Sosial Ekonomi nelayan pantai baru bantu

Imam Ali Sholihin
11/313599/PN/12326
Sosial Ekonomi Nelayan

Indonesia memiliki garis pantai yang sangan panjang dan salah satunya ialah pantai Baru yang
terletak di Dusun Ngentak, Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Secara
geografis terletak di 07˚59’17,2” LS dan 110˚13’17,3” BT. Ketersediaan tenaga listrik di pantai
baru dengan tenaga PLN daya terpasang 900 watt dirasakan Cukup. Untuk air bersih cukup
melimpah dengan sumber air sumur. Karena Pantai Baru merupakan salah satu tujuan wisata
pantai di Yogyakarta maka di sana terdapat kios penjualan ikan segar. Pantai Baru juga didukung
60 Warung kuliner yang modern dan maju serta beberapa warung dengan view langsung
menghadap ke pantai. Pada praktiku ini mahasiswa diwajibkan melakukan wawancara dengan
para pelaku Ekonomi didaerah pantai tersebut, lebih tepatnya ialah para Nelayan. Masing-masing
kelompok yang terdiri atas 7-8 mahasiswa diberi tugas untuk mewawancarai sedikitnya 6 orang
Nelayan atau lebih. Setelah semua data terkumpul, data hasil wawancara tersebut ditabulasi
kedalam excel untuk dapat dibahas. Dari hasil tabulasi data didapat bahwasanya para Nelayan
disana rata-rata mengetahui teknologi penangkapan melalui pelatihan yang diselanggrakan oleh
pemerintah setempat, selain itu rata-rata sudah lebih dari 5 tahun mereka mencari nafkah dengan
menangkap ikan. Area penangkapannya pun tidak begitu jauh ini dikarnakan kapal yang
digunakan masih terbilang kecil, sehinga penangkapan hanya didaerah Pantai Baru saja. Samapi
saat ini masalah yang sedang dihadapi oleh para Nelayan ialah terkendala oleh faktor alam,

dimana dengan posisi pantai yang curam membuat para Nelayan harus lebih berhati-hati. Apalagi
dengan gelombang yang sangat besar sehingga menyulitkan saat kapal hendah berlayar, faktor
alam lainnya ialah tidak tentunya musim atau cuaca mempengaruhi hasil tangkapan. Selain itu
juga terdapat masah mengenai harga ikan yang relative sering berubah-ubah, ditambah lagi
dengan adanya tengkulak maka harga ikan semakin kecil.

Kata Kunci : Sosial Ekonomi Nelayan, Pantai Baru, Masalah, Hasil Tangkapan.

A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau dan di
kelilingin lautan. Luas daratan 1.922.570 kilometer persegi dan luas perairan laut
mencapai 3.257.483 kilometer persegi (belum termasuk perairan ZEE). Jika digabung
dengan ZEE, maka luas perairan Indonesia sekitar 7,9 juta kilometer persegi atau 81
persen dari luas keseluruhan. Garis pantai Indonesia juga sangat panjang. Bahkan tercatat
terpanjang keempat di dunia setelah Rusia, sementara urutan Pertama di duduki Amerika
Serikat dan urutan kedua diduduki Kanada. Lantas berapa panjang garis pantai Indonesia.
Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Rizald Max Rompas, menyebutkan bahwa panjang
garis pantai Indonesia, 95.181 kilometer persegi. Koreksi panjang garis pantai Indonesia
ini telah diumumkan PBB pada tahun 2008. Sebagai negara kepulauan terbesar dengan
luas lautan tiga per empat dari luas daratan, dan bertambah panjangnya garis pantai

