PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF dan menynangkan

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai
dengan indikator pencapaian.
Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran,
maka sangat penting untuk mengetahui cirri-cirinya. Adapun Pembelajaran yang efektif dapat
diketahui dengan ciri :
1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan dengan
mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik,
misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain-lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas menjadi
hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang guru akan
mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling
menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada
siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari sendiri,
sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih
percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.
7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari faktor

penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika diperlukan
http://www.7topranking.com/2013/04/7-karakteristik-belajar-yang-efektif.html

Belajar dalam kehidupan seseorang, termasuk pada anak-anak, bukan hanya terbatas pada
belajar secara akademik, apalagi dikerucutkan lagi hanya pada duduk dikelas, mencatat dan
menghafal diluar kepala. Belajar adalah sebuah proses menyerap berbagai informasi yang
secara aktif dilakukan individu didalam hidupnya, sejak masih bayi hingga lanjut usia, baik ia
dalam keadaan diam ataupun bergerak. Maka hasil belajar seorang individu akan tampak
pada perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya, baik dalam kemampuan motorik,
bahasa, emosi maupun kognisi. Dengan demikian, hasil belajar seseorang bukan hanya
terbatas pada perolehan angka atau nilai dalam bidang akademik semata-mata, namun
meliputi seluruh aspek kemampuan yang berkembang dan ia butuhkan untuk dimanfaatkan
dalam menjalani kehidupannya.
Pada seorang anak, belajar secara akademik adalah salah satu aspek penting yang perlu ia
lakukan, dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir (kognisi), kecerdasan emosi
dan bahasa, serta kemampuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Aspekaspek ini akan menjadi dasar bagi dirinya untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
hidup (life skill) yang akan memudahkannya untuk berfungsi dalam kehidupan personal dan
sosialnya secara optimal. Menurut Vernon A Magnessen (DePorter, et. al), individu belajar
melalui:
10 % Dari bacaan/membaca

20% Dari apa yang didengar
30% Dari apa yang dilihat
50% Dari yang dilihat dan didengar
70% Dari apa yang dikatakan
90% Dari apa yang dilakukan
Dengan memperhatikan apa yang dikemukakan Magnessen, kita dapat melihat bahwa cara
untuk mentransfer pengetahuan kepada seorang individu akan lebih optimal hasilnya jika
disampaikan melalui praktek atau dilakukan. Karena melalui praktek atau melakukan apa
yang diajarkan, kemampuan seorang individu untuk menyerap dan menyimpan informasi
yang diajarkan menjadi lebih lama bertahan dalam ingatan dan lebih mudah untuk diulang.
Selain dengan metode mempraktekkan, transfer pengetahuan bisa juga kita optimalkan
hasilnya dengan memperhatikan tipe atau karakteristik belajar seseorang. Adapun Modelmodel karakteristik belajar individu adalah sebagai berikut:
1. Tipe Visual
a. Mengingat apa yang didengar dan dilihat
b. Suka membaca daripada dibacakan

c. Suka mencoret-coret
d. Cepat lupa pesan verbal
e. Tipe teliti dan detail
f. Tekun dan lebih menyukai cara menjawab singkat

2. Tipe Auditorial
a. Mengingat yang didengar
b. Bicara sendiri pada saat melakukan
c. Cara menghafal dan membaca dengan bersuara
d. Suka diskusi dan suka bicara
e. Suka musik
f. Bicara dengan nada terpola
3. Tipe Kinestetik
a. Menanggapi belajar dengan gerak fisik
b. Mendekati lawan bicara dengan gerak fisik
c. Menghafal sambil berjalan-jalan
d. Menggunakan jari dan tangan saat belajar
e. Suka permainan yang memudahkan belajar
f. Menyukai belajar dengan isyarat tubuh
g. Tidak dapat duduk dan berdiam lama saat belajar
Optimasi fungsi kecerdasan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Memahami bagaimana
individu belajar dan bagaimana karakteristik metode belajarnya, adalah salah satu cara.
Dengan memperhatikan tipe-tipe atau karakteristik belajar diatas, maka kita bisa
mengidentifikasi dengan cara apa seorang individu lebih mudah menyimpan dan mempelajari
sesuatu, sehingga hasil belajarnya pun menjadi optimal. Karakteristik belajar ini, akan

