Linux, Distro, dan IGOS

  

PENDAHULUAN

Linux, Distro, dan IGOS

  Linux IGOS Nusantara (IGN) adalah distro Linux yang diinisiasi pemerintah RI melalui Kementerian Negara Riset dan Teknologi (www.ristek.go.id). Pengembang Linux IGOS Nusantara pertama kali adalah Pusat Penelitian Informatika LIPI di Bandung (www.informatika.lipi.go.id). Linux IGOS Nusantara terus dikembangkan Puslit Informatika LIPI bersama berbagai kalangan komunitas Linux di Indonesia.

  Linux awalnya merupakan nama inti (kernel) dari sistem operasi komputer. Linux saat ini popular disebut sebagai sistem operasi komputer dengan lisensi bebas (free software). Distro Linux adalah kumpulan program dalam bentuk CD atau DVD atau kemasan lainnya. Umumnya distro Linux berisi sistem operasi Linux yang lengkap dengan aplikasi desktop dan berbagai aplikasi untuk kebutuhan kantor, internet, multimedia, dan pengembangan software. Distro juga berisi program tambahan (tool) untuk memudahkan instalasi dan konfigurasi. Distro Linux IGOS Nusantara dibangun berbasis distro Linux Fedora Core. Fedora Core merupakan distro komunitas yang sangat terkenal, dengan Red Hat sebagai sponsornya.

  Lisensi Open Source memiliki makna serupa dengan Free Software, yang artinya Anda bebas menggunakan, menggandakan, mempelajari, dan mengembangkan (karena tersedia kode sumber programnya), serta menyebarluaskan hasil pengembangannya untuk berbagai kebutuhan. Karena adanya lisensi inilah bangsa Indonesia dapat memiliki distro Linux sendiri, tanpa melanggar HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual).

  IGOS (Indonesia, Go Open Source!) adalah semangat gerakan pemerintah untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berbasis Open Source Software dan sistem terbuka lainnya seperti Open Document Format (ODF), Open Standards, dan lain-lain.

  Garis Besar Isi Dokumen

  Dokumen atau modul pelatihan ini dapat dipelajari secara terpisah, karena setiap modul disusun untuk kebutuhan khusus. Jika Anda menemukan kesulitan pada suatu modul, Anda dapat melompat ke modul lain yang terkait. Namun dalam pelatihan ini, Anda dibimbing oleh instruktur untuk mengikuti secara berurutan mulai dari instalasi hingga setting jaringan.

  Modul 1 menjelaskan cara menginstal Linux IGOS Nusantara ke dalam komputer Modul ini juga menjelaskan beberapa pilihan booting ke sistem operasi atau Linux lain. Jika komputer Anda telah berisi Linux IGOS Nusantara yang siap digunakan, Anda dapat melewatkan modul 1 dan masuk ke modul lain yang sesuai kebutuhan.

  Modul 2 berisi petunjuk penggunaan desktop GNOME di Linux IGOS Nusantara, browser web, internet messenger, email client, termasuk cara setting printer dan mengakses usb atau flash disk. Modul 3 membahas sistem file di Linux dan struktur direktorinya. Modul 4 mengupas perintah dasar di Linux, yang dijalankan oleh user biasa atau sebagai root (administrator). Modul 5 berisi petunjuk cara menginstal paket baru, menghapus paket, dan mengupdatenya dengan perintah rpm dan yum, termasuk cara menginstal paket OpenOffice.org dari tar.gz melalui prompt atau terminal. Modul 6 membahas manajemen arsip dengan file roller, tar, gzip, dan bzip2. Modul 7 membahas setting jaringan ethernet di Linux.

I. INSTALASI LINUX IGOS NUSANTARA

  Tujuan: Setelah mengikuti modul ini, peserta diharapkan mampu: Menyiapkan hardware dan software untuk instalasi salah satu distro Linux.

  Menginstalasi distro Linux IGOS Nusantara. Membooting dan login ke desktop Linux IGOS Nusantara. Mengkonfigurasi boot loader untuk booting ke sistem operasi dan distro Linux lain.

1.1 Persiapan Instalasi

  Sebelum memulai instalasi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu memahami perangkat keras komputer, membackup data yang ada di hard disk, dan menyiapkan partisi hard disk

  . Pastikan tidak ada lagi data penting yang belum dicopy ke tempat penyimpanan data lain seperti USB disk, CD/DVD, atau hard disk di komputer lain. Anda perlu menyiapkan alat tulis untuk mencatat spesifikasi komputer yang akan Anda gunakan untuk menginstal Linux IGOS Nusantara. Catat pula konfigurasi lain yang ada di sistem operasi sebelumnya, misalnya alamat jaringan (IP Address), user dan password untuk mengakses jaringan, printer, internet, dan lain-lain.

1.1.1 Spesifikasi Hardware

  Berikut ini spesifikasi hardware minimal dan yang penulis sarankan untuk menginstal dan menjalankan distro Nusantara:

  • Prosesor setara Pentium I 200 MHz, disarankan minimal Pentium III atau yang setara.
  • RAM 128 MB, disarankan minimal 256 MB.
  • Hard disk kosong 3 GB untuk sistem (/) dan virtual memory (swap), disarankan minimal 4 GB.
  • >Kartu VGA dengan memori 1 MB, disarankan minimal 4
  • Monitor dengan resolusi 800x600, disarankan minimal 1024x768.
  • Drive CD, disarankan minimal drive combo DVD dan CDRW.

1.1.2 Memahami Partisi Hard Disk

  Jika hard disk Anda masih kosong atau Anda ingin menghapus data yang lama, Anda dapat menyerahkan pembuatan partisi kepada program installer Nusantara. Jika hard disk sudah ada data yang tidak ingin dihapus (meskipun sudah Anda backup sebelumnya), Anda dapat melakukan pembuatan partisi Linux secara manual (custom).

  Linux biasanya membutuhkan paling tidak dua partisi, yaitu:

  • Partisi utama, yang akan diakses atau di-mount sebagai / (direktori akar atau root directory

  ), yaitu direktori paling atas di Linux. Ini dinamakan File System di desktop GNOME. Direktori paling atas di hard disk pertama Windows adalah C, paling atas di floppy adalah A, cdrom adalah D, tapi tidak ada direktori akar di atas C, A, dan D dalam struktur direktori Windows.

