RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

BAB 4 BAB 4 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

  INFRASTRUKTUR RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

4.1. RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

4.1.1. Petunjuk Umum

  Pengembangan Permukiman adalah rangkaian kegiatan yang bersifat multisektor meliputi kegiatan pengembangan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman lama baik di perkotaan (kecil, sedang, besar dan metropolitan), di perdesaan (termasuk daerah-daerah tertinggal dan terpencil) maupun kawasan-kawasan tertentu (perbatasan, pulau-pulau kecil/terluar) Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D)

   Sebagai skenario pelaksanaan koordinasi dan keterpaduan rencana sektor terkait bidang perumahan dan permukiman (pertanahan, perumahan, pembiayaan, prasarana/sarana, dll)  Sebagai payung atau acuan baku bagi seluruh pelaku dan penyelenggara perumahan dan permukiman (pemerintah, swasta, dan masyarakat)  Sebagai cerminan aspirasi / tuntutan masyarakat terhadap perumahan dan permukiman Rincian Kegiatan Pembangunan

  1. Pengembangan Kawasan Permukiman Baru

  • Rincian alokasi lahan (kasiba/lisiba, ijin lokasi developer, dll)
  • Rencana pengembangan jaringan prasarana dasar (mis. air bersih, sanitasi, drainase, sampah) meliputi lokasi, konstruksi, fungsi dan kapasitas
  • Rencana investasi jaringan prasarana
  • Rencana fasilitas umum

BAB 4 INFRASTRUKTUR

2. Peningkatan Kualitas Permukiman (yang sudah ada)  Rincian lokasi, yg mencakup luas, penduduk, bentuk penanganan (mis.

  premajaan, KIP, revitalisasi, dll)

  • Rincian Lisiba BS
  • Rencana peningkatan dan perluasan prasarana dan sarana (fungsi, kapasitas, dll)
  • Rencana fasilitas umum (jenis, jumlah, waktu, pihak yang membangun)

4.1.2. Profil Pembangunan Permukiman

4.1.2.1. Kondisi Umum

  4.1.2.1.1. Gambaran Umum Arga Makmur merupakan pusat pertumbuhan Kabupaten Bengkulu Utara.

  Urbanisasi masuk terkonsentrasi di kawasan Kota Kabupaten Bengkulu Utara. Para pekerja urban di sektor informal yang datang dari berbagai penjuru Kabupaten Bengkulu Utara dalam radius lebih dari sepuluh kilometer dari pusat kota, sebagian menghuni rumah secara sewa dalam jangka waktu terbatas. Perkampungan dengan pola hubungan sosial paguyuban yang khas menjadi penyedia rumah bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya di kawasan komersial Kota Kabupaten Bengkulu Utara.

  Kawasan Kota Kabupaten Bengkulu Utara merupakan pusat pertumbuhan perkotaan. Di kawasan tersebut terdapat beragam pusat aktivitas kota mulai perkantoran, komersial, kebudayaan sampai sebagian fungsi pendidikan. Di sektor perumahan, penyediaan perumahan kampung tradisional secara langsung menjadi pendukung tumbuhnya beragam fungsi ditengah kota.

4.1.2.1.2. Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

  Penyampaian pelayanan sarana prasarana dasar mikro telah mencakup sebagian kawasan permukiman. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  pengelolaan dan pemeliharaan menyebabkan kinerja sarana prasarana tidak berjalan optimal. Rendahnya pengelolaan limbah serta pelayanan saluran drainasi menimbulkan ancaman pencemaran bagi lingkungan permukiman juga kualitas sumberdaya air, yang lebih jauh akan berdampak negatip terhadap kualitas kesehatan masyarakat. Kuantitas dan kualitas penyediaan air perpipaan tidak konstan, terkadang keruh. Dilain pihak kualitas pelayanan sumur dangkal kurang terjamin dari pencemaran limbah domestik. Kepadatan permukiman tinggi disisi lain kualitas penanganan limbah domestik yang tidak memadai cenderung memperburuk lingkungan permukiman. Daya bayar masyarakat terhadap abonemen yang rendah menyebabkan tidak semua rumah tangga mampu mengakses pelayanan komunal kota. Kriteria tidak layak huni didasarkan pada: a) Kualitas sarana prasarana dasar mikro yang rendah, b) Kerawanan kawasan permukiman terhadap bencana alam maupun sumber pencemaran dan, c) Tidak ada legalitas hak pengelolaan kawasan yang sangat jelas (slum areas).