menentukan gaya belajar dan proses pemindahan informasi seperti apa yang paling tepat
untuk mengoptimalkan hasil belajarnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan aktivitas belajar adalah mengenali dan
memahami kepribadian seorang anak dalam belajar. Ciri-ciri atau tipe kepribadian individu
yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:
1. Ciri intelektual/belajar
Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam
(berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab akibat), daya konsentrasi baik (perhatian
tidak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan
sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari
kamus, peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau

kesalahan, cepat menemukan inti/kesimpulan dari suatu uraian, mampu membaca pada usia
lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal
2. Ciri kreativitas
Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak
gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai
rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan
dapat mengungkapkannya serta tidak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya
imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan

sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang
dperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal yang baru,
kemampuan mengembangkan atau merinci suatu ide (kemampuan elaborasi) sangat baik.
3. Ciri motivasi
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tak berhenti
sebelum tugas selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami suatu bidang/bahan pengetahuan yang
diajarkan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat putus asa dengan
prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa (misal
masalah korupsi, bencana alam, atau topik-topik yang sedang aktual). Senang dan rajin
belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan dengan tugas-tugas rutin, dapat
mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah
melepaskan hal yang diyakininya itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat
menunda kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan
soal-soal.
Proses belajar seseorang, memang ditentukan oleh kemampuan kecerdasannya. Namun
optimasi atau pemanfaatan fungsi kecerdasan ditentukan oleh banyak faktor. Anak-anak yang
mempunyai kemampuan kecerdasan rata-rata bisa saja memiliki hasil belajar yang optimal
dan lebih baik dibandingkan dengan anak-anak dengan kemampuan kecerdasan diatas ratarata. Begitu pula halnya pada anak yang dianggap ‘biasa-biasa saja’ selalu ada peluang untuk
memiliki hasil belajar yang lebih baik dari anak yang dianggap ’pintar’. Memahami metoda

dan karakteristik belajar seorang anak dapat membantu mengoptimalkan pemfungsian
kemampuan kecerdasannya.
Adapun kecerdasan seseorang, berkaitan dengan kerja belahan otak kiri dan otak kanan.
Belahan otak kanan berhubungan dengan kreativitas, imajinasi dan intuisi, humanistik,
divergen. Sementara belahan otak kiri berhubungan dengan keteraturan, logika, linier,
sekuensi/keurutan, fokus dan konvergen. Kecedasan sendiri adalah kemampuan seseorang

untuk menarik keuntungan dari lingkungannya; dalam arti mampu berperilaku secara adaptif,
berfungsi secara sukses dalam lingkungannya (Reber, 1995). Dengan definisi ini, maka
kecerdasan tidaklah hanya berkaitan dengan kemampuan akademik saja, melainkan
bagaimana seseorang berhasil menghadapi berbagai situasi dalam hidupnya. Kecerdasan
memiliki berbagai bentuk/tampilan, menurut Howard Gardner paling tidak ada 8 jenis
kecerdasan, sebagai berikut:
Jenis Kecerdasan
1. Linguistic (bahasa) Kemampuan untuk menggunakan bahasa secara efektif, mengerti katakata serta nuansa makna kata.
Jenis pekerjaan –> Menulis, editing, menerjemahkan, membuat argument yang persuasive,
pengarang, penulis puisi, wartawan, ahli pidato, pembawa acara.
Bentuk Stimulasi
• Beri kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk bicara
• Sediakan sebanyak-banyaknya waktu untuk berbicara dengan anak berdua saja

• Lakukan permainan melengkapi kalimat, permainan tebak-tebakan kata, bermain peran
• Membaca buku bersama-sama
• Bercerita,
2. Logic- mathematic (logika matematika)
Kemampuan dalam bidang sains, memecahkan masalah secara logis, terutama dalam
matematik (memanipulasi angka).
Jenis Pekerjaan –> Sains, memformulasikan dan menguji hipotesa mengenai gejala yang
diamati; kedokteran, memecahkan soal matematika dengan cepat, bisnis, ilmuwan, pekerja
akunting, insinyur, programmer komputer
Bentuk Stimulasi
Memperkenalkan anak konsep jumlah, konsep lebih besar-lebih kecil, mengenali angka,
melakukan klasifikasi, mengurutkan
3. Musical (musikal)
Kemampuan untuk memahami dan menciptakan music, memiliki apresiasi musik.
Jenis Pekerjaan –> Memainkan alat music, membuat/menciptakan lagu, menjadi konduktor,
penyanyi, pengamat dan pengkritik musik
Bentuk Stimulasi
Mendengarkan ritma lagu, menyaksikan pertunjukan music, menyanyi sambil menari,
bermain sambil mendengarkan lagu
4. Visual Spatial (visual ruang)

Kemampuan untuk menemukan lokasi (jalan); memperkirakan hubungan antar benda dalam

ruang. Mampu memperhatikan detail dari apa yang dilihat, dan membayangkan serta
memanipulasi objek visual didalam benaknya.
Jenis Pekerjaan –> Arsitektur, perencanaan kota, pekerjaan perkayuan (misal membuat
mebel), pelaut, pilot, pelukis, arsitek, pemahat, ahli geografi
Bentuk Stimulasi
Menggambar, melukis, bermain plastisin, tanah lempung, berkreasi dengan barang bekas,
bermain puzzle, berimajinasi, berdandan, melihat peta, menggambar peta rumah, atau peta
jalan dari rumah menuju ke tempat tertentu
5. Bodily-kinesthetic (kinestetika tubuh)
Kemampuan untuk bergerak dengan ketepatan (presisi) dan menggunakan keterampilan
tubuh.
Jenis Pekerjaan –> Menari (penari), olah raga (atlet), pantomim, ahli bedah, ahli-ahli teknik
Bentuk Stimulasi
Mengajaknya berlari, bermain di alam bebas, melompat, berayun, meloncat, meniti,
menggerakkan tubuh sambil mengikuti irama music, mewarnai gambar, menguntai kalung,
menuang air kedalam botol, menyusun mainan
6. Interpersonal (interpersonal/ antar pribadi)
Kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, mampu mengenali

perilaku orang dengan jeli ‘membaca’ suasana hati orang lain, menemukan dorongan serta
maksud yang mendasar dari perilaku orang lain.
Jenis Pekerjaan –> Bidang pengajaran (guru), psikologi, acting, pekerja social, politikus
Bentuk Stimulasi
Membiasakan anak bergaul dengan orang lain, membaca cerita dan mengidentifikasi tokohtokoh dalam cerita, melatih anak memahami perasaan orang lain, melatih anak untuk
memahami perasaannya sendiri, misal saat marah, cemas, takut, gembira, senang, sedih
7. Intrapersonal (dalam diri)
Kemampuan untuk memahami diri sendiri, mengenali perasaan, motif dan dorongan yang
dimiliki diri pribadi, kekuatan intuitif, mampu memotivasi diri, studi mandiri
Jenis Pekerjaan –> Motivator, Bidang konseling, psikiatri, ahli agama (teolog), filsuf
Bentuk Stimulasi
Melatih anak mengenali dan menyadari berbagai perasaan dalam dirinya, mengajarkan pada
anak keunikannya, melatihnya menerima dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, memberinya tugas-tugas yang dapat ia kerjakan sendiri, memberi pujian dan
penghargaan atas prestasinya, membiasakan ia untuk mandiri

8. Naturalist (naturalistic/alam)
Kemampuan untuk membeda-bedakan spesies serta ciri-cirinya (berkenaan dengan bahan
alam), mampu melakukan pengamatan dan observasi nilai kehidupan
Jenis Pekerjaan –> Memancing, berburu, beternak, berkebun, bertani (petani), memasak,

ahli biologi, ahli tumbuh-tumbuhan (botanist), ahli pertamanan (landscaper)
Bentuk Stimulasi
Mengajak anak ke kebun binatang, kebun raya, perkebunan, pegunungan, hutan, sungai,
sumber air panas, memperkenalkan anak dengan berbagai objek alam, membiasakan mereka
ikut menjaga alam misal menyiram tanaman, menanam, menyediakan buku dan film
mengenai alam, membicarakan mengenai alam, memelihara hewan, tanaman, mengoleksi
benda-benda alam
Usaha mengoptimalkan fungsi kecerdasan seseorang telah banyak diteliti dan menemukan
berbagai alternatif cara untuk melakukannya. Berbagai pendekatan dan metode belajar juga
telah banyak dicobakan oleh berbagai institusi pendidikan, mulai dari metode belajar
Quantum, metode Montessori, dan lain-lain. Memahami karakteristik belajar seorang anak,
adalah salah satu cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua di rumah untuk membantu
anak mengoptimalkan fungsi kecerdasannya, sehingga anak bisa berkembang optimal dan
mendapat manfaat sebesar-besarnya dari interaksinya dengan berbagai pengetahuan pada
setiap jenjang pendidikan yang dilaluinya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

PERBEDAAN SIKAP KONSUMTIF REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA UTUH DAN ORANG TUA TUNGGAL

7 140 2