tersebut melalui penelitian disebutkan sektor kelautan mampu menyumbang 140 miliar
dolar AS per tahun. (Anonim,2014).
Pantai Baru yang terletak di Dusun Ngentak, Poncosari, Kecamatan Srandakan,
Kabupaten Bantul. Secara geografis terletak di 07˚59’17,2” LS dan 110˚13’17,3” BT. Di
Pantai Baru ini juga terdapat Kelompok Nelayan Tangkap di dusun Ngentak berdiri pada
tahun 1997 dan diberi nama Kelompok Nelayan Tangkap Pandan Mino. Sekarang jumlah
anggotanya sudah mencapai 105 orang dan memiliki 17 unit kappal PMT. Potensi lainnya
juga Pada tahun 2007 berdiri Kelompok Pengolah dan Pedagang Ikan Mina Asih.
Anggotanya 50 orang dengan 20 orang sebagai anggota aktif. Komoditas yang dihasilkan
antara lain berupa ikan goreng/ikan bakar; abon (hiu manyung), dan kerupuk ikan
(Tengiri, Manyung) dan supply bahan baku didapat langsung dari Ngentak. Kapasitas
Produksinya 5 – 7 kg abon dan 1 – 2 kg kerupuk. Usaha lain yang dimiliki Kelompok
Pengolah dan Pedagang Ikan Mina Asih adalah sebagai bakul/pedagang dan lainnya
sebagai petani atau peternak sapi atau kambing. Ketersediaan tenaga listrik di pantai baru
dengan tenaga PLN daya terpasang 900 watt dirasakan Cukup. Untuk air bersih cukup
melimpah dengan sumber air sumur. Karena Pantai Baru merupakan salah satu tujuan
wisata pantai di Yogyakarta maka di sana terdapat kios penjualan ikan segar. Pantai Baru

juga didukung 60 Warung kuliner yang modern dan maju serta beberapa warung dengan
view langsung menghadap ke pantai. (Anonim, 2013).

Tujuan dari praktikum ini ialah
B. METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 31 Mei 2014 di Pantai Baru
Dusun Ngentak, Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Pada praktiku ini
mahasiswa diwajibkan melakukan wawancara dengan para pelaku Ekonomi didaerah
pantai tersebut, lebih tepatnya ialah para Nelayan. Masing-masing kelompok yang terdiri
atas 7-8 mahasiswa diberi tugas untuk mewawancarai sedikitnya 6 orang Nelayan atau
lebih. Setelah semua data terkumpul, data hasil wawancara tersebut ditabulasi kedalam
excel untuk dapat dibahas.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keunggulan dari Pantai Baru ini ialah terletak pada letak strategis pantai yang
tepat berada pada pohon-pohon yang rindang yang menciptakan suasana nyaman untuk
bersantap siang dibwah pohon-pohon tersebut. Di Pantai Baru ini juga didukung 60
Warung kuliner yang modern dan maju serta beberapa warung dengan view langsung
menghadap ke pantai yang menyediakan hidangan ikan-ikan segar. Dan juga ketersediaan
tenaga listrik di pantai baru dengan tenaga PLN daya terpasang 900 watt dirasakan
Cukup. Untuk air bersih cukup melimpah dengan sumber air sumur.
Dari tabulasi data hasil wawancara dengan para Nelayan di Pantai Baru Dusun
Ngentak, Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Terdapat beberapa
Nelayan yang mendapat ilmu mengenai penangkapan atau teknologi perikanan ialag

dengan pelatihan atau dengan mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diselangarakan
oleh pemerintah setempat. Yakni masing pada tahun 1997, 2010, dan pada tahun 20112012 penyuluhan dan pelatihan dilakukan oleh DKP dan pemerintah kabupaten setempat,
selebihnya inisiatif sendiri atau belajarsendiri. Rata-rata para nelayan sudah
menggantungkan nasibnya pada perikanan tangkap sudah lebih dari 5 tahun. Dari 8
responden yang didapat ada 5 orang diantarnya pemilik kapal, 2 orang hanya anggota
kelompok dan 1 orang lagi ABK. Musim ikan hanya terjadi pada bulan September sampai
Desember dan para nelayan ini hnay menagkap didaerah pantai saja karna kapal yang

digunakan oleh para nelayan tergolong kecil, hal ini juga memmpengaruhi pendapan dan
hasil tangkapan ikan.
Cara pendistribusian hasil tangkapan rata-rata nelayan mendistribusikannya di
TPI setempat dengan cara dilelang dan pembayarannya pun secara tunai kepada para
nelayan. Tetapi ada juga yang para tengkulak yang langsung membeli hasil tangkapan
dari nelayan akan tetapi harganya berbeda dengan lelang di TPI langsung.
Sedangkan masalah-masalah yang dihadapi oleh para nelyan ini ialah kondisi
alam yang tidak menentu, hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan,
apalagi kondisi panatai yang curam dan dengan gelombang yang besar mengakibatkan
sulitna para nelayan untuk berlayar. Selain masalah alam ada beberapa masalah lainnya,
salah satunya harga ikan cendrung naik turun sehingga hal ini juga berpengaruh
gterhadap penghasilan para nelayan.

Untuk pengelolaan sumberdaya sendiri nelayan mengharapkan didirikannya
dermaga untuk mempermudah nelayan untuk berlayar dan mendaratkan hasil tangkapan,
hal ini dipicu dengan adanya abrasi yang terjadi di pantau baru tersebut. Selain itu harus
ada peraturan yang tegas terhadap para nelayan yang melangar regulasi yang berlaku
sehingga sumberdaya ikan didaerah tersebut dapat terjaga dan berkelanjutan.
Dengan banyaknya permasalahan yang ada pada nelayan dan kawasan pantai itu
sendiri dapat disimpulkan bahwa secara ekonomi belum dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat nelayan, hal ini banyak dipicu oleh banyaknya masalah pada alam. Sehingga
masalah-masalah ini sangat sulit sekali untuk ditanggulangi. Sedangkan dari masalah
sosial tidak begitu ada masalah karna para nelayan dan masyarakat sekitar ikut menjaga
potensi-potensi yang ada. Solusi yang mungkin dapat diimplementasikan dari aspek
ekonomi ialah dengan mendirikannya beberapa koperasi yang menjamin hasil tangkan
nelayan dapat didistribusikan dengan baik sehingga dapat menunjang pendapatan
ekonomi nelayan secara perlahan. Sehingga tidak ada lagi para tengkulak-tengkulak yang
membeli hasil tangkapan para nelayan, hal ini menghidarkan nelayan dari fruktuatifnya
harga. Jika dari aspek sosial tidak ada solusi karna dari sosialnya sendiri tidak ada
masalah yang berarti.
D. KESIMPILAN
Dari hasil tabulasi data didapat bahwasanya para Nelayan disana rata-rata
mengetahui teknologi penangkapan melalui pelatihan yang diselanggrakan oleh


pemerintah setempat, selain itu rata-rata sudah lebih dari 5 tahun mereka mencari nafkah
dengan menangkap ikan. Area penangkapannya pun tidak begitu jauh ini dikarnakan
kapal yang digunakan masih terbilang kecil, sehinga penangkapan hanya didaerah Pantai
Baru saja. Samapi saat ini masalah yang sedang dihadapi oleh para Nelayan ialah
terkendala oleh faktor alam, dimana dengan posisi pantai yang curam membuat para
Nelayan harus lebih berhati-hati. Apalagi dengan gelombang yang sangat besar sehingga
menyulitkan saat kapal hendah berlayar, faktor alam lainnya ialah tidak tentunya musim
atau cuaca mempengaruhi hasil tangkapan. Selain itu juga terdapat masah mengenai
harga ikan yang relative sering berubah-ubah, ditambah lagi dengan adanya tengkulak
maka harga ikan semakin kecil.
E. SARAN
Praktikum yang dilakukan dilapangan sangat baik untuk terus dilakukan karna hal
ini dapat mengetahui progres setiap tahunnya mengenai sosial ekonomi nelayan dipantai
baru atau pantai lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,


2013.

http://tpi.perikanan-diy.info/daftardanprofil.php?pages=pandanmino.

Diaksespada hari Minggu, 15 Juli 2014 pukul 08.08 WIB
Anonim, 2014. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/1048/Garis-Pantai-Indonesia-TerpanjangKeempat-di-Dunia/?category_id. Diakses pada hari Minggu, 15 Juni 2014 pukul
08.10 WIB