4.1.2.1.3. Parameter Teknis Wilayah

  Paramatar teknis wilayah Kabupaten Bengkulu Utara ini merupakan skenario positif. Dimana ibukota Kabupaten Bengkulu Utara (Arga Makmur) telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Bengkulu sebagai pusat dari kegiatan wilayah kabupaten.

  Adapun mekanisme guna menjalarkan gaya Spread Effect (penjalaran perkembangan dari daerah maju) dan memperbesar Forward effect (daya dorog) orientasi terhadap pusat Kabupaten adalah dengan pembuatan sistem hirarki kota (orde kota). Salah satu metode untuk menentukan titik tumbuh yang berguna untuk meningkatkan mekanisme penjalaran spread effect dapat berlangsung efektif, adalah dengan menggunakan perhitungan metode

  gravitasi reilly (breaking point theory) yang salah satu kegunaannya adalah RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  untuk menentukan wilayah pengaruh (hinterland) dari suatu kota, dalam hal ini Ibu kota Kabupaten Bengkulu Utara (Arga Makmur) diambil sebagai titik nolnya (disebabkan karena Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara terletak di Arga Makmur), selain itu dengan mempergunakan model tersebut dapat juga diperhitungkan tingkat potensi pengembangan suatu daerah. Perhatian utama dari model ini adalah daya tarik relatif dari pusat kota (pusat ekonomi, pemerintah dan jasa) terhadap penduduk yang berada pada kota-kota yang lebih kecil.

Tabel 4.1 Parameter Teknis Wilayah di Kabupaten Bengkulu Utara NO. URAIAN BESARAN KETERANGAN

  1 Penetapan Kota Arga Makmur sebagai Luas wilayah Ibukota Kabupaten titik/pusat yang positif dengan asumsi : dan jumlah sebagai pusat dari

  1. Kota tersebut merupakan tempat penduduk kegiatan wilayah kedudukan Ibukota Kabupaten kabupaten Bengkulu Utara yang mempunyai wilayah pengaruh terhadap Kecamatan sekitarnya (terdapat dalam RTRW Pulau dan RTRW Provinsi serta secaa historis sejak dahulu Kota Arga Makmur mengemban tugas sebagai daerah yang melayani beberapa wilayah lain)

  2. Pertumbuhan dari Kota Arga Makmur sebagai pusat yang melayani beberapa kabupaten diharapkan menjadi motor penggerak bagi perekonomian wilayah sekitarnya serta menjadi pusat pelayanan bagi beberapa kabupaten.

  3. Terdapatnya berbagai fasilitas perekonomian dan sosial di Kota Arga Makmur dalam lingkup regional seperti sekolah sampai jenjang perguruan tinggi, fasilitas perbankan untuk kegiatan transaksi, fasilitas perdagangan skala regional serta fasilitas transportasi skala regioal (terminal type B).

  4. Pertumbuhan dan perkembangan dari Kota Arga Makmur khusunya serta Kecamatan Arga Makmu umumnya diharapkan dapat memberikan spread effect (penjalaran efek kegiatan tertentu) bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Bengkulu Utara serta

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR kabupaten-kabupaten sekitarnya.

  2. Adapun berhubung jauhnya jarak tempuh Luas Wilayah Kecamatan sebagai sub dari Kota Arga Makmur dengan kecamatan dan Jumlah pusat dari Kabupaten lain, maka diperlukan suatu sub pusat dari Penduduk Bengkulu Utara Kota Arga Makmur yang dapat membawa pengaruh perkembangan dari Kota Arga Makmur yaitu Ketahun dengan pertimbangan selain telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten juga atas dasar pertimbangan :

  1. Kecamatan Ketahun diharapkan dapat berperan sebagai cunter magnet bagi kecamatan-kecamatan di kabupaten bengkulu utara agar tidak beroriantasi/tertarik kearah Arga Makmur.

  2. Kecamatann Ketahun juga dapat berperan sebagai pembawa spread effect (penjalaran kegiatan tertentu) dari peran Kabupaten Bengkulu Utara terhadap kecamatan lain, maupun dengan hinterlandnya.

  3. Telah tersedianya fasilitas sosial ekonomi dan perbankan di Kecamatan Ketahun.

  4.1.2.1.4. Aspek Pendanaan

  Pendanaan pembangunan PSD permukiman sebagian besar masih menjadi tanggungan pemerintah pusat dan daerah baik provinsi maupun kabupaten. Pada wilayah perumahan yang dibangun pengembang swasta ditanggung oleh masyarakat. Daya beli masyarakat rendah untuk diperlukan penyediaan rumah sehat yang terjangkau daya beli masyarakat.

