Faktor Faktor yang Memiliki Peran Pentin

Faktor – Faktor yang Memiliki Peran Penting dalam Kondisi Fisik Tata Ruang Kantor
Factors that Have Important Role in Physical Condition of Office Spatial

Oleh
Yuni Ismawati Sepnadi (165211033)
Program Studi D3 Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Bandung
E-mail: yuniismaws@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang memiliki peran penting dalam
kondisi fisik tata ruang kantor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kajian pustaka.
Salah satu penyebab keberhasilan kegiatan perkantoran atau tata usaha ditentukan oleh tata ruang
kantor. Tujuan tata ruang kantor ini agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman,
aman, menyenangkan, sehingga dapat membuat karyawan betah bekerja di dalam kantor. Sebuah
kantor harus memberikan kenyamanan dan keamanan bagi karyawan sehingga karyawan akan
merasa nyaman di tempat kerja dan tentunya ini akan berakibat pada peningkatan kinerja para
karyawan. Dalam penataan ruang kantor terdapat beberapa faktor penting dalam kondisi fisik tata
ruang kantor yaitu faktor cahaya, warna, suara, suhu dan udara. Faktor – faktor tersebut berperan
penting dalam mewujudkan tujuan dari perusahaaan. Jurnal ini akan membahas mengenai faktor
– faktor yang berperan penting dalam kondidi fisik tata ruang kantor.

Kata Kunci : cahaya, warna, suara, suhu dan udara.

Abstract
The research is designed to analyze the factors that have important role in physical condition of
office spatial. The research method in used is literature review method. One of the causes of
successful office or administrative activities is determined by the office layout. The purpose of this
office layout in order to create a healthy work environment, comfortable, safe, fun, so it can make
employees feel at home working in the office. An office should provide comfort and secure
condition for employees so that employees will feel comfortable in the workplace and of course it
will improve the performance of the employees. In the arrangement of office space, there are
several important factors in the physical conditions of office spatial, the factors of light, color,
sound, temperature and air. These factors play an important role in realizing the goals of the
company. This journal will discuss the factors that play an important role in the physical condition
of office layout.
Keywords : light, colour, noise, temperature and air

Pendahuluan
Dalam melaksanakan suatu kegiatan
perkantoran atau biasa disebut tata usaha,
merupakan faktor penentu berhasil atau

tidaknya adalah tata ruang atau layout kantor.
Tujuan akhir penataan layout kantor adalah
agar dapat menciptakan lingkungan kerja
yang sehat, nyaman, menyenangkan,
sehingga dapat membuat karyawan betah
bekerja di dalam kantor. Beberapa penelitian
dalam
bidang
perkantoran
telah
membuktikan bahwa lingkungan fisik kantor
dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan
dan produktivitas para pegawai di dalam
kantor. Selain itu menurut Mulyati (2000)
dan Kartini (2001) menyimpulkan bahwa
“lingkungan
fisik
suatu
kantor
mempengaruhi kenyamanan kinerja pegawai

dan mempengaruhi produktivitas pegawai
tersebut.”
Oleh karena itu permasalahan
mengenai layout kantor ini perlu menjadi
perhatian bagi seorang manajer kantor dan
juga pengawas kantor karena layout adalah
salah satu permasalahan yang penting demi
mewujudkan tujuan atau visi dari perusahaan
tersebut. Dalam layout kantor Penataan
sebuah layout kantor tidak akan berjalan
dengan baik bila tidak di dukung dengan
faktor-faktor lingkungan fisik dapat
berpengaruh pada kondisi kantor serta dapat
mempengaruhi kinerja dari para pegawai.
Lingkungan fisik suatu kantor terdiri
dari cahaya, warna, suara, udara, dan suhu.
Keempat faktor ini memiliki peran yang
penting dalam layout kantor. Pentingnya
memperhitungkan faktor pendukung dalam
layout kantor adalah agar membuat

kenyamanan demi kepuasan para karyawan.
Sehingga terciptanya karyawan yang
produktif. Karena sebagian besar pegawai
yang puas dan produktif adalah pegawai yang
merasa benar-benar cocok dengan pekerjaan
mereka, seperti yang telah dikemukakan oleh
Quible (2002) mengatakan “layout atau tata

ruang menjelaskan penggunaan ruang secara
efektif dan dapat memberikan kepuasan
kepada pegawai terhadap pekerjaan yang
dilakukan, maupun memberikan kesan yang
baik untuk pegawai.”
Tentunya
kecocokan
dengan
pekerjaan akan lebih sempurna jika ditunjang
dengan faktor-faktor penting dalam layout.
Karena seorang pegawai tentunya hampir
menghabiskan setiap jam kerja nya di dalam

ruangan, maka dari itu kualitas faktor-faktor
dalam layout perlu diperhatikan sehingga
dapat membuat kinerja para pegawai semakin
baik.
Pencahayaan
Cahaya adalah salah satu faktor
lingkungan fisik yang paling penting yang
mampu memberikan pengaruh terhadap
lingkungan
kantor
karena
dengan
pencahayaan yang baik dapat membuat
kinerja karyawan menjadi lebih meningkat,
baik dalam ketelitian, kecermatan hasil,
mengurangi kelelahan mata dan dapat
meminimalisir adanya kecelakaan dalam
kerja. Selain itu pekerjaan kantor menjadi
lebih efektif dan efisien.
Cahaya dapat memberikan penerangan

terhadap suatu benda atau tempat. Cahaya
yang cukup dan menerangi dengan tepat
dapat membuat pekerjaan para pegawai
menjadi lebih mudah dan efektif. Namun
penerangan cahaya yang berlebihan maupun
penerangan cahaya yang gelap atau redup
tidak dianjurkan bagi ruang kerja karena
dapat menimbulkan kelelahan pada mata
sehingga kenyamanan pegawai tidak di
dapatkan. Beberapa manfaat dapat kita
peroleh dari pencahayaan yang baik dalam
layout kantor yaitu dapat meminimalisir
perpidahan pegawai dalam kantor tersebut
karena dengan pencahayaan yang tepat maka
kepuasan pegawai pun tercapai dan pegawai
menjadi lebih semangat dalam mengerjakan
tugas nya dalam kantor. Dalam buku
“Modern Office Management” Menurut R.L

