Makalah Pengaruh Perilaku Merokok terhad

PENGARUH KONSUMSI ROKOK
TERHADAP UANG SAKU SISWA SMK NEGERI 2 PURBALINGGA

MAKALAH

Disusun oleh
Fajar Dwi Pamuji
D1E014026

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

PENGARUH KONSUMSI ROKOK
TERHADAP UANG SAKU SISWA SMK NEGERI 2 PURBALINGGA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman

Dosen Pengampu Mata Kuliah
M. Riyanton, S.S., M.Pd.

Disusun oleh
Fajar Dwi Pamuji
D1E014026

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

i

RANCANGAN KARANGAN

A. Tema


: Ekonomi.

B. Topik

: Konsumsi rokok dan uang saku siswa SMK Negeri 2 Purbalingga.

C. Judul

: Pengaruh Konsumsi Rokok Terhadap Uang Saku Siswa SMK
Negeri 2 Purbalingga.

D. Tujuan

: Mengetahui pengaruh konsumsi rokok terhadap uang saku siswa
SMK Negeri 2 Purbalingga.

E. Rumusan masalah

:


a) Berapa jumlah uang saku siswa SMK Negeri 2 Purbalingga ?
b) Bagaimana tingkat konsumsi rokok siswa SMK Negeri 2
Purbalingga ?
c) Bagaimana hubungan jumlah uang saku dengan konsumsi rokok
siswa SMK Negeri 2 Purbalingga ?
d) Bagaimana pengeluaran rinci uang saku siswa SMK Negeri 2
Purbalingga sebagai perokok dan bukan perokok ?
F. Aspek yang diteliti :
a) Jumlah uang saku siswa SMK Negeri 2 Purbalingga.
b) Tingkat konsumsi rokok siswa SMK Negeri 2 Purbalingga.
c) Hubungan jumlah uang saku dengan konsumsi rokok siswa SMK
Negeri 2 Purbalingga.
d) Pengeluaran rinci uang saku bagi siswa SMK Negeri 2 Purbalingga
sebagai perokok maupun bukan perokok.

ii

G. Metode


:

a) Studi pustaka.
b) Survei melalui kuesioner terhadap 57 responden dari kelas XII ATU
1 dan XII ATU 2, serta wawancara kepada beberapa sampel dari
pengisi kuesioner.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul " Pengaruh Konsumsi Rokok Terhadap Uang Saku Siswa
SMK Negeri 2 Purbalingga". Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. M. Riyanton, S.S., M.Pd., selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia,
yang memberikan dorongan serta masukan kepada penulis.
2. Rekan-rekan kelas, yang banyak memberikan masukan kepada penulis.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari

bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca.

Purwokerto,

Desember 2014

Penulis

iv

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
RANCANGAN KARANGAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................ v
1. Latar Belakang..............................................................................................1
2. Identifikasi Masalah......................................................................................2
3. Rumusan Masalah..........................................................................................3

4. Tujuan...........................................................................................................3
5. Kajian teori....................................................................................................3
6. Metode dan teknik penelitian....................................................................... 7
7. Lokasi penelitian.......................................................................................... 7
8. Jumlah uang saku siswa SMK N 2 Purbalingga.......................................... 7
9. Tingkat konsumsi rokok siswa SMK N 2 Purbalingga............................... 8
10. Hubungan jumlah uang saku dengan perilaku merokok.............................. 9
11. Pengeluaran uang saku siswa perokok dan bukan perokok.........................10
12. Kesimpulan...................................................................................................
13
13. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
LAMPIRAN..............................................................................................................
16

v

1

1. Latar Belakang

Merokok jika dilihat dari beberapa aspek merupakan suatu perbuatan yang
merugikan, baik bagi perokok maupun lingkungan sekitarnya. Seperti pendapat
Kendal & Hamen (dalam Komasari, 2000) dari segi kesehatan, pengaruh bahanbahan kimia seperti nikotin, CO (Karbon monoksida) dan tar akan memacu kerja
dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatis sehingga tekanan darah
meningkat dan detak jantung bertambah cepat. Dilihat dari sisi ekonomi, merokok
pada dasarnya “membakar uang” apalagi jika hal tersebut dilakukan remaja yang
belum mempunyai penghasilan sendiri. Sementara itu Safarino dalam Komasari
(2000) menyebutkan jika dilihat dari segi lingkungan sekitar, perokok pasif
memiliki risiko lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Merokok sudah menjadi gaya hidup di Indonesia saat ini. Ironisnya hal ini
sudah terjadi pada remaja tanggung usia belasan. Survei Sosial Ekonomi Badan
Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi
anak-anak usia 15-19 tahun yang merokok. Tahun 2001 sebesar 12,7%, tahun
2004 meningkat menjadi 17,3%. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey
2006 yang diselenggarakan oleh Badan Kesehatan Dunia terbukti jika 24,5% anak
laki-laki dan 2,3% anak perempuan berusia 13-15 tahun di Indonesia adalah
perokok, dengan 3,2% dari jumlah tersebut telah berada dalam kondisi ketagihan
atau kecanduan (Messwati, 2009).
Data survei tersebut sesuai dengan kondisi realita saat ini. Khususnya di
lingkungan sekitar, remaja usia belasan tanggung banyak yang merokok yaitu saat

mereka masih berstatus sebagai pelajar SLTP maupun SLTA. Seperti yang terjadi

2

di SMK Negeri 2 Purbalingga perilaku merokok sudah bukan lagi menjadi hal
yang aneh, walaupun sebagian besar dilakukan tidak di sekolah. Namun, sebagian
siswa berani melakukannya di sekolah dengan cara sembunyi-sembunyi. Bagi
siswa perokok hampir seluruhnya memiliki sumber dana atau uang saku dari
orang tua. Besarnya uang saku mereka tergantung kemampuan sosial ekonomi
masing-masing orang tuanya. Siswa bukan perokok pun memiliki uang saku
berasal dari orang tuanya yang jumlahnya tergantung kemampuan sosial ekonomi.
Uang saku perokok dan bukan perokok tentunya memiliki perbedaan dari
beberapa aspek. Namun, untuk mendapatkan kebenaran di lapangan, perlu adanya
penelitian lebih lanjut.

