UNDERGROUND, OR ONCE THERE WAS A COUNTRY

UNDERGROUND, OR ONCE THERE WAS A COUNTRY

Harifa Ali Akbar Siregar

Abstrak: Film memiliki kemampuan untuk menghadirkan memori. Tidak hanya itu, film
juga mampu menjadi memori. Melalui kekhasannya sebagai media audio dan visual film
membawa penontonnya dari kurungan ruang dan waktu untuk masuk ke dalam situasi
berbeda. Hal tersebut dapat disaksikan pada film garapan Emir Kustirica, Underground.
Film yang mengedepankan kekuatan memori, gerak dan pergerakan, serta imajinasi.
Melalui Underground penonton tidak hanya diajak mengetahui tentang sebuah negara,
Yugoslavia, juga dibawa masuk ke kisi-kisi sejarah dan imajinasi yang sublim.
Abstract: Film has the ability to bring memories. It is not only that, film is also capable
of becoming a memory. Through uniqueness as audio and visual media, movies brings
the audience out of confinement of space and time to get into a different situation. The
example can be seen in the film by Emir Kustirica, Underground. The film that puts the
power of memory, motion and movement, as well as the imagination. Underground not
only invite the audience to know about a country, Yugoslavia, also brought them into the
history and imagination which is sublime. Those which related with the state that once
existed.
Keywords: film, memory, movement, Emir Kusturica, Underground


Prolog

yang kemudian memungkinkan dilakukan

Sebagai pelengkap dari karya-

studi mendalam terhadapnya. Apakah

karya desain material, seperti kursi,

sebagai sebuah artefak utuh yang dikaji

meja, mobil, motor, pakaian, dan lainnya

melalui kacamata fungsi dan manfaat,

sekarang ini kita dihadapkan pada karya-

atau juga sebagai bagian dari keseluruhan


karya dari desain visual; film, iklan, situs

sebuah sistem yang hidup dan bermain di

internet, poster, dan lainnya. Karya-karya

tengah-tengah masyarakat.

tersebut mengisi dan mewarnai kehidupan

Pada titik ini karya desain tidak

sehari-hari masyarakat sebagai tampilan

bisa lepas dari sebuah atau beberapa

yang estetis, kreatif, dinamis, juga menjual.

kebudayaan yang melandasinya, begitu


Kekhasan dari karya-karya desain tersebut

juga sebaliknya. Karya desain ada dan

Harifa Ali Akbar Siregar adalah Staf Pengajar pada

e-mail : egopye@gmail.com

Fakultas Seni dan Desain,
Universitas Multimedia Nusantara (UMN)
Tangerang.

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

1

Underground, or Once There Was A Country

Harifa Ali Akbar Siregar


Gambar 1. Pembukaan film Underground
karya Emir Kusturica

bermakna ketika terdapat sebuah bentuk

bisa timbul dari kedua macam pembeda

kebudayaan yang mengapresiasinya dan

terhadap karya desain tersebut. Apa yang

mengikatnya

artefak.

hendak dikaji, dan dicoba secara menda-

Proses pemaknaan terhadap kehadiran

lam adalah tentang hubungan sebuah film


karya desain tersebut tidak akan lekang

sebagai anak kandung karya desain visual

arti jika, atau selama, kebudayaan yang

dengan kebudayaan yang melandasi ke-

mendasarinya tetap hidup dan berkembang.

hadirannya. Hubungan sebuah film dengan

Makna yang hadir pada sebuah karya

efek-efek budaya yang hadir setelahnya se-

desain pun bisa bermacam jadinya. Mung-

bagai sebuah akibat langsung dari hubun-


kin saja makna nyata yang didasari oleh

gan nyata sebuah karya dengan kebudayaan

kegunaan yang sebenar-benarnya dari

yang melandasi atau menginspirasikannya.

