Laporan Yang Bener BAB I BAB V

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Latar belakang Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk

penyelenggaraan dari sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron
antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh
melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional. Dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk
melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Pendidikan
Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang
profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan dapat
menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana para siswa yang
melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang
didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri.
Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem Ganda ini kita tidak dapat langsung
terjun ke dunia industri karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan kerja. Adapun peraturan PRAKERIN adalah sebagai berikut:

Tercantum pada Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan
Nasional

yaitu

“Untuk

menyiapkan

peserta

didik

melalui

kegiatan

bimbingan,pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.

1


1.2

Tujuan PRAKERIN
Kegiatan PRAKERIN yang telah dilaksanakan untuk setiap

siswa/siswi

merupakan

program

keahlian

yang

tentunya

mempunyai tujuan untuk memberi gambaran pada saat bekerja,
baik itu disuatu perusahaan ataupun di suatu lembaga instansi

yang telah direncanakan dan diharapkan dapat dicapai oleh
siswa/siswi.
Adapun tujuan penyelenggaraan PRAKERIN ini adalah untuk:


Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu
pengetahuan pada masing-masing siswa/siswi.



Meningkatakan efisiensi proses pendidikan dan pelatihanpelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional.



Memberikan

pengakuan

dan


penghargaan

terhadap

pengalaman kerja sebagai bagian proses pendidikan.


Membekali siswa dengan pengalaman-pengalaman yang
sebenarnya di dalam dunia kerja, sebagai persiapan guna
menyesuaikan diri dengan dunia kerja dan masyarakat.



Siswa dapat meningkatkan rasa percaya dirinya, dalam
memecahkan

berbagai

masalah


atau

kesulitan

yang

ditemuinya.


Untuk merealisasikan pengetahuan yang didapat dari
sekolah dengan pekerjaan yang sebenarnya di perusahaan.

2

1.3

Manfaat PRAKERIN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki manfaat, demikian pula

dengan kegiatan PRAKERIN yang telah selesai dilaksanakan. Adapun manfaat

dari kegiatan PRAKERIN yang telah penulis laksanakan adalah sebagai berikut :
Menambah wawasan pada siswa/siswi.
Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya.
Waktu tempuh untuk mencapai keahlian profesional menjadi lebih singkat.
Melatih disiplin, tanggung jawab, inisiatif, kreatifitas, motivasi kerja,






kerjasama, tingkah laku, emosi dan etika.1
1.4
1)

Waktu dan Pelaksanaan PRAKERIN
PRAKERIN ini dilaksanakan selama 54 hari atau kurang lebih 2 bulan.
Terhitung mulai dari tanggal 11 Agustus 2014 dan berakhir pada tanggal

2)


03 Oktober 2014.
Tempat pelaksanaan PRAKERIN di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kab.Bogor yang beralamatkan di
Jalan Bersih No.02 Cibinong-Bogor, Jawa Barat 16914.

Adapun jadwal pelaksanaan PRAKERIN setiap harinya dapat dilihat pada Tabel
1.1 berikut.

1

http://5d538bda-3fb3aee1-4373830813.blogspot.com/ diakses tanggal 15
Oktober 2014.

3

Tabel 1.1 Hari dan Waktu Kerja
N
o.
1.


Hari

Jam/Waktu

Senin

07:20-15:00

2.

Selasa

07:20-15:00

3.

Rabu

07:20-15:00


4.

Kamis

07:20-15:00

5.

Jum’at

07:20-15:00

4

1.5

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini secara lebih jelas


terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat PRAKERIN
1.4 Waktu dan Pelaksanaan PRAKRIN
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kab.Bogor
2.2 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.Bogor
BAB III URAIAN KEGIATAN
3.1 Tabel Kegiatan Pelaksanaan PRAKERIN
3.2 Uraian Kegitan PRAKERIN
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Permasalahan
4.2 Usulan Pemecahan Masalah
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN UMUM
DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRASMIGRASI
2.1

Sejarah Singkat

5

Sesuai Amanat UU 1945 pasal 27 Ayat 2 di sebutkan “Bahwa tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan” hal tersebut menjadi dasar bagi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
untuk mewujudkan dalam praktek kenegaraan khususnya menyangkut bidang
ketenagakerjaan. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 di sebutkan bahwa:
1)

Perda di tetapkan oleh Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan

2)

bersama DPRD.
Perda di bentuk dalam angka penyelenggaraan otonomi daerah,

3)

provinsi/kabupaten/kota tugas pembatuan.
Perda merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundangan yang

4)

lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah.
Perda di larang pertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang di maksud dengan pertentangan dengan
kepentingan umum dalam ketentuan ini adalah kebijakan yang berakibat
terganggunya kerukunan antar warga masyarakat, terganggu pelayanan
umum dan terganggunya ketentraman/ketertiban umum serta kebijakan
yang bersifat diskriminatif.

