RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

7.1.1 Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar (basic need) masyarakat. Kondisi perumahan dan permukiman akan mengindikasikan pula taraf kesejahteraan kehidupan masyarakat. Ketersediaan perumahan dan permukiman yang layak bagi masyarakat akan merupakan bentuk atau perwujudan adanya “pemerataan” dalam pembangunan. Sejalan dengan kebijaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia umumnya dan Kota Payakumbuh khususnya, secara prinsip menekankan upaya pemenuhan kebutuhan akan rumah layak huni.

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

  1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2017-2021) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021 khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

  4. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

  5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1 /PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 0% pada tahun 2021. Berdasarkan Dokumen Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaaan (SPPIP) yang telah disusun, arah kebijakan pengembangan Permukiman di Kota Payakumbuh seperti pada Tabel 7.1 berikut :

Tabel 7.1 Arah Kebijakan Pengembangan Permukiman di Kota Payakumbuh Tujuan Kebijakan

  Mewujudkan permukiman yang nyaman,

  1. Pengurangan beban fungsi pusat kota layak dan berkarakter bagi setiap golongan dengan pendistribusian fungsi ke penduduk kawasan lainnya

  2. Pengembangan kawasan-kawasan permukiman baru sebagai penggerak pengembangan kota

  3. Pengendalian kawasan yang sedang berkembang dan yang berkembang pesat

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021 7.1. 2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

a. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Secara umum pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di kota Payakumbuh masih dihadapkan pada permasalahan-permasalahan menyangkut penyediaan perumahan dan kawasan permukiman yang masih kurang terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah (MBM dan MBR). Permasalahan ini muncul dengan meluasnya pertumbuhan kawasan permukiman yang kurang tertata dengan baik terutamanya, terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana pendukung, dan belum optimalnya fungsi dan peran kelembagaan terutamanya yang terkait dengan penyediaan informasi. Hal ini menyebabkan meluasnya kawasan permukiman kumuh di Kota Payakumbuh. Beberapa isu strategis dalam pengembangan Permukiman di Kota Payakumbuh diuraikan seperti pada Tabel 7.2 berikut :

Tabel 7.2 Isu Strategis Dalam Pengembangan Permukiman Skala Kota No Isu-isu Strategis Keterangan

  Terbatasnya peluang untuk memperoleh pelayanan a. dan kesempatan berperan di bidang perumahan dan kawasan permukiman, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin dan beroendapatan rendah.

  b. Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021

  pelaksanaannya kondisi dan proses perijinan, sertifikasi hak atas tanah, belum adanya terstandar biaya yang jelas.

  a. tingkat urbanisasi yang Kebutuhan perumahan semakin tinggi, sementara b. ketersediaan lahan untuk perumahan bersifat konstan.

  c. Pesatnya jumlah permintaan perumahan, sementara jumlah rumah yang terbangun belum memenuhi angka permintaan perumahan

  d. Kelangkaan prasarana dan sarana dasar, ketidakmampuan memelihara dan memperbaiki lingkungan permukiman yang ada

  e. Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas

2. Isu Lingkungan umum (PSU) yang memadai.

  Ketidakmampuan masyarakat miskin dan f. berpenghasilan rendah untuk mendapatkan rumah yang layak dan terjangkau serta memnuhi standar lingkungan permukiman yang responsive (sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan) Masih rendahnya kualitas permukiman baik secara g. fungsional, lingkungan maupun visual wujud lingkungan.

  h. Secara fisik lingkungan, masih banyak ditemui kawasan permukiman yang telah melebihi daya tampung dan daya dukung lingkungan mengakibatkan permukiman kumuh a. Dipengaruhi oleh keterbatasan kinerja tata pemerintahan diseluruh tingkatan, sehingga

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021

  masih kurang

b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  Kondisi eksisting permukiman dan infrastruktur yang mendukung untuk permukiman yang layak huni maupun tidak layak huni yang ada di Kota Payakumbuh seperti pada Tabel 7.3 berikut :

Tabel 7.3 Kondisi Eksisiting Permukiman dan Infrastruktur Pendukung Kategori Kondisi Eksisting Kondisi Infrastruktur Pendukung Permukiman Permukiman

  Kondisi permukiman layak  Masih ada kondisi jalan yang kurang baik, huni dan sebagian besar kawasan permukiman memiliki jalan yang masih dengan permukaan tanah kawasan permukiman tidak  Beberapa memiliki drainase dan jika ada drainase namun belum berfungsi secara optimal  Ada beberapa kawasan yang tidak memiliki sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan sarana limbah lainnya yang kurang memadai

  Kondisi rumah yang tidak  Masih terdapat di kawasan permukiman layak huni tidak memiliki jamban atau prasarana air limbah yang memadai  Kondisi drainase yang kurang baik dan pelimpasan air limbah yang bercampur

