandang Besar Kecilnya Jumlah Hutang Pajak)………...152 Tabel 4.17 Penilaian Sistem Administrasi Modern Perpajakan…………...154 Tabel 4.18 Account Representative Benar-benar Membantu Wajib Pajak

dalam Menyelesaikan Masalah Kewajiban Perpajakannya………..156 Tabel 4.19 Aparat Pajak Mempunyai Kemampuan untuk Mengolah

Kewajiban Perpajakan yang Disampaikan dalam Bentuk


(12)

xix Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.20 Aparat Pajak Mengerti Benar Tentang Peraturan Perpajakan

yang Berlaku………...………...157

Tabel 4.21 Aparat Pajak Tegas dalam Penerapan Peraturan Perundang-undangan

Pajak………...158

Tabel 4.22 Kewajiban Perpajakan Melalui Digitalisasi (Semisal e-SPT,

e-filling, dll) Mudah Digunakan………....………...159 Tabel 4.23 Kewajiban Perpajakan Melalui Digitalisasi (Semisal e-SPT,

e-filling, dll) Cepat Prosesnya………...………...159 Tabel 4.24 Efisiensi Waktu (dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakan)

Merupakan Tuntutan yang Cukup Krusial dan Dapat Dipenuhi dengan Sistem Administrasi yang Modern ini………...160 Tabel 4.25 Wajib Pajak Lebih Mudah Menyelesaikan Masalah Kewajiban

Perpajakannya dengan Sistem yang Modern (Tidak Harus

Mengisi ataupun Membayar Secara Manual)..…...161 Tabel 4.26 Wajib Pajak Umumnya Memahami Manfaat dan Tujuan

Modernisasi ini ………...……162

Tabel 4.27 Sosialisasi Mengenai Kewajiban Perpajakan Melalui Digitalisasi (Semisal e-SPT, e-filling, dll)……….…..….…...162 Tabel 4.28 Adanya Penyuluhan dari Aparat Pajak Secara Teratur tentang

Kebijakan Perpajakan yang Berlaku Terbaru………...163 Tabel 4.29 Adanya Sarana Bagi Wajib Pajak untuk Memperoleh Penjelasan

tentang Hal-hal yang Belum Jelas………..…………...164 Tabel 4.30 Aparat Pajak Mampu Memberikan Informasi yang Jelas atau Mudah


(13)

xx Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.31 Penilaian Modernisasi Administrasi Perpajakan dalam Kepuasan

Wajib Pajak…………...166

Tabel 4.32 Nilai Koefisien Validitas Variabel Sistem Administrasi Modern Perpajakan………..………...170

Tabel 4.33 Nilai Korelasi Product Moment Variabel Kepuasan Wajib Pajak………...………...172

Tabel 4.34 Nilai Koefisien Reliabilitas Variabel Sistem Administrasi Modern Perpajakan………...………..….……...174

Tabel 4.35 Nilai Koefisien Reliabilitas Variabel Kepuasan Wajib Pajak...174

Tabel 4.36 Model Regresi Linier Sederhana………...175

Tabel 4.37 Analisis Koefisien Korelasi………...176

Tabel 4.38 Koefisien Determinasi………...177


(14)

xxi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Bojonagara…………184


(15)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, negara membutuhkan biaya yang besar guna pengelolaan operasional sebuah negara.

Berdasarkan hal tersebut negara membutuhkan pemasukan-pemasukan sebagai sumber dana yang berasal dari berbagai sektor, seperti perdagangan, pariwisata, ekspor-impor, tambang dan migas, pajak, perkebunan, pinjaman luar negeri, dll. Pajak sebagai salah satu sektor sumber dana dalam APBN Indonesia mempunyai kontribusi yang sangat besar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak lewat situsnya www.pajak.go.id yang menyatakan bahwa 73% dari pemasukan negara berasal dari pajak.

Dimana penerimaan pajak merupakan sumber utama pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Dimana Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan pembangunan di segala bidang. Pemerintah sebagai agen pembangunan memerlukan dana yang cukup untuk pembiayaan pembangunan tersebut. Sumber dana tersebut dapat berasal dari penerimaan non migas, penerimaan migas, pajak baik langsung maupun tidak langsung, serta hutang luar negeri.