Perda berlaku setelah di undangkan dan lembaran daerah dan yang melatar
belakangi bergabungnya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja ialah karena otonomi
daerah dan SK Bupati Nomor 5/2001 tentang STUK Tata Kerja Dinas.
Pada Tanggal 23 Juli 2001 yang di resmikan oleh Bupati dan langsung
bekerja efektif yang melibatkan 2 instansi yaitu sosial penempatan dan hubungan
industri pengawasan Tenaga Kerja dan pada Tahun 2004 bulan Februari struktur
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja di rubah menjadi Dinas Tenaga Kerja dan

6

Transmigrasi sesuai perda Nomor 12 tahun 2004 tentang pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Disnakertrans Kab. Bogor pada tahun 2009 bulan Januari struktur
organisasi Disnakertrans dirubah dengan Disosnakertrans sesuai dengan perda
Nomor 11 Tahun 2008 tentang pembentukan Dinas Daerah.

2.2 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi
Pembentukan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Bogor telah beberapa kali mengalami perubahan nomenklatur dinas, dengan
adanya Otonomi Daerah sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 menyebutkan
bahwa sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia memberikan keleluasaan
pada Daerah Khususnya Kabupaten dan Kota untuk menyelenggarakan otonomi
daerah secara luas, nyata, dan bertaggung jawab.
Dengan adanya UU Nomor 22 tahun 1999, Pemerintah Kabupaten Bogor
pada Tahun 2001 mengeluarkan surat keputusan Bupati Nomor 3 tahun 2001
tentang Struktur Organisasi dan untuk kali pertama Dinas ini bernama Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja sesuai dengan surat keputusan Bupati Nomor 5 Tahun
2001 tentang STUK Tata Kerja Dinas. Dinas Sosial, Tenaga Kerja di resmikan
pada tanggal 23 Juli 2001 oleh Bupati. Pada Tahun 2004 bulan Februari struktur
organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja di ubah menjadi Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi sesuai dengan peraturan daerah Nomor 12 Tahun 2004 tentang
pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pada tahun 2009 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomeklaturnya
berubah kembali dengan keluarnya peraturan pemerintahan Nomor 14 Tahun 2007

7

Tentang pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2008. Tentang Pembentukan Dinas Daerah, dimana Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi menjadi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
secara resmi dengan dilantiknya Kepala Dinas oleh Bupati pada Tanggal 09
Januari 2009. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun
2008 Tugas pokok Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah
membentuk Bupati melaksanakan kewenangan pemerintah daerah di bidang sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Sosial atau masalah sosial adalah suatu kondisi
yang di rasakan. Banyak orang dan biasanya yang tidak menyerang serta
mengganggu norma yang ada dalam masyarakat sehingga menuntut pemecahan.
Tujuan dari pada organisasi ini adalah memecahkan masalah sosial yang ada pada
organisasi ini adalah memecahkan masalah sosial yang ada pada kelompok
masyarakat lemah atau tidak berdaya sehingga mereka memerlukan pertolongan
untuk keluar dari masalah tersebut. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa
kerja. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara suka rela
untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan
transmigrasi atau lokasi pemukiman transmigrasi.
Dengan mengacu pada Intruksi Presiden R.I (Inpres) Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan Keputusan
Lembaga Administrasi Nomor: 239/IX/6/8/2003 bahwa

8

setiap organisasi

perangkat daerah wajib menyiapkan, menyusun dan menyiapkan laporan kinerja
secara tertulis dan priodic.

A.

Struktur Organisasi

9

Gambar 2.1 Struktur Organisasi DISNAKERTRANS Kab.Bogor

B.

Susunan Organisasi

A.
B.

Kepala Dinas
Sekretaris
1. Sub Bagian Program dan Pelapor
2 Sub Bagian Keuangan.

C.

Bidang Kesejahteraan Sosial
1. Seksi Bina Sosial
2. Seksi Pemulihan Sosial
3. Seksi Bantuan Perlindungan.

10

D.

Bidang Penempatan, Pelatihan Kerja dan Transmigrasi
1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja
2. Seksi Pelatihan Kerja, dan
3. Seksi Transmigrasi.

E.

Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja
1. Seksi Bina Penyelesaian Perselisihan Hubungan Kerja
2. Seksi Bina Syarat Kerja
3. Seksi Transmigrasi.

F.

