Coming Out Pada Homoseksual Gay Berdasar

Coming Out Pada Homoseksual (Gay) Berdasarkan Identitas Gender
ABSTRAK
Oleh:
Rizki maulana 10507210
Homoseksual atau penyuka sesama jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat modern ini
dan bahkan fenomena ini sekarang sudah tampak nyata dan terlihat bermunculan di tempattempat umum. Namun kehadiran kaum homoseksual hingga saat ini masih menjadi
kontroversi. Sebagian menganggap homoseksual sebagai kelainan sedangkan ada yang
menganggap sebagai trend atau gaya hidup. Pada dasarnya, gay merupakan sebutan bagi
kaum homoseksual pria. Coming out merupakan suatu penegasan bahwa identitas seksual
sebagai homoseksual seorang individu terhadap diri sendiri dan orang lain yang
mengandung resiko berbahaya, karena individu mau tidak mau harus siap menerima label
negative dari orang lain yang menghina dirinya karena identitas seksual sebagai
homoseksual dan dalam ruang lingkup masyarakat yang lebih luas. Identitas gender adalah
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui coming out pada homoseksual bedasarkan status
identitas gender. Penelitian ini menggunakan kajian literatur untuk mengkaji coming out
pada homoseksual bedasarkan status identitas gender. Berdasarkan hasil pembahasan pada
kasus dalam kajian literature ini, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
coming out dengan status identitas gender pada homoseksual. Semakin tinggi kelainan
identitas gendernya maka semakin tinggi pula kemungkinan coming out yang akan muncul
pada individu homoseksual. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kelainan

identitas gendernya maka semakin rendah pula coming out yang muncul pada homoseksual.
Kata Kunci : Coming Out, Identitas Gender, Homoseksual
Pendahuluan
Homoseksual pertama ditemukan pada

perilaku antara individu berjenis kelamin
atau gender yang sama (Gay Indonesia

abad ke 19 oleh seorang psikolog Jerman

Forum, 2012). Sebagai orientasi seksual,

Karoly Maria Benkert. Walaupun istilah

homoseksualitas mengacu kepada "pola

ini tergolong baru tetapi diskusi tentang
seksualitas

dan homoseksualitas


berkelanjutan

telah

ketertarikan

diskusi filosofis Symposium Plato dengan

romantis"

terutama

atau

kelamin sama, "Homoseksualitas juga

sejarah ini setidaknya di Barat adalah ide

mengacu pada pandangan individu tentang


hukum alam dan beberapa interpretasi
melarang

untuk

secara eksklusif pada orang dari jenis

teori queer contemporer, yang timbul dari

yang

disposisi

pengalaman seksual, kasih sayang, atau

dimulai sejak zaman Yunani kuno pada

hukum


atau

identitas pribadi dan sosial berdasarkan

homoseksual.

pada ketertarikan, perilaku ekspresi, dan

Homoseksualitas diistilahkan dengan rasa

keanggotaan dalam komunitas lain yang

ketertarikan romantis dan seksual atau

berbagi itu.” Sarwono (2010). Referensi
1

hukum alam merupakan hukum yang

tertarik


berlaku setiap tempat dan berlaku setiap

sedangkan gay merupakan suatu istilah

saat

dalam

yang menggambarkan laki-laki ataupun

baik

perempuan yang secara fisik dan emosi

dalam agama, politik dan sebagainya.

tertarik pada orang yang berjenis kelamin

Perubahan sosial yang paling signifikan


sama. Untuk istilah gay biasanya ditujukan

melibatkan

adalah

pada kaum laki-laki saja (Hastaning,

munculnya gerakan pembebasan gay di

2008). Kematangan seksual tidak selalu

Barat. Sebuah isu sentral yang diangkat

sejajar dengan pertambahan usia. Faktor

dari

apakah


hormonal termasuk yang mempengaruhi

heteroseksualitas

seseorang berperilaku seksual sebagai

ataupun biseksualitas secara sosial muncul

lesbian maupun gay. kondisi hormon ini

semata-mata

tidak dapat dilihat secara kasat mata,

masih

perdebatan

berperan

tentang

teori

penting

homoseksual

homoseksualitas

queer

adalah

homoseksualitas,
didorong

oleh

kekuatan


biologis (Stanford, 2006).

dengan

sesama

perempuan,

hanya kaum mereka yang tahu dan dapat

Homoseksual atau penyuka sesama

merasakannya. Lesbian dan gay ini terjadi

jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat

karena ada hormon yang mempengaruhi

modern ini dan bahkan fenomena ini


yaitu feromon berupa hormon yang dapat

sekarang sudah tampak nyata dan kasat

memicu daya rangsang dan daya pikat

mata

tempat-tempat

seksual. Mereka kaum homoseksual tahu

umum. Sangat berbeda dengan tahun-

ciri khusus mana seorang lesbi atau gay,

tahun silam dimana para penyuka sesama

hal ini dapat terlihat dari jalannya, bibirnya


jenis hanya berani tampil di tempat-tempat

atau yang lainnya. Ada yang berpendapat

tertentu yang diperuntukkan khusus bagi

bahwa

kalangan mereka. Namun kehadiran kaum

pilihan hidup yang dibuat-buat, sementara

homoseksual

hingga

masih

sebagian kalangan menganggap salah satu

menjadi

kontroversi.