Peterson dan C.L. Littlefield bahwa

penerangan yang baik dapat memperoleh
beberapa keuntungan, diantaranya:
1. Meningkatnya Produktivitas
Hasil pekerjaan dapat dipengaruhi oleh
kondisi
penerangan,
jika
kondisi
penerangan tersebut kurang maka hasil
kinerja pegawai menjadi tidak maksimal,
sedangkan jika kondisi penerangan itu
baik maka hasil kinerja pegawai semakin
meningkat. Menurut data-data percobaan,
penelitian dalam laboratorium mengenai
penerangan serta pengalaman-pengalaman
dari ribuan perusahaan di Amerika Serikat
dengan produktivitas setelah modernisasi
penarangan dapat meyakinkan kita dengan
membuktikan bahwa penerangan sangat
berhubungan dengan produktivitas kinerja

para pegawai.
2. Meningkatkan kualitas pekerjaan
Memberikan penerangan yang cukup
dapat mempengaruhi kerapihan dan
ketelitian pekerjaan kantor. banyaknya
kesalahan yang terjadi dalam pekerjaan
kantor
diakibatkan
oleh
tidak
terpenuhinya kebutuhan penglihatan para
karyawan,
mungkin
karena
ketidakmampuan melihat dengan baik dan
benar serta terjadinya ketegangan dan
kelelahan pada mata yang dapat
mengganggu kemampuan melihat secara
normal.
3. Meminimalisir ketegangan mata dan

kelelahan rokhaniah
Ketegangan
mata
dan
kerusakan
penglihatan mata dapat disebabkan karena
melakukan pekerjaan perkantoran atau
tata usaha dalam jangka waktu yang lama
tetapi penerangan yang digunakan pada
ruangan tersebut kurang baik. Selain itu
tenaga yang dikeluarkan akan menjadi
lebih banyak sehingga mengakibatkan
bertambahnya kelelahan.

4. Meningkatkan semangat kerja para
pegawai
Seorang manajemen (pimpinan) perlu
memberikan perhatian terhadap keadaan
para
pegawainya,

terutama
memperhatikan dalam suasana bekerja
yang membuat nyaman. penerangan yang
baik dapat menyebabkan suasana menjadi
nyaman dan menyenangkan, sehingga
semangat para pegawai akan lebih baik
lagi. Semangat para pegawai ini perlu
diperhatikan dengan baik, karena hasil
kinerja pegawai berbanding lurus dengan
semangat yang dirasakana oleh para
pegawai.
5. Meningkatkan prestise untuk perusahaan
Memberikan cahaya yang cukup dapat
membuat tamu perusahaan memberikan
penilaian yang baik. Hal ini dapat pula
untuk meningkatkan reputasi atau nama
baik perusahaan demi terciptanya
kemajuan dan efisiensi pelaksanaan
pekerjaan kantor.
Sumber pencahayaan pada kantor

adalah berasal dari cahaya alami dan cahaya
buatan. Cahaya alami adalah cahaya yang
berasal dari sinar matahari, sedangkan
cahaya buatan berasal dari listrik, lilin, dan
lampu lainnya. Tetapi untuk menghemat
dana pengeluaran dalam suatu perusahaan
lebih diutamakan menggunakan cahaya
alami yaitu sinar matahari, selain untuk
menghemat sinar matahari juga dapat
berdampak positif pada kesehatan para
pegawai dan ruangan kantor. Namun masalah
yang dihadapi yaitu sulitnya Cahaya matahari
menembus sampai keseluruh ruangan dalam
kantor. Terutama pada sebuah kantor yang
lokasinya dekat dengan sebuah gedung yang
bertingkat tinggi dengan lokasi yang padat.
Maka dari itu sebuah perusahaan tetap saja
memerlukan cahaya buatan dalam kantornya,
biasanya cahaya buatan di tempatkan di area
yang sulit dijangkau oleh cahaya matahari

pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu
cahaya buatan tetap dibutuhan karena
memiliki fungsi untuk menjadi pendukung
suatu kantor.
Cahaya Buatan dapat dibagi menjadi
4 bagian, yaitu cahaya langsung, cahaya
setengah langsung, cahaya setengah tak
langsung dan cahaya tak langsung.
Cahaya langsung adalah cahaya yang
langsung memancar dari sumbernya ke
objek. Cahaya ini memiliki sifat ketajam
yang tinggi dan menimbulkan ketegasan pada
bayangan, sehingga dapat menimbulkan
kelelahan pada penglihatan pegawai,
terutama jika cahaya langsung ini diletakkan
pada sudut 45 derajat dari penglihatan, maka
akan berakibat menyilaukan mata. Misalnya
permukaan meja, ke computer, ke kertas dan
lain sebagainya. Jadi cahaya langsung ini
sebenarnya kurang cocok di pakai di
Indonesia karena berdampak buruk bagi
pekerja. Cahaya setengah langsung yaitu
cahaya yang memancar melalui perantara
yang terbuat dari gelas dengan warna putih
tulang pada tudung lampu. Cahaya ini
menyebar ke seluruh penjuru sehingga tidak
menimbulkan bayangan yang terlalu tajam.
Tetapi, kebanyakan cahaya ini tetap saja
jatuh ke permukaan meja secara langsung
dan memantul kembali ke arah penglihatan.
Sehingga cahaya tersebut dirasa kurang
cocok untuk digunakan walaupun cahaya ini
sudah lebih baik dibandingkan dengan
cahaya langsung.
Cahaya setengah tak langsung yaitu
cahaya
yang
sebagian
pancarannya
memancar tak langsung menuju objek (meja
kerja dll) melalui perantara langit-langit,
tudung lampu, dinding dan sebagainya. Jika
dibandingkan dengan cahaya setengah
langsung, cahaya ini sudah lebih baik, karena
sumber cahaya datang dari langit-langit
ruangan. Selain itu, dapat menciptakan sifat
bayangan dan cahaya menjadi tidak terlalu
tajam, sehingga tidak terlalu menimbulkan
kelelahan pada mata pekerja

