TEORI MOTIVASI DUA FAKTOR Frederick Herz

TEORI MOTIVASI DUA FAKTOR
Frederick Herzberg’s Theory

Tugas Ujian Tengah Triwulan Ke-1
Mata Kuliah Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia (OSDM)

Dosen : Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubies

Disusun oleh kelompok II – E54:
1) Aida Ratna (P 056133762.54E)
2) Bagus Sundoro (P 056133812.54E)
3) Bubun M.H (P 056133822.54E)
4) Srihadiyati Ayu Bestari (P 056134092.54E)
5) Suprapto (P 056134102.54E)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NOPEMBER 2013

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2. Perumusan masalah.......................................................................................................3
1.3. Tujuan................................................................. .........................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Motivasi …………………………................................................................5
2.2. Teori Motivasi ………………………........................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Tentang Frederick Herzberg ……..............................................................................10
3.2. Pengertian Teori Dua Faktor ......................................................................................10
3.3. Implementasi Teori Dua Faktor .................................................................................13
BAB IV. KESIMPULAN ……………………………………………………………………….15
BAB V. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….16

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

2

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu organisasi atau perusahaan baik yang berorientasi pada laba maupun nirlaba pasti

mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai dan untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan
sumber daya. Salah satu sumber daya terpenting dan selalu dibutuhkan oleh organisasi
adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas
serta produktif sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memastikan bahwa tujuan
perusahaan atau suatu organisasi dapat tercapai dengan sempurna. Dalam skala
perekonomian suatu negara SDM merupakan salah satu faktor kunci dalam era globalisasi,
yakni bagaimana SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan (skilled) serta berdaya
saing tinggi akan memenangkan persaingan dalam pasar global.
Kinerja karyawan dalam suatu perusahaan sebagian ditentukan oleh kesempatan
(opportunity) yang diberikan kepada mereka untuk menunjukkan kemampuan mereka. Jika
mereka tidak pernah diberikan kesempatan untuk menggunakan semua kemampuan mereka,
mungkin mereka tidak akan pernah dapat menunjukkan keseluruhan kinerja dan
produktivitas mereka. Kinerja (job performance) karyawan juga sangat tergantung kepada
kompetensi (competency) karyawan itu sendiri. Jika keahlian mereka kurang atau tidak
sesuai untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, maka kinerja mereka akan menjadi tidak
optimal. Faktor lain yang cukup penting mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi.
Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah
atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro
dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk
mencapai kinerja maksimal”.

1.2. Perumusan masalah
Para ahli telah mengemukakan beberapa teori tentang motivasi yang tentu saja sudah
melalui serangkaian penelitian sebelumnya. Dalam makalah ini kami akan membahas secara

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

3

umum mengenai teori-teori motivasi dan secara khusus membahas mengenai teori motivasi
dua faktor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg.
1.3. Tujuan penulisan
a) Mempelajari dan memahami pengertian motivasi dan teori motivasi secara umum
b) Mempelajari dan memahami teori motivasi dua faktor yang dikemukakan oleh
Frederick Herzberg.

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya
penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Secara umum motivasi mengacu pada mengapa
dan bagaimana seseorang bertingkah laku tertentu. Motivasi merupakan satu penggerak dari
dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa
dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu
tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk
memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. Motivasi adalah proses yang dinamis; setiap
orang dapat dimotivasi oleh hal yang berbeda. Mungkin seorang akan termotivasi untuk
bekerja karena gaji yang ditawarkan atau kenaikan pangkat.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik
adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang
tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan
dari luar dirinya. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang dihasilkan dari kebutuhan
individual yang memiliki kekuasaan dan self-determining. Motivasi intrinsik

terhadap

tugas adalah bahwa ada ketertarikan dan kesenangan untuk melakukan tugas, tanpa

mengharapkan reward dari luar.
Di sisi lain, motivasi ekstrinsik berhubungan dengan perilaku yang dimotivasi oleh faktor
luar diri individu. Contohnya adalah gaji, tekanan untuk melakukan tugas, perilaku
pemimpin, atau iklim organisasi. Motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar
pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang
termotivasi seperti jabatan, gaji, bonus dan lain-lain.
Beberapa definisi Motivasi menurut para ahli sebagai berikut
 Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai
kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai
tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

5

 Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan
kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.
 Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh
Howard, 1999).
 Menurut Mc. Donald [1950], motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri

(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan.
 Mangkunegara (2005) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan
dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).
2.2. Teori Motivasi
Pada tahun 1950, muncul teori motivasi yang dikenal sebagai teori awal motivasi. Teori –
teori ini menjadi dasar berkembangnya teori kontemporer dan tidak dipungkiri bahwa para
manajer aktif saat ini banyak menggunnakan teori awal ini. Teori tersebut adalah :
1) Maslow - Hirarki Kebutuhan
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar
pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan
sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi
juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti
tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat
dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Kebutuhan pada suatu
peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

2) McGregor - Teori X & Y

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

6

Douglas McGregor mengkaji cara para manajer menangani karyawannya. Kesimpulan
pandangan manajer mengenai kodrat manusia didasarkan pada kelompok asumsi
tertentu. Asumsi itu dibagi menjadi 2 yaitu Teori X dan Teori Y. Teori X
mengasumsikan kebutuhan tingkat rendah mendominasi individu. Sedangkan teori Y
mengasumsikan kebutuhan tingkat tinggi mendominasi individu
3) Frederick Herzberg - Teori Dua Faktor
Menurut Frederick Herzberg terdapat dua faktor besar yang mempengaruhi motivasi
seseorang yaitu faktor motivator (intrinsik) dan faktor hygine (ekstrinsik). Yang
dimaksud faktor motivator adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya
intrinsik, yang berarti berasal dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud
dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik
yang berarti berasal dari luar diri seseorang yang turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan seseorang.
Kemudian muncullah teori motivasi kontemporer yang menggambarkan kondisi pemikiran

saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Teori yang termasuk dalam kelompok teori
kontemporer adalah :
1) Teori E-R-G, Clayton Alderfer mengemukakan tiga kategori kebutuhan. Kebutuhan
tersebut adalah . Eksistence (E) atau Eksistensi, meliputi kebutuhan fisiologis sepeerti
lapar, rasa haus, seks, kebutuhan materi, dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
Relatedness (R) atau keterkaitan, menyangkut hubungan dengan orang-orang yang
penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja.
Growth (G) atau pertumbuhan, meliputi kenginginan kita untuk produktif dan kreatif
dengan mengerahkan segenap kesanggupan kita. Alderfer menyatakan bahwa : Bila
kebutuhan

akan

eksistensi tidak nterpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun

kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan
perilaku untuk mencapai tujuan. Meskipun suatu kebutuhan terpenenuhi, kebutuhan
dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan. Jadi secara umum
mekanisme kebutuhan dapat dikatakan sebagai berikut Frustration – Regression dan
Satisfaction – Progression


Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

7

2) Teori Tiga Motif Sosial, David Mc. Clelland menyatakan bahwa ada 3 motif utama
manusia dalam bekerja yaitu: (1) Kebutuhan untuk mencapai basil (needs for
achievemen ) merupakan dorongan untuk berhasiI mencapai tujuan. (2) Kebutuhan akan
kekuasaan (need for power merupakan kebutuhan untuk membuat pihak lain berperilaku
sesuai dengan kehendaknya. (3) Kebutuhan untuk aplikasi (needs for affiliatio)
merupakan keinginan akan hubungan persahabatan dan antar pribadi. Dari teori ini
dapat disimpulkan bahwa manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk
berprestasi di atas kemampuan orang lain. seseorang dianggap mempunyai motivasi
untuk berprestasi jika mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu karya yang
berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain.
3) Teori Equity, S. Adams, Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong
untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi
dengan imbalan yang diterima. Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang
pegawai biasanya menggunakan empat macam hal sebagai pembanding, hal itu antara
lain : Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak


diterima

berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan
dan pengalamannya; Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang
kualifikasi dan sifat pekerjaannnya

relatif

sama

dengan

yang

bersangkutan

sendiri; Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang
sama serta melakukan kegiatan sejenis; Peraturan perundang- undangan yang berlaku
mengenai jumlah dan jenis imbalan yang pada nantinya akan menjadi hak dari para

pegawai yang bersangkutan.
4) Teori Expectancy, Victor Vroom, tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah
sebagai berikut :
a) Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan
memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy)
sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu
akan muncul dari tindakan orang tersebut.
b) Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini

disebut

valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang
diharapkan.
Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

8

c) Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil
tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa
usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
5) Teori Goal Setting, Edwin Locke menunjukkan adanya keterkaitan antara tujuan dan
kinerja seseorang terhadap tugas. Dia menemukan bahwa tujuan spesifik dan sulit
menyebabkan kinerja tugas lebih baik dari tujuan yang mudah. Lima prinsip penetapkan
tujuan adalah kejelasan, tantangan, komitmen, umpan balik (feedback) dan kompleksitas
tugas. Teori ini juga mengungkapkan bahwa kuat lemahnya tingkah laku manusia
ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai, kecenderungan manusia untuk
berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan
bermanfaat serta makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar
keengganan untuk bertingkah laku.
6) Teori Reinforcement, B.F. Skinner, - Teori ini didasarkan atas “hukum pengaruh”
Tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah
laku

dengan

konsekuensi

negatif cenderung untuk tidak diulang. Rangsangan

yang didapat akan mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang
yang selanjutnya akan menghasilkan suatu konsekuensi yang akan berpengaruh pada
tindakan selanjutnya. Konsekuensi yang terjadi secara berkesinambungan akan menjadi
suatu rangsangan yang perlu untuk direspon kembali dan mengasilkan konsekuensi lagi.
Demikian seterusnya

sehingga

motifasi

menghasilkan hal-hal yang positif.

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

9

mereka

akan

tetap

terjaga

untuk

BAB III PEMBAHASAN
3.1. Tentang Frederick Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang professor dari Case western Reserve University dan
Utah university, kelahiran Lynn – Massachusetts dan menyelesaikan Master dan Phd di
University of Pittsburg, literaturnya Herzberg meformulasikan opini tentang “satisfiers” dan
“dissatisfiers” dan dari hipotest yg berjudul Mental Health is Not the Opposite of Mental
Illness, Herzberg menarik dasar hypothess untuk penelitian study publikasikan pada tahun
1959 dengan judul The Motivation to Work, dimana penelitian tersebut menghasilkan teori
yg dikenal dengan “Motivation – Hygiene”. Dari dasar penelitian ini juga tahun 1968
muncullah arrtikel yang sangat boming terjual jutaan copy yg dipulikasikan oleh Harvard
Business Review dengan judul “One More Time, How Do You Motivation Your
Employees”.
3.2. Pengertian Teori Dua Faktor
Teori dua faktor (two factor theory) yang juga disebut sebagai teori motivasi hygiene
berkaitan dengan motivasi dan job satisfaction. Frederick Herzberg melakukan penelitian di
daerah Pittsburgh dengan mewawancarai 200 akuntan dan insinyur untuk memberikan
komentar pada dua statement, yaitu:
”Katakan kepada saya kapan Anda merasa sangat senang dengan pekerjaan Anda?”
”Katakan kepada saya kapan Anda merasa tidak senang dengan pekerjaan Anda?”
Kemudian didapatkan hasil bahwa responden yang merasa senang dengan pekerjaannya
secara umum berhubungan dengan job experiences dan job content (faktor intrinsik).
Sedangkan responden yang merasa tidak senang dengan pekerjaannya secara umum
berhubungan dengan keadaan sekitar atau aspek-aspek sekeliling pekerjaannya atau disebut
juga dengan job context (faktor ekstrinsik). Kemudian hasil tersebut rspon-respon yang
diberikan responden didata dan dikategorikan.
Teori Two Factor yang dikemukakan oleh Hezberg ini berkaitan dengan motivasi dan
kepuasan kerja. Hubungan individu dengan pekerjaannya adalah hal yang mendasar dan

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

10

sikap yang diarahkan kepada pekerjaan tersebut dapat dengan sangat baik menentukan
apakah seseorang itu sukses atau gagal.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan
seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan
pengakuan orang lain. Sedangkan faktor- faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara
lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya,
hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh
para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan
sistem imbalan yang berlaku.
Berdasarkan yang dikemukakan oleh Herzberg, job satisfaction disebabkan oleh hadirnya
serangkaian faktor yang disebut sebagai motivator, sedangkan job dissatisfaction disebabkan
oleh ketidakhadiran rangkaian yang berbeda dari motivator yang disebut sebagai hygiene
faktor. Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam
pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai
aspek intrinsik dalam pekerjaan.
Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:
a) Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)
b) Recognition (penghargaan)
c) Work it self (pekerjaan itu sendiri )
d) Responsibility (tanggung jawab)
e) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)
f) Advancement (kesempatan untuk maju)
Herzberg berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi
karyawan, namun jika ada yang tidak terpenuhi bukan berarti mengakibatkan ketidakpuasan
kerja karyawan.
Hygiene factor adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan
dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:
a) Working condition (kondisi kerja)
b) Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)
Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

11

c) Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya)
d) Job security (perasaan aman dalam bekerja), pay (gaji), status (Jabatan)
e) Supervision technical (teknik pengawasan)
Herzberg juga menyatakan bahwa motivator menyebabkan seseorang untuk bergerak dari
kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan. Sedangkan hygiene factors dapat
menyebabkan seseorang yang berada dalam ketidakpuasan menuju kearah tidak ada
ketidakpuasan. Pengertian mengenai teori dua faktor ini bisa dijelaskan melalui gambar
berikut ini.

Hygiene factor dianggap sebagai sebuah landasan roket – ketika itu dihancurkan atau
dikurangi, maka kita tidak akan termotivasi atau dalam keadaan biasa-biasa saja (no
dissatisfaction). Ketika seseorang berada dalam keadaan dissatisfaction dan demotivasi,
diberikan hygiene factors sehingga dia berada dalam keadaan no dissatisfaction, tapi tidak
termotivasi. Untuk mencapai positive satisfaction dan motivation, maka perlu diberikan
motivator factors.
Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang
memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi
Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

12

yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan
dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang lebih terdorong
oleh faktor-faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh organisasi
kepada mereka dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari
organisasi (dalam Sondang, 2002 : 107).
3.3. Implementasi Teori Dua Faktor
Pada kondisi aktual, teori ini banyak digunakan oleh industri karena mendeskripsikan
bagaimana keinginan individu dan pekerjaannya. Namun teori yang dikemukanan Herzberg
ini menerima banyak kritikan dari pada ahli diantaranya :
1. Teori ini dikemukakan setelah melalui penelitian dengan responden akuntan dan
insinyur di Amerika. Muncul pertanyaan apakah sampel atau responden yang digunakan
ini dapat dipertanggung jawabkan dan mewakili seluruh jenis pekerjaan dan profesi.
2. Teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan atau
professional khususnya akuntan dan insinyur. Sementara teori motivasi Maslow
misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya.
3. Dalam lingkungan yang berbeda, mungkin sulit untuk mengidentifikasi elemen-elemen
yang bisa ditetapkan sebagai faktor hygiene / motivator.
Ketika segalanya berjalan dengan baik, individu cenderung memuji diri sendiri. Sebaliknya,
ketika mereka menghadapi kegagalan mereka menyalahkan lingkungan ekstrinsik. Herzberg
meyakini bahwa para manager harus memotivasi karyawan dengan mengadopsi pendekatan
demokratis untuk memanajemen dan memperbaiki lingkungan dan isi dari pekerjaan yang
spesifik.
Teori Dua-Faktor menyiratkan bahwa manajer harus fokus untuk menjamin kecukupan
faktor hygiene guna menghindari ketidakpuasan karyawan. Juga, manajer harus memastikan
bahwa pekerjaan sebagai perangsang dan bermanfaat sehingga karyawan termotivasi untuk
bekerja dan melakukannya lebih keras dan lebih baik. Teori ini menekankan pada job
enrichment sehingga memotivasi karyawan. Pekerjaan harus memanfaatkan keterampilan
karyawan dan kompetensi mereka secara maksimal. Fokus pada faktor-faktor motivasi dapat
meningkatkan kinerja yang berkualitas.