karya tersebut. Bisa juga makna yang

Film tersebut adalah Underground, or

artifisial, makna yang tidak didasari pada

once there was a country, karya sutradara

kenyataan, tapi hadir sebagai bentuk dari

Bosnia, yang kemudian merevisi nasionali-


dinamika dan fenomena yang ada. Ketika

tasnya sendiri menjadi Serbia, Emir Kus-

karya desain yang dihasilkan berdasarkan

turica. Film yang berhasil meraih Palem

material atau bahan lebih banyak berguna

Emas, penghargaan tertinggi, pada festival

secara fisik, maka karya-karya desain

film Cannes di Prancis tahun 1995. Film

visual melayani fungsi dan makna lain

yang akan membawa kita masuk ke dalam


dari kehadiran sebuah desain. Meskipun

sejarah sebuah negara, atau pernah men-

tidak bisa dipungkiri jika dikatakan bahwa

jadi sebuah negara, Yugoslavia. Film yang

karya desain material pun berarti karya

mengajak pemirsanya ke dalam tiga buah

desain visual, karena entah itu kursi,

fase perang, masa yang niscaya dialami

meja dan lainnya tetap akan ditangkap

semua negara di dunia ini. Sebuah film


dan dimaknai sebagai sebuah bentuk oleh

yang kemudian menghasilkan banyak puji-

indera penglihat adalah bagian dari karya

an juga kritikan.

menjadi

sebuah

desain visual.

Terlepas dari semua itu, Underground

Tulisan ini tidak hendak mengkaji per-

memang layak untuk dikaji, diberi poin


bedaan dan kemungkinan persamaan yang

lebih tidak hanya karena ide dan konsep

2

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Harifa Ali Akbar Siregar

Underground, or Once There Was A Country

utama dari film tersebut, tetapi juga kare-

hasaan (language), tapi memposisikan diri

na sajian visual, kaitannya terhadap un-

untuk mengkaji aspek-aspek kebahasaan


sur-unsur budaya dan sejarah, juga pan-

(language), meskipun aspek kebahasaan

dangan terhadap arti sebuah, atau sekian

itu bukan sesuatu yang bersifat verbal dan

banyak, perang. Underground memberi-

beroperasi secara mandiri dari sistem ke-

kan makna yang berbeda terhadap sebuah

bahasaan.

sejarah bangsa dan kebudayaan. Inilah

Hal ini layaknya prinsip bahwa li-

yang kemudian menjadikan Underground

ngustik hanya bagian dari semiologi yang

ada tidak hanya sebagai karya sinema seja-

kemudian menyadarkan kita bahwa ada

rah, tetapi juga karya visual yang kaya akan

bahasa tanpa sistem bahasa (semes) di-

makna. Kajian terhadap Underground se-

mana di dalamnya terdapat sinema seperti

bagai karya visual tentu tidak lepas dari

halnya bahasa tubuh, pakaian atau musik.

kajian Underground sebagai sebuah narasi

Maka dari itu untuk menghindarkan kajian

(bahasa/lingusitik).

sinema dari bahasan yang sepihak terhadap unsur-unsur narasi, ada baiknya kita

Film, Bahasa atau
Sistem Bahasa?

tidak mengkaji bagian-bagian yang hanya

Sejak lama banyak pihak menyejajarkan

kulasi ganda dalam sinema.

berdiri sebagai unsur bahasa, seperti arti-

sinema dan visualisasinya dengan bahasa.

Kajian terhadap sisi visual sinema

Christian Metz (1974) telah mengingatkan

mau tidak mau harus terpusat pada kaji-

untuk waspada terhadap kategori sinema

an tentang pergerakan (movement), baik

sebagai bahasa. Dari pada menanyakan,

terhadap gerak kamera atau pun apa yang

“dalam cara apa sebuah sinema adalah

nampak pada adegan-adegan, hubungan

bahasa?”, ia justru menanyakan, “dalam

audio-visual, dan montase (dalam hal ini

kondisi yang bagaimana sinema dapat

kaitan sinema dengan karakteristiknya

dipertimbangkan sebagai sebuah bahasa?”

menampilkan gambar berurutan, yang

Pertanyaan ini kiranya mampu meng-

membedakan sinematografi dengan fo-

gambarkan bahwa kajian terhadap sine-

tografi meskipun pada kedua-duanya ter-

ma kerap terjebak pada kajian terhadap

dapat unsur visual). Meskipun demikian,

unsur-unsur narasi di dalamnya, hingga

rasanya tidak mungkin melepaskan ka-

mengabaikan apa yang hadir sesungguh-

jian sinema semata sebagai karya visual

nya dari visualisasi adegan per adegan

tanpa mengkaji unsur-unsur narasinya.

dalam sinema. Menghadapi kenyataan ini

Bagaimana pun, dengan adanya unsur

Gilles Deleuze (2001) memiliki pandangan

narasi tersebut, maka karya sinema men-

bahwa pada titik-titik tertentu kajian terha-

jadi lebih menarik dan layak dikaji. Akan

dap sinema harus mampu memisahkan diri

tetapi, pembatasan kajian pada unsur visu-

dari kajian terhadap terhadap sistem keba-

al semata kiranya bisa menghindarkan ka-

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

3

Underground, or Once There Was A Country

Harifa Ali Akbar Siregar

jian sinema dari jebakan pembacaan akan

sinema berlangsung. Image kemudian

narasi.

