MINAT GURU OLAHRAGA UNTUK MENGAJARKAN ATLETIK PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUKIT RAYA KOTA PEKANBARU

  

MINAT GURU OLAHRAGA UNTUK MENGAJARKAN ATLETIK

PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUKIT RAYA

KOTA PEKANBARU

  (Sport Teachers’ Interest In Teaching Atlethic At Elemantary School Bukit Raya, Pekanbaru) *)

  • *)

    ZAINUR

    Dosen FKIP UNIVERSITAS RIAU

  ABSTRACT

  Problems in the study was teachers’ interest in teaching athletic at elementary school Bukit Raya, Pekanbaru. The Aim was to determine interest in teaching athletic to students at elementary school. Stratified random sampling was used, 35 physical teachers at 31 elementary school in Bukit Raya, Pekanbaru. This research was conducted on September until October 2012. The instruments were questionnaires, observation, and interview. The research finding of teachers’ interest in teaching athletic at elementary school Bukit Raya, Pekanbaru were good.

  Keywords: Teachers’ Interests, Teaching Athletic ABSTRAK

  penarikan sampel sekolah secara Random Penelitian tentang minat

  (acak). Penentuan guru olahraga untuk sampel guru mengajar atletik pada menggunakan teknik

  Sekolah Dasar di

  stratified random

  Kecamatan Bukit Raya

  sampling. Penelitian

  Pekanbaru. Sekolah dilakukan dengan Dasar Negeri di memberikan angket, Kecamatan Bukit Raya pengamatan, dan Kota Pekanbaru wawancara terhadap berjumlah

  31. Guru sampel guru. Hasil olahraga di 31 sekolah penelitian menunjukkan dasar tersebut berjumlah bahwa guru olahraga 35 orang. Pengambilan

  Sekolah Dasar di data dilakukan pada Kecamatan Bukit Raya bulan September - Kota Pekanbaru senang

  Oktober 2012. Dalam dan berminat dalam melaksanakan penelitian mengajarkan dan ini penulis melakukan menerapkan pengajaran atletik di sekolahnya.

  Kata kunci: minat mengajar, atletik PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini dilakukan untuk mencerdaskan bangsa, jasmani dan rohani. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah mendirikan berbagai lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan. Tujuan lembaga tersebut harus mengacu pada undang- undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam merealisasikan tujuan pendidikan sebagaimana yang digariskan UU No 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan GBHN tersebut pemerintah telah mendirikan berbagai lembaga pendidikan yang mempunyai tingkat tertentu dan mengajarkan berbagai bidang studi.

  Pengajar olahraga merupakan suatu bagian dari pembangunan nasional, karena pendidikan olahraga di samping sarana yang ampuh untuk memberi bentuk terhadap anak didik, juga sebagai sarana untuk mempersiapkan generasi muda perjuangan bangsa yang sehat dan kuat jasmani dan rohaninya, sehingga olahraga diajarkan di semua tingkat sekolah. Pengajar olahraga di sekolah dasar merupakan bidang studi yang penting, karena pengajaran olahraga dapat menumbuhkan sifat pemberani dalam diri anak didik, serta tantangan dan mampu bekerja sama dengan teman-temannya, sekaligus dapat menumbuhkan solidaritas yang tinggi terhadap orang lain.

  Olahraga atletik merupakan dasar untuk memupuk dan membina pertumbuhan badan, keberanian, kepercayayan pada diri sendiri, kekuatan, keterampilan dan keluwesan. Ditinjau dari segi pelaksanaan, atletik merupakan olahraga yang sederhana, sehingga dijadikan pokok bahasan dalam pengajaran olahraga di Sekolah Dasar. Menurut Widya (2004:121), atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, jalan, lempar, dan lompat.

  Keberhasilan pengajaran bidang studi olahraga, khususnya atletik di Sekolah Dasar sangat erat hubungannya dengan guru bidang studi olahraga. Selain itu minat guru olahraga juga berpengaruh terhadap pelaksaan pengajaran atletik, karena segala bentuk pengajaran di Sekolah Dasar umumnya hal yang baru. Lain halnya pada tingkatan SMTP maupun SMTA pengajaran olahraga atletik merupakan pengajaran lanjutan.