Sedangkan cahaya tak langsung yaitu cahaya
yang dirancang. Cahaya ini merupakan
cahaya yang terbaik. Sebuah ruangan yang
gelap atau ruangan biasa digunakan ketika
malam hari sebaiknya menggunakan cahaya
tak langsung ini. Tetapi ada satu kekurangan
dalam cahaya ini yaitu membutuhkan lampu
yang lebih besar.
Indikator pencahayaan yang baik
adalah memiliki sinar yang cukup dan
disesuaikan dengan kebutuhan dalam
pekerjaan kantor, cahaya yang ditimbulkan
tidak mengakibatkan silau pada penglihatan,
tidak adanya kontras yang tajam, tidak
terpancarnya bayangan karena memancar
secara keseluruhan, serta tidak menimbulkan
adanya getaran atau bisa disebut juga
gelombang cahaya. Selain itu ada hal lain
yang juga sama pentingnya yaitu seberapa
banyaknya cahaya penerangan itu. Untuk
menentukan berapa intensitas dan jumlah
penerangan yang baik untuk suatu kondisi
tertentu
dan
membuat
beberapa
perbandingan yang akurat, maka ukuran
penerangan
dibutuhkan.
Banyaknya
penerangan dapat diukur menggunakan akat
satuan hitung yang biasa disebut “foodcaddle”.
Food caddle adalah jumlah pancaran
cahaya yang berasal dari sebuah lilin yang
berukuran biasa pada sebuah benda yang
memiliki jarak 1 kaki (30,48 cm) dari sebuah
lilin ukuran biasa. Sebagai contoh dalam
sebuah ruang kecil, 1 watt tiap kaki persegi
dari lingkungan itu dapat memberikan 15
foot caddle. Sehingga dalam satu ruangan
berukuran 10 kaki x 10 kaki dengan bola
lampu 100 watt dapat memberikan
penerangan sekitar 15 foot caddle. Namun
banyaknya penerangan dari sebuah bola
lampu ukuran 100 watt akan berbeda dengan
banyaknya penerangan dari 4 bola lampu
ukuran 25 watt, dikarenakan pemancaran
penerangan pada lingkungan tersebut
mengalami perbedaan. Sehingga jumlah

penerangan juga tergantung kepada distribusi
sumber-sumber penerangan.
Dewasa ini pengukuran cahaya lebih
mudah ditentukan berdasarkan ukuran daya
pancar lampu listrik dalam watt. Berikut ini
adalah tabel rekomendasi mengenai cahaya
yang dibutuhkan pada ruang kerja.
Area Kerja

Penglihatan
Sederhana
- ruang lobbies
- ruang koridor
- toilet, tangga,
dan lorong
Penglihatan
agak tajam
- Ruang
pustaka
- Ruang
Konference
- Ruang filling
Penglihatan
lebih tajam
- Ruang tulis
- Ruang
gambar
- Ruang surat
menyurat

Cahaya yg
diperlukan
(footcaddle)

10 – 20

Daya
Pancar
Lampu
Listrik
dalam
Watt
5 – 10

20 – 50

40 – 50

50 – 100

50 – 70

Kualitas cahaya tidak hanya
tergantung
pada
berapa
banyaknya
penerangan, tetapi mutu penerangan juga
perlu diperhatikan karena keduanya memiliki
peran yang sama penting, yang menjadi
pertimbangan dalam mutu penerangan adalah
pemancaran, kejernihan, dan kesilauan.
Ketiga mutu ini saling berhubungan satu
sama lain. Kejernihan atau biasa disebut
kecerahan merupakan mutu yang ditentukan

oleh jumlah cahaya yang dipantulkan dari
suatu benda. Penerangan yang baik untuk
penglihatan bukan langsung berasal dari
sumbernya melainkan berasal dari cahaya
yang dipantulkan. Apabila benda yang akan
dilihat memantulkan sedikit cahaya, maka
besar kemungkinan benda itu akan sulit
dilihat karena memiliki daya pantul yang
rendah. Kecerahan merupakan mutu
penerangan yang juga penting karena dapat
mempengaruhi penglihatan. Ketika semua
lingkungan dalam bidang penglihatan seperti
meja dan yang lainnya memiliki penerangan
yang sama maka mata manusia dapat melihat
dengan baik. Penglihatan yang paling baik
biasanya diperoleh ketika latar belakang
sangat bertentangan dengan tulisan.
Pemancaran penerangan (cahaya)
dapat memperjelas dan mempermudah
penglihatan setiap benda dalam kedudukan
ruang. Cahaya lunak adalah cahaya yang
dipancarkan dengan baik, pemancaran ini
diperoleh dengan jumlah cahaya yang
berlainan datang dari beberapa sumber
cahaya yang cukup. Kurang baiknya mutu
penerangan dibandingkan dengan kurang
banyaknya jumlah penerangan yang saat ini
dirasakan
oleh
pegawai,
sehingga
mengakibatkan adanya keluhan-keluhan
mengenai penerangan khusunya karena cacat
mutunya, bukan cacat jumlahnya. Karena
ketika jumlah penerangan yang banyak tetapi
tidak menghasilkan mutu yang baik dalam
penerangan, hal ini hanya akan menjadi siasia.
Seharusnya
jumlah
penerangan
diimbangi juga dengan mutu penerangannya.
Secara umum mutu penerangan yang baik
tidak menimbulkan silau pada mata dan dapat
memancarkan cahaya secara merata.
Kejernihan penerangannya pun secara relatif
adalah sama. Pelunya meminimalisir adanya
bayangan, meskipun tidak memungkinkan
untuk menghilangkannya sama sekali.
Adapun beberapa jenis sistem pencahayaan
yang umum digunakan dalam kantor yaitu:

1. Ambient lighting, yaitu menyeluruhnya
pencahayaan pada suatu ruangan dan
biasanya di pasang pada langit-langit
ruang kantor. Sistem pencahayaan ini
biasa digunakan ketika pekerjaan yang
dilakukan di ruangan tersebut tidak terlalu
membutuhkan tingkat penerangan yang
tinggi.
2. Task lighting, yaitu memberikan cahaya
untuk area kerja seorang pegawai.
misalnya meja kerja. Jenis pencahayaan
ini tidak biasanya digunakan pada kantorkantor karena ketidakpraktisannya. Akan
tetapi jenis sistem pencahayaan ini biasa
digunakan ketika pekerjaan yang
dibutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Pada masa yang akan datang, penggunaan
jenis pencahayaan ini akan semakin
meningkat. Maka diperlukannya beberapa
hal yang harus perusahaan lakukan
sebelum menetapkan untuk menggunakan
sistem ini, berikut adalah beberapa tips
sebelum perusahaan menetapkan untuk
menggunakan sistem pencahayaan ini
yaitu:
a. Beban pekerjaan yang diberikan
kepada pegawai.
b. Ukuran pekerjaan yang dibebankan
kepada pegawai.
c. Tingkat Kecepatan, ketepatan, dan
kepentingan yang diinginkan oleh
perusahaan dari pekerjaan tersebut.
d. Waktu dalam penyelesaian pekerjaan
e. Jenis dan jumlah pekerjaan
f. Menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan
karakteristik
pegawai.
misalnya usia pegawai. Pegawai yang
memiliki
usia
sekitar
60-an
membutuhkan penerangan 2,5 kali
lebih banyak dibandingkan dengan
pegawai yang berusia 25-an .
g. Karakteristik lingkungan dan fisik
kerja. misalnya lokasi kantor terdapat
pohon yang rindang atau dikelilingi
oleh gedung-gedung tinggi yang lain.

