Coming Out Pada Homoseksual Gay Berdasar
Coming Out Pada Homoseksual (Gay) Berdasarkan Identitas Gender
ABSTRAK
Oleh:
Rizki maulana 10507210
Homoseksual atau penyuka sesama jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat modern ini
dan bahkan fenomena ini sekarang sudah tampak nyata dan terlihat bermunculan di tempattempat umum. Namun kehadiran kaum homoseksual hingga saat ini masih menjadi
kontroversi. Sebagian menganggap homoseksual sebagai kelainan sedangkan ada yang
menganggap sebagai trend atau gaya hidup. Pada dasarnya, gay merupakan sebutan bagi
kaum homoseksual pria. Coming out merupakan suatu penegasan bahwa identitas seksual
sebagai homoseksual seorang individu terhadap diri sendiri dan orang lain yang
mengandung resiko berbahaya, karena individu mau tidak mau harus siap menerima label
negative dari orang lain yang menghina dirinya karena identitas seksual sebagai
homoseksual dan dalam ruang lingkup masyarakat yang lebih luas. Identitas gender adalah
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui coming out pada homoseksual bedasarkan status
identitas gender. Penelitian ini menggunakan kajian literatur untuk mengkaji coming out
pada homoseksual bedasarkan status identitas gender. Berdasarkan hasil pembahasan pada
kasus dalam kajian literature ini, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
coming out dengan status identitas gender pada homoseksual. Semakin tinggi kelainan
identitas gendernya maka semakin tinggi pula kemungkinan coming out yang akan muncul
pada individu homoseksual. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kelainan
identitas gendernya maka semakin rendah pula coming out yang muncul pada homoseksual.
Kata Kunci : Coming Out, Identitas Gender, Homoseksual
Pendahuluan
Homoseksual pertama ditemukan pada
perilaku antara individu berjenis kelamin
atau gender yang sama (Gay Indonesia
abad ke 19 oleh seorang psikolog Jerman
Forum, 2012). Sebagai orientasi seksual,
Karoly Maria Benkert. Walaupun istilah
homoseksualitas mengacu kepada "pola
ini tergolong baru tetapi diskusi tentang
seksualitas
dan homoseksualitas
berkelanjutan
telah
ketertarikan
diskusi filosofis Symposium Plato dengan
romantis"
terutama
atau
kelamin sama, "Homoseksualitas juga
sejarah ini setidaknya di Barat adalah ide
mengacu pada pandangan individu tentang
hukum alam dan beberapa interpretasi
melarang
untuk
secara eksklusif pada orang dari jenis
teori queer contemporer, yang timbul dari
yang
disposisi
pengalaman seksual, kasih sayang, atau
dimulai sejak zaman Yunani kuno pada
hukum
atau
identitas pribadi dan sosial berdasarkan
homoseksual.
pada ketertarikan, perilaku ekspresi, dan
Homoseksualitas diistilahkan dengan rasa
keanggotaan dalam komunitas lain yang
ketertarikan romantis dan seksual atau
berbagi itu.” Sarwono (2010). Referensi
1
hukum alam merupakan hukum yang
tertarik
berlaku setiap tempat dan berlaku setiap
sedangkan gay merupakan suatu istilah
saat
dalam
yang menggambarkan laki-laki ataupun
baik
perempuan yang secara fisik dan emosi
dalam agama, politik dan sebagainya.
tertarik pada orang yang berjenis kelamin
Perubahan sosial yang paling signifikan
sama. Untuk istilah gay biasanya ditujukan
melibatkan
adalah
pada kaum laki-laki saja (Hastaning,
munculnya gerakan pembebasan gay di
2008). Kematangan seksual tidak selalu
Barat. Sebuah isu sentral yang diangkat
sejajar dengan pertambahan usia. Faktor
dari
apakah
hormonal termasuk yang mempengaruhi
heteroseksualitas
seseorang berperilaku seksual sebagai
ataupun biseksualitas secara sosial muncul
lesbian maupun gay. kondisi hormon ini
semata-mata
tidak dapat dilihat secara kasat mata,
masih
perdebatan
berperan
tentang
teori
penting
homoseksual
homoseksualitas
queer
adalah
homoseksualitas,
didorong
oleh
kekuatan
biologis (Stanford, 2006).
dengan
sesama
perempuan,
hanya kaum mereka yang tahu dan dapat
Homoseksual atau penyuka sesama
merasakannya. Lesbian dan gay ini terjadi
jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat
karena ada hormon yang mempengaruhi
modern ini dan bahkan fenomena ini
yaitu feromon berupa hormon yang dapat
sekarang sudah tampak nyata dan kasat
memicu daya rangsang dan daya pikat
mata
tempat-tempat
seksual. Mereka kaum homoseksual tahu
umum. Sangat berbeda dengan tahun-
ciri khusus mana seorang lesbi atau gay,
tahun silam dimana para penyuka sesama
hal ini dapat terlihat dari jalannya, bibirnya
jenis hanya berani tampil di tempat-tempat
atau yang lainnya. Ada yang berpendapat
tertentu yang diperuntukkan khusus bagi
bahwa
kalangan mereka. Namun kehadiran kaum
pilihan hidup yang dibuat-buat, sementara
homoseksual
hingga
masih
sebagian kalangan menganggap salah satu
menjadi
kontroversi.
Sebagian
penyebab seseorang menjadi gay atau lesbi
sebagai
karena masalah psikis. Tapi kebanyakan
bermunculan
menganggap
di
saat
ini
homoseksual
homoseksualitas
suatu
kelainan sedangkan ada yang menganggap
faktor
sebagai trend atau gaya hidup. Ada dua
seseorang untuk menjadi gay atau lesbi
istilah yang terdapat pada orang yang
(Hastaning, 2008).
mempunyai kecenderungan homoseksual
lingkungan
adalah
mempengaruhi
Selain faktor hormonal, bisa saja
yaitu lesbian dan gay. Lesbian merupakan
seseorang
istilah
seorang
dikarenakan keluarga yang tidak harmonis,
perempuan yang secara emosi dan fisik
misalnya figur bapak sebagai laki-laki
yang
menggambarkan
2
menjadi
homoseksual
yang kejam membuat seseorang dapat
Adam dan Gullota, 1983 (dalam Desmita,
menjadi
homoseksual
serta
faktor
2005), menggambarkan tentang identitas
sosial)
sangat
adalah sebuah fenomena psikologi yang
seorang
kompleks. Dimana hal itu mungkin adalah
atau
sebuah cara pemikiran seseorang dalam
pemilihan orientasi seksualnya, misalnya
kepribadiannnya. Termasuk didalamnya
bagaimana orang tua mengasuh anak,
identifikasi dengan individu yang dianggap
hubungan
lingkungan
penting dalam kehidupan mulai dari awal
pergaulan dan pertemanan. Namun faktor-
masa kanak-kanak. Termasuk identifikasi
faktor ini masih perlu dipertanyakan
peranan
kembali karena ada banyak bukti anak-
penerimaan norma kelompok, dan banyak
anak dari keluarga harmonis dan bahagia
lagi.
lingkungan
(konstruksi
mempengaruhi
anak,
perkembangan
termasuk
antar
pembentukan
keluarga,
seks,
ideologi
individu,
yang tumbuh secara normal tanpa trauma
Menurut James Marcia dan Watterman
seksualitas ternyata juga menjadi penyuka
(dalam Yusuf, 2000), identitas diri merujuk
sesama jenis (Supratiknya, 2003). Faktor
kepada pengorganisasian atau pengaturan
coba-coba melakukan hubungan dengan
dorongan - dorongan, kemampuan -
sesama jenis, penasaran, mendapatkan
kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke
attachment dari sesama jenis dan merasa
dalam citra diri secara konsisten yang
nyaman dengannya
meliputi
bahkan seseorang
kemampuan
memilih
serta
yang
baik
dapat menjadi gay diawali pada masa
mengambil
kanak-kanak tetapi pada umur 15 tahun
menyangkut pekerjaan, orientasi seksual
baru mulai melakukan hubungan seksual..
dan filsafat hidup.
Atau bisa saja karena interaksi berbagai
faktor
yaitu
faktor
keputusan
Pengungkapan diri dikenal dengan
lingkungan
istilah coming out, menurut Papu (2002),
(sosiokultural),
faktor
identitas
diri,
coming out adalah pemberian informasi
biologis,
faktor
pribadi/personal
tentang diri sendiri kepada orang lain.
(psikologis). Jadi banyak faktor penyebab,
Informasi ini dapat mencakup berbagai
dan harus ditelaah dulu lebih lanjut, apa
hal seperti pengalaman hidup, perasaan,
yang
emosi,
dan
menyebabkan
individu
tersebut
menjadi homoseksual Clara (2008).
pendapat
dan
cita-cita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Erikson (1964) mengatakan identitas
Johnson
(dalam
Gainau,
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menunjukkan
menjelaskan
mampu dalam membuka diri akan dapat
siapa
dirinya,
apa
peranannya dalam masyarakat. Sedangkan
mengungkapkan
3
bahwa
diri
individu
2009),
dengan
yang
tepat.
Mereka terbukti mampu menyesuaikan
Hal ini didukung oleh
penelitian
diri, lebih percaya diri, lebih kompeten,
deskriptif kualitatif Olivia (2012), Dari data
dapat diandalkan, lebih mampu bersikap
yang didapatkan, digunakan levene’s test
positif, percaya terhadap orang lain, lebih
untuk melihat uji beda dari dua kelompok
objektif dan terbuka. Sebaliknya individu
yaitu
yang kurang mampu dalam keterbukaan
menggunakan program komputer spss
diri terbukti tidak mampu menyesuaikan
versi 17.0. Dari 30 item yang diberikan,
diri, kurang percaya diri, timbul perasaan
terdapat 17 item yang memiliki skor
takut, cemas, merasa rendah diri, tertutup.
validitas diatas 0,236. Sehingga peneliti
Coming
penegasan
out
bahwa
merupakan
identitas
suatu
gay
dan
lesbian
yang
diolah
mengambil item yang sudah memiliki skor
seksual
lebih
dari
0,236
dan
menghasilkan
sebagai homoseksual seorang individu
reliabilitas 0,864. Dari hasil uji beda antara
terhadap diri sendiri dan orang lain yang
gay dan lesbian juga didapatkan skor 0,296
mengandung resiko berbahaya. Hal ini
yang artinya lebih besar dari 0,05 (p>0,05)
artinya adalah individu mau tidak mau
yang berarti tidak menunjukkan perbedaan
harus siap menerima label dari orang lain
atau hasil kelompok varian sama. Sehingga
yang menghina dirinya karena identitas
dari hasil data tersebut dapat disimpulkan
seksual sebagai homoseksualnya dan
bahwa hipotesa yang diperoleh adalah Ho
dalam lingkup yang lebih luas, hidup
diterima yaitu tidak terdapat perbedaan
dalam masyarakat yang memusuhi (Paul
yang signifikan antara proses coming out
& Weinrich dalam Paul dkk, 1982).
gay dan lesbian. Dapat dikatakan bahwa
Bahkan Vaughan (2007), seorang
coming out antara gay dan lesbian adalah
doktor di bidang psikologi konseling
sama, hasil tersebut berbeda dengan
Universitas Akron,
asumsi awal peneliti bahwa gay lebih
review
tentang
membuat
model
sebuah
perkembangan
coming
out
dibandingkan
lesbian.
coming out homoseksual yang paling
Kenyataan ini menunjukkan bahwa gaya
terkenal dan paling berpengaruh yang
hidup
pernah dibuat oleh Cass (1996), Coleman
berisiko pada kelompok gay. Hal inilah
(1982),
yang membuat peneliti merasa tertarik
Lee
(1977),
McCarn
dan
homoseksual
untuk
Troiden (1989) yakni berupa tahapan
perbedaan coming out pada homoseksual
proses pengalaman coming out seperti
bedasarkan status identitas diri dan belum
Awareness,
adanya data yang mengeksplorasi tentang
Acceptance,
Commitment, dan Integration.
