ANALISIS SWOT UNTUK BISNIS GALERIPOS.COM
TUGAS MANAJEMEN USAHA BARU
“ANALISIS SWOT UNTUK BISNIS GALERIPOS.COM”
Dosen Oleh:
Grisna Anggadwita, ST., MSM.
Di Susun Oleh :
Fahmi Yudan Gumilar
1401154098
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 2
1)
LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 4
1)
2)
3)
DAYA SAING................................................................................................................................ 4
BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) ....................................................................................... 4
PENGERTIAN ANALISIS SWOT ............................................................................................. 9
ANALISIS & PEMBAHASAN .................................................................................................. 11
1)
2)
ANALISIS BMC.......................................................................................................................... 11
ANALISIS SWOT ....................................................................................................................... 12
KESIMPULAN ............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14
2
1)
LATAR BELAKANG
Pada era serba digital ini memungkinkan semua kegiatan bisnis yang mulanya adalah
konvensional dapat diubah menjadi bisnis digital (e-marketplace). Era digital memberi
berbagai keuntungan kepada pihak produsen hingga konsumen terkait proses bisnis yang
berjalan.
Konsep dari e-bisnis pada prinsipnya adalah sama dengan bisnis konvensional (non emarketplace), hanya saja pada e-bisnis menggunakan media digital sebagai media proses
bisnis yang dijalankan.
Di Indonesia, berbagai e-commerce dan e-marketplace sudah tidak terhitung lagi
jumalahnya. Salah satunya adalah galeripos.com yang merupakan e-marketplace yang
dimiliki oleh PT. POS INDONESIA yang merupakan saluran untuk menjual produk UKM
ke pasar menggunakan sistem online.
Dalam perkembangan usaha e-marketplace di Indonesia, atmosfer inovasi dilakukan oleh
pelaku usaha ini dalam hal fitur, layanan, desain tampilan dan keberagaraman produk
(product variety) e-marketplace. Dalam perkembangannya, jika suatu e-marketplace tidak
melakukan pengembangan atas poin-poin sebelumnya maka e-marketplace tersebut
berpotensi tidak bisa bersaing dengan e-marketplace yang lain.
Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah menjadi salah
satu alat yang berguna dalam dunia industri. Selain SWOT, Tool BMC mampu digunakan
untuk menganalis bisnis model yang digunakan dan akan mempermudah dalam hal
development. Analisa SWOT juga tidak menutup kemungkinan digunakan untuk
digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan terkait pengembangan strategi
suatu bisnis, seperti halnya untuk galeripos.com.
Permasalahan yang terdapat dari bisnis geleripos.com adalah kurang maksimal bisnis
tersebut untuk bersaing dengan bisnis e-commerce yang lain karena kurangnya inovasi
yang dilakukan. (Siahaan & Sisilia, 2013)
Dalam pembahasan ini, penyusun ingin menganalisa terkait SWOT dari bisnis model yang
diterapkan oleh galeripos.com. Memang untuk saat ini, website dari galeripos.com dalam
fase perbaikan (maintenance).
3
TINJAUAN PUSTAKA
1) DAYA SAING
Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian
sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan
pertumbuhan ekonomi. Daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni
dengan melihat tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.
Meningkatnya produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan
tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan dan peningkatan teknologi (Porter,
1990 dalam Abdullah, 2002).
Pendekatan yang sering digunakan untuk megukur daya saing dilihat dari beberapa indikator
yaitu keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif, ada juga keunggulan absolut.
Menurut Tarigan (2005:75). Keunggulan komperatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang
menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi pengmbangan daerah. Lebih lanjut menurut
tarigan (2005:75) istilah comparative adventage (keunggulan komparatif) mula-mula
dikemukakanoleh David Ricardo (1917) sewaktu membahas perdagangan antara dua
negara(Tarigan, 2005 dalam Sitorus, 2013).
