Macam - Macam Tero wongan

Macam-Macam Terowongan
27 Aug
Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin transportasi langsung
dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam dan aktifitas
manusia. Terowongan dibuat menembus gunung, di bawah sungai, laut, pemukiman, gedunggedung atau jalan raya. Berguna untuk sarana tranportasi, hidro power, jaringan listrik, gas,
saluran pembuangan dan lain-lain.
B. Klasifikasi Terowongan berdasarkan Fungsinya
1) Terowongan Lalu Lintas (Traffic)
Beberapa penggunaan terowongan untuk lalu-lintas diantaranya :
• Terowongan Kereta api
• Terowongan jalan raya
• Terowongan navigasi
• Terowongan tambang
2) Terowongan Angkutan
• Terowongan pembangkit Tenaga Listrik (Hidro Power)
• Terowongan Water Supply
• Terowongan Sewerage water
• Terowongan untuk utilitas umum
Terowongan yang dimaksud di sini adalah sebuah struktur bawah tanah sehingga dalam
pelaksanaannya harus dilaksanakan tanpa boleh mengganggu aktifitas/ kondisi di permukaan
tanah atau dapat pula dilakukan secara gali dan timbun (cut and cover).

C. Klasifikasi Terowongan berdasar Cara Pelaksanaannya
1) Micro Tunnel
Penggunaannya mayoritas untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air. Ukuran dari
terowongan ini berkisar antara 60 cm s/d 100 cm dan dikerjakan secara modern dengan cara
otomatis dengan peralatan robot.
2) Terowongan Dongkrak (Jacking)
Teknik pelaksanaan ini dipilih sebagai alternative karena pengggalian biasa terlalu mahal
karena panjang yang terbatas, misalnya pembuatan underpass dan sejenisnya. Secara umum
pelaksanaannya dilakukan dengan mendongkrak secara horizontal sebuah segmen beton
precast atau baja memotong tanah dan membuang keluar secara manual bagian volume tanah
yang terpotong segmen yang didongkrak tersebut.
3) Terowongan Batuan (Rock)
Terowongan ini dibuat menembus batuan masif yang relative keras dan dapat dilakukan
langsung dengan metode penggalian menggunakan peralatan manual, mekanis maupun
blasting. Masalah yang mungkin dihadapai adalah yang berkaitan dengan air tanah, dan
struktur penopang pada zona patahan.
4) Terowongan melalui tanah lunak (soft ground)
Termasuk dalam kategoro ini adalah terowongan yang di buat melalui tanah lempung, pasir
dan batuan lunak (soft rock). Karena mudah runtuh maka untuk pelaksanaan penggalian
digunakan pelindung (shield). Sedangkan lining tunnel harus segera dipasang bersamaan

dengan kemajuan gerakan Tunnel Boring Machine (TBM).
5) Terowongan Gali dan Timbun (Cut and Cover)
Terowongan ini dilaksanakan dengan menggali sebuah alur yang cukup sampai kedalaman
yang diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau pemesangan lining precast dan
melakukan penimbunan kembali (covering). Metode ini cocok dilaksanakan jika tersedia

areal yang cukup, tidak mengganggu aktifitas dipermukaan dan letak jalur terowongan cukup
dekat dengan permukaan.
6) Terowongan Bawah air (Underwater)
Terowongan ini biasanya melewati jalur batuan atau tanah lunak. Hal yang membedakan
dengan terowongan tanah lunak adalah adanya tekanan air yang sangat tingggi, sehingga
diperlukan metode untuk membuat terowongan menjadi kedap air. Salah satu metodenya
yaitu dengan membuat trench di dasar sungai atau laut lalu menempatkan precast tube lining
dan menerapkan teknik sambungan kedap air.
D. Terowongan Sipil dan Terowongan Tambang
Perbedaan mendasar antara terowongan Sipil dan terowongan tambang adalah sebagai berikut
:
1) Kebanyakan terowongan Sipil adalah permanen, sedangkan terowongan tambang
kebanyakan bersifat sementara (temporary). Beberapa terowongan tambang ada yang
dirancang untuk dapat digunakan beberapa puluh tahun.

2) Terowongan Sipil digunakan untuk melayani kepentingan umum (transportasi, dll)
sedangkan terowongan tambang digunakan untuk kepentingan khusus (pekerja atau aktifitas
tambang).
3) Panjang terowongan tambang biasanya cukup besar karena digunakan untuk terowongan
produksi tambang sedangkan terowongan Sipil kebanyakan dibuat sependek mungkin dan
dilaksanakan dengan standart yang sangat ketat.
4) Jalur di mana terowongan tambang dibuat umumnya secara geologi telah diketahui cukup
rinci karena adanya survey yang mendalam bersamaan dengan penyelidikan potensi material
tambangnya. Sedangkan terowongan Sipil biasanya dibangun pada lokasi yang baru sehingga
memerlukan penyelidikan geoteknik yang baru dan terperinci.
5) Kegiatan penambangan merupakan proses dinamis sehingga dapat mengakibatkan
perubahan kondisi (rock reinforcement).
6) Biaya penyelidikan terowongan Sipil jauh lebih besar karena tuntutan masalah keamanan.
E. Akses Terowongan dan Manajemen Material
1) Konstruksi Portal
Akses masuk ke areal bawah tanah secara umum disebut portal. Akses ini dapat berupa
sebuah shaft yang dikontruksi secara vertikal sampai kedalaman tertentu sesuai elevasi
rencana terowongan utama (horisontal), atau berupa face terowongan yang bisa disiapkan
secara horizontal karena kondisi lahan memungkinkan.
2) Manajemen Material