  • Partisi swap, yang akan diakses atau di-mount sebagai memori virtual, yaitu ruangan

  hard disk yang berfungsi seperti RAM. Swap ini di Windows berupa file. Linux juga dapat menggunakan swap berupa file, namun tidak umum dan tidak disarankan dengan alasan kemudahan dan keamanan. Swap berupa file mudah terhapus daripada swap berupa partisi.

  Penamaan dasar hard disk (juga drive CD/DVD) di Linux adalah sesuai dengan jenis dan letaknya. Nama-nama ini tidak bisa diakses sebelum dikaitkan (mount). Misalnya hard disk ATA akan memiliki nama dev (device) sebagai berikut:

  • /dev/hda (primary master)
  • /dev/hdb (primary slave)
  • /dev/hdc (secondary master)
  • /dev/hdd (secondary slave)

  Jika di motherboard komputer Anda juga memiliki kabel untuk hard disk SATA, nama lain yang digunakan hard disk SATA bisa berupa /dev/hde, /dev/hdf, /dev/hdg, dan sebagainya. Jenis hard disk lain adalah SCSI, dengan nama /dev/sda, /dev/sdb, dan seterusnya. Usb stick atau flash disk tergolong SCSI, sehingga memiliki nama /dev/sda, /dev/sdb, dan seterusnya. Beberapa distro Linux yang baru juga menggunakan emulasi SCSI untuk hard disk ATA. Demikian pula drive CD/DVD juga dianggap SCSI. Setiap hard disk dan umumnya flash disk sudah memiliki satu partisi pada saat Anda membelinya, misalnya /dev/hda1 atau /dev/sda1. CD/DVD dan sebagian flash disk tidak memiliki partisi, sehingga namanya hanya /dev/hda atau /dev/sda, tanpa nomor. Nomor-nomor itu berhubungan dengan jenis partisi hard disk yang terdiri atas 3 macam, yaitu primary, extended, dan logical.

  • Partisi primary adalah partisi nomor 1 hingga 4 yang tidak dijadikan extended.

  Contohnya /dev/hda1, /dev/hda2, /dev/hda3, dan /dev/hda4.

  Partisi extended adalah partisi nomor 1 hingga 4 yang akan dijadikan logical. Anda tidak • bisa menggunakan partisi extended sebelum dijadikan logical. Partisi logical adalah partisi nomor 5 ke atas, yang merupakan pengembangan dari

  • partisi extended.

  Sebagai contoh, komputer Anda memiliki hard disk paralel ATA terpasang di kabel primary master . Jika di dalam hard disk telah ada Windows dengan sebuah folder C, maka partisi C itu biasanya bernama /dev/hda1. Jika ada 2 partisi (misal C dan D), kemungkinannya adalah /dev/hda1 dan /dev/hda2, keduanya partisi primary. Jika /dev/hda2 adalah extended, maka C dan D adalah /dev/hda1 dan /dev/hda5. Artinya /dev/hda5 adalah partisi logical yang merupakan pengembangan dari partisi extended /dev/hda2.

  Partisi hard disk yang akan dijadikan sebagai partisi utama (/) sistem IGOS Nusantara paling tidak 2 GB. Partisi yang akan dijadikan swap paling tidak 256 MB atau 2 hingga 3 kali ukuran RAM. Contoh: RAM komputer 128 MB membutuhkan swap sekitar 256 MB. RAM komputer sebesar 256 MB, dapat menggunakan swap 512 MB. Swap terlalu kecil akan membuat komputer sangat lambat atau bahkan macet/hang, dan swap terlalu besar akan memboroskan hard disk atau kerja komputer kurang optimal.

  1.1.3 Kapan membuat partisi utama dan swap?

  Membuat partisi sebaiknya dilakukan sebelum instalasi Linux, namun juga tetap bisa dilakukan pada saat instalasi dengan risiko menghapus partisi sebelumnya. Linux IGOS Nusantara tidak menyertakan program pemotong partisi seperti yang digunakan Linux Mandriva, Ubuntu, Edubuntu, Knoppix, dan lain-lain.

  Jika ingin membuat partisi sebelum instalasi Linux, Anda dapat menggunakan program FDISK.EXE dari DOS/Windows, atau Partition Magic (sayangnya, ini software proprietary). Anda juga dapat melakukan pembuatan partisi dengan fdisk atau cfdisk dari Linux, misalnya melalui booting Rescue CD dari CD-1 IGOS Nusantara. Jika Anda menggunakan fdisk, kode sistem file pada partisi Linux biasa adalah 83, dan kode swap adalah 82. Salah satu program sejenis Partition Magic yang free software adalah qtparted yang tersedia dalam distro Linux Live-CD Knoppix, atau gparted yang ada di Ubuntu/Edubuntu, atau diskdrake di Linux Mandriva.

  1.1.4 Partisi default LVM

  Jika pembuatan partisi Anda serahkan ke installer IGOS Nusantara, secara default IGOS Nusantara menggunakan sistem partisi Linux LVM (kode 8e). LVM bisa berupa beberapa volume fisik (physical volumes) yang digabung menjadi grup volume (volume group). Group volume ini yang dapat dipartisi sebagai beberapa volume logikal (logical volumes). Volume- volume logikal dapat diformat sebagai data (ext2, ext3, dan sebagainya) atau sebagai virtual memori (swap).

  Perbedaan LVM dengan partisi standar adalah LVM lebih fleksibel dan aman. LVM dapat menggabungkan beberapa partisi atau hard disk. Anda dapat membesarkan partisi sistem dengan mudah dan aman. LVM juga aman dari akses oleh Linux lain. Karena LVM tidak dapat diakses Linux lain dalam hard disk yang sama, partisi /boot tidak disarankan sebagai LVM. Jadi, sebuah hard disk dapat dipotong menjadi partisi standar untuk Windows dan /boot, dan partisi volume fisik LVM untuk swap dan data selain /boot. Contoh susunan partisi yang dibuat Nusantara secara otomatis sebagai berikut:

  /dev/hda1 100MB ext3 /boot /dev/hda2 4100MB physical volume

  VG VolGroup00 3712MB VolGroup LV LogVol00 3200MB ext3 / LV LogVol01 512MB swap

  Artinya: /dev/hda1 sebagai partisi /boot yang diformat dengan ext3. /dev/volgroup00/logvol00 sebagai partisi utama (/) yang diformat dengan ext3. /dev/volgroup00/logvol01 sebagai swap. Masih ada sisa ruang bebas di VolGroup00 sekitar 400 MB.

1.2 Proses Instalasi

  Masukkan CD-1 untuk booting komputer, lalu Anda akan menemukan tampilan pertama boot CD-1 seperti Gambar 2.1. Tekan Enter untuk booting standar/default dengan tampilan grafis (GUI). Jika gagal booting, misalnya hang, atau komputer lambat karena RAM kecil, berikan opsi “linux text” diikuti Enter sehingga tampilannya seperti “linux rescue”. Ikuti langkah- langkah selanjutnya, yang akan kita bahas mulai dengan menu pilihan cara memartisi hard disk.

1.2.1 Cara Memartisi hard disk

  Secara otomatis, Linux IGOS Nusantara akan mencari partisi kosong yang telah tersedia di hard disk (Use free space on selected drives and create default layout), sehingga tampilan di layar seperti Gambar 1.1. Ikuti pilihan otomatis ini jika di hard disk Anda tidak ada data penting, atau data lama telah di-backup. Jika Anda memilih ini, maka akan dibuat susunan partisi secara otomatis oleh program installer.

Gambar 1.1 Menggunakan partisi kosong yang telah tersedia Memilih cara memartisi ini adalah langkah yang paling penting dalam proses instalasi Linux.

  Jika salah memilih, bisa jadi data lama Anda akan hilang. Berikut ini penjelasan lengkap dari 4 pilihan cara memartisi: Remove all partitions on selected drives and create default layout. Pilihan ini akan menghapus semua partisi yang ada dan Nusantara akan membuat partisi baru secara otomatis. Jangan pilih ini jika di hard disk telah ada sistem operasi lain, atau ada Linux lain, atau ada data yang ingin Anda pertahankan.

  Remove Linux partitions on selected drives and create default layout. Pilihan ini akan menghapus semua partisi Linux saja. Partisi Windows dipertahankan. Sebaiknya juga hindari pilihan ini, karena untuk jaga-jaga ada partisi Linux yang masih ingin dipertahankan, selain kebebasan Anda berkurang.

  Use free space on selected drives and create default layout. Pilihan ini cukup aman, karena IGOS Nusantara hanya akan memilih partisi yang belum digunakan. Syaratnya, ukuran partisi ini cukup besar dan dapat dipotong menjadi dua jika Anda belum memiliki partisi swap.

  Create custom layout. Ini yang paling aman dan akan memberikan kebebasan kepada Anda untuk menghapus partisi lama atau tidak, dan membuat partisi baru. Jika Anda ingin belajar membuat partisi sendiri dengan langkah hati-hati, penulis menyarankan Anda memindahkan ke pilihan Create Custom Layout, sehingga Anda bisa menentukan sendiri di mana letak partisi yang akan digunakan untuk menginstal IGOS Nusantara ini.

1.2.2 Partisi Utama

  Langkah paling penting berikutnya dan paling bahaya adalah memilih partisi mana yang akan dijadikan sebagai sistem utama (menjadi direktori /), dan mana yang akan dijadikan swap. Pilih partisi yang telah disiapkan sebelumnya atau partisi yang pasti aman untuk dijadikan Linux. Edit dengan klik Titik Mount untuk menjadikan sebuah partisi dapat diakses Linux sebagai direktori apa, lalu klik Edit. Gambar 1.2 menunjukkan /dev/hda11 dipilih sebagai partisi utama (/).

Gambar 1.2 Memilih partisi sebagai sistem atau direktori utama

1.2.3 Format Hard Disk

  Setelah muncul menu Edit, tentukan mount point (titik kait), dalam hal ini root directory atau direktori utama (/). Jika ini partisi kosong atau siap diformat, pilih “Format partisi sebagai ext3.” Jika di dalam hard disk ini ada data yang tidak ingin dihapus, pilih “Jangan diutak-atik (data tetap apa adanya)”, seperti dalam Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Menentukan mount point dan format hard disk

  Juga klik partisi yang akan dijadikan swap, lalu pilih sistem file swap, dalam gambar 1.2 adalah

  /dev/hda12. Setelah Anda yakin semua benar, klik OK, lalu klik Selanjutnya. Akan muncul peringatan format (Gambar 1.4), untuk memastikan Anda tidak akan kehilangan data karena salah memilih partisi yang akan diformat. Jika Anda benar-benar yakin aman, klik Format, atau klik Batal jika Anda ragu-ragu.

Gambar 1.4 Peringatan sebelum memformat hard disk

  1.2.4 Password root (administrator)

  Anda diminta memasukkan kata sandi atau password untuk user “root”. User yang paling berkuasa ini hanya digunakan untuk mengonfigurasi sistem dan jaringan di Linux. Pilih password yang tidak mudah ditebak, namun mudah Anda ingat, minimal 6 karakter. Tulis password sebanyak dua kali, lalu klik “Selanjutnya”.

  1.2.5 Mulai Memformat Hard disk

  Jika ukuran hard disk mencukupi, proses akan berlanjut ke pemformatan hard disk dan pemindahan paket dari CD ke hard disk. Jika ukuran hard disk kurang, komputer harus direboot dan mengulangi proses instalasi dari pertama. Minimal harus tersedia ruang kosong sekitar 1,4GB hanya untuk instalasi dasar Linux IGOS Nusantara ini.

  1.2.6 Menunggu Proses Instalasi

  Proses instalasi paket-paket ini memakan waktu lama, tergantung dari kecepatan CD, kecepatan hard disk, dan kecepatan prosesor komputer. Selama proses instalasi ini, Anda dapat melakukan kegiatan lain, karena hanya sebuah CD sehingga tidak ada permintaan mengganti CD. Proses instalasi paket akan berjalan sendiri hingga selesai, kecuali terjadi kegagalan membaca CD.

  1.2.7 Menginstal Boot Loader

  Boot loader adalah program untuk memilih booting salah satu dari beberapa distro atau sistem operasi dalam satu komputer. Secara otomatis Linux IGOS Nusantara ini menginstal boot loader GRUB pada “Sektor pertama pada drive atau Master Boot Record (MBR)”. Biasanya pilihan default in jarang menimbulkan kegagalan booting. Namun jika gagal booting ke Linux IGOS Nusantara, baca bagian 1.2.9 tentang penggunaan Linux rescue CD, atau di akhir bab ini tentang cara meng-un-instal boot loader. Anda juga perlu membaca tulisan di bagian 1.4 tentang cara booting ke Linux lain dari boot loader Linux IGOS Nusantara.