  Pengajaran atletik menuntut aktifitas guru, karena memerlukan keahlian, praktek langsung, sehingga bagi guru yang kurang berminat atletik membosankan.Minat guru dalam mengajarkan atletik dipengaruhi oleh kebiasaan, kesenangan dan kecenderungan yang datang dalam guru tersebut. Lengkapnya fasalitas dan sarana dan prasarana serta motivasi dari siswa, pimpinan sekolah, tanpa minat serta kemauan yang keras

  196 untuk memajukan olahraga atletik tidak akan pernah tercapai. Motivasi, sarana dan prasarana olahraga atletik hanyalah sebagai alat untuk menunjang terlaksananya pengajaran atletik di sekolah.

  Seluruh Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru yang berjumlah 31 Sekolah dijadikan sebagai populasi. Guru olahraga di 31 sekolah dasar tersebut berjumlah 35 orang. Pengambilan data dilakukan pada bulan September- Oktober 2012. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis melakukan penarikan sampel sekolah secara Random (acak). Sampel guru dipilih dengan menggunakan teknik stratified

  random sampling. Dalam penetapan

  sampel, Kasto (1981:106) menyatakan, besarnya sampel (sampel size) yang harus diambil untuk mendapatkan data yang representatif. Besarnya tidak boleh kurang dari 10% dari jumlah populasi dan ada pula penelitian yang menyatakan bahwa besarnya sampel minimum 5% dan jumlah satuan elementer dari populasi.

  Bertolak dari pendapat di atas maka penelitian ini tidak mengikut sertakan semua populasi setelah ditetapkan 31 sekolah dan 35 guru olahraga. Besarnya sampel yang ditetapkan adalah 15 sekolah (48,38%) dari populasi sekolah dan 15 guru olahraga (42,85%) dari jumlah populasi guru sekolah.

  Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan pengisian angket. Data yang dikumpulkan dari responden meliputi:

  1. Kesenangan guru olahraga dalam mengajarkan atletik.

  2. Minat guru olahraga dalam mengajar atletik

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAAN

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan melakukan wawancara, observasi, dan pengisian angket. Data yang dikumpulkan dari responden sebanyak 15 orang guru olahraga sekolah dasar di kecamatan Bukit Raya diolah dengan teknik sebagai berikut :

  Pencatatan terhadap hasil observasi yang dirangkum dengan wawancara. Data tersebut diolah dalam bentuk data kuantitatif. Pentabulasian data dan pengelompokan data yang relevan diklafikasikan untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pengelompokan data dari responden berdasarkan angket yang disebarkan kepada responden yang dikelompokkan dalam klasifikasi A untuk sangat baik, B untuk baik, C untuk nilai cukup, D untuk nilai kurang.

  Setelah data yang diinginkan terkumpul, diolah menurut statistik deskripsi dengan tabulasi frekuensi dan persentase. Penyebaran angket sebagai sampel penelitian terhadap guru olahraga Sekolah Dasar di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru sesuai dengan indikator untuk pemecahan masalah dan pembuktian hipotesis dapat menggambarkan minat, usaha dan

  197 kesenangan guru dalam mengajarkan Sekolah Dasar tersebut dalam atletik di sekolah dasar. Hasilnya akan mengembangkan pengajaran olahraga. berhubungan dengan prestasi siswa Dari cabang-cabang olahraga dalam olahraga atketik dan pencapaian yang diajarkan di sekolah dasar, hasil belajar sesuai dengan kurikulum pelajaran atletik disenangi guru. Hal pendidikan olahraga serta aktivitas ini tergambar pada tabel di bawah ini :

  198 Tabel 1. Tanggapan Guru dalam mengajarkan Olahraga di Sekolah Dasar Kecamatan.

  

No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  1 A Sangat Senang 2 13,33

