TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETAN

TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI TEMBAKAU DI DESA RANDUMERAK KECAMATAN PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pembimbing :

Dr. H. Sugiyo Ahmad, M. Pd

Oleh:

FAIQOTUL AMINAH NIM : 12012476 Kelas : C PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK INFORMATIKA

Tahun Akademik 2013 - 2014

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah memberikan jalan terang kepada penulis untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab penulisan laporan penelitian ini.

Selanjutnya tuga s tentang laporan penelitian yang berjudul “Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo” telah dapat penulis selesaikan mengacu pada kriteria tugas yaitu sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini bukanlah keberhasilan individu semata, namun berkat bantuan dan bimbingan dari semuaa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud menghaturkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Sugiyo Ahmad, M. Pd selaku pembimbing yang telah berkenan member saran dan membantu penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir penelitian ini.

2. Abah dan Ummi‟ yang telah membantu spiritual dan material kepada penulis.

3. Teman-teman kelas C Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tahun Akademik 2013-2014 yang saling membantu dalam pembuatan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan penelitian ini, sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran serta masukan sebagai bahan perbaikan.

Paiton, 31 Januari 2014 Penulis

Faiqotul Aminah

4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Total Pendapatan

Petani Tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 .......................................... 20

4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 ............................. 21

4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasang Surut Pertanian Tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 ........................................................................................... 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Pertanian pula yang menjadi penentu ketahanan, bahkan kedaulatan pangan. Namun, di tanah subur yang mayoritas bergantung dari mata pencaharian pertanian ni masih belum mampu meningkatkan taraf hidup yang masih sejahtera.

Tembakau (family Solanaceae) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di Indonesia. Sektor ini termasuk industri paling strategis yang dapat menerap jutaan tenaga kerja, mulai dari petani tembakau, buruh atau pekerja pada perusahaan rokok, tenaga ahli, maupun pemasaran. Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup banyak mendatangkan devisa. Pasaran tembakau cerutu Indonesia terbanyak adalah negara-negara Eropa yang dalam penjualannya melalui sistem pelelangan di Bremen, Jerman.

Peranan tembakau rakyat dipandang sangat penting dalam bidang sosial, ekonomi dan perdagangan. Tembakau rakyat paling besar dibutuhkan dalam negeri terutama untuk perusahaan rokok. Prinsipnya pemerintah seharusnya tidak menghambat perkembangan pertanian dan kehidupan pertanian serta dapat mungkin membantu mengembangkannya.

Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40‟ s/d 8°10‟ Lintang Selatan dan 111°50‟ s/d 113°30‟ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk di dalamnya

kawasan Pulau Giliketapang dengan luas wilayah 0,6 km². Dengan lereng gunung- gunung yang membujur dari barat ke timur dan mendapat penyinaran yang baik di siang hari, dataran cukup tinggi, unsur hara tanah yang baik serta suhu optimal sehingga sangat baik untuk tanaman tembakau. Kondisi tersebut dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menamam tembakau, daripada menanam tanaman lain seperti padi dan sayuran yang keuntungannya tidak begitu menjanjikan, jauh jika dibandingkan dengan apabila menanam tembakau. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk memperbaiki kesejahteraan hidup para petani, yaitu dengan menanam tembakau.

Probolinggo menjadi salah satu kabupaten di Jawa Timur yang menghasilkan tembakau dengan kualitas baik. Harganya lebih tinggi dibandingkan Probolinggo menjadi salah satu kabupaten di Jawa Timur yang menghasilkan tembakau dengan kualitas baik. Harganya lebih tinggi dibandingkan

banyak merugi bahkan sampai menjual apapun untuk menutup biaya yang dikeluarkan tanaman tembakaunya.

Pertanian tembakau di kabupaten Probolinggo tidak seperti yang dikatakan oleh kebanyakan orang yang mengira bahwa petani tembakau mempunyai tingkat kesejahteraan yang tinggi. Faktanya pada setiap tahunnya pertanian tembakau tidak selalu berhasil, seperti yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.

Seiring dengan permasalahan-permasalahan yang ada saat ini seakan hampir membuat petani tembakau di Probolinggo menjadi resah, mulai dari ditetapkannya fatwa haram untuk rokok, Rancangan Undang-Undang tentang tembakau, harga produk yang turun-naik. Hal ini membuat petani merasa resah ketika menjelang musim tembakau karena merasa takut dengan masalah-masalah tersebut.

Desa Randumerak yang terletak di jalan raya Panglima Sudirman no. 28 Paiton Probolinggo dengan lingkup masyarakat desa yang mayoritas mempunyai mata pencaharian sebagai petani tembakau. Mata pencarian sebagai petani tembakau tersebut harapannya dapat memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Pendapatan rumah tangga sebagai petani merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil kerja sebagai petani tembakau namun tidak menutup kemungkinan seorang petani mempunyai pendapatan lain di samping pekerjaannya sebagai petani tembakau. Mata pencaharian lain juga ditekuni petani dalam memenuhi kebutuhannya untuk bertahan hidup dan untuk menambah penghasilan. Pekerjaan tersebut dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani. Tolok ukur yang terlihat untuk menentukaan tingkat kesejahteraan petani yaitu dilihat dari penghasilan, maupun kondisi sosial rumah tangga petani.

Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan dalam latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Kesejahteraan

Rumah Tangga Petani Tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton

Kabupaten Probolinggo ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Berapa pendapatan petani dari sektor tembakau, non tembakau / pekerjaan lain, anggota keluarga lain dan total pendapatan petani?

2. Bagaimana tingkat kesejahteraan keluarga petani tembakau di Desa Randumerak?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pasang surutnya hasil pertanian tembakau di Desa Randumerak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pendapatan rumah tangga petani dari sektor tembakau, non tembakau / pekerjaan lain, anggota keluarga lain dan total pendapatannya.

2. Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau di Desa Randumerak.

3. Faktor-faktor penyebab pasang surutnya hasil pertanian tembakau.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Di bidang Teknik Informatika, dapat menambah kajian ilmu pengetahuan Informatika, khususnya Algoritma dan Metodologi Penelitian.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah setempat, sebagai bahan pemikiran untuk pengembangan kesejahteraan petani tembakau.

b. Memberikan informasi mengenai tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau di Kabupaten Probolinggo khususnya di Kecamatan Paiton.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Rumah Tangga

Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik / sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Maksud dari makan di satu dapur yaitu jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu.

Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah dan tamu yang tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6 bulan dianggap sebagai anggota rumah tangga.

2.2 Kajian Petani

Pengertian petani diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris menjadi farmer yang sebenarnya sangat berbeda sekali dengan petani yang dalam arti peasent. Farmer adalah petani pengusaha, yang menjalankan usaha pertanian sebagai suatu perusahaan, sehingga untung rugi senantiasa menjadi pertimbangan di dalam menjalankan usahanya dan memproduksi hasil pertanian dengan orientasi pasar. Peasent yaitu petani kecil sebagai produsen pertanian, menguasai lahan sempit dengan orientasi produk untuk mencukupi kebutuhan keluarga, bersifat subsistem.

Menurut para ahli, petani adalh setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut.

Ciri-ciri struktur agraris:

a. Daerah pertanian di pulau Jawa ditandai oleh adanya usaha tani yang luasnya kecil-kecil.

b. Pemilikan tanah cenderung sempit-sempit tetapi relative lebih merata.

c. Status / bentuk pemilikan tanah sangat beragam.

d. Sebagian besar usaha tani terdiri dari usaha tani yang digarap oleh pemilik tanahnya sendiri.

e. Proporsi penggunaan tenaga kerja luar keluarga untuk kegiatan pra-panen sangat besar (untuk panen bahkan lebih besar lagi).

f. Hampir semua tenaga kerja luar keluarga terdiri dari tenaga upahan / bayaran.

g. Terdapat jutaan keluarga tunakisma dan hampir tunakisma, yang tergantung dari upah berburuh sebagai sumber penghasilan yang penting.

h. Untuk semua lapisan masyarakat pedesaan, pendapatan yang berasal dari kegiatan non pertanian merupakan tambahan pendapatan yang sangat penting artinya.

i. Hampir setiap rumah tangga di pedesaan Jawa hidup atas dasar apa yang disebut “extreme occupational multiplicity” dengan suatu pembagian

pekerjaan yang sangat lentur di antara anggota-anggota rumah tangga. j. Terdapat kelembagaan hubungan kerja “tradisional” yang beragam dan rumit, karena berkaitan dengan kelembagaan dalam hal transaksi tanah, penguasaan tanah, dan transaksi hasil bumi.

2.3 Kajian Pendapatan

Pendapatan merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membangun produk nasional. Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga.

Pendapatan dan penerimaan anggota rumah tangga dapat diperinci: pendapatan berupa uang, berupa barang, lain-lain penerimaan uang dan barang. Termasuk dalam pendapatan ini yaitu jasa yang diberikan oleh anggota rumah atau orang lain untuk kepentingan rumah tangga yang dapat dinilai dengan uang.

Pendapatan yang lebih ditekankan pada pendapatan rumah tangga, maka pendapatan merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, informal dan subsisten. Pendapatan formal yakni segala penghasilan baik berupa uang atau kontraprestasi dari sektor formal apa yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal berupa penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan di luar pekerjaan pokok. Pendapatan subsisten diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh dari sektor produksi yang dinilai dengan uang, pendapatan ini terjadi apabila produksi dan konsumsi terletak pada satu tangan atau di satu masyarakat kecil. Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah seluruh pendapatan formal dan pendapatan informal dan pendapatan subsisten.

Pendapatan kotor merupakan tolok ukur bagi identitas pertanian, meskipun sangat dipengaruhi oleh keadaan alam dan kebijaksanaan pajak.

Pendapatan masyarakat dapat terbagi atas:

a. Upah-upah kerja

b. Hak upah petani dan keluarganya

c. Pajak-pajak

d. Hasil bersih, terdiri atas bunga modal dan keuntungan pengusaha.

2.4 Kajian Kesejahteraan

Dalam UUD 1945 bab tentang “kesejahteraan sosial” menyangkut dua pasal yaitu pasal 33 dan pasal 34. Pasal-pasal tersebut menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial menyangkut pemenuhan kebutuhan materiil yang harus diatur dalam organisasi dan sistem ekonomi yang berdasarkan kekeluargaan, sehingga tampak keterkaitan antara keadilan sosial dengan kesejahteraan sosial. Keadilan sosial merupakan tujuan yang lebih tinggi dari kesejahteraan sosial.

Menurut BKKBN, keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Aspek tahapan keluarga sejahtera terdiri dari 12 variabel seperti agama, pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, keluarga berencana, tabungan, interaksi dalam lingkungan, informasi dan peranan dalam masyarakat. Berdasarkan aspek-aspek tersebut, keluarga dikelompokkan menjadi lima tahapan yaitu:

a. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera Yaitu jika keluarga belum dapat memenuhi keseluruhan indikator yang ada di

Tahapan Keluarga Sejahtera I.

b. Tahapan Keluarga Sejahtera I

1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.

2. Anggota keluarga mempunyai pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja atau bersekolah dan bepergian.

3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dan dinding yang baik.

4. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan.

5. Bila pasangan subur ingin ke berKB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.

6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

c. Tahapan Keluarga Sejahtera II

7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

8. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging / ikan / telur.

9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun.

10. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk setiap penghuni rumah.

11. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas / fungsi masing-masing.

12. Ada seorang / lebuh anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan.

13. Seluruh anggota keluarga berumur 10-60 tahun bisa baca tulis latin.

14. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat atau obat kontrasepsi.

d. Tahapan Keluarga Sejahtera III

15. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

16. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.

17. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

18. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

19. Keluarga memperoleh berita dari surat kabar / majalah / radio / TV.

e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

20. Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial.

21. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan social / yayasan / institusi masyarakat.

Secara singkat dapat dijelaskan cara menentukan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau sebagai berikut:

a. Rumah tangga Pra Sejahtera yaitu jika rumah tangga belum dapat memenuhi keseluruhan indikator nomor 1-6 meskipun sudah memenuhi sebagian atau seluruh indikator nomor 7-21.

b. Rumah tangga Sejahtera I yaitu jika rumah tangga sudah dapat memenuhi keseluruhan indikator nomor 1-6, namun belum dapat memenuhi sebagian atau seluruh indikator nomor 7-21.

c. Rumah tangga Sejahtera II yaitu jika rumah tangga sudah dapat memenuhi keseluruhan indikator nomor 1-14, namun belum dapat memenuhi sebagian atau seluruh indikator nomor 15-21.

d. Rumah tangga Sejahtera III yaitu jika rumah tangga sudah dapat memenuhi keseluruhan indikator nomor 1-19, namun belum dapat memenuhi sebagian atau seluruh indikator nomor 20-21.

e. Rumah tangga Sejahtera III Plus yaitu jika rumah tangga dapat memenuhi seluruh indikator 1-21.

2.5 Tujuan dan Fungsi Kesejahteraan

Berdasarkan rumusan atau pendapat dari beberapa ahli bidang kesejahteraan sosial, menguraikan tujuan utama dari system kesejahteraan sosial yaitu :

1. System maintenance Tujuan dari system ini yaitu memelihara dan menjaga kesinambungan atau kelangsungan keberadaan serta tatanan nilai-nilai sosial.

2. System control Tujuan dari sistem ini yaitu mangadakan control secara efektif terhadap perilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada.

3. System chage Tujuannya yaitu mengadakan perubahan kearah berkembangnya suatu sistem yang lebih efektif bagi anggota masyarakat. Menurut PBB ada lima fungsi pokok kesejahteraan sosial, yaitu :

1. Perbaikan secara progresif daripada kondisi-kondisi kehidupan orang

2. Pengembangan sumber-sumber daya manusia

3. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri

4. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan- tujuan pembangunan, dan

5. Penyediaan struktur-struktur institusional untuk berfungsinya pelayananpelayanan yang terorganisasi lainnya. Berdasarkan fungsi khusus maupun dalam ruang lingkup yang lebih luas, maka fungsi kesejahteraan sosial sebagai berikut :

1. Fungsi penyembuhan dan pemulihan (kuratif/remedial dan rehabilitative) Bertujuan untuk meniadakan hambatan-hambatan atau masalah sosial yang ada. Fungsi pemulihan (rehabilitative) terutama untuk menanamkan dan menumbuhkan fungsionalitas kembali dalam diri orang maupun anggota masyarakat. Fungsi penyembuhan dapat bersifat represif artinya bersifat 1. Fungsi penyembuhan dan pemulihan (kuratif/remedial dan rehabilitative) Bertujuan untuk meniadakan hambatan-hambatan atau masalah sosial yang ada. Fungsi pemulihan (rehabilitative) terutama untuk menanamkan dan menumbuhkan fungsionalitas kembali dalam diri orang maupun anggota masyarakat. Fungsi penyembuhan dapat bersifat represif artinya bersifat

2. Fungsi pencegahan (preventif) Dalam hal ini meliputi langkah-langkah untuk mencegah agar jangan sampai timbul masalah sosial yang baru, juga langkah-langkah untuk memelihara fungsionalitas seseorang maupun masyarakat.

3. Fungsi pengembangan (promotif, developmental) Untuk mengembangkan kemampuan orang maupun masyarakat agar dapat lebih meningkatkan fungsionalitas mereka sehingga dapat hidup secara produktif.

4. Fungsi penunjang (suportif) Fungsi ini menopang usaha-usaha lain agar dapat lebih berkembang. Meliputi kegiatan-kegiatan yang dapat memperlancar keberhasilan program- program lainnya seperti bidang kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana, pendidikan, pertanian dan sebagainya.

2.6 Kajian Tembakau

Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk genus Nicotinae, serta familia Solanaceae. Spesies-spesies yang mempunyai nilai ekonomis adalah Nicotianae Tabocum L dan Nicotianae Rustica dengan rincian sebagai berikut :

1) Nicotiana rustica L mengandung kadar nikotin yang tinggi (max n =16 %) biasanya digunakan untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku obat dan isektisida), jenis ini banyak berkembang di Rusia dan India.

2) Nicotiana tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6 %) jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok. Susunan taksonomi Nicotianae tabacum L sebagai berikut :

Famili : Solanaceae Subfamili : Nicotianae Genus : Nicotiana Subgenus : Tabacum

Sebagaimana diketahui tanaman tembakau merupakan merupakan salah satu komoditi yang strategis dari jenis tanaman semusim. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar, hal ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan masalah. Pada dasarnya menggunakan metode ilmiah.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap kputusan yang dibuat oleh peneliti yang berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan. Desain sangat erat dengan bagaimana kerangka konsep penelitian sebagai petunjuk perencanaan penelitian secara rinci dalam hal pengumpulan dan analisa data.

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi atau fenomena dalam menemukan ide baru. Penelitian ini menggunakan rancangan pendekatan survey yaitu semua metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran / pendeskripsian atau memaparkan peristiwa-peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini secara obyektif.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari penyusunan sampai dengan laporan akhir, direncanakan mulai dari tanggal 8 Januari 2014 sampai dengan tanggal 25 Januari 2014, adapun data pengambilan lapangan akan dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2014 sampai dengan tanggal 29 Januari 2014.

b. Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini yaitu di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur yang saat ini menempati areal seluas 181 Ha.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Variabel dari penelitian ini yaitu tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau.

3.4 Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah petani tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk melakukan pengumpulan data yang akan digunakan untuk penelitian.

a. Pengamatan Terlibat (Participant Observation) Untuk memperoleh data melalui pengamatan terlibat atau observasi pertisipasi, sang peneliti berusaha menceburkan diri dalam lingkungan masyarakat Desa Randumerak, seperti berbaur dengan para petani atau para buruh tani. Di samping itu, yang perlu ditekankan dalam observasi ini adalah lebih memfokuskan pada tingkat kesejahteraan petani tembakau di Desa tersebut.

Dalam observasi partisipasi ini, peneliti menyediakan buku catatan dan alat kamera. Buku catatan digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting yang ditemui selama pengamatan. Sedangkan kamera digunakan untuk mengabadikan beberapa gambar yang relevan dengan fokus penelitian.

b. Wawancara Mendalam (Deep Interview). Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak dan dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Metode interview di sini dilakukan dengan cara mendatangi para informan yang berada di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Informasi-informasi dari informan tersebut kemudian dikembangkan dengan menggali informasi dari informan-informan lain b. Wawancara Mendalam (Deep Interview). Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak dan dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Metode interview di sini dilakukan dengan cara mendatangi para informan yang berada di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Informasi-informasi dari informan tersebut kemudian dikembangkan dengan menggali informasi dari informan-informan lain

c. Dokumentasi. Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi partisipasi. Dengan dokumentasi, peneliti mencatat tentang kondisi geografis Desa Randumerak yang meliputi letak geografis, topologi, hidrologi, klimatologi dan kawasan budidaya beserta fasilitas pemerintahan dan fasilitas kesehatan untuk dianalisis kemudian peneliti mengkonfirmasikan temuan penelitian dengan informan kunci.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah.

Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah berupa kuesioner dengan tujuan mengumpulkan data mengenai tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau.

3.7 Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif dengan tujuan untuk memberikan data secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta tentang kondisi masyarakat maupun lingkungan tempat dilakukannya penelitian serta hubungan antara kejadian-kejadian yang diteliti untuk mendapatkan kebenaran.

3.8 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan judul penelitian kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Paiton untuk mendapatkan persetujuan. Setelah itu baru melakukan penelitian pada responden dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan) Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subyek penelitian. Subyek diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika subyek bersedia responden menandatangani lembar persetujuan.

b. Anonymity (Tanpa Nama) Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data. Cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk menjamin kerahasiaan identitas.

c. Confidentiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Penyajian data atau hasil penelitian hanya ditampilkan pada forum Akademis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo pada tanggal 26 Januari 2014 sampai dengan tanggal 29 Januari 2014 dengan responden 45 orang petani tembakau. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum dimuat karakteristik umur, tingkat pendidikan, pekerjaan pokok, tanggungan rumah tangga, status kepemilikan lahan dan luas lahan. Sedangkan data khusus terdiri dari pendapatan rumah tangga (pendapatan dari pertanian tembakau, pendapatan dari non tembakau, pendapatan anggota rumah tangga lainnya dan total pendapatan petani tembakau), tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau dan faktor-faktor yang mempengaruhi pasang surut pertanian tembakau yang diperoleh dari lembar kuesioner di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.

4.1 Hasil Penelitian

a. Gambaran Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki wilayah seluas 181 Ha yang terdiri dari lahan sawah seluas 110 Ha dan tanah kering / tegal / pekarangan seluas 71 Ha. Wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Randutatah, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sidodadi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Jabung Candi dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidodadi juga. Di Desa Randumerak terdapat

4 buah Dusun. Yaitu Dusun Krajan 1, Dusun Krajan 2, Dusun Masjid dan Dusun Kembang. Dengan jumlah perangkat desa 12 orang. Desa ini memiliki fasilitas pemerintahan berupa satu unit Kantor Balai Desa Randumerak. Selain itu, juga memiliki fasilitas kesehatan berupa Klinik Siaga. Masyarakat desa ini masih tergolong masyarakat pedesaan yang sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan kegotongroyongan.

Secara topografis, Desa Randumerak mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang Secara topografis, Desa Randumerak mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang

Secara hidrologi, Terdapat 3 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Desa Randumerak. Sungai terpanjang adalah Pancar Glagas sedangkan sungai terpendek adalah Sidomerak.

Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Desa Randumerak tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai terpanjang dan terbesar yang masih tergenang terus sepanjang tahun.

Lokasi Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo berada di sekitar garis katulistiwa menyebabkan daerah ini mengalami perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berkisar pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga April. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret.

Diantara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba, dimana biasanya ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang biasa disebut Angin Gending.

Kawasan budidaya di Desa Randumerak adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Luas peruntukan kawasan budidaya (Ha) meliputi Sawah dengan luas 110 Ha dan tanah kering / tegal / pekarangan dengan luas 71 Ha.

b. Data Umum

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

1. 20-24 tahun

2. 25-29 tahun

3. 30-34 tahun

4. 35-39 tahun

5. 40-44 tahun

6. 45-49 tahun

Berdasarkan tabel 4.1 dapat menunjukkan bahwa hampir setengah petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo berumur 20-24 tahun yaitu sebanyak 12 responden (26,7%).

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

1. Tidak Sekolah

2. Tidak Tamat SD

3. Tamat SD

4. Tamat SMP

5. Tamat SMA

6. Tamat Perguruan Tinggi

Berdasarkan tabel 4.2 dapat menunjukkan bahwa hampir setengah petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo berpendidikan SD yaitu sebanyak 12 responden (26,7%).

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pokok

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pokok di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

No.

Pekerjaan Pokok

Berdasarkan tabel 4.3 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo pekerjaan pokoknya sebagai petani tembakau yaitu sebanyak 25 responden (55,6%).

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Tanggungan Rumah Tangga

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tanggungan Rumah Tangga di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

No. Tanggungan Rumah Tangga Frekuensi Persentase (%)

1. 1-2 orang

2. 3-4 orang

3. 5-6 orang

Tidak Mempunyai Anggota

Berdasarkan tabel 4.4 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo mempunyai tanggungan rumah tangga 1-2 orang yaitu sebanyak 28 responden (62,2%).

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

No.

Status Kepemilikan Lahan

Frekuensi Persentase (%)

1. Milik Sendiri

2. Lahan Sewa

3. Lahan Bagi Hasil

Berdasarkan tabel 4.5 dapat menunjukkan bahwa hampir seluruhnya status kepemilikan lahan para petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo milik sendiri yaitu sebanyak

40 responden (88,9%).

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Luas lahan

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Luas Lahan di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

No.

Luas Lahan

2. 2 50-100 m

3. 2 101-200 m

Berdasarkan tabel 4.6 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo

mempunyai luas lahan 101-200 m 2 yaitu sebanyak 30 responden (66,6%).

c. Data Khusus

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan dari Pertanian Tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

Pendapatan dari Pertanian

Tembakau (Rp.)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan rumah tangga petani dari tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo yaitu 1.696.674 – 3.349.794 rupiah sebanyak 29 responden (64,4%).

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan dari Non Tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

Pendapatan dari Non

Tembakau (Rp.)

Berdasarkan tabel 4.8 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan rumah tangga petani dari non tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo yaitu 1.077.838 – 2.418.821 rupiah sebanyak 25 responden (55,6%).

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan Anggota Rumah Tangga Lainnya di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

Pendapatan Anggota Rumah

No. Frekuensi Persentase (%)

Tangga Lainnya (Rp.)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat menunjukkan bahwa hampir setengah pendapatan anggota rumah tangga lainnya di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo yaitu antara 923.650 – 2.147.864 rupiah sebanyak 20 responden (44,4%).

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Total Pendapatan Petani Tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

Total Pendapatan Petani

Tembakau (Rp.)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar total pendapatan petani tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo yaitu antara 2.418.821 – 4.980.637 rupiah sebanyak 24 responden (53,3%).

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

Tingkat Kesejahteraan

Rumah Tangga

1. Pra Sejahtera

2. Sejahtera I

3. Sejahtera II

4. Sejahtera III

5. Sejahtera III Plus

Berdasarkan tabel 4.11 dapat menunjukkan bahwa hampir setengah petani tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo menduduki tingkat kesejahteraan rumah tangga Sejahtera I yaitu sebanyak 15 responden (33,3%).

3) Karakteristik

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasang Surut Pertanian Tembakau

Responden

Berdasarkan

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasang Surut Pertanian Tembakau di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

Faktor-faktor yang

No.

Mempengaruhi Pasang

Frekuensi Persentase (%)

Surut Pertanian Tembakau

Curah hujan yang tidak

menentu Penyinaran yang tidak

3. Tekstur tanah yang berubah

Kerusakan lahan dari tahun

ke tahun Rendahnya posisi tawar

tembakau

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.12 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo berpendapat bahwa faktor utama yang mempengaruhi pasang surut pertanian tembakau yaitu curah hujan yang tidak menentu sebanyak 25 responden (55,6%).

4.2 Pembahasan

Penelitian di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Pobolinggo didapatkan hasil bahwa pendapatan rumah tangga petani diperoleh dari pertanian tembakau dengan penghasilan dalam pendapatan 1.696.674 – 3.349.794 yang merupakan kategori pendapatan sedang yaitu sebanyak 29 jiwa atau 64,4 %, pendapatan dari non tembakau atau dapat dikatakan pendapatan dari pekerjaan sampingannya dengan kategori sedang yaitu 1.077.838 – 2.418.821 sebanyak 25 jiwa atau 55,6 %, pendapatan anggota rumah tangga lainnya dengan kategori sedang yaitu 923.650 – 2.147.864 sebanyak 20 jiwa atau 44,4 %, total pendapatan petani tembakau dengan kategori sedang yaitu 2.418.821 – 4.980.637 sebanyak 24 jiwa atau 53,3 %.

Petani dengan rumah tangga Pra Sejahtera sebesar 9 jiwa atau 20 %, rumah tangga Sejahtera I sebesar 15 jiwa atau 33,3 %, rumah tangga Sejahtera II sebesar 10 jiwa atau 22,2 %, rumah tangga Sejahtera III sebesar 7 jiwa atau 15,6 %, dan rumah tangga Sejahtera III+ sebesar 4 jiwa atau 8,9 %.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pasang surut pertanian tembakau yaitu kebanyakan petani di Desa Randumerak berpendapat bahwa curah hujan yang tidak menentu merupakan faktor utama yang mempengaruhinya.

Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani dipengaruhi oleh faktor umur. Berdasarkan tabel 4.1 dapat menunjukkan bahwa hampir setengah petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo berumur 20-24 tahun sejumlah 12 petani (26,7%). Menurut peneliti tingkat kesejahteraan rumah tangga petani dapat dilihat dari umur seseorang maka semakin muda tingkatan umurnya cara bekerjanya lebih giat sehingga tingkat kesejahteraannya semakin baik. Hal tersebut dibuktikan bahwa saat penelitian responden yang usianya terbilang masih muda antusias dan lebih tanggap tentang hal-hal yang dijelaskan terhadap maksud pengisian kuesioner, meskipun dalam kenyataan pengalaman kerja sebagai petani Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani dipengaruhi oleh faktor umur. Berdasarkan tabel 4.1 dapat menunjukkan bahwa hampir setengah petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo berumur 20-24 tahun sejumlah 12 petani (26,7%). Menurut peneliti tingkat kesejahteraan rumah tangga petani dapat dilihat dari umur seseorang maka semakin muda tingkatan umurnya cara bekerjanya lebih giat sehingga tingkat kesejahteraannya semakin baik. Hal tersebut dibuktikan bahwa saat penelitian responden yang usianya terbilang masih muda antusias dan lebih tanggap tentang hal-hal yang dijelaskan terhadap maksud pengisian kuesioner, meskipun dalam kenyataan pengalaman kerja sebagai petani

Tingkat kesejahteraan rumah tangga dipengaruhi oleh pendidikan. Berdasarkan tabel 4.2 dapat menunjukkan bahwa hampir setengah petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo berpendidikan SD yaitu sebanyak 12 responden (26,7%). Dilihat dari faktor pendidikan SD kurang mudah untuk menyerap dan memperoleh informasi mengenai intensifikasi tembakau sama halnya dengan yang berpendidikan tidak tamat sekolah. Menurut peneliti dimana pendidikan yang rendah membuat kurangnya tingkat sejahteraan petani. Sebaliknya bila petani berpendidikan tinggi, maka akan mempertinggi tingkat kesejahteraan petani dalam mengintensifikasi tembakau. Karena pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Tingkat kesejahteraan rumah tangga dipengaruhi oleh pekerjaan pokoknya. Berdasarkan tabel 4.3 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo pekerjaan pokoknya sebagai petani tembakau yaitu sebanyak 25 responden (55,6%). Menurut peneliti petani memiliki kesibukan tersendiri dalam rumah tangga masing-masing dibanding dengan masyarakat lainnya yang mempunyai pekerjaan pokok yang berbeda. Petani cenderung mempunyai prilaku sesuai dengan pekerjaan pokoknya dimana masyarakat yang lain juga tidak mempunyai kebiasaan untuk melakukan kebiasaan sebagai petani. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa status pekerjaan yang berbeda sering mempengaruhi sikap seseorang yang akan berpengaruh langsung pada perilaku atau kebiasaan orang tersebut.

Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani dipengaruhi oleh tanggungan rumah tangga. Berdasarkan tabel 4.4 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo mempunyai tanggungan rumah tangga 1-2 orang yaitu sebanyak 28 responden (62,2%). Menurut peneliti responden yang mempunyai tanggungan rumah tangga 1-2 orang anggota keluarga terutama anaknya yang masih dalam masa menempuh pendidikan sangat mempengaruhi pola pengeluaran yang akan berdampak langsung pada tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tersebut.

Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau dipengaruhi oleh status kepemilikan lahan. Berdasarkan tabel 4.5 dapat menunjukkan bahwa hampir seluruhnya status kepemilikan lahan para petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo milik sendiri yaitu sebanyak 40 responden (88,9%). Menerut peneliti responden yang mempunyai status lahan milik sendiri sangat mempengaruhi pendapatan yang diperoleh sehingga akan berdampak langsung bagi tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau tersebut.

Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau dipengaruhi oleh luas lahan. Berdasarkan tabel 4.6 dapat menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Randumerak Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo mempunyai luas

lahan 101-200 m 2 yaitu sebanyak 30 responden (66,6%). Menerut peneliti semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani tembakau maka semakin besar pula pendapatan

yang diperoleh sehingga akan berdampak langsung bagi tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau tersebut.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendapatan rumah tangga petani diperoleh dari pertanian tembakau dengan penghasilan dalam pendapatan 1.696.674 – 3.349.794 yang merupakan kategori pendapatan sedang yaitu sebanyak 29 jiwa atau 64,4 %, pendapatan dari non tembakau atau dapat dikatakan pendapatan dari pekerjaan sampingannya dengan kategori sedang yaitu 1.077.838 – 2.418.821 sebanyak 25 jiwa atau 55,6 %, pendapatan anggota rumah tangga lainnya dengan kategori sedang yaitu 923.650 – 2.147.864 sebanyak 20 jiwa atau 44,4 %, total pendapatan petani tembakau dengan kategori sedang yaitu 2.418.821 – 4.980.637 sebanyak 24 jiwa atau 53,3 %.

2. Petani dengan rumah tangga Pra Sejahtera sebesar 9 jiwa atau 20 %, rumah tangga Sejahtera I sebesar 15 jiwa atau 33,3 %, rumah tangga Sejahtera II sebesar 10 jiwa atau 22,2 %, rumah tangga Sejahtera III sebesar 7 jiwa atau 15,6 %, dan rumah tangga Sejahtera III+ sebesar 4 jiwa atau 8,9 %.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasang surut pertanian tembakau yaitu kebanyakan petani di Desa Randumerak berpendapat bahwa curah hujan yang tidak menentu merupakan faktor utama yang mempengaruhinya.

5.2 Saran

1. Perlu adanya penyuluhan pertanian, agar usaha para petani lebih berkembang dan merata.

2. Pemerintah daerah turut berperan aktif dalam perekonomian rakyat terutama sektor pertanian tembakau agar petani tidak rugi karena biaya pemotongan yang terlalu tinggi oleh pihak gudang.

DAFTAR PUSTAKA

Dian Rakhma Kurnia. 2012. “Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Tembakau di Desa Gaden Gandu Wetan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung ” (Skripsi). Yogyakarta: FISE UNY.

Purnomo, Windhu Dr. dr., M. S. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pengantar). Surabaya: Apollo.

Suci Bigita Caraka. 2009. ”Tingkat Kesejahteraan Pengrajin Industri Kerajinan Batik Tulis di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa

Yogyakarta” (Skripsi). Yogyakarta: FISE UNY. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. (http://education-co.blogspot.com/2013/03/metode-observasi-wawancara-

dokumentasi.html) (http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/07_bab_5_deskriptif.pdf) (http://eprints.uny.ac.id/8562/2/1%20-%2007405241029.pdf) (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Probolinggo) (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Probolinggo) (http://id.wikipedia.org/wiki/Paiton,_Probolinggo) (http://inparametric.com/bhinablog/download/04_analisis_deskriptif.pdf) (http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/968/25/177) (http://pilnas.ristek.go.id/karya/index.php/record/view/113720) (http://www.academia.edu/4422523/BAB_III_METODE_PENELITIAN_3.1._Lokasi_P

enelitian) (http://www.litbang.deptan.go.id, 11 April 2012, 19.22 am) (http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123838...%20, 11 April 2012, 20.14 am)

Lampiran 1 Nomor responden:

Pedoman Wawancara

TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI TEMBAKAU DI DESA RANDUMERAK KECAMATAN PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO

I. Identitas Responden

4. Jenis Kelamin

a. Laki-Laki

b. Perempuan

5. Status Perkawinan :

a. Menikah

c. Janda

b. Belum menikah d. Duda

II. Karakteristik Sosial Ekonomi

6. Pendidikan terakhir yang ditempuh:

a. Tidak sekolah

d. Tamat SMP

b. Tidak tamat SD

e. Tamat SMA

c. Tamat SD

f. Tamat perguruan tinggi

7. Apakah sebagai petani tembakau merupakan pekerjaan pokok bapak/ ibu/

saudara?

a. Ya

b. Tidak

8. Apabila tidak, apa pekerjaan pokok anda? Sebutkan…

9. Apakah alasan yang mendorong bapak/ ibu/ saudara untuk bekerja sebagai petani?

a. Memenuhi kebutuhan

b. Sebagai pekerjaan sampingan

c. Lain- lain…

10. Apakah pekerjaan sampingan anda?

a. Buruh

c. Peternak

b. Pedagang

d. Lainnya…

11. Apa usaha bapak untuk mengganti tanaman tembakau?

a. Menanam sayuran

c. Menanam jagung

b. Menanam padi

d. Lainnya. . .

Alasan:. . .

12. Mengapa bapak tetap memilih manaman tembakau setelah terjadi permasalahan-permasalahan yang ada seperti adanya fatwa haram merokok? Alasan:. . .

13. Berapa jumlah anggota keluarga anda?

14. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan?

Tingkat No

Status dalam

15. Apa status lahan yang anda olah?

a. Milik sendiri

c. Lahan bagi hasil

b. Lahan sewa

d. Lainnya. . .

16. Berapa luas lahan yang anda kuasai?

2 a. < 50 m 2 c. 101-200 m

2 b. 50-100 m 2 d. > 200 m

17. Apabila tidak mempunyai lahan, berapa luas lahan yang digarap?

2 a. < 50 m 2 c. 101-200 m

2 b. 50-100 m 2 d. > 200 m

III. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasang surut pertanian tembakau. No

Faktor-faktor

Ya Tidak

1. Curah hujan yang tidak menentu

2. Penyinaran yang tidak sempurna