POLITIK HUKUM TENTANG TANGGUNGJAWAB NEGA

POLITIK HUKUM MENGENAI
TANGGUNGJAWAB NEGARA
TERHADAP TKA DI INDONESIA*
Dr. Wisnu Aryo Dewanto, S.H., LL.M.,
LL.M.

*) Disampaikan dalam FGD Politik Hukum Ketenagakerjaan
Asing di Era Global di Fakultas Hukum Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya, 18 Mei 2016

PENGANTAR
GLOBALISASI


Kapan globalisasi dimulai?
1.
2.



Perkembangan bentuk hak asasi manusia

Semakin tipisnya batas negara-negara

Apa alasan munculnya globalisasi?
1.
2.
3.
4.

Aturan hukum perang
Hak asasi manusia
Memperluas pasar
Isu lingkungan

PERKEMBANGAN BENTUK
HAM
 Sally Engle Mary (antrologist)







Hubungan antara negara berdaulat  munculnya “state
sovereignty” dimulai pada saat West Phalia Treaty (1648)
Kolonialisme  hukum internasional tidak hanya berlaku
bagi bangsa Eropa tapi juga tanah jajahan
Dari negara ke individu  peradilan ad hoc Nuremberg dan
Tokyo mengakui individu sebagai subyek hukum
internasional
Perang dingin: perkembangan dua sistem
1.
2.



Hukum HAM bagi negara-negara Barat fokus pada hak sipil dan
politik (kebebasan berpendapat, beragama dan lainnya)
Negara-negara Sosialis dan Komunis fokus pada hak sosial dan
ekonomi (hak untuk bekerja, rumah, makanan dal iannya)


Dari individu ke komunitas  perubahan fokus dari
individu – negara – komunitas, artinya dukungan untuk
penduduk asli (indigenous people) bukan berarti dukungan
untuk memisahkan diri dari negara atau merdeka,
melainkan lebih pada perlindungan hak dan kearifan lokal

MAKIN TIPISNYA BATAS
NEGARA

 5 hal utama munculnya kekuasaan politik global, antara

lain:
1.
2.

3.

4.

5.


Kekuasaan bergeser jauh dari negara  terbentuknya
struktur kekuasaan politik regional
Nasib komunitas manusia meluas melampaui batas negara
 manusia masih tetap bergantung pada kondisi politik
dalam negeri tetapi juga faktor-faktor lain di luar negeranya
Kompleksitas hubungan antar negara dengan wilayah 
pemahaman yang berbeda tentang hak dan kewajiban,
bagaimana kewajiban negara kepada para pengusaha lokal
jika negara menjadi pihak dalam perdagangan bebas?
Globalisasi memunculkan permasalahan baru di bidang
perbatasan  tindakan seseorang atau badan hukum di
satu negara dapat berakibat bagi orang lain di negara lain
Perbedaan antara masalah dalam negeri dan luar negeri
semakin samar (tidak jelas)  negara terjebak dalam
pergerakan arus orang, modal, budaya dan informasi
sehingga sulit membedakan apakah ini masalah lokal atau
internasional, seperti kurs mata uang

ATURAN HUKUM PERANG

Sebagai norma dasar (ius cogen)  obligatio

erga omnes
Perang tidak dapat dihindari tetapi harus
dilakukan secara lebih “manusiawi”
Aturan hukum perang berevolusi dari hukum
kebiasaan internasional yang dipraktikkan
oleh negara-negara
Aturan hukum perang adalah aturan hukum
global yang memberikan prinsip-prinsip dan
norma-norma bagi negara untuk bertindak
dan ini membatasi kedaulatan negara

HAK ASASI MANUSIA
Perkembangan hak asasi manusia global

membatasi perilaku negara dan kedaulatan
negara

MEMPERLUAS PASAR

Thomas L. Freidman mengatakan bahwa

munculnya globalisasi adalah karena
kebutuhan dasar manusia untuk
mendapatkan kesejahteraan
Pertanyaan: Apa hubungannya antara
globalisasi dan kesejahteraan?
Friedman mengatakan: “When it comes to
the question of which system today is the
most effective at generating rising staandard
of living, the historical debate is over. The
answer is free-market capitalism.”

LINGKUNGAN
Perkembangan hukum lingkungan

memunculkan isu “common heritage of
mankind”

GLOBALISASI ADALAH

BUDAYA

Lawrence M. Friedman berpendapat “the core

meaning of globalization reflects a change in scale
and in site.”
√ Globalisasi adalah berbicara tentang pergerakan

secara global dari orang, barang, gambar dan ide
√ Globalisasi adalah budaya, di mana budaya global
yang dibawa oleh teknologi
Ia mengatakan “if you dress modern, eat modern,

use modern tools, then you become modern. Your
thought process are, inevitably, altered.”
Selanjutnya, ia juga berpendapat bahwa
globalisasi akan meng-internasionalisasi-kan
masalah, seperti populasi, genosida, ekologi dan
kesehatan


APA ITU AEC?
27th ASEAN Summit pada 22 November 2015 di

Kuala Lumpur
Dampak globalisasi, di mana kedaulatan negara
tergerus oleh kekuatan di luar entitas negara,
seperti NGO, IGO dan MNC
Multilateralisme  regionalisme
Bali Concord II Tahun 2003  pelaksanaan AEC
tidak lebih dari 2020, yang meliputi: free flow of
goods, services, investment, skilled labor and freer
flow of capital  target ini kemudian dipercepat
tahun 2015 (1 Januari 2016) sebagaimana
kesepakatan pada ASEAN Leaders Summit 2007

EMPAT PILAR AEC BLUE-PRINT
Pasar tunggal dan basis produksi regional

 free flow of skilled labor salah satunya
Kawasan berdaya saing tinggi

Kawasan dengan pembangunan ekonomi
yang merata
Integrasi dengan perekonomian dunia

KONSEKUENSI HUKUM ATAS KESEPAKATANKESEPAKATAN MULTILATERAL ATAU REGIONAL
BAGI INDONESIA
 Subyek hukum internasional  NEGARA
 Hasil kesepakatan negara-negara  PERJANJIAN

INTERNASIONAL (TREATY)
 Makna TREATY, dilihat dari Pasal 2 Ayat 1(a) Konvensi
Wina 1969: “…[a]n international agreement concluded
between States in written form and governed by
international law, whether embodied in a single
instrument or in two or more related instruments and
whatever its particular designation.”
 Bagaimana negara terikat oleh suatu perjanjian
internasional?  RATIFIKASI/AKSESI
 Makna RATIFIKASI/AKSESI, dilihat dari Pasal 2 Ayat 1(b)
Konvensi Wina 1969: “…[i]n each case the

international act so named whereby a State
establishes on the international plane its consent to
be bound by a treaty.”

MAKNA RATIFIKASI BAGI
INDONESIA
 Ratifikasi merupakan tindakan negara di level

internasional

√ Ratifikasi mengikat Indonesia sebagai negara  Indonesia

meratifikasi Konvensi Buruh Migran 1990 melalui UU Nomor 6
Tahun 2012
 UU Nomor 6 Tahun 2012 bukan merupakan UU transformasi

melainkan UU pengesahan/ratifikasi untuk melaksanakan Pasal 11
UUDNRI 1945
 Pengejahwantahan atas Konvensi ini masuk ke UU Ketenagakerjaan
√ Tujuan ratifikasi adalah membuat suatu perjanjian


internasional berlaku di level internasional

 Pasal 86 Konvensi Buruh Migran 1990: “The present Convention

shall be open for signature by all States. It is subject to ratification.”
 Pasal 87 Konvensi Buruh Migran 1990: “The present Convention shall
enter into force on the first day of the month following a period of
three months after the date of the deposit of the twentieth
instrument of ratification or accession.”

KEWAJIBAN INTERNASIONAL INDONESIA
PIHAK DARI KONVENSI BURUH MIGRAN
1990

 Pasal 84: “Each State Party undertakes to adopt the

legislative and other measures that are necessary to
implement the provisions of the present Convention.”
√ Indonesia diminta untuk membuat aturan hukum yang

mengadopsi pasal-pasal dalam Konvensi Buruh Migran
1990
√ Indonesia wajib melindungi buruh migran asing yang
berada di Indonesia, bukan buruh Indonesia yang berada
di luar negeri
√ Indonesia telah memiliki UU Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
 Pertanyaan politik hukum: “Apakah UU Nomor 13 Tahun 2003

telah sesuai dengan Konvensi Buruh Migran 1990?”

√ UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan TKI di Luar Negeri

 Permasalahan dari UU ini adalah UU ini tidak dapat menjangkau

pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri karena
keberlakuan UU ini hanya di wilayah jurisdiksi Indonesia.

PERAN NEGARA DI ERA
GLOBALISASI
Menurut Hercules Booysen “Negara bukan pelaku

dalam sebuah perdagangan bebas melainkan sebagai
regulator.”
√ Syarat-syarat tenaga kerja asing dapat bekerja di

Indonesia
√ Peraturan ketenagakerjaan di Indonesia tidak boleh
bertentangan dengan kewajiban internasional yang
Indonesia emban dalam Konvensi Buruh Migran 1990
Indonesia TIDAK MUNGKIN menghalangi orang asing

masuk ke Indonesia, khususnya mereka yang berasal
dari wilayah Asia Tenggara karena salah satu
kewajiban yang diemban Indonesia adalah membuka
wilayahnya untuk SKILLED WORKER (juga unskilled
worker)

TENAGA KERJA ASING DALAM
ERA AEC
 Dengan berlakunya AEC maka Pemerintah Indonesia

hanya bisa membatasi masuknya tenaga kerja asing di
Indonesia melalui persyaratan-persyaratan teknis,
seperti:
√ Kemampuan bahasa Indonesia
√ Lama bekerja di Indonesia
√ Sektor-sektor yang dibuka bagi tenaga kerja asing
√ Skilled labor yang dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia

saat ini
 Contoh: Australia membutuhkan perawat dan kebanyakan yang

diterima dari India dan Filipina karena memiliki sertifikasi perawat
dan kemampuan bahasa Inggris
√ Apakah perusahaan-perusahaan swasta yang merekrut

tenaga kerja asing mengikuti aturan main yang dibuat oleh
Pemerintah Indonesia?

POLITIK HUKUM
Menurut Bellefroid (1952) bahwa politik hukum

adalah bagian dari ilmu pengetahuan hukum
yang mengkaji tentang perubahan yang harus
dilakukan dalam sebuah ius constitutum agar
memenuhi kebutuhan masyarakat
Kajian dari politik hukum adalah:
 Proses  pembentukan ius constituendum dari

ius constitutum dalam menghadapi perubahan
kehidupan msyarakat (act of choice)
 Produk  ius constituendum yang dipilih
(choice)

KESIMPULAN
Dalam hal tenaga kerja asing, Pemerintah

Indonesia harus mempertimbangkan
kondisi-kondisi internasional yang telah
disepakati baik dalam perjanjian
multilateral maupun regional ketika akan
membuat ius constituendum tentang
tenaga kerja asing di Indonesia agar
Indonesia tidak melanggar ketentuanketentuan internasional

TERIMAKASIH