  2 B Senang 12 86,67

3 C Kurang Senang

  4 D Tidak senang Jumlah 15 100

  Tabel di atas menunjukan bahwa Rasa senang Guru Olahraga Guru Olahraga Sekolah Dasar di mengajarkan atletik di Kecamatan Kecamatan Bukit Raya Kota Bukit Raya tersebut tidak sepenuhnya Pekanbaru menyatakan senang menjadikan atletik sebagai pengajaran mengajarkan olahraga atletik sebanyak atletik dalam bentuk permainan 13 orang (86,67%) dan tidak ada (0%) sebagaimana tertera dalam tabel yang mengatakan kurang senang dan berikut : tidak mengajarkan olahraga atletik.

  Tabel 2. Tanggapan Guru dalam Mengajarkan Permainan dari Olahraga Atletik

No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  1 A Sangat Setuju 4 26,66

  2 B Setuju 8 53,33

3 C Kurang Setuju

  3

  20

  4 D Tidak setuju Jumlah 15 100

  Berdasarkan wawancara penulis hal yang tidak diinginkan. Hal dengan guru olahraga, kurang ini terjadi di beberapa sekolah setujunya guru dalam mengajarkan yang siswanya banyak permainan melalui atletik adalah sedangkan gurunya 1 orang. karena :

  1. Areal permainan yang kurang Pelaksanaan pelajaran olahraga memadai atletik di luar jam pelajaran apalagi

  2. Dalam permainan memerlukan dalam kegiatan luar sekolah seperti pengawasan untuk menjeda hal- melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler jarang dan tidak dilaksanakan sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Pelaksanaan Pelajaran atletik di luar jam pelajaran olahraga.

  No Option Uraian Frekuensi Persentase(%)

  2

  6

  4 33,33 40 26,67

  Jumlah 15 100

  Pelaksanaan pengajaran atletik bila semata-mata dilaksanakan pada jam pelajaran olahraga tidak mungkin mendapatkan hasil yang memadai karena pelajaran olahraga di sekolah dasar tidak hanya atletik juga pelajaran lainnya. Usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam atletik sebenarnya dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kegiatan olahraga atletik yang dilakukan di luar jam pelajaran tersebut dinyatakan pada tabel berikut ini :

  Tabel 08. Praktek olahraga atletik yang dilaksanakan guru di luar jam pelajaran No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  1

  3

  Tidak Pernah

  4 A B C D Sering Sekali Sering Jarang

  Tidak Pernah

  2

  11

  2 13,33 73,33 13,33

  Jumlah 15 100

  5

  4 A B C D Sering Sekali Sering Jarang

  1

  8

  2

  3

  4 A B C D Sering Sekali Sering Jarang

  Tidak Pernah

  1

  5

  1 6,66 33,33 53,33

  3

  6,67 Jumlah 15 100

  Kurangnya keinginan guru untuk melaksanakan hal tersebut karena pada waktu pelajaran kosong tersebut siswa tidak membawa pakaian olahraga. Selain itu umumnya pelajaran kosong tersebut pada jam-jam terakhir dan

  Sekolah Dasar yang menggunakan sistem guru kelas. Bila terjadi hal yang demikian biasanya diganti pelajaran lain di luar pelajaran yang menggunakan guru khusus.

  Tabel 07. Pelaksanaan Pelajaran Atletik bila Guru Olahraga Tidak Hadir.

  No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  1

  2

  199 Guru-guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bukit Raya menyenangi pelajaran atletik dari pada pelajaran olahraga lainya. Bahkan apabila disuruh memilih yang mendapatkan prioritas utama adalah atletik. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Mendahulukan Pelajaran Atletik dari pada Olahraga lainya.