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021

  bagian dari kebijakan pembangunan nasional perlu terus ditingkatkan. Seiring dengan itu, pembangunan permukiman perlu dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana dan berkesinambungan. Upaya peningkatan dan pengembangan pembangunan perumahan dan permukiman dengan berbagai aspek permasalahannya merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi dan sosial budaya untuk mendukung ketahanan nasional, menjamin kelestarian lingkungan hidup dan meningkatkan mutu kehidupan manusia Indonesia dalam berkeluarga, berbangsa dan bernegara.Seiring dengan kemajuan perkembangan kota, proses urbanisasi pun merupakan konsekuensi logis yang harus dihadapi oleh Kota Payakumbuh. Peningkatan jumlah penduduk ini memberikan dampak kepada peningkatan kebutuhan akan perumahan. Pendatang tanpa bekal ekonomi dan kecakapan harus menghadapi kenyataan untuk hidup tidak menentu atau menggelandang. Walaupun kondisi ini belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap persoalan perkotaan, tapi tanpa penanganan dan antisipasi sejak dini akan menjadi “bom waktu” di kemudian hari.

  Perkembangan Kota Payakumbuh cenderung lebih terpusat di wilayah Kecamatan Payakumbuh Barat bila dibandingkan dengan 4 (empat) wilayah kecamatan lainnya. Dengan demikian jumlah penduduk yang bermukimpun menjadi lebih banyak sehingga mengakibatkan areal permukimannya meningkat pula sejalan dengan perkembangan penduduk. Perkembangan jumlah rumah yang sebagian besar pembangunannya dikerjakan sendiri oleh masyarakat dan pengembang/developer mulai memperlihatkan grafik yang naik. Penyebaran

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021

  dicarikan solusinya oleh Pemerintah Kota Payakumbuh dalam pengembangan permukiman seperti diuraikan pada Tabel 7.4 berikut ini :

Tabel 7.4 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman di Kota Payakumbuh

  N Aspek Pengembangan Permasalahan Tantangan Alternatif o Permukiman yang Dihadapi Pengembangan Solusi

1. Aspek Teknis

  a. Pemberlakuan Perlu disusun rencana pelaksanaan otonomi pembangunan dan a. Perencanaan

  1. Perencanaan perumahan dan kawasan permukiman yang daerah memberikan pengembangan perumahan belum optimal kesempatan kepada dan permukiman di daerah

  2. Konsep Kasiba belum optimal daerah untuk (RP4D) di Kota dilaksanakan berkembang lebih payakumbuh. pesat sehingga perkembangan Kota Payakumbuh akan

  b. Sumber Data

  1. Keterbatasan data mengenai menjadi magnet bagi masyarakat di sekitar perumahan dan kawasan kota untuk permukiman melakukan komuting

  2. Beberapa kebutuhan data ataupun menetap. sulit dikumpulkan dan diakses

  Aktivitas urbanisasi ini di tingkat bawah tidak dapat dihindari dan harus menjadi pemikiran bagi pemerintah kota, khususnya instansi terkait.

  Perlu adanya keberlanjutan

  c. Sarana dan Prasarana

  1. Penyediaan Prasarana dan

  b. Pembangunan

  Sarana Umum primer yang perumahan membuka kegiatan pendataan dan peluang bagi wilayah monitoring pembangunan seharusnya menjadi tanggung jawab stakeholder belum sekitar kota untuk dan perumahan di daerah terpenuhi menjadi daerah dalam rangka penyiapan pemukiman baru data-data perumahan yang

  2. Banyaknya prasarana dan terutama untuk akan digunakan sebagai sarana terkait Perumahan dan pengembangan acuan dalam perencanaan, Kawasan Permukiman yang tidak terpelihara dengan baik perumahan ke pinggiran pelaksanaan, pengendalian kota karena dan evaluasi pembangunan pembangunan perumahan perumahan pada dasarnya merupakan bagian integral dari pembangunan permukiman. Hal ini akan memicu semakin tingginya konversi lahan. lahan

  d. Lahan

  c. Konversi

  1. Pembebasan lahan yang susah pertanian dan dan kriteria lokasi yang tidak perkebunan menjadi sesuai dengan tata ruang areal permukiman akan

  2. Pembangunan perumahan memberikan pengaruh yang tidak pada lahan besar terhadap aspek peruntukan yang tepat/ sesuai lain misalnya penurunan sehingga menimbulkan produksi pertanian, kekumuhan dan masalah ketersediaan air bersih sosial dan lain-lain