  1.2.8 Selesai dan Reboot

  Selamat, instalasi distro Nusantara selesai. Tiba saatnya Anda mereboot komputer, dengan klik “boot ulang”. Seharusnya Anda dapat langsung booting ke IGOS Nusantara jika tidak ada kegagalan dalam proses instalasi boot loader di MBR.

  1.2.9 Gagal Booting ke IGOS Nusantara?

  Jika setelah instalasi Anda belum berhasil booting ke Nusantara, misalnya gagal ketika menginstal Grub atau Grub tertimpa oleh Windows, Anda dapat mencoba salah satu dari dua cara berikut ini. Jangan buru-buru menginstal ulang Linux kalau hanya karena gagal booting atau ada kesalahan boot loader.

  Cara pertama, gunakan CD-1 Nusantara untuk boot dengan opsi “linux rescue” seperti yang dijelaskan di bagian awal bab ini. Lalu ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menginstal ulang Grub ke MBR. Sesuaikan semua nama partisi dengan yang ada di hard disk komputer Anda.

  Pilih mount partisi utama Nusantara, misalnya:

  # mkdir /mnt/hda11 # mount /dev/hda11 /mnt/hda11

  Instal Grub ke MBR dengan perintah:

  # grub-install --root-directory=/mnt/hda11 /dev/hda

  Catatan penulisan perintah: setelah grub-install dan spasi ada dua dash sebelum root tanpa spasi, lalu satu dash tanpa spasi diikuti directory tanpa spasi.

  Ketik exit atau tekan Ctrl-Alt-Del untuk mereboot komputer. Masih gagal juga? Coba cara kedua, yaitu dengan boot melalui perintah-perintah di prompt grub Live-CD atau Linux lain di komputer Anda. Contoh berikut ini dengan misal IGOS Nusantara diinstal pada partisi /dev/hda11 (hd0,10).

  Ketik "c" saat muncul menu boot dengan Grub. Di monitor akan muncul prompt atau shell

  Grub.

  grub>

  Ketik perintah root (hd0,10) diikuti Enter. Perintah ini untuk memberi tahu kepada Grub, letak partisi utama (yang direktori boot) pada Nusantara, yaitu di /dev/hda1.

  grub> root (hd0,10) Ketik perintah untuk memanggil kernel Nusantara yang ada di direktori /boot, diikuti Enter. grub> kernel /boot/vmlinuz-2.6.15-1.2054_IGN1 root=/dev/hda11 Ketik perintah untuk memanggil initrd milik Nusantara, diikuti Enter. grub> initrd /boot/initrd-2.6.15-1.2054_IGN1.img Ketik boot diikuti Enter untuk memulai proses booting. grub> boot

1.3 Pasca Instalasi

  Halaman pertama setelah booting pertama adalah Selamat Datang. Tekan tombol “Maju” untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.

  1.3.1 Menyetujui lisensi

  Anda harus menyetujui perjanjian lisensi, meskipun ini tergolong software yang bebas dicopy dan digunakan, dengan memilih “Yes, I agree to the license agreement.”

  1.3.2 Mengatur firewall untuk keamanan

  Jika Linux Anda akan sering berada dalam jaringan Internet, sebaiknya Anda ikuti setting bawaan Nusantara, yaitu mengaktifkan Firewall. Program firewall akan mencegah komputer Anda diakses melalui jaringan, kecuali program yang diizinkan, misalnya ssh seperti dalam Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Firewall Enabled

  Jika Anda hanya menggunakan Linux sebagai desktop stand-alone, atau hanya dalam jaringan lokal di kantor, Anda bisa men-Disabled.

1.3.3 Keamanan dengan SELinux

  Linux Anda dapat dibuat lebih aman lagi dengan mengaktifkan sistem keamanan SELinux (Security Enhanced Linux) . Secara default distro IGOS Nusantara menjalankan SELinux. Setelah selesai instalasi, Anda dapat menonaktifkan SELinux. Pada saat instalasi ini, Anda juga bisa menonaktifkan SELinux dengan memilih “Disabled”.

Gambar 1.6 SELinux Disabled

  1.3.4 Tanggal dan Waktu

  Pilih tanggal dan waktu sesuai dengan tempat Anda bekerja sehari-hari. Bila perlu, Anda dapat mengatur agar waktu mengacu ke server NTP (Network Time Protocol) di internet. Jika akses ke internet tidak lancar, pertahankan pilihan ini tetap kosong sehingga cukup menggunakan waktu lokal di komputer Anda.

  1.3.5 Mengatur tampilan layar

  Resolusi layar ditentukan otomatis oleh Linux sesuai dengan kartu VGA dan monitor yang dikenali Linux IGOS Nusantara. Tampilan layar aslinya kadang hanya memiliki resolusi 800x600 dengan kedalaman warna 24 bit (jutaan warna). Anda dapat mengubahnya. Klik “Konfigurasi” untuk mengubah jenis monitor sesuai dengan spesifikasi monitor yang Anda gunakan, misalnya 1024x768 (Gambar 1.7). Lalu ubah resolusi layar menjadi 1024x768. Kedalaman warna cukup menggunakan 24 bt (jutaan warna), atau 16 bit (ribuah warna).

Gambar 1.7 Layar 1024x768

  1.3.6 Membuat user baru

  Dalam bekerja Anda tidak disarankan menggunakan user administrator atau root, karena dapat berbahaya jika terjadi kesalahan perintah. Buatlah user biasa dan password-nya yang mudah Anda ingat, namun tidak mudah ditebak orang lain.

  1.3.7 Menguji kartu suara

  Biasanya Linux IGOS Nusantara bisa mengenali kartu suara. Untuk memastikannya, klik tombol play (>) dan dengarkan suaranya sambil menggeser pengatur volume ke kanan agar suara terdengar keras. Jika suara terdengar, klik YA.

  1.3.8 Restart atau boot ulang

  Agar semua perubahan yang telah Anda lakukan berlaku, Anda harus mereboot kembali Linux IGOS Nusantara.

