ANALISIS SPASIAL PENCEMARAN LOGAM BERAT
“ANALISIS SPASIAL PENCEMARAN LOGAM BERAT (Pb dan Cd)
PADA SEDIMEN ALIRAN SUNGAI DARI TEMPAT PEMBUANGAN
AKHIR (TPA) SAMPAH JATIBARANG SEMARANG”
Oleh :
SUDARWIN
Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atika Kusumastuti
Dwi Sinar Seppina
Liana Rachmawati
Lulu Wildani
Monalisa Fajar Astuti
Nandini Swisza Suhartono
Safitri
P17433213004
P17433213005
P17433213015
P17433213017
P17433213022
P17433213023
P17433213027
A. KOMENTAR DAN KESIMPULAN
Hasil penelitian dilakukan
melalui
pendekatan cross
sectional.
Sedimen
sebagai sampel penelitian diambil pada 10 titik di aliran Sungai Kreo dan lindi pada
outlet. Pengambilan setiap titik dilakukan satu kali (sampel sesaat/grab sample), pada
tiga bagian yaitu pinggir kanan (A), tengah (B) dan pinggir kiri (C). Hasil penelitian
menunjukkan pada titik 1 (kontrol) dengan jarak 150 meter sebelum outlet lindi kadar
Pb dalam sedimen diperoleh rerata sebesar 0,011 mg/lt dan kadar Cd diperoleh rerata
sebesar 0,0001 mg/lt. Hal ini disebabkan karena belum tercemarnya daerah tersebut
oleh lindi.
Pada titik 2 kadar Pb dan Cd dalam sedimen antara bagian pinggir kanan
(A), tengah (B) dan pinggir kiri (C), mempunyai kadar yang sangat berbeda. Hal
tersebut disebabkan karena penyebaran lindi pada jarak 10 meter di aliran sungai
tidak merata. Kecepatan dan besarnya debit aliran sungai berpengaruh terhadap
pencampuran lindi
dalam aliran sungai. Hal ini disebabkan karena adanya
pemotongan aliran lindi oleh aliran sungai. Pada bagian pinggir kanan (A) akan
mendapatkan aliran lindi yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian tengah
dan pinggir kiri, sehingga berpengaruh terhadap kadar Pb dalam sedimen. Masuknya
kandungan logam Pb dan Cd ke dalam tatanan suatu lingkungan diakibatkan oleh
adanya aktivitas manusia seperti buangan industri yang mengandung logam Pb dan
Cd.
Hasil penelitian untuk mengetahui beda antara kadar Pb pada lindi dan kadar
Pb pada
sedimen dengan menggunakan uji paired samples test. Hasil
statistik diperoleh nilai p = 0,0001 dengan α = 0,05. Nilai p tersebut lebih kecil
dari 0,05 sehingga ada beda antara kadar Pb pada lindi dengan kadar Pb pada
sedimen.
Berdasar hasil analisis di atas dapat dinyatakan bahwa semakin dekat jarak
dengan oulet lindi maka semakin besar kadar Pb dan Cd dalam sedimen. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa ion - ion Pb dan Cd dalam perairan cenderung
diabsorpsi dalam partikel - partikel yang terdeposit dalam sedimen dalam bentuk
senyawa kompleks sulfida, hidroksida, dan karbonat yang tidak larut.
B. SARAN
Metode Kohort akan lebih baik hasilnya daripada menggunakan Metode Cross
sectional, agar dapat mengetahui perkembangan tentang pencemaran logam
berat Pb dan Cd di aliran Sungai Kreo.
Penelitian akan lebih akurat apabila dengan memasukkan variabel lain seperti
derajat keasaman, suhu, zat padat tersuspensi dan jenis sedimen.
Dinas Kebersihan Semarang agar lebih memonitor secara rutin kadar logam
berat terutama Pb dan Cd pada aliran Sungai Kreo.
Sebaiknya peneliti dalam mengukur kadar Pb dan Cd menggunakan alat
instrumen metalyzer, supaya hasilnya lebih akurat, karena metalyzer dapat
mengukur berbagai macam kadar logam berat.
STARNDAR BAKU MUTU AIR
FISIKA
Air minum — KepMenKes No,907/MENKES/SK/VII/2002
Parameter
Satuan
Persyaratan
Timbal (Pb)
mg/l
maks 0,01
Teknik
Pengujian
AAS
KIMIA
Limbah cair industri á Kep. Gub Jabar No.6 Th 1999
Parameter
Satuan
Pb
mg/l
Baku Mutu Limbah
Cair
Gol 1
Gol 2
0,1
1
Teknik Pengujian
AAS
PADA SEDIMEN ALIRAN SUNGAI DARI TEMPAT PEMBUANGAN
AKHIR (TPA) SAMPAH JATIBARANG SEMARANG”
Oleh :
SUDARWIN
Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atika Kusumastuti
Dwi Sinar Seppina
Liana Rachmawati
Lulu Wildani
Monalisa Fajar Astuti
Nandini Swisza Suhartono
Safitri
P17433213004
P17433213005
P17433213015
P17433213017
P17433213022
P17433213023
P17433213027
A. KOMENTAR DAN KESIMPULAN
Hasil penelitian dilakukan
melalui
pendekatan cross
sectional.
Sedimen
sebagai sampel penelitian diambil pada 10 titik di aliran Sungai Kreo dan lindi pada
outlet. Pengambilan setiap titik dilakukan satu kali (sampel sesaat/grab sample), pada
tiga bagian yaitu pinggir kanan (A), tengah (B) dan pinggir kiri (C). Hasil penelitian
menunjukkan pada titik 1 (kontrol) dengan jarak 150 meter sebelum outlet lindi kadar
Pb dalam sedimen diperoleh rerata sebesar 0,011 mg/lt dan kadar Cd diperoleh rerata
sebesar 0,0001 mg/lt. Hal ini disebabkan karena belum tercemarnya daerah tersebut
oleh lindi.
Pada titik 2 kadar Pb dan Cd dalam sedimen antara bagian pinggir kanan
(A), tengah (B) dan pinggir kiri (C), mempunyai kadar yang sangat berbeda. Hal
tersebut disebabkan karena penyebaran lindi pada jarak 10 meter di aliran sungai
tidak merata. Kecepatan dan besarnya debit aliran sungai berpengaruh terhadap
pencampuran lindi
dalam aliran sungai. Hal ini disebabkan karena adanya
pemotongan aliran lindi oleh aliran sungai. Pada bagian pinggir kanan (A) akan
mendapatkan aliran lindi yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian tengah
dan pinggir kiri, sehingga berpengaruh terhadap kadar Pb dalam sedimen. Masuknya
kandungan logam Pb dan Cd ke dalam tatanan suatu lingkungan diakibatkan oleh
adanya aktivitas manusia seperti buangan industri yang mengandung logam Pb dan
Cd.
Hasil penelitian untuk mengetahui beda antara kadar Pb pada lindi dan kadar
Pb pada
sedimen dengan menggunakan uji paired samples test. Hasil
statistik diperoleh nilai p = 0,0001 dengan α = 0,05. Nilai p tersebut lebih kecil
dari 0,05 sehingga ada beda antara kadar Pb pada lindi dengan kadar Pb pada
sedimen.
Berdasar hasil analisis di atas dapat dinyatakan bahwa semakin dekat jarak
dengan oulet lindi maka semakin besar kadar Pb dan Cd dalam sedimen. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa ion - ion Pb dan Cd dalam perairan cenderung
diabsorpsi dalam partikel - partikel yang terdeposit dalam sedimen dalam bentuk
senyawa kompleks sulfida, hidroksida, dan karbonat yang tidak larut.
B. SARAN
Metode Kohort akan lebih baik hasilnya daripada menggunakan Metode Cross
sectional, agar dapat mengetahui perkembangan tentang pencemaran logam
berat Pb dan Cd di aliran Sungai Kreo.
Penelitian akan lebih akurat apabila dengan memasukkan variabel lain seperti
derajat keasaman, suhu, zat padat tersuspensi dan jenis sedimen.
Dinas Kebersihan Semarang agar lebih memonitor secara rutin kadar logam
berat terutama Pb dan Cd pada aliran Sungai Kreo.
Sebaiknya peneliti dalam mengukur kadar Pb dan Cd menggunakan alat
instrumen metalyzer, supaya hasilnya lebih akurat, karena metalyzer dapat
mengukur berbagai macam kadar logam berat.
STARNDAR BAKU MUTU AIR
FISIKA
Air minum — KepMenKes No,907/MENKES/SK/VII/2002
Parameter
Satuan
Persyaratan
Timbal (Pb)
mg/l
maks 0,01
Teknik
Pengujian
AAS
KIMIA
Limbah cair industri á Kep. Gub Jabar No.6 Th 1999
Parameter
Satuan
Pb
mg/l
Baku Mutu Limbah
Cair
Gol 1
Gol 2
0,1
1
Teknik Pengujian
AAS