BUKTI FORENSIK YANG MENGAITKAN SEKTOR MAINAN DENGAN PENGRUSAKAN HUTAN HUJAN DI INDONESIA
SEKTOR MAINAN
Sektor mainan menggunakan banyak kemasan mewah. Uji forensik menunjukkan bahwa kemasan yang digunakan banyak merk terkemuka mengandung serat dari hutan hujan Indonesia. Investigasi Greenpeace Internasional juga memperoleh kaitan antara merk mainan terkemuka ini dengan APP, perusahaan pulp dan kertas terbesar dan sangat terkenal yang beroperasi di Indonesia.
Uji forensik menunjukkan penggunaan reguler serat kayu hutan alam tropis (MTH)
- dalam kemasan merk mainan terkemuka yang diproduksi di Cina atau Indonesia. Bukti lacak balak (chain-of-custody) di Cina dan Indonesia menunjukkan bahwa APP
- adalah pemasok penting bagi bahan pengemasan merk-merk mainan ternama. Hutan hutan Indonesia sedang dibabat habis untuk memproduksi pulp APP, yang
- dipasok ke sektor pengemasan di Indonesia dan Cina.
ULASAN SEKTOR MAINAN
1 Anak perusahaan grup konglomerat Sinar Mas, Asia Pulp & Paper (APP) secara umum
adalah perusahaan kertas tak bernama (anonymous), walaupun mereka mengaku sebagai salah satu dari tiga produser pulp dan kertas teratas dunia. Produksi pulp utama APP berada 2 di Indonesia. Seperlima dari kayu hutan alam tropis campuran (mixed tropical hardwood, MTH) dari hasil penebangan habis hutan dan hutan gambut Indonesia dilebur dalam kilang- 3 kilang APP.
Hilangnya hutan ini mendorong banyak spesies yang terancam punah lebih cepat menuju kepunahan serta penyebab perubahan iklim. 4 Dalam tahun 2008, Staples – perusahaan produk alat kantor terbesar dunia – menyatakan 5 bila mereka tetap menjadi pelanggan APP akan ‘sangat membahayakan merk kami’.
Menurut data terakhir, Cina telah melampaui AS sebagai produsen kertas dan papan dunia 6 7 menurut volume. Produksi kemasan merupakan 60% dari jumlah ini. Sementara sektor ini juga menggunakan sejumlah besar pulp daur ulang, mereka tetap membuat sangat banyak 8 serat kayu baru.
Basis produksi utama APP untuk kertas dan pengemasan adalah Cina, dimana mereka 9 mencirikan diri sebagai ‘Pemasok Produk Kertas Berkualitas Tinggi’. Cina adalah pasar 10 kedua terbesar setelah Amerika Serikat untuk kemasan mewah. APP menggunakan serat kayu baru untuk materi kemasan berkualitas tinggi.
Sektor-sektor kunci untuk kemasan antara lain adalah makanan, minuman, farmasi, produk 11 rumahtangga, dan barang pribadi serta peralatan listrik. APP merupakan risiko bagi merk- merk dalam sektor ini, dengan mengaitkan mereka melalui rantai pasokan kertas dan kemasan dengan penghancuran hutan hujan Indonesia.
Sektor mainan adalah contoh yang paling nyata dari merk-merk konsumen yang menggunakan banyak kemasan mewah. Angka-angka APP yang tersedia di ranah publik tidak memungkinkan untuk menghitung seberapa penting sektor mainan untuk kelompok bisnis ini. Walau demikian, lebih dari separuh materi kemasan APP diproduksi di Cina, terutama oleh dua kilang APP di Propinsi Ningbo, Zhejiang. Propinsi ini juga merupakan lokasi banyak percetakan yang menyediakan jasa untuk kemasan sektor mainan.
Tidak seperti perusahaan-perusahaan progresif seperti halnya Unilever atau Nestlé, pemain utama dalam sektor mainan tampaknya awam akan risiko kaitan merk mereka dengan deforestasi.
BUKTI FORENSIK YANG MENGAITKAN SEKTOR MAINAN DENGAN PENGRUSAKAN HUTAN HUJAN DI INDONESIA
Indonesia adalah satu-satunya produsen skala besar pulp MTH (kayu hutan alam tropis 12 campuran) dan akasia. Di Indonesia sendiri terdapat hanya dua produsen skala besar pulp 13 14 MTH, yaitu APP dan APRIL. APRIL tidak memproduksi materi kemasan di Indonesia, yang artinya APP adalah produsen utama materi kemasan dengan kandungan MTH.
Di Cina, hanya terdapat tiga jalur nyata bagaimana MTH bisa muncul dalam produk kemasan: pertama, melalui impor papan kemasan dari Indonesia, dimana APP merupakan produsen utama; kedua, melalui impor pulp MTH dari APP atau APRIL yang kemudian diproduksi menjadi materi kemasan di Cina; dan ketiga, melalui impor kayu serpih dari pembukaan hutan hujan di Indonesia yang kemudian dilebur dan dijadikan materi kemasan di Cina. 15 APP adalah produsen terbesar kertas dan kemasan di Cina. 16 Dua pertiga produksi pulp APP di Cina pada tahun 2009 bergantung pada kayu impor, termasuk dari Indonesia. Selanjutnya, APP Cina mengimpor hampir sepertiga kebutuhan 17 pulp mereka, termasuk dari Indonesia. Bila diketahui bahwa materi APP Cina mengandung 18 MTH, secara logis dapat dikatakan bahwa ini diimpor dari APP Indonesia. Tidak seperti perusahaan-perusahaan pulp lainnya, APP tidak mengiklankan produksi pulp mereka untuk 19 dijual ke pasar bebas atau di website mereka.
APP mengadakan kayu hutan alam tropis campuran (MTH) untuk memproduksi pulp baru (bukan daur ulang) berkualitas tinggi untuk dibuat kertas fotokopi, kertas tisu, kemasan dan 20 materi cetakan mewah (glossy). Faktanya, diperkirakan 20% dari serat yang masuk ke 21 kilang-kilang pulp perusahaan ini berasal dari pembukaan hutan alam. Sisanya berasal dari perkebunan – sebagian besar akasia.