  4.1.2.1.5. Aspek Kelembagaan

  Kelembagaan pembangunan PSD Permukiman saat ini adalah:

  1. SNVT Pengembangan Permukiman Ditjen. Keciptakaryaan Departemen Pekerjaan Umum mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBN

  2. Bidang Keciptakaryaan Dinas Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Utara mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBD Provinsi.

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 RPIJM

  INFRASTRUKTUR

  3. Bidang Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Utara mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBD Kabupaten.

4.1.2.2. Sasaran

  Sasaran menjelaskan target yang harus dicapai dalam pembangunan PSD Permukiman terdiri dari target nasional dan target daerah. Selanjutnya bagian ini menguraikan besaran masalah yang harus diselesaikan melalui PSD Permukiman, dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan sasaran pembangunan PSD Permukiman baik dari segi teknis, kelembagaan dan keuangan.

Tabel 4.2 Permasalahan yang dihadapi Komponen Pembangunan PSD Permukiman Kota Kabupaten Bengkulu Utara Kondisi Sistem yang Ada Target Nasional Rencana Strategi Pembangunan Kabupaten Besaran Permasalahan

   Backlog 27,50%  Kondisi rumah tidak layak huni 46% Terfasilitasinya prasaran dan sarana permukiman yang layak huni dan terjangkau sebanyak 1,3 juta unit dan dukungan Rusunawa 60 ribu unit dan Rusunami 65 ribu unit dn meningkatkan permukiman di perdesaan di 665 kawasan serta terentaskannya kemiskinan 6 ribu KK (Renstra PU 2005- 2009) Kondisi rumah di Kabupaten Bengkulu

  Utara pada tahun 2011 yang layak huni mencapai 90% dari seluruh rumah yang ada (RPJMD Kabupaten Bengkulu Utara 2006-2011) Backlog ketersediaan rumah 5%.

   Ketersediaan rumah kurang  Keterbatasan lahan  Harga lahan mahal  Permukiman padat dan kumuh

4.1.3. Permasalahan Pembangunan Permukiman

4.1.3.1. Analisis Permasalahan

  Masalah utama dalam bidang perumahan dan permukiman di wilayah perkotaan adalah kebutuhan fasilitas perumahan di perkotaan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sementara itu ketersediaan lahan di wilayah perkotaan menjadi semakin langka. Kelangkaan ini telah menyebabkan semakin mahalnya harga lahan di wilayah perkotaan. Adanya kelebihan permintaan terhadap lahan perumahan di wilayah perkotaan ini

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  telah menyebabkan kenaikan harga lahan perumahan yang luar biasa di wilayah perkotaan. Tingginya harga lahan perumahan di wilayah perkotaan telah mendorong masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk tinggal di kawasan pinggiran kota yang jauh dari tempat kerja. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya biaya transportasi, waktu tempuh, dan pada akhirnya akan menurunkan mobilitas dan produktivitas masyarakat. Menengah ke bawah tersebut. Sedangkan sebagian masyarakat tetap berupaya untuk tinggal di kawasan yang tidak jauh dari pusat aktivitas ekononomi, sehingga menyebabkan ketidak-teraturan tata ruang kota dan dapat menumbuhkan kawasan kumuh baru di perkotaan. Masalah ini diperparah dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan pertambahan penduduk di perdesaan, yang disebabkan karena fenomea urbanisasi aktif, yaitu berpindahnya penduduk desa ke wilayah perkotaan, terutama di wilayah kumuh perkotaan. Urbanisasi di wilayah perkotaan di Kabupaten Bengkulu Utara juga disebabkan oleh fenomena urbanisasi pasif yaitu penduduk pedesaan yang tiba-tiba menjadi penduduk perkotaan yang disebabkan terjadinya pemekaran wilayah perkotaan. Pemekaran wilayah perkotaan ini telah menimbulkan kawasan-kawasan kumuh baru.

  Hal ini telah menyebabkan kondisi kemasyarakatan di kawasan perkotaan menjadi lebih kompleks berikut permasalahan yang timbul. Terutama dengan bertambahnya jumlah masyarakat kawasan permukiman yang tidak layak huni, kurang sarana

  • – prasarana, dan tidak teratur (kumuh). Permukiman kumuh tersebut cenderung berada pada kawasan yang tidak diperuntukan sebagai kawasan hunian seperti pinggir kali, pinggir rel kereta api, dan areal tidak resmi lainnya. Akibatnya berbagai dampak lingkungan lanjutan seperti banjir, penyakit menular dan keamanan lingkungan menambah tugas pekerjaan rumah bagi pemerintah kota dan pusat.

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR Permasalahan lainnya adalah ketersediaan rumah terbatas backlog

  kebutuhan rumah 27,50%. Sedangkan tiap tahun kebutuhan akan rumah layak terus bertambahnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Permasalahan backlog kebutuhan rumah akan terus bertambah besar jika tidak pengembangan perumahan tidak dilakukan. Berdasarkan gap analisis berikut akan terlihat kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah akan semakin besar jika tidak melakukan pengembangan perumahan lima tahun ke depan.

4.1.3.2. Alternatif Pemecahan

  Keterbatasan kemampuan pemerintah daerah merupakan hambatan utama bagi penyediaan kawasan pemukiman penduduk yang layak di Kabupaten Bengkulu Utara. Karena itu pemerintah daerah harus didorong untuk menjadi motor dalam mengkondisikan penduduk agar dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan permukiman mereka secara swadaya. Selain itu pemerintah daerah juga harus mengupayakan penyediaan kawasan permukiman beserta fasilitas inftrastruktur yang memadai, terutama di wilayah hinterland di sekitar pusat pertumbuhan di pinggiran wilayah perkotaan. Hal ini diharapkan akan terjadi pemerataan dalam hal ketersediaan area perumahan dan permukiman antar wilayah di Kabupaten Bengkulu Utara, sehingga akan mengurangi ketimpangan kepadatan penduduk antar wilayah di Kabupaten Bengkulu Utara.

  Pemerintah daerah juga harus mampu mendorong inovasi teknologi yang dapat diadaptasikan kepada lingkungan perumahan dan permukiman serta melakukan penyebarannya. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman. Melihat adanya keterbatasan keuangan daerah, maka pemerintah daerah juga diharapkan mampu mendorong minat investor untuk membangun kawasan perumahan

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  dan permukiman sederhana yang sehat beserta fasilitas pendukungnya bagi masyarakat luas.

Tabel 4.3 Alternatif Pemecahan Masalah PSD Permukiman Kabupaten Bengkulu Utara Parameter yang No. Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Diperbandingkan

  2

  1 Kualitas bangunan M Mengikuti ukuran Berdasarkan Tradisional standar Standar Layak Fungsi Bangunan

  2 Kualitas jalan lingkungan Meter Aspal penetrasi Jalan Penetrasi Koral

  3 Sanitasi Bersih Bersih Bersih

  4 Air Bersih % PDAM PDAM+Air Air Sumur 2 Sumur

  5 Drainase M Tertutup Gorong-gorong Tertutup+ Gorong- gorong

4.1.3.3 Rekomendasi

  Rencana Kebijakan Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara yang diusulkan dalam lima tahun mendatang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa fokus program, yaitu:

  • Penataan kawasan permukiman kumuh
  • Pencegahan penyimpangan penggunaan lahan
  • Pembangunan fasilitas infrastruktur perumahan dan permukiman
  • Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
  • Penyediaan lahan-lahan untuk pembangunan perumahan seserhana untuk mengatasi permalsahan backlock perumahan sederhana
  • Proses legalitas dan sosialisasi kebijakan pengembangan program perumahan dan pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara

4.1.4. Usulan Pembangunan Permukiman

4.1.4.1. Sistem Infrastruktur Permukiman Yang Diusulkan

  Sistem infrastruktur permukiman yang diusulkan adalah pembangunan prasarana dan sarana permukiman yang mendukung peningkatan kualitas

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 RPIJM

  INFRASTRUKTUR

  kehidupan dan penghidupan masyarakat. Sistem infrastruktur yang diusulkan yaitu: a. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan PSD permukiman.

  b. Peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan peremajaan PSD permukiman.

  4.1.4.2. Usulan dan Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman

  Usulan program Pembangunan Perumahan dan Pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara adalah Rumah Nyaman Huni. Program bidang perumahan dan permukiman yang diusulkan dalam lima tahun mendatang meliputi kegiatan-kegiatan :

  • Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH
  • Penataan dan Peremajaan Kawasan Permukiman (Urban Renewal)
  • Pembangunan Rumah Susun Sederhana  Pengembangan Kawasan Permukiman

  4.1.4.3 Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan PSD Permukiman

  Usulan prioritas rencana program dan kegiatan pembangunan PS Pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara lima tahun kedepan (2013-2017) berikut rencana pembiayaan disajikan dalam lampiran.