(16)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Pemerintah berusaha untuk mendapatkan sumber dana bukan hanya dari sektor migas karena sektor migas yang terus menerus digunakan nantinya dapat menggangu sumber daya alam Indonesia yang ada. Makanya pemerintah berusaha mendapatkan sumber dana dengan mengandalkan dari sektor pajak. Melihat secara realita dari banyaknya jumlah penduduk Indonesia sehingga berkaitan dengan pendapatan penduduk Indonesia tersebut, maka pemerintah berusaha mendapatkan sumber dana tersebut dengan mengandalkan dari sektor pajak yang berasal dari pendapatan penduduk Indonesia. Sehingga sumber dana tersebut amat mengandalkan pemasukan dari sektor pajak. Pajak paling mudah digunakan oleh pemerintah karena sifatnya yang memaksa. Pajak dapat berupa pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung biasanya tidak dapat dihindari oleh masyarakat karena sifat masyarakat yang konsumtif.

Kebijakan pajak yang tepat sasaran akan mampu menghimpun dana yang memadai untuk memenuhi keuangan pemerintah yang mana digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum pemerintah baik pengeluaran rutin maupun sebagai modal pembangunan yang berkesinambungan.

Penerimaan pajak merupakan sumber utama pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Tugas mulia administrasi perpajakan, terutama administrasi pajak pusat, diemban oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara struktural berada di bawah Departemen Keuangan. Dengan visi menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat, Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak menetapkan salah satu misinya, yaitu misi fiskal, adalah untuk menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu


(17)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.

Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan, peraturan perundang-undangan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. Kebijakan fiskal yang dicanangkan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 diantaranya melakukan reformasi di tiga bidang utama, yakni pajak, bea dan cukai, serta anggaran.

Sebagai refleksi implikasi kebijakan pemerintah, Penerimaan Pajak dan rasio perpajakan terhadap PDB yang disebut juga rasio pajak (tax ratio) menjadi ukuran kemampuan pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak, dalam mengumpulkan pajak dari masyarakat.

Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, perlu diingat beberapa sasaran administrasi perpajakan, seperti: (1) meningkatkan kepatuhan para pembayar pajak atau para Wajib Pajak, dan (2) melaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal. Menurut Chaizi Nasucha, pengukuran efektifitas administrasi perpajakan yang lebih akurat adalah dengan mengukur berapa besarnya jurang kepatuhan (tax gap), yaitu selisih antara penerimaan yang sesungguhnya dengan pajak potensial dengan tingkat


(18)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha kepatuhan dari masing-masing sektor perpajakan. Penyebab tax gap terutama lemahnya administrasi perpajakan dengan kontribusi 54%, hal ini juga disimpulkan dalam laporan hasil penelitian Badan Analisa Keuangan dan Moneter tahun 1999.

Kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan akan menimbulkan upaya menghindarkan pajak, seperti tax evasion dan tax avoidance, yang mengakibatkan berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara. Pada hakekatnya kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement. Perbaikan administrasi perpajakan sendiri diharapkan dapat mendorong kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh bagaimana administrasi perpajakan dilakukan.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak sejak tahun 2001 telah menggulirkan Reformasi Administrasi Perpajakan Jangka Menengah (3-5 tahun) sebagai prioritas reformasi perpajakan, dengan tujuan tercapainya: (1) tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, (2) tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi dan (3) produktivitas pegawai perpajakan yang tinggi. Program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi modern perpajakan yang memiliki ciri khusus antara lain struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap Wajib Pajak melalui pembentukan Account Representative dan compliant center untuk


(19)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha menampung keberatan Wajib Pajak sehingga dapat meningkatkan kepuasan Wajib Pajak. Selain itu, sistem administrasi modern perpajakan juga merangkul kemajuan teknologi terbaru di antaranya melalui pengembangan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) dengan pendekatan fungsi menjadi Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) yang dikendalikan oleh case management system dalam workflow system dengan berbagai modul otomasi kantor serta berbagai pelayanan dengan basis e-system seperti e-SPT, e-Filing, e-Payment, Taxpayers’ Account, e-Registration dan e-Counceling yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif ditunjang dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas.

Terdapat berbagai macam versi pengertian pajak dalam dunia perpajakan yang dikemukakan oleh berbagai ahli, salah satunya pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, (2003;1) guru besar dalam Hukum Pajak pada Universitas Pajajaran, Bandung, seperti dikutip oleh Safri Nurmantu, menyatakan:

“ Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor

partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi/kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan unuk membayar pengeluaran umum.”