4
penelitian
perilaku
Fassinger (1996), Sophie (1986), dan
Exploration,
melakukan
dengan
tentang
kehidupan seksual kaum homoseksual
ketertarikan seksual memegang peranan
yang ada di kota Bekasi Timur.
penting dalam perasaan yang berbeda ini.
Tinjauan Pustaka
Exploration
Coming Out
Pada
Coming
penegasan
out
merupakan
bahwa
identitas
suatu
proses
mengalami
ini,
periode
homoseksual
ketertarikan
dan
seksual
keterikatan dengan homoseksual lain.
sebagai homoseksual seorang individu
Seiring dengan toleransi dan keterbukaan
terhadap diri sendiri dan orang lain yang
yang semakin tinggi untuk menyelidiki
mengandung resiko berbahaya. Hal ini
seksualitas mereka, individu mulai untuk
artinya adalah individu mau tidak mau
mencari lingkungan mereka dapat belajar
harus siap menerima label dari orang lain
dari kaum homoseksual lainnya tentang
yang menghina dirinya karena identitas
bagaimana artinya menjadi homoseksual.
seksual sebagai homoseksualnya dan
Hal ini mencakup keikutsertaan dalam
dalam lingkup yang lebih luas, hidup
organisasi, acara, atau area sosial yang
dalam masyarakat yang memusuhi (Paul
diasosiasikan
& Weinrich dalam Paul dkk, 1982).
homoseksual.
dengan
komunitas
Proses Coming out
Acceptance
Vaughan (2007), seorang doktor di
Tahap ini merupakan tahap individu
bidang psikologi konseling Universitas
menolak
Akron, membuat sebuah review tentang
menginternalisasikan
model
out
homoseksual. Selain itu, penerimaan ini
homoseksual yang paling terkenal dan
dihubungkan dengan kontak sosial yang
paling berpengaruh yang pernah dibuat
lebih luas dengan homoseksual lainnya,
oleh Cass (1996), Coleman (1982), Lee
menjalin
(1977),
kesempatan
perkembangan
coming
McCarn&Fassinger
(1996),
Sophie (1986), dan Troiden (1989).
Terdapat fokus
heteroseksual
identitas
pertemanan,
untuk
dan
dan
sebagai
mengejar
terlibat
dalam
hubungan seksual atau romantis dengan
terhadap proses
individu yang memiliki gender yang
pengalaman coming out pada tahapan-
sama.
tahapan berikut ini (Vaughan, 2007):
Commitment
Awareness
Proses
identitas
Pada proses ini, individu semakin
dengan
hanyut dalam komunitas homoseksual.
kewaspadaan awal terhadap perasaan
Akibatnya, individu seringkali menjadi
berbeda dari teman sebaya yang memiliki
aktivis
gender
memperjuangkan hak yang sederajat bagi
yang
ini
dimulai
sama.
Seringkali,
5
sosial
dan
politik
untuk
mereka dan yang lainnya serta berusaha
tertuju pada pasangan sesama jenis, dan
untuk mengubah stereotype yang negatif
tidak memiliki nilai erotik sedikitpun pada
tentang homoseksual dalam masyarakat.
pasangan dengan jenis kelamin berbeda.
Integration
1. Ciri-Ciri Gay
Periode ini fokus pada pemerolehan
kesesuaian
maksimal
antara
Seiring berkembangnya zaman kita
pribadi
mengenal mengenai pria metroseksual
dengan lingkungannya dimana individu
seperti yang diungkapkan oleh Komisi
secara aktif menggabungkan identitas
Perlindungan
pribadi dan sosial mereka dengan dan
metroseksual adalah sebuah istilah baru,
peran penting lainnya disertai dengan rasa
sebuah kata majemuk yang berasal dari
hormat terhadap keluarga, pekerjaan, dan
paduan dua istilah yakni metropolitan dan
komunitas.
heteroseksual. Istilah ini dipopulerkan
Homoseksual
Pada
HIV/AIDS
(2010)
pada tahun 1994 untuk merujuk kepada
dasarnya,
gay
merupakan
Pria
(khususnya
yang
hidup
pada
sebutan bagi kaum homoseksual pria yang
masyarakat post-industri, dengan budaya
memiliki
seperti
kapitalis) yang menampilkan ciri-ciri atau
homoseksual. Gay adalah sebutan bagi
stereotipe yang sering dikaitkan dengan
para pria yang menyukai pria, begitu pula
kaum pria homoseksual (seperti perhatian
dengan lesbi yang menyukai wanita.
berlebih terhadap penampilan), meskipun
Sarwono
dia bukanlah seorang homoseksual.
pengertian
(dalam
sama
Jumariani,
2005),
menyatakan bahwa gay adalah ketertarikan
Jika hanya melihat keduanya, pria
atau minat seorang individu pria untuk
homoseksual dan pria metroseksual sulit
mengembangkan hubungan seks dengan
dibedakan.
individu lain dari jenis kelamin yang sama.
beberapa
Soekanto
(dalam
Putri,
2007),
Karena
mereka
kesamaan,
memperhatikan
memiliki
seperti,
lebih
penampilannya.
Walau
berpendapat bahwa, homoseksual adalah
begitu, mereka berdua berasal dari dua
seseorang yang cenderung mengutamakan
komunitas
orang yang sejenis kelaminnya menjadi
metroseksual lebih kepada gaya hidup,
mitra seksual. Sedangkan Chaplin (1993)
sedangkan pria homoseksual termasuk
berpendapat bahwa homoseksual adalah
dalam
daya tarik seksual bagi anggota jenis
menyimpang. Berikut ini beberapa hal
kelamin
yang membedakannya seperti:
yang
Supratiknya
sama. Tetapi
(1995),
menurut
homoseksualitas
a)
adalah orang yang hasrat erotiknya hanya
jenis
yang
perilaku
berbeda.
seksual
yang
Penggunaan bahasa, b) Dandanan,
c) Pergaulan, d) Aksesoris,
6
Pria
e)
Hubungan asmara/percintaan,
f)
cenderung lebih besar daripada
Penampilan.
laki-laki. Hal ini dapat berpengaruh
2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
pada sifat dan perilaku si laki-laki
Gay
tersebut. Jati diri kewanitaannya
Ada beberapa faktor yang menjelaskan
lebih
kuat
sehingga
mereka
penyebab orang menjadi homoseksual
cenderung berperilaku feminin dan
menurut Kartono (dalam Sumarlin, 2007)
selalu tertarik pada aktivitas yang
antara lain adalah :
dilakukan wanita.
a. Faktor
herediter
berupa
ketidakseimbangan
b. Faktor
hormon-
Lingkungan,
yaitu
komunitasnya lebih sering bertemu
hormon seks.
dengan laki-laki dan amat jarang
b. Pengaruh lingkungan yang tidak
bertemu dengan perempuan. Selain
baik atau tidak menguntungkan
itu juga mereka yang terlibat dalam
bagi perkembangan kematangan
kehidupan gay semata-mata karena
seksual.
gaya hidup dan materi.
c. Seseorang selalu mencari kepuasan
relasi
homoseksual,
pernah
menghayati
karena
Homoseksual terjadi karena adanya
ia
pengalaman seksual pertama kali karena
pengalaman
kecelakaan (pemerkosaan atau sodomi)
homoseksual yang menggairahkan
sehingga menyebabkan orang tersebut
pada masa remaja.
menjadi
d. Seseorang anak laki-laki pernah
bawah
homoseksual.
sadar
(faktor
faktor
internal
psikodinamik).
mengalami pengalaman traumatis
Perilaku
homoseksual
dengan ibunya, sehingga timbul
terdapat
gangguan
kebencian atau antipati terhadap
perkembangan psikososial anak. Dalam
ibunya dan semua wanita. Lalu
teori Sigmund Freud antara fase phallic
muncul
dan genital itulah terjadi proses identifikasi
dorongan
homoseksual
yang jadi menetap.
terjadi
karena
pada
fase
psikoseksual anak, apakah dirinya laki-laki
Sedangkan menurut Oetomo (dalam
atau perempuan secara psikologis.
Tobing, 2003) terdapat dua hal yang
Identitas Diri
menyebabkan seseorang menjadi gay :
Erikson (1964) mengatakan identitas
a. Faktor bawaan atau gen, yaitu
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
adanya ketidakseimbangan jumlah
menjelaskan
hormon pada diri seseorang sejak
peranannya dalam masyarakat. Menurut
lahir.
James Marcia dan Watterman (dalam
Jumlah
hormon
wanita
7
siapa
dirinya,
apa
Yusuf,
2000),
identitas
diri
merujuk
Eksplorasi
yaitu
(Soenens,
2004)
kepada pengorganisasian atau pengaturan
Ekspolarasi dapat didefinisikan sebagai
dorongan-dorongan,
derajat dimana ketertarikan individu dalam
kemampuan-
kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke
mencari
dalam citra diri secara konsisten yang
kepercayaan, tujuan dan proses eksplorasi
meliputi
menunjukkan percobaan dengan perbedaan
kemampuan
memilih
dan
mengambil keputusan baik menyangkut
jati
diri
mengenai
nilai,
aturan sosial, rencana dan ideologi.
pekerjaan, orientasi seksual dan filsafat
Dan komitmen adalah Komitmen
hidup.
kembali pada kesetiaan untuk patuh dalam
Karakteristik individu yang memiliki
menyatukan keyakinan, tujuan dan nilai.
identitas diri Ada beberapa ciri individu
Menurut James E. Marcia, krisis merujuk
yang memiliki identitas diri, yaitu individu
pada sesuatu yang menantang pikiran kita,
tersebut haruslah memiliki karakteristik
kepercayaan dan nilai. (Marcia, tanpa
seperti. (Dariyo, 2004) Konsep diri yakni
tahun) Komitmen membuat dan menerima
gambaran diri tentang aspek fisiologis
keputusan
maupun psikologis yang berpengaruh pada
kepercayaan, nilai yang didasarkan pada
perilaku individu dalam penyesuaian diri
sebuah perspektif baru. Santrock (1999),
dengan orang lain, yakni: Evaluasi diri,
mendefinisikan
Harga diri, Efikasi diri, Kepercayaan diri,
periode perkembangan identitas selama
Tanggung jawab, Komitmen, Ketekunan,
dimana remaja masih memilih diantara
dan Kemandirian.
pilihan-pilihan yang bermakna. Beberapa
Semua
saling
berkaitan
dan
peneliti
mengenai
biasa
krisis
pemikiran,
sebagai
menyebutnya
suatu
dengan
menunjang untuk membentuk sinergisme,
eksplorasi dan bukan krisis. Komitmen
sehingga menjadi daya kekuatan yang
adalah sebagai bagian dari perkembangan
mampu
untuk
identitas dimana remaja memperlihatkan
menjadi pribadi yang dewasa (adequate
suatu tanggung jawab pribadi terhadap apa
personality).
yang akan mereka lakukan.
