PROFESIONALITAS GURU Disusun untuk memen

PROFESIONALITAS GURU
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Dosen pengampu :
Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd

Disusun oleh :
1. Lilik Eko Setyawan
2. Muhammad Fathan Al Farizi
3. Rhomadhona Siswo S

(K7111108)
(K7111131)
(K7111161)

VI B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua. Hanya dengan izin-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Profesionalitas Guru”.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1.

Bapak Drs H. Hadi Mulyono, M.Pd selaku dosen mata kuliah Profesi
Kependidikan.

2.

Kedua orang tua atas dukungan dan doa mereka.

3.


Teman-teman yang selalu memberi dorongan dan semangat.

4.

Semua pihak yang kami tidak dapat sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan hingga terselesainya makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Surakarta, 22 April 2014
Hormat kami,
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Profesionalitas Guru......................................................................3
B. Peran guru profesional dalam proses belajar mengajar...................................5
C. Faktor- faktor yang mempengaruhi guru profesional......................................7
D. Syarat - syarat menjadi guru profesional.......................................................10
E. Cara meningkatkan profesionalitas guru.......................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan sumber daya Manusia merupakan pangkal dari upaya
memajukan kesejahteraan bangsa. Berdasarkan Hasil studi UNDP (United

Nation and Development Program) mengenai IPM (Indeks Pembangunan
Indonesia) yang meliputi penilaian bidang kesehatan, pendidikan, dan
pendapatan per kapita menunjukkan bahwa peringkat Indonesia

terus

mengalami penurunan sejak tahun 1995, yaitu: tahun 1995 menduduki
peringkat ke-104; tahun 2000 menduduki peringkat ke-109; tahun 2002
menduduki peringkat ke-110; dan tahun 2003 menduduki peringkat ke-112 dari
175 negara (Koster, 2006:5). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembangunan
di Indonesia masih belum mencapai harapan. Sedangkan pengalaman di
beberapa negara yang telah maju menunjukkan bahwa pendidikan yang
bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsanya mampu
menjadi lokomotif dalam pembangunan di segala bidang. Dengan demikian,
maka dapat disimpulakn bahwa dengan pendidikan yang bermutu dan relevan
akan dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Walaupun negaranya
memiliki sumber daya alam yang terbatas, mereka mampu memajukan
bangsanya,

menyejahterakan rakyatnya, dan


membangun

daya

saing

bangsanya.
Oleh karena itulah, Jalur pendidikan menjadi strategi ideal yang perlu
terus diupayakan peningkatan kualitasnya. Sarana dan prasarana pendidikan
menjadi keharusan untuk dilengkapi, begitu pun dengan kualitas para gurunya.
Melalui makalah ini, pemakalah dapat menyimpulkan bahwa salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan membangun guru yang
profesional sesuai dengan apa yang diharapkan.

1

2

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian profesionalitas guru?
2. Bagaimana peran guru profesional dalam proses pembelajaran?
3. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi profesionalitas guru?
4. Apa saja syarat-syarat menjadi guru profesional?
5. Bagaimana cara meningkatkan profesionalitas guru?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang mendasari pemakalah menulis makalah ini di antaranya yaitu:
1. Untuk

membantu

calon

guru

mengetahui

cara

meningkatkan


profesionalitas guru.
2. Untuk mendorong calon guru dan guru agar ikut serta dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang aman, nyaman, tentram, serta kondusif dalam
rangka mencetak generasi penerus yang memiliki kepekaan intelektual,
sosial, dan emosional.
3. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesionalitas Guru
Profesionalitas berakar pada kata profesi yang berarti pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian. Profesionalitas itu sendiri dapat berarti mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional. Profesionalitas guru dapat berarti guru yang profesional, yaitu
(Sahabuddin,1993:6) seorang guru yang mampu merencanakan program
belajar mengajar, melaksanakan dan memimpin Proses Belajar Mengajar,
menilai kemajuan Proses Belajar Mengajar dan memanfaatkan hasil penilaian
kemajuan belajar mengajar dan informasi lainnya dalam penyempurnaan
Proses Belajar Mengajar.