Sebagian

penyebab seseorang menjadi gay atau lesbi

sebagai

karena masalah psikis. Tapi kebanyakan

bermunculan

menganggap

di

saat

ini

homoseksual

homoseksualitas

suatu

kelainan sedangkan ada yang menganggap

faktor

sebagai trend atau gaya hidup. Ada dua

seseorang untuk menjadi gay atau lesbi

istilah yang terdapat pada orang yang

(Hastaning, 2008).

mempunyai kecenderungan homoseksual

lingkungan

adalah

mempengaruhi

Selain faktor hormonal, bisa saja

yaitu lesbian dan gay. Lesbian merupakan

seseorang

istilah

seorang

dikarenakan keluarga yang tidak harmonis,

perempuan yang secara emosi dan fisik

misalnya figur bapak sebagai laki-laki

yang

menggambarkan

2

menjadi

homoseksual

yang kejam membuat seseorang dapat

Adam dan Gullota, 1983 (dalam Desmita,

menjadi

homoseksual

serta

faktor

2005), menggambarkan tentang identitas

sosial)

sangat

adalah sebuah fenomena psikologi yang

seorang

kompleks. Dimana hal itu mungkin adalah

atau

sebuah cara pemikiran seseorang dalam

pemilihan orientasi seksualnya, misalnya

kepribadiannnya. Termasuk didalamnya

bagaimana orang tua mengasuh anak,

identifikasi dengan individu yang dianggap

hubungan

lingkungan

penting dalam kehidupan mulai dari awal

pergaulan dan pertemanan. Namun faktor-

masa kanak-kanak. Termasuk identifikasi

faktor ini masih perlu dipertanyakan

peranan

kembali karena ada banyak bukti anak-

penerimaan norma kelompok, dan banyak

anak dari keluarga harmonis dan bahagia

lagi.

lingkungan

(konstruksi

mempengaruhi
anak,

perkembangan

termasuk

antar

pembentukan

keluarga,

seks,

ideologi

individu,

yang tumbuh secara normal tanpa trauma

Menurut James Marcia dan Watterman

seksualitas ternyata juga menjadi penyuka

(dalam Yusuf, 2000), identitas diri merujuk

sesama jenis (Supratiknya, 2003). Faktor

kepada pengorganisasian atau pengaturan

coba-coba melakukan hubungan dengan

dorongan - dorongan, kemampuan -

sesama jenis, penasaran, mendapatkan

kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke

attachment dari sesama jenis dan merasa

dalam citra diri secara konsisten yang

nyaman dengannya

meliputi

bahkan seseorang

kemampuan

memilih

serta

yang

baik

dapat menjadi gay diawali pada masa

mengambil

kanak-kanak tetapi pada umur 15 tahun

menyangkut pekerjaan, orientasi seksual

baru mulai melakukan hubungan seksual..

dan filsafat hidup.

Atau bisa saja karena interaksi berbagai
faktor

yaitu

faktor

keputusan

Pengungkapan diri dikenal dengan

lingkungan

istilah coming out, menurut Papu (2002),

(sosiokultural),

faktor

identitas

diri,

coming out adalah pemberian informasi

biologis,

faktor

pribadi/personal

tentang diri sendiri kepada orang lain.

(psikologis). Jadi banyak faktor penyebab,

Informasi ini dapat mencakup berbagai

dan harus ditelaah dulu lebih lanjut, apa

hal seperti pengalaman hidup, perasaan,

yang

emosi,

dan

menyebabkan

individu

tersebut

menjadi homoseksual Clara (2008).

pendapat

dan

cita-cita.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Erikson (1964) mengatakan identitas

Johnson

(dalam

Gainau,

diri yang dicari remaja berupa usaha untuk

menunjukkan

menjelaskan

mampu dalam membuka diri akan dapat

siapa

dirinya,

apa

peranannya dalam masyarakat. Sedangkan

mengungkapkan
3

bahwa
diri

individu

2009),

dengan

yang
tepat.

Mereka terbukti mampu menyesuaikan

Hal ini didukung oleh

penelitian

diri, lebih percaya diri, lebih kompeten,

deskriptif kualitatif Olivia (2012), Dari data

dapat diandalkan, lebih mampu bersikap

yang didapatkan, digunakan levene’s test

positif, percaya terhadap orang lain, lebih

untuk melihat uji beda dari dua kelompok

objektif dan terbuka. Sebaliknya individu

yaitu

yang kurang mampu dalam keterbukaan

menggunakan program komputer spss

diri terbukti tidak mampu menyesuaikan

versi 17.0. Dari 30 item yang diberikan,

diri, kurang percaya diri, timbul perasaan

terdapat 17 item yang memiliki skor

takut, cemas, merasa rendah diri, tertutup.

validitas diatas 0,236. Sehingga peneliti

Coming
penegasan

out

bahwa

merupakan
identitas

suatu

gay

dan

lesbian

yang

diolah

mengambil item yang sudah memiliki skor

seksual

lebih

dari

0,236

dan

menghasilkan

sebagai homoseksual seorang individu

reliabilitas 0,864. Dari hasil uji beda antara

terhadap diri sendiri dan orang lain yang

gay dan lesbian juga didapatkan skor 0,296

mengandung resiko berbahaya. Hal ini

yang artinya lebih besar dari 0,05 (p>0,05)

artinya adalah individu mau tidak mau

yang berarti tidak menunjukkan perbedaan

harus siap menerima label dari orang lain

atau hasil kelompok varian sama. Sehingga

yang menghina dirinya karena identitas

dari hasil data tersebut dapat disimpulkan

seksual sebagai homoseksualnya dan

bahwa hipotesa yang diperoleh adalah Ho

dalam lingkup yang lebih luas, hidup

diterima yaitu tidak terdapat perbedaan

dalam masyarakat yang memusuhi (Paul

yang signifikan antara proses coming out

& Weinrich dalam Paul dkk, 1982).

gay dan lesbian. Dapat dikatakan bahwa

Bahkan Vaughan (2007), seorang

coming out antara gay dan lesbian adalah

doktor di bidang psikologi konseling

sama, hasil tersebut berbeda dengan

Universitas Akron,

asumsi awal peneliti bahwa gay lebih

review

tentang

membuat

model

sebuah

perkembangan

coming

out

dibandingkan

lesbian.

coming out homoseksual yang paling

Kenyataan ini menunjukkan bahwa gaya

terkenal dan paling berpengaruh yang

hidup

pernah dibuat oleh Cass (1996), Coleman

berisiko pada kelompok gay. Hal inilah

(1982),

yang membuat peneliti merasa tertarik

Lee

(1977),

McCarn

dan

homoseksual

untuk

Troiden (1989) yakni berupa tahapan

perbedaan coming out pada homoseksual

proses pengalaman coming out seperti

bedasarkan status identitas diri dan belum

Awareness,

adanya data yang mengeksplorasi tentang

Acceptance,

Commitment, dan Integration.
4

penelitian

perilaku

Fassinger (1996), Sophie (1986), dan

Exploration,

melakukan

dengan

tentang

kehidupan seksual kaum homoseksual

ketertarikan seksual memegang peranan

yang ada di kota Bekasi Timur.

penting dalam perasaan yang berbeda ini.

Tinjauan Pustaka

Exploration

Coming Out

Pada

Coming
penegasan

out

merupakan

bahwa

identitas

suatu

proses

mengalami

ini,

periode

homoseksual

ketertarikan

dan

seksual

keterikatan dengan homoseksual lain.

sebagai homoseksual seorang individu

Seiring dengan toleransi dan keterbukaan

terhadap diri sendiri dan orang lain yang

yang semakin tinggi untuk menyelidiki

mengandung resiko berbahaya. Hal ini

seksualitas mereka, individu mulai untuk

artinya adalah individu mau tidak mau

mencari lingkungan mereka dapat belajar

harus siap menerima label dari orang lain

dari kaum homoseksual lainnya tentang

yang menghina dirinya karena identitas

bagaimana artinya menjadi homoseksual.

seksual sebagai homoseksualnya dan

Hal ini mencakup keikutsertaan dalam

dalam lingkup yang lebih luas, hidup

organisasi, acara, atau area sosial yang

dalam masyarakat yang memusuhi (Paul

diasosiasikan

& Weinrich dalam Paul dkk, 1982).

homoseksual.

dengan

komunitas

Proses Coming out

Acceptance

Vaughan (2007), seorang doktor di

Tahap ini merupakan tahap individu

bidang psikologi konseling Universitas

menolak

Akron, membuat sebuah review tentang

menginternalisasikan

model

out

homoseksual. Selain itu, penerimaan ini

homoseksual yang paling terkenal dan

dihubungkan dengan kontak sosial yang

paling berpengaruh yang pernah dibuat

lebih luas dengan homoseksual lainnya,

oleh Cass (1996), Coleman (1982), Lee

menjalin

(1977),

kesempatan

perkembangan

coming

McCarn&Fassinger

(1996),

Sophie (1986), dan Troiden (1989).
Terdapat fokus

heteroseksual
identitas

pertemanan,
untuk

dan

dan

sebagai

mengejar

terlibat

dalam

hubungan seksual atau romantis dengan

terhadap proses

individu yang memiliki gender yang

pengalaman coming out pada tahapan-

sama.

tahapan berikut ini (Vaughan, 2007):

Commitment

Awareness
Proses

identitas

Pada proses ini, individu semakin
dengan

hanyut dalam komunitas homoseksual.

kewaspadaan awal terhadap perasaan

Akibatnya, individu seringkali menjadi

berbeda dari teman sebaya yang memiliki

aktivis

gender

memperjuangkan hak yang sederajat bagi

yang

ini

dimulai

sama.

Seringkali,
5

sosial

dan

politik

untuk

mereka dan yang lainnya serta berusaha

tertuju pada pasangan sesama jenis, dan

untuk mengubah stereotype yang negatif

tidak memiliki nilai erotik sedikitpun pada

tentang homoseksual dalam masyarakat.

pasangan dengan jenis kelamin berbeda.

Integration

1. Ciri-Ciri Gay

Periode ini fokus pada pemerolehan
kesesuaian

maksimal

antara

Seiring berkembangnya zaman kita

pribadi

mengenal mengenai pria metroseksual

dengan lingkungannya dimana individu

seperti yang diungkapkan oleh Komisi

secara aktif menggabungkan identitas

Perlindungan

pribadi dan sosial mereka dengan dan

metroseksual adalah sebuah istilah baru,

peran penting lainnya disertai dengan rasa

sebuah kata majemuk yang berasal dari

hormat terhadap keluarga, pekerjaan, dan

paduan dua istilah yakni metropolitan dan

komunitas.

heteroseksual. Istilah ini dipopulerkan

Homoseksual
Pada

HIV/AIDS

(2010)

pada tahun 1994 untuk merujuk kepada

dasarnya,

gay

merupakan

Pria

(khususnya

yang

hidup

pada

sebutan bagi kaum homoseksual pria yang

masyarakat post-industri, dengan budaya

memiliki

seperti

kapitalis) yang menampilkan ciri-ciri atau

homoseksual. Gay adalah sebutan bagi

stereotipe yang sering dikaitkan dengan

para pria yang menyukai pria, begitu pula

kaum pria homoseksual (seperti perhatian

dengan lesbi yang menyukai wanita.

berlebih terhadap penampilan), meskipun

Sarwono

dia bukanlah seorang homoseksual.

pengertian

(dalam

sama

Jumariani,

2005),

menyatakan bahwa gay adalah ketertarikan

Jika hanya melihat keduanya, pria

atau minat seorang individu pria untuk

homoseksual dan pria metroseksual sulit

mengembangkan hubungan seks dengan

dibedakan.

individu lain dari jenis kelamin yang sama.

beberapa

Soekanto

(dalam

Putri,

2007),

Karena

mereka

kesamaan,

memperhatikan

memiliki

seperti,

lebih

penampilannya.

Walau

berpendapat bahwa, homoseksual adalah

begitu, mereka berdua berasal dari dua

seseorang yang cenderung mengutamakan

komunitas

orang yang sejenis kelaminnya menjadi

metroseksual lebih kepada gaya hidup,

mitra seksual. Sedangkan Chaplin (1993)

sedangkan pria homoseksual termasuk

berpendapat bahwa homoseksual adalah

dalam

daya tarik seksual bagi anggota jenis

menyimpang. Berikut ini beberapa hal

kelamin

yang membedakannya seperti:

yang

Supratiknya

sama. Tetapi
(1995),

menurut

homoseksualitas

a)

adalah orang yang hasrat erotiknya hanya

jenis

yang

perilaku

berbeda.

seksual

yang

Penggunaan bahasa, b) Dandanan,

c) Pergaulan, d) Aksesoris,
6

Pria

e)

Hubungan asmara/percintaan,

f)

cenderung lebih besar daripada

Penampilan.

laki-laki. Hal ini dapat berpengaruh

2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya

pada sifat dan perilaku si laki-laki

Gay

tersebut. Jati diri kewanitaannya

Ada beberapa faktor yang menjelaskan

lebih

kuat

sehingga

mereka

penyebab orang menjadi homoseksual

cenderung berperilaku feminin dan

menurut Kartono (dalam Sumarlin, 2007)

selalu tertarik pada aktivitas yang

antara lain adalah :

dilakukan wanita.

a. Faktor

herediter

berupa

ketidakseimbangan

b. Faktor

hormon-

Lingkungan,

yaitu

komunitasnya lebih sering bertemu

hormon seks.

dengan laki-laki dan amat jarang

b. Pengaruh lingkungan yang tidak

bertemu dengan perempuan. Selain

baik atau tidak menguntungkan

itu juga mereka yang terlibat dalam

bagi perkembangan kematangan

kehidupan gay semata-mata karena

seksual.

gaya hidup dan materi.

c. Seseorang selalu mencari kepuasan
relasi

homoseksual,

pernah

menghayati

karena

Homoseksual terjadi karena adanya

ia

pengalaman seksual pertama kali karena

pengalaman

kecelakaan (pemerkosaan atau sodomi)

homoseksual yang menggairahkan

sehingga menyebabkan orang tersebut

pada masa remaja.

menjadi

d. Seseorang anak laki-laki pernah

bawah

homoseksual.
sadar

(faktor

faktor

internal

psikodinamik).

mengalami pengalaman traumatis

Perilaku

homoseksual

dengan ibunya, sehingga timbul

terdapat

gangguan

kebencian atau antipati terhadap

perkembangan psikososial anak. Dalam

ibunya dan semua wanita. Lalu

teori Sigmund Freud antara fase phallic

muncul

dan genital itulah terjadi proses identifikasi

dorongan

homoseksual

yang jadi menetap.

terjadi

karena

pada

fase

psikoseksual anak, apakah dirinya laki-laki

Sedangkan menurut Oetomo (dalam

atau perempuan secara psikologis.

Tobing, 2003) terdapat dua hal yang

Identitas Diri

menyebabkan seseorang menjadi gay :

Erikson (1964) mengatakan identitas

a. Faktor bawaan atau gen, yaitu

diri yang dicari remaja berupa usaha untuk

adanya ketidakseimbangan jumlah

menjelaskan

hormon pada diri seseorang sejak

peranannya dalam masyarakat. Menurut

lahir.

James Marcia dan Watterman (dalam

Jumlah

hormon

wanita
7

siapa

dirinya,

apa

Yusuf,

2000),

identitas

diri

merujuk

Eksplorasi

yaitu

(Soenens,

2004)

kepada pengorganisasian atau pengaturan

Ekspolarasi dapat didefinisikan sebagai

dorongan-dorongan,

derajat dimana ketertarikan individu dalam

kemampuan-

kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke

mencari

dalam citra diri secara konsisten yang

kepercayaan, tujuan dan proses eksplorasi

meliputi

menunjukkan percobaan dengan perbedaan

kemampuan

memilih

dan

mengambil keputusan baik menyangkut

jati

diri

mengenai

nilai,

aturan sosial, rencana dan ideologi.

pekerjaan, orientasi seksual dan filsafat

Dan komitmen adalah Komitmen

hidup.

kembali pada kesetiaan untuk patuh dalam

Karakteristik individu yang memiliki

menyatukan keyakinan, tujuan dan nilai.

identitas diri Ada beberapa ciri individu

Menurut James E. Marcia, krisis merujuk

yang memiliki identitas diri, yaitu individu

pada sesuatu yang menantang pikiran kita,

tersebut haruslah memiliki karakteristik

kepercayaan dan nilai. (Marcia, tanpa

seperti. (Dariyo, 2004) Konsep diri yakni

tahun) Komitmen membuat dan menerima

gambaran diri tentang aspek fisiologis

keputusan

maupun psikologis yang berpengaruh pada

kepercayaan, nilai yang didasarkan pada

perilaku individu dalam penyesuaian diri

sebuah perspektif baru. Santrock (1999),

dengan orang lain, yakni: Evaluasi diri,

mendefinisikan

Harga diri, Efikasi diri, Kepercayaan diri,

periode perkembangan identitas selama

Tanggung jawab, Komitmen, Ketekunan,

dimana remaja masih memilih diantara

dan Kemandirian.

pilihan-pilihan yang bermakna. Beberapa

Semua

saling

berkaitan

dan

peneliti

mengenai

biasa

krisis

pemikiran,

sebagai

menyebutnya

suatu

dengan

menunjang untuk membentuk sinergisme,

eksplorasi dan bukan krisis. Komitmen

sehingga menjadi daya kekuatan yang

adalah sebagai bagian dari perkembangan

mampu

untuk

identitas dimana remaja memperlihatkan

menjadi pribadi yang dewasa (adequate

suatu tanggung jawab pribadi terhadap apa

personality).

yang akan mereka lakukan.

Identitas

mendorong

seseorang

Macam-macam

Status

merupakan

Berdasarkan dimensi ini Marcia, 1966

paradigma perluasan dan pengembangan

(dalam Soenens, 2004) membagi identitas

dari teori psikososial Erik H. Erikson oleh

menjadi

James Marcia. Dalam paradigma ini

didasarkan pada dua pertimbangan.

perkembangan

identitas

Status

status

identitas

empat

status

identitas

yang

telah

Apakah mereka mengalami suatu

menghasilkan dua dasar dimensi, yaitu

krisis identitas atau tidak. Pada tingkat

eksplorasi dan komitmen.

mana mereka memiliki komitmen terhadap
8

pemilihan pekerjaan, agama, serta nilai-

mampu menjalin hubungan yang intim,

nilai politik dan keyakinan.

dapat bertahan meskipun membuka diri

Keempat

kategori

itu

adalah:

pada ide baru, lebih matang dan lebih

Achievement (tinggi dalam komitmen dan

kompeten dalam berhubungan daripada

eksplorasi),

mereka dari tiga kategori status identitas

Moratorium

komitmen

dan

(rendah

tinggi

eksplorasi),

lainnya. (Marcia, tanpa tahun)

Foreclosure (tinggi komitmen dan rendah

Identitas foreclosure ; identitas ini ditandai

eksplorasi), dan Diffusion (rendah dalam

dengan tidak adanya suatu krisis, tetapi ia

komitmen dan eksplorasi), yaitu :

memiliki komitmen atau tekad. Sehingga

Identitas achievement ; seorang individu

individu

dikatakan telah memiliki identitas, jika

tentang apa yang ingin dicapai dalam

dirinya telah mengalami krisis dan ia

hidupnya, tetapi seringkali tidak sesuai

dengan

dengan

penuh

menghadapinya

tekad

dengan

mampu

baik.

Justru

seringkali

kenyataan

berangan-angan

yang

dihadapinya.

Akibatnya, ketika individu dihadapkan

dengan adanya krisis akan mendorong

pada

dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya

menghadapi dengan baik. Bahkan kadang-

mampu menyelesaikannya dengan baik.

kadang melakukan mekanisme pertahanan

Walaupun

diri

kenyataannya

ia

harus

masalah

seperti

mengalami kegagalan, tetapi bukanlah

pembentukan

akhir dari upaya untuk mewujudkan

(Dariyo, 2004)

potensi dirinya. Dariyo, (2004).
mampu

mampu

rasionalisasi,
reaksi

dan

regresi

sebagainya.

menerima saran dari orang lain, keputusan

dibuat

dibuat tidak sebagai hasil dari krisis, yang

sebagai hasil proses periode krisis dan

akan melibatkan pertanyaan dan eksplorasi

pencurahan

banyak

pikiran

serta

pilihan-pilihan yang mungkin, berpikiran

perjuangan

emosi,

orang

tua

kaku, bahagia, yakin pada diri sendiri,

membuat

bahkan mungkin puas dengan diri sendiri,

yang

kuat,

mendorongnya
keputusannya

pilihan

untuk
sendiri,

pilihan

ini yakni komitmennya dibuat setelah

dan

komitmen

membuat

tidak

Ciri seseorang yang memiliki identitas

Ciri orang yang memiliki identitas ini
yakni

realitas,

orang

tua

menjadi

dogmatis

ketika

opininya

mendengarkan ide-idenya dan memberi

dipertanyakan, hubungan keluarga dekat,

opini tanpa tekanan, flexible strength,

patuh, cenderung mengikuti pemimpin

banyak berpikir, tetapi tidak terlalu mawas

yang

diri,

perselisihan

mempunyai

rasa

humor,

dapat

bertahan dengan baik dibawah tekanan,

tahun)
9

kuat,

tidak

mudah

pendapat.

menerima

(Marcia,

tanpa

Identitas

moratorium

;

identitas

ini

kemampuannya

membuat

komitmen.

ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia

(Marcia, tanpa tahun)

tidak memiliki kemauan kuat (tekad) untuk

Identitas diffusion ; orang tipe ini, yaitu

menyelesaikan masalah krisis tersebut.

orang yang mengalami kebingungan dalam

Ada dua kemungkinan tipe individu ini,

mencapai identitas. Ia tidak memiliki krisis

yaitu : a. Individu yang menyadari adanya

dan juga tidak memiliki tekad untuk

suatu krisis yang harus diselesaikan, tetapi

menyelesaikannya. (Dariyo, 2004)

ia

tidak

mau

menunjukkan

menyelesaikannya,

bahwa

cenderung

individu

dikuasai

oleh

Ciri seseorang yang memiliki identitas

ini

ini adalah : tidak mempunyai pilihan-

prinsip

pilihan

yang

dipertimbangkan

secara

kesenangan dan egoisme pribadi. Apa yang

serius, tidak mempunyai komitmen, tidak

dilakukan seringkali menyimpang dan

yakin pada dirinya sendiri, cenderung

tidak pernah sesuai dengan masalahnya.

menyendiri, orang tua tidak mendiskusikan

Akibatnya,

stagnasi

mengenai masa depan dengannya, mereka

perkembangan, artinya seharusnya ia telah

sering bicara semua terserah mereka,

mencapai tahap perkembangan yang lebih

beberapa dari mereka tidak mempunyai

maju, namun karena ia terus-menerus tidak

tujuan hidup, cenderung tidak bahagia,

mau

sering

ia

menghadapi

mengalami

atau

menyelesaikan

masalahnya, maka ia hanya dalam tahap
itu.

b.

Orang

yang

memang

menyendiri

karena

kurangnya

pergaulan. (Marcia, tanpa tahun).

tidak

Keempat

status

identitas

tersebut

menyadari tugasnya, namun juga tidak

dapat tercermin pada satu dari kelima

memiliki komitmen. Ada kemungkinan,

bidang yang dipandang sebagai core

faktor sosial, terutama dari orang tua

domain yaitu bidang pekerjaan, bidang

kurang

religius belief, bidang ideologi politik,

memberikan

rangsangan

yang

mengarahkan individu untuk menyadari

bidang

kehidupan

akan

bidang

peran-peran

tugas

dan

tanggung

jawabnya

(Dariyo, 2004)

perkawinaan,
gender.

dan

Dengan

demikian, kata kunci dari penetapan

Ciri seseorang yang memiliki identitas

keberadaan seseorang pada status-status

moratorium adalah : dalam keadaan krisis,

identitasnya

ragu-ragu dalam membuat keputusan,

komitmen.

banyak bicara, percaya diri, tetapi juga

Waterman,

mudah cemas dan takut, pada akhirnya

suatu

mungkin akan keluar dari krisis dengan

perkembangan

adalah

eksplorasi

1982,

hipotesis
status

dan

mengemukakan

dasar

mengenai

identitas,

yaitu

transisi dari masa remaja ke masa dewasa
10

meliputi tahap penguatan status identitas

achiever (dalam Santrock, 1999). Francis,

(proses dari kematangan ego yang rendah

Fraser, & Marcia, 1989, berpendapat

ke kematangan ego yang tinggi), (Santos,

bahwa

2000). Akan tetapi dalam pandangan yang

sepanjang

umum ini , Marcia (1996) mengatakan

pribadi, keluarga, dan masyarakat tidak

orang yang berbeda akan mengikuti pola

terelakkan,

perkembangan

perubahan itu terjadi, fleksibilitas dan

yang

berbeda

pula,

siklus

ini

hidup

dapat

Perubahan-perubahan

dan

ketika

misalnya seseorang yang berada dalam

ketrampilan

yang

tahap

menjajaki

alternatif

moratorium

perkembangan

akan

mengalami

kearah

identity

diciptakan

perubahan-

diperlukan

untuk

baru

dan

mengembangkan komitmen baru dapat

achievement, tetapi mungkin orang yang

memfasilitasi

lain akan mengalami kemunduran, yaitu

untuk menghadapi perubahan-perubahan

dari tahap moratorium ke tahap identity

itu oleh individu. (Santrock, 1999).

diffusion (Santos, 2000).

Faktor-faktor

2.

Model

Perkembangan

Status

yang

Mempengaruhi

Pembentukan Identitas :

Identitas
Remaja

ketrampilan-ketrampilan

Proses pembentukan identitas menurut
berada

Marcia (1993) terjadi secara gradual sejak

atau

lahir, yakni sejak anak berinteraksi dengan

penundaan identitas. Sekurang-kurangnya

ibu dan anggota keluarga lainnya. Marcia

ada tiga aspek perkembangan remaja muda

juga

yang penting dalam pembentukan identitas

identitas, yaitu : (Desmita, 2005).

(Marcia, 1987; dalam Santrock, 1999) :

1. Tingkat identifikasi dengan orang tua

didalam

remaja

muda

terutama

penyebaran

muda

identitas

harus

membangun

mengidentifikasi

pembentukan

sebelum dan selama masa remaja

kepercayaan pada dukungan orang tua,

2. Gaya pengasuhan orang tua

mengembangkan ketekunan (a sense of

3. Adanya figure yang menjadi model

industry),

suatu

4. Harapan social tentang pilihan identitas

perspektif refleksi diri atas masa depan

yang terdapat dalam keluarga, sekolah,

mereka.

dan teman sebaya

dan

memperoleh

Acher, 1989 mengatakan, banyak

5. Tingkat keterbukaan individu terhadap

peneliti status identitas yakin bahwa pola

berbagai alternative identitas

umum individu yang mengembangkan

6. Tingkat kepribadian pada masa pra-

identitas-identitas yang positif mengikuti

adolesen atau remaja yang tumbuh

apa

menjadi dewasa sehingga memberikan

yang

disebut

siklus

“MAMA”

moratorium – achiever – moratorium –
11

sebuah landasan yang cocok untuk

kelamin yang berbahaya dan mematikan.

mengatasi masalah identitas diri.

Ketika

Metode Penelitian

membuka dirinya, sebagai seorang gay,

Metode ini menggunakan

ditanya,

mengapa

dia

berani

kajian

Agus menyatakan, bahwa dia sudah capek

literatur yang bertujuan untuk mengkaji

berbohong dengan orang lain. Dia ingin

perbedaan

jujur dan mengimbau masyarakat bisa

antara

coming

out

pada

homoseksual bedasarkan status identitas

memahami

diri

teoritik

lingkungan dan masyarakat (Inpas, 2010).

pengumpulan data yang dilakukan dengan

Berdasarkan teori yang sudah dibahas

cara mencari jurnal dengan melalui media

sebelumnya, telah diketahui Homoseksual

elektronik seperti digital library dan

terjadi karena adanya pengalaman seksual

internet.

pertama kali karena kecelakaan dan tindak

bedasarkan

tinjauan

dan

kekerasan

Pada Senin, 13 Juni 2005, pukul 08.30

sodomi) sehingga menyebabkan orang

WIB, dalam acara Good Morning di Trans

tersebut menjadi homoseksual. Menurut

TV

legalisasi

teori Sigmund Freud dalam perkembangan

perkawinan sesama jenis. Ketika itu

social anak, faktor internal bawah sadar

ditampilkan sosok pria gay bernama Agus,

dan faktor intimidasi dari lingkungan

yang mengaku sudah 13 tahun hidup

menjadi salah satu pengaruh penyebab

bersama pasangannya yang juga seorang

terjadinya homoseksual. Serta terdapat

pria. Agus, yang mengaku menyukai

fokus terhadap proses pengalaman coming

sesama

out pada tahapan ini (Vaughan, 2007)

pria

kampanye

sejak

umur

12

tahun,

(pemerkosaan

di

Pembahasan

melakukan

seksual

menerimanya

latarbelakang ia menjadi gay karena

seperti

mengalami

tertindas

Acceptence, Commitment dan Integration

dilingkungan dan keluarga, mengalami

dimana proses ini menjadi tolak ukur

kekerasan seksual, diusir oleh keluarganya,

individu semakin hanyut dalam komunitas

pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan

homoseksual.

lain, gara-gara dirinya seorang gay. Kini ia

seringkali menjadi aktivis sosial dan

bekerja

Komisi

politik untuk memperjuangkan hak yang

Perlindungan HIV/AIDS dengan tujuan

sederajat bagi mereka dan yang lainnya

untuk

serta berusaha untuk mengubah stereotype

di

sosok

sebuah

mengatasi

penyebaran

yang

LSM
dan

menyakit

mengurangi

kelamin

Awarenes,

atau

Akibatnya,

Exploration,

individu

pada

yang negatif tentang homoseksual dalam

pasangan homoseksual, karena pasangan

masyarakat. Secara internal, komitmen ini

sejenis sangat rentan terjangkit penyakit

diekspresikan melalui penerimaan penuh
12

dan

tidak

terkondisi

homoseksual

dari

laki-laki, sehingga menjadikan dirinya

dan

lebih dominan memiliki rasa feminim dan

penerimaan diri yang diartikan sebagai

begitu juga sebaliknya pada perempuan.

perasaan bangga terhadap identitasnya.

Hal inilah yang tanpa kita sadari mereka

Hal tersebut senada dengan status identitas

hadir dalam kehidupan sehari-hari, untuk

dirinya menurut Dariyo, (2004 : 84)

itu perlu penanganan yang sangat serius

menyatakan bahwa identitas achievement

dalam menghadapi homoseksual. Karena

ialah jika dirinya telah mengalami krisis

kaum homoseksual lebih rentan terhadap

dan ia dengan penuh tekad mampu

perilaku menyimpang, tindak kriminal dan

menghadapinya

Justru

bahkan menjadi salah satu penyebar

dengan adanya krisis akan mendorong

penyakit seperti HIV / AIDS. Akan tetapi

dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya

tidak sedikit kaum homoseksual yang

mampu menyelesaikannya dengan baik.

sudah berani mengeksplore dirinya di

Walaupun

lingkungan

ini

adalah

Resolusi

wanita cenderung lebih besar daripada

dari

periode

mereka.

identitas

kenyamanan

dengan

baik.

kenyataannya

ia

harus

untuk menunjukan bahwa

mengalami kegagalan, tetapi bukanlah

dirinya adalah seorang homoseksual atau

akhir dari upaya untuk mewujudkan

biasa

potensi dirinya.

(pengungkapan diri), hal itu terjadi karena

disebut

dengan

coming

out

Kesimpulan Dan Saran

kaum homoseksual sudah mulai jenuh

Berdasarkan hasil pembahasan diatas

dengan menutupi kelainan seksnya pada

dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya

masyarakat dan lingkungan bahwa dirinya

beberapa

menjadi

adalah seorang homoseksual. Untuk itu,

seseorang mengalami gangguan secara

mereka mencoba membuka diri pada

seks seperti homoseksual yakni pengaruh

lingkungan dengan cara mensosialisaikan

lingkungan yang tidak baik atau tidak

nya lewat media sosial, dan organisasi

menguntungkan

yang menaungi kaum homoseksual dengan

faktor-faktor

kematangan

bagi

seksual.

yang

perkembangan
Seseorang

yang

harapan bisa diterima di masyarakat luas

selalu mencari kepuasan relasi seksualnya,

secara positive. Walaupun harus siap

karena ia pernah menghayati pengalaman

menerima label negative dari lingkungan

homoseksual yang menggairahkan pada

dan masyarakat.