  3. Keterbatasan ketersediaan tanah (tingginnya harga tanah)

2. Aspek Kelembagaan

  Perhatian pemerintah

  Koordinasi

  1. Belum adanya lembaga/ a.

  daerah terhadap

  dinas yang menangani

  pembangunan bidang Cipta

  perumahan secara khusus

  Karya khususnya kegiatan

  2. Kurangnya koordinasi

  Pengembangan Permukiman

  antar instansi dan pelaku

  yang masih rendah

  pembangunan

  3. Banyaknya program yang tumpang tindih

  4. Perijinan yang susah dan cenderung membebani (harga rumah naik)

  1. Lemahnya dukungan

b. Kebijakan

  kebijakan dan aturan main di daerah

  2. Masalah perumahan dan kawasan permukiman belum menjadi prioritas bagi daerah

  3. Kegiatan monitoring dan evaluasi perumahan dan kawasan permukiman belum maksimal.

  1. Anggaran yang terbatas

c. Anggaran

  2. Pembangunan perumahan dan kawasan pemukiman belum menjadi prioritas dalam perencanaan daerah

  3. Alokasi anggaran untuk pembiayaan pembangunan bidang perumahan dan permukiman persentasenya masih kecil

3. Aspek Pembiayaan

  1. Persyaratan untuk mengajukan KPR ada yang menyulitkan konsumen antara lain SPT Tahunan

  2. Belum adanya pembiayaan yang mudah, murah dan cepat seperti misalnya proses KPR terlambat (1 berkas maksimal 7 bulan) untuk dapat diselesaikan

  4. Aspek Peran Serta Kurangnya sosialisasi di masyarakat/ Pihak tingkat masyarakat, Swasta sehingga masyarakat

  bersikap apatis terhadap program perumahan dan kawasan permukiman

  Sumber : Hasil Analisis, 2014

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021 7.1. 3 Analisi Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan digunakan untuk menganalisa kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kota. Adapun yang menjadi acuan di Kota Payakumbuh mengacu pada target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD. Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat diuraikan pada Tabel

  7.5 berikut :

Tabel 7.5 Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Potensi/Permasalahan

  

Pembangunan Permukiman Karakteritik Kawasan Kebutuhan Pengembangan

dan Infrastruktur Perkotaan

  Timbulnya perumahan padat Di pusat kota terutama yang Mengendalikan pengembangan a. yang cenderung kumuh berdekatan dengan kawasan kawasan permukiman perdagangan, yang pendapatan Mengarahkan pengembangan b. masyarakatnya mash rendah. kawasan permukiman ke tempat lain selain kawasan pusat kota

  Penataan kawasan padat dan c. cenderung kumuh

  d. Menyediakan perumahan layak bagi penduduk berpenghasilan rendah Perbaikan kondisi ekonomi e. masyarakat berpenghasilan rendah

  f. Menanamkan kebiasaan hidup sehat pada masyarakat g. Menyediakan infrastruktur yang lengkap pada kawasan pengembangan permukiman

  Berubahnya beberapa Di pusat kota yang semakin

  a. Revitalisasi kawasan perumahan perumahan tradisional berkembang tradisional menjadi perumahan formal b. Melibatkan masyarakat dalam menjaga kelestarian perumahan tradisional

  c. Menjadikan kawasan tradisional sebagai kawasan wisata budaya Belum siapnya permukiman baru dalam penyediaan perumahan dan infrastruktur yang lengkap

  Kawasan pengembangan permukiman baru a. Penyediaan kawasan permukiman baru yang dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai

  b. Membuka peluang alternatif lain dalam penyediaan perumahan c.

  Mendorong masyarakat dan swasta untuk terlibat dalam pembangunan permukiman dengan infrastruktur yang lengkap

  Beberapa kawasan pengembangan perkotaan telah mulai berkembang menjadi kawasan permukiman baru yang belum terkendali dengan baik dan dapat beresiko menjadi kumuh dan tidak diantisipasi

  Kawasan permukiman baru di Kecamatan Payakumbuh Barat yang mulai berkembang pesat a. Penataan dan pengendalian kawasan permukiman yang mulai tumbuh dan berkembang

  b. Menumbuhkan kesadaran hidup sehat pada masyarakat c. Melibatkan masyarakat dalam menjaga dan mengawasi pengembangan kawasan

  Kurang optimal fungsi drainase yang sudah terbangun karena tidak terpelihara dengan baik

  Tersebar di setiap kecamatan Peningkatan kesadaran masyarakat dalam memelihara drainase agar lebih optimal fungsinya

  Tidak kontinuenya pembangunan drainase pada suatu ruas jalan

  Tersebar di setiap kecamatan Pembangunan drainase sesuai dengan masterplan drainase kota

  Belum optimalnya pelayanan pengelolaan air limbah

  Tersebar di setiap kecamatan Perlunya aturan dan penanganan yang jelas dalam pengelolaan limbah Masih terdapat rumah yang belum memiliki MCK Di kawasan yang berpenduduk miskin

  Bantuan penyediaan MCK Belum optimalnya pengelolaan sampah

  Terutama sangat dibutuhkan dikawasan permukiman padat yang didalamnya terdapat berbagai macam aktivitas seperti perumahan, perdagangan dan jasa serta perkantoran a. Perlunya kerjasama semua pihak dalam pengelolaan sampah b. Perlunya masterplan pengelolaan sampah kota

  Sudah ada program pengomposan di beberapa kelurahan

  Dilakukan pada kelurahan- kelurahan yang dipilih sebagai percontohan

  a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam pengolahan sampah rumah tangga b. Memperluas program pengomposan pada kelurahan- kelurahan yang lainnya

  Masih ada penduduk yang tidak mendapatkan pelayanan air bersih

  Kawasan yang dhuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah

  Peningkatan jaringan air bersih dan penyediaan air bersih bagi penduduk berpenghasilan rendah

  Masih terdapat jalan lingkungan permukiman dengan kondisi buruk

  Kawasan yang dhuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah

  Perbaikan kondisi jalan lingkungan Belum terpenuhinya secara optimal RTH lingkungan sesuai dengan arahan RTRW

  Setiap kawasan mulai dari RT sampai kecamatan a.