Identitas
mendorong
seseorang
Macam-macam
Status
merupakan
Berdasarkan dimensi ini Marcia, 1966
paradigma perluasan dan pengembangan
(dalam Soenens, 2004) membagi identitas
dari teori psikososial Erik H. Erikson oleh
menjadi
James Marcia. Dalam paradigma ini
didasarkan pada dua pertimbangan.
perkembangan
identitas
Status
status
identitas
empat
status
identitas
yang
telah
Apakah mereka mengalami suatu
menghasilkan dua dasar dimensi, yaitu
krisis identitas atau tidak. Pada tingkat
eksplorasi dan komitmen.
mana mereka memiliki komitmen terhadap
8
pemilihan pekerjaan, agama, serta nilai-
mampu menjalin hubungan yang intim,
nilai politik dan keyakinan.
dapat bertahan meskipun membuka diri
Keempat
kategori
itu
adalah:
pada ide baru, lebih matang dan lebih
Achievement (tinggi dalam komitmen dan
kompeten dalam berhubungan daripada
eksplorasi),
mereka dari tiga kategori status identitas
Moratorium
komitmen
dan
(rendah
tinggi
eksplorasi),
lainnya. (Marcia, tanpa tahun)
Foreclosure (tinggi komitmen dan rendah
Identitas foreclosure ; identitas ini ditandai
eksplorasi), dan Diffusion (rendah dalam
dengan tidak adanya suatu krisis, tetapi ia
komitmen dan eksplorasi), yaitu :
memiliki komitmen atau tekad. Sehingga
Identitas achievement ; seorang individu
individu
dikatakan telah memiliki identitas, jika
tentang apa yang ingin dicapai dalam
dirinya telah mengalami krisis dan ia
hidupnya, tetapi seringkali tidak sesuai
dengan
dengan
penuh
menghadapinya
tekad
dengan
mampu
baik.
Justru
seringkali
kenyataan
berangan-angan
yang
dihadapinya.
Akibatnya, ketika individu dihadapkan
dengan adanya krisis akan mendorong
pada
dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya
menghadapi dengan baik. Bahkan kadang-
mampu menyelesaikannya dengan baik.
kadang melakukan mekanisme pertahanan
Walaupun
diri
kenyataannya
ia
harus
masalah
seperti
mengalami kegagalan, tetapi bukanlah
pembentukan
akhir dari upaya untuk mewujudkan
(Dariyo, 2004)
potensi dirinya. Dariyo, (2004).
mampu
mampu
rasionalisasi,
reaksi
dan
regresi
sebagainya.
menerima saran dari orang lain, keputusan
dibuat
dibuat tidak sebagai hasil dari krisis, yang
sebagai hasil proses periode krisis dan
akan melibatkan pertanyaan dan eksplorasi
pencurahan
banyak
pikiran
serta
pilihan-pilihan yang mungkin, berpikiran
perjuangan
emosi,
orang
tua
kaku, bahagia, yakin pada diri sendiri,
membuat
bahkan mungkin puas dengan diri sendiri,
yang
kuat,
mendorongnya
keputusannya
pilihan
untuk
sendiri,
pilihan
ini yakni komitmennya dibuat setelah
dan
komitmen
membuat
tidak
Ciri seseorang yang memiliki identitas
Ciri orang yang memiliki identitas ini
yakni
realitas,
orang
tua
menjadi
dogmatis
ketika
opininya
mendengarkan ide-idenya dan memberi
dipertanyakan, hubungan keluarga dekat,
opini tanpa tekanan, flexible strength,
patuh, cenderung mengikuti pemimpin
banyak berpikir, tetapi tidak terlalu mawas
yang
diri,
perselisihan
mempunyai
rasa
humor,
dapat
bertahan dengan baik dibawah tekanan,
tahun)
9
kuat,
tidak
mudah
pendapat.
menerima
(Marcia,
tanpa
Identitas
moratorium
;
identitas
ini
kemampuannya
membuat
komitmen.
ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia
(Marcia, tanpa tahun)
tidak memiliki kemauan kuat (tekad) untuk
Identitas diffusion ; orang tipe ini, yaitu
menyelesaikan masalah krisis tersebut.
orang yang mengalami kebingungan dalam
Ada dua kemungkinan tipe individu ini,
mencapai identitas. Ia tidak memiliki krisis
yaitu : a. Individu yang menyadari adanya
dan juga tidak memiliki tekad untuk
suatu krisis yang harus diselesaikan, tetapi
menyelesaikannya. (Dariyo, 2004)
ia
tidak
mau
menunjukkan
menyelesaikannya,
bahwa
cenderung
individu
dikuasai
oleh
Ciri seseorang yang memiliki identitas
ini
ini adalah : tidak mempunyai pilihan-
prinsip
pilihan
yang
dipertimbangkan
secara
kesenangan dan egoisme pribadi. Apa yang
serius, tidak mempunyai komitmen, tidak
dilakukan seringkali menyimpang dan
yakin pada dirinya sendiri, cenderung
tidak pernah sesuai dengan masalahnya.
menyendiri, orang tua tidak mendiskusikan
Akibatnya,
stagnasi
mengenai masa depan dengannya, mereka
perkembangan, artinya seharusnya ia telah
sering bicara semua terserah mereka,
mencapai tahap perkembangan yang lebih
beberapa dari mereka tidak mempunyai
maju, namun karena ia terus-menerus tidak
tujuan hidup, cenderung tidak bahagia,
mau
sering
ia
menghadapi
mengalami
atau
menyelesaikan
masalahnya, maka ia hanya dalam tahap
itu.
b.
Orang
yang
memang
menyendiri
karena
kurangnya
pergaulan. (Marcia, tanpa tahun).
tidak
Keempat
status
identitas
tersebut
menyadari tugasnya, namun juga tidak
dapat tercermin pada satu dari kelima
memiliki komitmen. Ada kemungkinan,
bidang yang dipandang sebagai core
faktor sosial, terutama dari orang tua
domain yaitu bidang pekerjaan, bidang
kurang
religius belief, bidang ideologi politik,
memberikan
rangsangan
yang
mengarahkan individu untuk menyadari
bidang
kehidupan
akan
bidang
peran-peran
tugas
dan
tanggung
jawabnya
(Dariyo, 2004)
perkawinaan,
gender.
dan
Dengan
demikian, kata kunci dari penetapan
Ciri seseorang yang memiliki identitas
keberadaan seseorang pada status-status
moratorium adalah : dalam keadaan krisis,
identitasnya
ragu-ragu dalam membuat keputusan,
komitmen.
banyak bicara, percaya diri, tetapi juga
Waterman,
mudah cemas dan takut, pada akhirnya
suatu
mungkin akan keluar dari krisis dengan
perkembangan
adalah
eksplorasi
1982,
hipotesis
status
dan
mengemukakan
dasar
mengenai
identitas,
yaitu
transisi dari masa remaja ke masa dewasa
10
meliputi tahap penguatan status identitas
achiever (dalam Santrock, 1999). Francis,
(proses dari kematangan ego yang rendah
Fraser, & Marcia, 1989, berpendapat
ke kematangan ego yang tinggi), (Santos,
bahwa
2000). Akan tetapi dalam pandangan yang
sepanjang
umum ini , Marcia (1996) mengatakan
pribadi, keluarga, dan masyarakat tidak
orang yang berbeda akan mengikuti pola
terelakkan,
perkembangan
perubahan itu terjadi, fleksibilitas dan
yang
berbeda
pula,
siklus
ini
hidup
dapat
Perubahan-perubahan
dan
ketika
misalnya seseorang yang berada dalam
ketrampilan
yang
tahap
menjajaki
alternatif
moratorium
perkembangan
akan
mengalami
kearah
identity
diciptakan
perubahan-
diperlukan
untuk
baru
dan
mengembangkan komitmen baru dapat
achievement, tetapi mungkin orang yang
memfasilitasi
lain akan mengalami kemunduran, yaitu
untuk menghadapi perubahan-perubahan
dari tahap moratorium ke tahap identity
itu oleh individu. (Santrock, 1999).
diffusion (Santos, 2000).
Faktor-faktor
2.
Model
Perkembangan
Status
yang
Mempengaruhi
Pembentukan Identitas :
Identitas
Remaja
ketrampilan-ketrampilan
Proses pembentukan identitas menurut
berada
Marcia (1993) terjadi secara gradual sejak
atau
lahir, yakni sejak anak berinteraksi dengan
penundaan identitas. Sekurang-kurangnya
ibu dan anggota keluarga lainnya. Marcia
ada tiga aspek perkembangan remaja muda
juga
yang penting dalam pembentukan identitas
identitas, yaitu : (Desmita, 2005).
(Marcia, 1987; dalam Santrock, 1999) :
1. Tingkat identifikasi dengan orang tua
didalam
remaja
muda
terutama
penyebaran
muda
identitas
harus
membangun
mengidentifikasi
pembentukan
sebelum dan selama masa remaja
kepercayaan pada dukungan orang tua,
2. Gaya pengasuhan orang tua
mengembangkan ketekunan (a sense of
3. Adanya figure yang menjadi model
industry),
suatu
4. Harapan social tentang pilihan identitas
perspektif refleksi diri atas masa depan
yang terdapat dalam keluarga, sekolah,
mereka.
dan teman sebaya
dan
memperoleh
Acher, 1989 mengatakan, banyak
5. Tingkat keterbukaan individu terhadap
peneliti status identitas yakin bahwa pola
berbagai alternative identitas
umum individu yang mengembangkan
6. Tingkat kepribadian pada masa pra-
identitas-identitas yang positif mengikuti
adolesen atau remaja yang tumbuh
apa
menjadi dewasa sehingga memberikan
yang
disebut
siklus
“MAMA”
moratorium – achiever – moratorium –
11
sebuah landasan yang cocok untuk
kelamin yang berbahaya dan mematikan.
mengatasi masalah identitas diri.
Ketika
Metode Penelitian
membuka dirinya, sebagai seorang gay,
Metode ini menggunakan
ditanya,
mengapa
dia
berani
kajian
Agus menyatakan, bahwa dia sudah capek
literatur yang bertujuan untuk mengkaji
berbohong dengan orang lain. Dia ingin
perbedaan
jujur dan mengimbau masyarakat bisa
antara
coming
out
pada
homoseksual bedasarkan status identitas
memahami
diri
teoritik
lingkungan dan masyarakat (Inpas, 2010).
pengumpulan data yang dilakukan dengan
Berdasarkan teori yang sudah dibahas
cara mencari jurnal dengan melalui media
sebelumnya, telah diketahui Homoseksual
elektronik seperti digital library dan
terjadi karena adanya pengalaman seksual
internet.
pertama kali karena kecelakaan dan tindak
bedasarkan
tinjauan
dan
kekerasan
Pada Senin, 13 Juni 2005, pukul 08.30
sodomi) sehingga menyebabkan orang
WIB, dalam acara Good Morning di Trans
tersebut menjadi homoseksual. Menurut
TV
legalisasi
teori Sigmund Freud dalam perkembangan
perkawinan sesama jenis. Ketika itu
social anak, faktor internal bawah sadar
ditampilkan sosok pria gay bernama Agus,
dan faktor intimidasi dari lingkungan
yang mengaku sudah 13 tahun hidup
menjadi salah satu pengaruh penyebab
bersama pasangannya yang juga seorang
terjadinya homoseksual. Serta terdapat
pria. Agus, yang mengaku menyukai
fokus terhadap proses pengalaman coming
sesama
out pada tahapan ini (Vaughan, 2007)
pria
kampanye
sejak
umur
12
tahun,
(pemerkosaan
di
Pembahasan
melakukan
seksual
menerimanya
latarbelakang ia menjadi gay karena
seperti
mengalami
tertindas
Acceptence, Commitment dan Integration
dilingkungan dan keluarga, mengalami
dimana proses ini menjadi tolak ukur
kekerasan seksual, diusir oleh keluarganya,
individu semakin hanyut dalam komunitas
pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan
homoseksual.
lain, gara-gara dirinya seorang gay. Kini ia
seringkali menjadi aktivis sosial dan
bekerja
Komisi
politik untuk memperjuangkan hak yang
Perlindungan HIV/AIDS dengan tujuan
sederajat bagi mereka dan yang lainnya
untuk
serta berusaha untuk mengubah stereotype
di
sosok
sebuah
mengatasi
penyebaran
yang
LSM
dan
menyakit
mengurangi
kelamin
Awarenes,
atau
Akibatnya,
Exploration,
individu
pada
yang negatif tentang homoseksual dalam
pasangan homoseksual, karena pasangan
masyarakat. Secara internal, komitmen ini
sejenis sangat rentan terjangkit penyakit
diekspresikan melalui penerimaan penuh
12
dan
tidak
terkondisi
homoseksual
dari
laki-laki, sehingga menjadikan dirinya
dan
lebih dominan memiliki rasa feminim dan
penerimaan diri yang diartikan sebagai
begitu juga sebaliknya pada perempuan.
perasaan bangga terhadap identitasnya.
Hal inilah yang tanpa kita sadari mereka
Hal tersebut senada dengan status identitas
hadir dalam kehidupan sehari-hari, untuk
dirinya menurut Dariyo, (2004 : 84)
itu perlu penanganan yang sangat serius
menyatakan bahwa identitas achievement
dalam menghadapi homoseksual. Karena
ialah jika dirinya telah mengalami krisis
kaum homoseksual lebih rentan terhadap
dan ia dengan penuh tekad mampu
perilaku menyimpang, tindak kriminal dan
menghadapinya
Justru
bahkan menjadi salah satu penyebar
dengan adanya krisis akan mendorong
penyakit seperti HIV / AIDS. Akan tetapi
dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya
tidak sedikit kaum homoseksual yang
mampu menyelesaikannya dengan baik.
sudah berani mengeksplore dirinya di
Walaupun
lingkungan
ini
adalah
Resolusi
wanita cenderung lebih besar daripada
dari
periode
mereka.
identitas
kenyamanan
dengan
baik.
kenyataannya
ia
harus
untuk menunjukan bahwa
mengalami kegagalan, tetapi bukanlah
dirinya adalah seorang homoseksual atau
akhir dari upaya untuk mewujudkan
biasa
potensi dirinya.
(pengungkapan diri), hal itu terjadi karena
disebut
dengan
coming
out
Kesimpulan Dan Saran
kaum homoseksual sudah mulai jenuh
Berdasarkan hasil pembahasan diatas
dengan menutupi kelainan seksnya pada
dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya
masyarakat dan lingkungan bahwa dirinya
beberapa
menjadi
adalah seorang homoseksual. Untuk itu,
seseorang mengalami gangguan secara
mereka mencoba membuka diri pada
seks seperti homoseksual yakni pengaruh
lingkungan dengan cara mensosialisaikan
lingkungan yang tidak baik atau tidak
nya lewat media sosial, dan organisasi
menguntungkan
yang menaungi kaum homoseksual dengan
faktor-faktor
kematangan
bagi
seksual.
yang
perkembangan
Seseorang
yang
harapan bisa diterima di masyarakat luas
selalu mencari kepuasan relasi seksualnya,
secara positive. Walaupun harus siap
karena ia pernah menghayati pengalaman
menerima label negative dari lingkungan
homoseksual yang menggairahkan pada
dan masyarakat.
masa remaja. Tidak hanya itu Faktor
Berdasarkan kesimpulan diatas dan
bawaan atau gen, yakni dengan adanya
melihat berbagai sudut pandang literatur,
ketidakseimbangan jumlah hormon pada
maka penulis memberikan saran terutama
diri seseorang sejak lahir. Jumlah hormon
untuk para remaja bahkan dewasa yang
13
mengalami homoseksual sebaiknya untuk
sering
berkonsultasi
kepada
Gainau, M.B. (2009). Keterbukaan diri (self
disclosure) siswa dalam perspektif
budaya
dan
implikasinya
bagi
konseling.
http://www.puslit2.petra.ac.id/ejournal/i
ndex.php/jiw/artikel/view/17061
psikolog,
psikiatri dan tokoh agama agar diberikan
terapi dan arahan yang tepat dan sesuai,
serta menjauh dari lingkungan yang bisa
mempengaruhi dirinya menjadi seorang
Gay Indonesia Forum.(2012). Sejarah
Homoseksualitas. Diakses 1 Mei
2012,
diambil
dari
http://gayindonesiaforum.com/gaychat-room2/sejarah-homoseksualitast6048.html
homoseksual. Bagi para orang tua agar
lebih peka terhadap perilaku anak-anaknya
apakah
ada
kelainan
perilaku
yang
menyimpang, agar bisa ditangani sejak
Hurlock, Elizabeth B. (1973). Adolescent
Development.
McGraw
Hill
Kogakusha, Ltd., Tokyo
Hurlock,
Elizabeth
B.
(1999).
Perkembangan Anak, Jilid 2, Edisi
Keenam.
Diterjemahkan
oleh
Meitasari
Tjandrasa.
Jakarta:
Erlangga.
dini jika sianak mengalami hal-hal yang
berlainan dengan kodratnya. Sehingga
tidak
terjadi
perilaku
seksual
yang
menyimpang seperti homoseksual.
Daftar Pustaka
Adam dan Gullota, 1983 (dalam Desmita,
2005: 211), Gambaran tentang
identitas. Jakarta : Erlangga.
Hastaning, Sakti. (2008). Homoseksual:
Kelainan
Atau
Gaya
Hidup?
http://grandparagon.com, diakses 15
februari 2012.
Alwisol, (2008). Psikologi Kepribadian
Edisi Revisi. Malang : UPT
Penerbitan
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Komisi Perlindungan HIV/AIDS (2005).
Perbedaan
Homoseksual
dan
Metroseksual. Diakses 17 Februari
2011,
diambil
dari
http://m.areadewasa.com/article/lifeguide/pria-metroseksual-vs-priahomoseksual
Atkinson, L.R. (1996). Pengantar
Psikologi Jilid 2 Edisi 8. Jakarta :
Erlangga.
Dariyo, 2004 Identitas Diri Dalam
Karakteristik. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Erikson, Erick, H. 1989.Identitas dan Siklus
Hidup Manusia; Bunga Rampai 1.
Penerjemah : Agus Cremers. Jakarta :
PT. Gramedia.
Inpas, (2010) Beberapa Artikel Tentang
Homosesksual Dan Lesbian. Retrieved
at.
http://inpasonline.com/new/beberapaartikel-tentang-homoseksual-danlesbian/. Diakses tgl 26 Maret 2010.
11:20
Erikson
(1964).
Intervention
for
AdolescentIdentity
Development.
California. Sage Publications, Inc.
Kartini Kartono. (dalam Sumarlin, 2007).
Faktor
Menjadi
Homoseksual
Bandung : Bandar Maju.
14
Marcia, J.E., et.al. (1993). Ego Identity : A
Handbook
for
Psichological
Research. Springer Verlag, New York.
Supratiknya. A. Dr. Mengenal Perilaku
Abnormal. Jogjakarta: Konisius, 2003.
Tjia Regina Olivia (2012). Perbedaan
Proses Coming Out Antara Gay Dan
LESBIAN.
Skripsi
(diterbitkan).
Jakarta: Fakultas Fakultas Humaniora
Universitas Bina Nusantara Jurusan
Psikologi.
Oetomo, D. (2003). Saya homoseksual.
Diakses 12 Juni 2012, diambil dari
http://www.telaga.org/ringkasa.php?
saya-homoseksual.htm
Papu,
J.
Pengungkapan
Diri.
http://www.epsikologi.com/sosial/120
702.htm. Down Loaded 22 Maret
2007.
Vaughan, M.D (2007) Coming Out Growth
: Conceptualizing and Measuring
Stress Related Growth Associated with
Coming Out to Others As Gay or
Lesbian. Akron.
Paul, W., Weinrich, J.D, Gonsiorek, J.C.,
&
Hotvedt,M.E.
(1982).
Homosexuality
:
Social,
Psychological, and Biological Issues.
London : SAGE Publication.
Papu, J. (2002). Pengungkapan diri.
Diakses 12 Jnuni 2012, dari
http://www.epsikologi.com/sosial/120702.htm
Sarwono
(dalam Jumariani, 2005).
Pengertian Homoseksual : Fakultas
Psikologi UGM. Yogyakarta.
Sarwono, Sarlito W. (2010). Psikologi
Remaja Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Situmorang,G.N. (2000). Proses Coming
Out Pada Gay (Studi kualitatif pada 3
gay lajang). Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Soekanto (dalam Putri, 2007). Perilaku
Utama Homoseksual. Jakarta : CV
Rajawali.
Stanford
Encyclopedia
of
Philosophy.
2011. Homosexuality.
http://plato.stanford.edu/entri
es/homosexuality/ (diakses 5
Mei 2012).
15
ABSTRAK
Oleh:
Rizki maulana 10507210
Homoseksual atau penyuka sesama jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat modern ini
dan bahkan fenomena ini sekarang sudah tampak nyata dan terlihat bermunculan di tempattempat umum. Namun kehadiran kaum homoseksual hingga saat ini masih menjadi
kontroversi. Sebagian menganggap homoseksual sebagai kelainan sedangkan ada yang
menganggap sebagai trend atau gaya hidup. Pada dasarnya, gay merupakan sebutan bagi
kaum homoseksual pria. Coming out merupakan suatu penegasan bahwa identitas seksual
sebagai homoseksual seorang individu terhadap diri sendiri dan orang lain yang
mengandung resiko berbahaya, karena individu mau tidak mau harus siap menerima label
negative dari orang lain yang menghina dirinya karena identitas seksual sebagai
homoseksual dan dalam ruang lingkup masyarakat yang lebih luas. Identitas gender adalah
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui coming out pada homoseksual bedasarkan status
identitas gender. Penelitian ini menggunakan kajian literatur untuk mengkaji coming out
pada homoseksual bedasarkan status identitas gender. Berdasarkan hasil pembahasan pada
kasus dalam kajian literature ini, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
coming out dengan status identitas gender pada homoseksual. Semakin tinggi kelainan
identitas gendernya maka semakin tinggi pula kemungkinan coming out yang akan muncul
pada individu homoseksual. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kelainan
identitas gendernya maka semakin rendah pula coming out yang muncul pada homoseksual.
Kata Kunci : Coming Out, Identitas Gender, Homoseksual
Pendahuluan
Homoseksual pertama ditemukan pada
perilaku antara individu berjenis kelamin
atau gender yang sama (Gay Indonesia
abad ke 19 oleh seorang psikolog Jerman
Forum, 2012). Sebagai orientasi seksual,
Karoly Maria Benkert. Walaupun istilah
homoseksualitas mengacu kepada "pola
ini tergolong baru tetapi diskusi tentang
seksualitas
dan homoseksualitas
berkelanjutan
telah
ketertarikan
diskusi filosofis Symposium Plato dengan
romantis"
terutama
atau
kelamin sama, "Homoseksualitas juga
sejarah ini setidaknya di Barat adalah ide
mengacu pada pandangan individu tentang
hukum alam dan beberapa interpretasi
melarang
untuk
secara eksklusif pada orang dari jenis
teori queer contemporer, yang timbul dari
yang
disposisi
pengalaman seksual, kasih sayang, atau
dimulai sejak zaman Yunani kuno pada
hukum
atau
identitas pribadi dan sosial berdasarkan
homoseksual.
pada ketertarikan, perilaku ekspresi, dan
Homoseksualitas diistilahkan dengan rasa
keanggotaan dalam komunitas lain yang
ketertarikan romantis dan seksual atau
berbagi itu.” Sarwono (2010). Referensi
1
hukum alam merupakan hukum yang
tertarik
berlaku setiap tempat dan berlaku setiap
sedangkan gay merupakan suatu istilah
saat
dalam
yang menggambarkan laki-laki ataupun
baik
perempuan yang secara fisik dan emosi
dalam agama, politik dan sebagainya.
tertarik pada orang yang berjenis kelamin
Perubahan sosial yang paling signifikan
sama. Untuk istilah gay biasanya ditujukan
melibatkan
adalah
pada kaum laki-laki saja (Hastaning,
munculnya gerakan pembebasan gay di
2008). Kematangan seksual tidak selalu
Barat. Sebuah isu sentral yang diangkat
sejajar dengan pertambahan usia. Faktor
dari
apakah
hormonal termasuk yang mempengaruhi
heteroseksualitas
seseorang berperilaku seksual sebagai
ataupun biseksualitas secara sosial muncul
lesbian maupun gay. kondisi hormon ini
semata-mata
tidak dapat dilihat secara kasat mata,
masih
perdebatan
berperan
tentang
teori
penting
homoseksual
homoseksualitas
queer
adalah
homoseksualitas,
didorong
oleh
kekuatan
biologis (Stanford, 2006).
dengan
sesama
perempuan,
hanya kaum mereka yang tahu dan dapat
Homoseksual atau penyuka sesama
merasakannya. Lesbian dan gay ini terjadi
jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat
karena ada hormon yang mempengaruhi
modern ini dan bahkan fenomena ini
yaitu feromon berupa hormon yang dapat
sekarang sudah tampak nyata dan kasat
memicu daya rangsang dan daya pikat
mata
tempat-tempat
seksual. Mereka kaum homoseksual tahu
umum. Sangat berbeda dengan tahun-
ciri khusus mana seorang lesbi atau gay,
tahun silam dimana para penyuka sesama
hal ini dapat terlihat dari jalannya, bibirnya
jenis hanya berani tampil di tempat-tempat
atau yang lainnya. Ada yang berpendapat
tertentu yang diperuntukkan khusus bagi
bahwa
kalangan mereka. Namun kehadiran kaum
pilihan hidup yang dibuat-buat, sementara
homoseksual
hingga
masih
sebagian kalangan menganggap salah satu
menjadi
kontroversi.
Sebagian
penyebab seseorang menjadi gay atau lesbi
sebagai
karena masalah psikis. Tapi kebanyakan
bermunculan
menganggap
di
saat
ini
homoseksual
homoseksualitas
suatu
kelainan sedangkan ada yang menganggap
faktor
sebagai trend atau gaya hidup. Ada dua
seseorang untuk menjadi gay atau lesbi
istilah yang terdapat pada orang yang
(Hastaning, 2008).
mempunyai kecenderungan homoseksual
lingkungan
adalah
mempengaruhi
Selain faktor hormonal, bisa saja
yaitu lesbian dan gay. Lesbian merupakan
seseorang
istilah
seorang
dikarenakan keluarga yang tidak harmonis,
perempuan yang secara emosi dan fisik
misalnya figur bapak sebagai laki-laki
yang
menggambarkan
2
menjadi
homoseksual
yang kejam membuat seseorang dapat
Adam dan Gullota, 1983 (dalam Desmita,
menjadi
homoseksual
serta
faktor
2005), menggambarkan tentang identitas
sosial)
sangat
adalah sebuah fenomena psikologi yang
seorang
kompleks. Dimana hal itu mungkin adalah
atau
sebuah cara pemikiran seseorang dalam
pemilihan orientasi seksualnya, misalnya
kepribadiannnya. Termasuk didalamnya
bagaimana orang tua mengasuh anak,
identifikasi dengan individu yang dianggap
hubungan
lingkungan
penting dalam kehidupan mulai dari awal
pergaulan dan pertemanan. Namun faktor-
masa kanak-kanak. Termasuk identifikasi
faktor ini masih perlu dipertanyakan
peranan
kembali karena ada banyak bukti anak-
penerimaan norma kelompok, dan banyak
anak dari keluarga harmonis dan bahagia
lagi.
lingkungan
(konstruksi
mempengaruhi
anak,
perkembangan
termasuk
antar
pembentukan
keluarga,
seks,
ideologi
individu,
yang tumbuh secara normal tanpa trauma
Menurut James Marcia dan Watterman
seksualitas ternyata juga menjadi penyuka
(dalam Yusuf, 2000), identitas diri merujuk
sesama jenis (Supratiknya, 2003). Faktor
kepada pengorganisasian atau pengaturan
coba-coba melakukan hubungan dengan
dorongan - dorongan, kemampuan -
sesama jenis, penasaran, mendapatkan
kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke
attachment dari sesama jenis dan merasa
dalam citra diri secara konsisten yang
nyaman dengannya
meliputi
bahkan seseorang
kemampuan
memilih
serta
yang
baik
dapat menjadi gay diawali pada masa
mengambil
kanak-kanak tetapi pada umur 15 tahun
menyangkut pekerjaan, orientasi seksual
baru mulai melakukan hubungan seksual..
dan filsafat hidup.
Atau bisa saja karena interaksi berbagai
faktor
yaitu
faktor
keputusan
Pengungkapan diri dikenal dengan
lingkungan
istilah coming out, menurut Papu (2002),
(sosiokultural),
faktor
identitas
diri,
coming out adalah pemberian informasi
biologis,
faktor
pribadi/personal
tentang diri sendiri kepada orang lain.
(psikologis). Jadi banyak faktor penyebab,
Informasi ini dapat mencakup berbagai
dan harus ditelaah dulu lebih lanjut, apa
hal seperti pengalaman hidup, perasaan,
yang
emosi,
dan
menyebabkan
individu
tersebut
menjadi homoseksual Clara (2008).
pendapat
dan
cita-cita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Erikson (1964) mengatakan identitas
Johnson
(dalam
Gainau,
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menunjukkan
menjelaskan
mampu dalam membuka diri akan dapat
siapa
dirinya,
apa
peranannya dalam masyarakat. Sedangkan
mengungkapkan
3
bahwa
diri
individu
2009),
dengan
yang
tepat.
Mereka terbukti mampu menyesuaikan
Hal ini didukung oleh
penelitian
diri, lebih percaya diri, lebih kompeten,
deskriptif kualitatif Olivia (2012), Dari data
dapat diandalkan, lebih mampu bersikap
yang didapatkan, digunakan levene’s test
positif, percaya terhadap orang lain, lebih
untuk melihat uji beda dari dua kelompok
objektif dan terbuka. Sebaliknya individu
yaitu
yang kurang mampu dalam keterbukaan
menggunakan program komputer spss
diri terbukti tidak mampu menyesuaikan
versi 17.0. Dari 30 item yang diberikan,
diri, kurang percaya diri, timbul perasaan
terdapat 17 item yang memiliki skor
takut, cemas, merasa rendah diri, tertutup.
validitas diatas 0,236. Sehingga peneliti
Coming
penegasan
out
bahwa
merupakan
identitas
suatu
gay
dan
lesbian
yang
diolah
mengambil item yang sudah memiliki skor
seksual
lebih
dari
0,236
dan
menghasilkan
sebagai homoseksual seorang individu
reliabilitas 0,864. Dari hasil uji beda antara
terhadap diri sendiri dan orang lain yang
gay dan lesbian juga didapatkan skor 0,296
mengandung resiko berbahaya. Hal ini
yang artinya lebih besar dari 0,05 (p>0,05)
artinya adalah individu mau tidak mau
yang berarti tidak menunjukkan perbedaan
harus siap menerima label dari orang lain
atau hasil kelompok varian sama. Sehingga
yang menghina dirinya karena identitas
dari hasil data tersebut dapat disimpulkan
seksual sebagai homoseksualnya dan
bahwa hipotesa yang diperoleh adalah Ho
dalam lingkup yang lebih luas, hidup
diterima yaitu tidak terdapat perbedaan
dalam masyarakat yang memusuhi (Paul
yang signifikan antara proses coming out
& Weinrich dalam Paul dkk, 1982).
gay dan lesbian. Dapat dikatakan bahwa
Bahkan Vaughan (2007), seorang
coming out antara gay dan lesbian adalah
doktor di bidang psikologi konseling
sama, hasil tersebut berbeda dengan
Universitas Akron,
asumsi awal peneliti bahwa gay lebih
review
tentang
membuat
model
sebuah
perkembangan
coming
out
dibandingkan
lesbian.
coming out homoseksual yang paling
Kenyataan ini menunjukkan bahwa gaya
terkenal dan paling berpengaruh yang
hidup
pernah dibuat oleh Cass (1996), Coleman
berisiko pada kelompok gay. Hal inilah
(1982),
yang membuat peneliti merasa tertarik
Lee
(1977),
McCarn
dan
homoseksual
untuk
Troiden (1989) yakni berupa tahapan
perbedaan coming out pada homoseksual
proses pengalaman coming out seperti
bedasarkan status identitas diri dan belum
Awareness,
adanya data yang mengeksplorasi tentang
Acceptance,
Commitment, dan Integration.
4
penelitian
perilaku
Fassinger (1996), Sophie (1986), dan
Exploration,
melakukan
dengan
tentang
kehidupan seksual kaum homoseksual
ketertarikan seksual memegang peranan
yang ada di kota Bekasi Timur.
penting dalam perasaan yang berbeda ini.
Tinjauan Pustaka
Exploration
Coming Out
Pada
Coming
penegasan
out
merupakan
bahwa
identitas
suatu
proses
mengalami
ini,
periode
homoseksual
ketertarikan
dan
seksual
keterikatan dengan homoseksual lain.
sebagai homoseksual seorang individu
Seiring dengan toleransi dan keterbukaan
terhadap diri sendiri dan orang lain yang
yang semakin tinggi untuk menyelidiki
mengandung resiko berbahaya. Hal ini
seksualitas mereka, individu mulai untuk
artinya adalah individu mau tidak mau
mencari lingkungan mereka dapat belajar
harus siap menerima label dari orang lain
dari kaum homoseksual lainnya tentang
yang menghina dirinya karena identitas
bagaimana artinya menjadi homoseksual.
seksual sebagai homoseksualnya dan
Hal ini mencakup keikutsertaan dalam
dalam lingkup yang lebih luas, hidup
organisasi, acara, atau area sosial yang
dalam masyarakat yang memusuhi (Paul
diasosiasikan
& Weinrich dalam Paul dkk, 1982).
homoseksual.
dengan
komunitas
Proses Coming out
Acceptance
Vaughan (2007), seorang doktor di
Tahap ini merupakan tahap individu
bidang psikologi konseling Universitas
menolak
Akron, membuat sebuah review tentang
menginternalisasikan
model
out
homoseksual. Selain itu, penerimaan ini
homoseksual yang paling terkenal dan
dihubungkan dengan kontak sosial yang
paling berpengaruh yang pernah dibuat
lebih luas dengan homoseksual lainnya,
oleh Cass (1996), Coleman (1982), Lee
menjalin
(1977),
kesempatan
perkembangan
coming
McCarn&Fassinger
(1996),
Sophie (1986), dan Troiden (1989).
Terdapat fokus
heteroseksual
identitas
pertemanan,
untuk
dan
dan
sebagai
mengejar
terlibat
dalam
hubungan seksual atau romantis dengan
terhadap proses
individu yang memiliki gender yang
pengalaman coming out pada tahapan-
sama.
tahapan berikut ini (Vaughan, 2007):
Commitment
Awareness
Proses
identitas
Pada proses ini, individu semakin
dengan
hanyut dalam komunitas homoseksual.
kewaspadaan awal terhadap perasaan
Akibatnya, individu seringkali menjadi
berbeda dari teman sebaya yang memiliki
aktivis
gender
memperjuangkan hak yang sederajat bagi
yang
ini
dimulai
sama.
Seringkali,
5
sosial
dan
politik
untuk
mereka dan yang lainnya serta berusaha
tertuju pada pasangan sesama jenis, dan
untuk mengubah stereotype yang negatif
tidak memiliki nilai erotik sedikitpun pada
tentang homoseksual dalam masyarakat.
pasangan dengan jenis kelamin berbeda.
Integration
1. Ciri-Ciri Gay
Periode ini fokus pada pemerolehan
kesesuaian
maksimal
antara
Seiring berkembangnya zaman kita
pribadi
mengenal mengenai pria metroseksual
dengan lingkungannya dimana individu
seperti yang diungkapkan oleh Komisi
secara aktif menggabungkan identitas
Perlindungan
pribadi dan sosial mereka dengan dan
metroseksual adalah sebuah istilah baru,
peran penting lainnya disertai dengan rasa
sebuah kata majemuk yang berasal dari
hormat terhadap keluarga, pekerjaan, dan
paduan dua istilah yakni metropolitan dan
komunitas.
heteroseksual. Istilah ini dipopulerkan
Homoseksual
Pada
HIV/AIDS
(2010)
pada tahun 1994 untuk merujuk kepada
dasarnya,
gay
merupakan
Pria
(khususnya
yang
hidup
pada
sebutan bagi kaum homoseksual pria yang
masyarakat post-industri, dengan budaya
memiliki
seperti
kapitalis) yang menampilkan ciri-ciri atau
homoseksual. Gay adalah sebutan bagi
stereotipe yang sering dikaitkan dengan
para pria yang menyukai pria, begitu pula
kaum pria homoseksual (seperti perhatian
dengan lesbi yang menyukai wanita.
berlebih terhadap penampilan), meskipun
Sarwono
dia bukanlah seorang homoseksual.
pengertian
(dalam
sama
Jumariani,
2005),
menyatakan bahwa gay adalah ketertarikan
Jika hanya melihat keduanya, pria
atau minat seorang individu pria untuk
homoseksual dan pria metroseksual sulit
mengembangkan hubungan seks dengan
dibedakan.
individu lain dari jenis kelamin yang sama.
beberapa
Soekanto
(dalam
Putri,
2007),
Karena
mereka
kesamaan,
memperhatikan
memiliki
seperti,
lebih
penampilannya.
Walau
berpendapat bahwa, homoseksual adalah
begitu, mereka berdua berasal dari dua
seseorang yang cenderung mengutamakan
komunitas
orang yang sejenis kelaminnya menjadi
metroseksual lebih kepada gaya hidup,
mitra seksual. Sedangkan Chaplin (1993)
sedangkan pria homoseksual termasuk
berpendapat bahwa homoseksual adalah
dalam
daya tarik seksual bagi anggota jenis
menyimpang. Berikut ini beberapa hal
kelamin
yang membedakannya seperti:
yang
Supratiknya
sama. Tetapi
(1995),
menurut
homoseksualitas
a)
adalah orang yang hasrat erotiknya hanya
jenis
yang
perilaku
berbeda.
seksual
yang
Penggunaan bahasa, b) Dandanan,
c) Pergaulan, d) Aksesoris,
6
Pria
e)
Hubungan asmara/percintaan,
f)
cenderung lebih besar daripada
Penampilan.
laki-laki. Hal ini dapat berpengaruh
2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
pada sifat dan perilaku si laki-laki
Gay
tersebut. Jati diri kewanitaannya
Ada beberapa faktor yang menjelaskan
lebih
kuat
sehingga
mereka
penyebab orang menjadi homoseksual
cenderung berperilaku feminin dan
menurut Kartono (dalam Sumarlin, 2007)
selalu tertarik pada aktivitas yang
antara lain adalah :
dilakukan wanita.
a. Faktor
herediter
berupa
ketidakseimbangan
b. Faktor
hormon-
Lingkungan,
yaitu
komunitasnya lebih sering bertemu
hormon seks.
dengan laki-laki dan amat jarang
b. Pengaruh lingkungan yang tidak
bertemu dengan perempuan. Selain
baik atau tidak menguntungkan
itu juga mereka yang terlibat dalam
bagi perkembangan kematangan
kehidupan gay semata-mata karena
seksual.
gaya hidup dan materi.
c. Seseorang selalu mencari kepuasan
relasi
homoseksual,
pernah
menghayati
karena
Homoseksual terjadi karena adanya
ia
pengalaman seksual pertama kali karena
pengalaman
kecelakaan (pemerkosaan atau sodomi)
homoseksual yang menggairahkan
sehingga menyebabkan orang tersebut
pada masa remaja.
menjadi
d. Seseorang anak laki-laki pernah
bawah
homoseksual.
sadar
(faktor
faktor
internal
psikodinamik).
mengalami pengalaman traumatis
Perilaku
homoseksual
dengan ibunya, sehingga timbul
terdapat
gangguan
kebencian atau antipati terhadap
perkembangan psikososial anak. Dalam
ibunya dan semua wanita. Lalu
teori Sigmund Freud antara fase phallic
muncul
dan genital itulah terjadi proses identifikasi
dorongan
homoseksual
yang jadi menetap.
terjadi
karena
pada
fase
psikoseksual anak, apakah dirinya laki-laki
Sedangkan menurut Oetomo (dalam
atau perempuan secara psikologis.
Tobing, 2003) terdapat dua hal yang
Identitas Diri
menyebabkan seseorang menjadi gay :
Erikson (1964) mengatakan identitas
a. Faktor bawaan atau gen, yaitu
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
adanya ketidakseimbangan jumlah
menjelaskan
hormon pada diri seseorang sejak
peranannya dalam masyarakat. Menurut
lahir.
James Marcia dan Watterman (dalam
Jumlah
hormon
wanita
7
siapa
dirinya,
apa
Yusuf,
2000),
identitas
diri
merujuk
Eksplorasi
yaitu
(Soenens,
2004)
kepada pengorganisasian atau pengaturan
Ekspolarasi dapat didefinisikan sebagai
dorongan-dorongan,
derajat dimana ketertarikan individu dalam
kemampuan-
kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke
mencari
dalam citra diri secara konsisten yang
kepercayaan, tujuan dan proses eksplorasi
meliputi
menunjukkan percobaan dengan perbedaan
kemampuan
memilih
dan
mengambil keputusan baik menyangkut
jati
diri
mengenai
nilai,
aturan sosial, rencana dan ideologi.
pekerjaan, orientasi seksual dan filsafat
Dan komitmen adalah Komitmen
hidup.
kembali pada kesetiaan untuk patuh dalam
Karakteristik individu yang memiliki
menyatukan keyakinan, tujuan dan nilai.
identitas diri Ada beberapa ciri individu
Menurut James E. Marcia, krisis merujuk
yang memiliki identitas diri, yaitu individu
pada sesuatu yang menantang pikiran kita,
tersebut haruslah memiliki karakteristik
kepercayaan dan nilai. (Marcia, tanpa
seperti. (Dariyo, 2004) Konsep diri yakni
tahun) Komitmen membuat dan menerima
gambaran diri tentang aspek fisiologis
keputusan
maupun psikologis yang berpengaruh pada
kepercayaan, nilai yang didasarkan pada
perilaku individu dalam penyesuaian diri
sebuah perspektif baru. Santrock (1999),
dengan orang lain, yakni: Evaluasi diri,
mendefinisikan
Harga diri, Efikasi diri, Kepercayaan diri,
periode perkembangan identitas selama
Tanggung jawab, Komitmen, Ketekunan,
dimana remaja masih memilih diantara
dan Kemandirian.
pilihan-pilihan yang bermakna. Beberapa
Semua
saling
berkaitan
dan
peneliti
mengenai
biasa
krisis
pemikiran,
sebagai
menyebutnya
suatu
dengan
menunjang untuk membentuk sinergisme,
eksplorasi dan bukan krisis. Komitmen
sehingga menjadi daya kekuatan yang
adalah sebagai bagian dari perkembangan
mampu
untuk
identitas dimana remaja memperlihatkan
menjadi pribadi yang dewasa (adequate
suatu tanggung jawab pribadi terhadap apa
personality).
yang akan mereka lakukan.