Dalam teori tersebut, Ricardo membuktikan bahwa apabila ada dua negara saling berdagang
dan masing-masing negara mengkonsentrasikan diri untuk mengeksport barang yang bagi
negara tersebut memiliki keunggulan yang komperatif maka kedua negara tersebut akan
beruntung. Teryata ide tersebut bukan saja bermanfaat dalam perdagangan internasional tetapi
juga sangat penting di perhatikan dalam ekonomi regional.
Keunggulan kompetitif adalah suatu keunggulan yang dapat diciptakan dan dikembangkan.
Ini merupakan ukuran daya saing suatu aktifitas kemampuan suatu negara atau suatu daerah
untuk memasarkan produknya di luar daerah atau luar negeri. Maka dari itu, menurut Tarigan
(2005:75) seorang perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisa potensi
ekonomi wilayahnya. Dalam hal ini kemampuan pemerintah daerah untuk melihat sektor yang
memiliki keunggulan/kelemahan di wilayahnya menjadi semakin penting. Sektor inimemilik
keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat
mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang.
2) BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)
Business Model Canvas (BMC) salah satu alat strategi yang digunakan untuk
mendeskripsikan sebuah model bisnis dan menggambarkan dasar pemikiran tentang
4
bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Business Model
Generation lebih populer dengan sebutan Business Model Canvas adalah suatu alat untuk
membantu kita melihat lebih akurat rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Mengubah
konsep bisnis yang rumit menjadi sederhana yang ditampilkan pada satu lembar kanvas berisi
rencana bisnis dengan sembilan elemen kunci yang terintegrasi dengan baik didalamnya
mencangkup analisis strategi secara internal maupun ekternal perusahaan (Osterwalder,
2012).
1. Costumer Segmen
Blok bangunan Segmen Pelanggan mengambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda
yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua model
bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang
mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat
mengelompokkan mereka dalam segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku
atau atribut lain. Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa segmen
pelanggan, beasr ataupun kecil. Suatu organisasi harus memutuskan segmen mana yang
dilayani dan mana yang diabaikan (Osterwalder dan Pigneur, 2009).
Kotler dan Keller (2009), Mengatakan bahwa segmentasi pasar konsumen memiliki variabel
segmentasi utama yaitu :
a. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang
berbeda, seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota, atau lingkungan rumah
tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah
geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah, tetapi memberikan perhatian pada
perbedaan lokal.
b. Segmentasi Demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.
5
c. Segmentasi Psikografis
Psikografis adalah ilmu yang menggunakan psikologi dan demografik untuk lebih
memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografis, para pembeli dibagi menjadi
kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian atau nilai. Dan
d. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap produk tertentu.
2. Value Propositions
Blok bangunan proposisi nilai mengambarkan gabungan antara produk dan layanan yang
menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Proposisi nilai dapat memecah masalah
pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap proposisi nilai berisi gabungan
produk dan/atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik. Dalam
hal ini proposisi nilai merupakan kesatuan atau gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan
perusahaan kepada pelanggan.
3. Channels
Blok Bangunan Saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi
dengan Segmen Pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan Proposisi Nilai.
Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan
pelanggan, saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian
yang mereka alami (Osterwalder & Pigneur, 2009).
4. Costumer Relationships
Blok Bangunan Hubungan Pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang
dibangun perusahaan bersama Segmen Pelanggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus
menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangun bersama Segmen Pelanggan.
Kotler dan Armstrong (2004), customer relationship management merupakan proses
membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan
pelanggan melalui penyediaan pelayanan yang bernilai dan yang memuaskan mereka.
5. Revenue Streams
Blok Bangunan Arus Pendapatan Menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan
dari masing-masing Segmen Pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk
6
menghasilkan pemasukan). Jika pelanggan adala inti dari model bisnis, arus pendapatan
adalah urat nadinya. Perusahaan harus bertanya kepada dirinya sendiri, untuk apakah masingmasing Segmen Pelanggan benar-benar bersedia membayar? Jika pertanyaan tersebut
terjawab dengan tepat, perusahaan dapat menciptakan satu atau lebih Arus Pendapatan
mungkin memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda seperti daftar harga yang tetap,
penawaran, pelelangan, kebergantungan pasar kebergantungan volume atau manajemen hasil.
