83 ANALISIS ROA DAN ROE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)
ANALISIS ROA DAN ROE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)
Panca Wahyuningsih 2) , Dra. Maduretno Widowati
Akuntansi STIE Pelita Nusantara
email: [email protected]
Manajemen STIE Pelita Nusantara
email: [email protected]
The purpose of financial management is to maximize the wealth of shareholders, which means increasing the value of the company, this is a measure of objective value by the public and the orientation of the company's survival, the company can take measurements of financial performance of the financial statements at the end of the period. In measuring the financial performance, financial ratios are frequently used profitability ratios, such as return on assets (ROA) and Return On Equity (ROE), while Corporate Social Responsibility (CSR) as part of a strategy to increase the value of companies that allegedly provided a more powerful influence , because it is based on the social impact of transparency on the activity or activities undertaken by the company
This study aims to determine the effect of financial performance (ROA and ROE) to the value of companies with Corporate Social Responsibility (CSR) as a moderating variable. While in general is to test, analyze whether the ROA and ROE affect the value of the company, with moderated CSR. Thus it can be seen Which more dominant influence between the ROA or ROE to company value and whether the variable CSR can serve as a moderate. Results are expected to provide us with feedback to the management of state-owned enterprises listed on the Stock Exchange, in terms of increasing the value of the company.
Methods of data analysis using multiple regression analysis to test the hypothesis. The population in this study is state-owned enterprises listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013. The sample in this research was determined by purposive sampling, in order to obtain as much data as 68 companies.Variables in this study consisted of four variables, ROA, ROE becomes the independent variable and CSR moderating variable, while the value of the company becomes the dependent variable.
Keywords: Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Corporate Social Responsibility (CSR), Corporate Values
1. Latar Belakang Masalah
dimensi-dimensi profitabilitas dalam Dunia bisnis yang semakin
kondisi baik, maka akan memberikan kompetitif membuat perusahaan semakin
dampak positif terhadap keputusan bekerja keras untuk meningkatkan nilai
investor di pasar modal untuk perusahaan dimata investor. Nilai
menanamkan modalnya dalam bentuk perusahaan dapat diukur melalui nilai
penyertaan modal, demikian juga akan harga saham di pasar, berdasarkan
berdampak pada keputusan kreditor terbentuknya harga saham perusahaan di
dalam kaitannya dengan pendanaan pasar, yang merupakan refleksi penilaian
perusahaan melalui hutang (Harmono, oleh publik terhadap kinerja perusahaan
secara riil (Harmono, 2009). Nilai
mengukur kinerja perusahaan dapat dilihat dari harga saham
Dalam
keuangan, rasio keuangan yang sering dan jumlah saham yang beredar pada
digunakan adalah rasio profitabilitas, akhir periode. Semakin tinggi harga
diantaranya adalah Return On Asset saham maka akan memperbesar nilai
(ROA) dan Return On Equity (ROE). perusahaan (Annas, 2007).
ROA mengukur pengembalian atas total Tujuan manajemen keuangan
aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil perusahaan adalah memaksimumkan
pengembalian total aktiva atau total kekayaan para pemegang saham, yang
menunjukkan kinerja berarti meningkatkan nilai perusahaan
investasi
manajemen dalam menggunakan aktiva yang merupakan ukuran nilai objektif
perusahaan untuk menghasilkan laba. oleh publik dan orientasi pada
ROE menunjukkan kelangsungan
Sedangkan
keberhasilan atau kegagalan pihak (Harmono, 2009). Untuk mencapai tujuan
hidup
perusahaan
manajemen dalam memaksimumkan ini, perusahaan dapat melakukan
tingkat hasil pengembalian investasi pengukuran kinerja keuangan terhadap
pemegang saham dan menekankan pada laporan keuangan pada akhir setiap
hasil pendapatan sehubungan dengan periode. Analisis laporan keuangan ini
jumlah yang diinvestasikan (Abd’rachim, dapat dilakukan dengan menggunakan
rasio keuangan. Rasio keuangan yang Beberapa tahun terakhir banyak sering digunakan untuk melakukan
perusahaan telah menyadari pentingnya pengukuran kinerja keuangan ini adalah
Corporate Social Responsibility (CSR) rasio profitabilitas.
dalam strategi Konsep profitabilitas ini dalam
sebagai
bagian
nilai perusahaan. teori keuangan sering digunakan sebagai
meningkatkan
Corporate Social Responsibility (CSR) indikator kinerja fundamental perusahaan
didasarkan pada transparansi dampak mewakili kinerja manajemen. Sesuai
sosial atas kegiatan atau aktivitas yang dengan perkembangan model penelitian
dilakukan oleh perusahaan. Transparansi bidang manajemen keuangan, umumnya
informasi yang diungkapkan tidak hanya dimensi profitabilitas memiliki hubungan
informasi keuangan perusahaan, tetapi kausalitas terhadap nilai perusahaan.
juga diharapkan Sedangkan nilai perusahaan secara
perusahaan
mengungkapkan informasi mengenai konsep dapat dijelaskan oleh nilai yang
dampak (externalities) sosial dan ditentukan oleh harga saham yang
lingkungan hidup yang diakibatkan diperjualbelikan
aktivitas perusahaan (Arijanto, 2011). Hubungan kausalitas ini menunjukkan
hampir semua bahwa apabila kinerja manajemen
Oleh
karenanya,
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek perusahaan yang diukur menggunakan
Indonesia
sudah
mengungkapkan mengungkapkan
2008). Penelitian mengenai faktor-faktor Badan Usaha Milik Negara
yang mempengaruhi nilai perusahaan (BUMN) merupakan perusahaan milik
telah banyak dilakukan dan menunjukkan negara yang penguasaan badan usaha
hasil yang tidak konsisten. Yuniasih dan dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah
Wirakusuma (2008) dalam penelitiannya berwenang menetapkan kebijakan yang
terhadap perusahaan manufaktur yang berkaitan dengan kegiatan usaha dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) semua risiko yang terjadi sepenuhnya
tahun 2005-2006, memperoleh hasil merupakan tanggung jawab pemerintah.
bahwa ROA berpengaruh positif terhadap Menurut undang-undang nomor 19 tahun
nilai perusahaan dan pengungkapan CSR 2003, definisi BUMN adalah badan usaha
sebagai variabel pemoderasi berpengaruh yang seluruh atau sebagian besar
positif terhadap hubungan ROA dan nilai modalnya dimiliki oleh negara melalui
Sedangkan penelitian penyertaan secara langsung yang berasal
perusahaan.