Perihal teori tentang guru profesional telah banyak dikemukakan oleh
para pakar manajemen pendidikan, seperti Rice & Bishoporik dalam Bafadal
(2003:5) dan Glickman dalam Bafadal (2003:5) guru profesional adalah guru
yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Profesionalisasi guru oleh kedua pasangan tersebut dipandang sebagi sebuah
proses gerak yang dinamis, dari ketidaktahuan (ignorance) menjadi tahu, dari
ketidakmatangan (immaturity) menjadi matang, dari diarahkan

(other-

directedness) menjadi mengarahkan diri sendiri.
Sedangkan Glickman dalam Bafadal (2003: 5) menegaskan bahwa
seseorang akan bekerja secara profesional bilamana orang tersebut memiliki
kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Maksudnya adalah seseorang
akan bekerja secara profesional bilamana memiliki kemampuan kerja yang
tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan pekerjaannya dengan sebaikbaiknya. Selain itu, menurut Glickman dalam Bafadal (2003:5) guru yang
memiliki abstraksi yang tinggi adalah guru yang mampu mengelola tugas,
menemukan berbagai permasalahan dalam tugas, dan mampu secara mandiri
memecahkannya.


3

4

Tugas seorang guru profesional meliputi tiga bidang utama:
a. Dalam bidang profesi
Dalam bidang profesi, seorang guru profesional berfungsi untuk mengajar,
mendidik, melatih, dan melaksanakan penelitian masalah-masalah pendidikan.
Dalam bidang kemanusiaan, guru profesional berfungsi sebagai pengganti
orang tua khususnya didalam bidang peningkatan kemampuan intelektual
peserta didik. Guru profesional menjadi fasilitator untuk membantu peserta
didik mentransformasikan potensi yang dimiliki peserta didik menjadi
kemampuan serta keterampilan yang berkembang dan bermanfaat bagi
kemanusiaan.
Adapun 10 kompetensi profesional guru yang dikutip Samana (1994) adalah :
a. Guru dituntut mengusai bahan ajar, meliputi bahan ajar wajib, bahan ajar
pengayaan, dan bahan ajar penunjang untuk keperluan pengajarannya.
b. Guru mampu mengelola program belajar mengajar meliputi : Merumuskan
tujuan instruksional; Mengenal dan dapat menggunakan metode
pengajaran; Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat;

Melaksanakan program belajar mengajar; Mengenal kemampuan anak
didik; dan Merencanakan dan melaksanakan pengajaran.
c. Guru mampu mengelola kelas antara lain mengatur tata ruang kelas untuk
pengajaran dan menciptakan iklim mengajar yang serasi sehingga Proses
Belajar Mengajar berlangsung secara maksimal.
d. Guru mampu mengunakan media dan sumber pengajaran untuk itu
diharapkan mempunyai : Mengenal, memilih dan menggunakan media;
Membuat alat bantu pengajaran sederhana; Menggunakan dan mengelola
laboratorium

dalam

Proses

Belajar

Mengajar;

Mengembangkan


laboratorium; Menggunakan perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar;
Menggunakan mikro teaching dalam PPL.
e. Guru menghargai landasan-landasan pendidikan. Landasan pendidikan
adalah sejumlah ilmu yang mendasari asas-asas dan kebijakan pendidikan
baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

5

f. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. Dalam pengajaran
guru dituntut cakap termasuk penggunaan alat pengajaran, media
pengajaran dan sumber pengajaran agar siswa giat belajar bagi dirinya.
g. Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
h. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan.
i. Guru mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran.
Selain itu, dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada
pasal 10 ayat 1 disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi : kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh dari pendidikan profesi.
b. Dalam bidang kemanusiaan
Dalam bidang kemanusiaan, guru berfungsi untuk meningkatkan
martabat sebagai agen pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni. Serta pengabdian pada masyarakat berfungsi meningkatkan
mutu pendidikan nasional.
c. Dalam bidang kemasyarakatan
Di dalam bidang kemasyarakatan, profesi guru berfungsi untuk
memenuhi amanat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu ikut serta dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan diferensiasi tugas dari suatu
masyarakat modern, sudah tentu tugas pokok utama dari guru profesional ialah
didalam bidang profesinya tanpa melupakan tugas-tugas kemanusiaan dan
kemasyarakatan.
B. Peran guru profesional dalam proses belajar mengajar
Proses merupakan serangkaian aktivitas dalam memberlangsungkan
sesuatu dari awal sampai akhir, maka suatu proses merupakan suatu rangkaian
yang tidak terpisah dari fungsi dan proses manajemen.

6

Proses dari pada administrasi dan manajemen,menurut Luther Gullick
yang terkenal dengan akronim ( Suwarno, 24 ) adalah :
1. Perencanaan ( planing ) adalah perincian dalam garis besar untuk
memudahkan

pelaksanaan

dan

metode

yang

digunakan

dalam

menyelesaikan maksud atau tujuan badan usaha itu.
2. Pengorganisasian

adalah

menetapkan

struktur

formal

dari

pada

kewenangan dimana pekerjaan di bagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan
dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Penyusunan pegawai adalah keseluruhan fungsi dari pada kepegawaian
sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan memelihara situasi
pekerjaan yang menyenangkan.
4. Pembina kerja (directing)merupakan tugas yang terus menerus didalam
pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus atau umum
dan intruksi intruksi dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu badan
usaha atau organisasi
5. Pengkoordinasiaan (coordinating) merupakan jewajiban yang penting
untuk menghubungkan berbagai kegiatan dari pada pekerjaan.
6. Pelaporan (reporting) yaitu pimpinan yang bertanggung jawab harus
mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan
maupun bawahannya melalui catatan,penelitian, maupun inpeksi.
7. Anggaran (budgeting) yaitu semua anggaran akan berjalan dengan baik
bila disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran dan
pengawasan anggaran.
Dengan pandangan diatas maka guru yang profesional dituntut harus
mampu berperan selaku manajer yang baik yang didalamnya harus mampu
melangsungkan seluruh tahap –tahap aktivitas dan proses pembelajaran dengan
manajerial yang baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
diraih dengan hasil yang memuaskan.
Peran guru profesional atau tenaga kependidikan adalah :
a. Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni tenaga
kependidikan yang harus memiliki kesetabilan emosi, ingin memajukan

7

peserta didik, bersifat realistas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap
perkembangan,terutama inovasi pendidikan
b. Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat,untuk itu harus
menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar
manusia dan sebagai anggota masyarakat harus memiliki keterampilan
membina kelompok, keterampilan bekerja sama.
c. Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian menguasai ilmu
kepemimpinan

menguasai

prinsif

hubungan

manusia,

tekhnik

berkomunikasi serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi yang
ada di sekolah
d. Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses belajar mengajar yakni
tenaga kependidikan yang harus mampu dan menguasai berbagai metode
mengajar dan harus mampu menguasai situasi belajar mengajar didalam
kelas maupun di luar kelas.
C. Faktor- faktor yang mempengaruhi guru profesional
Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru
profesional antara lain sebagai berikut:
a. Status Akademik
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi. Secara
sederhana pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya
dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan
pekerjaan lainnya.
Untuk menciptakan tenaga –tenaga profesional tersebut pada dasarnya
disekolah dibina dan dikembangkan dari sebagai segi diantaranya:
1. Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah - sekolah keguruan yang
membina dan menciftakan tenaga-tenaga profesional ini diberikan ilmu ilmu pengetahuan selain ilmu pengetahuan yang harus disampaikan kepada
anak didik,juga diberikan ilmu –ilmu pengetahuan khusus unuk
menunjang kepropfesionalannya sebagai guru yang berupa ilmu mendidik,
ilmu jiwa , didaktik metodik administrasi pendidikan dan sebagainya.

8

2. Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan berdasarkan
praktek adalah cara melakukan apayang tersebut dalam teori ( W.J.S.
Porwadarminta 1999:99 )
b. Pengalaman belajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk mengorganisir
mereka, dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai
guru yang mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Hal tersebut dikarenakan
guru kurang mampu untuk menguasai dan menyesuaikan diri terhadap proses
belajar mengajar yang berlangsung.
c. Mencintai profesi sebagai guru
Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan
mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan pengorbanan.
Seseorang yang melakukan sesuatu dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya
orang yang keadaannya dalam paksaan orang lain, maka dalam melaksanakan
hak nya itu dengan merasa terpaksa. Dalam melakukan sesuatu akan lebih
berhasil apabila disertai dengan adanya rasa mencintai terhadap apa yang
dilakukannya itu.
d. Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat- sifat yang
merupakan watak seseorang. Dalam proses belajar mengajar kepribadian
seorang guru ikut serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses
belajar mengajar kepribadian seorang guru sangat menentukan terhadap
pembentukan kepribadian siswa untuk menanamkan akhlak yang baik sebagai
umat manusia
Mendidik adalah prilaku yang universal artinya pada dasarnya semua
orang dapat melakukannya, orang tua mendidik anaknya, pemimpin mendidik
bawahannya , pelatih mendidik anak asuhnya dan sudah barang tentu guru
mendidik muridnya. Tetapi bagaimana cara mendidik yang lebih efektif
dibanding dengan cara mendidik yang biasa.

9

Dihadapan anak, guru dianggap sebagai orang yanng mempunyai kelebihan
dibanding dengan orang – orang yanng dikenal oleh mereka. Oleh sebab itu
guru harus mampu bertindak sesuai dengan kedudukannya seperti yang
dinyatakan oleh Kent Wiliam yaitu:
• Sebagai hakim
• Sebagai wakil masyarakat
• Sebagai narasumber
• Sebagai wasit
• Sebagai penolong siswa
• Seabagai objek identifikasi
• Sebagai pereda ketegangan atau kecemasan
• Sebagai pengganti orang tua
• Sebagai objek penumpahan masalah dan kekecewaan
Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki keahlian
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya keberhasilan proses belajar
mengajar sangat tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat
melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru perlu memiliki
kompetensi yang dapat menunjang tugasnya. Kompetensi tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Kompetensi pribadi
 Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama
 Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi
 Memlki pengetahuan tentanng demokrasi
 Memiliki pengetahuan tentang estetika
 Setia terhadap harkat dan martabat manusia

Sedangkan kompetensi lebih khusus pribadi adalah bersikap simpati,
empati, terbuka, berwibawa , bertanggunng jawab, dan mampu menilai diri
sendiri.

10

2.Kompetensi profesional,mencakup kemampuan dalam hal :


Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik
filosofis dan psikologis



Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat
perkembangan perilaku peserta didik



Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang
ditugaskan kepadanya



Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai 
Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta
fasilitas yang lain



Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran



Mampu melaksanakan evaluasi belajar



Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik

3.Kompetensi sosial
Kemampuan sosial tenaga kependidikan adalah salah satu daya
atau kemampuan tenaga kependidikan untuk memperiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemapuan untuk mendidik,
membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan yang akan datang
Tenaga kependidikan harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat,
mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik , mampu
mendorong dan menunjang kreatifitas masyarakat, dan menjaga emosi dan
perilaku yang tidak baik.
D. Syarat - syarat menjadi guru profesional
Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga kependidikan ternyata
bahwa untuk menyandang pekerjaan dan jabatan tersebut dituntut beberapa
persyaratan. Menurut Muhammad Ali ( 1985 : 35 ) sebagai berikut :
1. Menuntut adanya keteramplilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam

11

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan
bidang profesinya
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya
Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya
untuk memenuhi panggilan tugasnya, baik berupa im-service training
( diklat/penataran ) maupun pre service training (pendidikan keguruan
secara formal )
Secara khusus, sebagai sebuah profesi keguruan, ada beberapa kriteria
seorang guru. Menurut versi National Education Association (NEA), guru
berarti jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, menggeluti suatu batang
tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan profesional yang lama,
memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, menjanjikan karier
hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan standarnya sendiri, lebih
mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi, mempunyai organisasi
profesional yang kuat dan terjalin erat.
Tidak mudah menjadi guru, perlu persiapan, latihan, pembiasaan dan
pendidikan yang cukup. Itulah sebabnya, salah satu kompetensi guru
profesional itu harus ada ijazah guru. Ijazah bukan semata-mata karena alasan
formalitas.
Selain itu sebagaimana dikemukakan oleh tim pembina kuliah Didaktik
metodik kurikulum UPI ( 1989 : 9 ) persyaratan guru adalah :
1. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani
2. Persyaratan psikis yaitu sehat rohaninya serta diharapkan memiliki bakat
dan minat keguruan
3. Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi
keguruan mencintai dan mengabdi dedikasi pada tugas jabatannya.
4. Persyaratan moral yaitu sifat susila dan budi pekeri yang luhur

12

5. Persyaratan intelektual atau akademis yaitu mengenal pengetahuan dan
keterampilan khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru yang
memberi bekal untuk menunaikan tugas sebagai pendidik formal di
sekolah
6. Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2007 tentang standar nasional pendidikan,
standar tenaga pendidik ditetapkan, pendidik pada usia dini SD / MI,
SMP / MTs, SMA / MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma IV atau sarjana S1,
latar belakang pendidikan tinggi dibidang pendidikan anak usia dini , SD/
MI, SMP/MTs, SMA atau yang sederajat dan kependidikan lain atau
psikologi dan sertifikasi profesi guru.
Guru yang memenuhi persyaratan atau yang profesional tentunya akan
dapat menumbuhkan perhatian siswa dalam belajar, sehingga dapat
mewujudkan situasi belajar mengajar yang baik. Sebagaimana Nana Sudjana
( 2000 : 16 ) menyatakan:
Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah
tuntunan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai , menjaga , dan
meningkatkan tugas dan tanggung jawab terhadap profesi . Guru harus sadar
bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain
kecuali oleh dirinya sendiri.
Berkenaan dengan hal tersbut diatas sehingga dalam kegiatan belajar
mengajar, guru dituntut dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan penuh
rasa tanggung jawab disertai dengan kasih sayang kepada siswa sehingga dapat
menarik perhatiansiswa, minat serta keaktifan dalam belajar mengajar dengan
baik dan optimal.
E. Cara meningkatkan profesionalitas guru
Guru yang profesional adalah guru yang menguasai karakteristik
bahan ajar dan karakteristik pesreta didik. Karakteristik bahan ajar meliputi
konsep, prinsip, teori yang terdapat dalam bahan ajar. Karakteristik peserta
didik meliputi potensi, sikap, minat, akhlak mulia, dan personaliti peserta

13

didik. Penguasaan karakteristik bahan ajar dan peserta didik diperlukan untuk
menentukan metode dan strategi pembelajaran. Selain itu karakteristik guru
sebagai pendidik harus dapat menyesuaian dengan bahan ajar dan peserta
didik. Guru harus memahami bagaimana peserta didik belajar dan mampu
meningkatkan minat pada mata pelajaran dan meningkatkan motivasi belajar.
Peserta didik juga belajar akhlak mulia melalui pengamatan terhadap prilaku
guru ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas dan ketika di luar kelas
di skeolah.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas guru harus
mendorong peserta didik untuk bertanya. Menurut John Dewey (2001),
kemampuan individu untuk bertanya berdasar pengalaman merupakan hal yang
penting dalam pendidikan. Pengalaman dapat membentuk pemikiran atau
pengetahuan seseorang. Peserta didik yang tidak pernah bertanya tidak akan
bertambah pengetahuannya. Apalagi apabila peserta didik tidak tahu apa yang
akan ditanyakan dan tidak tahu apa yang tidak diketahuinya. Untuk itu guru
yang professional harus mendorong peserta didik untuk bertanya. Guru harus
terampil dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan
kondisi peserta didik. Tingkat perhatian peserta didik terhadap pemeblajaran di
kelas bervariasi. Untuk itu guru harus terampil memilih metode pembelajaran
yang tepat agar tingakt perhatian peserta didik tidak turun.
Aspek

lain

dari

profesionalisme

guru

adalah

kemampuan

berkomunikasi, yaitu ucapannya jelas dan mudah dipahami peserta didik.
Kalimat yang diucapkan harus jelas dan kalau menyampaikan konsep yang
sulit harus diulang-ulang. Kalau bertanya juga harus jelas, demikian pula kalau
memberi tugas baik kelompok maupun individu. Kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran juga bervariasi, ada kalau ceramah
menarik dan ada yang kurang menarik, ada yang kalau bertanya juga menarik
sehingga membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Guru juga harus
mampu membangun minat peserta didik pada mata pelajaran yang diampunya.
Kalau peserta didik semula tidak berminat kemudian menjadi berminat.
Kemampuan ini tidak mudah dicapai, namun bisa dicapai melalui pengalaman

14

yang selalu dianalisis melalui refleksi diri atau melalui magang pada guru
senior yang sukses dalam mengelola proses pembelajaran.
Pembelajaran yang efektif menurut Kindsvatter, Wilen,& Ishler (1996)
adalah melalui prosedur sebagai berikut:
1) merefiu pelajaran yang lalu,
2) menyajikan pengetahuan atau keterampilan baru,
3) memberikan latihan, aplikasi konsep,
4) memberi umpak balik, atau koreksi
5) memberi latihan mandiri.
6) melakukan reviu mingguan atau bulanan.
Hal yang penting dalam melaksanakan pembelajaran di kelas adalah
aplikasi dari konsep atau teori yang diajarkan. Setiap akhir pembelajaran, guru
harus melakuan refleksi terhadap pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Hasil
refleksi digunakan untuk perbaikan yang akan datang. Kualitas pembelajaran di
kelas merupakan salah satu indikator tingkat profesionalisme guru. Strategi
yang dapat ditempuh dalam meningkatkan profesialisme guru seperti yang
dibahas di atas adalah:
1) melalui pelatihan yang efektif, setelah pelatihan harus ada umpan balik
berupa ujian,
2) magang pada guru yang profesional,
3) membaca buku atau hasil penelitian tentang guru yang profesional,
4) melakukan refleksi diri terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan,
5) melakukan refleksi diri terhadap prilaku yang ditampilkan di depan
kelas dan di sekolah
6) melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dicapai.
Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah
harus mamantau kinerja guru melalui obervasi di kelas dan menggali informasi
dari peserta didik tentang pelaksanaan pembelajaran, dan menganalisis hasil
ujian sekolah dan hasil ujian nasional. Kepala sekolah harus bekerja sinergis

15

degan pengawas sekolah dalam membangun guru yang profesional. Untuk itu
pengawas harus memiliki kemampuan dalam membantu guru dalam
memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Kerja yang sinergis antara kepala
sekolah dengan pengawas pendidikan mutlak diperlukan dalam meningkatkan
kinerja guru. Untuk itu perlu dilakukan pertemuan berkala membahas
pencapaian kinerja guru dan cara untuk meningkatkannya.
Faktor lain yang penting dalam meningkatkan profesionaslisme guru
adalah pemberian pelatihan secara berkala. Setiap tahun guru harus diberi
kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan yang
terprogram dan sistematik. Pelatihan ini juga merupakan arena untuk
penyegaran dan tukar menukar pengalaman antar guru. Kinerja guru ditentukan
oleh banyak faktor, namun yang paling utama adalah ptofesionaslisme guru.
Guru yang professional adalah yang menguasai bahan ajar, menguasai peserta
didik, trampil dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran, dan
menjadi teuladan dalam penampilan maupun ucapan di kelas dan di sekolah
maupun di masyarakat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan

yang

telah

dibahas

maka

pemakalah

dapat

menyimpulkan bahwa pengembangan profesionalistas guru merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebab kualitasnya lembaga
pendidikan tergantung dari pada kualitas guru dan guru yang terbaik ialah guru
yang berprofesional. Untuk membentuk guru yang professional tidaklah
mudah, tetapi membutuhkan tahapan-tahapan pelatihan.

B. Saran
Pemakalah menyarankan bahwa demi tercapainya tujuan pendidikan,
maka seorang guru harus betul-betul mampu mengembangkan dirinya
menguasai materinya dengan sempurna, sehingga dapat disegani dan diakui
sebagai guru professional.

16

17

DAFTAR PUSTAKA

Barthos, Basir. Drs. Manajemen Kearsipan. Cet. 4. Jakarta Bumi Aksara. 2003.
Nurdin, Syafruddin, M.Pd. Dr. Prof. Guru Profesional. PT. Ciputat Press. Cet. III.
Jakarta. 2005.
Mardapi, Djemari. Strategi Meningkatkan Profesionalits Guru. Pusat Kajian dan
Advokasi Pendidikan Yogyakarta. Yogyakarta. 2012.
http://www.masbied.com/2010/11/21/peningkatan-profesionalisme-guru/#more3846
http://kangadesaputra.wordpress.com/2008/01/23/meningkatkan-profesionalismeguru-melalui-kkg/