  1.3.9 Log-in dan Berubah Menjadi root

  Setelah Anda berhasil login ke desktop Linux IGOS Nusantara, program yang perlu Anda kenal meskipun jarang digunakan nantinya adalah prompt atau Terminal. Menu untuk menjalankan prompt adalah Aplikasi | Aksesoris | Terminal. Untuk berubah diri menjadi root, jalankan perintah su diikuti Enter dan ketikkan password root. Untuk keluar dari root, jalankan exit diikuti Enter.

  $ su Password: # exit $

1.4 Booting Multi OS

  Boot loader Linux seperti Grub yang ada di IGOS Nusantara ini dapat digunakan untuk mengatur pilihan booting ke lebih dari satu distro atau sistem operasi (Multi Operating System). Dalam contoh berikut ini ditunjukkan cara mengatur pilihan booting ke Windows dan ke Linux yang lain, dan cara menambahkan distro Linux lain ke dalam pilihan boot loader Grub.

1.4.1 Booting ke Windows

  Secara normal, Nusantara langsung mengenali partisi Windows bila di dalam komputer telah ada Windows. Program installer Nusantara akan menambahkan pilihan booting ke Windows, dengan pilihan default ke Nusantara. Untuk mengubah agar pilihan default ke Windows, Anda dapat mengedit file /boot/grub/grub.conf, dengan mengganti nomor default di bagian atas file grub.conf.

  default=1

  Catatan : Anda harus berubah menjadi root agar dapat mengedit file grub.conf dan menyimpannya.

  Perintah untuk berubah dari user biasa menjadi root adalah “su”. Jika Anda menggunakan editor teks vi, perintahnya adalah “vi /boot/grub/grub.conf”. Ketika akan mengedit tekan tombol i atau I. Ketika akan keluar tanpa menyimpan (membatalkan semua hasil edit) tekan tombol Esc diikuti :q! (titik dua, q, dan tanda seru). Untuk menyimpan hasil edit, tekan Esc diikuti :wq (titik dua, w, dan q). Jika Windows diinstall setelah Linux, boot loader Grub yang berada di MBR akan tertimpa boot loader Windows, sehingga Anda harus merujuk kembali ke bagian 1.2.9. Setelah Anda berhasil masuk kembali ke Linux, Anda harus mengedit file grub.conf untuk menambahkan pilihan booting ke Windows dengan menulis tiga baris ini di bagian akhir. Asumsi: Windows ada di partisi pertama primary master (hd0,0) atau /dev/hda1. Kata “other” dapat diganti dengan “windows” atau kata lainnya, boleh ada spasi.

  title other rootnoverify (hd0,0) chainloader +1

1.4.2 Booting ke Linux lain Sebagai contoh, di dalam hard disk terdapat Linux Ubuntu yang terinstal pada partisi /dev/hda6.

  Mount partisi Linux lain itu, misalnya Ubuntu yang berada di /dev/hda6 di-mount ke

  • /mnt/hda6.

  # mkdir /mnt/hda6 # mount /dev/hda6 /mnt/hda6

  IGOS Training Tool Kit: Instalasi IGOS

  Lihat isi direktori boot milik Ubuntu untuk menc •

  Nusantara - 15atat atau meng-copy nama file lengkap vmlinuz dan initrd. Dua file ini akan dipanggil pada saat komputer booting ke distro Linux tersebut.

  # ls /mnt/hda10/boot

  Tambahkan 4 baris ini pada file grub.cong milik Nusantara, dengan nama vmlinuz dan

  • initrd.img sesuai dengan yang ada di direktori boot Linux lain itu.

  title Ubuntu root (hd0,5) kernel /boot/vmlinuz-2.6.17-10-generic root=/dev/hda6 initrd /boot/initrd.img-2.6.17-10-generic

II. DESKTOP, PRINTER, DAN USB DISK

  Tujuan: Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu: Menggunakan desktop GNOME di Linux IGOS Nusantara.

  Mengonfigurasi atau setting printer lokal dan printer jaringan. Menggunakan aplikasi internet browser web, messenger, dan email client. Mengakses usb atau flash disk.

2.1 Desktop IGOS Nusantara

2.1.1 Desktop dan Panel

  Desktop adalah tampilan yang muncul di layar monitor setelah kita login ke dalam Linux melalui modus grafis. Desktop IGOS Nusantara R6 menggunakan GNOME versi 2.14. Secara default, desktop GNOME di IGOS Nusantara R6 ini memiliki 2 panel, yaitu panel atas dan panel bawah. Panel atas adalah pita mendatar atau horisontal di ujung atas monitor, sedang panel bawah berada di ujung bawah layar monitor. Lihat Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Desktop GNOME bawaan Nusantara

  Menu utama Nusantara terletak di panel atas dengan lambang Nusantara berwarna merah di pojok kiri atas. Contoh nama tiga menu utama ini adalah Aplikasi, Komponen, dan Desktop. Di sebelah kanan ketiga menu utama ini terdapat ikon-ikon untuk menjalankan program web browser, email, help, dan lain-lain. Di pojok kanan atas terdapat applet untuk menampilkan jam dan tanggal, volume suara, baterai laptop, status jaringan, dan status ketersediaan paket update. Panel yang berada di bawah berguna untuk menampilkan program-program yang sedang berjalan. Di pojok kiri bawah terdapat satu ikon untuk menampilkan desktop. Di pojok kanan bawah terdapat tempat sampah untuk menyimpan file yang akan dihapus. Di sebelah kiri tempat sampah ini terdapat kotak-kotak untuk berpindah desktop. GNOME dapat memiliki lebih dari satu desktop maya (virtual desktop). Nusantara mendukung banyak bahasa. Bahasa standar bawaan Nusantara adalah Bahasa Indonesia. Untuk mengubah ke menu bahasa lain, kita harus logout, kemudian login kembali dengan klik Language, lalu pilih English – American. Cara lain mengubah bahasa default adalah melalui menu Desktop -> Administration -> Bahasa.

2.1.2 Menu Aplikasi

  Menu utama Applications berisi beberapa sub-menu, misalnya dalam bahasa Indonesia (dan Inggris) berurutan dari atas ke bawah: Aksesoris (Accessories), Grafis (Graphics), Internet, Peralatan Sistem (System Tools), Perkantoran (Office), Permainan (Games), dan Suara & Video (Sound & Video), seperti terlihat dalam Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Daftar menu Aplikasi

  Salah satu program penting yang dapat dijalankan dari menu Applications adalah Terminal, yang berada di sub menu Accessories. Terminal adalah prompt, yang berguna untuk menjalankan semua program atau perintah di Linux.