Carningsih (2009) yang menggunakan dari kekayaan negara yang dipisahkan.
perusahaan property dan real estate yang Sejak tahun 2001 seluruh BUMN
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dikoordinasikan pengelolaannya oleh
(BEI) tahun 2007-2008, menemukan Kementrian BUMN, yang dipimpin oleh
bahwa ROA berpengaruh negatif seorang Menteri BUMN. BUMN di
terhadap nilai perusahaan, sedangkan Indonesia
ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perseroan, perusahaan umum, dan
perusahaan jawatan. Salah satu bentuk Su’aidah (2010), dalam BUMN adalah persero merupakan
penelitiannya pada perusahaan yang BUMN yang berbentuk perseroan
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia terbatas yang modalnya terbagi dalam
(BEI) dalam kategori indeks LQ-45 pada saham yang seluruh atau paling sedikit
tahun 2005-2008, menemukan bahwa 51% sahamnya dimiliki oleh pemerintah
ROA dan ROE memberikan pengaruh (atas nama negara) yang tujuan utamanya
signifikan terhadap nilai perusahaan, mengejar keuntungan. Dalam perseroan
tidak mampu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
sedangkan
CSR
memoderasi pengaruh ROA dan ROE bertindak sebagai kekuasaan tertinggi.
terhadap nilai perusahaan. Hasil yang Sehingga kepemilikan saham pada
sama juga diperoleh oleh Oktaviani persero sebagian besar juga dimiliki oleh
Anwar dan Masodah (2012) dalam pihak luar, seperti PT. Telekomunikasi
penelitiannnya pada perusahaan LQ-45 Indonesia (persero) Tbk. Dengan adanya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kepemilikan pihak luar ini, nilai
2010-2011, yang perusahaan menjadi sangat penting
(BEI)
tahun
menyatakan bahwa ROA berpengaruh karena adanya penjualan saham. BUMN
signifikan terhadap nilai perusahaan, sebagai badan usaha milik negara yang
sedangkan pengungkapan CSR tidak memiliki nilai perusahaan yang besar
mampu memoderasi hubungan antara akan
ROA dan nilai perusahaan. menanamkan modalnya pada badan
2. Tinjauan Pustaka
usaha tersebut. Oleh karena itu, pada
Kinerja Keuangan
penelitian ini populasi yang digunakan Kinerja adalah suatu gambaran adalah perusahaan BUMN yang terdaftar
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan dalam mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan dalam
digunakan untuk membantu meramalkan strategic planning suatu perusahaan.
laba dan dividen perusahaan di masa Sedangkan kinerja keuangan adalah
sudut investor, prestasi kerja yang telah dicapai oleh
mendatang. Dari
meramalkan masa mendatang merupakan perusahaan dalam suatu periode tertentu
hal terpenting dari analisis laporan dan tertuang pada laporan keuangan
sedangkan dari sudut perusahaan yang bersangkutan (Munawir,
keuangan,
manajemen, analisis laporan keuangan 1998 dalam Rahayu, 2010). Kinerja
cara untuk keuangan juga dapat diartikan sebagai
berguna
sebagai
keadaan dimasa prestasi yang telah diwujudkan melalui
mengantisipasi
mendatang yang lebih penting sebagai kerja yang telah dilakukan dan
titik tolak bagi tindakan perencanaan dituangkan dalam laporan keuangan serta
yang akan mempengaruhi jalannya dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk
kejadian di masa mendatang (Sunyoto, mengetahui
perusahaan dalam periode tertentu
Ikatan Akuntan (Kwartika, 2007).
Menurut
Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Kinerja keuangan merupakan
Standar Akuntansi Keuangan/ PSAK kemampuan perusahaan mempertahankan
(2007), laporan keuangan merupakan dan memperbaiki kondisi keuangan
bagian dari proses pelaporan keuangan. perusahaan sehingga tidak mengarahkan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya perusahaan kepada risiko keuangan yang
meliputi neraca, laporan laba rugi, lebih besar (Husnan, 1998 dalam Ana,
laporan perubahan posisi keuangan (yang 2006). Hanafi dan Halim (1996)
dapat disajikan dalam berbagai cara, menyatakan bahwa, kinerja keuangan
misalnya sebagai laporan arus kas atau berarti kondisi keuangan perusahaan pada
laporan arus dana), catatan dan laporan periode waktu tertentu yang berbeda dari
lain serta materi penjelasan yang kondisi sebelumnya, dimana kinerja ini
merupakan bagian integral dari laporan diukur dengan rasio keuangan yang
keuangan. Sedangkan definisi laporan terdiri dari, solvabilitas, rentabilitas,
keuangan menurut Munawir (2006), pada aktivitas, dan pasar. Untuk menghitung
dasarnya laporan keuangan adalah hasil rasio keuangan perusahaan diperlukan
dari proses akuntansi yang dapat data dan informasi akurat yang
sebagai alat untuk bersumber dari laporan keuangan. Dari
digunakan
berkomunikasi antara data keuangan dan berbagai pendapat di atas dapat
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak- disimpulkan bahwa kinerja keuangan
pihak yang berkepentingan dengan data adalah kemampuan perusahaan dalam
atau aktivitas perusahaan tersebut. mempertahankan kondisi keuangan yang
Ikatan Akuntan Indonesia no. 01 dituangkan dalam laporan keuangan
(2007) merumuskan tujuan laporan dalam suatu periode tertentu dimana
keuangan adalah menyediakan informasi kinerja ini diukur dengan menggunakan
tentang posisi keuangan, kinerja serta rasio keuangan.
perubahan posisi keuangan suatu
Laporan Keuangan
perusahaan yang bermanfaat bagi Laporan keuangan melaporkan
pemakai dalam posisi keuangan perusahaan pada saat
sejumlah
besar
keputusan ekonomi. tertentu maupun hasil operasinya selama
pengambilan
Laporan keuangan juga menunjukkan apa periode lalu. Walaupun demikian, nilai
yang telah dilakukan manajemen atau riil dari laporan keuangan terletak pada
pertanggungjawaban manajemen atas pertanggungjawaban manajemen atas
aktiva tidak cukup atau lebih kecil
Rasio Keuangan
daripada jumlah hutangnya, berarti Rasio menggambarkan suatu
perusahaan tersebut dalam keadaan hubungan
(mathematical relationship) antara suatu
3. Return On Investment Ratio, meliputi: jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
rentabilitas usaha (Return On Total Dengan menggunakan alat analisa berupa
Assets ) dan rentabilitas modal sendiri rasio akan dapat menjelaskan atau
(Return On Equity Capital). Rasio ini memberi gambaran kepada penganalisa
adalah untuk tentang baik atau buruknya keadaan atau
pada
dasarnya
mempelajari bagian relatif antara posisi keuangan suatu perusahaan
modal pinjaman yang diberikan oleh (Munawir, 1995 dalam Sunyoto, 2013).
kreditor dan modal sendiri oleh Pengklasifikasian angka rasio
saham. Sedangkan keuangan menurut Leopald A. Bernstein
pemegang
rentabilitas menunjukkan kemampuan (Munawir, 1988 dalam Sunyoto, 2013)
perusahaan untuk menghasilkan laba menyatakan bahwa rasio keuangan
selama periode tertentu. dikategorikan menjadi 5 (lima), yaitu:
4. Rasio-rasio untuk nilai hasil operasi
Performance Ratios ) meliputi current ratio, acid test ratio
1. Rasio-rasio untuk menilai likuiditas
(Operating
antara lain gross margin ratio, net (quick ratio) , perputaran piutang
profit ratio .