  Penyediaan RTH

  b. Penataan RTH yang sudah ada Masih dibutuhkannya prasarana dan sarana penunjang untuk kesiagaan terhadap bencana disetiap permukiman

  Setiap kawasan permukiman terutama permukiman padat a. Penyediaan prasarana dan sarana pencegahan dan penanggulangan bencana b.

  Butuh kesadaran masyarakat untuk ikut mewujudkan kawasan dan masyarakat siaga bencana Tidak berfungsinya terminal angkutan umum

  Terminal antar kota dan di dalam kota Butuh penataan terminal

  Masih kurangnya ketersediaan fasilitas parkir Terutama dikawasan perdagangan dan kawasan wisata budaya (heritage)

  Butuh penyediaan dan pengelolaan fasilitas parkir Belum terkoordinasinya setiap sektor yang terlibat dalam penyediaan permukiman dan infrastruktur

  Kota Payakumbuh secara keseluruhan a. Butuh manajemen pembangunan yang bagus dalam mengkoordinir setiap sektor

  b. Butuh SDM yang handal c.

  Butuh data dan informasi yang akurat berkaitan dengan permukiman dan infrastruktur yang ada

  Sumber : Dokumen SPPPIP dan Analisis, 2014

7.1.4 Program-program Sektor Pengembangan Permukiman

  Pengembangan perumahan dan permukiman diprioritaskan pada lokasi dengan memperluas lahan terbangun yang sudah ada. Pengembangan ini didasarkan pada beberapa hal yakni : (a) kriteria kepadatan penduduk dan bangunan, (b)pengaturan tata letak bangunan dan (c)faktor pengikat kawasan permukiman. Analisa kebutuhan akan pengembangan permukiman di suatu kawasan diperlukan menghitung kebutuhan prasarana dan sarana dasar, dan atas dasar iniah disusun usulan program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman. Beberapa program dan kegiatan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah dalam pengembangan permukiman pada suatu kawasan dengan melibatkan beberapa stakeholder terkait adalah :

  Pengembangan air bersih diarahkan kepada sistem pendistribusian dan a. peningkatan kualitas pelayanan; Pengembangan dibidang kebutuhan listrik diarahkan kepada penambahan daya; b.

  c. Pengembangan terhadap kebutuhan telepon diarahkan kepada penambahan sistem sambungan; d. Pengembangan penanganan persampahan diarahkan untuk melengkapi sarana dan prasarana pengolahan dan pengangkutannya;

  Pengembangan drainase diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas e. saluran drainase.

  Untuk usulan bidang Perumahan dan permukiman, pemerintah Kota Payakumbuh menetapkan beberapa usulan yang dibagai kedalam beberapa program.

Tabel 7.6 Program dan Kegiatan Usulan Bidang Perumahan Permukiman

NO PROGRAM TUJUAN KEGIATAN TINDAK LANJUT

  Sembilan (Padang Alai Bodi, Koto Panjang, Payobasuang)

  b. Jalan agropolitan Kapalo Koto Ampangan – Situjuh Gadang

  c. Jalan agropolitan Padang Ambacang – Limbukan

  d. Jalan agropolitan Padang Solok – Sawah Padang Aur Kuning

  e. Jalan agropolitan Limbukan – Padang Karambia

  f. Jalan lingkungan Payolansek – Talang

  1 Program pembangunan jalan lingkungan perdesaan meningkatkan dan memperlancar akses transportasi dan perekonomian masyarakat a. Jalan agropolitan Bukik Patah

  h. Kawasan Sungai Durian i. Jalan kawasan Koto Panjang –

  Lampasi j. Jalan kawasan Payobasung

  a. Komitmen Pembebasan lahan

  b. Penyusunan DED pembangunan jalan

  2 Program peningkatan penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan mengatasi dan memperbaiki kondisi permukiman kumuh di perkotaan perlu penanganan prasarana dan sarana dasar permukiman

  a. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP);

  b. Rencana pengembangan kawasan permukiman prioritas

  g. Jalan Tanjung Harapan ke Kalumpung Payobasung

  (RPKPP);

  c. Rencana tindak penanganan kawasan kumuh perkotaan; d. Penataan kawasan kumuh perkotaan.

