bentuk pemerintahan australia pada masa

PEMERINTAHAN
NEGARA AUSTRALIA
Eka Rahmaniah Turruzqa JAJ
Muhammad Sahidu Saifun
Rahayu Prastika Kusumawati
Rahmi Ramadhanty
Syifa’ Naurah

PROFIL NEGARA
Nama Negara
: Australia
Nama Resmi
:
Persemakmuran
Australia
Ibukota
: Canberra 
Sistem Pemerintahan :
Parlementer
Bentuk Negara              :
Federasi

Bentuk Pemerintahan         
: Monarki
Konstitusional
Kepala Negara
: Ratu

Australia adalah sebuah negara di belahan
bumi selatan yang terdiri dari daratan
utama benua Australia, Pulau Tasmania,
dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Negara ini berbatasan
dengan Indonesia, Timor Leste, dan Papua
Nugini di utara; Kepulauan Solomon,
Vanuatu, dan Kaledonia Baru di timur-laut;
dan Selandia Baru di tenggara

Bentuk Negara
Australia memiliki bentuk negara
federal yang wilayahnya terbagi
menjadi beberapa negara bagian.

Terdiri Negara
atas Bagian
6 negara
Ibukotabagian dan 2
teritorial
daratan
utama.
Newdi
South
Wales Sydney
Victoria

Melbourne

Queensland

Brisbane

Australia Barat


Perth

Australia Selatan

Adelaide

Tasmania

Hobart

Teritorial Utara

Darwin

Teritorial Ibu Kota Canberra
Australia

Federasi Australia disahkan pada tanggal
1 januari pada tanggal 1901 dengan
nama “commonwealth of Australia ”.

Lahirnya commonwealth
of
Australia 
sebagai wadah yang mempersatukan
seluruh koloni Inggris di Australia setelah
50 tahun lamanya terpecah-pecah. Hal ini
terwujud melalui serangkaian referendum
untuk meminta pendapat rakyat terhadap
konstitusi
federal
hasil
pertemuan
pemimpin-pemimpin tiap koloni.
.

Bentuk Pemerintahan
Bentuk Pemerintahan Australia adalah Monarki
Konstitusional. Monarki konstitusional adalah
sejenis monarki yang didirikan dibawah sistem
konstitusional

yang
mengakui
Raja/Ratu
sebagai kepala negara. Ratu Elizabeth II dari
Inggris secara resmi merupakan Ratu Australia.
Bentuk monarki konstitusional modern saat ini
menggunakan konsep Trias Politica atau politik
tiga serangkai. Hal ini berarti Raja/Ratu adalah
ketua simbolis cabang eksekutif.

Ratu menetap di Britania Raya
sehingga ia menunjuk utusan yang
menetap di Australia (Gubernur
Jenderal pada level federal dan oleh
Gubernur pada level negara bagian)
atas saran dari Pemerintah Australia
untuk
mewakilinya.
Gubernur
Jenderal memiliki kekuasaan yang

luas, tetapi berdasarkan konvensi
hanya bertindak atas saran para

Sistem Pemerintahan
Australia menjalankan sistem pemerintahan
parlementer, dengan tiga (3) tingkatan :
1. Legislatif :Parlemen Australia yang terdiri dari
GubernurJenderal, Senat, dan Dewan Perwakilan
 Parlemen Tingkat Pusat

Parlemen tingkat pusat bersifat bikameral, yakni
mempunyai dua kamar: House of Representatives atau
Majelis Rendah/DPR dan Senat atau Majelis Tinggi.
Keduanya bertanggung-jawab menetapkan UU berskala
nasional seperti: perdagangan, perpajakan, imigrasi,
kewarganegaraan, jaminan sosial, kerjasama industri dan
hubungan luar negeri. Rancangan UU/Peraturan Pemerintah
harus disahkan oleh kedua majelis sebelum
menjadi
UU/Peraturan Pemerintah. DPR (House of Representatives),

mengusulkan sebagian besar rancangan UU/Peraturan
Pemerintah.

 Parlemen Negara Bagian dan Teritorial
Hal-hal yang tidak diatur oleh Pemerintah Federasi
merupakan tanggung jawab Pemerintah Negara Bagian
dan Teritori. Setiap negara bagian dan teritori
mempunyai parlemen dan peraturan perundanganundangan (akta parlemen) sendiri yang dapat
diamandemen parlemen setempat tetapi mereka juga
tetap terikat konstitusi negara. Bilamana suatu
UU/Peraturan Negara Bagian masih berada di bawah
wewenang konstitusional Federasi, maka UU/Peraturan
Pemerintah Federasi berlaku di atas wewenang
UU/Peraturan negara bagian.
Semua Parlemen negara bagian kecuali Queensland,
bersifat bikameral. Sementara parlemen dari dua teritori
(Northern Territory dan Australian Capital Territory)
hanya memiliki satu majelis.

2.

Eksekutif :Dewan
eksekutif
federal yang terdiri atas
gubernur
jenderal
dengan
pertimbangan
para
penasihat
eksekutif (PM dan para menteri).
3.
Yudikatif :Mahkamah
Agung
Australia dan
pengadilanpengadilan federal lainnya, yang
para hakimnya
diangkat oleh
Gubernur-Jenderal berdasarkan

Terima Kasih


Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22