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

BAB 4 INFRASTRUKTUR

4.1.4.4 Contoh Kerangka Dasar Pengembangan Permukiman

  Pendekatan/ Isu Permasalahn Per Ruang Lingkup Output/ Performence Asumsi dan No Tujuan/Sasaran Strategi Kebijakan Program

  Kawasan Kegiatan Outcome Indicator Rasio Pembangunan

  

1 Pengembangan Pemenuhan Pengembangan Pengembangan Pengembangan - Pembangunan Jalan Output : Kebutuhan Daya beli

Prasarana dan Sarana Prasarana dan Kawasan Kawasan Kawasan Poros Desa prasarana dan Lingkungan masyarakat

Lingkungan Sarana Agropolitan Agropolitan - Pembangunan sarana Permukiman rendah dan Lingkungan saluran air hujan permukiman jumlah lahan Kawasan

  • Pembangunan kios Outcome : yang terbatas dan los terbuka Masyarakat sejahtera

  2. Pengembangan Penataan Penataan Peningkatan Penataan dan Pembangunan jalan Output : Peningkatan Kesadaran

kawasan pula terpencil lingkungan permukiman prasarana dan perbaikan PSD lingkungan, sarana air Lingkungan kesehatan masyarakat

permukiman sarana Permukiman bersih dan pelabuhan Sehat masyarakat kurrang kawasan pulau

  Outcome : terpencil Masyarakat ssejahtera

  3. Kawasan ex Lingkungan Penataan Peningkatan Penataan dan Pembangunan jalan Output : Peningkatan Kesadaran

transmigrasi permukiman permukiman prasarana dan perbaikan PSD lingkungan, sarana air Lingkungan kesehatan masyarakat

menjadi sehat sarana Permukiman bersih dan pelabuhan Sehat masyarakat kurrang Outcome :

  Masyarakat ssejahtera

  

4. Penanganan Akibat Rehabilitasi Penataan Pembangunan Rehabilitasi Rehabilitasi bangunan Output : Peningkatan Daerah rawan

bencana gedung bangunan gedung gedung bangunan akibat bencana Bangunan kualitas gedungq bencana

akibat bencana gedung yang layak fungsi

  Outcome : Peningkatan Pelayanan

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017)

  IV - 11

  INFRASTRUKTUR RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

  BAB 4 RPIJM

  4.2. Rencana Investasi Penataan Bangunan Lingkungan

  4.2.1. Petunjuk Umum

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaaatn ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah: (1) Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras, dan (2) Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

  4.2.1.1. Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan dan lingkungan antara lain:

  1. Peran dan fungsi Kabupaten,

  2. Rencana pembangunan Kabupaten,

  3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,

  4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,

  5. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan Kota,

  6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan pengembangan,

  7. Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan sektor lain dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik,

  8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia,

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan dan lingkungan pada kota bersangkutan,

  10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan,

  11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta,

  12. Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan,

  13. Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya investasi,

  14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut,

  15. Safeguard sosial dan lingkungan,

  16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran.

4.2.1.1.1. Permasalahan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Dalam penatan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang antara lain :

  1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung  Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

  Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana  Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian  Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan

  2. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan  Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.

   Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

   Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan lain-lain kurang diperhatikan hampir di semua wilayah.

  3. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan  Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

   Komitmen terhadap kesepakatan intemasional MDGs, bahwa pada tahun 2015, 200 Kabupaten bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua Kabupaten bebas kumuh Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta pedoman pelaksanaan lebih detail dibawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan hanya bangunan gedung negara dan rumah negara yang merupakan kewenangan pusat.

  Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih banyak daerah yang belum menindak lanjutinya sebagaimana mestinya, sebagaimana terlihat dari:

  1. Masih banyaknya Kabupaten yang belum menyesuaikan Perda Bangunan Gedung yang dimilikinya agar sesuai dengan UUBG, atau terutama Kabupaten hasil pemekaran masih belum memiliki Perda Bangunan Gedung;

  2. Masih banyak Kabupaten ; terutama Kabupaten hasil pemekaran yang belum memiliki atau melembagakan institusi/kelembagaan dan Tim Ahli Bangunan Gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan;

  3. Masih banyak Kabupaten yang belum memulai pelaksanaan pendataan bangunan gedung;

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  4. Masih banyak Kabupaten yang belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang baru hasil pembangunan sejak 2003-2006;

  5. Masih banyak Kabupaten yang belum menyusun manajemen pencegahan kebakaran Kabupaten atau belum melakukan pemeriksaan berkala terhadap prasarana dan sarana penanggulangan bahaya kebakaran agar selaku siap pakai setiap saat;

  6. Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang cacat;

  7. Masih banyak Kabupaten pengembangannya belum berdasarkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

  8. Masih banyak Kabupaten yang mempunyai kawasan yang terdegradasi dan belum ditata ulang;

  9. Masih banyak daerah yang belum memiliki rencana penanganan kawasan kumuh, kawasan nelayan, kawasan tradisional, dan kawasan bersejarah yang secara kewenangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Kabupaten ;

  10. Masih banyak Kabupaten belum melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan.

4.2.1.1.2. Landasan Hukum

  Departemen Pekerjaan Urnum sebagai lembaga pembina teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kemampuan Kabupaten agar mampu melaksanakan amanat UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung. Untuk tahun anggaran 2013-20017, sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, perlu melanjutkan dan memperbaiki serta mempertajam kegiatannya agar lebih cepat memampukan Kabupaten .

  Disamping hal tersebut, Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan bertahap, mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai penjabaran rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang harus disusun oleh pemerintah daerah secara komprehensive, akomodatif dan responsif.

  Selaras dengan upaya pencapaian target Millenium (MDGs), yakni: mengurangi sampai setengahnya, sampai dengan tahun 2017, proporsi penduduk miskin tahun 1990 (target 1); dan mengurangi sampai setengahnya, sampai dengan tahun 2017, proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, maka peningkatan kualitas lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensive dengan melibatkan masyarakat setempat, kelompok peduli dan dunia usaha secara aktif.Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara komprehensive dengan berbasis konsep tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.

4.2.1.2. Kebijakan Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Kebijakan 1 : Menyelenggarakan Penataan Bangunan Gedung Agar Tertib,

  Fungsional, Andal, dan Efisien Tujuan : Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya. Sasaran :  Tersusunnya Perda bangunan gedung untuk kota/kabupaten di seluruh Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2013.

   Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi pada tahun 2017.  Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan bangunan gedung pada tahun 2013 dan dilanjutkan pada tahun berikutnya.

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

   Terlaksananya sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis dan wasdal kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di seluruh Kabupaten pada tahun 2017.

   Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan di tingkat Propinsi/Kabupaten yang didukung oleh SDM dan prasarana dan sarana kerja pendukungnya pada tahun 2012 dan dilanjutkan pada tahun berikutnya.

   Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara, propinsi, kabupaten dan kota berupa tanah dan bangunan gedung pada tahun 2013 dan dilanjutkan pada tahun berikutnya.

   Terlaksananya Rencana Induk Kebakaran (RISPK) di Propinsi Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara hingga tahun 2013.

  Kebijakan 2 : Menyelenggarakan Penataan Lingkungan Permukiman Agar

  Produktif dan Berjatidiri Tujuan : Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan pada lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, produktif dan berkelanjutan.

  Sasaran :  Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional di kawasan Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2013.

   Terperbaikinya dan terpenuhinya sarana parsarana kawasan permukiman kumuh dan nelayan di kawasan Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2017  Terlaksananya pengelolaan RTH di Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2013

  Kebijakan 3: Menyelenggarakan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Bangunan

  Agar Dapat Memberi Nilai Tambah Fisik, Sosial, dan Ekonomi Tujuan: Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah bagi kualitas fisik, sosial, ekonomi masyarakat yang menjadi penunjang bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Sasaran :

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR  Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis pada tahun 2017.

   Terlaksananya pemberdayaan bagi masyarakat untuk menyelenggarakan revitalisasi kawasan.

  Kebijakan 4: Menyelenggarakan Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk

  Mewujudkan Arsitektur Perkotaan dan Pelestarian Arsitektur Bangunan Gedung yang Dilindungi dan Dilestarikan untuk Menunjang Kearifan Lokal Tujuan: Terwujudnya bangunan gedung yang memiliki kualitas fungsional, visual dan kualitas lingkungan yang seimbang, serasi, dan selaras dengan memunculkan ciri arsitektur kota yang berwawasan budaya lokal yang menjadi teladan bagi lingkungannya, serta yang dapat secara arif mengakomodasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Sasaran : Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian bangunan bersejarah yang mendukung terwujudnya kualitas arsitektur perkotaan di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2017.

  Kebijakan 5 : Mengembangkan Teknologi dan Rekayasa Arsitektur Bangunan

  Gedung untuk Menunjang Regional/Internasional yang Berkelanjutan Tujuan: Terwujudnya perencanaan fisik bangunan dan lingkungan yang mengedepankan teknologi dan rekayasa arsitektur yang memenuhi standar internasional untuk menarik masuknya investasi di bidang bangunan gedung dan lingkungan secara internasional.

  Sasaran : Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi dan rekayasa arsitektur melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten pada tahun 2017.

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

4.2.2. Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  4.2.2.1. Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Bangunan-bangunan di wilayah Kota Kabupaten Bengkulu Utara secara umum saat ini diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak kota, bangunan-bangunan memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Fungsi Bangunan di Kota Kabupaten Bengkulu Utara Fungsi Bangunan Lokasi

  Perdagangan dan Jasa Kecamatan Arga Makmur, Ketahun dan Putri Hijau Pemukiman Ibukota-ibukota Kecamatan Pendidikan dan Kantor Arga Makmur Bangunan Tradisional Bersejarah Kecamatan Napal Putih

  Dari sisi usia atau umur bangunan dapat diklasifikasikan menjadi bangunan berumur muda,sedang dan tua. Bangunan berumur muda relatif banyak terdapat pada bangunan perdagangan dan jasa serta pemukiman. Sedangkan bangunan berumur sedang dan tua banyak terdapat pada bangunan perkantoran, pendidikan dan pemukiman. Selain itu bangunan berumur tua juga banyak terdapat pada kawasan-kawasan wisata tradisional. Namun dikarenakan bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Bengkulu Utara beberapa waktu yang lalu, bangunan yang berumur sedang dan tua banyak hancur dan tergantikan dengan bangunan baru dengan fungsi bangunan tetap. Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos, kantor dinas pemadam kebakaran dan lain-lain. Secara umum di Kabupaten Bengkulu Utara bangunan-bangunan fasilitas umum ini seharusnya dijadikan

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena perkembangan pembangunan kabupaten yang kurang terkendali dan cenderung tidak terencana. Dari sisi historis banyak bangunan

  • – bangunan dan kawasan di Kabupaten Bengkulu Utara yang memiliki nilai historis tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah baik itu kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan. Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan perdagangan dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi bangunan, fungsi bangunan, umur atau usia bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdaganan biasanya memilki nilai ekonomi yang kebih tinggi dari pada bangunan perkantoran, pendidikan ataupun pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.

4.2.2.2 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan 1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.

  Secara umum bangunan-bangunan yang berada di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah-daerah rawan bencana

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, maka disyaratkan bangunan- banguna tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap ancaman bencana tersebut.

  2. Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran Hidran adalah cadangan air pada media tertentu sebagai sarana penaggulangan bencana kebakaran. Sarana hidran ini biasanya berbentuk tabung dan selang pemadaman, seharsunya dimilki oleh setiap bangunan terutama yang rawan bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik, gudang, bangunan bertingkat, perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan dan lain-lain.

  Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak. Keberadan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.

  3. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan Beberapa daerah kawasan di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara memang telah memiliki rencana tata bangunan dan lingkungan, namun belum terdapat penegakan aturan tata bangunan dam lingkungan tersebut karena RTBL yang ada belum disahkan yang berarti belum memiliki landasan hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan. Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung ini tidak terlaksanakan secara baik, maka bermunculan bangunan gedung

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 RPIJM

  INFRASTRUKTUR

  yang tidak sesuai dengan fungsi lahan/kawasan. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya kawasan yang telah direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan baik.

4.2.3. Permasalahan yang Dihadapi

  4.2.3.1. Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Sasaran dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah penegakan aturan tata bangunan gedung dan lingkungan yaitu dengan menyusun peraturan dan legeslasi. Dari sasaran ini maka dibutuhkan kemantapan kelembagaan penataan bangunan gedung dan lingkungan serta peningkatan sarana parasarana pemeliharaan bangunan dan lingkungan. Sasaran selanjutnya adalah ketercapaian indeks kenyamanan lingkungan (IKL) sebesar 10%.

  4.2.3.2. Rumusan Masalah

  Dari kondisi yang ada dan sasaran yang akan dicapai pada penataan bangunan gedung dan lingkungan di Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, maka dapat diidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut:

  a) Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan

  b) Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

  c) Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/ bersejarah d) Belum tersedianya ruang terbuka hijau

  e) Tidak ada penataan dan pembangunan sarana prasarana permukiman kumuh f) Belum tertibnya sarana reklame, belum terkelolanya sarana parkir dan Belum tertanya perijinan Bangunan Telepon Selular (BTS) g) Belum adanya penataan yang tepadu terhadap Usaha Pedagang Kaki Lima

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

BAB 4 INFRASTRUKTUR

4.2.4. Analisis Kebutuhan dan Rekomendasi

4.2.4.1. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Setelah mengetahui beberapa permasalahan di atas selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan dengan kerangka fikir analisis yaitu :

  1. Mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi

  2. Mengetahui urgensitas permasalahan

  3. Menawarkan solusi alternatif pemecahan masalah (rekomendasi) Dari tiga aspek analisis kebutuhan di atas maka dapat dianalisis penyebab permasalahan sebagai berikut :

  1. Permasalahan di Bidang Bangunan Gedung Permasalahan yang muncul pada penataan bangunan yang tidak tertib karena belum memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan(RTBL) yang lengkap terutama pada kawasan-kawasan perkotaan. Salah satu bentuk ketidak tertiban ini adalah munculnya overlapping pada fungsi lahan di perkotaan. Di sisi yang lain permasalahan kota terus berkembang dan semakin kompleks sehingga menuntut adanya penataan baik pada bangunan maupun lingkungan kota. Di samping itu adanya penataan bangunan dan lingkungan secara baik dan terkendali dapat mengurangi konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang kota, misalnya penggunaan untuk usaha-usaha informal.

