sistem pengendalian manajemen bab 10

PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN
**Kurniawan Hidayat, Farha, Arif Rahman Hakim, I Nyoman Asri Supatma,
A, A Gede Sila Andra Yuga Putra, Moh. Ananda Sudariannto**
ABSTRACK
Business unit managers reported that the performance had been done to his superiors. This
reporting is done on a regular basis. The contents of this report in the form of comparison of
revenue and actual costs and the budget that has been set. If there are deviations given
detailed explanations. Reports received top managers researched and analyzed, in addition
to also pay attention to the truth of the reports submitted. Reporting in this case will also
determine the level of compensation to be given to the responsibility center managers are
concerned. The purpose of making this paper one of them is to know how to perform the
calculation of the difference as a result of the last activities of the management control
process

the

scope

of

this


paper

on

the

analysis

of

performance

reports.

Keywords: strict supervision, lax supervision, the difference, the key variable.

ABSTRACK
Manajer unit usaha melaporkan kinerja yang telah dilakukan ke atasannya.
Pelaporan ini dilakukan secara teratur. Isi laporan ini berupa perbandingan

pendapatan dan biaya sesungguhnya dan anggaran yang telah di tetapkan. Jika
terjadi penyimpangan diberikan penjelasan secara terinci. Laporan yang diterima
manajer puncak diteliti dan dianalisis, disamping juga memperhatikan kebenaran
laporan yang disampaikan. Pelaporan dalam hal ini juga akan menentukan tingkat
kompensasi yang akan diberikan kepada manajer pusat pertanggung jawaban yang
bersangkutan. Tujuan pembuatan paper ini salah satunya adalah untuk mengetahui
bagaimana melakukan perhitungan selisih sebagai akibat kegiatan terkahir proses
pengendalian manajemen ruang lingkup dari paper ini mengenai analisis laporan
kinerja.
Kata kunci : pengawasan ketat, pengawasan longgar, selisih, variable kunci.

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang
Anggaran berbasis kinerja adalah penggunaan angggaran berdasarkan
output yang dihasilkan. Anggaran yang dijalankan dalam satu tahun anggaran
bisa terjadi penyimpanagan dalam relisasinya. Penyimpanagn tersebut bisa
terjasi karena kesalahan hitungan atau karena situasi dan kondisi pada saat
dijalankannya program tersebut berbeda dengan pada saat program tersebut
ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka perlu dianalisis sebab-sebab
terjadinya penyimpangan dan cara apa yang harus dilakukan untuk masa yang
akan datang. Untuk memperbaiki kesalahan atau penyimpangan yang terjadi
dimasa yang akan datang maka perlu dikaukan perhitungan selisih yang di
tetapkan dalam dunia praktik dengan memperhatikan keterbatasan analisis
serta informasi lain dan aspek perilaku penilaian prestasi untuk menunjang
keberhasilan dimasa yang akan datang.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah yang kami bahas dalam paper adalah :
1. Bagaimana melakukan perhitungan selisih sebagai akibat kegiatan terkahir

proses pengendalian manajemen ?
2. Bagaimana menganalisis selisih dalam dunia praktik ?
3. Apa saja keterbatasan analisis selisih ?
4. Apa saja informasi lain atau tambahan dalam analisis laporan kinerja ?
5. Bagaimana aspek perilaku pada penilaian prestasi ?

1.3

Tujuan
Tujuan penyusunan Paper adalah :
1. Sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan wawasan megenai analisis
laporan kinerja.

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

2

2. Untuk mengetahui bagaimana melakukan perhitungan selisih sebagai
akibat kegiatan terkahir proses pengendalian manajemen.

3. Untuk mengetahui bagaimana menganalisis selisih dalam dunia praktik.
4. Untuk mengetahui keterbatasan analisis selisih.
5. Untuk mengetahui informasi lain atau tambahan dalam analisis laporan
kinerja
6. Untuk mengetahui bagaimana aspek perilaku pada penilaian prestasi.
7. Sebagai syarat pemenuhan tugas kelompok dalam mata kuliah sistem
pengendalian manajemen.
1.4

Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penyusunan Paper adalah:
1.

Bagi penulis/penyusun
o

Sebagai syarat dalam pemenuhan tugas kelompok pada mata kuliah
sistem pengendalian manajemen.

o


Penyusunan Paper ini diharapkan sebagai sarana memperluas
pengetahuan mengenai analisis laporan kinerja dalam mata kuliah
sistem pengendalian manajemen.

2.

Bagi pihak lain
Untuk memperbanyak literatur, referensi dan pengetahuan dalam
mengatasi

masalah

yang berkaitan dengan sistem

pengendalian

manajemen.
1.5


Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari makalah ini membahas mengenai analisis laporan
kinerja dalam mata kuliah sistem pengendalian manajemen khusunya BAB
10.

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

3

1.6

Metode Penulisan
Pada pembuatan makalah, metode yang digunakan dalam mengumpulkan
data yaitu dari literatur yang terkait dengan materi analisis laporan kinerja
serta dari internet. Sehingga apabila dalam penulisan Paper ada kata-kata atau
kalimat yang hampir sama dari sumber atau penulis lain harap maklum dan
merupakan unsur ketidak sengajaan.

1.7


Sistematika Penulisan
ABSTACK
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PEMBAHASAN
BAB III. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Perhitungan Selisih
Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai
kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Prestasi kerja pada intinya bisa

dilihat dari efisien dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban
menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Evaluasi dilakukan
dengan cara membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Kegiatan perbandingan tersebut dilakukan oleh unit usaha ataupun
juga perusahaan secara keseluruhan dengan menggunakan basis bulanan
(beberapa diantaranya dengan menggunakan periode kuartalan). Beberapa
perusahaan hanya melaporkan secara sederhana jumlah selisih yang terjadi
selama periode tertentu tanpa melaporkan penyebab terjadinya selisih
tersebut.
Laporan kinerja yang tidak dapat menunjukkan sebab-sebab terjadinya
selisih yang terjadi selama periode tertentu tidak akan memberikan manfaat di
masa yang akan datang, bahkan mungkin akan membingungkan. Laporan
yang baik seharusnya menguraikan sebab-sebab terjadinya selisih dan
bagaimana dampaknya terhadap laba, sehingga selisih harus diuraikan dari
tingkat tertinggi yaitu selisih laba, sampai dengan tingkatan paling bawah
sebagai penyebab terjadinya selisih.
Selisih yang disusun secara hierarkis dapat dilihat pada gambar di
halaman selanjutnya. Dari gambar tersebut dapat diketahui, pertama kali
ditentukan kinerja unit usaha secara keseluruhan, yang merupakan selisih

antara laba sesungguhnya yang dicapai dengan anggaran laba. Kemudian
selisih ini dibagi ke dalam selisih pendapatan dan selisih biaya. Selisih
pendapatan dibagi menjadi dua selisih yaitu selisih volume dan selisih harga

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

5

J
IH
p
v
jO
K
V
b
g
&
m

A
k
u
d
r
P
n
N
y
B
a
t
o
T
h
lis
e
S
jual, untuk unit usaha secara keseluruhan dan untuk pusat pendapatan dari unit
usaha. Selisih volume dapat dibagi lagi menjadi dua selisih yaitu selisih

pangsa pasar dan selisih volume industri. Selisih pendapatan dapat juga

dianalisis berdasarkan daerah penjualan. Sedangkan selisih biaya dibagi
menjadi dua, yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Selisih biaya

produksi dibagi ke dalam pabrik atau bagian dalam pabrik, sehingga

memungkinkan untuk mengidentifikasi setiap selisih dengan manajer yang
bertanggungjawab secara individual.

Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi menggunakan ide-

ide sebagai berikut :

o Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.

o Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor-faktor kunci penyebab tersebut.

o Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh masingmasing faktor penyebab.

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

6

o Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab
dengan hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain
konstan.
o Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu,
dimulai dengan tingkatan yang paling umum.
o Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan
tertentu tidak menambah kejelasan mengenai faktor-faktor yang mendasari
selisih laba secara keseluruhan.
2.2.1

Selisih Pendapatan
Pada bagian ini, diuraikan bagaimana menghitung selisih harga
jual, selisih volume, dan selisih campuran. Perhitungan dibuat untuk
masing-masing lini produk, dan hasil dari lini produk tersebut
kemudian dikumpulkan untuk menghitung selisih totalnya. Selisih
positif menunjukkan laba (menguntungkan) karena laba sesungguhnya
melebihi laba yang dianggarkan, dan selisih negative menunjukkan
rugi (tidak menguntungkan).

o Selisih Harga Jual (Selling Price Variance)
Selisih harga jual dihitung dengan mengalikan perbedaan antara
harga sesungguhnya dan harga standar dengan volume sesungguhnya
atau dapat dinyatakan dalam rumus :
Selisih Harga Jual = ((Harga Sesungguhnya – Harga Standar) x Volume Sesungguhnya

o Selisih Campuran dan Volume (Mix and Volume Variance)
Besarnya selisih campuran dan volume dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
Selisih Campuran dan Volume = (Volume Sesungguhnya – Volume Dianggarkan) x
(Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit)

Selisih volume terjadi akibat penjualan sesungguhnya lebih besar
dibandingkan dengan penjualan yang dianggarkan. Sedangkan selisih

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

7

campuran diakibatkan karena komposisi produk yang dihasilkan
berbeda dengan komposisi produk yang dianggarkan.

o Selisih Campuran (Mix Variance)
Selisih campuran untuk masing-masing produk dihitung dengan
menggunakan persamaan :
Selisih Campuran = ((Total Volume Sesungguhnya x Proporsi yang Dianggarkan) –
(Volume Penjualan Sesungguhnya)) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit)

o Selisih Volume (Volume Variance)
Besarnya selisih volume dapat dicari dengan mengurangkan selisih
volume dan selisih campuran dengan selisih campuran. Perhitungan selisih
volume juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Selisih Volume = ((Total Volume Penjualan Sesungguhnya) x (Persentase yang
Dianggarkan)) – ((Penjualan yang Dianggarkan) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per
Unit))

o Analisis pendapatan yang lain
Jika tersedia informasi penjualan berdasarkan produk, selisih
pendapatan dapat dianalisis lebih lanjut berdasarkan produk.
o Penetrasi Pasar Dan Volume Industri.
Analisis pendapatan diperluas untuk memisahkan selisih volume dan
campuran menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan pangsa pasar
dan yang disebabkan oleh perbedaan volume industri. Prinsipnya adalah
manajer unit usaha bertanggung jawab terhadap pangsa pasar tapi tidak
bertanggung jawab terhadap volume industri, karena volume industri ini
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi secara luas. Persamaan berikut
digunakan untuk memisahkan pengaruh penetrasi pasar dari volume
industri atas selisih volume dan campuran:
volume industri atas selisih volume dan campuran:
selisih pangsa pasar = [(penjualan sesungguhnya) - (volume industri) x penetrasi pasar
dianggarkan] x (unit kontribusi dianggarkan)
Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
8
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

Selisih volume industri = (volume industri sesungguhnya – volume industri
dianggarkan) x penetrasi pasar dianggarkan x unit kontribusi dianggarkan
2.2.2 Selisih Biaya (Expense Variance )
o Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi
oleh besarnya volume penjualan maupun volume produksi. Sesuai
dengan sifat biaya ini, maka selisih yang terjadi dihitung dengan cara
membandingkan antara biaya tetap menurut anggaran dengan biaya
tetap sesungguhnya.
o biaya variable
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dan
proporsional dengan volume. Biaya variabel yang dianggarkan harus
disesuaikan dengan volume produksi sesungguhnya.
2.2.3

Ringkasan Selisih
Selisih yang terjadi beserta penyebabnya kemudian dilaporkan
kepada manajemen sebagai dasar untuk melakukan penyempurnaan.

2.2

Analisis Selisih Dalam Dunia Praktik
Beberapa perbedaan dalam praktik diuraikan berikut ini:
2.2.1

Perbandingan Periode Waktu
Dalam

contoh

sebelumnya

perbandingan

antara

laba

sesungguhnya dengan laba yang dianggarkan dilakukan secara
bulanan. Beberapa perusahaan menggunakan kinerja untuk tahun ke
tanggal sebagai dasar perandingan. Sebagai ilustrasi, untuk periode
yang berakhir 30 Juni, akan digunakan jumlah yang sesungguhnya
dan dianggarkan selama enam bulan yang berakhir 30 Juni.
Perusahaan lain membandingkan anggaran dan realisasinya selama
satu tahun. Jumlah sesungguhnya untuk laporan yang dipisahkan

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

9

pada 30 Juni terdiri dari jumlah sesungguhnya untuk enam bulan
pertama ditambah estimasi penjualan dan biaya untuk enam bulan
berikutnya.
Perbandingan anggaran sesungguhnya dengan harapan kinerja
sesungguhnya untuk tahun tersebut menunjukkan bagaimana
dekatnya manajer unit usaha mengharapkan untuk mencapai target
laba tahunan. Jika prestasi untuk tahun ke tanggal lebih buruk dari
pada anggaran untuk tahun ke tanggal memungkinkan deficit atas
prestasi yang dicapai bisa diatasi untuk bulan-bulan berikutnya. Di
lain pihak kekuatan yang menyebabkan kinerja sesungguhnya atas
anggaran yang rendah untuk tahun ke tanggal bisa saja diharapkan
berlanjut untuk tahun yang tersisa, dimana akan menghasilkan jumlah
yang berbeda dari jumlah yang dianggarkan.
Manajer puncak membutuhkan estimasi realistic dari laba
untuk tahun tersebut, baik karena disebabkan kebutuhan akan
perubahan kebijakan deviden, memenuhi kas tambahan, atau engubah
tingkat pengeluaran biaya kebijakan dan juga karena estimasi saat ini
dari kinerja tahun tersebut kerap dilengkapi untuk analis keuangan
dari pihak luar lainnya.
2.2.2

Memfokuskan Pada Laba Kotor
Pada banyak perusahaan perubahan harga ataupun factor lain
diharapkan akan membawa perubahan harga jual, dan tugas manajer
pemasaran adalah untuk memperoleh laba kotor yang dianggarkan.
Kebijakan seperti itu khususnya penting pada periode terjadinya
inflasi. Analisis selisih pada sistem seperti itu tidak akan
menghasilkan selisih tentang harga jual. Juga, aka nada selisih laba
kotor; laba kotor per unit berbeda antara harga jual dan harga pokok
produk.
Hal ini dilakukan dengan mensubstitusi laba kotor untuk
perbedaan antara harga jual sesungguhnya dengan harga pokok

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

10

standar. Harga pokok tandar hendaknya memasukkan perhitungan
tersebut ke harga pokok produksi yang disebabkan oleh perubahan
harga bahan baku dan tenaga kerja. Standar ini, lebih dari
sesungguhnya, biaya yang digunakan atas ketidak efisienan produksi
tidak memperhitungkan organisasi pemasaran.
2.2.3

Standar Evaluasi
Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya
suatu uni usaha dalam sistem pengendalian manajemen yakni :
1. Standar atau Anggaran Yang Ditetapkan Sebelumnya.
Jika standar atau anggaran ini disusun secara hati-hati dan
dikoordinasikan dengan baik, maka standar ini sangat
bagus. Standar ini merupakan kinerja sesungguhnya yang
dipakai pada kebanyakan perusahaan. Jika anggaran
tersebut disusun dengan cara tidak hati-hati, cara ini tidak
layak menjadi dasar perbandingan.
2. Standar Historis
Cara ini merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada
masa lalu. Kelemahan catatan kinerja sesungguhnya pada
masa lalu. Kelemahan mendasar dari standar ini adalah :
pertama, keadaan sekarang mungkin sudah berubah antara
dua periode yang dibandingkan. Kedua, kinerja periode
sebelumnya belum tentu dapat diterima.
3. Standar Eksternal
Standar ini diperoleh dari pusat pertanggung jawaban atau
perusahaan lain. Kinerja dari suatu kantor cabang berbeda
dengan kinerja kantor cabang lainnya. Jika kondisi pada
dua pusat pertanggung jawaban ini sama, perbandingan
seperti ini mungkin menjadi dasar evaluasi kerja.

2.2.4

Full-Cost System

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

11

Jika perusahaan menggunakan sistem biaya penuh (full-cost
system), maka baik biaya variable maupun biaya tetap dimasukkan
sebagai elemen persediaan pada biaya standar per unit. Jika
persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal, beberapa
biaya overhead tetap yang terjadi pada periode tersisa pada
persediaan lebih dari mengalirkan ke harga pokok penjualan.
Sebaliknya, jika persediaan menurut selama periode tersebut, lebih
banyak biaya overhead tetap dikurangkan pada harga pokok
penjualan dari paa jumlah sesungguhnya yang terjadi pada periode
tersebut.
Jika tingkat persediaan berubah, dan jika volume produksi
sesungguhnya berbeda dari yang dianggarkan, bagian dari selisih
volume produksi dimasukkan dalam persediaan. Juga, jumlah selisih
volume produksi ini harus di hitung dan dilaporkan. Selisih ini
merupakan perbedaan biaya tetap produksi yang sesungguhnya dan
biaya produksi tetap standar pada volume bersangkutan.
Jika perusahaan tersebut menggunakan sistem biaya variable,
biaya produksi tetap tidak dimasukkan dalam persediaan sehingga
tidak ada selisih volume produksi. Selisih biaya produksi tetap secara
sederhana merupakan perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan
jumlah sesungguhnya.
2.2.5

Biaya Teknik Dan Kebijakan
Selisih

menguntungkan

pada

biaya

teknik

biasanya

memberikan indikasi kinerja yang baik, yakni makin rendah biaya
maka lebih baik kinerjanya. Sebaliknya, kinerja pusat biaya
kebijakan

biasanya dinilai

atas

dasar kepuasan jika

biaya

sesungguhnya sama dengan yang dianggarkan.
2.3

Keterbatasan Analisis Selisih

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

12

Walaupun analisis selisih merupakan cara yang bagus, tetapi ia
mempunyai keterbatasan.
 Walaupun cara ini menunjukkan dimana selisih itu terjadi tapi ia tidak
menjelaskan alasan terjadinya selisih dan tidak menjelaskan tindakan
yang perlu dilakukan sebagai tindaka-lanjutnya.
 Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut
penting atau tidak.
 Karena laporan kinerja merupakan kumpulan laporan, maka manajer
menjadi lebih tergantung pada keterang dan ramalan.
 Laporan analisis selisih hanya menunjukkan apa yang telah
terjadi,tidak menunjukkan apa pengaruh dimasa mendatang terhadapa
tindakan yang telah dilakukan manajer.
2.4

Informasi Lain
Disamping

menerima

laporan

selisih

terhadap

anggaran

dan

data

sesungguhnya, manajer unit usaha tertentu juga menerima informasi dari
sumber lainnnya.
2.4.1

Variabel kunci
sebelumnya

sudah

dibahas

pentingnya

penentuan

dan

pelaporan variabel kunci tertentu yang memerlukan tindakan
segera. Variabel-variabel ini merupakan indicator penting atas
kesuksesaan perusahaan. Yang terpenting adalah informasi atas
variabel kunci harus menjadi perhatian utama manajer unit usaha.
2.4.2

Tujuan non keuangan
disamping tujuan keuangan yang harus dicapai maka tujuan
non keuangan perlu juga dicaai karena perlu untuk menganalisis
kinerja sebagai tambahan informasi pada anggaran laba.

2.4.3

Informasi informal
manajer memperoleh informasi bisa dari komunikasi dengan
orang lain, memo, rapat, dan sumber informasi lainnya.

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

13

Kepentingan relative informasi informal, dibandingkan dengan
laporan formal yang telah diuraikan, berbedda dengan yang
diinginkan oleh manajer.

2.4.4

Tindakan manajemen
bagaimanapun juga keseimbangan antara informasi formal dan
informal, prinsip yang terpenting adalah: laporan laba bulanan
seharusnya tidak berisi banyak kejutan. Informasi yang signifikan
hendaknya dikomunikasikan secara cepat segera setelah informasi
tersebut dikertahui. Laporan formal tetaplah penting.
manfaat utama dari laporan formal adalah:
o Laporan ini menyediakan tekanan yang diperlukan pada manajer
tingkat bawah utnuk mengambil tindakan perbaikan atas inisitatif
mereka sendiri.
o Informasi informal bisa saja tidak lengkap atau salah arti.
o Jumlah dalam laporan formal menyediakan informasi yang lebih
akutat.
o Laporan formal bisa mengkonfirmasi atas informasi dari pihak
luar.

2.5

Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi
Kebanyakan perusahaan menggunakan tekik yang sama dalam penyusunan
dan me review anggaran laba dan dalam laporan yang berurutan terhadap
anggaran yang di setujui. Inilah yang disebut aspek teknik dalam sistem
penyusunan anggaran formulir yang digunakan untuk menyusun anggaran,
format selisih biaya dan realisasinya , frekuensi laporan, dan lain-lain sama
pada benyak perusahaan,. Namaun perbedaannya adalah cara menggunakan
informasi yang dihasilkan oleh sisitem penganggaran tersebut.
2.5.1

Pengawasan ketat ( Tigh controls )

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

14

Pengawasan ketat didasarkan atas filosofi bahwa manager
bawahan bekerja secara efektif jika mereka hanya di tagetkatakn
untuk jangka pendek saja, dan manajer puncak bisa mambentu
bawahan dalam mengatasi masalah harian. Dengan pengawasan
ketat, tujuan laba suatu manajer unit usaha di pertimbangkan
sesuai komitmen perusahan dimana ia diukur dankemudian di
evaluasi. Jadi sistem pengawasan ketat merupakan suatu sisitem
dimana

kinerja

manajer

dievaluasi

terutama

berdasarkan

kemampuannya mencapai target yang telah ditetapkan.
2.5.2

Pengawasan longgar
Pengawasan longgar didasarkan pada filosofi manajeman yang
diilustrasikan dengan pernyataan ‘ saya menyewa seseorang dan
saya

membiarkannya

untuk

melakukan

pekerjaannya

sendiri.dengan pengawasan longgar, anggaran tersebut pada
dasarnya merupakan alat perencanaan dan komunikasi.
2.5.3

Pengaruh perilaku pengawasan ketat dan longgar
Sistem pengawasan memilki beberapa keuntungan yaitu :
o Pengawasan ketat cendrung mencegah manajer untuk bersikap
tidak efisien ataupun membuang-buang waktu.
o Tekanan yang konsisiten memotivasi manajer untuk mencari
jalan yang lebih untuk menjalankan operasional perusahaan
seperti saat ini.
Kelamahan pengawasan ketat adalah :
o Manajer lebih memfokuskan pada tindakan jangka pendek
daripada kepantingan jangka panjang perusahaan.
o Untuk memenuhi laba jangka pendek, manajer unit usaha tidak
melakukan tindakan yang bermanfaat untuk jangka panjang.
o Kegunaan laba yang dianggarkan sebagai tujauan yang akan
dicapai, bisa mengubah komunikasi antara manajer unit usaha
dengan puncak.

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

15

o Pengawasan

yang

ketat

mendorong

manajer

untuk

memanifulasi data.
Studi empiris yang pernah diakukan hopwood mengemukakan
bahwa pengawasan ketat akan menjadikan:
o Hubungan kerja yang tidak harmonis
o Jelek hubungan dengan atsan
o Jeleknya hubungan dengan rekan kerja
o Kecendrungan manipulasi laporan akuntansi.
2.5.4

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pengawasan ketat
dan longgar
o Besarnya

keleluasaan

bagi

manajer

unit

usaha

untuk

melakukan uji coba.
o Tingkat dimana variable kinerja secara kritis bisa di pengaruhi
oleh manajer unit usaha.
o Tingkat

ketidakpastian

yang melekat

pada operasional

perusahaan.
o Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya.

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

16

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
1. Perhitungan selisih
Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi menggunakan
ide-ide sebagai berikut :
o Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.
o Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor-faktor kunci penyebab
tersebut.
o Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh
masing-masing faktor penyebab.
o Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab
dengan hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang
lain konstan.
o Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu,
dimulai dengan tingkatan yang paling umum.
o Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan
tertentu tidak menambah kejelasan mengenai faktor-faktor yang mendasari
selisih laba secara keseluruhan.
2. Analisis Selisih Dalam Dunia Praktik
Beberapa perbedaan dalam praktik diuraikan berikut ini:
o Perbandingan Periode Waktu
o Memfokuskan Pada Laba Kotor

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

17

o Standar Evaluasi
o Full-Cost System
o Biaya Teknik Dan Kebijakan
3. Keterbatasan Analisis Selisih
o selisih dan tidak menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sebagai
tindaka-lanjutnya.
o Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut penting
atau tidak.
o selisih hanya menunjukkan apa yang telah terjadi,tidak menunjukkan apa
pengaruh dimasa mendatang terhadapa tindakan yang telah dilakukan
manajer
4. Informasi Lain
Manfaat utama dari laporan formal adalah:
o Laporan ini menyediakan tekanan yang diperlukan pada manajer tingkat
bawah utnuk mengambil tindakan perbaikan atas inisitatif mereka sendiri.
o Informasi informal bisa saja tidak lengkap atau salah arti.
o Jumlah dalam laporan formal menyediakan informasi yang lebih akutat.
o Laporan formal bisa mengkonfirmasi atas informasi dari pihak luar.
5. Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi
o Pengawasan ketat ( Tigh controls )
o Pengawasan longgar
o Pengaruh perilaku pengawasan ketat dan longgar
o Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pengawasan ketat dan
longgar.
3.2

Saran
Paper kami masih jauh dari kesempurnaan, oleh Karen aitu kami
sebagai penyusun ( kelompok sepuluh ) mengharapkan kritik dan saran yang

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

18

bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan penyusunan kami
dimasa-masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Halim Abdul, Dkk. 2000, Sistem Pengendalian manajmen Edisi Revisi, UPP AMP
YKPN.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Balanced

Scorecard Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Manajemen ( Studi Kasus Pada Pt Sari Husada),
Irwan Susanto, Abdullah Taman, Sukino
http://ninisug.blogspot.co.id/2011/05/pengukuran-kinerja-manajemen.html

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen
Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

19