2.1.3 Menu Komponen

  Menu Komponen sangat berkaitan dengan program File Browser yang bernama Nautilus. File Browser ini mirip dengan Windows Explorer di desktop MS Windows dan Konqueror di desktop KDE. Perbedaannya, Nautilus tidak berfungsi sebagai Web Browser.

  Menu Komponen memiliki beberapa sub menu yang berhubungan dengan folder di lokal dan di jaringan. Folder atau direktori lokal itu antara lain Folder Rumah atau Home (seperti My Documents di MS Windows), Desktop (isinya akan ditampilkan di desktop layar), Komputer (seperti My Computer di MS Windows), dan partisi-partisi hard disk serta flash disk yang bisa dikelompokkan dalam Removable Media. Lihat Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Daftar Menu Komponen

  Berikut ini contoh daftar isi (sub menu) Komponen dan penjelasan singkatnya: • Folder Rumah (Home): untuk membuka folder atau direktori /home/user.

  • Desktop: untuk membuka folder /home/user/Desktop, yang berisi daftar file dan direktori yang terdapat di halaman desktop.
  • >Komputer: untuk membuka window yang berisi semua partisi atau hard disk dan CD/DVD
  • • Removable Media atau hda1 atau nama serupa: berisi daftar folder yang kalau diklik akan

    membuka isi folder yang berhubungan dengan partisi hard disk, usb disk, dan lain-lain.
  • • Server Jaringan: membuka folder jaringan, yang kadang membutuhkan login dengan

    memasukkan user dan password, misalnya untuk mengakses folder Windows share.
  • Alamat IP atau nama folder jaringan: membuka folder jaringan yang telah diakses sebelumnya.

  Menghubungi Server (Connect to Servers): menampilkan window yang berisi formulir • untuk koneksi ke beberapa jenis server, seperti SSH/SFTP dan Windows share. Cari Berkas (Search for Files): untuk mencari file dalam suatu folder.

  • Terakhir Dibuka (Recent Documents): berisi daftar file yang terakhir dibuka.
  • 2.1.4 Menu Desktop

  Menu Desktop memiliki sub menu yang berhubungan dengan preferensi GNOME dan konfigurasi atau administrasi sistem Nusantara. Lihat Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Daftar menu Desktop

  Berikut ini daftar lengkap daftar sub menu System dan penjelasan singkatnya: Pengaturan (Preferences): untuk mengatur kerja desktop GNOME.

  • Administrasi (Administration): untuk mengonfigurasi sistem Nusantara dan GNOME.
  • Bantuan (Help): untuk membuka dokumentasi bantuan terhadap GNOME, atau Yelp.
  • Tentang (About) GNOME: untuk membuka dokumen yang menjelaskan garis besar apa itu
  • GNOME dan siapa saja yang terlibat dalam pengembangannya. About Igos Nusantara: untuk membuka Yelp, yang langsung menjelaskan apa itu Nusantara. • Quit: untuk keluar dari desktop GNOME, dengan berbagai pilihan seperti Logout,
  • Lockscreen (mengunci layar), Switch User (login dengan user lain dan lockscreen tanpa logout user sekarang), Suspend (komputer tidur, data disimpan di RAM), Hibernate (komputer mati, data disimpan di hard disk atau swap), Restart, dan Shutdown.
Dua sub menu, Preferences dan Administration, juga perlu kita pahami karena banyak kita butuhkan saat bekerja di desktop GNOME Nusantara.

2.2 Printer

  Ada dua jenis printer yang akan ditunjukkan langkah-langkah instalasinya. Dua printer itu terhubung dengan dua cara berbeda. Printer pertama terhubung langsung ke komputer lokal melalui kabel USB. Printer kedua berada di jaringan lokal (LAN: Local Area Network) dan terpasang di komputer Windows atau disharing dengan program Samba di Linux. Samba adalah nama program yang membuat Linux berfungsi seperti server file atau server printer Windows. Yang dimaksud printer lokal ini adalah printer yang tersambung langsung ke komputer Linux Anda. Dalam contoh ini penulis menggunakan printer Bubble Jet Canon i255 dengan kabel USB. Tidak semua printer dapat langsung digunakan di Linux IGOS Nusantara. Canon i255 ini contohnya. Anda harus download drivernya dari Internet (misalnya dari http://kaosgeek.baliwae.com/produk/bjfiltercups-2.3-0.i386.rpm dan http://kaosgeek.baliwae.com/produk/bjfilteri255-2.3-0.i386.rpm) atau kirim email ke rusmanto@gmail.com untuk mendapatkan kiriman driver Canon i255 ini.

2.2.1 Printer Lokal

  Untuk mengetahui apakah printer yang Anda gunakan sudah ada driver-nya di Linux IGOS Nusantara, jalankan web browser (misalnya Firefox). Cara lain adalah melalui terminal (Aplikasi -> Aksesoris -> Terminal) dengan perintah “system-config-printer”. Program untuk konfigurasi printer ini juga dapat dipangguil melalui menu Desktop -> Administration -> Mencetak.

  Contoh setting printer di buku ini menggunakan web browser karena lebih mudah dan fleksibel. Arahkan web browser untuk mengakses alamat http://localhost:631/. Angka 631 ini menunjukkan nomor saluran (port) protokol internet untuk program pengelola printer CUPS (Common UNIX Printing System), seperti tampak dalam Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Web untuk setting printer

  Berikut ini langkah-langkah menemukan nama printer dan tipenya: Klik Manage Printers dari daftar menu di kiri, atau Printers pada menu mendatar di bagian atas. Lalu klik Add Printer, sehingga tampil halaman seperti Gambar 2.6.

  Masukkan login root dan password-nya. User selain root tidak bisa digunakan untuk mengelola printer.