Investigasi Greenpeace bertujuan untuk mengidentifikasi konsumen korporat dalam sektor mainan yang menggunakan produk kemasan buatan Cina atau Indonesia dan kaitannya dengan pengrusakan hutan hutan serta kaitannya dengan APP. Langkah-langkah kunci dalam investigasi Greenpeace adalah sebagai berikut:
1) Greenpeace mengidentifikasi serangkaian merk mainan utama di sejumlah negara di dunia. 2) Greenpeace mengirim contoh materi kemasan ke IPS, otoritas global untuk 22 pengujian produk kertas, yang secara luas digunakan oleh sektor kertas. 3) Seorang ahli IPS menyiapkan dan menguji contoh-contoh kemasan dengan mikroskop forensik untuk mengidentifikasi spesies kayu yang digunakan.
Dalam sebagian besar kasus, kandungan serat kayu baru dari lapisan mewah dari papan kemasan yang diuji untuk menentukan besar kandungan MTH – kayu hutan 23 alam tropis campuran – atau serat akasia dalam kemasan.
Adanya MTH atau akasia secara kuat mengindikasikan bahwa serat pulp tersebut 24 berasal dari Indonesia.
IPS telah mengkonfirmasi ditemukannya MTH dan akasia dalam rangkaian contoh yang 25 diuji. Bukti forensik ini mengaitkan pemain-pemain utama dalam sektor mainan dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia.
Setelah ditemukannya kaitan antara kemasan yang digunakan oleh beberapa merk mainan terkemuka dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia, investigasi Greenpeace berusaha untuk mengkonfirmasi kaitan dagang dengan APP.
INVESTIGASI GREENPEACE MENGAITKAN SEKTOR MAINAN
DENGAN APPBanyak merk terkemuka dalam sektor mainan diproduksi di Cina dan Indonesia dan dijual dengan banyak kemasan mewah.
Tidak ada di antara produsen mainan besar seperti Mattel, Disney, Hasbro dan LEGO memiliki kebijakan perusahaan yang memastikan mereka dan pemasok pihak ketiga atau 26 pemegang lisensi tidak berkontribusi pada pengrusakan hutan hutan dunia yang tersisa.
Greenpeace melakukan investigasi untuk menentukan adanya kaitan dagang di Indonesia dan Cina antara APP dan pemain utama dalam sektor mainan. Langkah-langkah kunci dalam investigasi adalah:
1) Greenpeace menentukan beberapa produk mainan dari merk-merk ternama dan teremuka dari sejumlah negara di dunia. 2) Greenpeace mengidentifikasi dan menginvestigasi percetakan dan pabrik kemasan dari kemasan terkait, bila memungkinkan. 3) Greenpeace mengidentifikasi industri penggunan produk APP melalui data perdagangan, materi publikasi dan sumber-sumber rahasia.
Hasil investigasi menunjukkan bahwa kemasan untuk produk bermerk Mattel, Disney, LEGO dan Hasbro menggunakan kertas APP. Investigasi ini hanya puncak gunung es dalam hal menguak skala potensi kaitan perdagangan di Indonesia dan Cina antara sektor mainan dan APP, serta dampaknya terhadap hutan hujan Indonesia. Sebagian besar produk konsumen dijual dengan kemasan. Tanpa adanya kebijakan pengadaan korporat yang kuat, perusahaan atau merk apa saja yang mengadakan produk kertasnya dari Cina dan Indonesia berisiko dikaitkan dengan APP dan turut mendorong pengrusakan hutan hujan Indonesia.
MATTEL
Hasil uji forensik menunjukkan bahwa sebagian besar kemasan untuk boneka busana Mattel Barbie seringkali mengandung kayu hutan hujan Indonesia. Mattel menggunakan kemasan yang dibuat dengan kertas yang diproduksi APP, kelompok bisnis yang menurut investigasi Greenpeace terus menerus terbukti menghancurkan hutan hujan habitat dari satwa yang sangat terancam punah dan juga terlibat dengan pengrusakan lahan gambut berskala besar.
‘Mattel adalah perancang, produsen dan penjual produk mainan terbesar di seluruh
- dunia.’ Merk Mattel Girls & Boys merupakan hampir 60% dari total penjualan Mattel tahun
- 2010. Bukti yang diperoleh Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel menggunakan kayu
- hutan hujan Indonesia dalam kemasan Barbie. Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa APP memasok Mattel.
- MATTEL ADALAH NOMER SATU DALAM MAINAN 27 Mattel adalah produsen terbesar di sektor mainan dunia. Perusahaan ini terdaftar di Bursa
- produk yang menggunakan merk Disney. Walau demikian, kesepakatan ini tidak mensyaratkan tidak digunakannya kayu yang berasal dari hutan hujan. Mattel memproduksi serangkaian luas boneka busana Princess bermerk Disney,
- termasuk Snow White, Cinderella, Rapunzel dan boneka Sleeping Beauty, pada pabrik yang sama yang membuat Barbie. Bukti-bukti Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel Indonesia menggunakan kayu
- yang berasal dari hutan hujan Indonesia untuk kemasan produk bermerk Disney. Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa APP memasok papan kemasan untuk
- produk Disney yang diproduksi oleh Mattel.
- Banyak produk-produk mainan ‘Made in China’ tidak mencantumkan pembuat
- kemasannya. Salah satu edisi special buku kegiatan Star Wars dari LEGO dicetak oleh Hung Hing,
- salah satu dari tiga pengimpor terbesar kertas APP Indonesia di Cina. Sampulnya terbukti mengandung MTH.
Efek New York (New York Stock Exchange) dan berkantor pusat di El Segundo, California, AS. Pada tahun 2010, realisasi penjualan bersih perusahaan ini mencapai US$ 5,9 milyar 28 (€ 4,4 milyar). 29 Walaupun produk Mattel dijual di lebih dari 150 negara di dunia, hampir 80% penjualannya 30 di AS dan Eropa. 31 Merk Mattel Girls & Boys merupakan hampir 60% dari total penjualan di tahun 2010. Merk ini termasuk boneka busana dan aksesoris Barbie, Disney Classics, permainan dan teka-teki 32 (puzzle), dan produk-produk Monster High, Hot Wheels, Matchbox, Toy Story dan Batman.