(account receivable turnover) , dan
5. Rasio-rasio untuk menilai penggunaan perputaran persediaan (inventory
aktiva (assets utilization ratios), yaitu turnover) . Rasio likuiditas digunakan
rasio-rasio antara penjualan dengan untuk
kas, persediaan, modal kerja, dan perusahaan
aktiva tetap.
kewajiban finansial jangka pendeknya, Rasio keuangan yang digunakan baik kewajiban dalam membiayai
dalam penelitian ini adalah rasio proses produksi maupun kewajiban
profitabilitas atau rasio rentabilitas, keluar perusahaan. Perusahaan yang
khususnya adalah Return On Asset mempunyai
(ROA) dan Return On Equity (ROE). membayar utang jangka pendek
cukup
kemampuan
Profitabilitas adalah kemampuan suatu disebut perusahaan yang likuid.
perusahaan untuk menghasilkan laba.
2. Rasio-rasio untuk menilai struktur Satu-satunya ukuran profitabilitas yang modal dan solvabilitas (capital
paling penting adalah laba bersih. Para structur and long term solvency
kreditor sangat ratios ), meliputi rasio antara modal
investor
dan
berkepentingan dalam mengevaluasi sendiri dengan total utang, rasio antara
perusahaan dalam modal sendiri dengan hutang jangka
kemampuan
menghasilkan laba saat ini maupun di panjang, dan rasio antara modal
masa mendatang.
sendiri dengan aktiva tetap. Rasio Rasio profitabilitas terdiri atas: solvabilitas merupakan rasio yang
a. Rasio margin laba atas penjualan. mengukur sampai sejauh mana aktiva
b. Rasio pengembalian atas total aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
yang dikenal dengan Return On Asset Suatu perusahaan dikatakan solvable
Ratio (ROA).
apabila perusahaan
c. Rasio pengembalian atas ekuitas mempunyai aktiva atau kekayaan yang
tersebut
saham biasa yang dikenal dengan cukup untuk membayar semua hutang-
Return On Equity Ratio (ROE).
Return On Asset (ROA)
menunjukkan besar modal sendiri dalam Rasio pengembalian atas total
menghasilkan sejumlah laba, khususnya aktiva dikenal dengan nama Return On
laba bersih sesudah pajak. Namun Asset (ROA). Rasio ini mengukur
semakin kecil rasio pengembalian atas total aktiva setelah
sebaliknya
rentabilitas modal sendiri berarti modal bunga dan pajak, hasil pengembalian
sendiri yang ditanamkan sebagai total aktiva atau total investasi
operating cost hanya menghasilkan laba menunjukkan kinerja manajemen dalam
bersih sesudah pajak yang kecil atau menggunakan aktiva perusahaan untuk
rendah.
menghasilkan laba.
Rasio rentabilitas modal sendiri mengharapkan
Perusahaan
merupakan rasio rentabilitas yang paling pengembalian yang sebanding dengan
adanya
hasil
komprehensif. Rasio keuangan ini dana
oleh keseluruhan hasil pengembalian ini dapat dibandingkan
yang digunakan.
Hasil
terbentuk
kebijakan dan kegiatan perusahaan. Rasio dengan penggunaan alternatif dari dana
rentabilitas modal sendiri yang tinggi tersebut. Sebagai salah satu ukuran
menandakan tingginya keberhasilan keefektifan, maka semakin tinggi hasil
pucuk pimpinan perusahaan dalam pengembalian,
mengemban misi dari pemiliknya, yaitu perusahaan (Abd’rachim, 2008).
semakin
efektiflah
laba per rupiah modal yang ditanamkan Nama lain dari ROA adalah rasio
dalam perusahaan. Rasio rentabilitas rentabilitas ekonomi (rasio RE), dan Rate
dapat dirumuskan dengan membagi laba
bersih sesudah pajak dengan jumlah Rentabilitas
of Return On Investments (ROI).
ekonomi
adalah
modal sendiri.
perbandingan antara laba bersih sesudah
Nilai Perusahaan
pajak dengan total aktiva yang Menurut Christiawan dan Tarigan dipergunakan untuk menghasilkan laba
(dalam Rahayu, 2010) terdapat beberapa tersebut dan dinyatakan dalam persentase
konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu (Sunyoto, 2013).
perusahaan antara lain:
Returrn On Equity (ROE)
a. Nilai nominal yaitu nilai yang ROE menunjukkan keberhasilan
tercantum secara formal dalam atau kegagalan pihak manajemen dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan memaksimumkan
eksplisit dalam neraca pengembalian investasi pemegang saham
perusahaan, dan juga ditulis jelas dan menekankan pada hasil pendapatan
dalam surat saham kolektif. sehubungan dengan jumlah yang di
b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah investasikan. ROE mengukur tingkat
harga yang terjadi dari proses tawar pengembalian atas investasi pemegang
menawar di pasar saham. Nilai ini saham, dengan rumus laba bersih yang
hanya bisa ditentukan jika saham tersedia bagi pemegang saham biasa
perusahaan dijual di pasar saham. dibagi jumlah ekuitas saham biasa
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang (Abd’rachim, 2008).
mengacu pada perkiraan nilai riil suatu Nama lain dari ROE adalah
perusahaan. Nilai perusahaan dalam rentabilitas modal sendiri (RMS), rate of
konsep nilai intrinsik ini bukan return on stockholders investment dan
sekadar harga dari sekumpulan aset, rate of return on net worth . Sunyoto
melainkan nilai perusahaan sebagai (2013)
yang memiliki rentabilitas modal sendiri semakin besar
kemampuan menghasilkan keuntungan semakin
di kemudian hari.