3. Accent lighting, yaitu memberikan
penerangan pada area yang ingin dituju.
Pada umumnya cahaya ini ditempatkan
pada sebuah lorong kantor atau pada
lokasi yang memerlukan penerangan agar
pegawai dan tamu mengalami kemudahan.
4. Natural lighting, yaitu cahaya yang
diperoleh melalui jendela, pintu kaca, serta
cahaya langit/sinar matahari.
Pemilihan pencahayaan dalam layout
kantor harus sesuai supaya tidak ada
gangguan dalam proses kerja para pegawai.
Pemilihan
pencahayaan
juga
harus
berdasarkan
parameter
efektivitas
pencahayaan pada kantor, yaitu:
1. Image, yaitu dengan memodifikasi
pencahayaan dapat menimbulkan kesan
yang berbeda bagi para pegawai.
2. Visibility, yaitu penglihatan harus nyaman
dan jelas saat pegawai melihat suatu objek.
3. Focus, yaitu membuat pencahayaan untuk
pegawai
agar
dapat
memusatkan
perhatiannya dalam melaksanakan tugas
dengan membuat penerangan yang sesuai
dengan area kerja utama pegawai.
Sistem penerangan dalam kantor memiliki
beberapa karakteristik yang harus dipenuhi,
yaitu:
1. Visual comfort probability (VCP), yaitu
rasio tingkat penerangan secara langsung
yang melebihi dari 0.70. Nilai VCP 0.80
yang artinya bahwa 80% pegawai yang
duduk pada situasi tidak nyaman tidak
merasa terganggu atau silau dengan sistem
pencahayaan.
2. Task illumination (TI), yaitu mengukur
jumlah cahaya pada area kerja dengan
ukuran foot candle, nilai TI yaitu 100-159
foot candle.

3. Equivalent spherical Illumination (ESI),
yaitu pengukuran tingkatan efisiensi pada
sistem penerangan, misalnya tingkat
pemantulan dan silau maksimal 60
minimal 40.
Adapun beberapa jenis akat penerangan dari
listrik yang sering digunakan di dalam
kantor, diantaranya:
1. Lampu Pijar
Keuntungan menggunakan lampu pijar ini
antara lain yaitu biaya yang murah
dibandingkan dengan lampu lainnya,
kualitas penerangannya pun cukup baik.
2. Lampu Neon
Pada
umumnya
kantor
biasanya
menggunakan lampu neon, sistem
penerangannya banyak disukai oleh
perusahaan karena memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi serta kejernihan
dalam cahayanya pun baik.
3. Lampu Mercury
Lampu mercury ini kurang cocok ketika
digunakan didalam ruang kerja karena
sinarnya agak kebiru-biruan. Lampu ini
pada umumnya digunakan dalam ruang
kerja yang sangat luas atau ditempatkan di
halaman perusahaan.
Beberapa cara untuk meminimalisir
cahaya yang menyilaukan mata pada ruang
kerja adalah dengan cara menggunakan
cahaya yang dipantulkan oleh benda
sehingga cahaya tidak langsung terlihat oleh
mata, usahakan pantulan cahaya tersebut
tidak berhimpitan dengan garis penglihatan,
selain itu posisi duduk pegawai dalam ruang
kerja tersebut tidak boleh segaris dengan
pantulan
cahaya,
dan
kurangilah
menggunakan perakatan yang berkilau.

Warna
Selain cahaya, warna merupakan
salah satu peran penting dalam kondisi
lingkungan fisik layout kantor. Warna
merupakan unsur terciptanya mood atau
suasana hati dalam suatu ruangan. (Nurul
Wulansari: 2007). Pemilihan warna dapat
mempengaruhi kondisi dalam proses
perhatian, perasaan, dan pikiran kerja para
karyawan. Warna dalam layout kantor
biasanya memiliki pengaruh yang penting
terhadap tekanan darah dan ketegangan
syaraf. Pengaruh warna dapat menjadikan
perasaan dan pikiran yang baik, tetapi dapat
juga memberikan dampak perasaan dan
pikiran yang kurang baik bagi para karyawan.
Beberapa warna juga dapat memberikan
perasaan yang menekankan, begitu pun
sebaliknya. Adapun kecenderungan beberapa
warna yang mempercepat tindakan mental,
dan beberapa warna lainnya cenderung
memperlambat tindakan mental, sehingga
warna dapat meningkatkan produktivitas
kerja para karyawan.
Maka dari itu faktor warna sangatlah
penting dalam layout kantor, sehingga dalam
menata warna dalam sebuah ruang kerja
perlu
berhati-hati
karena
dapat
mempengaruhi tingkah laku dan emosi
pegawai. Hal yang harus dilakukan adalah
merencanakan dengan baik. Meskipun pada
realisasinya penataan dekorasi saling
berkaitan dengan tata warna.
Pengaruh psikologis warna terhadap
perasaan dalam segi jarak, suhu, dan
kejiwaan dapat terlihat pada tabel di bawah
ini.
Warna
Hijau
Oranye
Biru