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
1. Seksi Pengawasan Norma Kerja
2. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK), Perempuan dan Anak.

G.

Unit Pelaksana Teknis, dan

H.

Kelompok Jabatan Fungsional.

C.

Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DISNAKERTRANS

1.

Kedudukan DISNAKERTRANS
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 11 Tahun 2008
tentang Pembentukan Dinas Daerah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Bogor merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2.

Tugas Pokok dan Fungsi DISNAKERTRANS

A.

Tugas Pokok Kepala Dinas

11

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin
mengkoordinasikan dan mengendaliakan Kebijakan Teknis Dinas Daerah sesuai
lingkup Dinas dalam melaksanakan kewenangan di Bidang Ketenagakerjaan,
Ketransmigrasian serta tugas pembantuan.
B.

Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas dalam melaksanakan pengolahan ketatausahaan dinas. Dalam
melaksanakan tugasnya Sekretariat mempunyai fungsi yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Pengkoordinasian Penyusunan Program Dinas.
Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data Dinas.
Pengolahan Administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pengolahan Situs Web Dinas, dan
Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi Penyusunan Pelaporan Kinerja Dinas.
Dalam melaksanakan tugasnya fungsi sekretaris di bantu oleh:

1.

Sub Bagian Program dan Pelaporan
Sub bagian program dan pelaporan mempunyai tugas untuk membantu

Sekretaris dalam melaksanakan Pengolahan data dan program dinas serta
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program dinas.
Pengumpulan, pengolahan dan analisis data dinas.
Pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat.
Pengolahan Situs Web Dinas.
Pelaksanaan monitoring evaluasi.
Pelaksanaan penyusunan pelaporan kinerja dinas.

2.

Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan mempunyai tugas untuk membantu kepala bagian

dalam

melaksanakan

pengelolaan

administrasi

keuangan,

menyelenggarakan, tugas sub bagian keuangan mempunyai fungsi yaitu:

12

untuk

a)

Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan penyusunan anggaran

b)

dinas, monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja dinas.
Menyediakan data rekapitulasi keuangan dinas dan segala aktivitas
transaksi sebagai bahan pertanggung jawaban.

C.

Bidang Kesejahteraaan Sosial
Bidang kesejahteraan sosial mempunyai tugas untuk membantu Kepala

Dinas kesejahteraan sosial. Dalam melaksanakan tugasnya, bidang kesejahteraan
sosial mempunyai fungsi sebagai berikut:
1.
2.
3.

Pengolahan Pembinaan dan pemulihan sosial.
Pengolahan Pembinaan bantuan perlindungan sosial.
Penanganan masalah bencana dan penanggulangannya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bidang sosial di bantu oleh:
1.

Seksi Bina Sosial
Seksi bina sosial mempunyai tugas membantu Kepala Dinas kesejahteraan

sosial dalam melaksanakan Pembinaan Sosial dan mempunyai tugas yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)

Pengumpulan, Pengolahan data analisis dan data pembinaan sosial.
Penyusunan petunjuk teknik pembinaan sosial.
Pembinaan, Penyusunan dan Bimbingan Sosial (PSB).
Pembinaan sosial swadaya masyarakat dan menyandang masalah sosial.
Pelayanan dan pengendalian administrasi pengumpulan uang atau barang

f)
g)

untuk kepentingan sosial.
Pelayanan dan pengendalian administrasi dan rekomendasi, izin undian.
Pembinaan dan bimbingan perintis kemerdekaan dan pahlawan.

13

2.

Seksi Pemulihan Sosial
Seksi pemulihan sosial mempunyai tugas membantu kepala bidang

kesejahteraan

sosial

dalam

melaksanakan

pemulihan

sosial,

untuk

menyelenggarakan tugas dinas, seksi pemulihan sosial mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a)
b)
c)

Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pemulihan.
Penyusun petunjuk teknis pemulihan sosial.
Pembinaan bantuan sosial korban bencana dan pemulihan pasca bencana.

3.

Seksi Bantuan Perlindungan Sosial
Seksi bantuan perlindungan sosial mempunyai tugas ialah mempunyai

tugas untuk membantu kepala bidang kesejahteraan sosial dalam melaksanakan
bantuan perlindungan sosial dan sebagai perwujudan tugas seksi bantuan
perlindungan sosial mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)

Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data bantuan perlindungan

b)
c)

sosial.
Pembinaan bantuan dan perlindungan sosial kepada tuna sosial.
Pemberdayaan fakir miskin serta penyandang masalah kesejahteraan

d)
e)

sosial.
Melaksanakan pembimbingan rehabilitasi sosial.
Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan tugas bantuan

f)

perlindungan sosial.
Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan bantuan perlindungan
sosial.