1. Price Earning Ratio (PER) yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.
d. Nilai buku adalah nilai perusahaan
Rasio PER mencerminkan banyak
e. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh pengaruh yang kadang-kadang saling aset perusahaan setelah dikurangi
yang membuat semua kewajiban yang harus dipenuhi.
menghilangkan,
penafsirannya menjadi sulit. Semakin Nilai sisa itu merupakan bagian para
tinggi risiko, semakin tinggi faktor pemegang saham. Nilai likuidasi bisa
diskonto dan semakin rendah rasio PER. dihitung berdasarkan neraca performa
Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar yang
terhadap kemampuan perusahaan dalam perusahaan akan dilikuidasi.
menghasilkan laba. Secara matematis Menurut Sujoko dan Soebiantoro
rasio ini dapat dirumuskan: (dalam Putri 2013), nilai perusahaan
PER = Harga Pasar/Saham
adalah persepsi investor terhadap tingkat
Laba/Saham
keberhasilan perusahaan
dalam
mengelola sumber daya yang tercermin
2. Price to Book Value (PBV) pada harga saham. Zuraedah (2010)
menggambarkan mengatakan bahwa nilai perusahaan
Rasio
ini
seberapa besar pasar menghargai nilai dapat
buku saham suatu perusahaan. Semakin pemegang saham secara maksimum
memberikan
kemakmuran
tinggi PBV berarti pasar percaya akan apabila harga
saham perusahaan prospek perusahaan tersebut. Secara meningkat. Semakin tinggi harga saham,
matematis PBV dapat dirumuskan: maka semakin tinggi kemakmuran
PBV = Harga Pasar/Saham
pemegang saham. Untuk mencapai nilai
Nilai Buku
perusahaan umumnya para pemegang saham menyerahkan pengelolaannya
3. Rasio Tobin’s Q
pada manajer atau komisaris perusahaan. Rasio Tobin’s Q dikembangkan Pengukuran nilai perusahaan
oleh Profesor James Tobin (1967). Rasio dapat dilakukan dengan menggunakan
ini merupakan konsep yang berharga rasio penilaian atau rasio pasar. Rasio
karena menunjukkan estimasi pasar penilaian merupakan ukuran kinerja yang
keuangan saat ini tentang nilai hasil paling
pengembalian dari setiap dolar investasi perusahaan
incremental . Menurut Smithers dan pengaruh gabungan dari rasio hasil
karena
mencerminkan
Wright (2007) dalam Zuraedah (2010) pengembalian dan risiko. Sehingga dapat
dihitung dengan disimpulkan bahwa, nilai perusahaan
Tobin’s
membandingkan rasio nilai pasar saham adalah
perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan oleh para pelaku ekonomi
perusahaan. Sehingga Tobin’s Q dapat seperti investor, kreditor, dan debitor
dirumuskan:
dalam memberikan gambaran atau
Q = (EMV + D)
cerminan perusahaan tersebut dalam
(EBV + D)
mengelola perusahaannya
untuk
Keterangan:
memaksimumkan kinerja keuangannya.
= Nilai Perusahaan Menurut Weston dan Copeland (dalam
EMV = Nilai pasar ekuitas Zureadah, 2010) rasio penilaian terdiri
(EMV = closing price × dari:
jumlah saham beredar)
D = Nilai buku dari total hutang EBV = Nilai buku dari total aktiva D = Nilai buku dari total hutang EBV = Nilai buku dari total aktiva
Jika rasio Q diatas 1, hal ini
perusahaan
kesejahteraan, kesehatan, maupun kepada aktiva menghasilkan laba yang yang
pihak-pihak di luar perusahaan seperti memberikan nilai yang lebih tinggi
umum, penanganan daripada pengeluaran investasi, hal ini
masyarakat
lingkungan di sekitar perusahaan, dan akan merangsang investasi baru. Jika
lain sebagainya ( Sule dan Saefullah, rasio Q dibawah 1, investasi dalam aktiva
tidaklah menarik (Weston dan Copeland, Sule dan Saefullah (2005) 2008 dalam Zuraedah, 2010).
mengatakan bahwa ada beberapa kategori Dalam penelitian ini rasio Tobin’s
sehubungan dengan strategi yang diambil Q dijadikan sebagai indikator pengukuran
perusahaan dalam kaitannya dengan nilai perusahaan. Menurut Smithers dan
tanggung jawab sosial, yaitu reaktif, Wright (2007) dalam Zuraedah (2010)
defensif, akomodatif, dan proaktif yang Tobin’s Q memiliki keunggulan dan
tercermin dalam gambar 2.1. Tanggung kelemahan, keunggulan Tobin’s Q
jawab sosial selain memberikan manfaat diantaranya adalah:
kepada perusahaan berupa citra positif
1. Tobin’s Q mencerminkan aset perusahaan juga melahirkan pandangan perusahaan secara keseluruhan.
baru mengenai hubungan masyarakat
2. Tobin’s Q mencerminkan sentimen dengan dunia bisnis ke arah kemitraan pasar, misalnya analisis dilihat dari
dalam mewujudkan tatanan masyarakat prospek perusahaan atau spekulasi.
yang lebih baik. Tanggung jawab sosial
3. Tobin’s Q mencerminkan modal terkait pula dengan dimensi etika dalam intelektual perusahaan.
manajemen, karena pada dasarnya etika
4. Tobin’s Q dapat mengatasi masalah terkait dengan nilai-nilai yang dianut oleh dalam
individu dan masyarakat pada lingkungan keuntungan atau biaya marjinal.
memperkirakan
tingkat
tertentu dimana perusahaan menjalankan Sedangkan kelemahannya adalah
aktivitasnya. Menurut Wibisono (2007)
Tobin’s Q dapat menyesatkan dalam dan Susanto (di kutip oleh Sukrisno dan pengukuran kekuatan pasar karena
Ardana, 2009) mendefinisikan CSR sulitnya memperkirakan biaya atas
sebagai berikut:
pergantian harta, pengeluaran untuk iklan
a. The World Business Council For dan penelitian serta pengembangan
Development menciptakan aset tidak berwujud.