Dari pengertian tersebut diatas maka didapat bahwa pajak memiliki beberapa unsur sebagai berikut:

1. Iuran dari rakyat kepada negara.

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).


(20)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 2. Di pungut berdasarkan undang-undang.

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk.

Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara atau untuk membiayai pengeluaran umum Pemerintah.

Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas serta untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah. Pemungutan pajak diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum/publik pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahannya, baik rutin maupun pembangunan.

5. Pajak dipungut oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Pajak dipungut oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Yang hasil dari pemungutan pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.


(21)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 6. Dapat dipaksakan (bersifat Yuridis).

Pajak dipungut berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) berarti ada ketentuan hukum. Pemerintah punya peraturan untuk memaksa masyarakat dengan UU maka masyarakat mau tidak mau terpaksa harus membayar pajak.

Pajak memiliki 2 fungsi utama, yaitu Fungsi Budgetair (penerimaan), maksudnya adalah pajak sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Selain itu pajak juga memiliki Fungsi Regulered (mengatur), maksudnya adalah pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Pembebanan pajak oleh pemerintah terhadap Wajib Pajak pada hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari pengabdian dan kewajiban peran Wajib Pajak untuk bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Tetapi perlu diketahui bahwa pajak bukan merupakan iuran yang bersifat sukarela, melainkan pajak merupakan bentuk iuran yang dapat dipaksakan atas suatu penghasilan dan objek pajak.

Chaizi Nasucha dalam bukunya “Reformasi Administrasi Publik, Teori dan Praktik” yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2004 berdasarkan disertasi yang ditulisnya pada tahun 2003 dengan judul “Pengaruh Reformasi Administrasi

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak,” berusaha menelaah dan menjelaskan

secara keseluruhan permasalahan reformasi administrasi perpajakan di Indonesia, dimulai dari kondisi dan awal permasalahannya, kondisi yang ingin diwujudkan dan cara pencapaiannya, dengan harapan akan mampu memberikan jawaban menyeluruh terhadap masalah administrasi perpajakan di Indonesia. Dalam buku tersebut juga dipelajari secara mendalam pengaruh dari reformasi administrasi perpajakan,


(22)

Bab I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha mencakup aspek struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, maupun budaya organisasi, terhadap kepatuhan Wajib Pajak, karena kepatuhan Wajib Pajak dimungkinkan menjadi salah satu variabel yang berperan besar dalam menentukan penerimaan pajak.

Dengan substansi yang dikembangkan terbatas pada penerapan sistem administrasi modern perpajakan sebagai praktik reformasi administrasi perpajakan, penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana penerapan Sistem Administrasi Modern Perpajakan dalam kerangka reformasi administrasi perpajakan jangka menengah yang telah digulirkan oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak sejak tahun 2001 pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar sebagai KPP dan Kanwil percontohan, serta berusaha untuk menelaah pengaruhnya terhadap kepuasan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara sebagai salah satu tujuan reformasi administrasi perpajakan yang sedang digulirkan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengajukan

skripsi dengan judul “PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI MODERN PERPAJAKAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada KPP Pratama Bandung Bojonagara).”


(23)

Bab I Pendahuluan 9

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Mengukur sejauh mana penerapan sistem administrasi modern perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara.

2. Menelaah sejauh mana pengaruh penerapan sistem administrasi modern perpajakan yang meliputi modernisasi struktur organisasi, modernisasi prosedur organisasi, modernisasi strategi organisasi dan modernisasi budaya organisasi KPP Pratama Bandung Bojonagara terhadap kepuasan Wajib Pajak.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan Tujuan Penelitian skripsi ini adalah:

Ada dua tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengukur sejauh mana penerapan sistem administrasi modern perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara. 2. Untuk menelaah sejauh mana pengaruh penerapan sistem administrasi modern

perpajakan yang meliputi modernisasi struktur organisasi, modernisasi prosedur organisasi, modernisasi strategi organisasi dan modernisasi budaya organisasi KPP di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara terhadap kepuasan Wajib Pajak.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai informasi dan bahan evaluasi atas penerapan sistem administrasi

modern perpajakan di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara sebagai KPP percontohan sehingga dapat mendorong


(24)

Bab I Pendahuluan 10

Universitas Kristen Maranatha digulirkannya reformasi administrasi perpajakan jangka menengah oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak yang menjadi prioritas dalam reformasi perpajakan terutama dalam melanjutkan penerapan sistem administrasi modern perpajakan pada kantor-kantor pajak lainnya di seluruh Indonesia secara bertahap.

2. Sebagai informasi yang perlu diperhatikan bagi Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak dalam memahami aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kepuasan Wajib Pajak sebagai salah satu tujuan dari modernisasi administrasi perpajakan melalui penerapan sistem administrasi modern perpajakan.

3. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat perpajakan di Indonesia. 4. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat secara umum dan secara

khusus bermanfaat dalam mendorong kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan di Indonesia.

5. Sebagai informasi yang bermanfaat dalam menambah wawasan, baik bagi para pembaca maupun penulis sendiri.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi antara lain:

1. Peneliti.

Untuk memenuhi syarat dalam menempuh pendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Kristen Maranatha Bandung dan menambah wawasan mengenai perpajakan dan penerapan sistem administrasi modern perpajakan


(25)

Bab I Pendahuluan 11

Universitas Kristen Maranatha pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara secara nyata serta masalah yang timbul sehubungan dengan perpajakan.

2. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara.

Berguna sebagai masukan sehubungan dengan penerapan sistem administrasi modern perpajakan apakah sudah memadai atau belum. Serta berguna sebagai informasi dan bahan evaluasi atas penerapan sistem administrasi modern perpajakan di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara sebagai KPP percontohan sehingga dapat mendorong digulirkannya reformasi administrasi perpajakan dan memahami aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kepuasan Wajib Pajak sebagai salah satu tujuan dari modernisasi administrasi perpajakan melalui penerapan sistem administrasi modern perpajakan.

3. Pembaca.

Diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan pembaca akan dunia perpajakan Indonesia, khususnya mengenai penerapan sistem administrasi modern perpajakan.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan bentuk penelitian survei yang menggambarkan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung sesuai fakta yang ada.

Dalam penelitian ini penulis melakukan teknik pengumpulan data menggunakan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan sebagai berikut:


(26)

Bab I Pendahuluan 12

Universitas Kristen Maranatha 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Yaitu penelitian kepustakaan dilakukan dengan mencari kerangka referensi dan landasan teori untuk memperoleh data sekunder melalui literatur-literatur, buku-buku, peraturan-peraturan, majalah, catatan perkuliahan, referensi-referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, maupun jurnal-jurnal ilmiah yang relevan dengan ide penelitian termasuk dari media internet yang kemudian menjadi dasar kriteria dalam membahas masalah yang ditemukan dalam penelitian lapangan guna mendukung dan melengkapi penelitian ini.

Teknik penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data kepustakaan dengan cara mempelajari, mengkaji, serta menelaah, literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, jurnal, maupun makalah yang berkaitan dengan penelitian. Referensi didapat melalui artikel–artikel yang terdapat didalam majalah, koran, maupun didapat secara elektronik melalui internet research. Kegunaan penelitian kepustakaan adalah untuk memperoleh dasar–dasar teori yang dapat digunakan sebagai landasan teoritis dalam menganalisis masalah yang diteliti, serta sebagai data pendukung yang berfungsi sebagai landasan teori guna mendukung yang menggunakan data primer.

2. Penelitian Lapangan (Field Research).

Yaitu pengumpulan data primer yang dilakukan langsung pada instansi atau Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang menjadi objek penelitian.

Teknik penelitian lapangan ini dilakukan atau dilaksanakan peneliti untuk meninjau secara langsung objek penelitian dengan maksud memperoleh data


(27)

Bab I Pendahuluan 13

Universitas Kristen Maranatha primer. Menurut Sugiyono (2007;129), data primer adalah data yang langsung didapatkan dari sumber data (subjek peneltian). Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan kuesioner. Menurut Sugiyono (2007;135), kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jenis Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, responden dapat memilih jawaban yang tersedia. Pada tahap awal penelitian dilakukan terhadap KPP untuk mencari data Wajib Pajak yang terdaftar didalamnya yang akan digunakan penulis sebagai responden. Tahap selanjutnya adalah menyebarkan kuesioner kepada Wajib Pajak yang telah dipilih oleh penulis untuk menjadi responden. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Wawancara, yaitu cara pegumpulan data penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten dari pegawai pajak maupun Wajib Pajak mengenai data dan informasi yang berkaitan dengan laporan yang akan dibahas guna memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

b. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan sistem administrasi modern perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara.

c. Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan administrasi perpajakan di Lingkunagan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara.


(28)

Bab I Pendahuluan 14

Universitas Kristen Maranatha d. Kuesioner, data primer yang diperlukan untuk analisis statistik diperoleh

dengan menyebarkan kuesioner ke beberapa Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara.

1.6 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Pajak yang menjadi sumber penerimaan bagi negara, mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara dan masyarakat dari negara tersebut. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, penyesuaian struktur perpajakan serta stabilisasi dan penyehatan ekonomi melalui pendekatan fiskal menjadi alasan dari waktu ke waktu dilakukan reformasi perpajakan yaitu perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan. Program reformasi perpajakan dapat berhasil apabila menghasilkan perubahan mendasar dalam sistem perpajakan yang memiliki dua elemen dasar yang saling mempengaruhi, yaitu struktur pajak serta mekanisme dan institusi yang mengatur administrasi perpajakan dan kepatuhan perpajakan. Administrasi perpajakan diupayakan untuk merealisasikan peraturan perpajakan, dan penerimaan negara sebagaimana amanat APBN.

Berdasarkan luasnya, reformasi perpajakan terdiri dari reformasi struktur perpajakan dan reformasi administrasi perpajakan. Reformasi administrasi perpajakan dapat dilaksanakan tanpa melakukan reformasi struktur perpajakan karena isu sentral atas keberhasilan reformasi administrasi perpajakan ke depan adalah kapasitas administrasi perpajakan dalam mengimplementasikan struktur perpajakan secara efisien dan efektif.

Pendekatannya diletakkan pada peningkatan dalam kepuasan dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan yang menjadi dasar


(29)

Bab I Pendahuluan 15

Universitas Kristen Maranatha diterapkannya sistem administrasi modern perpajakan. Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak mengembangkan konsep sistem administrasi modern perpajakan dalam kerangka reformasi admistrasi perpajakan jangka menengah yang dimulai sejak tahun 2001. Sistem administrasi modern perpajakan merupakan pelaksanaan dari berbagai program dan kegiatan yang ditetapkan dalam reformasi administrasi perpajakan jangka menengah tersebut. Dapat dikatakan bahwa penerapan sistem administrasi modern perpajakan adalah penerapan sistem administrasi perpajakan yang mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerjanya, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat yang merupakan perwujudan dari program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan jangka menengah yang menjadi prioritas reformasi perpajakan yang digulirkan oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak sejak tahun 2001.

Pengukuran efisiensi dan efektifitas administrasi perpajakan yang lebih akurat adalah berapa besarnya jurang kepatuhan (tax gap), yaitu selisih antara penerimaan yang sesungguhnya dengan pajak potensial dengan tingkat kepatuhan dari masing-masing sektor perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk mengembalikan Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Pada hakekatnya kondisi sistem administrasi modern perpajakan berpengaruh terhadap kepuasan dan kepatuhan Wajib Pajak, langkah-langkah perbaikan administrasi diharapkan dapat mendorong kepuasan dan kepatuhan Wajib Pajak, karena kepatuhan Wajib Pajak dimungkinkan menjadi salah satu variabel yang berperan besar dalam menentukan penerimaan pajak.


(30)

Bab I Pendahuluan 16

Universitas Kristen Maranatha Penulis dalam melakukan penelitian menyadari kompleksitas sistem administrasi modern perpajakan yang diterapkan di Kanwil dan KPP Wajib Pajak Besar dan adanya peraturan yang melarang pengungkapan data Wajib Pajak sebagai rahasia jabatan yaitu pasal 34 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (UU KUP) dan diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (UU KUP) dan Pasal 5 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, SE-01/PJ/2003 tanggal 13 Januari 2003 tentang Kewajiban Negara dan Rahasia Jabatan, dan SE-27/PJ/2004 tanggal 29 Oktober 2004 tentang Kerahasiaan Data Elektronik Wajib Pajak pada Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak, sehingga penulis membatasi penelitian pada peraturan-peraturan yang menjadi pedoman dalam penerapan sistem administrasi modern perpajakan dalam kerangka reformasi administrasi perpajakan yang digulirkan oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak pada Kanwil dan KPP Wajib Pajak Besar, yang antara lain Keputusan Menteri Keuangan Nomor 587/KMK.01/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Direktorat Jenderal Pajak, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, KPP di Lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak, dan KPP di Lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, dan data-data mengenai administrasi perpajakan pada Lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar yang telah dipublikasikan untuk data tahun 2003 dan tahun 2004. Penelitian pengaruh penerapan sistem administrasi modern perpajakan terhadap kepuasan Wajib Pajak dibatasi dengan kurun waktu penelitiannya.


(31)

Bab I Pendahuluan 17

Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.1

Rerangka Pemikiran

Hipotesis :

Penerapan sistem administrasi modern perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Wajib Pajak.

Pajak sebagai sumber daya pembiayaan

pembangunan

Reformasi Sistem Perpajakan

Modernisasi Administrasi Perpajakan

Persepsi Wajib Pajak akan Sistem Administrasi Modern

Perpajakan

Reformasi Kebijakan Perpajakan


(32)

179 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis serta didukung dengan data–data yang diperoleh dari hasil penelitian dan kemudian dianalisa bagaimana pengaruh sistem administrasi modern perpajakan terhadap kepuasan Wajib Pajak seperti yang telah dibahas pada Bab IV, maka penulis dapat mengambil beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu antara lain:

1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata–rata keseluruhan tentang sistem adminstrasi modern perpajakan sebesar 4.15. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem administrasi modern perpajakan telah dilaksanakan dengan baik. Namun demikian, pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara tetap perlu memperhatikan sistem administrasi modern perpajakan tersebut sehingga dapat menolong Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata–rata keseluruhan tentang kepuasan Wajib Pajak sebesar 3.98. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Wajib Pajak sudah puas. Akan tetapi, ada beberapa hal yang tetap harus diperhatikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara dalam meningkatkan kepuasan Wajib Pajak yaitu tetap perlu dilakukan adanya penyuluhan dari aparat pajak agar dapat secara teratur memberitahukan mengenai kebijakan perpajakan yang berlaku.


(33)

Bab V Simpulan dan Saran 180

Universitas Kristen Maranatha 3. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penerapan sistem administrasi

modern perpajakan terhadap kepuasan Wajib Pajak diperoleh nilai 0.599. Hal ini menunjukkan bahwa korelasinya cukup berarti dan positif. Artinya apabila sistem administrasi modern perpajakan berjalan atau dilaksanakan dengan baik, maka kepuasan Wajib Pajak secara otomatis akan meningkat. Sedangkan pengaruh sistem administrasi modern perpajakan terhadap kepuasan Wajib Pajak berdasarkan koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 35.88%, dan sisanya sebesar 64.12%, dipengaruhi oleh faktor–faktor lain yang tidak diukur. Dalam perhitungan uji statistik t, diperoleh nilai 4.848, dan

diperoleh sebesar 1.688 dengan tigkat kekeliruan sebesar 5%. Ini menunjukkan bahwa nilai lebih besar dari pada , maka nilai Ho di tolak yaitu sistem administrasi modern perpajakan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan Wajib Pajak.

5.2 Saran

Dari hasil analisis yang telah dibuat, maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa masukan kepada pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara berupa saran–saran sebagai bahan pertimbangan, yaitu antara lain:

1. Berdasarkan masukan dari Wajib Pajak bahwa kurang sosialisasinya program digitalisasi tanpa harus bertatap muka justru membuat Wajib Pajak bingung Oleh karena itu, pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara tetap perlu memperhatikan sistem administrasi modern perpajakan tersebut sehingga dapat menolong Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.


(34)

Bab V Simpulan dan Saran 181

Universitas Kristen Maranatha 2. Berdasarkan masukan dari Wajib Pajak bahwa pihak Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Bandung Bojonagara perlu tetap melakukan penyuluhan dari aparat pajak secara teratur tentang kebijakan perpajakan yang berlaku. Karena Wajib Pajak merasa aparat pajak kurang dalam melakukan penyuluhan yang teratur, hal ini menjadi catatan tersendiri agar aparat pajak melakukan penyuluhan yang teratur agar Wajib Pajak memahami betul tentang kebijakan dan peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Berdasarkan masukan dari Wajib Pajak bahwa pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara perlu tetap melakukan penyuluhan secara teratur mengenai ketentuan perpajakan. Sehingga Wajib Pajak memiliki pemahaman yang benar, khususnya jika ada peraturan perpajakan yang baru.


(35)

182 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gujarati. 2003. Basic Econometric. 5th Edition. Singapore: McGraw Hill.

Gunadi. 2002. Ketentuan Perhitungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan, Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas, Terjemahan Benyamin Molar. PT. INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta.

Mardismo. 2008. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Nazir Moh. 2005. Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta. Pandiangan. Liberty. 2008. Modernasi dan Reformasi Pelayanaan Perpajakan

Berdasarkan UU Terbaru, PT. Elexmedia Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Ratmino dan, Atik Septi Winarsih. 2005. Manejemen Pelayanan Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Character dan Standar Pelayanan Minimal, Cetakan ketiga, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ridawan. 2005. Belajar Mudah Penelitian bagi Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, CV. Alfabeta, Jakarta.

R Santoso, Brotodihardjo. 2000. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung. Sandy, Early. 2005. Hukum Pajak, Edisi 3, Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Soemitro, Rochmat. 2006. Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, PT Eresco, Bandung.

Suandy, Erlyn, 2003. Perencanaan Pajak, Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfa Beta, Bandung.

Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian, Cetakan Kesembilan, CV Alfa Beta, Bandung.

Sugiyono. 2007. Perpajakan Indonesia, Buku 1. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Walluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia, Edisi Pertama,


(36)

Daftar Pustaka 183

Universitas Kristen Maranatha Yusid. 1999. Pemasaran Jasa dan Konsep Implementasi, PT. Surya Sarana Utama,

Yogyakarta.

Zain, Mohamad. 2003. Manajemen Perpajakan, Penerbit: Salemba Empat. Jakarta. Zeithhtml, Valerie A, Mary J. Bitner and Dwayne D. Gramler. 2006. Services

Marketing: Integrating Coustomer Focus Across Firm 4th Edition, McGraw-Hill, New York.

Peraturan perundang–undangan:

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2004. Surat Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001.

Situs website:

http://www.kppmb.depkeu.go.id/modernisasi.html

htpp://digilib.tarumanegara.ac.id.detailbukuaspx?id=995000114474 http://perpustakaan.cic.ac.id/index.php?

http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0805/29/0610.htnl http://www.kppmb.depkeu.go.id/pagr3.html

http://www.kanwailpajakwpbesar..go.id//berita.php?cmd=detail&id=20050927/0/543 http://www.google.co.id/search?hl=id&qadministrasi+perpajakan+efektif+menu+car los+a+silvani+&btng=Telusuri&meta=cr%3DcountryID

http://www.welkepedia.org http://www.hukumon-line.com


(1)

Bab I Pendahuluan 17

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran

Hipotesis :

Penerapan sistem administrasi modern perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Wajib Pajak.

Pajak sebagai sumber daya pembiayaan

pembangunan

Reformasi Sistem Perpajakan

Modernisasi Administrasi Perpajakan

Persepsi Wajib Pajak akan Sistem Administrasi Modern

Perpajakan

Reformasi Kebijakan Perpajakan


(2)

179 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis serta didukung dengan data–data yang diperoleh dari hasil penelitian dan kemudian dianalisa bagaimana pengaruh sistem administrasi modern perpajakan terhadap kepuasan Wajib Pajak seperti yang telah dibahas pada Bab IV, maka penulis dapat mengambil beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu antara lain:

1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata–rata keseluruhan tentang sistem adminstrasi modern perpajakan sebesar 4.15. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem administrasi modern perpajakan telah dilaksanakan dengan baik. Namun demikian, pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara tetap perlu memperhatikan sistem administrasi modern perpajakan tersebut sehingga dapat menolong Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata–rata keseluruhan tentang kepuasan Wajib Pajak sebesar 3.98. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Wajib Pajak sudah puas. Akan tetapi, ada beberapa hal yang tetap harus diperhatikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara dalam meningkatkan kepuasan Wajib Pajak yaitu tetap perlu dilakukan adanya penyuluhan dari aparat pajak agar dapat secara teratur memberitahukan mengenai kebijakan perpajakan yang berlaku.


(3)

Bab V Simpulan dan Saran 180

Universitas Kristen Maranatha

3. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penerapan sistem administrasi modern perpajakan terhadap kepuasan Wajib Pajak diperoleh nilai 0.599. Hal ini menunjukkan bahwa korelasinya cukup berarti dan positif. Artinya apabila sistem administrasi modern perpajakan berjalan atau dilaksanakan dengan baik, maka kepuasan Wajib Pajak secara otomatis akan meningkat. Sedangkan pengaruh sistem administrasi modern perpajakan terhadap kepuasan Wajib Pajak berdasarkan koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 35.88%, dan sisanya sebesar 64.12%, dipengaruhi oleh faktor–faktor lain yang tidak diukur. Dalam perhitungan uji statistik t, diperoleh nilai 4.848, dan

diperoleh sebesar 1.688 dengan tigkat kekeliruan sebesar 5%. Ini menunjukkan bahwa nilai lebih besar dari pada , maka nilai Ho di tolak yaitu sistem administrasi modern perpajakan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan Wajib Pajak.

5.2 Saran

Dari hasil analisis yang telah dibuat, maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa masukan kepada pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara berupa saran–saran sebagai bahan pertimbangan, yaitu antara lain:

1. Berdasarkan masukan dari Wajib Pajak bahwa kurang sosialisasinya program digitalisasi tanpa harus bertatap muka justru membuat Wajib Pajak bingung Oleh karena itu, pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara tetap perlu memperhatikan sistem administrasi modern perpajakan tersebut sehingga dapat menolong Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.


(4)

Bab V Simpulan dan Saran 181

Universitas Kristen Maranatha

2. Berdasarkan masukan dari Wajib Pajak bahwa pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara perlu tetap melakukan penyuluhan dari aparat pajak secara teratur tentang kebijakan perpajakan yang berlaku. Karena Wajib Pajak merasa aparat pajak kurang dalam melakukan penyuluhan yang teratur, hal ini menjadi catatan tersendiri agar aparat pajak melakukan penyuluhan yang teratur agar Wajib Pajak memahami betul tentang kebijakan dan peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Berdasarkan masukan dari Wajib Pajak bahwa pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara perlu tetap melakukan penyuluhan secara teratur mengenai ketentuan perpajakan. Sehingga Wajib Pajak memiliki pemahaman yang benar, khususnya jika ada peraturan perpajakan yang baru.


(5)

182 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gujarati. 2003. Basic Econometric. 5th Edition. Singapore: McGraw Hill.

Gunadi. 2002. Ketentuan Perhitungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan, Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas, Terjemahan Benyamin Molar. PT. INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta.

Mardismo. 2008. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Nazir Moh. 2005. Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta. Pandiangan. Liberty. 2008. Modernasi dan Reformasi Pelayanaan Perpajakan

Berdasarkan UU Terbaru, PT. Elexmedia Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Ratmino dan, Atik Septi Winarsih. 2005. Manejemen Pelayanan Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Character dan Standar Pelayanan Minimal, Cetakan ketiga, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ridawan. 2005. Belajar Mudah Penelitian bagi Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, CV. Alfabeta, Jakarta.

R Santoso, Brotodihardjo. 2000. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung. Sandy, Early. 2005. Hukum Pajak, Edisi 3, Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Soemitro, Rochmat. 2006. Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, PT Eresco, Bandung.

Suandy, Erlyn, 2003. Perencanaan Pajak, Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfa Beta, Bandung.

Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian, Cetakan Kesembilan, CV Alfa Beta, Bandung.

Sugiyono. 2007. Perpajakan Indonesia, Buku 1. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Walluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia, Edisi Pertama,


(6)

Daftar Pustaka 183

Universitas Kristen Maranatha

Yusid. 1999. Pemasaran Jasa dan Konsep Implementasi, PT. Surya Sarana Utama, Yogyakarta.

Zain, Mohamad. 2003. Manajemen Perpajakan, Penerbit: Salemba Empat. Jakarta. Zeithhtml, Valerie A, Mary J. Bitner and Dwayne D. Gramler. 2006. Services

Marketing: Integrating Coustomer Focus Across Firm 4th Edition, McGraw-Hill, New York.

Peraturan perundang–undangan:

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2004. Surat Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001.

Situs website:

http://www.kppmb.depkeu.go.id/modernisasi.html

htpp://digilib.tarumanegara.ac.id.detailbukuaspx?id=995000114474 http://perpustakaan.cic.ac.id/index.php?

http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0805/29/0610.htnl http://www.kppmb.depkeu.go.id/pagr3.html

http://www.kanwailpajakwpbesar..go.id//berita.php?cmd=detail&id=20050927/0/543 http://www.google.co.id/search?hl=id&qadministrasi+perpajakan+efektif+menu+car los+a+silvani+&btng=Telusuri&meta=cr%3DcountryID

http://www.welkepedia.org http://www.hukumon-line.com