dapat kita kaji dalam kaitannya dengan

Oleh karena itu, tulisan ini akan men-

montase (gambar yang berurutan) atau

coba menjajaki kemungkinan mengkaji

terikat pada satu bagian (snapshot) saja

Underground

sinema

yang kita anggap mewakili sesuatu dan

terha-

mampu berbicara lebih kepada kita. Di

dap unsur-unsur visualnya dengan meng-

sisi lain, pergerakan (movement) adalah

gunakan bingkai konseptual yang dihasilkan

hubungan image dengan karakteristik

Gilles Deleuze dalam dua bukunya (2001),

sinema

menghasilkan

Cinema 1 the movement-image; cinema 2

tetapi,

movement

the time-image. Deleuze dalam pengantar

Deleuze, didasarkan pada tiga tesis Henri

Cinema 1 menjelaskan, “this study is not

Bergson

a history of the cinema. It is a taxonomy,

tidak semata montase, juga bagian-bagian

an attempt at the classification of images

terpisah, namun satu, atau satu namun

Kekhususan

pembatasan

terpisah, yang melandasi hubungan antara

pembahasan kajian pada unsur-unsur

keseluruhan sebuah sinema dengan ide

images

besarnya.

dengan

and

sebagai

melakukan

signs”.
and

signs

sebuah

penelaahan

diharapkan

dapat

terhadap

montase.

dalam

Akan

pandangan

movement,

adalah

menjembatani terciptanya sinema sebagai

Movement dapat timbul dari sebuah

karya visual yang dekat hubungannya

ilusi penonton akan kehadiran image

dengan kategori karya desain visual sebagai

dan montase pada layar kaca, atau apa

cara lain mengkaji sinema di luar bingkai

yang disebut Bergson sebagai immobile

pembacaan narasi.

section. Movement juga apa yang muncul

Sinema, faktanya, bekerja dengan

dari relasi-relasi yang menghubungkan

dua elemen yang melekat di dalamnya:

ide sebuah sinema dengan image itu

bagian-bagian yang saling berhubungan

sendiri,

yang kita kenal sebagai image; dan sebuah

menghubungkan

pergerakan; pada suatu waktu tertentu

keseluruhan ide atau murni sebagai sebuah

yang bersifat tidak personal, seragam,

snapshot dalam kerangka pergerakan per

abstrak, tidak terlihat, atau tidak dapat

adegan yang hadir.

kemampuan

sebuah

dirinya

image
dengan

ditangkap begitu saja. Dua hal ini, image

Tanda (sign) di sini jelas kiranya

dan movement, juga waktu (time) yang

merujuk kepada klasifikasi awal yang

menjadi bahasan utama Deleuze.

dihasilkan Ferdinand de Saussure (1965).
Tanda, bagi Saussure, adalah sebuah objek

Images dan Signs
dalam Underground

fisik yang memiliki sebuah makna. Tanda

Image adalah apa yang dapat dengan kasat

sesuatu yang lainnya. Di sini kiranya

mata kita lihat di layar kaca ketika sebuah

mulai muncul pembagian terhadap tanda

4

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

bisa juga berarti sesuatu yang mewakili

Harifa Ali Akbar Siregar

Underground, or Once There Was A Country

sebagai sebuah simbol; juga ikon. Saussure

sinema (entah itu montase, snapshot,

kemudian menambahkan, sebuah tanda

pergerakan kamera, jenis-jenis shot, atau

terdiri dari sebuah signifier dan sebuah

pun setting dimana adegan berlangsung)

signified. Ketika signifier adalah tanda

dalam hubungannya dengan karakteristik

dari image sebagaimana kita tangkap

sebuah budaya dan/atau bahasa.

atau lihat dan pahami; signified sendiri

Luasnya

kajian

terhadap

sinema

adalah konsep mental terhadap apa yang

kemudian menjadi hal yang tidak bisa

melandasinya. Konsep mental atau non

dihindari.

fisikal inilah yang menghasilkan perbedaan

melakukan penerapan konsep Deleuze,

pemahaman terhadap tanda, tergantung

kiranya dapat dihasilkan kajian sinema

kepada pandangan umum dimana tanda

yang lebih kaya dan luas dari pada sekedar

itu digunakan baik sebagai bagian dari

pembacaan
Sehingga

Meskipun

begitu,

terhadap
kemudian

aspek
dapat

dengan

narasi.

menjawab

pertanyaan Metz, “dalam kondisi yang
bagaimana sinema dapat dipertimbangkan
sebagai sebuah bahasa?”
Underground dipilih karena, dalam
pandangan penulis, kekayaan yang terdapat
di dalamnya, baik unsur visual maupun
Gambar 2. Film Underground karya Emir
Kusturica

narasi, yang dapat menghubungankan
sebuah karya sinema dengan unsur-unsur
kebudayaan besar yang pernah mewarnai

bahasa ataupun kebudayaan.

dunia materi dan immateri kita sekarang.