Gambar 2.6 Login dengan root untuk menambahkan printer Masukkan nama apa saja, misalnya Tes, seperti pada Gambar 2.7.Gambar 2.7 Memberi nama panggilan printer

  Klik Continue sehingga masuk ke halaman yang meminta Anda memilih jenis Device atau sambungan ke printer. Pilih satu jenis kabel, misalnya USB Printer #1, seperti Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Memilih jenis sambungan ke printer

  Klik Continue, lalu pilih merek atau nama vendor pembuat printer. Jika belum ada, kemungkinan besar driver printer Anda belum tersedia di program CUPS. Contoh, printer Canon i255 tidak akan tercantum dalam daftar sebelum Anda menginstal driver- nya. Dalam tes ini penulis mencoba memilih printer EPSON, seperti pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Memilih nama merek printer

  Klik Continue, lalu pilih tipe printer yang sesuai. Misal printer Anda EPSON dot matrix, Anda dapat mencoba jenis 9 pin atau 24 pin, seperti dalam Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Memilih tipe printer

  Klik Continue, maka proses setting printer selesai. Klik nama panggilan printer (dalam contoh ini Tes) untuk masuk ke informasi printer tersebut, sehingga muncul halaman seperti Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Informasi printer yang telah ditambahkan

  Klik Print Test Page untuk menguji apakah printer bekerja dengan baik. Jika tidak, pastikan driver telah sesuai atau lebih dahulu instal driver jika nama dan tipe printer belum ada dalam daftar.

2.2.2 Printer Jaringan

  Berikut ini menunjukkan cara menambahkan printer di jaringan Windows atau Samba yang sudah di-share untuk digunakan bersama. Contoh ini menggunakan printer HP LaserJet 1020, yang juga belum terdaftar di CUPS Linux IGOS Nusantara. Untuk setting printer jaringan, Linux Anda harus sudah terhubung ke jaringan yang ada komputer men-sharing printer. Jika ada masalah dengan jaringan, lompat ke modul 7 tentang setting jaringan ethernet.

  Akses web http://localhost:631, lalu klik Add Printer, dan isikan nama panggilan printer (misalnya hp1020) dan dua baris informasi tambahan untuk menjelaskan printer ini (tidak harus ada).

  Halaman berikutnya, pilih jenis sambungan printer ke komputer, yaitu Windows printer via Samba. Klik Continue, lalu isikan informasi alamat dan nama printer yang di-share. Jika komputer Anda belum bisa ke jaringan, baca bagian 2.3 bab ini. Untuk mendapatkan alamat komputer dan nama sharing printer ini, tanya ke administrator jaringan atau lihat setting di Windows/Linux yang sedang men-share printer tersebut. Dalam contoh ini, printer terpasang di komputer dengan alamat 192.168.1.99 dengan nama share HPLASERJ. Anda juga dapat memasukkan nama komputer, dalam contoh ini SAMS. Penulisannya adalah smb://SAMS/HPLASERJ atau smb://192.168.1.99/HPLASERJ. Lihat Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Memasukkan alamat dan nama printer sharing Klik Continue, lalu pilih merek printer, dalam contoh ini Hewlet-Packard (bukan HP).

  Klik Continue, lalu pilih tipe printer. Jika tipe printer belum ada dalam daftar, Anda harus instal drivernya lebih dahulu. Driver HP LaserJet 1020 yang berupa source adalah foo2zjs.tar.gz (ada di direktori driver pada CD-2). Untuk menginstalnya, Anda harus lebih dahulu menginstal semua paket extras atau paket-paket Fedora Core 6 yang berhubungan dengan development, yaitu zlib, gcc, libstdc++-devel, gcc-c++, libgomp, make, libgcc, zlib-devel, dan glibc-headers. Petunjuk instal ada di CD-2 direktori document. Petunjuk instal juga ada dalam paket itu setelah diekstrak. Cara instal antara lain dengan perintah make, make install, make install- hotplug, dan make cups. Silakan kirim email ke rusmanto@gmail.com jika Anda menemui kesulitan. Setelah driver berhasil terinstal, klik Back di web browser Anda atau ulangi dari awal dengan mengakses http://localhost:631. Harusnya pada langkah ini akan terdapat tipe printer HP LaserJet 1020. Klik Continue, maka setting printer jaringan selesai. Klik nama panggilan printer hp1020 untuk masuk ke halaman printer dan statusnya. Klik Print Test Page untuk menguji printer ini. Klik Printers untuk melihat daftar semua printer.

2.3 Internet

  Aplikasi desktop atau client untuk mengakses internet cukup mudah digunakan, hampir sama cara menggunakan aplikasi internet di Windows. Berikut ini beberapa tip dan trik penggunaan aplikasi internet yang paling banyak digunakan, yaitu web, chatting, dan email.

  2.3.1 Web Browser dan Flash

  Web browser bawaan Linux IGOS Nusantara adalah Firefox, yang dapat dijalankan dari menu Aplikasi -> Internet -> Firefox Web Browser. Anda juga dapat menjalankan firefox dengan mengetik perintah “firefox” di terminal.

  Agar firefox dapat menjalankan animasi flash yang ada di banyak website, lebih dahulu instal paket flash-plugin yang disedia di CD-2 (extras). Gunakan perintah “yum install flash-plugin”, atau pindah ke direktori RPMS CD-2 lalu jalankan perintah “rpm -ivh flash-plugin-9.0.31.0- release.i386.rpm”.

  Copy atau pindahkan paket libflashplayer.so dari direktori /usr/lib/flash-plugin/ ke direktori /usr/lib/mozilla/plugins/ (berlaku untuk semua user). Jika hanya untuk satu user saja, pindahkan file libflashplayer.so ke direktori /home/user/.mozilla/plugins/.

  Restart web browser Anda agar plug-in dapat digunakan, misalnya untuk mengkases website www.eureka.web.id yang berisi animasi flash.

  2.3.2 Internet Messenger

  Salah satu penyedia fasilitas untuk chatting atau Internet Messenger adalah Yahoo! Messenger, disingkat YM. Linux IGOS Nusantara menyediakan Gaim untuk mengakses YM. Jika Anda sudah memiliki acoount user di yahoo.com, Anda dapat mencoba YM dengan Gaim: Aplikasi -> Internet -> Internet Messenger.

  Gaim dapat digunakan untuk banyak user di YM. Gaim juga mendukung protokol selain YM, misalnya Napster, MSN, IRC, dan UCQ. Untuk menambah user YM, klik “Account”, kemudian klik “Tambah” dan pilih Protocol “Yahoo”. Isi screename dengan user Anda di Yahoo.com, dan Password dengan password di Yahoo.com, lalu klik “Simpan”. Untuk memulai online, klik kotak di kolom “online” pada jendela account atau klik “Sign on” pada jendela Login.

Gambar 2.13 Yahoo Messenger dengan gaim

  Untuk keluar dari Gaim tidak cukup dengan menutup jendela atau klik tanda silang di pojok kanan program Gaim, tapi harus klik mouse kanan pada ikon di panel (toolbar) pada bagian kanan atas desktop GNOME Linux IGOS Nusantara, lalu pilih Quit.

2.3.3 Email

  Jika Anda menggunakan email hanya melalui web atau webmail, Anda tidak memerlukan program khusus untuk email. Program klien email khusus di Linux IGOS Nusantara adalah Evolution sebagai pengganti Outlook di Windows. Program lainnya tersedia di CD-2 (extras), yaitu thunderbird.

  Jalankan Evolution melalui menu Aplikasi -> Internet -> Email. Jika Anda belum pernah setting email sebelumnya, Anda akan diminta mengisi data, dimulai dengan tampilan Selamat Datang. Berikut ini langkah-langkah dan contoh konfigurasi email berikut ini:

  Setelah klik “Maju” dari halaman pertama, kita dihadapkan window untuk memasukkan

  • nama dan email. Isikan minimal nama dan alamat email kita atau si pengirim. Misalnya Evolution ini akan digunakan oleh Salwa Alaribah, dengan “Alamat email” salwa@infolinux.web.id. Isian “Alamat balasan” tidak harus diisi, kecuali alamat email untuk menerima balasan berbeda dengan alamat untuk mengirim. Isian “Organisasi” juga tidak harus diisi, atau isi dengan nama perusahaan atau nama organisasi yang ingin Anda kenalkan kepada pihak lain (semua penerima email). Klik “Maju”. Pilih “Tipe Server” atau protokol server untuk “Pengambilan email”. Misalnya jika Anda • menggunakan POP3, maka kita memilih POP. Baris “Server” diisi dengan nama domain atau alamat IP server POP tersebut, misalnya infolinux.web.id. “Nama pengguna” diisi dengan nama user atau account kita di server POP, misalnya salwa. Di beberapa server mengharuskan menulis lengkap seperti alamat email yang menggunakan @ atau %, misalnya salwa%infolinux.web.id. Jika Anda ingin menyimpan password, klik “Ingat
sandi”. Klik “Maju”. Tampilan berikutnya menawarkan kepada Anda tiga opsi tambahan yang dapat kita • kosongkan semuanya. Opsi pertama untuk mengatur agar Evolution mendownload email secara otomatis setiap waktu tertentu, misalnya 10 menit. Opsi yang penting adalah “Tinggalkan pesan pada server”, karena berguna jika kita download email di komputer orang lain, artinya semua email yang kita download ke Evolution tetap dipertahankan juga berada di server. Hati-hati, mempertahankan email tetap berada di server akan membuat mailbox atau kuota email Anda cepat penuh. Klik “Maju”.

  Berikutnya setting Pengiriman Email. Tipe Server pilih yang sesuai dengan tipe atau • protokol server untuk mengirim email, misalnya SMTP, yang banyak digunakan oleh umumnya aplikasi server email. “Server” diisi dengan alamat server SMTP atau localhost jika kita menggunakan server SMTP di komputer kita sendiri (untuk ini Anda harus memastikan Postfix telah dikonfigurasi dengan benar dan telah berjalan). Jika Anda dial-up ke ISP, gunakan alamat SMTP milik ISP agar pengiriman email ke tujuan dilakukan oleh server ISP. Beberapa server SMTP menggunakan otentikasi untuk mengirim email, sehingga Anda harus klik “Otentikasi haris dilakukan server” lalu klik “Maju”. Tulisakan nama pengenal konfigurasi ini, atau Anda terima apa adanya yang telah

  • dibuatkan Evolution, misalnya salwa@infolinux.web.id. Nama ini perlu Anda kenali, karena Evolution dapat Anda gunakan untuk mengakses beberapa account (akun) yang berhubungan dengan alamat email dan server-server yang berbeda. Klik “Maju”. Selanjutnya Anda diminta memilih Timezone atau zona waktu yang kita gunakan pada saat
  • mengirim email. Misalnya, Asia/Jakarta, dengan cara memilih dari daftar atau klik di peta. Klik “Maju”. Evolution juga dapat mengimpor email dan daftar alamat dari Pine. Klik “Maju” sehingga • konfigurasi telah selesai. Jika masih ragu-ragu, klik “Kembali” untuk melihat isian-isian sebelumnya. Jika ingin membatalkan semuanya, klik “Batal”. Jika semua sudah benar, klik “Terapkan”. Pertama dijalankan, Evolution meminta kita memasukkan password untuk mengambil
  • email. Masukkan password yang telah kita dapatkan dari pengelola server email. Klik OK untuk mulai mendownload email. Kita langsung dibawa ke folder Inbox yang ada di Evolution. Klik salah satu email yang ada • untuk membaca isi email. Untuk menjawabnya, klik “Balas”. Untuk menulis dan mengirim email baru, klik “Baru” . From: pilih salah satu account yang telah kita buat, misalnya salwa@infolinux.web.id. To:
  • isikan alamat email yang dituju, misalnya rus@infolinux.web.id. Subject: isikan kata atau kalimat sebagai judul, yang sangat penting bagi penerima untuk mengenali email yang masuk. Klik Attach, lalu pilih file yang akan disertakan dalam email sebagai attachment (Catatan: attachment sebaiknya berupa file yang sudah diperkecil atau dikompres, misalnya file gambar .BMP harus diubah lebih dahulu menjadi .JPG atau .PNG, dan file .DOC harus dikompres menjadi .ZIP atau tar.gz, dan sebagainya). Ketikkan pesan yang ingin kita sampaikan kepada penerima, lalu klik “Kirim”. Untuk mengonfigurasi ulang Evolution, klik Ubah -> Pengaturan. Misalnya untuk •
menambah akun email ke server lain, klik “Tambah” dan ulangi langkah dari pertama.

2.4 USB Disk

  Usb adalah nama sambungan dari suatu peralatan elektronik dengan komputer. Usb disk dalam hal ini adalah peralatan untuk menyimpan data, termasuk yang ada di flash disk, external hard disk , multimedia player dan recorder, kamera digital, kamera video digital, handphone, dan lain-lain.