  3 Program penanganan perluasan jangkauan

  a. Penyediaan lahan kawasan kawasan perumahan bagi pelayanan prasarana dan perumahan bagi MBR; masyarakat berpenghasilan sarana dasar permukiman

  b. Pembangunan prasarana dan rendah utamanya di perumahan sarana bagi perumahan MBR; masyarakat berpenghasilan

  c. Pembangunan perumahan rendah (MBR) bagi MBR

  4 Program penanganan penanganan masalah Penanganan kawasan rawan bencana kawasan rawan bencana kebencanaan dan meminimalisir terdapatnya korban pada kawasan- kawasan rawan bencana, dipandang perlu untuk melakukan peningkatan kesiagaan penanganan

  5 Program pengembangan mendukung terlaksananya

  a. Pembebasan lahan kawasan prasarana dan sarana kawasan pertanian agropolitan Bukit Patah Sembilan; kawasan agropolitan perdesaan dengan

  b. Penyusunan DED kawasan ketersediaan prasarana dan agropolitan Bukit Patah Sembilan; sarana perkotaan sebagai

  c. Penanganan kawasan wujud dari konsep perdesaan potensial/ kawasan agropolitan agropolitan Bukit Patah Sembilan.

  d. Penyusunan DED Infrastruktur kawasan Agribisnis e. Penataan ruang dan revitalisasi kawasan khusus

  6 Program penataan ruang mewujudkan keserasian,

  1. Penataan dan revitalisasi kawasan dan revitalisasi kawasan keteraturan dan tradisional Koto Kociak Kubu khusus keharmonisan penggunaan Tapak Rajo; dan pemanfaatan ruang

  2. Penataan dan revitalisasi kawasan sesuai dengan undang- Nunang Daya Bangun; undang penataan ruang

  3. Penataan dan revitalisasi kawasan sepanjang bantaran sungai Batang Agam;

  4. Penataan dan revitalisasi kawasan sepanjang bantaran sungai Batang Lampasi;

  5. Supervisi penataan dan revitalisasi kawasan kota Payakumbuh

  Sumber : Hasil Analisis, 2014

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021

7.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

  Usulan Program dan Kegiatan untuk Pengembangan Permukiman di Kota Payakumbuh diuraikan secara detail seperti pada lampiran I Laporan ini.

7.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

  Bangunan gedung dan lingkungannya merupakan tempat manusia melakukan kegiatannya, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan produktivitas dan jati diri manusia. Penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung yang andal, berjati diri serta seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya. Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Bangunan gedung dan lingkungannya merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan dalam penyelengaraannya setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis

  B

  IDANG C

  IPTA K ARYA 2017-2021

7.2.1 Arah kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang- Undang dan peraturan antara lain :

  a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

  b. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

  c. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

  d. Peraturan Menteri PU Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

  e. Peraturan Menteri PU Nomor 1/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimun Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

  Arahan kebijakan penataan bangunan dan lingkungan di Kota Payakumbuh terlihat dari pencapaian penataan bangunan gedung dan lingkungan dengan adanya kepatuhan dan keteriban masyarakat dalam mendirikan bangunan baru. Pencapaian ini dapat terwujud dengan adanya peraturan daerah Kota Payakumbuh tentang bangunan gedung. Beberapa pencapaian bangunan gedung dan lingkungan terlihat pada kawasan-kawasan seperti pada Tabel

  7.7 berikut :

Tabel 7.7 Kebijakan Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Untuk Kawasan No Peruntukan Kawasan Arah Pengembangan Keterangan

  1 Perumahan - pola linier mengikuti jaringan jalan dan membentuk kelompok permukiman

  • Arah pengembangan ke depan diarahkan untuk mengisi lahan-lahan kosong yang belum termanfaatkan sebagai lahan terbangun di sepanjang jalan yang ada dan rencana pengembangan jalan

  2 Perdagangan dan Jasa - Kondisi eksisting masih terkonsentrasi pada pusat Kota Payakumbuh - Belum berkembang menjadi sebuah kawasan yang terarah.

  3 Perkantoran - Pusat perkantoran pemerintah masih tersebar di beberapa lokasi.

  Perlu regulasi tentang penegasan penetapan Kubu gadang sebagai pusat pemerintahan Kota Payakumbuh

  • Pengembangan kawasan kubu gadang Kecamatan Payakumbuh Utara sebagai lokasi pusat pelayanan efisiensi pemerintahan

  4 Fasilitas Sosial (kesehatan, pendidikan dan peribadatan)

  • Belum tersebar secara merata di tiap-tiap pusat kegiatan lingkungan

  Untuk pengembangan selanjutnya perlu penempatan fasilitas tersbut secara merata di setiap pusat kegiatan lingkungan.