Identitas
mendorong
seseorang
Macam-macam
Status
merupakan
Berdasarkan dimensi ini Marcia, 1966
paradigma perluasan dan pengembangan
(dalam Soenens, 2004) membagi identitas
dari teori psikososial Erik H. Erikson oleh
menjadi
James Marcia. Dalam paradigma ini
didasarkan pada dua pertimbangan.
perkembangan
identitas
Status
status
identitas
empat
status
identitas
yang
telah
Apakah mereka mengalami suatu
menghasilkan dua dasar dimensi, yaitu
krisis identitas atau tidak. Pada tingkat
eksplorasi dan komitmen.
mana mereka memiliki komitmen terhadap
8
pemilihan pekerjaan, agama, serta nilai-
mampu menjalin hubungan yang intim,
nilai politik dan keyakinan.
dapat bertahan meskipun membuka diri
Keempat
kategori
itu
adalah:
pada ide baru, lebih matang dan lebih
Achievement (tinggi dalam komitmen dan
kompeten dalam berhubungan daripada
eksplorasi),
mereka dari tiga kategori status identitas
Moratorium
komitmen
dan
(rendah
tinggi
eksplorasi),
lainnya. (Marcia, tanpa tahun)
Foreclosure (tinggi komitmen dan rendah
Identitas foreclosure ; identitas ini ditandai
eksplorasi), dan Diffusion (rendah dalam
dengan tidak adanya suatu krisis, tetapi ia
komitmen dan eksplorasi), yaitu :
memiliki komitmen atau tekad. Sehingga
Identitas achievement ; seorang individu
individu
dikatakan telah memiliki identitas, jika
tentang apa yang ingin dicapai dalam
dirinya telah mengalami krisis dan ia
hidupnya, tetapi seringkali tidak sesuai
dengan
dengan
penuh
menghadapinya
tekad
dengan
mampu
baik.
Justru
seringkali
kenyataan
berangan-angan
yang
dihadapinya.
Akibatnya, ketika individu dihadapkan
dengan adanya krisis akan mendorong
pada
dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya
menghadapi dengan baik. Bahkan kadang-
mampu menyelesaikannya dengan baik.
kadang melakukan mekanisme pertahanan
Walaupun
diri
kenyataannya
ia
harus
masalah
seperti
mengalami kegagalan, tetapi bukanlah
pembentukan
akhir dari upaya untuk mewujudkan
(Dariyo, 2004)
potensi dirinya. Dariyo, (2004).
mampu
mampu
rasionalisasi,
reaksi
dan
regresi
sebagainya.
menerima saran dari orang lain, keputusan
dibuat
dibuat tidak sebagai hasil dari krisis, yang
sebagai hasil proses periode krisis dan
akan melibatkan pertanyaan dan eksplorasi
pencurahan
banyak
pikiran
serta
pilihan-pilihan yang mungkin, berpikiran
perjuangan
emosi,
orang
tua
kaku, bahagia, yakin pada diri sendiri,
membuat
bahkan mungkin puas dengan diri sendiri,
yang
kuat,
mendorongnya
keputusannya
pilihan
untuk
sendiri,
pilihan
ini yakni komitmennya dibuat setelah
dan
komitmen
membuat
tidak
Ciri seseorang yang memiliki identitas
Ciri orang yang memiliki identitas ini
yakni
realitas,
orang
tua
menjadi
dogmatis
ketika
opininya
mendengarkan ide-idenya dan memberi
dipertanyakan, hubungan keluarga dekat,
opini tanpa tekanan, flexible strength,
patuh, cenderung mengikuti pemimpin
banyak berpikir, tetapi tidak terlalu mawas
yang
diri,
perselisihan
mempunyai
rasa
humor,
dapat
bertahan dengan baik dibawah tekanan,
tahun)
9
kuat,
tidak
mudah
pendapat.
menerima
(Marcia,
tanpa
Identitas
moratorium
;
identitas
ini
kemampuannya
membuat
komitmen.
ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia
(Marcia, tanpa tahun)
tidak memiliki kemauan kuat (tekad) untuk
Identitas diffusion ; orang tipe ini, yaitu
menyelesaikan masalah krisis tersebut.
orang yang mengalami kebingungan dalam
Ada dua kemungkinan tipe individu ini,
mencapai identitas. Ia tidak memiliki krisis
yaitu : a. Individu yang menyadari adanya
dan juga tidak memiliki tekad untuk
suatu krisis yang harus diselesaikan, tetapi
menyelesaikannya. (Dariyo, 2004)
ia
tidak
mau
menunjukkan
menyelesaikannya,
bahwa
cenderung
individu
dikuasai
oleh
Ciri seseorang yang memiliki identitas
ini
ini adalah : tidak mempunyai pilihan-
prinsip
pilihan
yang
dipertimbangkan
secara
kesenangan dan egoisme pribadi. Apa yang
serius, tidak mempunyai komitmen, tidak
dilakukan seringkali menyimpang dan
yakin pada dirinya sendiri, cenderung
tidak pernah sesuai dengan masalahnya.
menyendiri, orang tua tidak mendiskusikan
Akibatnya,
stagnasi
mengenai masa depan dengannya, mereka
perkembangan, artinya seharusnya ia telah
sering bicara semua terserah mereka,
mencapai tahap perkembangan yang lebih
beberapa dari mereka tidak mempunyai
maju, namun karena ia terus-menerus tidak
tujuan hidup, cenderung tidak bahagia,
mau
sering
ia
menghadapi
mengalami
atau
menyelesaikan
masalahnya, maka ia hanya dalam tahap
itu.
b.
Orang
yang
memang
menyendiri
karena
kurangnya
pergaulan. (Marcia, tanpa tahun).
tidak
Keempat
status
identitas
tersebut
menyadari tugasnya, namun juga tidak
dapat tercermin pada satu dari kelima
memiliki komitmen. Ada kemungkinan,
bidang yang dipandang sebagai core
faktor sosial, terutama dari orang tua
domain yaitu bidang pekerjaan, bidang
kurang
religius belief, bidang ideologi politik,
memberikan
rangsangan
yang
mengarahkan individu untuk menyadari
bidang
kehidupan
akan
bidang
peran-peran
tugas
dan
tanggung
jawabnya
(Dariyo, 2004)
perkawinaan,
gender.
dan
Dengan
demikian, kata kunci dari penetapan
Ciri seseorang yang memiliki identitas
keberadaan seseorang pada status-status
moratorium adalah : dalam keadaan krisis,
identitasnya
ragu-ragu dalam membuat keputusan,
komitmen.
banyak bicara, percaya diri, tetapi juga
Waterman,
mudah cemas dan takut, pada akhirnya
suatu
mungkin akan keluar dari krisis dengan
perkembangan
adalah
eksplorasi
1982,
hipotesis
status
dan
mengemukakan
dasar
mengenai
identitas,
yaitu
transisi dari masa remaja ke masa dewasa
10
meliputi tahap penguatan status identitas
achiever (dalam Santrock, 1999). Francis,
(proses dari kematangan ego yang rendah
Fraser, & Marcia, 1989, berpendapat
ke kematangan ego yang tinggi), (Santos,
bahwa
2000). Akan tetapi dalam pandangan yang
sepanjang
umum ini , Marcia (1996) mengatakan
pribadi, keluarga, dan masyarakat tidak
orang yang berbeda akan mengikuti pola
terelakkan,
perkembangan
perubahan itu terjadi, fleksibilitas dan
yang
berbeda
pula,
siklus
ini
hidup
dapat
Perubahan-perubahan
dan
ketika
misalnya seseorang yang berada dalam
ketrampilan
yang
tahap
menjajaki
alternatif
moratorium
perkembangan
akan
mengalami
kearah
identity
diciptakan
perubahan-
diperlukan
untuk
baru
dan
mengembangkan komitmen baru dapat
achievement, tetapi mungkin orang yang
memfasilitasi
lain akan mengalami kemunduran, yaitu
untuk menghadapi perubahan-perubahan
dari tahap moratorium ke tahap identity
itu oleh individu. (Santrock, 1999).
diffusion (Santos, 2000).
Faktor-faktor
2.
Model
Perkembangan
Status
yang
Mempengaruhi
Pembentukan Identitas :
Identitas
Remaja
ketrampilan-ketrampilan
Proses pembentukan identitas menurut
berada
Marcia (1993) terjadi secara gradual sejak
atau
lahir, yakni sejak anak berinteraksi dengan
penundaan identitas. Sekurang-kurangnya
ibu dan anggota keluarga lainnya. Marcia
ada tiga aspek perkembangan remaja muda
juga
yang penting dalam pembentukan identitas
identitas, yaitu : (Desmita, 2005).
(Marcia, 1987; dalam Santrock, 1999) :
1. Tingkat identifikasi dengan orang tua
didalam
remaja
muda
terutama
penyebaran
muda
identitas
harus
membangun
mengidentifikasi
pembentukan
sebelum dan selama masa remaja
kepercayaan pada dukungan orang tua,
2. Gaya pengasuhan orang tua
mengembangkan ketekunan (a sense of
3. Adanya figure yang menjadi model
industry),
suatu
4. Harapan social tentang pilihan identitas
perspektif refleksi diri atas masa depan
yang terdapat dalam keluarga, sekolah,
mereka.
dan teman sebaya
dan
memperoleh
Acher, 1989 mengatakan, banyak
5. Tingkat keterbukaan individu terhadap
peneliti status identitas yakin bahwa pola
berbagai alternative identitas
umum individu yang mengembangkan
6. Tingkat kepribadian pada masa pra-
identitas-identitas yang positif mengikuti
adolesen atau remaja yang tumbuh
apa
menjadi dewasa sehingga memberikan
yang
disebut
siklus
“MAMA”
moratorium – achiever – moratorium –
11
sebuah landasan yang cocok untuk
kelamin yang berbahaya dan mematikan.
mengatasi masalah identitas diri.
Ketika
Metode Penelitian
membuka dirinya, sebagai seorang gay,
Metode ini menggunakan
ditanya,
mengapa
dia
berani
kajian
Agus menyatakan, bahwa dia sudah capek
literatur yang bertujuan untuk mengkaji
berbohong dengan orang lain. Dia ingin
perbedaan
jujur dan mengimbau masyarakat bisa
antara
coming
out
pada
homoseksual bedasarkan status identitas
memahami
diri
teoritik
lingkungan dan masyarakat (Inpas, 2010).
pengumpulan data yang dilakukan dengan
Berdasarkan teori yang sudah dibahas
cara mencari jurnal dengan melalui media
sebelumnya, telah diketahui Homoseksual
elektronik seperti digital library dan
terjadi karena adanya pengalaman seksual
internet.
pertama kali karena kecelakaan dan tindak
bedasarkan
tinjauan
dan
kekerasan
Pada Senin, 13 Juni 2005, pukul 08.30
sodomi) sehingga menyebabkan orang
WIB, dalam acara Good Morning di Trans
tersebut menjadi homoseksual. Menurut
TV
legalisasi
teori Sigmund Freud dalam perkembangan
perkawinan sesama jenis. Ketika itu
social anak, faktor internal bawah sadar
ditampilkan sosok pria gay bernama Agus,
dan faktor intimidasi dari lingkungan
yang mengaku sudah 13 tahun hidup
menjadi salah satu pengaruh penyebab
bersama pasangannya yang juga seorang
terjadinya homoseksual. Serta terdapat
pria. Agus, yang mengaku menyukai
fokus terhadap proses pengalaman coming
sesama
out pada tahapan ini (Vaughan, 2007)
pria
kampanye
sejak
umur
12
tahun,
(pemerkosaan
di
Pembahasan
melakukan
seksual
menerimanya
latarbelakang ia menjadi gay karena
seperti
mengalami
tertindas
Acceptence, Commitment dan Integration
dilingkungan dan keluarga, mengalami
dimana proses ini menjadi tolak ukur
kekerasan seksual, diusir oleh keluarganya,
individu semakin hanyut dalam komunitas
pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan
homoseksual.
lain, gara-gara dirinya seorang gay. Kini ia
seringkali menjadi aktivis sosial dan
bekerja
Komisi
politik untuk memperjuangkan hak yang
Perlindungan HIV/AIDS dengan tujuan
sederajat bagi mereka dan yang lainnya
untuk
serta berusaha untuk mengubah stereotype
di
sosok
sebuah
mengatasi
penyebaran
yang
LSM
dan
menyakit
mengurangi
kelamin
Awarenes,
atau
Akibatnya,
Exploration,
individu
pada
yang negatif tentang homoseksual dalam
pasangan homoseksual, karena pasangan
masyarakat. Secara internal, komitmen ini
sejenis sangat rentan terjangkit penyakit
diekspresikan melalui penerimaan penuh
12
dan
tidak
terkondisi
homoseksual
dari
laki-laki, sehingga menjadikan dirinya
dan
lebih dominan memiliki rasa feminim dan
penerimaan diri yang diartikan sebagai
begitu juga sebaliknya pada perempuan.
perasaan bangga terhadap identitasnya.
Hal inilah yang tanpa kita sadari mereka
Hal tersebut senada dengan status identitas
hadir dalam kehidupan sehari-hari, untuk
dirinya menurut Dariyo, (2004 : 84)
itu perlu penanganan yang sangat serius
menyatakan bahwa identitas achievement
dalam menghadapi homoseksual. Karena
ialah jika dirinya telah mengalami krisis
kaum homoseksual lebih rentan terhadap
dan ia dengan penuh tekad mampu
perilaku menyimpang, tindak kriminal dan
menghadapinya
Justru
bahkan menjadi salah satu penyebar
dengan adanya krisis akan mendorong
penyakit seperti HIV / AIDS. Akan tetapi
dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya
tidak sedikit kaum homoseksual yang
mampu menyelesaikannya dengan baik.
sudah berani mengeksplore dirinya di
Walaupun
lingkungan
ini
adalah
Resolusi
wanita cenderung lebih besar daripada
dari
periode
mereka.
identitas
kenyamanan
dengan
baik.
kenyataannya
ia
harus
untuk menunjukan bahwa
mengalami kegagalan, tetapi bukanlah
dirinya adalah seorang homoseksual atau
akhir dari upaya untuk mewujudkan
biasa
potensi dirinya.
(pengungkapan diri), hal itu terjadi karena
disebut
dengan
coming
out
Kesimpulan Dan Saran
kaum homoseksual sudah mulai jenuh
Berdasarkan hasil pembahasan diatas
dengan menutupi kelainan seksnya pada
dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya
masyarakat dan lingkungan bahwa dirinya
beberapa
menjadi
adalah seorang homoseksual. Untuk itu,
seseorang mengalami gangguan secara
mereka mencoba membuka diri pada
seks seperti homoseksual yakni pengaruh
lingkungan dengan cara mensosialisaikan
lingkungan yang tidak baik atau tidak
nya lewat media sosial, dan organisasi
menguntungkan
yang menaungi kaum homoseksual dengan
faktor-faktor
kematangan
bagi
seksual.
yang
perkembangan
Seseorang
yang
harapan bisa diterima di masyarakat luas
selalu mencari kepuasan relasi seksualnya,
secara positive. Walaupun harus siap
karena ia pernah menghayati pengalaman
menerima label negative dari lingkungan
homoseksual yang menggairahkan pada
dan masyarakat.
masa remaja. Tidak hanya itu Faktor
Berdasarkan kesimpulan diatas dan
bawaan atau gen, yakni dengan adanya
melihat berbagai sudut pandang literatur,
ketidakseimbangan jumlah hormon pada
maka penulis memberikan saran terutama
diri seseorang sejak lahir. Jumlah hormon
untuk para remaja bahkan dewasa yang
13
mengalami homoseksual sebaiknya untuk
sering
berkonsultasi
kepada
Gainau, M.B. (2009). Keterbukaan diri (self
disclosure) siswa dalam perspektif
budaya
dan
implikasinya
bagi
konseling.
http://www.puslit2.petra.ac.id/ejournal/i
ndex.php/jiw/artikel/view/17061
psikolog,
psikiatri dan tokoh agama agar diberikan
terapi dan arahan yang tepat dan sesuai,
serta menjauh dari lingkungan yang bisa
mempengaruhi dirinya menjadi seorang
Gay Indonesia Forum.(2012). Sejarah
Homoseksualitas. Diakses 1 Mei
2012,
diambil
dari
http://gayindonesiaforum.com/gaychat-room2/sejarah-homoseksualitast6048.html
homoseksual. Bagi para orang tua agar
lebih peka terhadap perilaku anak-anaknya
apakah
ada
kelainan
perilaku
yang
menyimpang, agar bisa ditangani sejak
Hurlock, Elizabeth B. (1973). Adolescent
Development.
McGraw
Hill
Kogakusha, Ltd., Tokyo
Hurlock,
Elizabeth
B.
(1999).
Perkembangan Anak, Jilid 2, Edisi
Keenam.
Diterjemahkan
oleh
Meitasari
Tjandrasa.
Jakarta:
Erlangga.
dini jika sianak mengalami hal-hal yang
berlainan dengan kodratnya. Sehingga
tidak
terjadi
perilaku
seksual
yang
menyimpang seperti homoseksual.
Daftar Pustaka
Adam dan Gullota, 1983 (dalam Desmita,
2005: 211), Gambaran tentang
identitas. Jakarta : Erlangga.
Hastaning, Sakti. (2008). Homoseksual:
Kelainan
Atau
Gaya
Hidup?
http://grandparagon.com, diakses 15
februari 2012.
Alwisol, (2008). Psikologi Kepribadian
Edisi Revisi. Malang : UPT
Penerbitan
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Komisi Perlindungan HIV/AIDS (2005).
Perbedaan
Homoseksual
dan
Metroseksual. Diakses 17 Februari
2011,
diambil
dari
http://m.areadewasa.com/article/lifeguide/pria-metroseksual-vs-priahomoseksual
Atkinson, L.R. (1996). Pengantar
Psikologi Jilid 2 Edisi 8. Jakarta :
Erlangga.
Dariyo, 2004 Identitas Diri Dalam
Karakteristik. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Erikson, Erick, H. 1989.Identitas dan Siklus
Hidup Manusia; Bunga Rampai 1.
Penerjemah : Agus Cremers. Jakarta :
PT. Gramedia.
Inpas, (2010) Beberapa Artikel Tentang
Homosesksual Dan Lesbian. Retrieved
at.
http://inpasonline.com/new/beberapaartikel-tentang-homoseksual-danlesbian/. Diakses tgl 26 Maret 2010.
11:20
Erikson
(1964).
Intervention
for
AdolescentIdentity
Development.
California. Sage Publications, Inc.
Kartini Kartono. (dalam Sumarlin, 2007).
Faktor
Menjadi
Homoseksual
Bandung : Bandar Maju.
14
Marcia, J.E., et.al. (1993). Ego Identity : A
Handbook
for
Psichological
Research. Springer Verlag, New York.
Supratiknya. A. Dr. Mengenal Perilaku
Abnormal. Jogjakarta: Konisius, 2003.
Tjia Regina Olivia (2012). Perbedaan
Proses Coming Out Antara Gay Dan
LESBIAN.
Skripsi
(diterbitkan).
Jakarta: Fakultas Fakultas Humaniora
Universitas Bina Nusantara Jurusan
Psikologi.
Oetomo, D. (2003). Saya homoseksual.
Diakses 12 Juni 2012, diambil dari
http://www.telaga.org/ringkasa.php?
saya-homoseksual.htm
Papu,
J.
Pengungkapan
Diri.
http://www.epsikologi.com/sosial/120
702.htm. Down Loaded 22 Maret
2007.
Vaughan, M.D (2007) Coming Out Growth
: Conceptualizing and Measuring
Stress Related Growth Associated with
Coming Out to Others As Gay or
Lesbian. Akron.
Paul, W., Weinrich, J.D, Gonsiorek, J.C.,
&
Hotvedt,M.E.
(1982).
Homosexuality
:
Social,
Psychological, and Biological Issues.
London : SAGE Publication.
Papu, J. (2002). Pengungkapan diri.
Diakses 12 Jnuni 2012, dari
http://www.epsikologi.com/sosial/120702.htm
Sarwono
(dalam Jumariani, 2005).
Pengertian Homoseksual : Fakultas
Psikologi UGM. Yogyakarta.
Sarwono, Sarlito W. (2010). Psikologi
Remaja Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Situmorang,G.N. (2000). Proses Coming
Out Pada Gay (Studi kualitatif pada 3
gay lajang). Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Soekanto (dalam Putri, 2007). Perilaku
Utama Homoseksual. Jakarta : CV
Rajawali.
Stanford
Encyclopedia
of
Philosophy.
2011. Homosexuality.
http://plato.stanford.edu/entri
es/homosexuality/ (diakses 5
Mei 2012).
15