Kajian sinema sebagai usaha untuk

Underground

memungkinkan

sebuah

mengklasifikasi image dan sign tentu

hubungan yang nyata dengan konsep-

dapat menjadi sangat kaya, penuh variasi,

konsep modern dan posmodern, baik dari

dan perbedaan pemahaman. Jika montase

aspek visual maupun narasi.

dapat didekati dengan konsep movement,
maka

snapshot

adalah

image

Film ini merupakan karya yang cukup

yang

lama dipersiapkan dan memiliki durasi

berhenti pada dirinya sendiri tanpa perlu

yang cukup panjang, versi layar lebarnya

menghubungkannya dengan keseluruhan

berdurasi lebih dari tiga jam sementara

ide dari sinema. Konsep ini bukan hal

versi televisinya lebih dari lima jam. Oleh

mudah untuk dimengerti. Kajian terhadap

karena itu pula tulisan ini menjadi miskin

sinema kemudian melebar ke dalam unsur-

gambar atau visualisasi dari adegan-

unsur budaya dan bahasa yang melandasi

adegan Underground. Faktor pertama

pemahaman penonton, bisa juga penulis,

adalah panjangnya masa tayang, dan yang

terhadap

kedua adalah, kelebihan dan kekurangan

aspek-aspek

visual

sebuah

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

5

Underground, or Once There Was A Country

Harifa Ali Akbar Siregar

Gambar 3. Visualisasi film Underground
karya Emir Kusturica

Underground jika dikaji secara visual,

menunjukkan kegembiraan masyarakat

kayanya setiap bagian film akan kaidah-

Indonesia ketika Jepang datang mengusir

kaidah pembahasan secara visual.

Belanda dan memproklamirkan dirinya
sebagai Saudara Tua, sebaliknya di Beograd

Visualisasi Underground

kehancuran

Salah satu kunci utama kekuatan visual

terjadi. Penggunaan tayangan dokumenter

pada Underground adalah penggunaan

ini menimbulkan banyak reaksi. Tayangan

tayangan dokumenter. Tercatat beberapa

yang kiranya dapat diartikan bahwa Kroasia

kali

dokumnter

dan Slovenia berkolaborasi dengan Nazi

dimasukkan ke dalam film. Pertama-tama

sementara Serbia berusaha sekuat tenaga

adalah yang menggambarkan masyarakat

melawan invasi.

potongon-potongan

akibat

pemboman

justru

Slovenia di Maribor dan Kroasia di Zagreb

Kusturica sendiri mengatakan bahwa

menyambut kedatangan pasukan Nazi

penggunaan tayangan tersebut tidak ada

dengan suka cita, layaknya tayangan yang

hubungannya sama sekali dengan pandan-

Gambar 4. Tayangan dokumenter yang memperlihatkan
disambutnya pasukan Nazi oleh penduduk Maribor

6

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Underground, or Once There Was A Country

Harifa Ali Akbar Siregar

Gambar 5. Hal yang sama terlihat dari gambaran mengenai Zagreb

Gambar 6. Namun di Beograd, kehancuranlah yang terlihat

gan terhadap nasionalismenya. Kusturica

dokumnter tersebut justru menunjukkan

berkeras bahwa ia ingin menunjukkan ke-

kekhasan tersendiri. Kusturica justru me-

pada dunia barat yang selama ini menga-

nonjolkan sebuah komedi gelap dalam

takan bahwa Serbia adalah satu-satunya

penggunaan tayangan dokumenter.