D.

Bidang Penempatan Pelatihan DISNAKERTRANS
Bidang penempatan pelatihan tenaga kerja dan transmigrasi mempunyai

tugas membantu kepala bidang penempatan pelatihan tenaga kerja dan

14

transmigrasi dalam melakukan penempatan tenaga kerja mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1.
2.

Pelaksanaan penempatan tenaga kerja berdasarkan peluang strategi.
Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja terampil yang memenuhi kompetensi
kerja dan pelaksanaan penempatan sistem peraturan transmigrasi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bidang penempatan pelatihan
tenaga kerja dan transmigrasi di bantu oleh:
1.

Seksi Penempatan Tenaga Kerja
Seksi penempatan tenaga kerja mempunyai tugas untuk membantu kepala

bidang penempatan pelatihan tenaga kerja dan transmigrasi dalam melakukan
penempatan tenaga kerja dan untuk melakukan tugas tersebut, seksi penempatan
tenaga kerja mempunyai fungsi tenaga kerja yaitu:
a)

Pelaksana penyelenggaraan pembimbing penempatan tenaga kerja dan

b)

pelaksana monitoring terhadap aktivitas penempatan kerja di lapangan.
Pengevalusian pelaksana program penempatan tanaga kerja dan
penyusunan petunjuk teknis penyelengaraan bimbingan penempatan

c)
d)

tenaga kerja.
Pengumpulan dan pengolahan analisis data penempatan tenaga kerja.
Pelayanan dan pengendalian administrasi pendiri Lembaga Bursa Kerja,
Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS).

2.

Seksi Pelatihan Tenaga kerja
Seksi pelatihan tenaga kerja mempunyai tugas untuk membantu kepala

bidang penempatan pelatihan tenaga kerja dan transmigrasi dalam melakukan
program pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Seksi pelatihan tenaga kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:

15

a)
b)
c)
d)

Pelaksana perumusan analisis potensi sumbar daya manusia tenaga kerja.
Pelaksanaan sistem sosialisasi peningkatan produktivitas kerja.
Pelaksananaan monitoring dan evaluasi pelatihan kerja.
Pengumpulan pengelolaan serta analisis data pembinaan pelatihan kerja

e)
f)

dalam lembaga pelayanan kerja.
Penyusunan petunjuk teknis pembinaan pelatihan kerja.
Pengelolaan kurikulum pelatihan dan sertifikat tenaga kerja.

3.

Seksi Transmigrasi
Seksi transmigrasi mempunyai tugas untuk membantu kepala bidang

penempatan pelatihan tenaga kerja dan transmigrasi dalam melaksanakan program
transmigrasi seksi transmigrasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)
b)
c)

Pelaksana pembuatan bencana kerja kegiatan transmigrasi.
Pelaksana identifikasi potensi calon penempatan transmigrasi.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan

d)
e)
f)
g)
h)

transmigrasi.
Pengelolaan sarana dan prasarana asrama transito transmigrasi.
Pelaksana pembinaan calon transmigrasi.
Penyusun petunjuk teknis pembinaan transmigrasi.
Penyiapan, penempatan dan kerja sama transmigrasi.
Pengelolaan administrasi dokumen kerja sama antara daerah dan wilayah
potensi transmigrasi.

E.

Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja
Bidang hubungan industrial dan syarat kerja mempunyai tugas untuk

membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan urusan pengelolaan Hubungan
Industri dan pelaksanaan Syarat Kerja. Dalam melaksanakan tugasnya bidang
hubungan industrial dan syarat kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:
1.
2.
3.

Pengelolaan pembinaan perselisihan hubungan industri.
Pengelolaan dan pembinaan syarat kerja.
Pengelolaan dan pembinaan Organisasi Tenaga Kerja.

16

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bidang hubungan industrial dan syarat
kerja di bantu oleh:
1.

Seksi Bina Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Seksi bina penyelesaian perselisihan hubungan industrial mempunyai

tugas untuk membantu kepala bidang hubungan industrial dan syarat kerja dalam
melaksanakan

pembinaan

penyelesaian

perselisihan

hubungan

industrial

mempunyai fungsi:
a)

Pengumpulan dan pengolahan analisis data pembinaan Penyelesaian

b)
c)

Perselisihan Industrial (PHI).
Penyusunan petunjuk teknis penanganan (PHI).
Pembinaan penyelesaian (PHI).

2.