Sustainable
mendefinisikan
CSR sebagai
Corporate Social Responsibility (CSR)
“Continuing commited by business to Corporate Social Responsibility behave ethically and contribute to
(CSR) atau dalam bahasa Indonesia
development while adalah
economic
improving the quality of life of the Perusahaan merupakan salah satu
workforce and their families as well as kegiatan yang perlu untuk diperhatikan
of the local community and society at oleh perusahaan. Sekalipun terdapat pro
large.” (Komitmen bisnis untuk dan kontra menyangkut tanggung jawab
secara terus menerus berperilaku etis sosial ini, akan tetapi tanggung jawab
dan berkontribusi dalam pembangunan sosial dapat diterima secara logis karena
ekonomi serta meningkatkan kualitas perusahaan merupakan bagian dari
hidup karyawan dan keluarganya, lingkungan sosial masyarakat. Bentuk-
masyarakat lokal, serta masyarakat bentuk tanggung jawab sosial dapat
luas pada umumnya). berbagai macam, mulai dari tanggung
b. EU Green Paper on CSR memberikan jawab kepada lingkungan internal
definisi CSR sebagai “a concept definisi CSR sebagai “a concept
di atas dapat disimpulkan bahwa business operations and in their
Tanggung jawab sosial perusahaan atau interaction with their stakeholders on
Corporate Social Responsibility (CSR)
konsep dimana dimana perusahaan mengintegrasikan
a voluntary basis.” (Suatu konsep
merupakan suatu
perusahaan melakukan komitmen untuk perhatian pada masyarakat dan
secara terus menerus berperilaku etis lingkungan dalam operasi bisnisnya
dalam berbisnis dan melakukan tanggung serta dalam interaksinya dengan para
jawabnya dalam kegiatan bisnis harus pemangku
memperhatikan keseimbangan antara sukarela).
kepentingan
secara
pihak dalam perusahaan (pemegang
c. Magnan dan Ferrel mendefinisikan saham dan karyawan perusahaan) dan CSR sebagai “a business acts in a
pihak luar yang terdiri dari masyarakat socially responsible manner when its
dan lingkungan disekitar perusahaan. decision and account for and balance
ACCA (Retno, 2006 dalam Riswari, diverse stakeholder interest”. (Suatu
pertanggungjawaban social bisnis dikatakan telah melaksanakan
perusahaan diungkapkan didalam laporan tanggung jawab sosialnya jika
yang disebut Sustainability Reporting. keputusan-keputusan yang diambil
Sustainability Reporting adalah telah
pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, keseimbangan
mempertimbangkan
lingkungan dan sosial, pengaruh dan pemangku kepentingan yang berbeda-
antar
berbagai
kinerja organisasi dan produknya didalam beda).
konteks pembangunan berkelanjutan
d. A. B. Susanto mendefinisikan CSR (sustainable development). sebagai tanggung jawab perusahaan
Sustainability Reporting meliputi baik ke dalam maupun ke luar
mengenai ekonomi, perusahaan. Tanggung jawab kedalam
pelaporan
lingkungan dan pengaruh sosial terhadap diarahkan kepada pemegang saham
kinerja organisasi. Sustainability report dan
harus menjadi dokumen strategik yang profitabilitas
berlevel tinggi yang menempatkan isu, perusahaan, sedangkan tanggung
dan
pertumbuhan
tantangan dan peluang sustainability jawab keluar dikaitkan dengan peran
development yang membawanya menuju perusahaan sebagai pembayar pajak
kepada core business dan sektor dan
industrinya. Standar pengungkapan CSR meningkatkan
kesejahteraan dan yang berkembang di Indonesia adalah kompetensi
merujuk standar yang dikembangkan oleh memelihara lingkungan bagi generasi
masyarakat,
serta
GRI (Global Reporting Initiatives). mendatang.
Ikatan
Akuntan Indonesia,
e. Sedangkan Elkington mengemukakan Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI- bahwa
KAM) atau sekarang dikenal dengan perusahaan mencakup tiga dimensi,
tanggung
jawab sosial
Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia yang lebih populer dengan singkatan
merujuk standar yang 3P, yaitu mencapai keuntungan
(IAMI)
oleh GRI dalam (profit) bagi
dikembangkan
penghargaan Indonesia memberdayakan masyarakat (people),
perusahaan,
pemberian
Sustainability Report Awards (ISRA) dan memelihara kelestarian alam/
kepada perusahaan-perusahaan yang ikut bumi (planet).
serta
membuat laporan keberlanjutan atau sustainability report.
dalam
Standar GRI dipilih karena lebih
mengenai korupsi, memfokuskan
kebijakan
kebijakan umum/ publik, perilaku anti pengungkapan berbagai kinerja ekonomi,
pada
standar
persaingan, dan aspek kesesuaian. sosial, dan lingkungan perusahaan
6. Indikator kinerja Tanggung jawab dengan tujuan untuk meningkatkan
meliputi aspek kualitas, dan pemanfaatan sustainability
produk, yang
dan kesehatan reporting .
keselamatan
konsumen, Labeling produk dan jasa Dalam Standar GRI (GRI, 2006
pemasaran, privasi dalam Riswari, 2012) Indikator kinerja
komunikasi
konsumen dan aspek kesesuaian. dibagi menjadi 3 komponen utama,
Kerangka Pemikiran
yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial yang mencakup hak asasi manusia,
H1 praktek ketenagakerjaan dan lingkungan
ROA (X1)
kerja, tanggung jawab produk, dan NP (Y)
H2
masyarakat. Jadi, dalam melakukan penilaian luas pengungkapan CSR, item-
ROE (X2)
H3 item yang akan diberikan skor akan H4 mengacu kepada indikator kinerja atau H5
CSR ( X3)
item yang disebutkan dalam GRI guidelines , minimum yang harus ada antara lain:
1. Indikator kinerja ekonomi, meliputi
Hipotesis yang Dikembangkan
aspek kinerja ekonomi, keberadaan H1: Diduga Return On Asset (ROA) pasar dan dampak ekonomi tidak
terhadap nilai langsung.
berpengaruh
perusahaan.
2. Indikator kinerja lingkungan hidup, H2: Diduga Return On Equity (ROE) meliputi aspek material, energi, air,
terhadap nilai keanekaragaman
effluent , dan limbah produk dan jasa H3: Diduga Return On Asset (ROA) aspek kesesuaian, transportasi, dan
terhadap nilai aspek secara keseluruhan.
berpengaruh
perusahaan dengan Corporate
Responsibility (CSR) ketenagakerjaan dan lingkungan kerja,
3. Indikator kinerja
praktek
Social
sebagai variabel moderating. meliputi
H4: Diduga Return On Equity (ROE) hubungan tenaga kerja/ manajemen,
aspek
ketenagakerjaan,
terhadap nilai keselamatan dan kesehatan kerja,
berpengaruh
perusahaan dengan Corporate pendidikan dan pelatihan, serta aspek
Social Responsibiliy (CSR) sebagai keanekaragaman dan kesempatan yang
variabel moderating. sama.
