Peranan Analisis Biaya Kualitas Dalam Mengoptimalisasikan Laba Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan "X").

(1)

ABSTRAK

PT. “X” merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang konveksi yabg memproduksi baju rajutan. Hasil produksi PT “X” saat ini ditujukan untuk pasar dalam negeri. Salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan bersaing adalah kualitas. Hal ini berarti bahwa untuk menghasilkan produk yang berkualitas, perusahaan perlu melaksanakan program pengendalian kualitas dengan membentuk departemen pengendalian kualitas. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan pengendalian kualitas ini merupakan biaya kualitas. Biaya kualitas dibagi menjadi empat kategori yaitu biaya pencegahan (prevention costs), biaya penilaian (appraisal costs), biaya kegagalan internal (internal failure costs), dan biaya kegagalan eksternal (external failure costs).

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data yang berhubungan dengan objek yang diteliti untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas tentang objek penelitian serta menarik kesimpulan dari penelitian tersebut. Objek penelitian dilakukan pada perusahaan yang berlokasi di Jl. Paledang no. 56 Bandung. Data penelitian dikumpulkan tahun 2006. Data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder. Evaluasi efektivitas dan efisiensi pengendalian kualitas dilakukan dengan membuat struktur laporan biaya kualitas, dan analisis biaya kualitas

Dari hasil penelitian diketahui bahwa Perusahaan “X” telah melakukan program pengendalian kualitas di semua tahap proses produksi dari mulai tahap desain gambar, kalkulasi dan spesifikasi produk sampai dengan tahap barang jadi. Berdasarkan hasil dari struktur laporan biaya kualitas dan analisis biaya kualitas yang telah dibuat untuk periode tahun 2006, program perbaikan kualitas tersebut telah dikatakan efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh karena menurunnya biaya kegagalan internal sebesar 0,57% dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0.43% , sehingga menyebabkan kenaikan biaya penilaian sebesar 0.67%. Karena pengendalian kualitas dikatakan efektif dan efisisen apabila total biaya kegagalan internal maupun total biaya kegagalan eksternal terus menurun.

Kata kunci: prevention costs, appraisal costs, internal failure costs, external failure costs.


(2)

DAFTAR ISI

hlm

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR………...……. ii

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GAMBAR...……… x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian……… 1

1.2. Identifikasi Masalah………. 2

1.3. Tujuan Penelitian………. 3

1.4. Kegunaan Penelitian……… 3

1.5. Rerangka Pemikiran……… 4

1.6. Metodologi Penelitian……… 8

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian……….……….. 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya………... 12

2.1.1. Pengertian Biaya……… 12

2.1.2.1. Biaya dan Beban………... 13

2.2. Klasifikasi Biaya……….……… 14

2.3. Laba………. 17

2.3.1 Pengertian Laba………..………. 18

2.3.2. Tujuan Penghitungan Laba………. 18

2.3.3. Jenis-Jenis Laba……….. 19

2.4. Kualitas……… 20

2.4.1. Pengertian Kualitas……….. 20

2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas………….. 22

2.4.3. Ukuran Kualitas………... 23

2.5. Pengendalian Kualitas…...……….…….…. 25


(3)

2.6. Teknik dan Alat Pengendalian Kualitas………... 27

2.7. Biaya Kualitas…….. ……….….. 29

2.7.1. Pengertian Biaya Kualitas...………... 30

2.7.2. Unsur Biaya Kualitas…...………... 30

2.7.2.1. Biaya Pencegahan.………. 31

2.7.2.2. Biaya Penilaian….………. 32

2.7.2.3. Biaya Kegagalan Internal.………. 32

2.7.2.4. Biaya Kegagalan Eksternal…...………. 33

2.8. Analisis Biaya Kualitas…..………. 34

2.8.1. Cara Menganalisis Biaya Kualitas………. 34

2.8.2. Manfaat Analisis Biaya Kualitas…………..…………. 36

2.8.3. Hubungan Antara Analisis Biaya Kualitas Dengan Biaya………. 37

BAB III. METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian……….…. 39

3.1.1. Sejarah Singkat Penelitian...………. 39

3.1.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas...…….………. 41

3.1.3. Proses Produksi…………...………. 47

3.2. Metodologi Penelitian…………...……… 49

3.2.1. Pengumpulan Data…...……… 49

3.2.2. Variabel Penelitian...………...………. 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian………. 51

4.1.1. Pengendalian Kualitas Pada Perusahaan...………….. 51

4.1.1.1. Kegiatan Pengendalian Kualitas…...………….. 51

4.1.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas... 54

4.1.1.3. Penetapan Standar Kualitas…...…...………….. 56

4.1.1.4. Jenis-Jenis Produk Cacat dan Penyebabnya…... 58

4.1.1.5. Inspeksi dan Laporan Hasil Inspeksi………….. 60


(4)