Menurut Dyckman (2002), Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lainnya atas
aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu
periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang
merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung.
6. Key Resources
Blok bangunan sumber daya utama mengambarkan aset-aset terpenting yang dipelukan agar
sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis memungkinkan perusahaan
menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar mempertahankan hubungan
dengen Segmen Pelanggan dan memperoleh pendapatan. kebutuhan sumber daya utama
berdeda-beda sesuai jenis model bisnis. Perusahaan microchip memerlukan fasilitas produksi
padat modal, sementara desainernya lebih berfokus pada sumber daya manusia. Sumber daya
utama dapat berbentuk fisik finansial, intelektual atau manusia. Sumber daya utama dapat
dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau diperoleh oleh mitra utama.
7. Key Activities
Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan
perusahaan agar model bisnisnya dapat berkerja. Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah
aktivitas kunci yaitu tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat
beroperasi dengan sukses. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci juga
diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar,
mempertahankan Hubungan Pelanggan dan memperoleh pendapatan. Seperti sumber daya
utama aktivitas-aktivitas kunci berbeda bergantung pada jenis model bisnisnya. Untuk
produsen software microsof, aktivita-aktivitas kunci mencakup pengembangan software.
8. Key Partnerships
Blok bangunan kemiktraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang
membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai
7
alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis mengurangi risiko atau
memperoleh sumber daya mereka.
9. Cost Structure
Struktur Biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model
bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting yang muncul ketika mengoperasikan
model bisnis tertentu. Menciptakan dan memberikan nilai mempertahankan hubungan
pelanggan dan menghasilkan pendapatan, menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya
semacam ini relatif lebih mudah setelah sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci dan
kemitraan utama ditentukan. Meskipun demikian, beberapa model bisnis lebih terpacu dalam
hal biaya daripada model bisnis lain.
Menurut Wasilah (2009), biaya (Cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai
pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang,
atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Biaya perlu
diklasifikasikan untuk menyampaikan dan menyajikan data biaya agar berguna bagi
manajemen dalam mencapai berbagai tujuannya. Sebelum memutuskan bagaimana
menghimpun dan mengalokasikan biaya dengan baik, manajemen dapat melakukan
pengklasifikasian biaya atas dasar :
a. Objek biaya Produk dan departemen
b. Perilaku biaya
c. Periode akuntansi
d. fungsi manajemen atau jenis kegiatan fungsional.
Masih dalam pendapat Wasilah (2009), ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam
tingkat kegiatan atau volume maka biaya-biaya dapat dikategorikan dalam tiga jenis biaya,
yaitu
a. Biaya variabel
Adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara langsung dengan adanya perubahan
tingkat kegiatan atau volume, baik volume produksi ataupun volume penjualan. Di
samping itu, biaya variabel mempunyai karakteristik umum yang lain di mana biaya per
unitnya tidak berubah. Contoh dari biaya biaya produksi yang dapat diidentifikasikan
sebagai biaya variabel adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung,
serta beberapa elemen biaya overhead pabrik dan elemen biaya penjualan.
8
b. Biaya tetap
Adalah biaya-biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan adanya perubahan
tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari tingkat kegiatan yang relevan atau
dalam periode waktu tertentu. Biaya tetap per unit akan berubah dengan adanya
perubahan volume produksi. Dalam jangka panjang biaya tetap juga akan menjadi biaya
variabel.
c. Biaya semi variabel
Adalah biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsur tetap dan unsur variabel.
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya ini harus dipisah menjadi elemen
biaya tetap dan elemen biaya variabel. Unsur tetap ini biasanya merupakan biaya
minimum yang harus dikeluarkan untuk jasa yang digunakan. Sebagai contoh dari biaya
semi variabel ini; biaya listrik, biaya telepon, biaya angkutan dan lain-lain.
3) PENGERTIAN ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT,
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada,
dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan
strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta
kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
9
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong
para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh
mereka.
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan penelitian di
Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang bersumber dalam
Fortune500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak
tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard
Business School. Namun, pada saat pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan
utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif serta belum bahkan tidak
menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisis
kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.
Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan
menambah keuntungan
dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan
menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT akan membantu kita
untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang
yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda keempat bagian tersebut. Hal
ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output
berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib” dalam sebuah permasalahan.
10
ANALISIS & PEMBAHASAN
1)
ANALISIS BMC
Menurut analisa BMC dari jurnal yang berjudul "Analisis Model Bisnis Dari Galeripos.Com
Dengan Menggunakan Business Model Canvas " (Siahaan & Sisilia, 2013) penyusun
memetakan BMC dari bisnis galeripos.com sebagai berikut:
Sumber:
Analisa Penulis (2017) dari Jurnal: "Analisis Model Bisnis Dari Galeripos.Com Dengan Menggunakan
Business Model Canvas" (Siahaan & Sisilia, 2013)
11
2)
ANALISIS SWOT
Strengths
•
•
INTERNAL
•
•
•
Perusahaan jasa pos
pertama di Indonesia
Jangkauan luas dan
jaringan distribusi
barang yang luas di
pelosok Indonesia
Memiliki peran
multifungsi (shipping
dan penjualan)
Tarif yang diberikan
lebih terjangkau
Pengelolaan sumber
daya yang fokus dan
dedicated
Weakness
•
•
•
Kurangnya publikasi
produk
Kesan kuno dan tidak
modern masih melekat
pada perusahaan
Masih kurang diminati
dikarenakan perusahaan
dianggap hanya
memberikan jasa
pengiriman surat saja
EXTERNAL
SO
- Memanfaatkan ecommerce sebagai strategi
utama bisnis
- Memberikan harga yang
kompetitif dengan tetap
mengutamakan kualitas
- Memanfaatkan nama baik
perusahaan untuk dapat
bekerja sama dengan
perusahaan lain
WO
- Menciptakan inovasi
terbaru dengan
memanfaatkan teknologi
- Variasi produk dengan
harga yang ekonomis dan
bersaing
- Melakukan kerja sama
untuk menghilangkan kesan
kuno terhadap perusahaan
ST
Threats
- Memanfaatkan email dan
• Beberapa
SDM sms untuk memperluas
memiliki jiwa yang target konsumen
kurang kompetitif
- Menciptakan competitive
• Maraknya penggunaan advantage agar memerangi
email, sms dan chating persaingan
- Melakukan training dan
menciptakan engangement
terhadap karyawan
WT
- Memanfaatkan email dan
sms untuk publikasi produk
- Co-opetition dengan
perusahaan lain untuk
bersaing dengan perusahaan
asing
- Memberdayakan karyawan
dalam memperkenalkan
transformasi perusahaan
Opportunities
•
•
•
Peningkatan teknologi
baru, seperti jejak lacak
(track and trace)
Penawaran harga yang
ekonomis
Peluang kerjasama
dengan perusahaan lain
Sumber: Analisa Penulis (2017)
12
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa galeripos.com merupakan media saluran yang
menjual produk UKM secara online yang memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktek
nyatanya, website galeripos.com sudah tidak aktif yang mempunyai indikasi belum mampu
bersaing dengan kompetitor karena lemahnya kekuatan yang dimiliki.
Seharusnya, dengan menggunakan analisis BMC dan SWOT yang sudah dilakukan galeripos.com
dapat menggunakan alternatif strategi untuk lebih memaksimalkan potensi yang dimiliki sesuai
yang dijabarkan di blok BMC (value proportion) untuk mengevaluasi weakness yang dimiliki di
bagian SWOT Analisis yang sudah dilakukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
ANGGADWITA, G., AMANI, HUSNI., SARIGIH, R., & ALAMANDA, D. T. (2017), “Competitive
Strategy of Creative Application Content in the ASEAN Economic Community: Software
Development using SWOT Analysis in Indonesia”.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50293/Chapter%20II.pdf;jsessionid=915B980B34
15D3D0055247BFC69997C6?sequence=3 diakses pada 11/2/17 12:13 PM
http://digilib.unila.ac.id/21790/20/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf diakses pada
11/2/17 1:38 PM
14
“ANALISIS SWOT UNTUK BISNIS GALERIPOS.COM”
Dosen Oleh:
Grisna Anggadwita, ST., MSM.