H5: Diduga Return On Asset (ROA) dan
4. Indikator kinerja hak asasi manusia, Return On Equity (ROE) secara meliputi aspek praktek investasi dan
simultan berpengaruh terhadap nilai pengadaaan, aspek non diskriminasi,
perusahaan.
kebebasan berserikat dan daya tawar
3. Metode Penelitian
kelompok, tenaga kerja anak, pegawai
Tahapan Penelitian
tetap dan kontrak, praktik keselamatan Tahapan penelitian yang digunakan serta hak masyarakat (adat).
adalah:
1. Menentukan obyek penelitian meliputi
5. Indikator kinerja masyarakat,
aspek
kemasyarakatan,
2. Menentukan populasi dan sampel
3. Mendata data sekunder yang terkait
Jenis Data
dengan penelitian dan mentabulasi Data yang diperlukan untuk
4. Menganalisis data dengan menguji mendukung analisis dan pengujian hipotesis menggunakan uji interaksi
hipotesis adalah data sekunder. Sugiyono atau sering disebut dengan moderated
(2010) mengatakan bahwa data sekunder regression Analysis (MRA)
adalah sumber yang tidak langsung
Lokasi Penelitian
memberikan data kepada pengumpul Lokasi dalam penelitian ini adalah
data, antara lain berupa: laporan BUMN yang terdaftar di BEI.
keuangan, laporan auditor, inflasi, dan
Jenis Penelitian
catatan atau laporan historis yang telah Jenis penelitian ini adalah kausal
tersusun dan dipublikasikan. Dalam komparatif, yaitu hubungan sebab akibat.
penelitian ini, data sekunder yang
Peubah yang Diamati
digunakan adalah data yang disediakan Peubah atau variabel yang diamati
perusahaan yang telah go public di Bursa dalam penelitian adalah: ROA (X1), ROE
Efek Indonesia.
(X2), CSR (X3) dan Nilai Perusahaan (Y)
Sumber Data
Penentuan Sampel
Sumber data yang digunakan dalam Populasi
penelitian ini didapat dari Jakarta Stock perusahaan BUMN yang telah terdaftar
penelitian
adalah
Exchange website : www.idx.co.id dan dalam Bursa Efek Indonesia dalam
www.sahamok.com.
rentang waktu 2010-2013. Sampel adalah
Metode Pengumpulan Data
bagian dari jumlah dan karakteristik yang Dalam penelitian ini metode dimiliki
pengumpulan data yang digunakan (Sugiyono, 2010). Teknik penentuan
adalah metode dokumentasi, yaitu sampel yang akan digunakan dalam
mempelajari catatan-catatan perusahaan penelitian ini adalah teknik purposive
yang diperlukan yang terdapat dalam sampling , dimana penentuan sampel
annual report perusahaan yang menjadi dengan pertimbangan tertentu. Kriteria
sampel penelitian, meliputi informasi sampel yang diambil dalam penelitian
pengungkapan CSR, ROA, ROE dan data adalah: Perusahaan sampel terdaftar di
lainnya yang diperlukan dalam penelitian Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013
ini.
dalam kelompok Badan Usaha Milik
Metode Analisis
Negara (BUMN) yang menerbitkan
Uji Asumsi Klasik
laporan tahunan (annual report) secara
Uji Normalitas
Uji normalitas akan menguji data melakukan pengungkapan CSR dalam
berturut-turut. Perusahaan
sampel
variabel bebas (X) dan data variabel laporan tahunan selama tahun 2010-2013.
terikat (Y) pada persamaan regresi yang Objek penelitian ini adalah perusahaan
dihasilkan. Berdistribusi normal atau BUMN yang terdaftar di Bursa Efek
berdistribusi tidak normal. Indonesia tahun 2010-2013. Menurut data
Uji Multikolinieritas
yang terdapat pada www.sahamok.com, Uji multikolonieritas bertujuan terdapat
untuk menguji apakah model regresi penelitian ini didapat dengan metode
20 perusahaan.
Sampel
ditemukan adanya korelasi antara purposive sampling , dengan kriteria
variabel-variabel bebas. Model regresi perusahaan BUMN yang melaporkan
yang baik seharusnya tidak terjadi pengungkapan CSR dalam laporan
variabel bebas keuangannya.
Jenis dan Sumber Data Jenis dan Sumber Data
Uji Heteroskedastisitas
diterima, ini berarti variabel independen Dalam
berpengaruh terhadap variabel dependen. berganda perlu juga diuji mengenai sama
persamaan
regresi
Menguji hipotesis model regresi dengan atau tidak varians dari residual observasi
variabel moderasi digunakan uji interaksi. yang satu dengan observasi yang lain.
Menurut Ghozali (2011), uji interaksi Jika residualnya mempunyai varians yang
atau sering disebut dengan moderated sama disebut homoskedastisitas dan jika
regression Analysis (MRA) merupakan variansnya tidak sama atau berbeda
aplikasi khusus regresi berganda linear disebut heteroskedastisitas (Sunyoto,
dimana dalam persamaan regresinya 2007).
mengandung unsur interaksi (perkalian
Uji Autokorelasi
dua atau lebih variabel independent). Pengujian ini bertujuan untuk
MRA dilakukan melalui uji signifikansi menguji apakah didalam suatu model
simultan (Uji F) dan uji signifikansi regresi linier terdapat korelasi antara
parameter individual (Uji t) dengan kesalahan pengganggu pada periode t
sebagai berikut: Uji dengan kesalahan pengganggu pada
ketentuan
Signifikansi Simultan (Uji Statistik F). periode
Jika uji Anova atau F test menghasilkan Pendeteksian ada atau tidaknya
t-1 (Ghozali,
nilai F hitung dengan tingkat signifikansi autokorelasi menggunakan uji Durbin-
yang lebih kecil dari tingkat signifikansi Watson.
yang ditentukan, maka model regresi
Pengujian Hipotesis
dapat digunakan untuk memprediksi
Analisis Regresi Berganda
variabel Y. Uji Signifikansi Parameter Persamaan
Individual (Uji t Statistik) Jika variabel tersebut dapat dirumuskan sebagai
linear
berganda
independen, moderating dan interaksi berikut:
memberikan nilai koefisien parameter
dengan tingkat signifikansi lebih kecil Keterangan:
Y = α+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 1 .X 3 +β 4 X 2 .X 3 + ε
dari tingkat signifikansi yang ditentukan, Y
maka dapat disimpulkan bahwa variabel Α
: nilai perusahaan
tersebut adalah variabel moderating. β 2
: konstanta
1 ,β 2 ,β 3 , β 4 ,β 5 : koefisien regresi
Uji Koefisien Determinasi (R )
X 1 ,X 2 : Variabel
Koefisien determinasi merupakan
Independen ROA
ikhtisar yang menyatakan seberapa
dan ROE
baik garis regresi mencocokkan data
X 3 : Variabel
(Ghozali, 2011). Nilai R² berkisar antara
0-1. Nilai yang kecil berarti kemampuan ε
Moderating CSR
: standart error
variabel independen dalam menjelaskan
Uji Signifikansi Parameter Simultan
variasi variabel dependen amat terbatas.