Seksi Bina Syarat Kerja
Seksi bina syarat kerja mempunyai tugas untuk membantu kepala bidang

hubungan industrial dan syarat kerja dalam melaksanakan pembinaan syarat kerja.
Seksi bina syarat kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)
b)

Pengumpulan dan pengolahan analisis data pembinaan syarat kerja.
Penyusunan petunjuk teknis penataan dan pengembangan upah dan

c)

sejahteraan pekerjaan.
Pembinaan pembuatan perjanjian kerja peraturan perusahaan dan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

3.

Seksi Bina Organisasi Tenaga Kerja
Seksi bina organisasi tenaga kerja mempunyai tugas untuk membantu

kepala bidang hubungan industrial dan syarat kerja dalam melaksanakan
pengelolaan dan pembinaan organisasi tenaga kerja. Untuk menyelenggarakan

17

tugas tersebut, seksi bina organisasi tenaga kerja mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a)

Pengumpulan dan pengolahan analisis dan pembinaan organisasi tenaga

b)

kerja dan hubungan industrial.
Penyusunan petunjuk teknis pembinaan organisasi ketenagakerjaan

c)

hubungan industrial.
Pengelolaan organisasi tenaga kerja dan hubungan industrial.

F.

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
Bidang pengawasan ketenagakerjaan mempunyai tugas untuk membantu

kepala dinas dalam melaksanakan pengawasan ketenagakerjaan. Dalam
melaksanakan tugasnya, bidang ketenagakerjaan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1.

Seksi Pengawasan Norma Kerja
Seksi pengawasan norma kerja mempunyai tugas untuk membantu kepala

bidang pengawasan ketenagakerjaan dalam melaksanakan pengawasan dalam
norma kerja. Seksi pengawasan norma kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)
b)
c)

Pengumpulan dan pengolahan analisis data pengawasan norma kerja.
Penyusunan petunjuk teknis pengawasan norma kerja.
Pembinaan pengawasan norma kerja.

2.

Seksi Pengawasan Norma Keselamatan Kerja
Seksi pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai

tugas untuk membantu kepala bidang pengawasan ketenagakerjaan dalam
melaksanakan pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja. Seksi
pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai fungsi yaitu:

18

a)

Pengumpulan dan pengolahan analisis data pengawasan norma

b)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Penyusunan petunjuk pengawasan norma keselamatan dan kesehatan

c)

kerja.
Pembinaan, pengendalian peralatan dan pemantauan efektifitas panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

3.

Seksi Pengawasan Norma JAMSOSTEK Perempuan dan Anak
Seksi Pengawasan Norma Jaminan Sosial Tenaga Kerja Perempuan dan

Anak

mempunyai

tugas

yaitu

membantu

kepala

bidang

pengawasan

ketenagakerjaan dalam melaksanakan pengawasan norma Jaminan Sosial Tenaga
kerja perempuan dan anak serta mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)

Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengawasan norma Jaminan

b)

Sosial Tenaga Kerja Perempuan dan Anak.
Penyusunan petunjuk teknis pengawasan serta pembinaan norma Jaminan
Sosial Tenaga Kerja dan Anak.

G.

Unit Pelaksana Teknis
Unit pelaksana teknis merupakan satuan unit pelaksana sebagai tugas

dinas tingkat daerah. Unit pelaksana teknis pada tingkat daerah ini mempunyai
tugas dan fungsi yang tidak jauh beda dengan dinas pada tingkat kabupaten.
Dengan pembentukan unit pelaksana teknis pada tingkat daerah diharapkan dapat
mengoptimalkan fungsi dan peranan dinas Khususnya Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrsi. Pembentukan unit pelaksana teknis pada dinas di atur dalam
peraturan bupati.

19

H.

Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional sebagaimana di maksud dalam peraturan

daerah ini terdiri dari sejumlah tenaga dalam tentang jabatan fungsional yang
terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahlian. Setiap
kelompok jabatan fungsional di pimpin oleh seorang koordinator yang di tunjuk
diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan dinas daerah. nama dan jumlah
jabatan fungsional di tentukan sesuai sifat, jenis kebutuhan dan beban kerja yang
di atur oleh peraturan bupati.

20

D.

Visi Dan Misi DISNAKERTRANS

1.

Visi
Visi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah “Terwujudnya

kesejahteraan sosial dan terciptanya perluasan kesempatan kerja serta iklim
ketenagakerjaan yang kondusif bagi masyarakat Kabupaten Bogor”.
2.

Misi
Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi yaitu:

1)

Meningkatkan

tertib

administrasi

2)

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui Potensi Sumber

3)

Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Meningkatkan perkuasan kesempatan kerja, Keterampilan Kerja dan

4)

Produktivitas Kerja.
Meningkatkan ketaatan para pelaku produksi barang dan jasa terhadap

5)

peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Transmigrasi.

21

dan

profesionalisme

bidang

E.