2. Identifikasi Masalah
Siswa perokok di SMK Negeri 2 Purbalingga memiliki jumlah uang saku
yang beragam. Apalagi jika dibandingkan dengan siswa bukan perokok. Namun,
untuk saat ini belum diketahui seberapa uang saku rata-rata siswa SMK Negeri 2
Purbalingga.

Siswa di SMK Negeri 2 Purbalingga berjumlah tidak kurang dari 1000 siswa.
Diantara jumlah tersebut ada sebagian yang merupakan perokok. Namun, belum
diketahui tingkat konsumsi rokok siswa di SMK Negeri 2 Purbalingga.
Jumlah uang saku antarsiswa berbeda-beda karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Namun, belum ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan
antara jumlah uang saku dengan perilaku merokok siswa.

3

Bentuk pengeluaran dari uang saku siswa SMK Negeri 2 Purbalingga
beragam, apalagi jika dibandingkan antara siswa perokok dengan bukan perokok.
Hal ini karena kebutuhan masing-masing siswa berbeda. Namun, belum diketahui
prosentase pengeluaran siswa secara detail untuk kebetuhannya baik bagi perokok
maupun bukan perokok.

3. Rumusan masalah
a) Berapa jumlah uang saku siswa SMK Negeri 2 Purbalingga ?
b) Bagaimana tingkat konsumsi rokok siswa SMK Negeri 2 Purbalingga ?
c) Bagaimana hubungan jumlah uang saku dengan konsumsi rokok siswa
SMK Negeri 2 Purbalingga ?

d) Bagaimana pengeluaran rinci uang saku siswa SMK Negeri 2 Purbalingga
sebagai perokok dan bukan perokok.

4. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi rokok
terhadap uang saku siswa SMK Negeri 2 Purbalingga.

5. Kajian teori
Berdasarkan pendapat Komasari (2000) bahwa perilaku merokok dilihat dari
berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang
di sekelilingnya. Dilihat dari sisi individu yang bersangkutan, ada beberapa riset
yang mendukung pernyataan tersebut. Dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-

4

bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbon monoksida) dan
tar akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatis
sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah
cepat (Kendal & Hammen dalam Komasari, 2000). Rokok menstimulasi penyakit
kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah,

tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronchitis kronis (Kaplan, dkk
dalam Komasari, 2000). Bagi ibu hamil, rokok menyebabkan kelahiran prematur,
berat badan bayi rendah, mortalitas prenatal, kemungkinan lahir dalam keadaan
cacat, dan mengalami gangguan dalam perkembangan (Davidson & Neale dalam
Komasari, 2000). Hasil riset Larson, dkk (dalam Komasari, 2000) menemukan
bahwa sensivitas ketajaman penciuman dan pengecapan para perokok berkurang
bila dibandingkan dengan nonperokok. Dilihat dari sisi ekonomi, merokok pada
dasarnya “membakar uang” apalagi jika hal tersebut dilakukan remaja yang belum
mempunyai penghasilan sendiri. Dilihat dari sisi orang disekelilingnya, merokok
menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif. Risiko yang ditanggung
perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap
zat-zat yang berbahaya sangat rendah (Safarino dalam Komasari, 2000). Tidak
ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok tetapi
perilaku

merokok

bagi

kehidupan

manusia

merupakan

kegiatan

yang

“fenomenal”. Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negatif dari merokok
tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia
merokok semakin bertambah muda. Hasil riset Lembaga Menanggulangi Masalah
Merokok (Republika dalam Komasari, 2000) melaporkan bahwa anak-anak di

5

Indonesia sudah ada yang mulai merokok pada usia 9 tahun. Smet (dalam
Komasari, 2000) mengatakan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya
berkisar antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum
usia 18 tahun. Data WHO juga semakin mempertegas bahwa seluruh jumlah
perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja (Republika dalam
Komasari, 2000). Bahkan hampir 50% perokok di Amerika Serikat termasuk usia
remaja (Theodorus dalam Komasari, 2000).
Penelitian Nokadianti (2013) terhadap siswa SMA di Kota Madiun tentang
status sosial ekonomi orang tua menggunakan komponen uang saku siswa. Pada
komponen ini sebagian besar siswa mendapat uang saku antara Rp5.000,00Rp10.000,00 sebanyak 72,3%, sebesar 16,2% mendapat uang saku antara
Rp3.000,00-Rp5.000,00 dan selebihnya mendapat uang saku antara Rp10.000,00Rp15.000,00 (11,5%) setiap harinya. Pada komponen pekerjaan orang tua
sebanyak 54,6% orang tua siswa memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri,
disamping itu sebesar 40,8% orang tua siswa bekerja sebagai wiraswasta dan
sebesar 4,6% bekerja pada sektor pertanian dan perdagangan. Ditinjau dari
komponen pendapatan/penghasilan orang tua siswa sebesar 54,6% berpenghasilan
antara Rp3.000.000,00-Rp4.500.000,00, sebesar 40,8% berpenghasilan antara
Rp1.500.000,00-Rp2.500.000,00 dan sebesar 2,3% berpenghasilan antara
Rp500.000,00-Rp1.000.000,00 dan