4.1.2. Pengumpulan Data………... 62 4.1.3. Biaya yang Berhubungan Dengan Pengendalian

Kualitas………... 64 4.1.4. Unsur Biaya Kualitas……….. 66

4.1.4.1. Pemisahan Biaya Semivariabel Ke Biaya Tetap

Dan Biaya Variabel……….... 69 4.1.4.2. Penggolongan Biaya Kualitas……...…………. 73 4.1.4.3. Perhitungan Biaya Kualitas……...………. 74 4.1.5. Ukuran Non-finansial atas Kualitas………. 75 4.2. Pembahasan……….. 76 4.2.1. Pengendalian Proses Produksi………..………...…… 76 4.2.1.1. Diagram Pareto…...……… 77 4.2.1.2. Diagram Sebab Akibat.…..……… 79 4.2.2. Alternatif Penanggulangan Kegagalan yang Terjadi.. 84 4.2.3. Analisis Biaya Kualitas……..………..………...…… 90 4.2.4. Pemilihan Alternatif Program Pengendalian Kualitas 92

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan……….. 93 5.2. Saran………... 96

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS


(5)

DAFTAR TABEL

hlm

Tabel 4.1 Hasil Inspeksi Perusahaan “X”... 62

Tabel 4.2 Persentase Produk Cacat Perusahaan “X”... 63

Tabel 4.3 Tabel Rangking Jenis kecacatan dan Persentasenya... 64

Tabel 4.4 Biaya Kualitas Perusahaan “X”... 68

Tabel 4.5 Biaya Reparasi & Pemeliharaan Mesin dan Volume Penjualan Perusahaan “X”... 69

Tabel 4.6 Biaya Listrik dan Volume Penjualan Perusahaan “X”... 71

Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Kualitas Perusahaan “X”... 74

Tabel 4.8 Perhitungan Biaya Kualitas Perusahaan “X” Setelah Perbaikan... 91


(6)

DAFTAR GAMBAR

hlm

Gambar 2.1 Dua Aspek Dasar Kualitas... 21

Gambar 2.2 Pareto Diagram………..……. 35

Gambar 2.3 Diagram Sebab Akibat.………... 36

Gambar 2.4 Two Ways Quality Can Improve Profitability….…... 38

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan...………... 41

Gambar 3.2 Alur Proses Produksi………... 48

Gambar 4.1 Diagram Pareto Perusahaan “X”..………... 79

Gambar 4.2 Diagram Sebab Akibat Perusahaan “X”...………... 83


(7)

Gambar 4.2.

Diagram Sebab Akibat Perusahaan X

Produk Cacat Kurang

Terampil Manusia

Lelah dan Jenuh

Malas

Mesin Listrik Mati

Tidak Optimal

Metode dan Disain

Kesalahan Instruksi

Bahan Baku dan Komponen Kualitas Kurang Baik

Pengiriman Terlambat


(8)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Fanny Meiliany Tempat dan Tanggal Lahir : Garut, 31 Mei 1985

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Sukakarya V no 11 A Bandung 40164 Jl. Ciledug no 152 Garut 44112

Riwayat Pendidikan

2004 - 2008 : Universitas Kristen Maranatha Bandung 2001 – 2004 : SMAK 2 BPK Penabur Bandung

1998 – 2001 : SMP Daya Susila Garut 1992 – 1998 : SD Daya Susila Garut 1989 – 1992 : TK Daya Susila Garut


(9)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Arus globalisasi yang melanda dunia membuat perekonomian semakin terbuka sehingga tidak ada lagi negara yang dapat menutup diri dari perekonomian dunia. Arus globalisasi ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat.