Tujuan dan Sasaran DISNAKERTRANS
Tujuan :

1)

Meningkatnya aparat yang profesional di bidang sosial tenaga kerja dan

2)
3)

transmigrasi.
Meningkatnya tertib administrasi dinas.
Meningkatnya kemampuan sosial ekonomi, peraturan dan keterampilan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) untuk menumbuhkan

4)

kemandirian dan keberfungsian sosial PMKS.
Menciptakan kesamaan visi, misi, persepsi dan langkah bagi organisasi

5)
6)
7)

sosial dan panti sosial dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial.
Meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja.
Meningkatkan perluasan kesempatan kerja.
Meningkatkan ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundangan

8)
9)
10)
11)
12)

ketenagakerjaan.
Meningkatkan penegakkan peraturan perundangan.
Melindungi pekerja melalui ketaatan peraturan perundangan.
Meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis.
Memperluas kesempatan kerja untuk meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat melalui program transmigrasi.

Sasaran :
1)
2)
3)

Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran.
Tertatanya administrasi umum dan barang.
Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kondisi sosial ekonomi
PMKS.

22

4)

Meningkatnya kesamaan visi, misi dan persepsi dalam melaksanakan

5)

UKS.
Meningkatnya kemampuan dan keterampilan PSKS dalam menangani

6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)

masalah sosial.
Meningkatnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
Meningkatnya produktivitas tenaga kerja.
Meningkatnya perluasan kesempatan kerja.
Terlaksananya Norma K3.
Terpenuhinya hak dan kewajiban pekerjaan/pengusaha.
Meningkatnya penegakkan peraturan ketenagakerjaan.
Terwujudnya sistem pengupahan yang memadai.
Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis.
Terjadinya calon lokasi transmigrasi yang layak.
Perluasan kesempatan kerja melaui tansmigrasi.

F.

Kebijakan
Kebijakan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor

meliputi:
1)
2)
3)

Meningkatnya sarana dan prasarana dinas.
Meningkatnya tertib administrasi.
Peningkatan kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial

4)

(PMKS).
Meningkatnya peran, fungsi, keterampilan sosial Potensi Sumber

5)
6)
7)
8)
9)

Kesejahteraan sosial (PSKS).
Meningkatnya keterampilan kerja dan usaha bagi pencari kerja.
Peningkatan sumber daya manusia dan pendapatan masyarakat.
Menurunnya angka kecelakaan nihil.
Meningkatkan pengawasan peraturan ketenagakerjaan.
Peningkatan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.

23

10)

Meningkatkan kerjasama antar daerah dalam rangka Antar Kerja Antar
Daerah (AKAD) dan Transmigrasi.

BAB III
URAIAN KEGIATAN

3.1

Kegiatan Pelaksanaan Prakerin
Pelaksanaan PRAKERIN pada DISNAKERTRANS Kab.Bogor kegiatan

yang penulis kerjakan selama PRAKERIN adalah Mencatat keterangan surat
masuk pada kartu kendali surat masuk, mendisposisi surat masuk, mencatat
keterangan surat masuk pada buku naskah dinas surat masuk, mencatat keterangan
surat masuk pada ekspedisi surat masuk, mendistribusikan surat masuk dan
ekspedisi ke bidang-bidang kepegawaian, mengangkat telepon dan menerima fax.
Untuk lebih detail dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Kegiatan Pelaksanaan PRAKERIN
Tanggal/Tempat

Uraian Kegiatan

24

1. Apel pagi.
2. Mencatat keterangan surat masuk pada kartu
kendali surat masuk.
3. Mendisposisi surat masuk.
4. Mencatat keterangan surat masuk pada

11 Agustus 2014 s/d 03
Oktober 2014

ekspedisi surat masuk.
5. Mencatat keterangan surat masuk pada buku

DISNAKERTRANS
Kab.Bogor

naskah dinas surat masuk.
6. Mendistribusikan surat masuk dan ekspedisi
ke bidang-bidang kepegawaian.
7. Mengangkat telepon dan menerima fax.

3.2
A.

Uraian Kegiatan Prakerin
Pengertian Surat Masuk dan Proses Pengerjaannya
Surat masuk
.
1. Mendisposisi

surat masuk

6. Mendistribusikan
surat masuk dan
ekspedisi ke
bidang
kepegawaian

2. Mencatat
surat masuk pada

kartu kendali
surat masuk

5. Mencatat
keterangan
surat masuk
pada ekspedisi
surat masuk

25

3. Pendisposisian
surat masuk oleh
Kadis dan
Sekretaris

4. Mencatat
keterangan surat
masuk pada buku
pengendalian
naskah dinas/surat
masuk

Gambar 3.1. Bagan Proses Pengerjaan Surat Masuk
Surat masuk adalah semua jenis surat yang diterima dari instansi lain
maupun dari perorangan, baik diterima melalui pos maupun yang diterima melalui
kulir (penerima surat).
Adapun proses pengerjaan surat masuk adalah sebagai berikut:
1.