(Uji Statistik F) dan Uji Signifikansi
Sebaliknya, nilai yang mendekati satu
Parameter Individual (Uji Statistik T)
berarti variabel-variabel independen Pengujian hipotesis dilakukan
memberikan hampir semua informasi dengan mengunakan model regresi untuk
yang dibutuhkan untuk memprediksi mengetahui
variasi variabel dependen. independen secara individu, sehingga uji
pengaruh
variabel
Hasil Dan Pembahasan
yang digunakan adalah uji t. Jika t hitung <
Uji Asumsi Klasik
t tabel maka H 0 diterima, ini berarti variabel
Uji Normalitas
independen tidak berpengaruh terhadap Uji normalitas dipergunakan nilai variabel dependen. Sedangkan jika
untuk menguji dalam sebuah model untuk menguji dalam sebuah model
masing variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak.
VIF tidak lebih dari 10 dan nilai
Gambar
Tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka
Hasil Uji Normalitas
dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh hasil perhitungan heteroskedastisitas sebagai berikut:
Gambar Hasil Perhitungan Heteroskedastisitas
Hasil dari output SPSS Normal P- Plot memperlihatkan bahwa distribusi dari titik-titik data Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Corporate Social Responsibility (CSR) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal.
Scatterplot diatas Maka, dapat dikatakan bahwa data menjelaskan bahwa data sampel tersebar tersebut normal. secara acak dan tidak membentuk suatu
Gambar
Uji Multikolinieritas
pola tertentu. Data tersebar baik berada di Untuk mengetahui ada tidaknya atas maupun di bawah angka 0 pada multikolinear menurut perhitungan yang sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak dilakukan model regresi tidak terjadi terdapat heteroskedastisitas dalam model multikolinearitas apabila: Mempunyai regresi, sehingga model regresi layak VIF < 10, Mempunyai angka Tolerance >
untuk digunakan.
Uji Autokorelasi Tabel 1
Uji Autokorelasi digunakan untuk
Hasil Uji Multikolonieritas
atau tidaknya Coefficients penyimpangan asumsi autokorelasi, yaitu
a mengetahui
ada
Model Collinearity Statistics korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain
Tolerance
VIF
pada model regresi. Prasyarat yang harus
1 (Constant) terpenuhi dalam model regresi adalah ROA
tidak adanya gejala autokorelasi. Model ROE
yang digunakan adalah uji Durbin- Watson, dengan ketentuan sebagai
Sumber: Output SPSS17
a. Jika dW lebih kecil dari dL atau Hasil uji melalui Variance
lebih besar dari (4-dL) maka Inflation Factor (VIF) pada hasil output lebih besar dari (4-dL) maka Inflation Factor (VIF) pada hasil output
parsial digunakan uji t. Jika nilai
b. Jika dW terletak antara dU dan (4- signifikansi < 0,05, maka terdapat dU), maka hipotesis nol diterima,
pengaruh yang signifikan atau jika t tabel yang berarti tidak ada autokorelasi.
> dari t hitung Ho diterima (tidak ada
c. Jika dW terletak antara dL dan dU pengaruh), namun jika t tabel < t hitung atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
Ho ditolak (ada pengaruh). Dari hasil maka
perhitungan SPSS diperoleh hasil pada kesimpulan yang pasti. Nilai dU dan
tidak
menghasilkan
tabel berikut ini:
dL dapat diperoleh dari tabel Durbin Watson yang bergantung banyaknya
Tabel 3
observasi dan banyaknya variabel
Hasil Regresi Berganda
yang dijelaskan.
Std.
B Error Beta
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary b ROE
.037 -.269 -2.659 .010
Std.
Interaksi_ROA.CSR
.050 -.288 -2.004 .049 R Adjuste the
Error of
Interaksi_ROE.CSR
Sumber: Output SPSS 17
Squar dR Estimat Durbin- Model
e Square
e Watson
Berdasarkan tabel 3 dapat
dijelaskan persamaan regresi linear
a. Predictors: (Constant), CSR, ROA, ROE
berganda sebagai berikut:
Y = α+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 1 .X 3 +β 4 X 2 .X 3 + ε
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Y = 0,625 +1,352X 1 –0,098X 2 +0,665-
Sumber: Output SPSS 17
Dari output SPSS Tabel 2 diatas
persamaan tersebut nilai dW adalah 1,902. Sedangkan dari
Pada
pengaruh variabel tabel dW dengan signifikansi 0,05 dan independen (X) terhadap variabel jumlah data (n) = 68 serta k (variabel dependen (Y). adapun arti dari koefisien bebas) = 2 diperoleh nilai dL sebesar regresi tersebut adalah sebagai berikut: 1,5470 dan dU 1,6678 Nilai dW terletak
ditunjukkan
antara dU (1,6678) dan (4 Nilai konstanta α sebesar 0,625
mempunyai arti bahwa bila ROA 2,3322), maka hipotesis nol diterima, (X 1 ) dan ROE (X 2 ) dianggap sama yang berarti tidak ada autokorelasi. dengan nol maka nilai perusahaan
Pengujian Hipotesis
sebesar 0,625.
Pengujian H1, H2 dengan Persamaan
2. Nilai koefisien regresi ROA (β 1 )
Regresi Linear Berganda dan H3, H4
sebesar 1,352 berarti jika ROA (X 1 )
dengan Variabel Moderasi digunakan
naik satu satuan sedangkan ROE
Uji Interaksi
(X 2 ) dianggap sama dengan nol Pengaruh Return On Asset (ROA) atau tetap, maka nilai perusahaan dan Return On Equity (ROE), terhadap akan bertambah sebesar 1,352 dan nilai perusahaan pada perusahaan Badan berlaku sebaliknya. Hal ini Usaha Milik Negara (BUMN) yang menunjukkan ROA berpengaruh terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun positif terhadap nilai perusahaan. 2010 sampai dengan tahun 2013,
3. Nilai koefisien reg resi ROE (β 2 ) dianalisis
menggunakan
persamaan
sebesar -0,098 bernilai negatif regresi berganda. Pengujian ini untuk
berarti jika ROE (X 2 ) naik satu berarti jika ROE (X 2 ) naik satu
satuan sedangkan ROA (X 1 )
pada tabel berikut ini:
tetap, maka nilai perusahaan akan
Tabel 4
berkurang sebesar -0,098 dan
Hasil Uji Simultan (F test)
berlaku sebaliknya. Hal ini menunjukkan ROE berpengaruh
ANOVAb
negatif terhadap nilai perusahaan.