  5 Ruang Terbuka Hijau, Rekreasi dan Olah Raga

  Kawasan Pasar Ibuh, Ngalau Indah Mempersiakan lahan untuk pengembangan RTH, pusat rekreasi dan olahraga masyarakat

  Sumber : Hasil Analisis, 2014

  Selain kebijakan penataan bangunan gedung dan lingkungan yang diuraikan pada Tabel 7.7 diatas, arah kebijakan penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kota Payakumbuh juga memperhatikan beberapa hal yakni ;

  a. Aspek Planologis dan Arsitektur Kota b.

  Ketentuan Planologis c. Sesuai dengan jenis peruntukan dan penggunaan yang ditentukan.

  d. Arah ketinggian bangunan dan intensitas ruang

  e. Jaringan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki (pedestrian) tersedia dengan baik sesuai yang ditentukan.

  f.

  Memenuhi penyediaan fasilitas pendukung dan atau fasilitas umum sesuai ketentuan termasuk juga sarana untuk transportasi umum, shelter, jembatan penyeberangan dan sebagainya bila diperlukan.

  g. Memperhatikan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang ditetapkan pada kawasan tersebut.

  Adapun lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga dapat meningkatkan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi :

  a.

  Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  • Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
  • Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

  • Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur
  • Pelatihan teknis c.

  Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

  • Bantuan Teknis Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan - Paket dan Replikasi

7.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Isu Strategis a.

  Konsep pertumbuhan dan perkembangan Kota Payakumbuh mengikuti pola konsentrik

  (concentrict zone theory) dimana pusat kawasan perniagaan Kota

  Payakumbuh atau CBD sebagai pusat utama kegiatan di sekitarnya tidak hanya di kawasan perkotaan tetapi juga dalam lingkup regional disekitarnya. Penetapan ini memacu pertumbuhan kegiatan perkotaan yang cukup pesat, baik di sektor perdagangan dan jasa, perumahan dan permukiman, pemerintahan/perkantoran dan pelayanan umum, dan sektor perotaan lainnya. Keterbatasan jumlah lahan pada CBD menyebabkan kebutuhan dalam penyediaan lahan dalam menampung perkembangan kota yang terus meningkat.

Tabel 7.8 Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Isu Strategis Sektor PBL di Kota No Kegiatan Sektor PBL

  1. Penataan Lingkungan

  a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui Permukiman RTBL

  b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan;

  d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi local

  e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal

  f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan

  Penyelenggaraan Bangunan

  2. Tertib pembangunan dan keandalan a.

  Gedung dan Rumah bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, Negara kenyamanan dan kemudahan)

  Pengendalian penyelenggaraan bangunan b. gedung dengan perda bangunan gedung di kota c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/

b. Kondisi Eksisiting

  Beberapa kondisi eksisting peruntukan pemanfaatan ruang di Kota Payakumbuh dalam upaya penataan bangunan dan lingkungan adalah seperti pada

Tabel 6.9 berikut :Tabel 7.9 Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Payakumbuh No Peruntukan Kawasan Jenis Bangunan Fasilitas Tambahan yang diijinkan

  1 Kawasan

  Permukiman

  hunian tunggal (bangunan rumah tunggal harian, rumah peristirahatan/villa, rumah toko, rumah kantor, industri rumah tangga/home industry, dan rumah dinas) dan hunian komunal dapat dilengkapi dengan sarana pelayanan sosial dan ekonomi yang terbatas untuk melayani kebutuhan harian dengan skala pelayanan lingkungan perumahan

  2 Kawasan

  Perdagangan dan Jasa

  a. bangunan usaha perdagangan (ritel dan grosir): toko, warung, tempat perkulakan, serta pertokoan; b. bangunan perkantoran: kantor swasta/pemerintah dan niaga; c. bangunan penginapan: hotel,

  guest house, motel,

  hostel, serta penginapan;

  d. bangunan penyimpanan: gedung tempat parkir, show

  room, serta gudang;

  e. bangunan tempat pertemuan: aula dan tempat konferensi; bangunan pariwisata dan area bermain Cagar budaya, kawasan rawan bencana.

  a.

  3 Kawasan Ruang

  b. Sempadan sungai/situ/mata air

  Terbuka

  c. Ruang Terbuka Hijau Binaan (Taman Kota dan Pemakaman Umum)

  Sumber : Hasil Analisis, 2014

Tabel 7.10 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota Penataan Bangunan dan Lingkungan

  N PERDA/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan

  Keterangan Bupati/Peraturan lainnya

  O

  No. Peraturan Perihal Thn

  Peraturan Bangunan dalam wilayah Kota

  Nomor. 16 2011

  Payakumbuh Daerah

  Petunjuk pelaksanaan pemberian IMB Nomor. 3

  1996 Perwako dalam wilayah Kota Payakumbuh Pelaksanaan peraturan daerah nomor

  Nomor. 21 2001 Perwako 05 tahun 2001 tentang Izin

  Memberikan Bangunan Petunjuk Pelaksanaan Penertiban

  Nomor. 1 2004 Perwako

  Bangunan Nomor. Pembentukan Badan Kebijaksanaan dan

  065.19/864/wk.pyk/ 2003 SK Walikota

  Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kota (BKP4K) 2003

  Sumber : Bagian Hukum Setdako Payakumbuh, 2014

  Kondisi eksisting penataan bangunan dan lingkungan di Kota Payakumbuh dapat

  Tabel 7.11

Penataan Lingkungan Permukiman

  No Kab/ Kota/ Kawasan Kawasan Tradisional/ Bersejarah Dukungan Infrastruktur Cipta Karya RTH Pemenuhan SPM Penanganan Kebakaran Luas RTH Lokasi RTH % Luas RTH Keter sedia an