Mendisposisi surat masuk adalah proses pencatatan keterangan surat
masuk pada kartu disposisi seperti asal surat, perihal surat, kode surat, dan

2.

tanggal pembuatan surat.
Selanjutnya mencatat pada kartu kendali surat masuk pencatatan
mencakup keterangan surat masuk agar surat tersusun secara sistematis
yang mencakup dengan nomor urut pada kartu kendali surat masuk, kode
surat, asal surat, perihal surat, (adapun keterangan waktu, tempat, tema
pembahasan acara pada surat undangan), tanggal pembuatan surat, nomor

3.

surat dan tanggal penerimaan surat.
Setelah surat masuk di disposisi dan dicatat pada kartu kendali, selanjutnya
surat diantarkan kepada Kepala Dinas dan Sekretaris untuk di tandatangani

4.

dan di disposisikan.
Setelah surat di disposisikan oleh Kepala Dinas dan Sekretaris, surat
dicatat

pada buku daftar pengendali naskah dinas masuk

pencatatan

mencakup nomor urut pada buku naskah surat masuk, kode surat, nomor
surat, tanggal penerimaan surat, perihal surat (adapun waktu, tempat, tema
pembahasan acara pada surat undangan yang telah dicatat pada buku
pengendali naskah dinas surat masuk, dan telah di intruksikan kepada
karyawan/staff yang ditugaskan), tanggal penyampaian surat, isi disposisi
surat, unit pengolah atau instruksi yang diterangkan pada isi disposisi surat

26

untuk karyawan/staff yang ditugaskan dan keterangan yang merupakan
5.

asal surat masuk.
Berikutnya, mencatat keterangan surat masuk ke dalam buku ekspedisi
yang terdiri dari 3 buah buku ekspedisi yaitu buku Umum, buku Keuangan
dan Program dan buku Kasubag Umum dan Kepegawaian. Pencatatan
mencakup nomor urut surat, kode surat, nomor surat, tanggal penyampaian

6.

surat, unit pengolah atau instruksi dan isi disposisi surat tersebut.
Mendistribusikan atau mengantarkan surat masuk dan ekspedisi ke bidanbidang kepegawaian yang di instruksikan sesuai disposisi surat. Kartu
disposisi, kartu pengendali surat masuk dan ekspedisi di tandatangani
secara bersamaan oleh penerima surat. Kartu disposisisi surat yang
berwarna merah jambu dan kartu pengendali surat masuk yang berwarna
kuning atau biru diambil dari surat masuk sebagai tanda bukti terima surat
masuk tersebut.

Adapun gambar ilustrasi kartu disposisi surat masuk yang telah dicatat adalah
sebagai berikut :

27

Gambar 3.2. Ilustrasi Kartu Disposisi Surat Masuk

B.

Mengangkat Telepon

Langkah-langkah menerima telepon adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.

Segera angkat telepon yang berdering.
Mengucapkan atau membalas salam dari penelepon.
Bila penelepon menanyakan orang lain, tanyakan nama dan identitas orang

4.

yang dicari.
Bila orang yang dituju tidak ada ditempat maka beritahukan dengan sopan

5.

dan tawarkan pada penelepon untuk meninggalkan pesan.
Setelah menyelesaikan pembicaraan dengan penelepon sebaiknya
mengucapkan salam, dan jangan meletakkan gagang telepon mendahului
penelepon, tunggu sampai gagang telepon diletakkan atau telepon ditutup
selama dua atau tiga detik oleh penelepon.2

C.

Menerima Fax

Langkah-langkah menerima fax adalah sebagai berikut:
1.

Ketika mesin fax berbunyi/berdering, angkat gagang telepon yang ada

2.

pada mesin fax.
Setelah itu dengar apakah ada nada datar seperti putus jaringan pada saat
menelepon dan jangan menutupnya, karena hal itu mengartikan bahwa ada

3.
4.

seseorang yang mengirim fax.
Tekan tombol bulat berwarna hijau (pojok kanan bawah) pada mesin fax.
Kemudian tutup kembali dengan meletakkan gagang telepon pada mesin
fax.

2

http://sendhysaputro90.wordpress.com/2010/01/03/cara-menerima-telepondan-menelepon-yang-baik / diakses tanggal 06 November 2014.