  

No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  

No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  Berdasarkan observasi dan pengamatan langsung yang penulis laksanakan diperoleh keterangan kenyataan setuju tersebut disebabkan karena responden tersebut tidak menguasai teknik dan tidak punya keinginan untuk belajar terhadap apa yang tidak diketahuinya. Bagi yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju hal ini karena guru tersebut

  20 Jumlah 15 100

  60

  20

  3

  9

  3

  Tidak Setuju

  4 A B C D Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju

  3

  2

  1

  Tabel 14. Pernyataan Guru Olahraga Sekolah Dasar Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Kurangnya Motivasi disebabkan karena kurang ahli.

  1

  Pendidikan profesi guru olahraga berpengaruh terhadap pelaksanaan pengajaran, aktifitas serta prestasi siswa. Hal ini menyangkut kemampuan guru dalam memberikan pelajaran, metode dan teknik serta ditunjang oleh kemampuan dirinya dalam bidang atletik. Kurangnya minat siswa dan guru dalam melaksanakan pelajaran atletik baik di sekolah maupun diluar jam pelajaran, diantaranya disebabkan kurangnya motivasi dari guru yang bersangkutan. Kurang motivasi tersebut disebabkan oleh guru yang bersangkutan kurang ahli di bidang atletik. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya diterima oleh guru olahraga di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru berdasarkan kenyataan pada tabel di bawah ini :

  Dalam menerapkan pelajaran atletik diperlukan kompetensi baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan dilaksanakan berbagai kegiatan lomba atletik tersebut, dapat memacu aktivitas siswa sehingga mencapai hasil yang baik di bidang atletik.

  20 6,67 Jumlah 15 100

  60

  4 13,33

  6

  9

  2

  Tidak Setuju

  4 A B C D Setuju Sekali Setuju Kurang Setuju

  3

  2

  199 200 tamatan Sekolah Guru Olahraga (SGO) bahkan ada yang dalam taraf menyelesaikan sarjana pendidikan (Program Studi Pendidikan olahraga ).

  Respon siswa Sekolah Dasar terhadap atletik memperoleh jawaban yang berbeda berdasarkan option yang dijawab oleh responden, sebagaimana dinyatakan dalam tabel di bawah ini : Tabel 18. Respon Terhadap Pernyataan Atletik Membosankan bagi Siswa.

  1

  6 responden (40%), menyatakan kurang benar sebanyak 5 responden (33,33%) dan yang menyatakan tidak benar sebanyak 4 responden (26,67%).

  Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada (0%) siswa menanggapi negatif pengajaran atletik, siswa yang menanggapi benar sebanyak

  15 100

  40 33,33 26,67 Jumlah

  4

  5

  6

  Tidak Benar

  4 A B C D Benar Sekali Benar Kurang Benar

  3

  2

  

No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  

Tabel 21. Tanggapan Responden (guru) atas pernyataan bahwa olahraga atletik tidak mendapat

tanggapan positif dari siswa.

  Untuk pengembangan kegiatan olahraga khususnya atletik diperlukan kerjasama yang baik dengan pihak- pihak terkait seperti kepala sekolah, guru kelas dan siswa sendiri. Kerja sama tersebut sangat diperlukan bagi guru olahraga karena menyangkut aktifitas dan pengembangan kegiatan olahraga. Berikut ini penulis kemukakan respon unsur-unsur tersebut dalam bentuk tabel sebagai berikut:

  Jika ditinjau dari hasil rata-rata terhadap pernyataan tersebut maka sebagian besar guru (73,33) sepakat bahwa olahraga atletik tidak membosankan bagi siswa. Keberhasilan guru dalam memotivasi serta variasi pengajaran atletik menjadikan atletik disenangi dan diminati siswa. Guru yang menyatakan setuju atletik membosankan karena guru tersebut terikat dengan teori yang ada.

  Jumlah 15 100

  5 26,67 40 33,33

  6

  4

  Tidak Setuju

  4 A B C D Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju

  3

  2

  1

  201

  

Tabel 22. Tanggapan Responden atas Pernyataan bahwa Olahraga Atletik tidak mendapatkan respon

positif dari kepala sekolah.

  

Tabel 23. Tanggapan Responden atas Pertanyaan bahwa Olahraga Atletik tidak Mendapat

Tanggapan Positif dari Guru Kelas atau Bidang Studi Lain.

  15 100

  40 33,33 26,67 Jumlah

  4

  5

  6

  Tidak Benar

  4 A B C D Benar Sekali Benar Kurang Benar

  3

  2

  1

  

No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  Pernyataan benar sekali dan benar diberikan responden disebabkan oleh kurangnya usaha kepala sekolah dalam menunjang pelaksanaan olahraga atletik seperti sarana dan prasarana yang diperlukan. Alasan lain yang dikemukakan oleh guru yang juga yang diakui kepala sekolah adalah tidak tersedianya dana khusus untuk pengadaan sarana dan prasarana olahraga atletik baik dari DEPDIKBUD maupun orang orang tua siswa melalui BP3 atau masyarakat sekitar sekolah.

  

No Option Uraian Frekuensi Persentase (%)

  40 33,33 Jumlah 15 100

  20

  5 6,67

  6

  3

  1

  Tidak Benar

  4 A B C D Benar Sekali Benar Kurang Benar

  3

  2

  1

  202 Dari ketiga pertanyaan terhadap siswa,

DAFTAR PUSTAKA

  kepala sekolah dan guru kelas atau bidang studi lain berdasarkan pernyataan responden Depdikbud. 2009. Tuntunan Mengajar dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Atletik. Jakarta: Depdikbud. pengajaran atletik di sekolah dasar kecamatan Kasto, I Made. 1981. Pelatihan Olahraga. Bukit Raya mendapat dukungan dari pihak Jakarta: Rineka Cipta siswa, kepala sekolah dan guru kelas atau Poerwadarminta. 1988. Kamus umum bahasa bidang studi lainnya. Walaupun ada Indonesia. Jakarta;:Balai Pustaka. responden yang mengalami kebalikannya Depdiknas. 2009. UU NO.2 tentang SISTEM namun hal tersebut persentasinya kecil. PENDIDIKAN NASONAL. Jakarta:

  Depdiknas KESIMPULAN Sukarman. 1996. Dasar-dasar Olahraga. Jakarta : CV. Haji Massaging. Berdasarkan pengolahan data dapat Widya. 2004. Buku Pintar Olahraga. Jakarta: disimpulkan :

  Lancar Aksara.

  1. Guru olahraga Sekolah Dasar di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru senang pada olahraga atletik. Hal ini terbukti dari 5 item angket yang diajukan kepada responden 4 item (80%) baik dan 1 item (20%) cukup.

  2. Guru olahraga Sekolah Dasar di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru berusaha dalam meningkatkan pengajaran atletik. Karena dari 11 pertanyaan yang diajukan hanya 4 item (57,14%) yang menjawab baik, sisanya item (42,86%) dijawab kurang.

  3. Guru olahraga Sekolah Dasar di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru berminat dalam mengajarkan atletik.

  Terbukti dari 11 item pertanyaan yang diajukan 3 item yang dijawab kurang baik (27,27%) yang menjawab baik sedangkan 8 item (72,72%) menjawab baik.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONFLIK PERAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUNGAI PENUH DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL

0 0 18

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA, KELUARAG DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN SMK NEGERI 1 KOTA SUNGAI PENUH

0 0 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN SIETEM REWARD TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

0 0 17

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN KOTA PARIAMAN ARTIKEL

0 1 12

PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

0 0 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL

0 0 16

PENGARUH MORAL DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN KERINCI

2 2 16

DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP KINERJA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI RIAU The Impact of Fiscal Policy on Performance of Agriculture in Riau Province Dinda Julia, Alla Asmara dan Heriyanto

0 0 16

ANALISIS EKONOMI USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU Economic Analysis of Lowland Rice Farming in Rambah Samo District Rokan Hulu Regency Darus, Saipul Bahri dan Ujang Paman

0 0 6

PENGARUH JUMLAH TENAGA PENJUAL TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN POLIS PADA PT. GREAT EASTERN LIFE INDONESIA CABANG PALEMBANG

0 1 14