  IMB %

  IMB Keterse diaan HSBGN % HSB GN Instansi Pemadam Kebakaran Prasarana & Sarana Kebakaran

  Tradisional Kel. Balai Kaliki Jalan lingkung, Drainase, dan

1. Kota Payakumbuh Kaw.

  PJU 17% - - - - - - - - Sumber : RTRW Kota Payakumbuh, 2012

Tabel 7.12 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

  No. Kab/Kota

Kegiatan PNPM

Mandiri

  Kegiatan lainnya

  1. Kota Payakumbuh ada Kegiatan SLBM, Sanimas dan Rehab

  Rumah Tidak Layak Huni

  Sumber : Hasil Analisis, 2014

  Permasalahan dan Tantangan c.

  Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang diuraikan secara jelas pada tabel 7.13 berikut :

Tabel 7.13 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kota Payakumbuh Aspek Penataan

  Tantangan No Bangunan dan Permasalahan yang dihadapi Alternatif Solusi Pengembangan Lingkungan

  1 Aspek Teknis Kurang ditegakkannya aturan Perlu strategis dan - Penyempurnaan a. keselamatan, keamanan dan upaya dalam aturan yang telah ada kenyamanan Bangunan Gedung pemenuhan target untuk menjawab termasuk pada daerah-daerah rawan MDGs, SPM 2021 dan kebutuhan bencana

  Universal Acces. masyarakat. Prasarana dan sarana hidran kebakaran - Penegakan aturan b. banyak yang tidak berfungsi dan kurang yang telah ditetapkan mendapat perhatian. dengan penerapan

  Proses pemberiaan Perijinan IMB yang punish dan reward c. tidak sesuai dengan Perda RTRW d. Banyak bangunan tanpa IMB.

  e. Banyak bangunan yang dibangunan

  melanggar Garis Sempadan Bangunan Masih kurang diperhatikannya f. kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran

  g. Menurunnya fungsi kawasan dan

  terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage

  Pemerintah Kota Payakumbuh masih h. belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang baru hasil pembangunan sejak 2003-2013.

  i.

  Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang cacat j. Pemberian perijinan dan pembangunan gedung belum didasarkan pada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

  2 Aspek Kelembagaan a.

  Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman. yang diindikasikan dengan masih b. Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman c. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

  • Untuk pemenuhan kebutuhan akan SDM yang mampu dan cakap dalam pengelolaan bangunan maka perlu diberikan diklat teknis untuk peningkatan kompetensi.
  • Penetapan regulasi dan kelembagaan yang jelas untuk bangunan gedung

d. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan

  Bangunan Gedung serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan

  e.

  Pemerintah Kota Payakumbuh belum memiliki atau melembagakan institusi/ kelembagaan dan Tim Ahli Bangunan Gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan

f. Pemerintah Kota belum memiliki dan

  menyusun manajemen pencegahan kebakaran serta belum melakukan pemeriksaan berkala terhadap prasarana dan sarana penanggulangan bahaya kebakaran agar selaku siap pakai setiap saat

  3 Aspek Pembiayaan Minimnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas penataan bangunan dan lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM

  Pendanaan melalui APBD propinsi, APBN, maupun CSR

  4 Aspek Peran/ Serta Masyarakat / Swasta

  Pelaksanaan pembangunan lingkungan permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan belum diterapkan

  Sumber : Hasil Analisis, 2014

7.2.3 Analisisi Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Konsep terencana dan tidak terencana dalam pengembangan permukiman dan perumahan di perkotaan selalu dihadapkan dengan kebutuhan sarana dan prasarana yang tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan penduduk pada suatu daerah, sebagai akibat perkembangan yang wajar pada suatu kota, dimana elemen- elemen perkotaan yang tumbuh secara alamiah yang pada umumnya tidak terkontrol dan dikendalikan secara dini. Pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan perlu dianalisis secara tajam melalui pengembangan beberapa konsep yang mencakup semua aspek kehidupan dan penyiapan strategis. Beberapa konsep yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penataan bangunan dan lingkungan di Kota Payakumbuh yakni : (a) fungsi dan pertumbuhan kota, (b) struktur kota rang ada, (c) tingkat pelayanan fasililtas yang tersedia, (d) permasalahan lingkungan perumahan, (e) luas areal dari masing-masing unit lingkungan, (f) desain lingkungan yang sesuai dengan keadaan daerah. Selain itu beberapa upaya preventifpun harus dianalis agar dapat menciptakan lingkungan yang baik dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal. Upaya yang dapat dilakukan adalah (a)Pengaturan kepadatan penduduk dan perumahan setiap rencana BWK.(b)Mempunvai kemudahan akses/hubungan dengan komponen kota atau kegiatan lainnya, (c) Pelayanan dasar bagi kebutuhan penduduk harus mudah dicapai, artinya mempunyai fasilitas lingkungan yang dapat menyediakan/memenuhi kebutuhan penduduk sehari-hari dan (d)Tersedianya lahan/ruang yang potensial bagi