Di Susun Oleh :
Fahmi Yudan Gumilar
1401154098
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 2
1)
LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 4
1)
2)
3)
DAYA SAING................................................................................................................................ 4
BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) ....................................................................................... 4
PENGERTIAN ANALISIS SWOT ............................................................................................. 9
ANALISIS & PEMBAHASAN .................................................................................................. 11
1)
2)
ANALISIS BMC.......................................................................................................................... 11
ANALISIS SWOT ....................................................................................................................... 12
KESIMPULAN ............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14
2
1)
LATAR BELAKANG
Pada era serba digital ini memungkinkan semua kegiatan bisnis yang mulanya adalah
konvensional dapat diubah menjadi bisnis digital (e-marketplace). Era digital memberi
berbagai keuntungan kepada pihak produsen hingga konsumen terkait proses bisnis yang
berjalan.
Konsep dari e-bisnis pada prinsipnya adalah sama dengan bisnis konvensional (non emarketplace), hanya saja pada e-bisnis menggunakan media digital sebagai media proses
bisnis yang dijalankan.
Di Indonesia, berbagai e-commerce dan e-marketplace sudah tidak terhitung lagi
jumalahnya. Salah satunya adalah galeripos.com yang merupakan e-marketplace yang
dimiliki oleh PT. POS INDONESIA yang merupakan saluran untuk menjual produk UKM
ke pasar menggunakan sistem online.
Dalam perkembangan usaha e-marketplace di Indonesia, atmosfer inovasi dilakukan oleh
pelaku usaha ini dalam hal fitur, layanan, desain tampilan dan keberagaraman produk
(product variety) e-marketplace. Dalam perkembangannya, jika suatu e-marketplace tidak
melakukan pengembangan atas poin-poin sebelumnya maka e-marketplace tersebut
berpotensi tidak bisa bersaing dengan e-marketplace yang lain.
Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah menjadi salah
satu alat yang berguna dalam dunia industri. Selain SWOT, Tool BMC mampu digunakan
untuk menganalis bisnis model yang digunakan dan akan mempermudah dalam hal
development. Analisa SWOT juga tidak menutup kemungkinan digunakan untuk
digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan terkait pengembangan strategi
suatu bisnis, seperti halnya untuk galeripos.com.
Permasalahan yang terdapat dari bisnis geleripos.com adalah kurang maksimal bisnis
tersebut untuk bersaing dengan bisnis e-commerce yang lain karena kurangnya inovasi
yang dilakukan. (Siahaan & Sisilia, 2013)
Dalam pembahasan ini, penyusun ingin menganalisa terkait SWOT dari bisnis model yang
diterapkan oleh galeripos.com. Memang untuk saat ini, website dari galeripos.com dalam
fase perbaikan (maintenance).
3
TINJAUAN PUSTAKA
1) DAYA SAING
Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian
sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan
pertumbuhan ekonomi. Daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni
dengan melihat tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.
Meningkatnya produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan
tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan dan peningkatan teknologi (Porter,
1990 dalam Abdullah, 2002).
Pendekatan yang sering digunakan untuk megukur daya saing dilihat dari beberapa indikator
yaitu keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif, ada juga keunggulan absolut.
Menurut Tarigan (2005:75). Keunggulan komperatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang
menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi pengmbangan daerah. Lebih lanjut menurut
tarigan (2005:75) istilah comparative adventage (keunggulan komparatif) mula-mula
dikemukakanoleh David Ricardo (1917) sewaktu membahas perdagangan antara dua
negara(Tarigan, 2005 dalam Sitorus, 2013).
Dalam teori tersebut, Ricardo membuktikan bahwa apabila ada dua negara saling berdagang
dan masing-masing negara mengkonsentrasikan diri untuk mengeksport barang yang bagi
negara tersebut memiliki keunggulan yang komperatif maka kedua negara tersebut akan
beruntung. Teryata ide tersebut bukan saja bermanfaat dalam perdagangan internasional tetapi
juga sangat penting di perhatikan dalam ekonomi regional.
Keunggulan kompetitif adalah suatu keunggulan yang dapat diciptakan dan dikembangkan.
Ini merupakan ukuran daya saing suatu aktifitas kemampuan suatu negara atau suatu daerah
untuk memasarkan produknya di luar daerah atau luar negeri. Maka dari itu, menurut Tarigan
(2005:75) seorang perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisa potensi
ekonomi wilayahnya. Dalam hal ini kemampuan pemerintah daerah untuk melihat sektor yang
memiliki keunggulan/kelemahan di wilayahnya menjadi semakin penting. Sektor inimemilik
keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat
mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang.
2) BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)
Business Model Canvas (BMC) salah satu alat strategi yang digunakan untuk
mendeskripsikan sebuah model bisnis dan menggambarkan dasar pemikiran tentang
4
bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Business Model
Generation lebih populer dengan sebutan Business Model Canvas adalah suatu alat untuk
membantu kita melihat lebih akurat rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Mengubah
konsep bisnis yang rumit menjadi sederhana yang ditampilkan pada satu lembar kanvas berisi
rencana bisnis dengan sembilan elemen kunci yang terintegrasi dengan baik didalamnya
mencangkup analisis strategi secara internal maupun ekternal perusahaan (Osterwalder,
2012).
1. Costumer Segmen
Blok bangunan Segmen Pelanggan mengambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda
yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua model
bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang
mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat
mengelompokkan mereka dalam segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku
atau atribut lain. Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa segmen
pelanggan, beasr ataupun kecil. Suatu organisasi harus memutuskan segmen mana yang
dilayani dan mana yang diabaikan (Osterwalder dan Pigneur, 2009).
Kotler dan Keller (2009), Mengatakan bahwa segmentasi pasar konsumen memiliki variabel
segmentasi utama yaitu :
a. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang
berbeda, seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota, atau lingkungan rumah
tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah
geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah, tetapi memberikan perhatian pada
perbedaan lokal.
b. Segmentasi Demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.
5
c. Segmentasi Psikografis
Psikografis adalah ilmu yang menggunakan psikologi dan demografik untuk lebih
memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografis, para pembeli dibagi menjadi
kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian atau nilai. Dan
d. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap produk tertentu.
2. Value Propositions
Blok bangunan proposisi nilai mengambarkan gabungan antara produk dan layanan yang
menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Proposisi nilai dapat memecah masalah
pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap proposisi nilai berisi gabungan
produk dan/atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik. Dalam
hal ini proposisi nilai merupakan kesatuan atau gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan
perusahaan kepada pelanggan.
3. Channels
Blok Bangunan Saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi
dengan Segmen Pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan Proposisi Nilai.
Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan
pelanggan, saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian
yang mereka alami (Osterwalder & Pigneur, 2009).
4. Costumer Relationships
Blok Bangunan Hubungan Pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang
dibangun perusahaan bersama Segmen Pelanggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus
menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangun bersama Segmen Pelanggan.
Kotler dan Armstrong (2004), customer relationship management merupakan proses
membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan
pelanggan melalui penyediaan pelayanan yang bernilai dan yang memuaskan mereka.
5. Revenue Streams
Blok Bangunan Arus Pendapatan Menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan
dari masing-masing Segmen Pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk
6
menghasilkan pemasukan). Jika pelanggan adala inti dari model bisnis, arus pendapatan
adalah urat nadinya. Perusahaan harus bertanya kepada dirinya sendiri, untuk apakah masingmasing Segmen Pelanggan benar-benar bersedia membayar? Jika pertanyaan tersebut
terjawab dengan tepat, perusahaan dapat menciptakan satu atau lebih Arus Pendapatan
mungkin memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda seperti daftar harga yang tetap,
penawaran, pelelangan, kebergantungan pasar kebergantungan volume atau manajemen hasil.
Menurut Dyckman (2002), Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lainnya atas
aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu
periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang
merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung.
6. Key Resources
Blok bangunan sumber daya utama mengambarkan aset-aset terpenting yang dipelukan agar
sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis memungkinkan perusahaan
menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar mempertahankan hubungan
dengen Segmen Pelanggan dan memperoleh pendapatan. kebutuhan sumber daya utama
berdeda-beda sesuai jenis model bisnis. Perusahaan microchip memerlukan fasilitas produksi
padat modal, sementara desainernya lebih berfokus pada sumber daya manusia. Sumber daya
utama dapat berbentuk fisik finansial, intelektual atau manusia. Sumber daya utama dapat
dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau diperoleh oleh mitra utama.
7. Key Activities
Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan
perusahaan agar model bisnisnya dapat berkerja. Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah
aktivitas kunci yaitu tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat
beroperasi dengan sukses. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci juga
diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar,
mempertahankan Hubungan Pelanggan dan memperoleh pendapatan. Seperti sumber daya
utama aktivitas-aktivitas kunci berbeda bergantung pada jenis model bisnisnya. Untuk
produsen software microsof, aktivita-aktivitas kunci mencakup pengembangan software.
8. Key Partnerships
Blok bangunan kemiktraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang
membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai
7
alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis mengurangi risiko atau
memperoleh sumber daya mereka.
9. Cost Structure
Struktur Biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model
bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting yang muncul ketika mengoperasikan
model bisnis tertentu. Menciptakan dan memberikan nilai mempertahankan hubungan
pelanggan dan menghasilkan pendapatan, menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya
semacam ini relatif lebih mudah setelah sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci dan
kemitraan utama ditentukan. Meskipun demikian, beberapa model bisnis lebih terpacu dalam
hal biaya daripada model bisnis lain.
Menurut Wasilah (2009), biaya (Cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai
pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang,
atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Biaya perlu
diklasifikasikan untuk menyampaikan dan menyajikan data biaya agar berguna bagi
manajemen dalam mencapai berbagai tujuannya. Sebelum memutuskan bagaimana
menghimpun dan mengalokasikan biaya dengan baik, manajemen dapat melakukan
pengklasifikasian biaya atas dasar :
a. Objek biaya Produk dan departemen
b. Perilaku biaya
c. Periode akuntansi
d. fungsi manajemen atau jenis kegiatan fungsional.
Masih dalam pendapat Wasilah (2009), ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam
tingkat kegiatan atau volume maka biaya-biaya dapat dikategorikan dalam tiga jenis biaya,
yaitu
a. Biaya variabel
Adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara langsung dengan adanya perubahan
tingkat kegiatan atau volume, baik volume produksi ataupun volume penjualan. Di
samping itu, biaya variabel mempunyai karakteristik umum yang lain di mana biaya per
unitnya tidak berubah. Contoh dari biaya biaya produksi yang dapat diidentifikasikan
sebagai biaya variabel adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung,
serta beberapa elemen biaya overhead pabrik dan elemen biaya penjualan.
8
b. Biaya tetap
Adalah biaya-biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan adanya perubahan
tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari tingkat kegiatan yang relevan atau
dalam periode waktu tertentu. Biaya tetap per unit akan berubah dengan adanya
perubahan volume produksi. Dalam jangka panjang biaya tetap juga akan menjadi biaya
variabel.
c. Biaya semi variabel
Adalah biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsur tetap dan unsur variabel.
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya ini harus dipisah menjadi elemen
biaya tetap dan elemen biaya variabel. Unsur tetap ini biasanya merupakan biaya
minimum yang harus dikeluarkan untuk jasa yang digunakan. Sebagai contoh dari biaya
semi variabel ini; biaya listrik, biaya telepon, biaya angkutan dan lain-lain.
3) PENGERTIAN ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT,
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada,
dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan
strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta
kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
9
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong
para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh
mereka.
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan penelitian di
Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang bersumber dalam
Fortune500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak
tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard
Business School. Namun, pada saat pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan
utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif serta belum bahkan tidak
menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisis
kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.
Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan
menambah keuntungan
dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan
menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT akan membantu kita
untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang
yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda keempat bagian tersebut. Hal
ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output
berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib” dalam sebuah permasalahan.
10
ANALISIS & PEMBAHASAN
1)
ANALISIS BMC
Menurut analisa BMC dari jurnal yang berjudul "Analisis Model Bisnis Dari Galeripos.Com
Dengan Menggunakan Business Model Canvas " (Siahaan & Sisilia, 2013) penyusun
memetakan BMC dari bisnis galeripos.com sebagai berikut:
Sumber:
Analisa Penulis (2017) dari Jurnal: "Analisis Model Bisnis Dari Galeripos.Com Dengan Menggunakan
Business Model Canvas" (Siahaan & Sisilia, 2013)
11
2)
ANALISIS SWOT
Strengths
•
•
INTERNAL
•
•
•
Perusahaan jasa pos
pertama di Indonesia
Jangkauan luas dan
jaringan distribusi
barang yang luas di
pelosok Indonesia
Memiliki peran
multifungsi (shipping
dan penjualan)
Tarif yang diberikan
lebih terjangkau
Pengelolaan sumber
daya yang fokus dan
dedicated
Weakness
•
•
•
Kurangnya publikasi
produk
Kesan kuno dan tidak
modern masih melekat
pada perusahaan
Masih kurang diminati
dikarenakan perusahaan
dianggap hanya
memberikan jasa
pengiriman surat saja
EXTERNAL
SO
- Memanfaatkan ecommerce sebagai strategi
utama bisnis
- Memberikan harga yang
kompetitif dengan tetap
mengutamakan kualitas
- Memanfaatkan nama baik
perusahaan untuk dapat
bekerja sama dengan
perusahaan lain
WO
- Menciptakan inovasi
terbaru dengan
memanfaatkan teknologi
- Variasi produk dengan
harga yang ekonomis dan
bersaing
- Melakukan kerja sama
untuk menghilangkan kesan
kuno terhadap perusahaan
ST
Threats
- Memanfaatkan email dan
• Beberapa
SDM sms untuk memperluas
memiliki jiwa yang target konsumen
kurang kompetitif
- Menciptakan competitive
• Maraknya penggunaan advantage agar memerangi
email, sms dan chating persaingan
- Melakukan training dan
menciptakan engangement
terhadap karyawan
WT
- Memanfaatkan email dan
sms untuk publikasi produk
- Co-opetition dengan
perusahaan lain untuk
bersaing dengan perusahaan
asing
- Memberdayakan karyawan
dalam memperkenalkan
transformasi perusahaan
Opportunities
•
•
•
Peningkatan teknologi
baru, seperti jejak lacak
(track and trace)
Penawaran harga yang
ekonomis
Peluang kerjasama
dengan perusahaan lain
Sumber: Analisa Penulis (2017)
12
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa galeripos.com merupakan media saluran yang
menjual produk UKM secara online yang memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktek
nyatanya, website galeripos.com sudah tidak aktif yang mempunyai indikasi belum mampu
bersaing dengan kompetitor karena lemahnya kekuatan yang dimiliki.
Seharusnya, dengan menggunakan analisis BMC dan SWOT yang sudah dilakukan galeripos.com
dapat menggunakan alternatif strategi untuk lebih memaksimalkan potensi yang dimiliki sesuai
yang dijabarkan di blok BMC (value proportion) untuk mengevaluasi weakness yang dimiliki di
bagian SWOT Analisis yang sudah dilakukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
ANGGADWITA, G., AMANI, HUSNI., SARIGIH, R., & ALAMANDA, D. T. (2017), “Competitive
Strategy of Creative Application Content in the ASEAN Economic Community: Software
Development using SWOT Analysis in Indonesia”.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50293/Chapter%20II.pdf;jsessionid=915B980B34
15D3D0055247BFC69997C6?sequence=3 diakses pada 11/2/17 12:13 PM
http://digilib.unila.ac.id/21790/20/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf diakses pada
11/2/17 1:38 PM
14