Sum of
Mean
F 4. Sig. Nilai koefisien moderat 1 sebesar 0,665 berarti jika moderat 1 naik
Model
Squares
df Square
64 satu satuan sedangkan moderat 2 .262 dianggap sama dengan nol atau
Residual
67 tetap, maka nilai perusahaan akan
Total
a. Predictors: (Constant), ROA, ROE
bertambah sebesar 0,665 dan
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
berlaku sebaliknya. Hal ini
Sumber: Output SPSS 17
menunjukkan
moderat
berpengaruh positif dan signifikan Uji ANOVA atau F test terhadap nilai perusahaan.
menghasilkan 13,815 ˃ dari F tabel 2,75,
5. Nilai koefisien moderat 2 sebesar - dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena
0,100 bernilai negatif berarti jika
menunjukkan p-value 0,000 < 0.05, maka sedangkan moderat 1 dianggap
moderat 2 naik satu satuan
dapat disimpulkan secara simultan sama dengan nol atau tetap, maka
variabel bebas (ROA dan ROE,) nilai perusahaan akan berkurang
berpengaruh positif dan signifikan sebesar
-0,100 dan berlaku
terhadap nilai perusahaan.
sebaliknya. Hal ini menunjukkan
Uji Signifikansi Parameter Individual
moderat 2 berpengaruh negatif dan
(Uji Statistik t)
Dari hasil pengujian terhadap asumsi perusahaan. Nilai statistik dari
klasik, diperoleh model regresi tersebut interaksi moderat 1 (satu) < 0,05
telah memenuhi asumsi normalitas, yaitu dengan nilai signifikansi
autokorelasi, dan 0,024. Dengan demikian variabel
multikolinieritas,
heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis CSR dalam (H3) dapat dinyatakan
dilakukan dengan menguji model sebagai
persamaan regresi secara parsial terhadap Sedangkan nilai statistik dari
variabel
moderating.
masing-masing variabel bebas. Hasil interaksi moderat 2 (dua) < 0,05
pengujian model regresi secara parsial yaitu dengan nilai signifikansi
diperoleh sebagai berikut ini: 0,049. Dengan demikian variabel
Tabel 5
CSR dalam (H4) dapat dinyatakan
Hasil Uji Parsial (t-test)
sebagai variabel moderating.
Std.
B Error Beta
t sig
Uji Signifikansi Parameter Simultan
(Uji Statistik F)
Uji simultan dapat diketahui
ROE
.037 -.269 -2.659 .010
dengan melakukan uji statistik F. Uji
Interaksi_R
statistik F digunakan untuk mengetahui
OA.CSR
apakah variabel independen secara
Interaksi_R
.050 -.288 -2.004 .049
simultan dapat mempengaruhi variabel OE.CSR
Sumber: Output SPSS 17
Berdasarkan tabel 5 Coefficients , diperoleh dari nilai Adjusted R Square nilai p-value masing-masing variabel
diperoleh sebagai berikut: independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen dan hal ini
Tabel 6
merupakan jawaban dari hipotesis yang
Hasil Uji Koefisien Determinasi
diajukan, sebagai berikut:
a) Variabel Return On Asset (ROA)
Model Summary
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dengan
Std. Error
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, of the
Adjusted
Model
Square R Square Estimate
sedangkan t-hitung 5,262 > t-tabel
1 .628 a .394 .366 .51102
1,996, dengan demikian H1 diterima.
a. Predictors: (Constant), Interaksi_ROA.CSR,
b) Variabel Return On Equity (ROE)
CSR, ROA
berpengaruh negatif dan signifikan Sumber: Output SPSS 17 terhadap nilai perusahaan dengan tingkat signifikansi 0,010 < 0,05,
Berdasarkan tabel 6 diatas sedangkan t-hitung (-) 2,659 > t-
diperoleh angka Adjusted R Square tabel 1,996, dengan demikian H2
sebesar 0,366 atau 36,6 persen. Hal ini diterima.
menunjukkan bahwa 36,6 persen variabel
c) Uji interaksi 1, bahwa ROA dengan dependen (nilai perusahaan) dijelaskan CSR berpengaruh positif dan
oleh variabel independen (Return On signifikan
Asset (ROA) dan Return On Equity perusahaan
terhadap
nilai
(ROE), sedangkan sisanya sebesar 63,4 signifikansi
dengan
tingkat
persen dijelaskan oleh variabel lain yang sedangkan t-hitung 2,316 > t-tabel
tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 1,996, dengan demikian H3
Pembahasan
diterima.
d) Uji interaksi 2, bahwa ROE dengan
Pengaruh Return On Asset (ROA)
terhadap Nilai Perusahaan
CSR berpengaruh negatif dan Dari perhitungan dengan Uji t
statistik diperoleh nilai signifikansi perusahaan
dengan
tingkat
sebesar 0,000 < 0,05, sedangkan t-hitung signifikansi
5,262 > t-tabel 1,996. Hal ini menyatakan sedangkan t-hitung (-) 2,004 > t- bahwa, Return On Asset (ROA) tabel 1,996, dengan demikian H4 berpengaruh positif dan signifikan diterima.
2 terhadap nilai perusahaan pada BUMN
Koefisien Determinasi (R )
2 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Koefisien
determinasi
(R )
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. bertujuan untuk mengetahui seberapa Dengan demikian jika nilai ROA lebih besar kemampuan variabel independen besar, maka akan berpengaruh positif menjelaskan variabel dependen. Dalam dan signifikan terhadap nilai perusahaan. output SPSS, koefisien determinasi
b Hal ini bertolak belakang dengan hasil terletak pada tabel Model Summary dan penelitian Carningsih, 2009, yang tertulis R Square. Nilai R Square menyatakan ROA berpengaruh, namun dikatakan baik jika di atas 0,5 karena negatif terhadap nilai perusahaan.
nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1.
Hasil pengujian model regresi yang
Pengaruh Return On Equity (ROE)
tahun 2010 sampai dengan 2013. Dengan
terhadap Nilai Perusahaan