Dalam keadaan globalisasi ini, perusahaan yang ingin tetap bertahan bahkan berkembang harus berusaha untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, salah satunya yaitu produk yang berkualitas baik. Perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor waktu sebagai salah satu hal yang menentukan kemampuan bersaing perusahaan. Seiring dengan perkembangan dan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan pokok manusia akan mengalami peningkatan salah satunya yaitu kebutuhan akan sandang. Ditambah dengan adanya perubahan selera masyarakat dan perkembangan dunia mode pakaian, model-model pakaian pun menjadi sangat beragam. Hal ini menjadi salah satu alasan yang mendorong beberapa pelaku konveksi sebagai salah satu lahan bisnis yang potensial.

PT ”X” merupakan salah satu perusahaan konveksi yang memproduksi baju rajutan. Pada saat ini PT “X” belum menerapkan analisis biaya kualitas. Baju rajutan yang diproduksi oleh PT “X” mempunyai bahan dasar berupa benang. Hasil produksi PT “X” saat ini ditujukan untuk pasar dalam negeri. Dalam rangka memperluas pangsa pasarnya, PT “X” berusaha meningkatkan kualitas produknya


(10)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 2

agar memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan dan sekaligus menghasilkan produk dengan biaya optimum, yaitu biaya yang ditekankan serendah mungkin tanpa mengurangi kualitas produk itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memilih PT “X” yang bergerak dalam bidang konveksi sebagai unit observasi penelitian mengenai analisis biaya kualitas.

1.2. Identifikasi Masalah

Globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat di antara pengusaha dalam negeri dengan pengusaha lain di seluruh dunia dalam memperebutkan pangsa pasar bagi produknya. Hal ini menyebabkan kualitas produk menjadi salah satu faktor penting yang dapat mendukung pertumbuhan dan keberhasilan suatu perusahaan dalam memenangkan persaingan.

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, perusahaan perlu melakukan kegiatan pengendalian kualitas agar pengeluaran biaya pengendalian kualitasnya rendah dan tanpa mengurangi kualitas dari produk itu sendiri. Pada saat ini konsumen menjadi lebih hati-hati dalam memilih produk, konsumen hanya akan membeli produk atau jasa apabila produk atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka dan terjangkau.

Dalam penelitian yang akan dilakukan, dapat ditemukan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perusahaan mengelola pasarnya dalam menghadapi persaingan pangsa pasar?.


(11)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 3

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas suatu produk di perusahaan?

3. Bagaimana perusahaan mengelompokkan biaya-biaya yang termasuk biaya kualitas? .

4. Bagaimana peranan analisis biaya kualitas dalam mengoptimalisasikan laba perusahaan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atsa maka penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan untuk mengetahui :

1. Pengelolaan pasar yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi persaingan pangsa pasar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas suatu produk di perusahaan.

3. Pengelompokkan biaya-biaya yang termasuk biaya kualitas menurut perusahaan.

4. Peranan analisis biaya kualitas dalam mengoptimalisasikan laba perusahaan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain bagi:

1. Perusahaan yang diteliti

Menjadi bahan masukan yang berguna tentang pentingnya analisis biaya kualitas dalam menetapkan kebijakan perusahaan mengenai aktivitas


(12)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 4

pengendalian kualitas dalam upaya membantu menurunkan biaya produksi, serta sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perubahan di masa yang akan datang.

2. Rekan-rekan mahasiswa.

Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan, dan menjadi bahan referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.

3. Penulis

Untuk menambah wawasan mengenai teori yang diperoleh selama studi serta penerapannya dalam praktek dalam suatu perusahaan. Selain itu untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Univesitas Kristen Maranatha.

1.5. Rerangka Pemikiran

Pada era persaingan bebas seperti sekarang setiap industri mengalami persaingan yang ketat, kunci untuk memenangkan persaingan tersebut adalah pelanggan. Dengan memuaskan konsumen melalui cara menyediakan barang dan jasa yang berkualitas akan membawa dampak positif kepada perusahaan yaitu peningkatan penjualan yang akhirnya membawa pengoptimalisasian laba.

Memuaskan konsumen dengan menyediakan barang dan jasa yang berkualitas tidaklah mudah, selain harus memenuhi kebutuhan konsumen juga diperhatikan biayanya. Konsumen menginginkan suatu barang mempunyai karakteristik sebagai berikut : (Gaspersz, 2001:37)


(13)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 5

1. Lebih cepat (faster)

Biasanya berkaitan dengan dimensi waktu yang menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau kenyamanan memperoleh produk itu.

2. Lebih murah (cheaper)

Biasanya berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga jual yang harus dibayar oleh konsumen.

3. Lebih baik (better)

Berkaitan dengan dimensi kualitas produk yang dalam hal ini paling sulit untuk digambarkan secara tepat.

Perusahaan harus dilakukan pengendalian biaya kualitas yang akan berakibat terus meningkatnya kualitas barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menurunnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan hal ini akan berdampak pada meningkatnya penjualan dan meningkatnya laba.

Disinilah dibutuhkan biaya kualitas yang menurut Horngren, Foster, dan Datar (2006:625-626) dibagi menjadi :

1. Prevention Costs

Biaya yang terjadi untuk menghindarkan adanya produksi produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi.

2. Appraisal Costs

Biaya yang terjadi untuk menentukan unit produksi mana yang tidak sesuai dengan spesifikasi.


(14)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 6

3. Internal Failure Costs

Biaya yang terjadi karena produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebelum produk dikirimkan kepada konsumen.

4. External Failure Costs

Biaya yang terjadi karena produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi setelah produk dikirimkan kepada konsumen.

Disini dapat dilihat bahwa kualitas adalah salah satu faktor yang sangat penting, dengan adanya analisis biaya kualitas dapat menghasilkan penghematan biaya dan meningkatkan penjualan. Agar dapat meningkatkan penjualan maka perusahaan harus dapat menghasilkan barang dan jasa yang memuaskan konsumen. Apabila analisis biaya kualitas dilakukan dengan baik maka dapat tercapainya optimalisasi biaya dan peningkatan penjualan yang berdampak pada meningkatnya laba.

Setelah analisis biaya kualitas dilakukan maka dapat diperoleh informasi yang penting mengenai aktivitas pengendalian yang telah dilakukan. Informasi ini dapat menjadi umpan balik bagi perusahaan untuk melihat kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan menekan biaya dengan cara melakukan alokasi biaya kualitas yang lebih bijaksana pada keempat kategori biaya kualitas, sehingga biaya produksi perusahaan dapat mencapai titik optimum.

Kualitas mengalami pergeseran yaitu dari keuntungan strategik menjadi syarat untuk bersaing karena sekarang kualitas tersebut sangat ditekankan baik dari sisi konsumen maupun dari sisi perusahaan.


(15)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 7

Dengan melihat pentingnya kualitas sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PERANAN ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM MENGOPTIMALISASIKAN LABA PERUSAHAAN.”

“PERANAN ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM

MENGOPTIMALISASIKAN LABA PERUSAHAAN”

(Studi Kasus pada Perusahaan “X”)

Perilaku Biaya

Biaya Variabel Biaya

Semivariabel

Biaya Tetap

Analisis Biaya Kualitas

Optimalisasi Laba Biaya Kualitas

Dalam pencapaian kualitas yang sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya akan mengurangi pemborosan sumber daya dan akan mengurangi


(16)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 8

biaya atas perbaikan produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang telahditetapkan. Untuk mencapai kualitas yang baik, tentu saja perusahaan membutuhkan biaya kualita yang besar. Perusahaan perlu mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi biaya kualitas.

Pada umumnya perusahaan memiliki biaya kualitas., hanya saja masih tergabung dengan biaya-biaya lainnya, tidak secara khusus diidentifikasi dan dikelompokkan. Hal ini terjadi pada Perusahaan “X” yang penulis teliti, yang memang telah mengeluarkan biaya kualitas tetapi tidak melakukan pencatatan dan pengelompokkan berdasarkan biaya perilaku. Sebaiknya perusahaan memisahkan biaya berdasarkan perilaku biayanya yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) sehingga dapat lebih mudah dianalisis agar dapat ditarik kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang membuat biaya kualitas semakin efisien.

Biaya kualitas yang semakin efisien dapat menurunkan biaya sehingga laba akan meningkat. Dengan menekan komponen biaya kualitas yang merupakan biaya produksi maka perusahaan dapat mengoptimalisasikan labanya.

1.6. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha menganalisis, menyimpulkan serta menyajikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan.


(17)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 9

Dalam penulisan skripsi ini, data penelitian diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian lapangan (field research)

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer dengan cara penelitian langsung ke lapangan. Adapun cara pengumpulan data yang telah dilakukan oleh penulis adalah :

a. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan secara langsung bertanya jawab dengan pegawai perusahaan yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung aktivitas perusahaan.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan mempelajari cacatan atau dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian kepustakaan (library research)

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sekunder yang mendukung penelitian dengan cara mengumpulkan keterangan serta data yang bersifat teoritis melalui literatur-literatur, buku referensi, bahan kuliah dan bahan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.


(18)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 10

Sedangkan operasional variabel untuk variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen

Yaitu, suatu variabel yang tidak tergantung pada variable lainnya; dengan kata lain adalah suatu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel bebas.

b. Variabel Dependen

Yaitu, suatu variabel yang tergantung atau dipengaruhi oleh variabel lainnya atau variabel bebas.

Sesuai dengan judul skripsi, yaitu “PERANAN ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM MENGOPTIMALISASIKAN LABA PERUSAHAAN” maka yang menjadi variabel independennya adalah biaya kualitas karena biaya kualitas dapat berdiri sendiri dan akan mempengaruhi tingkat laba perusahaan. Yang dimaksud dengan biaya kualitas adalah terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kualitas produk untuk meningkatkan laba perusahaan tersebut.

Indikator untuk variabel tidak bebasnya atau variabel dependennya adalah laba perusahaan karena besarnya laba tergantung dari kualitas produk yang diciptakan.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Adapun lokasi PT “X” yang menjadi objek penelitian ini berada di jalan Paledang no. 56 Bandung yang bergerak dalam bidang produksi konveksi rajutan.


(19)

Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 11

Penelitian ini mulai dilaksanakan terhitung sejak dikeluarkannya surat pengantar dari Universitas Kristen Maranatha.


(20)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan menggunakan teori-teori yang relevan sebagai dasar analisis, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Selama ini Perusahaan X telah menyadari pentingnya upaya untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Hal ini terbukti dengan adanya aktivitas-aktivitas pengendalian kualitas produk yang dilakukan perusahaan, yaitu sebagai berikut :

• Perusahaan telah menetapkan spesifikasi atau standar bahan baku yang baik untuk digunakan dalam proses produksi (dokumen yang disebut Proforma Invoice).

• Perusahaan sudah melaksanakan inspeksi baik itu di awal maupun di akhir proses produksi. Tujuan diadakannya inspeksi ini adalah untuk menghindari diterimanya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi ke tangan konsumen. Perusahaan melakukan 100% inspeksi.

• Hasil inspeksi dicatat oleh perusahaan, sehingga tingkat kecacatan produk dapat selalu terpantau.


(21)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 94

2. Ada 5 faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh Perusahaan X, yaitu : tenaga kerja, bahan baku, proses produksi, biaya dan konsumen. Akan tetapi ada 3 faktor yang paling mempengaruhi, yaitu :

• Tenaga Kerja

Perusahaan X mengandalkan tenaga kerja untuk proses produksinya, karena itu, setiap tenaga kerja diharapkan memiliki keahlian, kemampuan, dan pemahaman mengenai standar kualitas yang ditetapkan perusahaan, karena banyaknya kegagalan produk disebabkan oleh faktor manusianya. • Bahan Baku

Untuk menghasilkan produk akhir yang baik, dibutuhkan bahan baku yang berkualitas pula. Selain itu, bahan baku yang berkualitas akan memperlancar proses produksi perusahaan karena bahan baku tidak banyak mengalami masalah ketika melewati proses produksi.

• Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan perusahaan dalam memproduksi suatu produk sangat berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Sehingga proses produksi harus direncanakan dan dijadwalkan dengan baik sehingga proses produksi menjadi lancar.

3. Dari cara pengendalian kualitas yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan diagram pareto dan diagram sebab akibat dapat diketahui jenis-jenis kecacatan produk yang paling banyak terjadi di Perusahaan X.


(22)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 95

Dengan menggunakan diagram pareto dapat dilihat bahwa jumlah kecacatan produk yang paling banyak adalah cacat bahan dan cacat jahitan.

Sedangkan dengan menggunakan diagram sebab akibat dapat dilihat penyebab-penyebab terjadinya kecacatan produk tersebut, diantaranya pekerja yang kurang terampil, penggunaan mesin yang kurang optimal, kesalahan instruksi pada proses produksi dan kurang baiknya kualitas bahan baku yang digunakan pada proses produksi.

4. Biaya-biaya yang terjadi di Perusahaan X sehubungan dengan dilakukannya pengendalian kualitas, adalah :

• Biaya Bahan Baku • Biaya Tenaga Kerja • Biaya Desain

• Biaya Reparasi dan Pemeliharaan mesin • Biaya Penyusutan Mesin

• Biaya Listrik

• Biaya Inspeksi Barang Jadi

• Biaya Pengerjaan Kembali (rework costs) • Biaya Produk Rusak (spoilage costs)

5. Usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan laba adalah dengan menekan komponen-komponen biaya diantaranya dengan menekan biaya kualitas yang menjadi bagian biaya produksi.


(23)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 96

6. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada Bab 4, penulis menggunakan alat bantu diagram sebab akibat untuk menemukan penyebab dari masalah-masalah produk cacat tersebut, yang kemudian dapat digolongkan menjadi menjadi lima yaitu manusia, mesin, metode dan disain, bahan baku dan komponen serta inspeksi. Penulis memfokuskan diri pada penyebab-penyebab terbesar timbulnya kegagalan yaitu manusia dan inspeksi.

Manusia merupakan unsur yang menentukan keberhasilan proses produksi karena manusia berperan mulai dari awal sampai akhir proses produksi.

Inspeksi merupakan unsur yang penting karena Perusahaan X hanya melakukan inspeksi di awal dan akhir proses produksi. Hal ini mengakibatkan apabila ada penyimpangan pada saat proses produksi sedang berlangsung maka penyimpangan tersebut tidak dapat langsung diperbaiki, yang menyebabkan terjadinya biaya kualitas.

5.2. Saran

Mengacu pada permasalahan yang timbul sebagai akibat dari adanya kecacatan produk dalam jumlah yang cukup signifikan dan faktor-faktor utama penyebab kecacatan yaitu faktor manusia dan inspeksi, maka dibawah ini beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini bagi Perusahaan X

1. Manusia

• Melihat faktor tenaga kerja yang banyak melakukan kesalahan akibat dari kecerobohan dan ketidak patuhan akan terhadap standar kerja perusahaan maka sebaiknya dilakukan pelatihan baik yang menambah pengetahuan


(24)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 97

dan ketrampilan pada proses produksi maupun yang membangun kepribadian para pekerja akan tanggung jawab, kerja keras, dan rasa setia baik pada rekan sekerja maupun perusahaan.

• Adanya keterlibatan secara penuh baik dari setiap kepala bagian dalam pemantauan kerja masing-masing bagiannya. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan hubungan antar atasan dan bawahan dalam mencapai tujuan yang sama yaitu menghasilkan barang yang bermutu dengan tingkat kecacatan yang seminimal mungkin.

• Perusahaan harus dapat mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan kepada para pekerja sehingga pekerja tahu pentingnya menghasilkan produk yang berkualitas karena perusahaan dibangun atas dasar kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang perusahan hasilkan. • Memberikan reward atau punishment kepada pekerja untuk memotivasi

pekerja sesuai dengan kinerja yang ditunjukkan oleh tiap pekerja dalam usaha mengurangi kecacatan produk

• Melakukan pelatihan pekerja. Pelatihan ini dikhususkan kepada pekerja dari bagian produksi sebagai penyebab kegagalan yang utama yaitu 65 orang bagian produk , 15 orang bagian umum, 3 orang bagian inspeksi. Bagian-bagian produksi akan dilatih selama 1 bulan, bagian umum selama 3 hari, dan bagian inspeksi selama minggu.

Jumlah total biaya pelatihan pekerja ini sebesar Rp 9.900.000,00


(25)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 98

2. Inspeksi

• Tingkat keyakinan yang memadai atas produk yang dihasilkan hanya dapat diperoleh lewat inspeksi. Karena itulah inspeksi memegang peranan yang penting dalam salah satu komponen biaya kualitas.

• Menambah aktivitas inspeksi menjadi sepanjang proses produksi. Hal ini untuk mengatasi adanya produk yang menyimpang untuk masuk ke proses produksi selanjutnya. Hal ini untuk menjaga apabila ada produk cacat tetapi tetap dilanjutkan pembuatannya.

• Proses inspeksi akan dilakukan sepanjang proses produksi oleh bagian inspeksi. Hal ini akan menambah biaya bagi 3 orang bagian inspeksi yaitu yang tadinya hanya melakukan inspeksi pada bagian awal dan akhir dari proses produksi menjadi sepanjang proses produksi. Hal ini tidak termasuk dalam investasi melainkan masuk pada tambahan biaya tiap bulannya. Jumlah total biaya penambahan aktivitas inspeksi ini sebesar Rp 750.000,00/bulan


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K. and Milton F. Usry. (2002). Edisi 13. Cost Accounting. Dame : Thomson Learning.

Feigenbaum, Armand V. (1983). Edisi 3. Total Quality Control. Singapore:McGraw-Hill International Editions.

Fryman, Mark A. (2002). Quality and Process Improvement. New York:Delmar, Thomson Learning.

Gaspersz, Vincent. (2001). Manajemen Kualitas Total. Gramedia Pustaka Utama. Gryna, Frank M. (2001). Edisi 4. Quality Planning & Analysis : From Product

Development Through Use. McGraw-Hill.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2003). Edisi 6. Management Accounting. Cincinnati, Ohio:South-Western College Publishing.

Hongren, Charles T., George Foster, Srikant M. Datar. (2003). Edisi 11. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall Inc.

Hongren, Charles T., George Foster, Srikant M. Datar. (2006). Edisi 12. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Edisi 11. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:Penerbit Salemba Empat.

International Organizations for Standards. (1992). ISO International Standards for Quality Management. Geneva, Switzerland:ISO.

Kaplan, Robert S. and Athony Atkinson. (1998). Edisi 3. Advanced Management Accounting. New Jersey:Prentice-Hall Inc.

Kaplan, Robert S. and Robin Cooper. (1998). Cost and Effects : Using Integrated Cost System to Drive Profitabilty and Performance. Boston, Massachusetts:Harvard.

Kieso, D, E. and J. J. Weygandt : (2004). Edisi 11. Intermediate Accounting. United States of America : John Willey and Sons, Inc.


(27)

Taguchi, G. (1986). Introduction to Quality Engineering : Desinging Quality into Products and Processes. White Plaoms, New York:Kraus International. Sower, Victor E., Michael J. Savoie, Stephen Renick. (1999). An Introduction to


(1)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 95

Dengan menggunakan diagram pareto dapat dilihat bahwa jumlah kecacatan produk yang paling banyak adalah cacat bahan dan cacat jahitan.

Sedangkan dengan menggunakan diagram sebab akibat dapat dilihat penyebab-penyebab terjadinya kecacatan produk tersebut, diantaranya pekerja yang kurang terampil, penggunaan mesin yang kurang optimal, kesalahan instruksi pada proses produksi dan kurang baiknya kualitas bahan baku yang digunakan pada proses produksi.

4. Biaya-biaya yang terjadi di Perusahaan X sehubungan dengan dilakukannya pengendalian kualitas, adalah :

• Biaya Bahan Baku • Biaya Tenaga Kerja • Biaya Desain

• Biaya Reparasi dan Pemeliharaan mesin • Biaya Penyusutan Mesin

• Biaya Listrik

• Biaya Inspeksi Barang Jadi

• Biaya Pengerjaan Kembali (rework costs) • Biaya Produk Rusak (spoilage costs)

5. Usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan laba adalah dengan menekan komponen-komponen biaya diantaranya dengan menekan biaya kualitas yang menjadi bagian biaya produksi.


(2)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 96

6. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada Bab 4, penulis menggunakan alat bantu diagram sebab akibat untuk menemukan penyebab dari masalah-masalah produk cacat tersebut, yang kemudian dapat digolongkan menjadi menjadi lima yaitu manusia, mesin, metode dan disain, bahan baku dan komponen serta inspeksi. Penulis memfokuskan diri pada penyebab-penyebab terbesar timbulnya kegagalan yaitu manusia dan inspeksi.

Manusia merupakan unsur yang menentukan keberhasilan proses produksi karena manusia berperan mulai dari awal sampai akhir proses produksi.

Inspeksi merupakan unsur yang penting karena Perusahaan X hanya melakukan inspeksi di awal dan akhir proses produksi. Hal ini mengakibatkan apabila ada penyimpangan pada saat proses produksi sedang berlangsung maka penyimpangan tersebut tidak dapat langsung diperbaiki, yang menyebabkan terjadinya biaya kualitas.

5.2. Saran

Mengacu pada permasalahan yang timbul sebagai akibat dari adanya kecacatan produk dalam jumlah yang cukup signifikan dan faktor-faktor utama penyebab kecacatan yaitu faktor manusia dan inspeksi, maka dibawah ini beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini bagi Perusahaan X

1. Manusia

• Melihat faktor tenaga kerja yang banyak melakukan kesalahan akibat dari kecerobohan dan ketidak patuhan akan terhadap standar kerja perusahaan maka sebaiknya dilakukan pelatihan baik yang menambah pengetahuan


(3)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 97

dan ketrampilan pada proses produksi maupun yang membangun kepribadian para pekerja akan tanggung jawab, kerja keras, dan rasa setia baik pada rekan sekerja maupun perusahaan.

• Adanya keterlibatan secara penuh baik dari setiap kepala bagian dalam pemantauan kerja masing-masing bagiannya. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan hubungan antar atasan dan bawahan dalam mencapai tujuan yang sama yaitu menghasilkan barang yang bermutu dengan tingkat kecacatan yang seminimal mungkin.

• Perusahaan harus dapat mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan kepada para pekerja sehingga pekerja tahu pentingnya menghasilkan produk yang berkualitas karena perusahaan dibangun atas dasar kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang perusahan hasilkan. • Memberikan reward atau punishment kepada pekerja untuk memotivasi

pekerja sesuai dengan kinerja yang ditunjukkan oleh tiap pekerja dalam usaha mengurangi kecacatan produk

• Melakukan pelatihan pekerja. Pelatihan ini dikhususkan kepada pekerja dari bagian produksi sebagai penyebab kegagalan yang utama yaitu 65 orang bagian produk , 15 orang bagian umum, 3 orang bagian inspeksi. Bagian-bagian produksi akan dilatih selama 1 bulan, bagian umum selama 3 hari, dan bagian inspeksi selama minggu.

Jumlah total biaya pelatihan pekerja ini sebesar Rp 9.900.000,00


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran___________________________________ ___ 98

2. Inspeksi

• Tingkat keyakinan yang memadai atas produk yang dihasilkan hanya dapat diperoleh lewat inspeksi. Karena itulah inspeksi memegang peranan yang penting dalam salah satu komponen biaya kualitas.

• Menambah aktivitas inspeksi menjadi sepanjang proses produksi. Hal ini untuk mengatasi adanya produk yang menyimpang untuk masuk ke proses produksi selanjutnya. Hal ini untuk menjaga apabila ada produk cacat tetapi tetap dilanjutkan pembuatannya.

• Proses inspeksi akan dilakukan sepanjang proses produksi oleh bagian inspeksi. Hal ini akan menambah biaya bagi 3 orang bagian inspeksi yaitu yang tadinya hanya melakukan inspeksi pada bagian awal dan akhir dari proses produksi menjadi sepanjang proses produksi. Hal ini tidak termasuk dalam investasi melainkan masuk pada tambahan biaya tiap bulannya. Jumlah total biaya penambahan aktivitas inspeksi ini sebesar Rp 750.000,00/bulan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K. and Milton F. Usry. (2002). Edisi 13. Cost Accounting. Dame : Thomson Learning.

Feigenbaum, Armand V. (1983). Edisi 3. Total Quality Control. Singapore:McGraw-Hill International Editions.

Fryman, Mark A. (2002). Quality and Process Improvement. New York:Delmar, Thomson Learning.

Gaspersz, Vincent. (2001). Manajemen Kualitas Total. Gramedia Pustaka Utama. Gryna, Frank M. (2001). Edisi 4. Quality Planning & Analysis : From Product

Development Through Use. McGraw-Hill.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2003). Edisi 6. Management Accounting. Cincinnati, Ohio:South-Western College Publishing.

Hongren, Charles T., George Foster, Srikant M. Datar. (2003). Edisi 11. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall Inc.

Hongren, Charles T., George Foster, Srikant M. Datar. (2006). Edisi 12. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Edisi 11. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:Penerbit Salemba Empat.

International Organizations for Standards. (1992). ISO International Standards for Quality Management. Geneva, Switzerland:ISO.

Kaplan, Robert S. and Athony Atkinson. (1998). Edisi 3. Advanced Management Accounting. New Jersey:Prentice-Hall Inc.

Kaplan, Robert S. and Robin Cooper. (1998). Cost and Effects : Using Integrated Cost System to Drive Profitabilty and Performance. Boston, Massachusetts:Harvard.

Kieso, D, E. and J. J. Weygandt : (2004). Edisi 11. Intermediate Accounting. United States of America : John Willey and Sons, Inc.


(6)

Taguchi, G. (1986). Introduction to Quality Engineering : Desinging Quality into Products and Processes. White Plaoms, New York:Kraus International. Sower, Victor E., Michael J. Savoie, Stephen Renick. (1999). An Introduction to