Efek
Jarak
Jauh
Sangat
Dekat
Jauh

Efek
Suhu
Netral,
Dingin
Sangat
Panas
Dingin

Efek Kejiwaan
Sangat
Menenangkan
Semangat
Menenangkan

Coklat
Abuabu
Kuning

Sangat
Dekat
Sangat
Dekat
Dekat

Merah

Dekat

Netral

Tenang, semangat

Dingin

Melesukan

Sangat
Panas
Panas

Semangat
Sangat Mengusik

Jika dilihat dari tabel tersebut, maka
saat kita memiliki ruangan yang sempit kita
harus memilih warna yang memiliki efek
jarak yang jauh agar terkesan ruangan
tersebut luas. Misalnya dengan mengecat
dinding dengan warna biru langit atau warna
hijau muda. Selain itu kita juga dapat
memilih warna yang memiliki efek suhu
yang dingin jika kita menginginkan sebuah
ruangan yang memiliki kesan yang sejuk dan
tenang. Misalnya dengan mengecat dinding
dengan warna hijau ataupun biru. Tetapi jika
kita
menginginkan
ruangan
yang
menimbulkan semangat dalam bekerja, kita
dapat menggunakan warna-warna yang cerah
seperti warna oranye atau kuning.
Penggunaan warna cerah tidak diharuskan
secara total namun dapat dipadu padankan
dengan sentuhan warna lainnya.
Adapun beberapa jenis-jenis warna
antara lain sebagai berikut:
1. Warna menyala, misalnya warna merah
atau kuning, ketegangan mata dapat
disebabkan karena warna nyala yang
dominan. Warna nyala tidak dianjurkan
untuk penggunaan pada ruang yang
memiliki luas yang besar. Warna ini
digunakan untuk benda yang kecil untuk
menonjolkan, atau memang jika ingin
menggunakan warna nyala ini sebaiknya
kombinasikan dengan warna yang lainnya,
agar tidak menyebabkan ketegangan pada
mata para pegawai.
2. Warna Kontras, misalnya perpaduan dari
warna oranye dan hijau atau perpaduan
warna kuning dan hitam. Walaupun warna
kontras dapat digunakan dalam satu
ruangan, tetapi sebaiknya jangan terlalu

banyak warna dalam perpaduan tersebut,
usahakan maksimal 3 warna sehingga
tidak menimbulkan kesan ramai.
3. Warna Tua, warna tua ini biasanya
dihindari dalam penataan ruang kantor,
karena dapat menyebabkan perasaan yang
tertekan dan dapat menimbulkan kesan
cenderung kotor.
4. Warna Pastel, warna pastel memiliki sifat
yang cerah, ceria, dan menimbulkan kesan
bersih. Warna pastel ini paling banyak
digunakan pada layout kantor.
Menurut Kaina dalam buku “Colour
Therapy”, Pengaruh Warna bagi Psikologi
Manusia, emosi serta tindakan manusia.
Diantaranya:
1. Akat bantu komunikasi secara non verbal
untuk mengungkapkan pesan secara cepat
dan sederhana memahami maknanya.
2. Dapat terciptanya daya tarik manusia
untuk semakin menyukai suatu hal.
3. Penggunaan warna yang sesuai dapat
membangkitkan
semangat
sehingga
seorang dapat menjalani kegiatannya
dengan baik.
4. Dapat mempengaruhi emosi seseorang.
5. Penggunaan warna yang tepat dapat
memberikan konsentrasi, ketenangan,
kesan gembira.
Oleh karena itu, warna adalah faktor penting
yang perlu diperhatikan oleh seorang
manajer. Walaupun terlihat faktor yang
sederhana atau kecil, namun tanpa kita sadari
faktor ini dapat mempengaruhi produktivitas
kinerja para pegawai. Selain cahaya dan
warna, faktor penting lainnya dalam kondisi
lingkungan fisik layout kantor adalah suara.
Suara
Faktor penting lainnya adalah
penataan suara. Kebisingan atau suara-suara
gaduh dapat menyebabkan ketidak efektifan

dan efisiensinya pelayanan pekerjaan kantor,
karena kebisingan dapat menganggu
ketenangan dalam bekerja, merusak
pendengaran,
dan
adanya
miss
communication, serta merusak konsentrasi
orang dalam berfikir sehingga dapat
berpengaruh besar pada hasil kerjanya.
Sumber-sumber suara dalam kantor antara
lain percakapan seseorang atau beberapa
orang, geseran barang pada lantai (kursi) dan
suara-suara mesin kantor.
Kebisingan dapat dinyatakan dalam
ukuran desibel (db). Kebisingan dapat
mengakibatkan terhambatnya konsentrasi
kerja,
menimbulkan
kelelahan,
dan
menyebabkan gangguan pada anggota tubuh
seperti mata, telinga, syaraf, otot, dan lainlain. Selain itu suara dapat menyebabkan
perubahan pada pikiran dan peredahan darah.
Ketidaksadaran mengenai akibat yang
diperoleh dari suara yang gaduh sering
dialami oleh manusia, tetapi saat suara gaduh
tersebut terdengar lama. Maka manusia akan
menyadari.
Berikut adalah pengaruh suara yang gaduh
menurut para dokter, diantaranya:
a. Adanya gangguan saraf dan mental.
b. Sulitnya berkonsentrasi, mengurangi hasil
kinerja
seseorang,
memperbanyak
kemungkinan kesalahan dalam bekerja,
sulitnya menggunakan telepon karena
suara tidak terlalu terdengar, dan
menyebabkan
lebih
banyak
ketidakhadiran.
c. Menurunkan daya tahan tubuh.
d. Menjadi cepat lelah dan lebih emosional.
e. Melemahkan daya pikir, daya hitung,
maupun daya tangkap.
f. Mengurangi semangat kerja para pegawai.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
beberapa ahli yaitu Ayr, Cirillo, Fato, dan
Martellotta (2003) mengenai beberapa
sumber kebisingan yaitu:

Area
Orang
Berbicara
Kantor
tanpa
AC
Kantor
ber-AC
Kantor
Tunggal
Kantor
tanpa
AC
Ruang
Baca
Seluruh
Sampel

Sumber Kebisingan
Bunyi
Luar
HVAC
system
Teleokantor
s*
on

14%

33%

13%

-

Peralatan
Kant
or
40%

21%

10%

12%

41%

16%

7%

18%

21%

27%

27%

14%

33%

13%

-

40%

47%

9%

14%

26%

4%

31%

8%

11%

34%

16%

*HVAC systems yaitu heating, ventilating,
and air conditioning system
Pada umumnya cara mengontrol suara-suara
yang gaduh adalah dengan cara:
a. Perakatan dan mesin – mesin yang
menyebabkan suara yang bising harus
dijauhi dari ruangan yang membutuhkan
tingkat konsentrasi yang tinggi, dengan
cara meletakkannya di dekat jendela dan
memberi penyekat ruang yang berguna
untuk meredam suaranya.
b. Menggunakan bahan dan design langitlangit yang bisa meminimalisir suara,
misalnya: dinding dan langit-langit
berbahan kayu atau partisi, dan karpet.
c. Menggunakan perakatan berbahan kedap
suara, misalnya: kayu atau bubuk kayu
yang dikeraskan, kain dan lainnya.
Terdapat beberapa sumber suara
dalam kantor, seperti, geseran, percakapan
benda-benda pada lantai, dan perakatan
mesin-mesin kantor. Tetapi sumber suara
yang berasal dari luar kantor yang merupakan
sumber suara yang penting.
Gema-gema disebabkan karena pantulan
suara yang disebabkan oleh permukaan yang
keras, sedangkan permukaan yang tidak
kerasa atau lunak dapat menyerap

gelombang-gelombong suara, sehingga tidak
menyebabkan gema. Maka dari itu perlunya
persyaratan dalam membangun bangunan
gedung yang modern dengan menggunakan
bahan-bahan gedung yang keras.
Adapun beberapa cara meminimalisir
kegaduhan pada ruang kantor menurut
Quible (2001) yaitu:
1. Akat peredam suara
Untuk mengontrol suara yang ada di
kantor, kita dapat menggunakan akat
peredam suara. Akat peredam suara dapat
diletakkan pada beberapa mesin di kantor
yang dapat mengeluarkan suara, misalnya
mesin ketik atau printer. Selain itu, dapat
menggunakan penutup perakatan yang
dapat meminimalisir suara seperti, kain
tebal atau karpet lalu diletakkan di mesin
tersebut.
2. Kontruksi yang tepat
Penggunaan teknik kontruksi bangunan
yang efektif dapat meminimalisir jumlah
suara bising pada kantor. Ada 2 jenis suara
yang dapat nerambat di udara, yaitu
merambat melalui udara (suara udara) atau
melalui struktur bangunan (suara
struktural).
Misalnya
percakapan
seseorang atau beberapa orang dan suara
yang dihasilkan oleh beberapa perakatan
seperti mesin adalah salah satu contoh dari
suara yang merambat melalui udara.
Sedangkan contoh suara struktural adalah
getaran perakatan. Sebelum suara
merambat ke udara, getarannya akan
merambat melalui perantara perakatan
pada area kerja. berikut ini adalah
rekomendasi beberapa teknik kontruksi
untuk meminimalisir kegaduhan yang
tidak diharapkan, yaitu :
- Berkurangnya getaran suara dapat
dipengaruhi oleh penggunaan material
konstruksi yang tepat, misalnya jika
ingin menggunakan material yang lebih
empuk kita dapat menggunakan kayu

atau alumunium pada jendela daripada
baja dan lainnya.
- Memiliki seal pada jendela dan pintu
yang terbuat dari karet dan penggunaan
yang rapat, Sehingga suara gaduh bisa
diminimalisir dan tidak susah keluar dari
ruangan.
- Memasang jaringan dengan jaringan
utama dari sistem HVAC yang dapat
terhubung.
- Untuk
meminimalisir
banyaknya
rambatan suara dari satu ruangan ke
ruangan
lain
beberapa
dtruktur
bangunan dengan menempatkan ruang
berongga perlunya dibangun udara diam
sehingga tidak menimbulkan suara
gaduh.
3. Material peredam suara
Dewasa ini, tipe-tipe material peredam
suara banyak tersedia dan biasanya berupa
penutup untuk jendela, tembok, atap, dan
lantai. Selain itu peredam suara juga nilai
estika. Dari beberapa material peredam
suara yang tersedia, karpet menjadi
material yang sering dipakai. Bahkan
penggunaan panel dinding untuk meredam
suara pada sebagian perusahaan sudah
secara permanen, dan biasa digunakan
ketika membutuhkan ruangan privasi,
contohnya kantor pengacara yaitu ruang
konsultasi hukum. Namun apabila
penutup dinding dan atap sudah cukup dan
dapat meredam suara yang ada, maka
penutup dinding khusus tidak diperlukan.
Tetapi pada sebuah kantor yang sangat
bising, material atap, dinding, dan lantai
khusus sangat diperlukan. karpet adalah
penutup lantai yang paling efektif untuk
meminimalisir suara.
Ada tiga kriteria yang dapat diterapkan
dalam memutuskan material yang dapat
meredam suara yang optimal, antara lain
yaitu:
 Isolasi, yaitu tingkat material yang dapat
menghalangi suara melewati material

tersebut. isolasi suara dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal, misalnya berat suara
dan kepadatan yang ditimbulkan, serta
seberapa banyak penggunaan ketebalan
material untuk meredam suara.
 Peredaman, yaitu tingkat suara yang
dapat diredam oleh material tersebut.
Noise Reduction Coeeficient adalah akat
ukur tingkat peredaman.
 Pemantulan, yaitu tingkat pemantulan
oleh material, yakni suara yang
dipantulkan dan tidak diserap kembali
ke udara.
Pemantulan dan penyerapan suara pada ruang
kantor harus memiliki keseimbangan yang
sesuai, karena dapat meminimalisir adanya
silent voice pada lokasi kerja. material
dengan struktur keras seperti besi, gelas,
maupun plastik dapat memantul lebih besar
dibandingkan dengan penggunaan material
yang berstruktur lebih lembut seperti spon
dan kayu.
4. Masking
Masking atau biasa disebut white noise
adalah cara untuk penggabungan suara
kantor dengan suara rendah yang tidak
menggangu. Saat suara melewati lorong
atau saluran masking hampir sama dengan
suara yang terdengar. Suara untuk publik
misalnya, loudspeaker pada seluruh
ruangan yang biasanya digunakan untuk
menyampaikan informasi dalam bentuk
suara ke seluruh bagian kantor biasa
digunakan untuk menyampaikan suara
masking ke seluruh area kerja, seperti
musik yang lembut.
Pada jenis layout kantor yang
terbuka, tentunya memberikan tantangan
yang lebih untuk mengontrol kebisingan
dibandingkan dengan jenis landscape dan
tertutup.
Jenis
layout
terbuka
ini
menghilangkan tembok permanen, sehingga
ruangan membutuhkan banyak material
peredam suara. Jika ruang kerja masih tetap
bising setelah menggunakan akat peredam

suara, maka akat masking suara pun dapat
dipergunakan. Pertimbangan mengenai jarak
ideal antar pegawai atau antar bagian
sehingga dapat membatasi tingkat privasi
pembicaraan.

Udara dan Suhu
Faktor penting lainnya adalah faktor
udara dan suhu, udara yang bersih dan baik
tentunya dapat berpengaruh positif untuk
meningkatkan produktivitas, semangat kerja,
kesehatan, dan kualitas kerja. Selain itu udara
dapat menimbulkan kesan yang baik bagi
tamu, khusunya tamu didalam kantor. Pada
umumnya, karyawan pasti menginginkan
kerja yang aman dan sehat yang ditimbulkan
dari lingkungan kantor. Keselamatan dan
perlindungan kerja merujuk pada kondisi
fisik dan mental para pekerja dalam
lingkungan kantor yang ada di perusahaan.
Sehingga udara sangat berperan penting bagi
kesehatan dan produktivitas kerja para
pegawai. Adapun beberapa penyebab umum
menurunnya kualitas udara adalah polusi dan
pencemaran. Sumber- sumber pencemaran
udara pada umumnya bersumber dari asap
kendaraan, debu, rokok, dan perakatan
mesin-mesin pabrik atau dapat juga berasal
dari bau busuk limbah pabrik. Komposisi
udara disekitar manusia, terdiri dari 21 persen
oksigen, 78 persen nitrogen, 0,03 persen
karbondioksida, dan 0,97 persen gas
campuran. Oksigen merupakan gas utama
yang dibutuhkan makhluk hidup. Jika dalam
udara kadar oksigen telah menyusut atau
bercampur dengan polusi gas yang memiliki
bau tidak baik untuk kesehatan tubuh maka
udara dapat dinyatakan kotor, biasanya hal
ini ditandai dengan timbulnya sesak pada
pernafasan.
Faktor udara dapat mempengaruhi
kondisi psikologis dan fisik pegawai. kualitas
udara pun perlu menjadi perhatian utama
Manajer Administrasi, jika diasumsikan

pegawai menyelesaikan 90 persen jam
kerjanya yaitu sekitar 2.500 jam selama
setahun di dalam ruangannya, tentulah itu
bukan waktu yang sebentar. Pada saat ini
bangunan perkantoran sebagian besar lebih
banyak mengandung udara yang memiliki zat
biologi dan kimia dibandingkan di luar
ruangan. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemeliharaan dan perencanaan
sistem HVAC (sistem pemanas, ventilasi,
dan
AC)
sehingga
menyebabkan
berkurangnya
pergantian
udara,
konstaminasi udara disebabkan oleh off-gas
(bahan kimia yang dihasilkan oleh penuaan
gedung atau beberapa perakatan yang jarang
dibersihkan seperti furniture atau penutup
lantai. Hal ini yang menjadi penyebab
timbulnya Sick Building Snydrome (sindrom
gedung sakit) dan jika udara dihirup dengan
waktu yang relatif lama dapat menyebabkan
para pegawai mengalami kepusingan
permanen.

meminimalisir biaya pengeluaran kesehatan
yang
dikeluarkan
perusahaan
dan
mengurangi tingkat ketidakhadiran para
pegawai.

Temperatur, kelembaban, ventilasi,
dan kebersihan udara merupakan faktor yang
perlu diperhatikan dalam meningkatkan
kualitas udara didalam kantor. Dewasa ini,
penyebab utama polusi udara yang sering
ditemukan pada suatu ruangan dalam kantor
adalah memiliki tingkat kelembaban yang
tinggi, kurangnya ventilasi, dan asap rokok.
Jika bangunan kantor berada pada lokasi
yang memiliki cuaca yang bervariasi maka
sebaiknya membangun sistem pengaturan
udara terintegrasi untuk setiap musim, agar
situasi udara di ruangan stabil setiap harinya.

Central unit adalah unit pendingin
yang biasanya ada pada gedung perkantoran
yang baru. Sedangkan self-contained unit
adalah unit pendingin yang menggunakan
dinding permanen sebagai penyekat antar
bagian, sehingga biasanya ada pada gedung
yang tidak dibangun untuk mengakomodasi
sistem sentral. Salah satu cara untuk
menentukan apakah perlu memasang sistem
pendingin udara yaitu dengan cara
menentukan terlebih dahulu dampak bagi
kinerja pegawai.

Manfaat
pemasangan
sistem
sebanding dengan biaya yang harus
dikeluarkan, karena dengan adanya sistem
pengaturan udara maka dapat menjaga
kondisi udara dengan baik dan stabil.
Meningkatkan
produktivitas
dan
memaksimalkan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan kenyamanan para
pegawai. Selain itu sebagian kasus kesehatan
pada pegawai dapat memulih, sehingga dapat

Dewasa
ini,
teknologi
memungkinkan kita untuk melakukan
integrasi
pada
sebagian
komponen
lingkungan kantor, misalnya cahaya, Air
Conditioning, maupun konservasi energi
melalui komputerisasi kantor, yang biasa
disebut. Selain itu, smart office telah
mengintegrasi sebagian atau sepenuhnya
beberapa teknologi perkantoran seperti
pemrosesan datam komunikasi data, otomasi

Temperatur udara yang ideal untuk
pegawai yang biasa digunakan di dalam
ruang kantor adalah ±3-4ºC. Namu ketika
temperatur di luar kantor sedang panas yaitu
sekitar 30ºC, maka temperatur di dalam
kantor sebaiknya diatur menjadi 26ºC, dan
ketika temperatur di luar mencapai 14ºC,
maka temperatur sebaiknya diatur menjadi
18ºC. Di masa depan energi matahari akan
menjadi sumber pemanas utama dalam
bangunan perkantoran di beberapa bagian
dunia. Namun semua ini tergantung pada
letak geografi bangunan, mungkin energi
matahari dapat memenuhi semua pemanasan
yang dibutuhkan. Adapula dua jenis unit
pendingin yang tersedia diantaranya yaitu
central unit dan self-contained unit.

Smart Office

kantor, pengontrolan lingkungan, keamanan,
serta sistem pelindung kebakaran. Menurut
Burton (2000) ada beberapa fitur yang dapat
kita peroleh dari smart office, yaitu :
1. Small-zone areas, yaitu kantor akan
menghidupkan sistem pada area terbatas
yang digunakan oleh pegawai saat meraka
sedang bekerja di hari libur seperti hari
minggu, lembur, libur lainnya.
2. Smart wired telecommunication systems,
adalah penggunakan telepon yang
memiliki beberapa fungsi, misalnya
komunikasi suara dan data, e-mail,
manajemen energi, atau perlindungan
kebakaran.

Green Office Management
Saat ini banyaknya perusahaan
tertarik untuk merealisasikan green office
management untuk mengelola kantornya.
Menurut Rowh (2004) “meskipun hal ini
baru dimulai dengan me-recyle kertas,
namun beberapa kantor sudah menggunakan
cahya alam guna menerangi kantor maunpun
udara bebas untuk kantornya. Karena
sebagian komponen kantor adalah nonbiodegradable sehinngga perlu tindakan
lainnya untuk mengimplementasikan green
office management adalah dengan me-recyle
cartridge atau toner printer, sehingga tidak
akan mengakibatkan polusi tanah jika
dibuang langsung ke TPA.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
disimpulkan bahwa:

diatas

dapat

1. Lingkungan fisik suatu kantor terdiri dari
cahaya, warna, suara, udara, dan suhu.
Keempat faktor ini memiliki peran yang
penting dalam layout kantor.
2. Cahaya adalah salah satu faktor
lingkungan fisik yang paling penting yang
mampu memberikan pengaruh terhadap

lingkungan kantor karena dengan
pencahayaan yang baik dapat membuat
kinerja
karyawan
menjadi
lebih
meningkat, baik dalam ketelitian,
kecermatan hasil, mengurangi kelelahan
mata dan dapat meminimalisir adanya
kecelakaan dalam kerja. Selain
3. warna merupakan salah satu peran penting
dalam kondisi lingkungan fisik layout
kantor.
Warna
merupakan
unsur
terciptanya mood atau suasana hati dalam
suatu ruangan. (Nurul Wulansari: 2007).
Pemilihan warna dapat mempengaruhi
kondisi dalam proses perhatian, perasaan,
dan pikiran kerja para karyawan.
4. Penataan suara adalah salah satu faktor
penting
yang
perlu
diperhatikan.
Kebisingan atau suara-suara gaduh dapat
menyebabkan ketidak efektifan dan
efisiensinya pelayanan pekerjaan kantor,
karena kebisingan dapat menganggu
ketenangan dalam bekerja, merusak
pendengaran,
dan
adanya
miss
communication, serta merusak konsentrasi
orang dalam berfikir sehingga dapat
berpengaruh besar pada hasil kerjanya.
Sumber-sumber suara dalam kantor antara
lain percakapan seseorang atau beberapa
orang, geseran barang pada lantai (kursi)
dan suara-suara mesin kantor.
5. Udara dan suhu, udara yang bersih dan
baik tentunya dapat memberikan pengaruh
yang positif untuk meningkatkan
produktivitas, kesehatan, semangat kerja,
dan kualitas kerja. Selain itu udara dapat
menimbulkan kesan yang baik bagi tamu,
khusunya tamu didalam kantor. Pada
umumnya, karyawan pasti menginginkan
kerja yang aman dan sehat yang
ditimbulkan dari lingkungan kantor.
keselamatan dan perlindungan kerja
merujuk pada kondisi fisik dan mental
para pekerja dalam lingkungan kantor
yang ada di perusahaan. Sehingga udara
sangat berperan penting bagi kesehatan
dan produktivitas kerja para pegawai.

Adapun beberapa penyebab umum
menurunnya kualitas udara adalah polusi
dan pencemaran. Sumber- sumber
pencemaran udara pada umumnya
bersumber dari asap kendaraan, debu,
rokok, dan perakatan mesin-mesin pabrik
atau dapat juga berasal dari bau busuk
limbah pabrik.

SARAN
Sebaiknya manajemen perusahaan atau
kantor mulai mempertimbangkan ha-hal
yang berkaitan erat dengan lingkungan fisik
serta penataan ruang kantor, seperti cahaya,
warna, suara, suhu dan udara karena hal
tersebut turut andil dalam meningkatkan
kinerja pegawai. Apabila kinerja pegawai
meningkat tentunya perusahaan dapat
mencapai tujuan dari perusahaan dengan
tepat waktu, hal ini secara otomatis mampu
meningkatkan kredibilitas perusahaan yang
bersangkutan.

Sukoco, Badri M. 2006. Manajemen
Administrasi Perkantoran Modern. Surabaya.
Erlangga.
Sedarmayanti.
2009.
Pengetahuan
tentang
Perkantoran. Bandung. APU

Dasar-dasar
Manajemen

Moekijat. 2008. Administrasi Perkantoran.
Bandung. Mandar Maju.
Maryati,
M.C.
2008.
Manajemen
Perkantoran Efektif. Yogyakarta. UPP STIM
YKPN.
Harsono. 2004. Administrasi Perkantoran.
Jatinangor. Alqaprint.
Laksmi, Fuad Gani, & Budiarto. 2008.
Manajemen Perkantoran Modern. Jakarta.
Penaku.
Priansa, Donni J & Damayanti, Fenny. 2015.
Administrasi dan Operasional Perkantoran.
Bandung. Alfabeta.
Rahmawati. 2014. Manajemen Perkantoran.
Yogyakarta. Graha Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA
Gie, The Liang. 2006. Administrasi
Perkantoran Modern. Yogyakarta. Liberty.
Priansa, Doni J, Garnida Agus &
Muhtarudin. 2015. Manajemen Perkantoran.
Bandung. Alfa Beta.

Chaniago, Harmon. Manajemen Kantor
Kontemporer.
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta. Erlangga.
Quible, Zane K. 1996. Administrative Office
Management. Prentice-Hall, Inc. N.J

Timpe, Dale. 1989. Manajemen Sumber
Daya Manusia (Produktivitas). Jakarta. PT
Elex Media Komputindo
Moekijat. 2002. Tata Laksana Kantor
Manajemen Perkantoran. Bandung. Mandar
Maju.
Amalia, Sholihati & Sutisna, Ma’mun. 2004.
Pengaruh Tata Ruang Kantor Pada

Produktivitas Kerja. Bandung. Jurnal Tata
Niaga Polban, 49 – 61
Chaniago, Harmon. 2003. Teknik Penentuan
Layout Kantor. Bandung. Jurnal Tata Niaga
Polban. 37 – 49

Hasil pengecekan plagiarisme menggunakan turnitin.