agresor dalam perang Balkan yang mene-

Di akhir tayangan, cuplikan dokumen-

waskan ribuan orang etnis Bosnia. Terle-

ter yang paling awal posisinya dalam durasi

pas dari benar atau salahnya kontroversi

Underground, tokoh utama Petar Popa-

tersebut, kajian visual terhadap tayangan

ra “Blacky” berjalan-jalan di kerumunan

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

7

Harifa Ali Akbar Siregar

Underground, or Once There Was A Country

eluruhan shot menjadi hilang karena perbedaan warna, latar belakang, dan audio
tayangan dokumenter.
Underground sendiri dibuka dengan
adegan yang sedikit surealis, Blacky dan
Marco, tokoh utama lainnya, menaiki kereGambar 7. Kota Beograd dalam film Underground

masyarakat dan reruntuhan kota Beograd.
Melihat kehancuran akibat serangan Nazi,
kesibukan masyarakat menyelamatkan diri
dan barang-barang mereka.
Blacky adalah sosok di kiri dalam adegan ini, kiranya adalah kolase dari cuplikan
tayangan dokumenter yang Kusturica gunakan dalam Underground. Keinginan apa
yang hendak ditampilkan di sini? Tanpa
membahas permasalahan ideologi yang
kiranya bisa dimunculkan dalam adegan di
atas, Kusturica sepertinya bermain-main
dengan karakteristik sebuah adegan dengan hubungannya terhadap montase.
Tayangan dokumenter, terlebih yang
menunjukkan kondisi perang, tentu lekat
dengan unsur-unsur sejarah dan ideologi. Kusturica melepaskan kecenderungan
itu. Apa yang hendak ia sampaikan adalah murni sebuah penegasan terhadap keseluruhan jalannya narasi film. Penguat

ta kuda sambil menghamburkan uang dan
diiringi oleh sekelompok pemain musik.
Perlu diketahui, Underground selama
durasi tayangnya selalu dipenuhi dengan
musik. Sepanjang film niscaya penonton
akan ditemani oleh musik garapan Goran
Bregovic yang dikhususkan untuk film ini.
Penggunaan musik ini akan menambah
kekayaan audio yang Underground hadirkan. Musiknya sendiri bercorak khas musik
tradisional Balkan dimana terdapat unsur-unsur instrumen tiup yang kental. Apa
yang menarik adalah hampir dalam setiap adegan dalam film, para pemain musik
itu selalu hadir. Memainkan musik, entah
sebagai memberi semangat atau penegas
kedukaan pada tiap-tiap shot yang Underground tampilkan.
Sebagaimana disebutkan di awal, Underground adalah cerita tentang perang
dalam tiga babak. Babak pertama adalah
perang dunia kedua yang langsung bisa
dirasakan dengan kehadiran adegan-ade-

untuk membangun pemahaman penonton
terhadap ide cerita.
Adegan munculnya Blacky dalam cuplikan dokumenter itu justru memotong keseluruhan montase. Urutan gambar yang
terbangun dari shot-shot sebelumnya menjadi putus dan bersambung lagi setelah
cuplikan dokumenter itu usai. Unsur kes-

8

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Gambar 8. Film Underground karya Emir
Kusturica

Underground, or Once There Was A Country

Harifa Ali Akbar Siregar

Gambar 9. Kehancuran kota Beograd yang disebabkan oleh kedatangan pasukan Nazi dalam
film Underground

gan ini.

an-perjuangan Blacky dan Marco dalam

Pada bagian ini kontroversi yang di

peran serta mereka memperjuangkan ke-

atas sudah disebutkan timbul. Kusturica

merdekaan Yugoslavia di bawah koman-

seolah-olah menunjukkan bahwa perang

do Tito. Pada bagian ini penonton dibuat

dunia dan kedatangan pasukan Nazi ke

sadar oleh arti sebenarnya dari judul film,

tanah Yugoslavia menimbulkan kerusakan

Underground, yang secara harfiah me-

paling parah pada kota Beograd. Semen-

mang berarti bawah tanah.

tara dua kota lain, kebalikannya yang ter-

Bawah tanah adalah ruangan yang

jadi. Perlu diingat, ketiga kota berbeda itu

secara khusus dipersiapkan Marco untuk

dihuni oleh golongan etnis yang berbeda

menampung kerabatnya dari serbuan dan

juga, yang kemudian akan memicu perang

kekacauan yang terjadi di Beograd. Mar-

Balkan. Kita akan membahas hal itu di ba-

co secata tidak langsung memenjarakan

gian yang lain.

Blacky dan orang-orang lainnya di lingkun-

Apa yang tampak jelas di sini adalah

gan bawah tanah. Mereka dipaksa bekerja

penegasan Kusturica dalam memposisikan

membuat senjata dan dibuat percaya bah-

filmnya. Ia jelas hendak memberi nilai leb-

wa perang terus menerus berlangsung di

ih akan kerusakan pada kota Beograd. Hal

atas tempat mereka tinggal.

ini kemudian akan membentuk struktur

Tercatat berkali-kali kamera bergerak

yang jelas terhadap keseluruhan cerita dari

menyoroti kondisi ruang bawah tanah itu

Underground, terkait setting film yang

dengan lingkungan di atasnya. Pergerakan

memang berlangsung di Beograd. Narasi

kamera pada titik ini adalah sebuah kekua-

film kemudian beranjak kepada perjuang-

tan lain dari montase untuk menggambar-

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

9

Harifa Ali Akbar Siregar

kan kepada penonton tentang apa yang

Underground, or Once There Was A Country

dak menikahkan Jovan, anaknya.

terjadi di bawah dan bagaimana kondisi

Adegan-adegan inilah yang kemudian

nyata saat ini di dunia yang sebenarnya,

teramat memikat. Apa yang dikenal se-

di atas tanah. Images pada bagian ini be-

bagai ciri dari Kusturica muncul pada ade-

rubah menjadi tanda (signs). Sebuah gam-

gan-adegan “magic realisme”, tempat tidur

bar realitas menjadi tanda akan normalnya

dan karakter-karakter yang berterbangan,

kehidupan. Di sisi yang lain, kondisi tidak

dan lainnya. Pada pusat adegan pernikah-

nyata adalah tanda sebuah gejala kegilaan

an Jovan, kita akan menjumpai bagaima-

yang sebenarnya sedang terjadi di ke-

na mempelai wanita terbang melintasi

hidupan tersebut.

ruang bawah tanah dengan gaun dan penu-

Narasi berlanjut kepada sejarah berak-

tup kepalanya yang berkibar tertiup angin.

hirnya perang dunia kedua dan terbentuk-

Shot yang sangat romantis dan sangat Kus-

nya negara Yugoslavia. Tito diangkat men-

turica. Akan tetapi, secara tiba-tiba kamera

jadi pemimpin. Marco menjadi karib Tito,

langsung bergerak menunjukkan kondisi

bahkan dalam beberapa adegan, lagi-lagi

asli dari “magic realisme” tersebut. Yang

kolase antara tayangan dokumenter dan

kita jumpai adalah kenakalan Kusturica.

kenakalan Kusturica, Marco berdiri di sam-

Sang mempelai terbang dengan ban-

ping Tito. Bersalaman dengannya, menari

tuan sejumlah alat, begitu juga angin yang

bersama tamu-tamu undangan dalam aca-

meniup busananya. Pada bagian ini dapat

ra kenegaraan. Yang lebih gila, adalah pi-

kita saksikan bagaimana Kusturica secara

dato Marco di hadapan ribuan orang.

tegas menghadirkan images yang kuat

Inilah tanda diawalinya babak kedua

pada kehadiran awal sang mempelai. Se-

dari Underground. Kusturica menamainya,

buah tanda akan “magic realisme” yang se-

fase perang dingin. Dunia terbagi menjadi

ketika itu juga dihancurkan dengan perger-

blok barat dan timur, dimulainya perta-

akan kamera yang menyoroti kondisi nyata

rungan antara komunisme dan demokrasi.

yang sama sekali tidak “magic”.

Itulah yang terjadi dalam catatan sejarah

Babak Perang Dingin ini bisa dianggap

peradaban kita ini. Akan tetapi, di bawah

sebagai sentral dari cerita Underground,

sana, dalam gambaran Underground-nya

jika dilihat dari segi narasi. Di sini penon-

Kusturica, dunia tidak berubah. Blacky dan

ton dihadapkan pada kelicikan Marco men-

rekan-rekan lainnya masih hidup di jaman

gurung Blacky dan yang lainnya di ruang

yang sama layaknya era pendudukan Nazi.

bawah tanah selama bertahun-tahun. Pada

Sementara Marco menjadi tokoh yang

babak ini pula kita melihat bagaimana

berkuasa di Yugoslavia, Blacky dalam cer-

Blacky kemudian mampu keluar dan ber-

ita Marco adalah seorang pahlawan yang

hadapan dengan dunia yang justru sama

merelakan hidupnya demi kemerdekaan.

sekali tidak ia kenal. Cerita pengkhianatan,

Narasi terus berputar hingga Blacky hen-

cinta, geger budaya menghiasi babak kedua

10

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Harifa Ali Akbar Siregar

Underground, or Once There Was A Country

Gambar 10. Babak Perang Balkan dalam film Underground

Underground.

di tulisan ini adalah bagaimana kemudi-

Yang terakhir adalah babak Perang

an sebuah karya sinema mampu bermain

lagi. Perang di sini adalah perang Balkan,

dalam ranah kebudayaan. Dalam kasus

Pembantaian etnis Bosnia oleh Serbia pasca

Underground

hancurnya Yugoslavia. Babak terakhir ada-

mengenai once there was a country. Yu-

lah babak penutup tentu saja, dan seperti

goslavia, atau dalam bahasa Slavoj Zizek

babak-babak sebelumnya, Kusturica mem-

(1997), Yugo-Nostalgia, adalah negara den-

berikan penonton kejutan-kejutan dengan

gan beragam etnis. Kekayaan kultural yang

visualisasi dan narasi kenyataan pahit yang

mewakili satu dan lain bagian dari sebuah

melanda bekas negara Yugoslavia.

bangsa. Apa yang Underground ceritakan

adalah

gambaran

pahit

dibalik kenakalan dan “magic realisme”

Epilog

Kusturica adalah sebuah kehancuran yang

Apa yang diulas di atas hanya sekian dari

diakibatkan perang.

begitu banyak unsur visual yang mampu

Permasalahan kita tentang perang

dikaji dari sebuah karya film, dalam hal ini

adalah ketidakmampuan kita mencegah

Underground. Apa yang belum diulas, yang

kehancuran. Apa yang perang coba, dan

belum mampu diulas oleh penulis, adalah

akan selalu hadir, adalah chaos yang entah

kekayaan yang luar biasa dari sebuah karya

akan menjadi apa. Sebuah kejadian yang ti-

sinema dengan visualisasi-visualisasinya;

dak akan bisa kita perkirakan. Perang akan

baik jika dilihat dari montase, pergerakan

selalu memakan korban, entah nyawa ma-

kamera, atau sekedar membaca sebuah

nusia, harta benda, maupun semangat dan

snapshot. Kekayaan yang jika kita saksikan

unsur-unsur mental. Oleh karena itulah,

filmnya secara langsung maka tulisan ini

banyak pihak bersikap menentang perang,

akan terasa teramat sangat miskin.

memperjuangkan nilai-nilai perdamaian

Bagian penting lain yang perlu diulas

untuk tidak terjebak dalam konflik kepen-

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

11

Underground, or Once There Was A Country

Harifa Ali Akbar Siregar

tingan yang sementara dan terbagi.

ang terenggut oleh perang, dan kemudian

Akan tetapi, sejarah manusia dan

dibentuk secara perlahan oleh mereka yang

peradabannya adalah sejarah tentang pe-

menghargainya dan merasa masih perlu

rang. Catatan kelam tentang penghancur-

menghidupinya.

an dan kemusnahan. Berdasarkan proses

Adegan pada gambar berikut adalah

pembenaran apapun, kita tetap akan ber-

penutup dari Underground. Mereka yang

hadapan dengan kenyataan akan perang.

menari di atas tanah yang terpisah dan

Entah atas dasar apa, bisa idelogi, agama,

mengapung di air adalah mereka yang ber-

politik, tinta yang mencatatkan perjalanan

peran aktif dalam Underground. Secara

manusia, salah satunya, bahkan bisa saja

sederhana bisa kita artikan, dari mengikuti

seringnya, tertulis dengan darah.

alur narasi dan visualisasi film, yang terpi-

Slavoj Zizek mengomentari film ini

sah adalah apa yang menghilang ketika Yu-

sebagai, “Underground, or Ethnic Cleans-

goslavia terpecah. Dan mereka yang menari

ing as a Continuation of Poetry by Other

di atas tanah itu adalah mereka yang selalu

Means”. Bagi Zizek, Underground juga

merasa menjadi bagian dari sebuah negara

karya sastra. Sebuah puisi dengan un-

yang dulu pernah ada.

sur-unsur bahasa di dalamnya. Puisi yang

Film, layaknya benda desain lainnya,

menceritakan kepada pembacanya tentang

memiliki unsur-unsur dan makna yang

pembersihan etnis. Zizek pada tulisannya

melekat pada dirinya, material atau pun

sepertinya lebih merujuk terhadap keber-

non-material. Desain dalam Underground

pihakan Kusturica kepada etnis Serbia.

adalah desain visual yang kental dengan

Sebuah pengesahan dari genocide yang ter-

unsur kenakalan. Kusturica memang me-

jadi pada era perang Balkan. Entah nyata

lewati beberapa karakteristik peradaban

atau tidak bagi penonton yang tidak paham

dalam penciptaan filmnya. Ia tidak seke-

sepenuhnya terhadap sejarah Balkan, nam-

dar bermain-main dengan narasi sebagai

paknya bagi mereka yang pernah mengisi

struktur besar sebuah karya, juga ber-

bekas negara Yugoslavia, Yugo-nostalgia

main-main dengan visualisasi setiap ade-

yang dihadirkan Kusturica dalam Under-

gannya. Konsep modern diputarbalikkan

ground memiliki bias-bias yang nyata akan

oleh Kusturica. Bukannya menghasilkan

propaganda Serbia dalam membenarkan

kebaruan, Kusturica justru mempermaink-

pembersihan etnis Bosnia.

an penempatan tayangan dokumenter guna

Kehadiran opini Zizek dan beberapa

mencapai tujuan yang ingin dicapai melalui

intelektual barat lainnya sepertinya men-

visualisasi adegan-per-adegan. Mungkin

egaskan arti penting sebuah Underground

Underground bisa dikategorikan sebagai

dalam membentuk opini publik terhadap

karya sinema dengan corak posmodern di

aspek-aspek

Kebudayaan

dalamnya, jika dilihat dari kenakalan dan

masyarakat yang pernah ada, yang hil-

unsur bermain-main, yang memungkink-

12

kebudayaan.

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Harifa Ali Akbar Siregar

Underground, or Once There Was A Country

an didefinisikannya Underground sebagai

Bazin, A. (2005). What is Cinema 2. California,

film tanpa definisi. Film ini bisa saja ma-

USA: University of California Press.

suk ke dalam kategori film sejarah tentang
sebuah bangsa dan perang yang pernah

Benjamin, W. (1969). Illuminations. Essays and

melandanya. Bisa juga sebagai film perang

Reflections. New York, USA: Schocken Books.

yang anti-perang. Atau, mengikuti bahasan
Zizek sebagai film dengan nuansa puisi di

Deleuze, G. (2001). Cinema 1: The Movement –

dalamnya yang bercerita tentang propa-

Image. London United Kingdom: The Athlone

ganda etnis Serbia.

Press.

Rasanya penonton bebas memberi arti
dan definisi pada Underground. Kusturica

Deleuze, G. (2001). Cinema 2: The Time – Image.

sendiri dalam pernyataannya menyebutkan

London, United Kingdom: The Athlone Press.

kalau pada awalnya film ini dihadirkan sebagai film seni, yang berarti juga film yang

Homer, S. (2003). Retrieving Kusturica’s Un-

mampu berbicara dalam banyak ruang

derground as a Critique of Ethnic Nastionalism.

dan makna. Pada akhirnya Underground

Greece: City College.

sendiri ditutup dengan pernyataan, “with
pain, sorrow, and joy, we shall remember

Metz, C. (1974). Film Language. A Semiotics of the

our country, as we tell our children stories

Cinema. Chicago, USA: The University of Chicago

that start like fairytales, once upon a time,

Press.

there was a country”. ●
Piliang, Y. A. (1999). Hiper-realitas Kebudayaan.
Yogyakarta, Indonesia: LKiS.

Referensi
De Saussure, F. (1965). Course In General LinguisBarthes, R. (1983). Mythologies. London, United

tics. New York, USA: The Philosophical Library.

Kingdom: Granada.
Strickland, R. (2003). Spontaneous Cinema as
Barthes, R. (1994). The Element of Semiology.

Design Practice dalam Design Research Methods

New York, USA: Hill and Wang.

and Perspectives. Ed. Laurel Brenda. Hlm. 118128. Massachusetts, USA: The MIT Press.

Barthes, R. (1999). Empire of Signs. New York,
USA: Hill and Wang.

Twhaites, A. (1994). Tools for Cultural Studies.
Melbourne, Australia: Macmillan.

Bazin, A. (2005). What is Cinema 1. California,
USA: University of California Press.

Walker, A. J. (1989). Design History and the History of Design. Winchester, USA: Pluto Press.

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

13

Harifa Ali Akbar Siregar

Wead, G & Lellis, G. (1981). Film: Form and Function. Boston, USA: Houghton Mifflin Company.
Zizek, S. (1997). Underground, or Ethnic Cleansing as a Continuation of Poetry by Other Means.
Intercommunication, no. 18., www. lacan.com
Zizek, S. (1997). Multiculturalism, or, the Cultural
Logic of Multinational Capitalism. New Left Review (I) 225 (September/October 1997), hal. 3740.

14

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Underground, or Once There Was A Country