Barbie adalah lambang budaya, dan telah mendominasi pasar boneka busana selama setengah abad.
Kebijakan kertas
Produksi sendiri ‘Sampai saat ini merk-merk Mattel telah melaksanakan proyek pilot yang menyertakan atribut keberlanjutan (sustainability). […] Misalnya, jajaran boneka Barbie Thumbelina kami menggunakan 100 persen karton daur ulang [ditambahkan penekanan] pada kemasan dan 33 memberikan petunjuk bagaimana mendaur ulang.’ Laporan tahunan perusahaan, laporan filantropi dan kewarga-duniaan telah dicetak pada kertas bersertifikasi FSC, dan ‘untuk materi cetakan lain, kami biasanya bekerja dengan pemasok kertas dan percetakan yang 34 dapat merekomendasikan stok kertas bersertifikasi FSC terbaru.’
Perusahaan ini bekerja dengan pihak ketiga seperti Amazon.com untuk menghindari 35 tambahan kemasan yang tak perlu untuk pengiriman produknya ke konsumen.
Inisiatif-inisiatif lemah dan terbatas dari produsen boneka terbesar dunia ini tidak memastikan bahwa Mattel tidak berdagang dengan perusahaan yang terlibat deforestasi. Produk yang diproduksi oleh pihak ketiga atau pemegang lisensi ‘[Prinsip-Prinsip Manufaktur Global] Mattel berlaku untuk semua pihak yang memproduksi, merakit, berlisensi atau mendistribusikan produk atau kemasan yang padanya terdapat merk Mattel. […] Perlindungan Lingkungan: Fasilitas pabrik harus memberlakukan program 36 lingkungan untuk meminimisasi dampaknya terhadap lingkungan.’
Mattel mensyaratkan sertifikasi independennya tersendiri untuk semua materi, termasuk produk kertas untuk kemasan, untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya. Hal ini berlaku tidak hanya untuk produksi sendiri, tapi juga untuk pihak ketiga dan pemegang lisensi. Walau demikian, Mattel tidak mensyaratkan para pihak ketiga atau pemegang lisensi untuk menghindari berdagang dengan perusahaan yang terlibat dengan deforestasi.
BUKTI FORENSIK MENGAITKAN MATTEL DENGAN PENGRUSAKAN HUTAN HUJAN INDONESIA
Pabrik Mattel di Indonesia dikhususkan untuk pembuatan boneka, sebagian besarnya 37 memproduksi berbagai jenis boneka Barbie dan karakter khas boneka lainnya. Selanjutnya, Mattel mendapat lisensi dari Disney untuk memproduksi serangkaian boneka dari film-film 38 Disney. 39 Cina adalah pusat manufaktur terbesar untuk produk bermerk Mattel. Ini termasuk produk
Barbie, serta serangkaian luas produk mainan lainnya dari permainan kartu sampai sepeda 40 otoped.
Hasil uji forensik ahli menunjukkan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian 41 luas produk kemasan dan kertas Mattel. Hal ini membuktikan bahwa Mattel berperan dalam pengrusakan hutan hujan Indonesia.
Pengumpulan bukti oleh Greenpeace akan produk kemasan dan kertas Mattel yang 42 diproduksi di Indonesia terbukti mengandung MTH:
Pilihan bukti Greenpeace akan produk kemasan atau kertas yang diproduksi di Cina terbukti 43 mengandung MTH:
INVESTIGASI GREENPEACE MENUNJUKKAN KAITAN MATTEL DENGAN APP
Investigasi Greenpeace menguak hubungan dagang antara APP dan Mattel di Indonesia dan Cina.
Sertifikasi mengindikasikan bahwa APP adalah pemasok Mattel
Greenpeace telah mendapatkan sertifikasi yang mengindikasikan bahwa APP memasok materi kemasan untuk produk-produk Mattel. Mattel mensyaratkan uji dan sertifikasi materi, termasuk produk kertas untuk kemasan, untuk menunjukkan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya. Kilang utama APP untuk papan kemasan di Indonesia – PT Indah Kiat Pulp & Paper Serang (IKPP), berlokasi di Pulau Jawa – telah menerima sertifikasi ini untuk beberapa merk papan 44 kertas (paperboard) yang mereka produksi dan perdagangkan dalam negri Indonesia dan 45 diekspor ke Cina. Kilang ini dipasok oleh kilang pulp APP di Sumatra; yang menggunakan 46 MTH dari hutan hujan Indonesia. Dalam negri Cina, kilang APP di Ningbo telah menerima sertifikasi Mattel untuk produksi 47 kertas untuk permainan kartu.
APP memproduksi kemasan Barbie yang berasal dari hutan hujan
Investigasi Greenpeace mengungkapkan kaitan dagang antara APP dan pabrik Barbie Mattel di Indonesia. Bukti-bukti selanjutnya menunjukkan kaitan dagang melalui pabrik-pabrik lain. 48 Barbie ‘Made in Indonesia’ Pabrik Mattel di Indonesia memproduksi serangkaian boneka busana. Termasuk boneka- boneka dengan merk Mattel sendiri, yaitu Barbie, serta merk populer Monster High dan boneka-boneka edisi khusus – biasanya berkaitan dengan karakter film atau TV. Pabrik di
Indonesia juga membuat boneka-boneka bermerk Disney di bawah lisensi; termasuk rangkaian boneka Princess dan rangkaian High School Musical. Greenpeace mengidentifikasi dua percetakan Indonesia yang memproduksi kemasan untuk boneka-boneka Mattel buatan Indonesia (‘Made in Indonesia’) yang dijual di Jerman, Australia, Britania Raya, Amerika Serikat dan tempat lain, yaitu: Sansico dan PT Bukit Muria 49 Jaya (PT BMJ). Investigasi lebih lanjut mengungkapkan kaitan dagang antara perusahaan-perusahaan ini 50 dengan APP. 51 Sansico memiliki pabrik di Indonesia, dan mengklaim dapat memproduksi lebih dari 1 juta unit kemasan per minggunya. Mattel adalah salah satu pelanggan utamanya, dan dilaporkan 52 telah memasok kemasan tercetak kepada kepada perusahaan ini selama dua dekade. Sebagian besar produksinya lewat percetakan Sansico, PT Printec II, yang bersebelahan dengan pabrik utama Mattel Indonesia. Menurut informasi rahasia, pabrik Sansico ini adalah pelanggan APP Indonesia. Percetakan ini memproduksi berbagai produk kemasan untuk Mattel, termasuk yang dilisensi oleh Disney. Pabrik Sansico, PT Grafitec, juga memasok 53 kemasan untuk Mattel Indonesia. PT BMJ adalah bagian dari Grup Djarum dan merupakan produsen kemasan lintas sektor 54 terkemuka di Indonesia. Menurut informasi rahasia, BMJ adalah pelanggan APP Indonesia. Uji forensik kemasan Mattel yang berasal dari percetakan ini terbukti secara reguler menggunakan MTH. 55 Barbie ‘Made in Indonesia’ hanya puncak gunung es
Investigasi Greenpeace mengenai kemasan boneka busana hanya merupakan puncak gunung es dalam pengungkapan potensi dampak Mattel terhadap hutan hujan Indonesia. Menurut ‘Laporan GRI 2007’ Mattel: ‘Mayoritas produk kami, termasuk produksi yang di- 56
outsource diproduksi di Cina.’
Di Cina sendiri, Mattel membuat produk dari mulai boneka busana, permainan, teka-teki dan 57 permainan kartu sampai aksesoris Barbie dan merk mainan lainnya. Sebagian besar produk dijual dengan kemasan atau mengandung semacam materi kertas lainnya.
Hasil uji forensik kemasan boneka busana Barbie ‘Made in China’ mengungkapkan sejumlah 58 produk yang mengandung MTH. 59 Menurut website perusahaan, perusahaan APP Ningbo Asia Converting mengklaim untuk membuat produk kemasan sepeda otoped bermerk Barbie. Perusahaan satu kelompoknya (sister company) Ningbo Asia Pulp & Paper, memperoleh sertifikat Mattel untuk papan kertas 60 61 permainan kartu dan mengimpor pulp dari Indonesia. Permainan kartu UNO dan kemasan 62 bergambar karakter Disney Winnie the Pooh telah positif terbukti mengandung MTH.
APP adalah produsen produk kertas terbesar di Cina, dan sekitar sepertiga dari produksi 63 kertas dan papan kertasnya adalah untuk kemasan. Tanpa adanya kebijakan kuat dan pengamanan spesifik, produk kertas dari Cina atau Indonesia berisiko tinggi untuk dikaitkan dengan APP, dan merupakan pendorong pengrusakan hutan hujan Indonesia.
DISNEY
Hasil uji forensik menunjukkan bahwa serangkaian luas produk kertas dan kemasan yang bermerk Disney secara reguler mengandung bahan kayu dari hutan hujan Indonesia. Di Indonesia, Mattel memproduksi serangkaian luas boneka busana bermerk Disney. Mattel dipasok oleh APP, sebuah kelompok dimana dari investigasi Greenpeace terbukti terus menerus terbukti menghancurkan hutan hujan habitat dari satwa yang sangat terancam punah dan juga terlibat dengan pengrusakan lahan gambut berskala besar.
Kesepakatan lisensi Disney berlaku untuk semua perusahaan yang memproduksi
DISNEY ADALAH MERK TERLISENSI NOMER SATU
Disney adalah ‘pemberi lisensi [produk] terbesar dunia dengan hasil penjualan eceran global 64 sebesar $27 milyar pada tahun 2009’.
Disney adalah perusahaan publik, terdaftar pada Bursa Efek New York, dengan kantor 65 pusatnya di Burbank, California, USA. Perusahaan yang dibentuk tahun 1923 sebagai 66 studio kartun, saat ini telah berkembang menjadi bisnis hiburan multinasional. 67 Total penjualan Disney tahun 2010 mencapai US$ 38,1 milyar (€ 28,2 milyar). Sementara 68 divisi produk konsumennya hanya merupakan 7% dari penjualan, perusahaan saat ini bekerja sama dengan para pengecer utamanya untuk bergeser dari ‘model bisnis lisensi’ 69 menjadi ‘perusahaan produk konsumen’: yang bercita-cita untuk mengembangkan pemasaran produknya.
‘Produk bermerk Disney terinspirasi film-film animasi Disney yang sangat dicintai, termasuk film pertama – Snow White and the Seven Dwarfs – sampai film-film terbaru seperti The 70 Princess and the Frog serta Toy Story dan Cars dari Disney·Pixar’ ‘Disney Princess telah menjadi merk gaya hidup yang kuat dan menyumbang $4 milyar dari penjualan eceran global, menyentuh tiap aspek kehidupan anak-anak perempuan di seluruh 71 dunia.’
Kebijakan kertas 72
‘Konservasi alam adalah prioritas utama Disney.’ 73 Disney telah menyurati Greenpeace mengakui perannya dalam mengurangi deforestasi, dan telah memberlakukan kebijakan pembelian yang berlaku pada sebagian dari pembuatan produksi langsungnya.
Produksi sendiri ‘Disney bertujuan untuk mendapatkan 100% dari kertas yang dipasok untuk produk dan kemasan oleh bisnis non-lisensinya dari sumber berkelanjutan. Kertas yang dipasok akan memuat kandungan daur ulang, dipasok dari hutan bersertifikat, atau yang sumber asalnya 74 diketahui.’
Kebijakan lemah ini tidak memastikan bahwa Disney tidak berdagang dengan dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat deforestasi. Dengan ‘mengetahui sumber asalnya’ artinya bahwa ‘pembeli telah diberitahu di mana kayu tumbuh dan telah dipastikan bahwa 75 asalnya bukan dari tempat yang tidak diinginkan (misalnya ditebang secara ilegal)’.
Produk yang diproduksi oleh pihak ketiga atau pemegang lisensi ‘Sebagian besar produk bermerk Disney diproduksi dan dijual di bawah lisensi yang 76 diberikan oleh Disney kepada pihak ketiga.’
Secara teori, kode perilaku (code of conduct) Disney berlaku untuk semua produsen produk- produk Disney, termasuk barang-barang yang diproduksi pihak ketiga dan pemegang 77 lisensi. ‘Perusahaan-perusahaan yang membuat produk bermerk Disney harus menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa mereka tidak sedang dan tidak akan
78
mempekerjakan buruh di bawah umur’, misalnya. Namun di bawah judul ‘Perlindungan Lingkungan’, kode ini hanya mensyaratkan produsen untuk ‘mematuhi semua peraturan dan 79 80 perundang-undangan lingkungan yang berlaku’. Selanjutnya, kebijakan kertas Disney hanya berlaku untuk sejumlah produk terbatas yang diproduksi sendiri. Persyaratan ini tidak 81 diberlakukan pada lebih dari 3.700 pemegang lisensinya untuk menghindarkan mereka dari berdagang dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat deforestasi.
BUKTI FORENSIK MENGAITKAN DISNEY DENGAN PENGHANCURAN HUTAN HUJAN INDONESIA
Hasil uji forensik ahli menunjukkan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian 82 luas produk kemasan dan kertas bermerk Disney. Hal ini membuktikan bahwa Disney berperan dalam pengrusakan hutan hujan Indonesia.
Pengumpulan bukti oleh Greenpeace akan produk kemasan dan kertas bermerk Disney 83 terbukti mengandung MTH:
INVESTIGASI GREENPEACE MENUNJUKKAN KAITAN DISNEY DENGAN APP 84 Merk Disney Princess ‘Made in Indonesia’
Greenpeace telah mengidentifikasi bahwa Mattel memproduksi boneka-boneka busana bermerk Disney Princess dan High School Musical di Indonesia. Boneka-boneka khas ini, termasuk Snow White, Cinderella, Rapunzel dan Sleeping Beauty, diproduksi pada pabrik Mattel Indonesia yang sama yang memproduksi Barbie. Uji forensik pada serangkaian luas materi kemasan untuk boneka-boneka ini menunjukkan bahwa secara reguler ditemukan 85 sejumlah besar MTH.
Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel Indonesia menggunakan materi kemasan buatan APP. Mattel Indonesia memproduksi boneka busana bermerk Disney. Sebagian dari kemasan untuk produk ini memakai label sebagai produksi Sansico, yang menerima pasokan bahan baku dari APP. Lihat ‘Investigasi Greenpeace Mengaitkan Mattel dengan APP’. 86 Puncak gunung es
Disney duduk sebagai ‘pemberi lisensi terbesar dunia dengan penjualan eceran global 87 mencapai $27 milyar pada tahun 2009’. Lebih dari 3.700 perusahaan lisensi memproduksi 88 barang-barang bermerk Disney dengan lisensi di seluruh dunia. Sebagian besar produk Disney dijual dengan kemasan atau merupakan produk kertas (alat tulis, teka-teki, buku gambar, dsb).
Kemasan untuk produk bermerk Disney yang diproduksi oleh Mattel Indonesia jelas hanya merupakan puncak gunung es dalam hal kaitan perusahaan ini dengan APP dan pengrusakan hutan hujan Indonesia. Ningbo Asia Pulp & Paper memperoleh sertifikat Mattel 89 untuk papan kertas permainan kartu. Hasil uji forensik kartu dan kemasan untuk edisi 90 Disney dari permainan kartu UNO dari Mattel buatan Cina telah terbukti mengandung MTH.
Di Indonesia, investigasi awal Greenpeace mengidentifikasi serangkaian barang bermerk Disney yang dipasarkan secara luas oleh sejumlah pemegang lisensi untuk penjualan eceran internasional seperti Carrefour. Hasil uji forensik dari serangkaian kemasan untuk produk- 91 produk ini menunjukkan pemakaian MTH.
Tanpa adanya pengaman khusus, produk-produk kertas terutama dari Cina dan Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP dan menjadi pendorong hancurnya hutan hujan Indonesia.
HASBRO DAN LEGO
Selain mengidentifikasi produk-produk bermerk Mattel dan Disney dan kaitannya dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia, investigasi Greenpeace juga mengidentifikasi sejumlah produsen mainan besar, termasuk Hasbro dan LEGO, yang memproduksi produknya di Cina yang telah terbukti menggunakan MTH dalam produk-produk kertasnya.
Greenpeace telah berhasil mengaitkan APP dengan Hasbro dan LEGO.
Hasbro adalah produsen mainan global kedua terbesar di dunia.
HASBRO DAN LEGO ADALAH PEMAIN BESAR HASBRO ADALAH KEDUA DI BIDANG MAINAN
Hasbro adalah produsen kedua terbesar dunia di sektor mainan. Saham perusahaan ini diperdagangkan di NASDAQ Global Select Market. Hasbro berkantor pusat di Pawtucket, Rhode Island, AS. Pada tahun 2010, Hasbro merealisasi penjualan bersih sebesar US$ 4,0 92 milyar (€ 3,0 milyar). 93 94 Sekitar 50% dari penjualan 2010 adalah di AS. Dua pertiga penjualan adalah untuk mainan anak laki-laki – termasuk karakter dan merk seperti GI Joe, Incredible Hulk, Indiana
Jones, Spider-Man, SpongeBob, Sesame Street, the Simpsons, Star Wars dan yang diproduksi di bawah lisensi Disney (Mickey Mouse, High School Musical, Little Einsteins, Toy 95 Story 3) – serta permainan dan teka-teki seperti Monopoly, Scrabble dan Trivial Pursuit.
Kebijakan kertas
Produksi sendiri Hasbro telah menentukan ‘tujuan bahwa pada 2011 setidaknya 75% dari kemasan kertasnya akan berasal dari materi daur ulang atau sumber-sumber yang mempraktekkan pengelolaan 96 hutan berkelanjutan’. Pada tahun 2015 mereka bertujuan untuk meningkatkannya menjadi 97 90% untuk semua kemasan papan kertas dan isi dari semua permainan dalam kotak.
Produk-produk di bawah lisensi Hasbro mengakui tanggung jawabnya untuk produk-produk yang dibuat di bawah lisensi, dan mereka ‘bekerja dengan para pemegang lisensi mainan dan permainan inti untuk 98 membantu mereka memberlakukan standar yang serupa’.
Kebijakan saat ini tidak mencegah merk Hasbro untuk dikaitkan dengan perusahaan yang
LEGO ADA DI POSISI KEEMPAT DI BIDANG MAINAN
99 LEGO adalah produsen mainan terbesar keempat di dunia. LEGO adalah perusahaan 100 pribadi milik keluarga, berkantor pusat di Billund, Denmark. 101 Produk-produk perusahaan ini dijual di lebih dari 130 negara.
Pada tahun 2010, pendapatan perusahaan ini dari penjualan produknya adalah DKK 16,0 102 milyar (€ 2,1 milyar). Selain produk utama LEGO, mereka juga memproduksi produk di bawah lisensi yang termasuk produk-produk bermerk dari film atau film kartun seperti Star Wars, Harry Potter, 103 Toy Story, SpongeBob dan Indiana Jones.
Kebijakan kertas
Pada bulan Mei 2011, LEGO memberitahu Greenpeace bahwa mereka berniat menginvestigasi keprihatinan Greenpeace mengenai APP dengan para pemasok mereka secepatnya. Perusahaan ini akan ‘berusaha untuk memastikan semua kemasan dan materi cetak untuk semua produk bermerk LEGO dipasok dari sumber-sumber berkelanjutan dan 104 sebisa mungkin menggunakan kandungan daur ulang’.
Bilamana materi kemasan LEGO mensyaratkan penggunaan serat baru dibanding kandungan daur ulang, LEGO hanya meminta pemasoknya untuk mendeklarasikan bahwa mereka dapat ‘setidaknya mendokumentasikan bahwa kemasan yang dipasok kepada LEGO Group tidak mengandung serat kayu yang dapat dilacak kembali ke deforestasi ilegal; 105 kayu dari spesies kayu terancam; atau praktek bisnis korup atau ilegal lainnya’. 106 Walau LEGO telah mengakui pentingnya membeli dari sumber-sumber bersertifikasi FSC, sistem yang berlaku sekarang tidak cukup kuat untuk memastikan bahwa serat yang digunakan untuk kemasan produk mereka berasal dari sumber-sumber bersertifikasi FSC. Produk-produk yang diproduksi pihak ketiga LEGO memiliki kode perilaku yang memberi syarat minimum ‘untuk memastikan pelanggan dan subkontraktor untuk memproduksi komponen dan memberikan jasa kepada LEGO 107
Group dengan cara yang etis’. Misalnya: ‘Pekerja di bawah umur tidak boleh dilibatkan 108 atau dimanfaatkan. […] Pekerja paksa tidak boleh dilibatkan atau dimanfaatkan.’ Namun di bawah ‘Perlindungan Lingkungan’ kode perilaku ini hanya mensyaratkan produsen untuk mematuhi ‘hukum dan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan 109 lingkungan’.
LEGO tidak mensyaratkan pihak ketiga untuk menghindari perdagangan dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dengan deforestasi.
HASIL UJI FORENSIK MENGAITKAN HASBRO DAN LEGO DENGAN PENGHANCURAN HUTAN HUJAN INDONESIA HASBRO
Hasil uji forensik membuktikan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian 110 kemasan dan produk kertas dalam produk bermerk Hasbro. Bukti ini menguak peran Hasbro dalam penghancuran hutan hujan Indonesia 111 Produk kemasan dan produk kertas yang mengandung MTH antara lain:
LEGO
Hasil uji forensik dari lapisan luar dari sampul produk-produk LEGO menunjukkan 112 penggunaan serat MTH. Bukti ini menguak peran LEGO dalam penghancuran hutan hujan Indonesia. 113 Produk yang mengandung MTH:
INVESTIGASI GREENPEACE MENGAITKAN HASBRO DAN LEGO KE APP HASBRO Hasbro memiliki kaitan rantai pasokan dengan APP.
Sertifikasi membuktikan bahwa APP adalah pemasok Hasbro
Seperti Mattel, Hasbro mensyaratkan sertifikasi untuk semua materi, termasuk produk kertas untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau 114 pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya.
Kilang APP utama untuk papan kertas kemasan di Indonesia – PT Indah Kiat Pulp & Paper Serang (IKPP), berlokasi di Jawa – telah menerima sertifikasi untuk beberapa merk 115 permainan papan yang mereka produksi dan perdagangkan di Indonesia dan ke Cina. 116 Kilang ini dipasok oleh kilang pulp APP di Sumatra; yang menggunakan MTH dari hutan hujan Indonesia.
Di Cina, kilang APP Ningbo telah menerima sertifikasi Hasbro untuk produksi papan 117 kertas. 118
Rantai pasokan Hasbro
Hasbro telah men-outsource banyak produksinya ke pabrik-pabrik di Cina termasuk permainan papan seperti Monopoly, Trivial Pursuit, The Game of Life, Twister dan Scrabble dan mainan termasuk Transformers dan My Little Pony. Hasil uji forensik awal dari serangkaian kemasan produk bermerk Hasbro yang dibuat di 119 Cina menunjukkan pemakaian MTH.
Label pada permainan papan bermerk Hasbro yang dibeli di Cina mengidentifikasi QP Printing dan Top Mix Industries sebagai produsennya. QP Printing juga mengekspor 120 permainan papan bermerk Hasbro termasuk Monopoly dan Scrabble. Website The Top
Mix Industries mempromosikan perusahaan ini sebagai ‘produsen yang ditunjuk untuk 121 membuat permainan terkenal “Monopoly” ’. Produsen lainnya telah diidentifikasi pula.
Investigasi awal Greenpeace telah mendapatkan bukti terdokumentasi akan kaitan dagang antara produsen produk bermerk Hasbro dan APP di Cina dan Indonesia. Tanpa adanya pengaman khusus, produk-produk kertas terutama dari Cina dan Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP dan pendorong hancurnya hutan hujan Indonesia. 122
LEGO LEGO memiliki kaitan rantai pasokan dengan APP.
LEGO mempunyai kesepakatan lisensi eksklusif dari Lucasfilm Ltd. yang memberikan hak perusahaan ini untuk memproduksi dan memasarkan serangkaian mainan LEGO yang
123 berdasarkan tema dari film Star Wars trilogi yang pertama dan tiga film berikutnya.
Beberapa edisi spesial produk Star Wars diterbitkan oleh Dorling Kindersley (bagian dari Penguin Group) dan dicetak di Cina oleh percetakan-percetakan yang berkaitan dengan APP. 124 Salah satu percetakan produk ini (Leo Paper) dua kali memenangkan ‘Sinar Mas Print Awards’ pada tahun 2009 – sebuah kompetisi yang terbuka hanya untuk para konsumen 125 APP; percetakan lain (Hung Hing Printing) dimiliki oleh grup perusahaan yang sama 126 dengan Sun Hing Paper. Menurut data perdagangan rahasia 2010, Sun Hing Paper adalah termasuk tiga importir terbesar Cina akan kertas APP Indonesia. Hasil uji forensik dari satu produk edisi spesial Star Wars diproduksi oleh Hung Hing terbukti mengandung MTH.
Hanya puncak gunung es?
Kiatan-kaitan dengan APP dan bukti bahwa serat hutan hujan dalam rantai pasokan LEGO dan Hasbro sangat mungkin hanya merupakan puncak gunung es bagi perusahaan ini dan produsen mainan lainnya. Makin banyak produsen di sektor mainan yang memusatkan produksi mereka di Cina. Misalnya, kemasan untuk produk-produk LEGO baru-baru ini semakin banyak yang diproduksi di Cina; dahulu, hampir semua diproduksi di Denmark atau negara Eropa lainnya.
Tanpa adanya pengaman khusus, produk kertas dari Cina atau Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP, dan dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia. 1 CATATAN AKHIR APP secara formal tidak ada. Ia merupakan kelompok perusahaan Sinar Mas yang beroperasi di sektor pulp & kertas. PT Purinusa Ekapersada adalah pemegang saham terbesar di PT Indah Kiat, PT Pindo Deli, PT Lontar Papyrus dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. PT Purinusa Ekapersada menguasai 52,7% saham PT Indah Kiat. Sumber: Indah Kiat (2009): 48. PT Purinusa Ekapersada menguasai 97,73% saham PT Pindo Deli. Sumber: PT Pindo Deli (2010): 56. PT Purinusa Ekapersada menguasai PT Lontar Papyrus melalui PT Pindo Deli (lihat atas), yang menguasai 99,79% saham PT Lontar Papyrus. Sumber: Lontar Papyrus (2010): 33. PT Purinusa Ekapersada menguasai 59,6% saham Tjiwi Kimia. Sumber: 2 Tjiwi Kimia (2010): 53 3 APP (2009a). Lihat juga Tempo Interaktiv (2010).
% pada tahun 2007, menurut APP (2009a). Perhitungan Greenpeace berdasarkan data 4 pemerintah Indonesia juga menghasilkan 20% pada tahun 2009. Sumber: Dephut (2010a). 5 Website Staples: www.staples.com/sbd/cre/marketing/about_us/index.htm 6 Wall St Journal (2008) WRAP (2011): 5. Sumber-sumber yang digunakan oleh WRAP adalah China Paper 7 Association, RISI, HMRC dan estimasi WRAP. 8 WRAP (2011): 5 9 WRAP (2011): 5 10 Website APP: www.app.com.cn/english/index.html
Menurut Pira (2011), Cina adalah pasar kemasan mewah utama di wilayah Asia Pasifik dan pasar kedua terbesar dunia setelah AS. Kemasan mewah didefinisikan dalam studi ini sebagai kemasan primer dan sekunder termasuk tutup dan segel, yang digunakan 11 khususnya untuk barang-barang berharga premium dalam sektor barang konsumen.
Freedonia (2010) dan Datamonitor PLC (2009)
12 Lihat misalnya: Pihlajamäki & Hytonen (2004). Para penulis bekerja di konsultan spesialis industry pulp dan kertas Jaakko Pöyry. 13 Kedua perusahaan memproduksi pulp dalam jumlah besar, Kertas Nusantara (ex Kiani
Kertas) dan PT Tanjung Enim Lestari, hanya menggunakan serat akasia. Lihat Pirard & Cossalter (2006). 14 APRIL (2009). APRIL memproduksi papan kertasnya di kilang mereka SSYMB di Cina. 15 APP (2009a): 6 16 APP (2010): 36 17 APP (2010) p36. Data bea cukai resmi Cina menunjukkan bahwa kilang papan kertas APP Cina mengimpor pulp Indonesia. Sumber: Informasi Perdagangan Impor & Ekspor Bea Cukai Cina (CTI) (2010). Data perdagangan rahasia yang diperoleh Greenpeace menunjukkan bahwa kilang pulp APP di Perawang, Riau adalah eksportir pulp di Cina. Sumber: Data rahasia 2010, salinan dimiliki oleh Greenpeace Internasional. 18 Hanya APP dan APRIL yang memproduksi pulp MTH di Indonesia. Keduanya mengekspor pulp ke Cina. Kedua perusahaan memiliki kilang di Cina. Namun sangat kecil kemungkinannya bila APP Cina membeli dari saingan mereka APRIL. 19 Lihat website APP: www.asiapulppaper.com 20 Lihat website APP: www.asiapulppaper.com 21
% pada tahun 2007, menurut APP (2009a). Perhitungan Greenpeace berdasarkan data pemerintah Indonesia mendapatkan hasil sama 20% untuk 2009. Sumber: Kemenhut (2010a). 22 Integrated Paper Services (IPS): www.ipstesting.com 23 Mengikuti standard industri TAPPI T401. 24 Jika sebuah produk mengandung kayu rimba campuran (MTH), artinya produk tersebut berasal dari Indonesia. Negara lain dengan hutan tropis tidak menebang habis dan membubur hutan mereka dalam skala perdagangan komersial. Pulp akasia juga hampir eksklusif berasal dari Indonesia. Di wilayah tropis lain, eucalyptus adalah spesies utama yang ditanam di perkebunan kayu pulp. 25 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 26 Greenpeace mempelajari kebijakan pengadaan dan lingkungan yang tersedia di ranah publik dari Mattel, Disney, LEGO, Hasbro serta lainnya. 27 Mattel (2007): 2 28 Mattel (2011): 26 29 Mattel (2009): 4 30 Mattel (2011): 5 31 Mattel (2011): 27 32 Reuters online, profil perusahaan Mattel,
www.reuters.com/finance/stocks/companyProfile?symbol=MAT.O diakses 13 Mei 2011 33 Mattel (2009): 32 34 Shaver (2011) 35 Mattel (2009): 32 36 Mattel (2007): 8–9 37 Investigasi Greenpeace 2010–2011
38 Investigasi Greenpeace 2010–2011
39 Mattel (2007): 3 40 Investigasi Greenpeace 2010–2011 41 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 42 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 43 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 44 Kilang Indah Kiat Pulp & Paper (Sinar Mas) di Serang, online, serifikat produk http://www.ikserang.com/products_certificates.asp 45 misalnya APP (2007): 34 46 20% pada tahun 2007, menurut APP (2009a). Perhitungan Greenpeace berdasarkan data pemerintah Indonesia mendapatkan hasil sama 20% untuk 2009. Sumber: Kemenhut
(2010a). 47 Ningbo Zhonghua Paper Co. Ltd., online http://www.zhonghua- paper.com/service/ewebeditor/UploadFile/20091210114914396.pdf 48 Investigasi Greenpeace 2010–2011 49 KBA (2010) dan BMJ (2008) 50 Investigasi Greenpeace 2010-2011 51 Website Sansico Resources: http://www.sansicoresources.com/Affiliated.html 52 KBA (2010) 53 KBA (2010) 54 Goliath (2010) 55 Investigasi Greenpeace 2010–2011 56 Mattel (2007): 3 57 Investigasi Greenpeace 2010–2011 58 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 59 Ningbo Asia Paper Converting Co. Ltd, online http://napccl.en.china.cn/selling- leads/detail_1008419901_Sell-Box.html diakses 12 Januari 2011 60 Ningbo Zhonghua Paper Co. Ltd., online http://www.zhonghua- paper.com/service/ewebeditor/UploadFile/20091210114914396.pdf 61 CTI (2010) 62 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 63 Investigasi Greenpeace 2010–2011 64 Disney (2010) 65 Disney (2011a) 66 Disney (2011a) 67 Disney (2011a): 28 68 Disney (2011a): 30 69 Disney (2010) 70 Disney (2010) 71 Disney (2010)
72 Disney (2011b) 73 Stevens (2011) 74 Disney (2011b) 75 Disney (2011b) 76 Disney (2011b) 77 Website The Walt Disney Company ‘Corporate Citizenship - Labor Standards - Code of
Conduct for Manufacturers’: http://corporate.disney.go.com/citizenship/codeofconduct.html 78 Website The Walt Disney Company ‘Corporate Citizenship - Labor Standards - FAQ’:
http://corporate.disney.go.com/citizenship/faq.html 79 Website The Walt Disney Company ‘Corporate Citizenship - Labor Standards - Code of
Conduct for Manufacturers’:
http://corporate.disney.go.com/citizenship/codeofconduct.html . Lihat juga website The Walt
Disney Company website ‘Corporate Citizenship - Labor Standards - FAQ’: http://corporate.disney.go.com/citizenship/faq.html ; misalnya ‘Sebagai syarat berbisnisdengan Disney’ perusahaan ini mensyaratkan ‘para pemegang lisensi dan vendor untuk mengidentifikasi pabrik dimana mereka berniat untuk memasok produk bermerk Disney’. 80 Disney (2011b) 81 Disney (2011b) 82 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 83 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 84 Investigasi Greenpeace 2010–2011. 85 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 86 Investigasi Greenpeace 2010–2011. 87 Disney (2010) 88 Disney (2011b) 89 Ningbo Zhonghua Paper Co. Ltd., online http://www.zhonghua- paper.com/service/ewebeditor/UploadFile/20091210114914396.pdf 90 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 91 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 92 Hasbro (2011): 3 93 Hasbro (2011): 79 94 Hasbro (2011): 79 95 www.hasbro.com/shop/brandlist.cfm 96 Greener Package (2010) 97 Greener Package (2010) 98 Greener Package (2010) 99 LEGO Group (2011b): 6 100 LEGO Group (2011b) 101 LEGO Group (2011b): 20 102 LEGO Group (2011a): 11 103
104
Kaspersen (2011b) 105 Kaspersen (2011b) 106 Kaspersen (2011a) 107 LEGO Group Code of Conduct Version 4.0:
http://cache.lego.com/downloads/info/Codeofconduct/CODEOFCONDUCT_English.pdf
108LEGO Group Code of Conduct Version 4.0: http://cache.lego.com/downloads/info/Codeofconduct/CODEOFCONDUCT_English.pdf 109 LEGO Group Code of Conduct Version 4.0: http://cache.lego.com/downloads/info/Codeofconduct/CODEOFCONDUCT_English.pdf 110 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 111 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 112 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 113 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 114
Hasbro (2005) 115 Kilang Indah Kiat Pulp & Paper (Sinar Mas) di Serang, online, sertifikat produk http://www.ikserang.com/products_certificates.asp 116 misalnya APP (2007): 34 117
Ningbo Zhonghua Paper Co. Ltd., online http://www.zhonghua- paper.com/service/ewebeditor/UploadFile/20091210114914396.pdf 118 Investigasi Greenpeace 2010–2011 119 Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace. 120 Data bea cukai AS (2010) 121 Website Top Mix Industries: www.topmix.net/products 122 Investigasi Greenpeace 2010–2011 123 LEGO Group (2011b) 124 Disebutkan pada produk. 125 Disebutkan pada produk. 126 Lihat website Hung Hing: www.hhop.com.hk
Full presentation of this briefing is available at www.greenpeace.org/app-toying-with-extinction June 2011
Published by Greenpeace International Ottho Heldringstraat 5 1066 AZ Amsterdam
The Netherlands [email protected]