masa remaja. Tidak hanya itu Faktor

Berdasarkan kesimpulan diatas dan

bawaan atau gen, yakni dengan adanya

melihat berbagai sudut pandang literatur,

ketidakseimbangan jumlah hormon pada

maka penulis memberikan saran terutama

diri seseorang sejak lahir. Jumlah hormon

untuk para remaja bahkan dewasa yang
13

mengalami homoseksual sebaiknya untuk
sering

berkonsultasi

kepada

Gainau, M.B. (2009). Keterbukaan diri (self
disclosure) siswa dalam perspektif
budaya
dan
implikasinya
bagi
konseling.
http://www.puslit2.petra.ac.id/ejournal/i
ndex.php/jiw/artikel/view/17061

psikolog,

psikiatri dan tokoh agama agar diberikan
terapi dan arahan yang tepat dan sesuai,
serta menjauh dari lingkungan yang bisa
mempengaruhi dirinya menjadi seorang

Gay Indonesia Forum.(2012). Sejarah
Homoseksualitas. Diakses 1 Mei
2012,
diambil
dari
http://gayindonesiaforum.com/gaychat-room2/sejarah-homoseksualitast6048.html

homoseksual. Bagi para orang tua agar
lebih peka terhadap perilaku anak-anaknya
apakah

ada

kelainan

perilaku

yang

menyimpang, agar bisa ditangani sejak

Hurlock, Elizabeth B. (1973). Adolescent
Development.
McGraw
Hill
Kogakusha, Ltd., Tokyo
Hurlock,
Elizabeth
B.
(1999).
Perkembangan Anak, Jilid 2, Edisi
Keenam.
Diterjemahkan
oleh
Meitasari
Tjandrasa.
Jakarta:
Erlangga.

dini jika sianak mengalami hal-hal yang
berlainan dengan kodratnya. Sehingga
tidak

terjadi

perilaku

seksual

yang

menyimpang seperti homoseksual.
Daftar Pustaka
Adam dan Gullota, 1983 (dalam Desmita,
2005: 211), Gambaran tentang
identitas. Jakarta : Erlangga.

Hastaning, Sakti. (2008). Homoseksual:
Kelainan
Atau
Gaya
Hidup?
http://grandparagon.com, diakses 15
februari 2012.

Alwisol, (2008). Psikologi Kepribadian
Edisi Revisi. Malang : UPT
Penerbitan
Universitas
Muhammadiyah Malang.

Komisi Perlindungan HIV/AIDS (2005).
Perbedaan
Homoseksual
dan
Metroseksual. Diakses 17 Februari
2011,
diambil
dari
http://m.areadewasa.com/article/lifeguide/pria-metroseksual-vs-priahomoseksual

Atkinson, L.R. (1996). Pengantar
Psikologi Jilid 2 Edisi 8. Jakarta :
Erlangga.
Dariyo, 2004 Identitas Diri Dalam
Karakteristik. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Erikson, Erick, H. 1989.Identitas dan Siklus
Hidup Manusia; Bunga Rampai 1.
Penerjemah : Agus Cremers. Jakarta :
PT. Gramedia.

Inpas, (2010) Beberapa Artikel Tentang
Homosesksual Dan Lesbian. Retrieved
at.
http://inpasonline.com/new/beberapaartikel-tentang-homoseksual-danlesbian/. Diakses tgl 26 Maret 2010.
11:20

Erikson
(1964).
Intervention
for
AdolescentIdentity
Development.
California. Sage Publications, Inc.

Kartini Kartono. (dalam Sumarlin, 2007).
Faktor
Menjadi
Homoseksual
Bandung : Bandar Maju.

14

Marcia, J.E., et.al. (1993). Ego Identity : A
Handbook
for
Psichological
Research. Springer Verlag, New York.

Supratiknya. A. Dr. Mengenal Perilaku
Abnormal. Jogjakarta: Konisius, 2003.
Tjia Regina Olivia (2012). Perbedaan
Proses Coming Out Antara Gay Dan
LESBIAN.
Skripsi
(diterbitkan).
Jakarta: Fakultas Fakultas Humaniora
Universitas Bina Nusantara Jurusan
Psikologi.

Oetomo, D. (2003). Saya homoseksual.
Diakses 12 Juni 2012, diambil dari
http://www.telaga.org/ringkasa.php?
saya-homoseksual.htm
Papu,
J.
Pengungkapan
Diri.
http://www.epsikologi.com/sosial/120
702.htm. Down Loaded 22 Maret
2007.

Vaughan, M.D (2007) Coming Out Growth
: Conceptualizing and Measuring
Stress Related Growth Associated with
Coming Out to Others As Gay or
Lesbian. Akron.

Paul, W., Weinrich, J.D, Gonsiorek, J.C.,
&
Hotvedt,M.E.
(1982).
Homosexuality
:
Social,
Psychological, and Biological Issues.
London : SAGE Publication.
Papu, J. (2002). Pengungkapan diri.
Diakses 12 Jnuni 2012, dari
http://www.epsikologi.com/sosial/120702.htm
Sarwono
(dalam Jumariani, 2005).
Pengertian Homoseksual : Fakultas
Psikologi UGM. Yogyakarta.
Sarwono, Sarlito W. (2010). Psikologi
Remaja Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Situmorang,G.N. (2000). Proses Coming
Out Pada Gay (Studi kualitatif pada 3
gay lajang). Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Soekanto (dalam Putri, 2007). Perilaku
Utama Homoseksual. Jakarta : CV
Rajawali.
Stanford
Encyclopedia
of
Philosophy.
2011. Homosexuality.
http://plato.stanford.edu/entri
es/homosexuality/ (diakses 5
Mei 2012).
15

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65