Yang dimaksud dengan manajemen material yang memerlukan pengaturan disini adalah:
• Material hasil galian yang harus dibawa keluar terowongan.
• Material supporting system dan elemen lining precast atau formwork dan beton cair yang
harus dibawa masuk dalam terowongan dan geraka alat keluar masuk terowongan.
• Air hasil dewatering di dalam terowongan yang harus dibuang keluar terowongan.
F. Penyelidikan Geoteknik
Penyelidikan geoteknik adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan desain
terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya pelaksanaan yang
rasional serta persiapan yang sebaik- baiknya direncanakan aspek keamanan pelaksanaan.
Biaya pelaksaan akan sangat berpotensi membengkak karena kurangnya tersedianya data
geologi.
Secara spesifik tujuan penyelidikan tersebut adalah untuk :
1) Menentukan stratifikasi tanah atau batuan pada jalur terowongan.

2) Menentukan sifat fisik batuan.
3) Menentukan parameter desain untuk batuan dan tanah.
4) Memberikan kepastian setinggi- tingginya bagi suatu proyek dan member wawasan kepada
engineer menegenai kondisi yang mungkin terjadi saat pelaksanaan.
5) Mengurangi unsure ketidak pastian bagi kontraktor.

6) Meningkatkan keselamatan kerja.
7) Member pengalaman bekerja sehingga dapat memperbaiki kualitas- kualitas keputusan di
lapangan.
Pemboran teknik untuk pengambilan sampel batuan adalah cara yang paling umum dipakai
untuk pekerjaan terowongan. Dengan pengambilan sampel (core) dapat diketahui sifat fisik
batuan, variasi pelapisan tanah, satuan batuan, dan informasi penting lainnya. Lokasi- lokasi
yang memerlukan pengeboran secara detail adalah :
1) Daerah portal.
2) Daerah yang secara topografi dekat as terowongan, karena biasanya secara struktur lemah
(overburden tipis).
3) Lokasi yang berpotensi mengalami pelapukan berat.
4) Daerah yang berpotensi air tanah tinggi dan adanya batuan porous.
5) Zona geser/ patahan.
Terowongan adalah lubang bukaan yang dipersiapkan untuk kelancaran produksi tambang
bawah tanah. Fungsi terowongan : 1. Sebagai jalan masuk dan keluar bagi karyawan dan
jalan angkut. 2. Mengangkut material trava system telekomunikasi, pipa air dan pipa lumpur
3. Lubang khusus ventilasi 4. Untuk penirisan sumur dan open channel 5. Untuk keselamatan
kerja (penyelamatan jika terjadi kecelakaan) Bentuk-bentuk terowongan 1. Bentuk lingkaran
2. Bentuk segi empat 3. Bentuk Travesium 4. Bentuk Tapal kuda 5. Bentuk Poligon Dalam
bentuk terowongan dilihat dari : 1. Sifat fisik dari material itu sendiri 2. Struktur yang terjadi

didaerah tersebut 3. Posisi Perbedaan terowongan tambang dengan terowongan sipil : 1. Dari
sifatnya, pada tambang sifatnya temporer sedang sipil (aua gellap kaga tau aq soalnya
terlambat ka menyalin jadi tidak dgr na bilang ibu dosen heheheheheheh) 2. Dari penggunaan
pada tambang untuk sarana penambangan, sedang sipil untuk sarana umum 3. Lokasi untuk
tambang dibuat dimana terdapat cadangan bijih, untuk sipil dipilih batuan baik. 4. Kondisi
batuan, untuk tambang kondisi dapat diketahui secara baik karena aktivitas bertahun-tahun,
untuk sipil memerlukan eksplorasi secara rinci 5. Kondisi, untuk tambang berubah-ubah
karena sifatnya dinamis, untuk sipil karena sifatnya statis maka kondisinya tetap. Secara
filosofis Tujuan dasar setiap rancangan untuk penggalian dibawah tanah harus menggunakan
massa batuan itu sendiri sebagai massa utamanya. Selama penggalian harus menghasilkan
gangguan kemantapan yang sekecil mungkin dan sedikit mungkin menggunakan beton dan
penyangga Dalam keadaan asli dan buatan mengalami tegangan tekan dimana batuan keras
itu lebih kuat daripada beton. Geometri terowongan. Ukuran kecil Menengah 3000 meter
Besar diameter > 6 meter Metode penggalian lubang bukaan Metode penggalian bebas
dilakukan dengan cara sederhana dengan menggunakan alat yang sederhana seperti ganco,
linggis, dan sekop. Metode mekanis sudah lebih canggih dengan menggunakan tunnel boring
machine, koadheader, drum seader. Metode pemboran dan peledakan. Pemilihan metode ini
juga memperhatikan karakteristik dari batuan itu sendiri. Siklus penggalian suatu lubang
bukaan. Penggalian Pembersihan asap ledakan jika menggunakan peledakan. Pembersihan
atap Pengumpulan dan pembuatan material hasil penggalian. Pengangkutan material

Penyanggaan baik permanen atau sementara Distribusi tegangan disekitar terowongan terbagi
atas beberapa bagian Distribusi tegangan sebelum dibuat terowongan terbagi atas 3 yaitu : Tegangan grafitasi yaitu tegangan yang terjadi karena berat dari tanah/ batuan yang berada

diatasnya. - Tegangan tektonik, terjadi akibat geseran-geseran pada kulit bumi yang trjadi
pada waktu lampau maupun saat ini. - Tegangan sisa adalah tegangan yang masih tersisa
walaupun penyebab tegangan tersebut sudah hilang yang berupa panas ataupun
pembengkakan pada kulit bumi. Secara teoritis tegangan mula-mula dirumuskan dengan : λo
= λ.H KET : λ = Density (ton/m2 ) H = Kedalaman/ tinggi (m) λo = Tegangan mula-mula
(ton/m2 ) Distribusi tegangan disekitar pada terowongan untuk keadaan paling deal Geometri dari terowongan adalah yang diperhatikan terowongan adalah sebuah lingkaran
dengan jari-jari r. terowongan berada pd bidang horizontal, terowongan terletak pada
kedalaman H > r, dengan syarat reaksinya H>20 r, terowongan sangat panjang sehingga dapat
digunakan hipotesa tegangan bidang (plain strain). - Keadaan batuan adalah kontinu,
homogeny dan isotrop. - Kesdaan tegangan mula-mula atau inisial stress hidroblastik atau
diasumsikan ^o = 0 λo = = λo = λ . H λθ = λo + λo . R2 / r2 yang bekerja tegangan radial dan
tegangan tangensial Distribusi tegangan terowongan mula-mula tegangan hidrostatik, dimana
tegangan vertical ≠ 0 dan tegangan horizontal = 0, dimana tegangan horizontal = k tegangan
vertical Λh = k. λv dimana λv = ^. H KET. K = - R2 x tegangan mula-mula λo R=
Dinotasikan dengan jari-jari linkaran r = jarak antar permukaan. Distribusi tegangan disekitar
terowongan untuk batuan yang tidak isotrop. Dalam hal elastic ortotrop dimana ada dua
modus yang tegak lurus untuk system pembongkaran yang aksial. Distribusi tidak

dipengaruhi hanya devormasinya, jadi distribusi tegangan yang didapat dari perhitungan
sebelumnya tetap diberlakukan. Contoh batuan yang tidak isotrop yaitu batuan yang berlapis
seperti sekis yang berfungsi bagaimana perkuatan batuan dan arah perlapisan. Distribusi
tegangan disekitar terowongan untuk batuan yang mempunyai perilaku plastic sempurna.
Dicirikan dari akibat tegangan yang diserap oleh devormasi plastic pada daerah lingkaran
yang dibatasi oleh daerah elastic dari lingkaran yang berjari-jari R dimana jari-jari ini dapat
dihitung dengan RI = R ( 2/ 1+ λ . λo (λ-1 + λoX/ λc) (1/λ-1) R = Jari-jari lubang bukaan λ =
1 + sin q/ 1 – sin q (q = sudut geser dalam) λc = tegangan sekitar yang diperkirakan ada jarijari ini dapat tak terhingga untuk batuan yang tidak (anu hehehehe) jadi kestabilan tidak akan
dicapai untuk dipakai penyangga, rumus diatas dapat dipermudah jika sudut geser dalam
yang diambil 19.5o sehingga λ = 2 hingga R1 = 2 R/3 (λo/ λc H) Distribusi tegangan disekitar
terowongan yang dibentuk tidak bulat untuk keadaan yang paling ideal ini berdasrkan
tegangan garis-garis terowongan dengan berbagai bentuk penampang dan berbagai tegangan
mula-mula untuk keadaan paling ideal. Ritasinya λH = tegangan horizontal, λv = tegangan
verikal sebelum penggalian terowongan, λ Q = tegangan tangensial untuk tiap garis
terowongan. Lingkaran mor untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada dinding.
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Klasifikasi Terowowgaag

2. Klasifikasi Terowongan

Berdasarkan Kegunaannya

Maksud dari dibuatnya terowongan adalah untuk menjamin transportasi
langsung dari penumpang atau barang terhadap rintangan-rintangan yang ada.
Rintangan tesebut dapat berupa rintangan alam seperti gunung, sungai, laut,
maupun rintangan karena aktifitas manusia. Tergantung dari rintangan yang ada
dan tujuan dari transportasi, terowongan dapat diklasifikasikan kedalam
berbagai kelompok.
Rintangan mungkin berupa

gunung, sungai, laut, penduduk yang rapat, atau

daerah industri (lalu lintas dan lain-lain). Terowongan dibuat di bawah gunung,
sungai, laut, penduduk yang rapat atau daerah industri dan gedung-gedung dan
jalan raya. Maksud dibuatnya terowongan tersebut adalah untuk jalan kereta api
dan jalan mobil, pejalan kaki atau lalu lintas air untuk mengalirkan air,
menghasilkan

tenaga


listrik,

saluran

gas,

saluran

pembuangan,

tempat

penambangan atau untuk kepentingan transportasi lokal di dalam suatu daerah
industri atau pabrik. Berdasarkan kegunaannya terowongan dapat dibagi
kedalam 2 kelompok, yaitu :
1.

Terowongan lalu lintas (Traffic Tunnenne )

-


Terowongan kereta api

-

Terowongan jalan raya

-

Terowongan pejalan kaki

-

Terowongan navigasi

-

Terowongan transportasi dibawah kota

-

Terowongan transportasi ditambang bawah tanah
2.

Terowongan Angkutan.

-

Terowongan stasiun pembangkit listrik tenaga air

-

Terowongan penyediaan air

-

Terowongan untuk saluran air kotor

-

Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum.

-

Terowongan untuk angkutan di dalam daerah industri pabrik
Terowongan

yang akan dibicarakan disini adalah merupakan struktur bawah

tanah (underground structure) sehingga untuk memenuhi tujuannya maka
terowongan tersebut harus dibuat dengan metoda khusus tanpa mengganggu
permukaan tanah.
Disamping itu terowongan juga dapat dibuat dengan penggalian terbuka jika
letaknya

tidak

begitu

jauh

dari

permukaan

tanah.

Sesudah

konstruksi

terowongan selesai maka ditimbun lagi dengan tanah hasil galian sebelumnya,
metode ini dikenal dengan istilah cut and cover.

2.1.

TEROWONGAN LALU LINTAS (TRAFFIC TUNNEL)
Terowowgaag lalu ligtas berofugasi ugtuk mergaagakut materoial tambaga
atau baoaga dag magusia serbaaai merdia toagspwotasi.
2.1.1. Terowongan kereta api
Diantara terowongan lalu lintas, tidak dapat disangsikan lagi bahwa yang
terpenting adalah terowongan kereta api. Kebanyakan terowongan kereta api
ditemukan didaerah pegunungan, tetapi ada juga yang dibangun dibawah sungai
atau dibawah kota.
Terowongan Kereta Api Di Bawah Kota
Walaupun merupakan terowongan kereta api, terowongan kereta api dibawah
kota merupakan kelompok tersendiri dari terowongan kereta api, berbeda
dengan terowongan jalan raya dilihat dari sudut lokasi, metode kontruksi,
material dan kegunaannya. Terowongan jalan raya bentuk penampangnya tapal
kuda (horse shoes). Sedangkan terowongan kereta api biasanya bentuk
penampangnya bulat, empat persegi panjang atau segi banyak (polygonal)
tergantung dari letaknya dibawah permukaan tanah. Yang menjadi rintangan
untuk terowongan dibawah kota adalah kerapatan dari bangunan diatas tanah,
jaringan jalan dan gedung-gedung. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh
terowongan kereta api dibawah kota dibedakan dengan terowongan kereta api
lainnya, yaitu:

-

Menambah persyaratan keamanan yang diakibatkan oleh rapatnya dan
tingginya kecepatan dari lalu lintas (bebas dari displacement dan deformasi dari
rel dan dinding terowongan).

-

Hati-hati water sealing.

-

Standar yang tinggi dari kebersihan dan peranginan (ventilation).

2.1.2. Terowongan Jalan Raya
Terowongan jalan raya dapat diklasifikasikan kedalam tiga macam kelompok :
-

Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena pesatnya
pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan dengan berkembangnya industri
kendaraan bermotor.

-

Terowongan interkoneksi, melewati daerah berbukit didalam kota, berbeda
dalam dimensi dengan kelompok pertama. Terowongan ini biasanya merupakan
lanjutan dari jalan raya (jalan arteri) dan mempunyai bentuk penampang yang
tinggi untuk mendapatkan peranginan alam.

-

Terowongan yang melewati bawah sungai, didaerah perkotaan. Terowongan ini
dibangun untuk menggantikan jembatan disungai yang lalu lintas kapalnya
padat karena seringnya jembatan tersebut diangkat pada saat kapal lewat yang
mengakibatkan lalu lintas terhenti.

2.1.3. Terowongan Pejalan Kaki
Terowongan ini termasuk kedalam kelompok terowongan jalan (road tunnel)
tetapi penampangnya lebih kecil, jari-jari belokannya pendek dan kemiringannya
besar (lebih besar dari 10%). Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan
raya yang ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat menyeberang
bagi pejalan kaki.
2.1.4. Terowongan Navigasi.
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu lintas air di kanal-kanal dan
sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya.
Disamping itu juga dibuat untuk menembus daerah pegunungan untuk
memperpendek jarak dan memperlancar lalu lintas air. Hal yang khusus dari
terowongan navigasi adalah dinding (lining) terowongan yang kedap air
(impermeable), sambungan-sambungan dibuat secara hati-hati dan diberi

penutup/ penyekat dan bentuknya dibuat melebar agar tahan air pada saat
kapal lewat sekecil mungkin.
Daerah-daerah yang mempunyai kemungkinan gerakan tektonik serta formasi
dan struktur batuannya banyak mengandung patahan dan rekahan yang
mempunyai kecendrungan akan bergeser maka terowongan navigasi ini
sebaiknya tidak dibuat pada daerah tersebut.

2.1.5. Terowongan Transportasi Di Tambang Bawah Tanah.
Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang
digunakan untuk lalu lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan
tambang, mengangkut batuan, dan bijih hasil penambangan. Pada umumnya
terowongan ini dibuat pada massa batuan yang sudah terganggu akibat kegiatan
penambangan dan umur terowongan adalah sampai kegiatan penambangan
selesai.

Penyangga

didalam

terowongan

dan

kekuatan

batuan

disekitar

terowongan sangat diperlukan dan harus direncanakan sebaik mungkin agar
kegiatan pengangkutan tidak terhenti dan keamanan para pekerja terjamin
(Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Terowongan Transportasi Di Tambang Bawah Tanah
Di Tambang Batubara Bawah di Sawah Luwung PTBA-UPO Samtera
Barat

2.2.

TEROWONGAN ANGKUT
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terowongan angkut berfungsi
sebagai media transportasi material atau barang dan manusia yang berguna
untuk kepentingan masyarakat banyak, seperti media penyalur aliran air untuk
tenaga listrik dan sebagainya.

2.2.1. Terowongan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air
Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan sebagai
pembangkit listrik di sebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah.
Terowongan ini dapat dikatagorikan pada suatu kelompok utama berdasarkan
kegunaannya. Terowongan yang penampangnya terisi penuh oleh air langsung
dari reservoir ke turbin disebut terowongan tekan (pressure tunnel). Karena
perbedaan ketinggian yang sangat besar maka terowongan akan mengalami
tekanan dari dalam yang sangat besar. Sedangkan terowongan yang dibuat
untuk mengalirkan air hanya dengan gravitasi dari suatu tempat ke tempat

lainnya dibalik gunung atau memindahkan aliran sungai dengan kemiringan kecil
disebut sebagai terowongan saluran (discharge tunnel).
Perbedaan antara kedua jenis terowongan ini adalah dalam hal beban yang
diterima dan bentuk penampangnya. Terowongan tekan menerima tekanan air
dari dalam dan juga tekanan luar yang diakibatkan oleh massa batuan dan air
tanah. Untuk menahan resultan dari tegangan tarik, yang paling baik dan paling
ekonomis adalah jika bentuk penampang terowongan bulat. Oleh karena itu
terowongan tekan dibuat dengan bentuk penampang bulat atau tapal kuda.
Bentuk tapal kuda lebih cocok dengan metode pemboran yang dilakukan pada
saat penggalian. Untuk menahan gaya tarik maka dinding terowongan tekan
harus dibuat dari beton yang diperkuat. Terowongan saluran biasanya dirancang
dengan bentuk penampangnya tapal kuda sama dengan bentuk terowongan
kereta api. Tekanan dalam oleh air biasanya kecil dan dapat diabaikan,
dibandingkan dengan tekanan dari massa batuan.
Kedua terowongan ini tidak dapat dibangun didaerah yang massa batuannya
masih bergerak dan tidak solid. Terowongan tekan sebaiknya tidak dibuat pada
massa batuan yang mengandung patahan atau crack yang saling berpotongan
atau gerakan tektoniknya masih ada.

Gambar 2.2. Contoh pembuatan terowongan untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Air di Renun Sidikalang Sumatera utara.
2.2.2. Terowongan Penyediaan Air
Terowongan ini sama dengan terowongan saluran yang telah dibahas
sebelumnya, perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut.
Fungsi dari terowongan penyediaan air adalah menyalurkan air dari mata air
ketempat penyimpanan air didalam kota atau membelokkan air ketempat
penyimpanan tersebut. Perbedaan yang utama adalah bahwa terowongan
penyediaan air ini dibuat untuk menyediakan air dari tempat penyimpanan
ketempat pemungkiman sehingga lokasi terowongan ini adalah pada lapisan
aluvial yang baru. Sedangkan terowongan tekan dibuat menembus daerah
pegunungan sehingga lokasinya adalah pada batuan yang lebih solid. Disamping
itu tekanan air dan head-nya juga berbeda.
2.2.3. Terowongan Untuk Saluran Air Kotor
Terowongan ini dibuat untuk pembuangan air kotor dari kota atau pusat industri
ketempat pembuangan yang telah disediakan. Oleh karena itu hampir sama
dengan terowongan penyediaan air. Aliran air kotor ini karena pengaruh gaya
gravitasi akan menggerus dinding dari terowongan. Demikian juga apabila
mengandung sisa-sisa bahan kimia. Oleh karena itu bagian dalam dinding
terowongan harus dilindungi oleh satu material seperti keramik, bahan yang
tahan terhadap asam, aspal beton dan lain-lain. Biasanya terowongan ini dibuat
ditempat yang cukup dalam dan berukuran besar sehingga metode pembuatan
terowongan yang umum dapat diterapkan pada saat pembuatannya. Pembuatan
terowongan untuk saluran air kotor perlu dibuat dibawah saluran-saluran air atau
dibawah jalan-jalan didalam kota, karena selain mengalirkan air kotor juga untuk
menampung/menerima air kotor kesaluran tersebut.
2.2.4. Terowongan yang digunakan untuk Kepentingan Umum

Terowongan ini biasanya dibuat didaerah perkotaan untuk menyalurkan kabel
listrik dan telepon, pipa gas dan air. Juga pipa-pipa lainnya yang penting dibuat
dibawah saluran air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk
memudahkan inspeksi secara kontinue, pemeliharaan dan perbaikan sewaktuwaktu kalau ada kerusakan. Terowongan ini berbeda dari terowonganterowongan yang sudah disebutkan sebelumnya oleh adanya sumuran (shaft)
vertikal untuk menghubungkan terowongan dengan permukaan tanah.
Keuntungan yang besar sekali dari terowongan ini adalah kemungkinan
pembuatannya dengan metode penerowongan, sehingga penggalian terbuka
yang dapat menggangu lalu lintas dipermukaan dapat dihindari. Pemeliharaan
dan inspeksi dapat dilakukan bersamaan. Penampang terowongan ini dapat
berbentuk empat persegi panjang atau bulat, tergantung dari cara
pembuatannya. Lokasi dan dimensinya biasanya hampir sama dengan
terowongan pejalan kaki.

2. Klasifikasi Terowongan
Berdasarkan Kegunaannya

Maksud dari dibuatnya terowongan adalah untuk menjamin transportasi
langsung dari penumpang atau barang terhadap rintangan-rintangan yang ada.
Rintangan tesebut dapat berupa rintangan alam seperti gunung, sungai, laut,
maupun rintangan karena aktifitas manusia. Tergantung dari rintangan yang ada
dan tujuan dari transportasi, terowongan dapat diklasifikasikan kedalam
berbagai kelompok.
Rintangan mungkin berupa

gunung, sungai, laut, penduduk yang rapat, atau

daerah industri (lalu lintas dan lain-lain). Terowongan dibuat di bawah gunung,
sungai, laut, penduduk yang rapat atau daerah industri dan gedung-gedung dan
jalan raya. Maksud dibuatnya terowongan tersebut adalah untuk jalan kereta api

dan jalan mobil, pejalan kaki atau lalu lintas air untuk mengalirkan air,
menghasilkan

tenaga

listrik,

saluran

gas,

saluran

pembuangan,

tempat

penambangan atau untuk kepentingan transportasi lokal di dalam suatu daerah
industri atau pabrik. Berdasarkan kegunaannya terowongan dapat dibagi
kedalam 2 kelompok, yaitu :
1.

Terowongan lalu lintas (Traffic Tunnenne )

-

Terowongan kereta api

-

Terowongan jalan raya

-

Terowongan pejalan kaki

-

Terowongan navigasi

-

Terowongan transportasi dibawah kota

-

Terowongan transportasi ditambang bawah tanah
2.

Terowongan Angkutan.

-

Terowongan stasiun pembangkit listrik tenaga air

-

Terowongan penyediaan air

-

Terowongan untuk saluran air kotor

-

Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum.

-

Terowongan untuk angkutan di dalam daerah industri pabrik
Terowongan

yang akan dibicarakan disini adalah merupakan struktur bawah

tanah (underground structure) sehingga untuk memenuhi tujuannya maka
terowongan tersebut harus dibuat dengan metoda khusus tanpa mengganggu
permukaan tanah.
Disamping itu terowongan juga dapat dibuat dengan penggalian terbuka jika
letaknya

tidak

begitu

jauh

dari

permukaan

tanah.

Sesudah

konstruksi

terowongan selesai maka ditimbun lagi dengan tanah hasil galian sebelumnya,
metode ini dikenal dengan istilah cut and cover.

2.1.

TEROWONGAN LALU LINTAS (TRAFFIC TUNNEL)

Terowowgaag lalu ligtas berofugasi ugtuk mergaagakut materoial tambaga
atau baoaga dag magusia serbaaai merdia toagspwotasi.
2.1.1. Terowongan kereta api
Diantara terowongan lalu lintas, tidak dapat disangsikan lagi bahwa yang
terpenting adalah terowongan kereta api. Kebanyakan terowongan kereta api
ditemukan didaerah pegunungan, tetapi ada juga yang dibangun dibawah sungai
atau dibawah kota.
Terowongan Kereta Api Di Bawah Kota
Walaupun merupakan terowongan kereta api, terowongan kereta api dibawah
kota merupakan kelompok tersendiri dari terowongan kereta api, berbeda
dengan terowongan jalan raya dilihat dari sudut lokasi, metode kontruksi,
material dan kegunaannya. Terowongan jalan raya bentuk penampangnya tapal
kuda (horse shoes). Sedangkan terowongan kereta api biasanya bentuk
penampangnya bulat, empat persegi panjang atau segi banyak (polygonal)
tergantung dari letaknya dibawah permukaan tanah. Yang menjadi rintangan
untuk terowongan dibawah kota adalah kerapatan dari bangunan diatas tanah,
jaringan jalan dan gedung-gedung. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh
terowongan kereta api dibawah kota dibedakan dengan terowongan kereta api
lainnya, yaitu:
-

Menambah persyaratan keamanan yang diakibatkan oleh rapatnya dan
tingginya kecepatan dari lalu lintas (bebas dari displacement dan deformasi dari
rel dan dinding terowongan).

-

Hati-hati water sealing.

-

Standar yang tinggi dari kebersihan dan peranginan (ventilation).

2.1.2. Terowongan Jalan Raya
Terowongan jalan raya dapat diklasifikasikan kedalam tiga macam kelompok :
-

Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena pesatnya
pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan dengan berkembangnya industri
kendaraan bermotor.

-

Terowongan interkoneksi, melewati daerah berbukit didalam kota, berbeda
dalam dimensi dengan kelompok pertama. Terowongan ini biasanya merupakan
lanjutan dari jalan raya (jalan arteri) dan mempunyai bentuk penampang yang
tinggi untuk mendapatkan peranginan alam.

-

Terowongan yang melewati bawah sungai, didaerah perkotaan. Terowongan ini
dibangun untuk menggantikan jembatan disungai yang lalu lintas kapalnya
padat karena seringnya jembatan tersebut diangkat pada saat kapal lewat yang
mengakibatkan lalu lintas terhenti.

2.1.3. Terowongan Pejalan Kaki
Terowongan ini termasuk kedalam kelompok terowongan jalan (road tunnel)
tetapi penampangnya lebih kecil, jari-jari belokannya pendek dan kemiringannya
besar (lebih besar dari 10%). Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan
raya yang ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat menyeberang
bagi pejalan kaki.
2.1.4. Terowongan Navigasi.
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu lintas air di kanal-kanal dan
sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya.
Disamping itu juga dibuat untuk menembus daerah pegunungan untuk
memperpendek jarak dan memperlancar lalu lintas air. Hal yang khusus dari
terowongan navigasi adalah dinding (lining) terowongan yang kedap air
(impermeable), sambungan-sambungan dibuat secara hati-hati dan diberi
penutup/ penyekat dan bentuknya dibuat melebar agar tahan air pada saat
kapal lewat sekecil mungkin.
Daerah-daerah yang mempunyai kemungkinan gerakan tektonik serta formasi
dan struktur batuannya banyak mengandung patahan dan rekahan yang
mempunyai kecendrungan akan bergeser maka terowongan navigasi ini
sebaiknya tidak dibuat pada daerah tersebut.

2.1.5. Terowongan Transportasi Di Tambang Bawah Tanah.

Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang
digunakan untuk lalu lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan
tambang, mengangkut batuan, dan bijih hasil penambangan. Pada umumnya
terowongan ini dibuat pada massa batuan yang sudah terganggu akibat kegiatan
penambangan dan umur terowongan adalah sampai kegiatan penambangan
selesai.

Penyangga

didalam

terowongan

dan

kekuatan

batuan

disekitar

terowongan sangat diperlukan dan harus direncanakan sebaik mungkin agar
kegiatan pengangkutan tidak terhenti dan keamanan para pekerja terjamin
(Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Terowongan Transportasi Di Tambang Bawah Tanah

Di Tambang Batubara Bawah di Sawah Luwung PTBA-UPO Samtera
Barat

2.2.

TEROWONGAN ANGKUT
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terowongan angkut berfungsi
sebagai media transportasi material atau barang dan manusia yang berguna
untuk kepentingan masyarakat banyak, seperti media penyalur aliran air untuk
tenaga listrik dan sebagainya.

2.2.1. Terowongan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air
Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan sebagai
pembangkit listrik di sebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah.
Terowongan ini dapat dikatagorikan pada suatu kelompok utama berdasarkan
kegunaannya. Terowongan yang penampangnya terisi penuh oleh air langsung
dari reservoir ke turbin disebut terowongan tekan (pressure tunnel). Karena
perbedaan ketinggian yang sangat besar maka terowongan akan mengalami
tekanan dari dalam yang sangat besar. Sedangkan terowongan yang dibuat
untuk mengalirkan air hanya dengan gravitasi dari suatu tempat ke tempat
lainnya dibalik gunung atau memindahkan aliran sungai dengan kemiringan kecil
disebut sebagai terowongan saluran (discharge tunnel).
Perbedaan antara kedua jenis terowongan ini adalah dalam hal beban yang
diterima dan bentuk penampangnya. Terowongan tekan menerima tekanan air
dari dalam dan juga tekanan luar yang diakibatkan oleh massa batuan dan air
tanah. Untuk menahan resultan dari tegangan tarik, yang paling baik dan paling
ekonomis adalah jika bentuk penampang terowongan bulat. Oleh karena itu
terowongan tekan dibuat dengan bentuk penampang bulat atau tapal kuda.

Bentuk tapal kuda lebih cocok dengan metode pemboran yang dilakukan pada
saat penggalian. Untuk menahan gaya tarik maka dinding terowongan tekan
harus dibuat dari beton yang diperkuat. Terowongan saluran biasanya dirancang
dengan bentuk penampangnya tapal kuda sama dengan bentuk terowongan
kereta api. Tekanan dalam oleh air biasanya kecil dan dapat diabaikan,
dibandingkan dengan tekanan dari massa batuan.
Kedua terowongan ini tidak dapat dibangun didaerah yang massa batuannya
masih bergerak dan tidak solid. Terowongan tekan sebaiknya tidak dibuat pada
massa batuan yang mengandung patahan atau crack yang saling berpotongan
atau gerakan tektoniknya masih ada.

Gambar 2.2. Contoh pembuatan terowongan untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Air di Renun Sidikalang Sumatera utara.
2.2.2. Terowongan Penyediaan Air

Terowongan ini sama dengan terowongan saluran yang telah dibahas
sebelumnya, perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut.
Fungsi dari terowongan penyediaan air adalah menyalurkan air dari mata air
ketempat penyimpanan air didalam kota atau membelokkan air ketempat
penyimpanan tersebut. Perbedaan yang utama adalah bahwa terowongan
penyediaan air ini dibuat untuk menyediakan air dari tempat penyimpanan
ketempat pemungkiman sehingga lokasi terowongan ini adalah pada lapisan
aluvial yang baru. Sedangkan terowongan tekan dibuat menembus daerah
pegunungan sehingga lokasinya adalah pada batuan yang lebih solid. Disamping
itu tekanan air dan head-nya juga berbeda.
2.2.3. Terowongan Untuk Saluran Air Kotor
Terowongan ini dibuat untuk pembuangan air kotor dari kota atau pusat industri
ketempat pembuangan yang telah disediakan. Oleh karena itu hampir sama
dengan terowongan penyediaan air. Aliran air kotor ini karena pengaruh gaya
gravitasi akan menggerus dinding dari terowongan. Demikian juga apabila
mengandung sisa-sisa bahan kimia. Oleh karena itu bagian dalam dinding
terowongan harus dilindungi oleh satu material seperti keramik, bahan yang
tahan terhadap asam, aspal beton dan lain-lain. Biasanya terowongan ini dibuat
ditempat yang cukup dalam dan berukuran besar sehingga metode pembuatan
terowongan yang umum dapat diterapkan pada saat pembuatannya. Pembuatan
terowongan untuk saluran air kotor perlu dibuat dibawah saluran-saluran air atau
dibawah jalan-jalan didalam kota, karena selain mengalirkan air kotor juga untuk
menampung/menerima air kotor kesaluran tersebut.
2.2.4. Terowongan yang digunakan untuk Kepentingan Umum
Terowongan ini biasanya dibuat didaerah perkotaan untuk menyalurkan kabel
listrik dan telepon, pipa gas dan air. Juga pipa-pipa lainnya yang penting dibuat
dibawah saluran air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk
memudahkan inspeksi secara kontinue, pemeliharaan dan perbaikan sewaktuwaktu kalau ada kerusakan. Terowongan ini berbeda dari terowonganterowongan yang sudah disebutkan sebelumnya oleh adanya sumuran (shaft)
vertikal untuk menghubungkan terowongan dengan permukaan tanah.
Keuntungan yang besar sekali dari terowongan ini adalah kemungkinan
pembuatannya dengan metode penerowongan, sehingga penggalian terbuka
yang dapat menggangu lalu lintas dipermukaan dapat dihindari. Pemeliharaan

dan inspeksi dapat dilakukan bersamaan. Penampang terowongan ini dapat
berbentuk empat persegi panjang atau bulat, tergantung dari cara
pembuatannya. Lokasi dan dimensinya biasanya hampir sama dengan
terowongan pejalan kaki.

Dokumen yang terkait

AKIBAT HUKUM PENOLAKAN WARISAN OLEH AHLI WARIS MENURUT KITAB UNDANG - UNDANG HUKUM PERDATA

7 73 16

EVALUASI TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA TRAYEK TERMINAL LEMPAKE / SAMARINDA - TERMINAL SANGATTA BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

4 108 15

STUDI POTENSI JENIS - JENIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN PANTAI UTARA JAWA TIMUR (KPH PROBOLINGGO BKPH TAMAN BARAT)

0 37 1

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI FUROSEMID - SPIRONOLAKTON PADA PASIEN GAGAL JANTUNG (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

15 131 27

Pola Mikroba Penyebab Diare pada Balita (1 bulan - 5 tahun) dan Perbedaan Tingkat Kesembuhan Di RSU.Dr.Saiful Anwar Malang (Periode Januari - Desember 2007)

0 76 21

KONSTRUKSI BERITA MENJELANG PEMILU PRESIDEN TAHUN 2009 (Analisis Framing Pada Headline Koran Kompas Edisi 2 juni - 6 juli 2009)

1 104 3

PEMAKNAAN MAHASISWA PENGGUNA AKUN TWITTER TENTANG CYBERBULLY (Studi Resepsi Pada Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2010 Atas Kasus Pernyataan Pengacara Farhat Abbas Tentang Pemerintahan Jokowi - Ahok)

2 85 24

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

Improving the VIII-B Students' listening comprehension ability through note taking and partial dictation techniques at SMPN 3 Jember in the 2006/2007 Academic Year -

0 63 87

Kerjasama Kemanan Antara Autralia - Indonesia Dalam Mengataasi Masalah Terorisme Melalui Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC)

1 25 5