28

BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH

Permasalahan di tempat PRAKERIN yang penulis temukan beserta usulan
pemecahan masalahnya yaitu kurangnya fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan
PRAKERIN. Kekurangan tersebut diantaranya alat tulis kantor dan meja kerja.
Selain dari itu, sulitnya mengetahui Kode Surat Masuk yang sesuai dengan buku
Peraturan Bupati, dalam hal tersebut penulis berinisiatif untuk menghafalkan kode
surat masuk serta menyertai/menyiapkan buku Perbup tersebut ketika menulis
kode surat masuk. Secara langsung, penulis telah menyampaikan permasalahan
dan usulan pemecahan masalah tersebut kepada pihak DISNAKERTRANS Kab.
Bogor yang kemudian akan ditindaklanjuti lagi.
Guna memudahkan dalam menampilkan permasalahan maka penulis
menampilkannya dalam bentuk tabel. Adapun tabel tersebut dapat dilihat di bawah
ini.
Tabel 4.1 Permasalahan dan Usulan Pemecahan Masalah
NO.

1.

2.

PERMASALAHAN

USULAN PEMECAHAN MASALAH

Kurangnya fasilitas yang
diperlukan seperti alat tulis
dan meja yang sempit

Pada dinas agar menambahkan fasilitas
tersebut untuk kenyamanan dan
efektifitas para siswa prakerin.

Sulitnya mengetahui kode
surat masuk yang sesuai
dengan buku Peraturan
Bupati (Perbup)

Penulis berinisiatif untuk menghafalkan
kode surat masuk serta
menyertai/menyiapkan buku Perbup
tersebut ketika menulis kode surat
masuk.

29

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Setelah penyusunan melaksanakan PRAKERIN di Dinas Sosial Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.

Permasalahan di tempat PRAKERIN yang penulis temukan beserta usulan
pemecahan masalahnya yaitu kurangnya fasilitas yang diperlukan dalam
kegiatan PRAKERIN. Kekurangan tersebut diantaranya alat tulis kantor
dan meja kerja. Selain dari itu, sulitnya mengetahui Kode Surat Masuk
yang sesuai dengan buku Peraturan Bupati (Perbup), dalam hal tersebut
penulis berinisiatif untuk menghafalkan kode surat masuk serta
menyertai/menyiapkan buku Perbub tersebut ketika menulis kode surat
masuk. Secara langsung, penulis telah menyampaikan permasalahan dan
usulan pemecahan masalah tersebut kepada pihak DISNAKERTRANS

2.

Kab. Bogor yang kemudian akan ditindaklanjuti lagi.
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor adalah
Lembaga Pemerintahan yang melayani masyarakat dalam bidang
ketenagakerjaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
transmigrasi.

3.

Jenis tugas yang dilaksanakan di tempat PRAKERIN di Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor yaitu Mencatat
keterangan surat masuk pada kartu kendali surat masuk, mendisposisi surat

30

masuk, mencatat keterangan surat masuk pada buku naskah dinas surat
masuk, mencatat keterangan surat masuk pada ekspedisi surat masuk,
mendistribusikan

surat

masuk

dan

ekspedisi

kepegawaian, mengangkat telepon dan menerima fax.

5.2

Saran

31

ke

bidang-bidang

Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk memberikan
beberapa saran yang berguna bagi sekolah, lembaga terkait dan siswa/siswi yang
telah mengikuti PRAKERIN diantaranya :
A.

Untuk Pihak Sekolah
Bimbingan dan dukungan yang lebih intensif dari para guru sangat

diperlukan siswa/siswi yang melakukan PRAKERIN.
B.
1.

Untuk Pihak Instansi
Bimbingan dan bantuan yang diberikan sangat penting bagi siswa agar

2.

tidak terjadi kesalahan dalam mengerjakan pekerjaan.
Lebih mempererat hubungan informasi antar siswa/siswi yang sedang

C.
1.

menjalankan PRAKERIN.
Untuk Siswa
Bagi siswa-siswi yang melaksanakan kegiatan PRAKERIN perlu
ditingkatkan kedisiplinan yang lebih baik, disiplin kerja maupun waktu
dan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas demi terlaksananya

2.

efisiensi dan efektivitas kerja yang lebih baik.
Siswa/siswi harus mempunyai inisiatif dan kreasi sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktek Kerja Industri SMK DEWANTARA.
[1] http://5d538bda-3fb3aee1-4373830813.blogspot.com/ diakses tanggal

32

15 Oktober 2014.
[2]http://sendhysaputro90.wordpress.com/2010/01/03/cara-menerima-telepondan-menelepon-yang-baik/ diakses tanggal 06 November 2014.

33