  Permasalahan lain yang dihadapi adalah tidak tertangani bencana kebakaran secara maksimal pada bangunan gedung baik di lingkungan perdagangan, perkantoran dan pemukiman. Ini disebabkan karena semua Kabupaten hingga saat ini belum memiliki Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran. Adanya rencana induk ini tentu saja akan mengatur tentang penyediaan kebutuhansarana penaggulangan bencana kebakaran yang harus dimiliki oleh bangunan gedung dan sesuai dengan kepadatan dan variasi bentuk bangunan gedung.

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR

  2. Permasalahan di bidang penataan lingkungan

  a. Penataan Lingkungan Permukiman kumuh merupakan fenomena yang sering muncul di daerah perkotaan termasuk di Kabupaten Bengkulu Utara. Di daerah perkotaan, kondisi ini tidak lepas dari ketidakseimbangan pendapatan perekonomian masyarakat kota dan desa sehingga memunculkan arus perpindahan penduduk dari desa ke kota. Perpindahan ini tidak diimbangi dengan penataan ruang perkotaan yang baik dan peningkatan sumberdaya manusia yang terampil. Hal ini mendukung munculnya daerah-daerah kumuh perkotaan. Sedangkan di daerah perdesaan, faktor kemiskinan dan ketidakpahaman masyarakat pedesaan terhadap pola hidup sehat memicu munculnya kawasan permukiman kumuh dan tidak layak huni perdesaan.

  Saat ini telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas ruang terbuka kota yang diakibatkan perubahan fungsi lahan sehingga membutuhkan penanganan yang cepat terhadap pengadaan dan penataan ruang terbuka kota demi meningkatnya citra kawasan kota. Ini juga disebabkan karena belum adanya sistem pengendalian pemanfaatan ruang terbuka kota , tata bangunan dan lingkungan.

  b. Ruang Terbuka Hijau Keberadaan ruang terbuka kota sangat dibutuhkan karena mempunyai fungsi :

  1. media dan sarana sosial, misalnya sebagai ruang berkumpulnya individu-individu masyarakat untuk kegiatan-kegiatan informal 2. estetika, yaitu menambah keindahan dan keasrian kota.

  3. Lingkungan, yaitu mengurangi dampak polusi kota, pemanasan bumi serta daerah resapan kota.

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM

BAB 4 INFRASTRUKTUR Selain itu pula kondisi jalan dan lingkungan belum tertata secara baik

  karena tidak ada perencanaan yang detail terhadap penataan lingkungan jalan khususnya taman jalan. Akibatnya beberapa sarana lingkungan jalan seperti taman sebagai pendukung fungsi jalan tidak terfungsikan secara baik. Dengan adanya pengadaan taman jalan yang terdiri pohon- pohon pelindung dan sarana taman lainnya dapat membantu memberikan fungsi :

  1. lingkungan, yaitu menyerap polusi udara jalan dan mengurangi panas bumi 2. estetika, yaitu menciptakan suasana indah dan asri/sejuk ruangdan dapat meningkatkan citra kawasan 3. kenyamanan pengguna jalan, yaitu peneduhan

  Untuk pemeliharaan taman jalan sampai saat belum dimiliki tenaga operasional yang handal di bidang perawatan taman jalan beserta sarana pendukung operasionalnya menyebabkan sarara lingkungan jalan yang telah ada mudah rusak dan tidak terawat.

  c. Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS) Sarana reklame, seperti papan iklan, baliho, spandulk dll, merupakan salah satu sarana yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk memberikan dan memperoleh informasi. Sampai saat ini sarana tersebut belum tertata secara baik. Dalam melakukan pengadaan maupun penataan sarana reklame pada ruang publik diperlukan masterplan sarana reklame. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan lokasi penempatan sarana reklame.

  Sering penempatan sarana reklame tidak tertata atau tertib dengan asal menempatkan sesuai dengan keinginan sponsor, akibatnya sarana reklame ini sering mengganggu pengguna jalan dan dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas ruang kota.

  RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RPIJM