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

13

Beberapa metode yang mungkin dapat digunakan manager untuk mencapai hal tersebut
adalah dengan menerapkan job design yang terdiri dari:
1. Job Enlargement. Perluasan pekerjaan dapat diartikan memberikan tugas tambahan
kepada pekerja pada tingkat yang sama, jadi meningkatkan jumlah pekerjaan yang
mereka lakukan. Para pekerja diberikan variasi tugas yang lebih tinggi yang mungkin
membuat pekerjaan tersebut lebih menarik. ‘Job enlargement is defined as "Assigning
workers additional same level activities, thus increasing the number of activities they
perform’ (Dessler, 2005).
2. Job enrichment adalah memperluas rancangan tugas untuk memberi arti lebih dan
memberikan kepuasan kerja dengan cara melibatkan pekerja dengan pekerjaan
perencanaan, penyelenggaraan organisasi dan pengawasan pekerjaan sehingga job
enrichment bertujuan untuk menambah tanggung jawab dalam pengambilan keputusan,
menambah hak otonomi dan wewenang merancang pekerjaan dan memperluas wawasan
kerja. Penambahan elemen tersebut kepada pekerjaan kadangkala disebut pemuatan
kerja secara vertikal (vertical job loading). Pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) itu
sendiri merupakan salah satu dari teknik job design. Job enrichment dapat meningkatkan
otonomi seseorang dalam mengatur pekerjaannya.
3. Job Rotation, memindahkan posisi kerja secara bergiliran dari satu tempat ke tempat
yang lain, dengan tujuan pemerataan kemampuan dan menghindarai kemonotonan. Job
rotation merupakan bentuk awal dari job design. Perputaran kerja merupakan perubahan
kerja secara berkala, dari satu tugas ke tugas – tugas yang lain dalam level yang sama.

JOB DESIGN

JOB ROTATION

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

JOB
ENLARGEMEN
T
14

JOB
ENRICHMENT

BAB IV KESIMPULAN
1. Two-factor theory dari Herzberg merupakan teori motivasi yang menaruh perhatian pada
dua faktor yaitu hygiene factors (ekstrinsik) dan motivator factor (intrinsik)
2. Faktor Hygiene terkait dengan ketidakpuasan kerja, sementara proses yang lainnya
adalah motivator factor yang dapat membawa satisfaction.
3. Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi dalam
memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan
Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dalam performa pekerjaan.
Kedua, kerangka ini membangkitkan model aplikasi, pemerkayaan pekerjaan (Leidecker
and Hall dalam Timpe, 1999 : 13).
4. Hezberg tidak menjelaskan secara pasti batasan antara satisfaction - no satisfaction serta
dissatisfaction - no dissatisfaction.
5. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah
memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam
kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

15

BAB V DAFTAR PUSTAKA
 Stephen P Robbins –Timothy A Judge, 2007, Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta
 A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung
 Herzberg, F. (1987). One More Time: How Do You Motivate Employees? Harvard Business
Review
 Alim, M. B. (2009). Teori Herzberg dan Kepuasan Kerja Karyawan. Diambil dari

http://www.psikologizone.com/teori-herzberg-dan- kepuasan-kerja-karyawan. Disadur pada
11-Nopember-2013.
 Teori Dua Faktor Frederick Herzberg dikutip dari http://kumpulan-teori-

skripsi.blogspot.com/2011/09/frederick-herzberg-1923-2000-adalah.html , 13 September
2011
 Teori Dua Faktor Posted on November 1, 2012 by Ferry Roen diambil dari

http://perilakuorganisasi.com/teori-dua-faktor.html

Teori Dua Faktor – Kelompok 2 E 54

16