Tabel 7.14 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Kebutuhan

No Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket

  I II

  III

  IV V

  I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  1. Ruang Terbuka Hijau (RTH) M2

  17

  20

  23

  25

  30

  2. Ruang Terbuka M2

  3. PSD unit

  2

  3

  2

  2

  2

  4. PS Lingkungan unit

  2

  2

  2

  3

  2

  5. HSBGN laporan

  4

  4

  4

  4

  4 Pelatihan Teknis Tenaga 6 laporan

  2

  2

  2

  2

  2 Pendata HSBGN 7. lainnya

  II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  1. Bangunan Fungsi Hunian unit

  1

  1

  1

  1

  1

  2. Bangunan Fungsi Keagamaan unit 1 - - - - 3.

  • Bangunan Fungsi Usaha
  • unit Bangunan Fungsi Sosial 4.

  1 - unit

  • 1 - Budaya

  5. Bangunan Fungsi Khusus unit - - - - - Bintek Pembangunan Gedung 6 laporan

  1

  1

  1

  1

  1 Negara 7. lainnya

III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

  1. P2KP

  2. SLBM

  7

  12

  10

  5

  5

  3 Saninas

  12

  10

  5

  5

  5

  4 Kelembagaan BPS

  6

  8

  10

  12

  15 Sumber : Hasil Analisis, 2014 a. Peningkatan Kualitas Fungsi seluruh kawasan kota baik kawasan Perdagangan/ Pemerintahan/Pendidikan/jasa maupun kawasan Permukiman, berupa peningkatan kualitas lingkungan melalui peningkatan prasarana dasar (

  jalan dan transportasi, ketersediaan supply jaringan air bersih, drainase, jaringan pengolahan air limbah baik on-site system maupun off-site system, dan pengolahan persampahan serta prasrana pendukung seperti ketersediaan jaringan listrik, dan telekomunkasi)

  b. Peningkatan Kualitas Fungsi Sosial dan Budaya, berupa alokasi ruang-ruang sebagai wadah kegiatan sosial dan budaya masyarakat yang memadai ( penyediaan ruang

  bersama, pertemuan, social gathering, rekreasi, taman, olahraga tempat tempat apresiasi seni).

  Peningkatan Kualitas Fungsi Ekonomi untuk mendukung perkembangan dan c. pertumbuhan sektor ekonomi kawasan sebagai antisipasi tuntutan kebutuhan lahan pengembangan.

  d. Peningkatan Kualitas Fungsi Wisata dalam bidang transportasi, peningkatan daya dukung lingkungan, penyediaan prasarana (limited development) dan penguatan jaringan promosi dan pemasaran paket-paket pariwisata yang berdaya jual tinggi dan spesifik.

7.2.4 Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Penataan bangunan dan lingkungan di Kota Payakumbuh dilaksanakan melalui

Tabel 7.15 Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kota Payakumbuh

  4 Penataan Dan Revitalisasi Kawasan

  b. Penyuluhan/sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat.

  a. Peningkatan pelibatan swasta;

  5 Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dan Swasta

  e. Studi perencanaan revitalisasi kawasan bangunan tua peninggalan Belanda.

  d. Penataan permukiman kawasan revitalisasi;

  c. Pembangunan drainase kawasan revitalisasi;

  a. Penyusunan DED revitalisasi kawasan tradisional kawasan Koto Nan Gadang; b. Pembangunan jalan kawasan revitalisasi;

  c. Pemeliharaan berkala RTH/taman yang ada Ibuh, Ngalau, Kapten Tantawi dan beberapa rencana lokasi RTH lainny

  No Program PBL Kegiatan Rencana Lokasi

  b. Pembangunan prasarana dan sarana RTH

  a. Rencana tindak penanganan lingkungan RTH

  3 Program pembangunan, pengelolaan dan penataan ruang terbuka hijau (RTH)

  c. Pembangunan kran hydran

  b. Pembebasan lahan lokasi Pembangunan pool mobil pemadam kebakaran dan pembangunan fisik pool mobil

  Pengadaan mobil pemadam kebakaran

  2 Program penanggulangan kebakaran a.

  1 Pengembangan Perumahan Penyusunan ranperda bangunan gedung Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) kawasan jalan lingkar Selatan

  Sumber : Hasil Analisis, 2014

7.3 SEKTOR PENGEMBANGAN SPAM

7.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan system penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

  Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain: