ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS (1)

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT GADAI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH SIMPANG PATAL PALEMBANG SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh: Edi Suseno 08.152.029 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG 2015

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT GADAI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH SIMPANG PATAL PALEMBANG

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh: Edi Suseno 08.152.029 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG 2015

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT GADAI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH SIMPANG PATAL PALEMBANG

Edi Suseno 08.152.109

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi.

Palembang, Agustus 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina darma

Pembimbing I

Dekan,

Poppy Indriani, S.E.Ak.,M.Si.,CA Dr. Emi Suarni, S.E., M.Si.

Pembimbing II

Citra Indah Merina, S.E.Ak.,MM.

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini berjudul “ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT GADAI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH SIMPANG PATAL PALEMBANG ”,

telah dipertahankan di depan komisi penguji pada Hari Jum’at 15 Agustus 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Komisi Penguji

1. Poppy Indriani, S.E.Ak.,M.Si.,CA (Ketua Penguji) (.....................)

2. Citra Indah Merina, S.E. Ak., M.M.

(Sekertaris)

3. Verawaty, SE., M.Sc., Ak.,CA.

(Anggota)

4. Ade Kemala Jaya, S.E.,Ak.,M.Acc.,CA

(Anggota)

Palembang, Agustus 2015 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Bina Darma Ketua,

Ade Kemala Jaya, S.E., Ak., M.Acc.,CA

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawa ini:

Nama :Edi Suseno NIM :08.152.029

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya (Skripsi) ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister, sarjana, dan ahli madya) di Universitas Bina Darma;

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri dengan arahan tim pembimbing;

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau di publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dikutip dengan mencantumkan nama pengarang dan memasukan kedalam daftar pustaka;

4. Karena yakin dengan keaslian karya tulis ini, saya menyatakan bersedia skripsi yang saya hasilkan di unggah ke internet;

5. Surat pernyataan ini saya tulis dengan sungguh-sungguh dan apabila terdapat penyimpangan atau ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi dengan aturan yang berlaku diperguruan tinggi ini;

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.

Palembang, Agustus 2015 Yang Membuat Pernyataan,

EDI SUSENO 08.152.029

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah Perusahaan sebagai penyalur kredit kepada nasabah terkadang mengalami kesulitan yaitu adanya tunggakan kredit atau kredit macet. untuk mengurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan kredit macet atau bermasalah maka diperlukan adanya sistem pengendalian intern yang baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem pengendalian intern atas pemberian kredit gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian intern atas pemberian kredit gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang. Objek dalam penelitian ini dilakukan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal palembang, yang terletak di jalan R. Sukamto Palembang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Berdasarkan hasil pembahasan yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, PT Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang sudah cukup efektif, karena pemberian kredit gadai dari tahap permohonan sampai tahap pemantauan sudah melaksanakan prosedur yang sudah di buat oleh perusahaan.

Kata Kunci: Sistem Pengendalian Intern, Pemberian Kredit Gadai

ABSTRACT

This observational background is corporate as dealer of credit to client sometimes experiencing unexpected which is mark sense credit arrears or misfire credit. to reduce factor who can cause misfire credit or troublesome therefore needful marks sense good internal control system. Problem formula in observational it is how internal control system on fiduciary credit application on PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang. To the effect that wants to

be reached deep observational it is subject to be know internal control system on fiduciary credit application on PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang. Object in observational it is done on PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang, one that lie was cleared a root By R. Sukamto Palembang. analisis's tech data that is utilized in this research is tech analisis kualitatif. Base study result that gets bearing with problem formula in observational it, PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang was enough effective, since fiduciary credit application of application phase until monitoring phase have performed procedure already at makes by firm.

Key Word: Internal Control System, Fiduciary Credit Application

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO: Waktu adalah kehidupan Dan sesungguhnya kewajiban yang ada Jauh lebih banyak dari waktu yang tersedia

Kupersembahkan Kepada:  Allah SWT

 Ibu dan Ayah yang tercinta yang selalu mendoakan keberhasilanku

 Saudara-saudaraku  Dosen pembimbing yang saya

hormati  Almamaterku

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Edi Suseno

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Tempat/Tanggal Lahir : Karang Menjangan, 17 Mei 1990 Agama

: Islam

Status

: Belum Menikah

Alamat Rumah : Karang Menjangan, Kec.Semendawai Timur,

Kab.Oku Timur, Sumsel

Nomor Telepon/HP

Alamat Email : Edisuseno14@yahoo.co.id

Pendidikan Formal:

Sekolah Dasar : SD Negeri 1 Karang Menjangan SMP

: SMP Negeri 2 Semendawai Suku III SMA

: SMA Negeri 1 Belitang II Perguruan Tinggi (2008-2015)

: S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma

Pendidikan Non Formal :

 Pelatihan/Kursus - Zahir Accounting (2015)

 Praktek Kerja Lapangan

- Praktek kerja lapangan pada PT. Semen Baturaja (Persero) Palembang - Praktek kerja lapangan pada PT. Pegadaian (Persero) Palembang

 Seminar-seminar - Seminar SAK ETAP dan IFRS: the fundamentals di Universitas Bina Darma Palembang (2012)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemampuan untuk menyelesaikan penelitian, yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang ’’.

Penulisan skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana ekonomi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sehingga dapat dijadikan bahan masukan bagi peulis dimasa mendatang.

Dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Ir. H. Bochari Rachman. M.Sc. selaku Rektor Universitas Bina Darma Palembang.

2. Ibu Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang.

3. Bapak Ade Kemala Jaya, S.E.,Ak., M.Acc.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Bina Darma Palembang

4. Ibu Poppy Indriani, S.E.,Ak., M.Si.,CA selaku Dosen Pembimbing 1.

5. Ibu Citra Indah Merina, S.E.,Ak., MM, selaku Dosen Pembimbing 2.

6. Seluruh Dosen dan Staf administrasi program strata satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma Palembang.

7. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas bimbingan, doa dan kesabarannya dalam membesarkan dan mendidik saya.

8. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

9. Para sahabat, teman-teman Akuntansi serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung atau tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Palembang, Agustus 2015

Penuis

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pemberian Kredit dan Kredit Macet .................................. 3 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... 27 Tabel 3.1 Operasional Variabel ..................................................................... 32 Tabel 4.2 Penggolongan Uang Pinjaman ..................................................... 49

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi .............................................................. 38 Gambar 4.2.1 Flowchart Pemberian Kredit Gadai .................................... 53 Gambar 4.2.2 Flowchart Pengembalian Kredit Gadai ............................... 56

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Balasan Lampiran 2 Surat Keputusan Pembimbing Lampiran 3 Data Kredit Macet Lampiran 4 Data Prosedur Pemberian Kredit Lampiran 5 Data Prosedur Pengembalian Kredit

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang bertambah pesat seiring dengan perkembangan teknologi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia usaha, penyedia barang maupun jasa serta peningkatan kebutuhan konsumen terhadap suatu barang atau jasa, dengan semakin berkembangnya dunia usaha maka kegiatan dan masalah yang dihadapi oleh perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir secara langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Palembang merupakan salah satu bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa keuangan yang fokus pelayanannya sebagai penyedia jasa gadai. Pemerintah mendirikan lembaga keuangan yang memberikan pinjaman modal atau kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang yang memiliki nilai ekonomis yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia.

Pemberian kredit juga mengandung risiko kegagalan atau kemacetan dalam pelunasan, maka pegadaian dalam menyalurkan kredit harus menggunakan prinsip kehati-hatian, pegadaian harus berusaha memperkecil risiko dalam pemberian kredit, dengan memaksimalkan bunga pinjaman, dan pemberian jaminan yang pantas untuk kredit yang diberikan, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan kegiatan usaha dan menentukan eksistensi dimasa depannya, sehingga dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan.

Kegiatan perkreditan selalu menjadi hal yang sangat diperhatikan dikarenakan kegiatan perkreditan merupakan kegiatan utama pegadaian dalam menjalankan usahanya. Perusahaan sebagai penyalur kredit kepada nasabah terkadang mengalami kesulitan yaitu adanya tunggakan kredit atau kredit macet. Faktor yang bisa menyebabkan kredit macet atau kredit bermasalah meliputi faktor eksternal dan internal dari lembaga keuangan tersebut. Faktor eksternal seperti pihak nasabah dapat mempengaruhi terjadinya kredit bermasalah, dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak membayar kewajiban kepada pegadaian atau lembaga keuangan sehingga kredit yang diberikan macet atau ada unsur tidak sengajaan dimana debitur mau membayar akan tetapi tidak mampu misalnya nasabah yang dibiayai mengalami musibah seperti kematian, kena hama, kebanjiran dan kebangkrutan usaha. Faktor internal berasal dari karyawan yaitu dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diperidiksi sebelumnya. Dapat juga terjadi akibat dari kolusi pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif, untuk mengurangi faktor-faktor yang dapat Kegiatan perkreditan selalu menjadi hal yang sangat diperhatikan dikarenakan kegiatan perkreditan merupakan kegiatan utama pegadaian dalam menjalankan usahanya. Perusahaan sebagai penyalur kredit kepada nasabah terkadang mengalami kesulitan yaitu adanya tunggakan kredit atau kredit macet. Faktor yang bisa menyebabkan kredit macet atau kredit bermasalah meliputi faktor eksternal dan internal dari lembaga keuangan tersebut. Faktor eksternal seperti pihak nasabah dapat mempengaruhi terjadinya kredit bermasalah, dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak membayar kewajiban kepada pegadaian atau lembaga keuangan sehingga kredit yang diberikan macet atau ada unsur tidak sengajaan dimana debitur mau membayar akan tetapi tidak mampu misalnya nasabah yang dibiayai mengalami musibah seperti kematian, kena hama, kebanjiran dan kebangkrutan usaha. Faktor internal berasal dari karyawan yaitu dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diperidiksi sebelumnya. Dapat juga terjadi akibat dari kolusi pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif, untuk mengurangi faktor-faktor yang dapat

Menurut mulyadi (20013:163) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

Berdasarkan data pemberian kredit yang tertunggak atau kredit macet yang peneliti peroleh dari PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang, peneliti mendapatkan perkembangan total jumlah pemberian kredit dan besaran kredit macet selama tiga tahun sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Pemberian Kredit dan Kredit Macet Tahun 2012-2014

No Tahun Jumlah Pemberian kredit Jumlah Kredit Macet %

1.186.490.000 5,99% Sumber: PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik

melakukan penelitian dalam penulisan skripsi dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Sistem

Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ingin dibahas, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada masalah analisis sistem pengendalian intern atas Pemberian Kredit Gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang tahun 2012- 2014.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan, rujukan serta acuan bagi semua pihak yang ingin mendalami ilmu tentang sistem pengendalian intern, khususnya bagi pihak PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah dalam memperhatikan analisis pemberian kredit.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengimbangan pengetahuan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah dan menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkreditan.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini memberikan gambaran yang sistematis dan terarah untuk mempermudah pemahaman tentang masalah-masalah yang disajikan dalam skripsi, maka penulisannya akan diuraikan dalam lima bab yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang akan digunakan untuk memperkuat dan mendukung pembahasan terhadap judul skripsi, serta kerangka pemikiran dan paradigma pemikiran.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, operasional variabel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dibahas secara lebih mendalam tentang uraian penelitian yang berisi deskripsi gambaran umum perusahaan, analisis data, dan pembahasan hasil-hasil serta interprestasi yang diperoleh dari penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan atas pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya dan memberikan saran sehubungan dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Pengendalian Intern

2.1.1.1 Pengetian Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2013:163) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

Menurut Diana (2011:82) pengendalian intern adalah semua rencana organisasional, metode dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. pengendalian intern meliputi beberapa aktivitas, yaitu:

1. Perencanaan

2. Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi

3. Komunikasi informasi

4. Pengambilan keputusan

5. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar prilaku sesuai dengan tujuan organisasi

6. Pengendalian

7. Penilaian kerja

2.1.1.2 Unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2013:165) menyatakan unsur sistem pengendalian pengendalian intern sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Sruktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang pendapatan dan biaya. Dalam organisasi dalam setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Bagaimana pun baiknya struktur organisasi, sistem otoritasasi dan prosedur pancatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semua sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya.

2.1.1.3 Tujuan Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2013:180) menyatakan tujuan dari pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan pencapaian dalam tiga golongan tujuan sebagai:

1. Keandalan informasi keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

3. Efektivitas dan efesiensi operasi

2.1.1.4 Keterbatasan Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2013:181) mengidentifikasikan keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengedalian intern yaitu:

1. Kesalahan dalam pertimbangan ( Poor Judgement ) Seringkali, manajemen dan personil lainya dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadai informasi, keterbatasan waktu atau tekanan lain.

2. Gangguan ( Breakdown ) Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personil memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau 2. Gangguan ( Breakdown ) Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personil memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau

3. Kolusi ( Kollusion ) Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidak beresan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian intern yang dirancang.

4. Pengabaian oleh manajemen ( Management Ovorride ) Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semua.

5. Biaya lawan manfaat ( Cost Versus Benefit ) Biaya untuk mengoperasikan tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.

2.1.1.5 Komponen Pengendalian Intern

Menurut COSO menyatakan bahwa terdapat lima komponen pengendalian intern yang saling berhubungan, yaitu:

1. Lingkungan pengendalian ( control environment ) Setiap Organisasi, tidak perduli apakah organisasi tersebut perusahaan besar ataupun perusahaan kecil, harus memiliki lingkungan pengendalian yang kuat.

Lingkungan pengendalian yang lemah kemungkinan besar diikuti dengan kelemahan dalam komponen pengendalian intern yang lain.

Lingkungan pengendalian memiliki tuju komponen, yaitu:

a. Filosophi manajemen dan gaya operasi.

b. Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.

c. Komitmen terhadap kompetensi.

d. Komite audit dari dewan direksi.

e. Struktur organisasi.

f. Metode penetapan otoritas dan tanggung jawab.

g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

2. Penaksiran risiko Semua perusahaan, baik besar maupun kecil, pasti menghadapi risiko internal maupun eksternal dalam usahannya mencapai tujuan perusahaan.

Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan seperti berikut ini:

a. Tindakan tidak sengaja. Kesalahan yang disebabkan oleh kecerobohan karyawan, kegagalan karyawan untuk mengikuti prosedur tertentu, dan karyawan yang tidak atau kurang terlatih

b. Tindakan sengaja. Kecurangan karyawan dengan mencuri atau menyalahgunakan harta perusahaan.

c. Bencana alam atau kerusuhan politik.

d. Kesalahan perangkat lunak dan kegagalan peralatan komputer.

3. Aktivitas pengendalian Kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan.

Aktivitas pengendalian yang terkait dengan pelaporan keuangan antara lain meliputi:

a. Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak.

b. Pemisahan tugas.

c. Otorisasi yang memadai atas setiap transaksi bisnis yang terjadi.

d. Mengamankan harta dan catatan perusahaan.

e. Menciptakan adanya pengecekan independen atas pekerjaan karyawan lain

4. Informasi dan komunikasi Informasi harus diidentifikasi, diproses, dan dikomunikasikan kepersonil yang tepat sehingga setiap orang dalam perusahaan dapat melaksanakan tanggung jawab dengan baik.

5. Pemantauan Proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Kegiatan utama dalam pengawasan kinerja meliputi:

a. Supervisi yang efektif.

b. Akuntansi pertanggungjawaban

c. Pengauditan internal

2.1.1.6 Mekanisme Pengendalian Intern

Weygandt, dkk. (2011:321) menyatakan bahwa, mekanisme pengendalian meliputi:

1. Estabilishment of Responsibility Pengendalian akan menjadi sangat efektif apabila hanya satu orang yang bertanggung jawab pada satu tugas. Hal ini dimaksudkan agar penelusuran dapat mudah dilakukan.

2. Segregation of Duties

Pemisahaan tanggung jawab sangat perlu dilakukan agar antar satu karyawan dengan karyawan lain dapat saling mengevaluasi. Penerapannya mencakup 2 (dua) hal, yaitu:

a. Kegiatan atau aktivitas yang berhubungan harus ditugaskan kepada dua orang yang berbeda.

b. Tugas pencatatan aset harus dipisahkan dari tugas penyimpanan fisik aset.

3. Documentation Procedures Misal: Dokumen harus diberi nomor urut tercetak. Hal ini untuk menghindari adanya kecurangan dengan menghilangkan dokumen.

4. Physical, Mechanical, and Electronic Controls

Misal: Penggunaan password untuk penggunaan komputer yang menyimpan data-data penting perusahaan. Hal ini untuk meningkatkan keamanan akses.

5. Independent Internal Verification

Untuk memaksimalkan keuntungan dari verifikasi, maka:

a. Verifikasi harus dilakukan secara periodik maupun secara tiba-tiba.

b. Verifikasi harus dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki hubungan kepentingan dengan orang yang bertanggung jawab atas informasi tersebut.

c. Temuan verifikasi harus dilaporkan kepada tingkat manajemen yang berwenang mengambil tindakan perbaikan.

6. Others Controls

a. Menjamin perlindungan pada karyawan yang menangani uang tunai.

b. Melakukan rotasi tugas karyawan atau memberikan cuti pada karyawan.

2.1.2 Pengendalian Intern Kredit

2.1.2.1 Pengertian Pengendalian Intern Kredit

Pengendalian intern kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak. Pengendalian intern kredit penting, karena jika kredit macet berarti kerugian bagi lembaga keuangan bersangkutan. Oleh karena itu, penyaluran kredit harus didasarkan pada pr insip kehati-hatian dan dengan sistem pengendalian intern kredit yang baik dan benar.

2.1.2.2 Pentingnya Pengendalian Intern Kredit

Kredit memberikan dampak adanya penangguhan penerimaan uang, baru pada saat jatuh temponya terjadi aliran kas masuk. Penangguhan penerimaan uang tersebut akan memberikan pengaruh yang kurang baik, apabila pemberian kredit yang dilakukan terlalu besar akan terjadi penimbunan modal kerja dalam aktiva lancar kredit yang diberikan. Pengendalian intern kredit mutlak harus dilaksanakan untuk menghindari terjadinya kredit macet dan penyelesaian kredit macet. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan piutang (kredit) yang baik yaitu dalam bentuk kebijaksanaan kredit yang mengandung unsur pengendalian intern piutang, agar dana yang terdapat dari para debitur dapat tertagih tepat pada waktunya sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

2.1.2.3 Tujuan Pengendalian Intern Kredit

Tujuan pengendalian intern kredit bagi lembaga keuangan, dalam hal ini adalah untuk:

1. Menjaga agar kredit yang disalurkan tetap aman.

2. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak.

3. Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau kredit bermasalah.

4. Mengevaluasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah baik atau masih perlu disempurnakan.

5. Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analisis kredit dan mengusahakan agar kesalahan itu tidak terulang kembali.

6. Mengetahui posisi persentase collectibility cr edit yang disalurkan lembaga keuangan.

7. Meningkatkan moral dan tanggung jawab karyawan analisis kredit lembaga keuangan.

2.1.3 Perkreditan

2.1.3.1 Pengertian Kredit

Menurut Ismail (2013:93) kredit merupakan dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, kredit adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2.1.3.2 Unsur-Unsur Kredit

Menurut Ismail (2013:94) menyatakan terdapat 7 unsur kredit, sebagai berikut:

1. Kreditor Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) Kepada pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan usaha. Lembaga keuangan yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor.

2. Debitur Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapatkan pinjaman dari pihak lain.

3. Kepercayaan ( Trust ) Kreditur merupakan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman (debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajiban untuk membayar pinjaman sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Lembaga keuangan memberikan pinjaman kepada pihak lain, sama artinya dengan lembaga keuangan memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya.

4. Perjanjian Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan antara lembaga keuangan (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).

5. Risiko Setiap dana yang disalurkan oleh lembaga keuangan selalu mengandung adanya resiko tidak kembalinya dana. Risiko adalah kemukinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran kredit .

6. Jangka waktu Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjaman kepada kreditur.

7. Balas jasa Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditor, maka debitur akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam lembaga keuangan konvensional, imbalan tersebut berupa bunga, sementara didalam lembaga keuangan syariah terdapat beberapa macam imbalan, tergantung pada akadnya.

2.1.3.3 Tujuan dan Fungsi kredit

Menurut Kasmir (2010:105) menyatakan tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh lembaga keuangan sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup lembaga keuangan.

2. Menbantu usaha nasabah Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah Tujuan lainya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak lembaga 3. Membantu pemerintah Tujuan lainya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak lembaga

Menurut Kasmir (2010:107) disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang luas, fungsi yang luas tersebut antara lain:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan dirumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikanya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dalam satu wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

4. Meningkatkan peredaran barang Kredit juga dapat menambah atau memperlancarkan arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit juga dapat meningkatkan peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor impor.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan masyarakat.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya.

7. Untuk peningkatan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

2.1.3.4 Kredit Bermasalah

Menurut Ismail (2013:125) menyatakan faktor penyebab kredit bermasalah sebagai berikut:

1. Faktor intern lembaga keuangan

a. Analisis kurang tepat, sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit, misalnya, kredit diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan, sehingga masalah tidak mampu membayar angsuran yang melebihi kemampuan.

b. Adanya kolusi antara pejabat lembaga keuangan yang menangani kredit dan nasabah, sehingga lembaga keuangan memutuskan kredit yang tidak seharusnya diberikan.

c. Keterbatasan pengetahuan pejabat lembaga keuangan terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis dengan tepat dan akurat.

d. Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, misalnya komisaris, direktur lembaga keuangan sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit.

e. Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur.

2. Faktor ekstern lembaga keuangan

a. Nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada lembaga keuangan, karena nasabah tidak memiliki kemauan dalam memenuhi kewajibannya.

b. Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan dalam memenuhi modal kerja.

c. Penyelewengan yang dilakukan nasabah yang menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai dengan tujuan penggunaan.

d. Debitur mau melaksanakan sesuai perjanjian, akan tetapi kemampuan

perusahaan sangat terbatas, sehingga tidak dapat membayar angsuran.

e. Perusahaan tidak dapat bersaing dengan pasar, sehingga volume penjualan menurun dan perusahaan rugi.

f. Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang berdampak pada usaha debitur.

g. Bencana alam yang dapat merugikan debitur.

2.1.3.5 Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah

Meurut Ismail (2013:127) upaya yang dilakukan lembaga keuangan untuk menyelamatkan terhadap kredit bermasalah antara lain:

1. Rescheduling Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan lembaga keuangan untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan kembali dapat dilakukan kepada debitur yang mempuyai iktikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok maupun angsuran bunga dengan jadwal yang telah diperjanjikan. Penjadwalan kembali dilakukan oleh lembaga keuangan dengan harapan debitur dapat membayar kembali kewajibannya.

2. Reconditioning Reconditioning merupakan upaya lembaga keuangan dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian penjanjian yang telah dilakukan oleh lembaga keuangan dengan nasabah. Perubahan kondisi dan persyaratan tersebut harus disesuaikan permasalahan yang dihadapi oleh debitur dalam menjalankan usahanya. Dengan perubahan persyaratan tersebut, maka diharapkan bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya sampai dengan lunas.

3. Restructuring Restrcturing merupakan upaya yang dilakukan oleh lembaga keuangan dalam penyelamatan kredit bermasalah dengan cara mengubah sruktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

4. Kombinasi

a. Reschelduling dan restructuring Upaya gabungan antara dilakukan Reschelduling dan restructuring

misalnya, lembaga keuangan memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah jumlah kredit.

b. Reschelduling dan reconditioning Lembaga keuangan dapat melakukan kombinasi dua cara yaitu dengan memperpanjang jangka waktu dan meringankan bunga.

c. Restructuring dan reconditioning Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringanan bunga atau

pembebasan tunggakan bunga akan mendorong pertumbuhan usaha nasabah.

d. Reschelduling, Restructuring dan reconditioning Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupakan cara maksimal yang dilakukan oleh lembaga keuangan misalnya jangka waktu diperpanjang, kredit ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan.

5. Eksekusi Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh lembaga keuangan untuk menyelamatkan kredit bermasalah. Eksekusi merupakan penjualan agunan yang dimiliki oleh lembaga keuangan. Hasil penjualan anggunan diperlukan untuk melunasi semua kewajiban baik kewajiban atas pinjaman pokok, maupun bunga. Sisa hasil penjualan agunan, akan dikembalikan kepada debitur. Sebaliknya kekurangan atas hasil penjualan agunan menjadi tanggungan debitur.

2.1.3.6 Prosedur Pinjaman

Menurut Kasmir (2011:268) menyatakan secara garis besar proses atau prosedur peminjaman uang diperum pegadaian dapat dijelaskan berikut ini.

1. Nasabah datang langsung dibagian informasi untuk memperoleh penjelasan, tentang pegadaian, tentang pegadaian, misalnya tentang barang jaminan, jangka waktu pengembalian, jumlah pinjaman dan biaya sewa modal (bunga pinjaman).

2. Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat langsung membawa barang jaminan yang diberikan. Pemberian barang jaminan disertai bukti diri seperti KTP atau surat kuasa bagi pemilik barang maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah ditetapkan nilai taksir barang tersebut.

3. Bagian penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik kualitas barang maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah ditetapkan nilai taksir barang tersebut.

4. Setelah nilai taksir ditetapkan langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah pinjaman beserta sewa modal (bunga) yang dikenakan dan kemudian dinformasikan ke calon peminjam.

5. Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk disimpan dan nasabah memperoleh pinjaman, berikut surat gadai.

2.1.3.7 Prosedur Pembayaran Kembali Pinjaman

Menurut Kasmir (2011:269) menyatakan untuk proses pembayaran kembali pinjaman baik yang sudah jatuh tempo maupun yang belum dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Pembayaran kembali pinjaman berikut sewa modal dapat langsung dilakukan dikasir dengan menunjukan surat bukti gadai dan melakukan pembayaran sejumlah uang.

2. Pihak pegadaian menyerahkan barang jaminan apabila pembayaran sudah lunas dan diserahkan langsung ke nasabah untuk diperiksa kebenarannya dan jika sudah benar dapat langsung dibawa pulang.

3. Pada prinsipnnya pembayaran kembali pinjaman dan sewa modal dapat dilakukan sebelum jangka waktu pinjaman jatuh tempo. Jadi si nasabah jika sudah punya uang dapat langsung menebus barang jaminanya.

4. Bagi nasabah yang tidak dapat membayar pinjamannya, maka barang jaminannya akan dilelang secara resmi kemasyarakat luas.

5. Hasil penjualan lelang diberitahukan kepada nasabah dan seandainya hasil lelang setelah dikurangi pinjaman dan biaya-biaya masih lebih akan dikembalikan.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Analisis kredit yang dilakukan Universitas Pasir

Analisis Sistem

telah mengikuti ketentuan- Pangaraian

Pengendalian Intern

Pemberian Kredit

ketentuan yang telah

pada Badan Usaha

ditetapkan oleh pihak

Milik Desa

BUMDes Bina Usaha Desa

(BUMdes) Desa

Kepenuhan Barat.

Kepenuhan Barat.

Sistem pengendalian intern (2011) STKIP

2. Munawaroh

Peranan

yang diterapkan pada koperasi PGRI

Pengendalian

Internal dalam

pegawai bank rakyat indonesia

Menunjang

kediri tersebut telah berjalan

Efektivitas Sistem

secara efektif dan peranan

Pemberian Kredit

pengendalian internal dalam

Usaha Kecil dan

menunjang efektivitas

Menengah pada

pemberian kredit tidak dapat

Koperasi Pegawai

diabaikan.

BRI Cabang Kediri.

3. Made Oka Hari

Efektivitas struktur Setiawan, dkk.

Analisis Efektivitas

pengendalian intern atas (2014) Universitas Pengendalian Intern

Struktur

prosedur kredit dalam Udayana

atas Prosedur Kredit menekan terjadinya kredit pada Bank

macet pada bank perkreditan

rakyat kabupaten bandung Kabupaten Bandung sudah berjalan sangat efektif.

Perkreditan Rakyat

4. Triana Fertiwi

Berdasarkan kebijakan (2014) Universitas Pengendalian Intern

Analisis Sistem

prosedur dan pemberian kredit Muhammadiyah

terhadap Pemberian

yang berlaku saat sebelum Kredit pada PT. BPR kredit diberikan oleh PT. BPR Bukit Cati Pematang Bukit Cati kepada calon sudah Panjang.

efektif.

Sumber: Data diolah 2015

2.2 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian

2.2.1 Kerangka Pemikiran

Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Gadai sangatlah penting, mengingat pemberian kredit gadai merupakan kegiatan utama perusahaan, kecurangan yang mungkin terjadi pada bagian pemberian kredit yang bisa dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal oleh karena itu pemberian kredit harus mendapatkan pengawasan dan perhatian dengan benar untuk meminimalkan kredit macet.

Mengingat pentingnya kedudukan pemberian kredit tersebut, maka manajemen membutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat meminimalkan kredit macet. pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang pegadaian Syariah Simpang Patal terdapat pengendalian yang cukup, apabila manajemen telah merencanakan dan menyusun tata cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dari pengendalian itu sendiri akan dicapai apabila semua sistem, prosedur, kebijakan yang telah ditetapkan menjadi unsur dari pengendalian intern benar- benar efektif.

Pengendalian intern yang baik pada pemberian kredit umumnya dicapai melalui pemisahan tugas dan pemisahan wewenang sehingga seseorang dapat melakukan suatu transaksi pada terjadinya pemberian kredit dari awal sampai akhir. Dengan adanya pemisahan tersebut akan memudahkan bagi manajemen PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal untuk mengadakan penilaian dan pengambilan keputusan yang telah di limpahkan pada masing- masing karyawan. Kesalahan dalam pencatatan dan pemberian kredit memang Pengendalian intern yang baik pada pemberian kredit umumnya dicapai melalui pemisahan tugas dan pemisahan wewenang sehingga seseorang dapat melakukan suatu transaksi pada terjadinya pemberian kredit dari awal sampai akhir. Dengan adanya pemisahan tersebut akan memudahkan bagi manajemen PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal untuk mengadakan penilaian dan pengambilan keputusan yang telah di limpahkan pada masing- masing karyawan. Kesalahan dalam pencatatan dan pemberian kredit memang

2.2.2 Paradigma Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal akan digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

Sistem Pemberian Kredit

Pengendalian Gadai

Intern

Sumber: Data diolah, 2015

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini dilakukan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal palembang, yang terletak dijalan R. Sukamto Palembang.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Operasional Variabel

Menurut Sanusi (2011:49), variabel penelitian merupakan peneliti bekerja pada tataran teoritis dan tataran empiris. Pada tataran teoritis, peneliti mengidentisifikasi konstruk-konstruk serta hubungan-hubungannya dengan proposisi dan teori. Pada tataran ini, konstruk itu tidak dapat diamati karena belum ada nilainya. Adapun pada tataran empiris, peneliti mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengoperasionalkan variabel-variabel, termasuk menetukan hubungan-hubungan antarvariabel. Pada tataran ini, pengamatan sudah dapat dilakukan karena variabel sudah mengandung nilai.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Indikator Sistem

Variabel

Definisi

a. Lingkungan pengendalian Pengendalian meliputi struktur organisasi,

Sistem Pengendalian intern

b. Penafsiran resiko Intern

metode dan ukuran-ukuran yang c. Aktivitas pengendalian dikoordinasikan untuk menjaga d. Informasi dan komunikasi

kekayaan organisasi, mengecek e. Pemantauan ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pemberian kredit merupakan dana dari

a. internal kredit gadai

pihak pemilik dana kepada pihak b. eksternal yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana.

Sumber: Data diolah, 2015.

3.2.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang penulis gunakan dengan standar penulisan yang pernah penulis dapatkan pada saat mengikuti mata kuliah metode penelitian. Data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan berupa data mentah yang perlu diolah lagi, dalam hal ini data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara berupa catatan dan dokumen yang diperoleh langsung dari/ objek penelitian. Data ini diperoleh dengan cara:

a. Pengamatan ( observasi ) Adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti serta mencatat secara sistematis semua data yang didapat sesuai dengan keperluan penulisan skripsi.

b. Wawancara ( interview ) Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan interview atau tanya jawab langsung dengan pimpinan dan staf pegawai perusahaan yang memiliki wewenang untuk memberikan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi.

2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang telah diolah terlebih dahulu. Data sekunder ini dengan cara mempelajari dengan buku-buku dan referensi yang berhubungan dengan topik permasalahan. Data sekunder dapat berupa:

1. Sejarah PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah

2. Visi misi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah

3. Struktur organisasi Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah

4. Pembagian tugas dari masing-masing struktur organisasi Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah