Chapter I Analisi Dampak Pembiayaan Sektoral Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Kota Di Sumatera Utara

No. Lampiran

1.

Judul

Halaman

Pertumbuhan Ekonomi Sektoral, Realisasi Kredit
Sektoral, dan Tenaga Kerja Sektoral ........................

74

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan

terlebih dahulu memerlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari

seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat suatu Negara atau Wilayah.

x

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah
daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah
daerah beserta partisipasi masyarakatnya dengan menggunakan sumber daya yang
ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk
merancang dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 1999).
Pemberlakuan Undang–Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang–Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menuntut pemerintah daerah
melaksanakan

desentralisasi


dan

memacu

pertumbuhan

ekonomi

guna

peningkatan kesejahteraan masyarakat di mana tujuan penyelenggara otonomi
daerah

adalah

untuk

meningkatkan

pelayanan


publik

dan

memajukan

perekonomian daerah. Kedua Undang–Undang tersebut memiliki makna yang
sangat penting bagi daerah, karena terjadinya pelimpahan kewenangan dan
pembiayaan yang selama ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat.
Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 kaputen/kota. Sebagai daerah otonom
yang memiliki kewenangan untuk menyelanggarakan pemerintahan dan
pembangunan serta memberikan pelayanan kepada masyarakat, memiliki
kewenangan luas untuk mengelola, merencanakan dan memanfaatkan potensi
ekonomi secara optimal.

xi

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Sumatera Utara Tahun 2008 – 2012 memperoleh sekitar Rp. 75.664.130.068

terhadap total pendapatan melalui desentralisasi fiskal dalam bentuk Dana Alokasi
Umum sampai tahun 2012 di Sumutera Utara. Disamping itu memperoleh PAD
sekitar Rp. 1.391.478.065,61(Triliun Rupiah) terhadap total pendapatan daerah.
Hal ini berarti Sumatera Utaramemiliki sumber pendapatan yang potensial untuk
membiayai pembangunan.
Melalui otonomi daerah pemerintah daerah dituntut kreatif dalam
pengembangan perekonomian, peranan investasi swasta dan perusahaan milik
daerah sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Investasi akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan
dapat menimbulkan multiplier effect terhadap sektor-sektor lainnya atau
perekonomian secara menyeluruh.

Tabel 1.1
PDRB Sumatera Utara2008 – 2012 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
(Juta Rupiah)
Tahun

Jumlah (Juta Rp.)

Pertumbuhan (%)


2008

213. 931. 696,78

6,39

2009

236.353.615,83

5,07

2010

275.700.201,00

6,42

xii


2011

314.372.437,00

6,63

2012

351.118.155,00

6,22

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (2012)

Berdasarkan Tabel 1.1, selama lima tahun terakhir secara umum laju
pertumbuhan ekonomi Sumatera Utaramenunjukan gambaran positif. Paada tahun
2008 laju pertumbuhan berdasarkan harga konstan sebesar 6,39persenkemudian
pada tahun 2009 naik menjadi 5,07 persen. Kemudian pada tahun 2010 naik
sebesar 6,42 persen, pada tahun 2011 naik kembali sebesar 6,63 persendan pada

tahun 2012 naik sebesar 6,22 persen. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada
tahun 2011 yaitu sebesar 6,63 persen. Sementara laju pertumbuhan ekonomi
berdasarkan harga berlaku selama lima tahun menunjukkan angka yang fluktuatif.

Tabel 1.2
Peranan Setiap Sektor Ekonomi Dalam PerekonomianSumatera Utara
Tahun 2008 – 2012(Persentase)
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran

2008

2009

2010


2011

2012

6,05
6,13
2,92
4,46
8,10
6,14

4,85
1,43
2,76
5,57
6,54
5,43

5,70

5,87
4,16
6,88
6,77
6,53

4,82
6,73
2,05
8,21
8,54
8,09

4,72
2,04
3,63
3,43
6,78
7,23


xiii

Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa

8,89
11,30

7,56
6,14

9,44
10,78

10,02
13,61

8,26

11,20

9,48

6,62

6,77

8,3

7,54

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (2012)

Laju pertumbuhan sembilan sektor perekonomian di Provinsi Sumatera
Utara, menunjukkan terjadinya fluktuasi kontribusi masing-masing sektor. Sektor
terbesar selama lima tahun selama analisis yang paling besar adalah sektor
keuangan, sewa dan jasa pertumbuhan yaitu pada tahun 2008 11,30 persen, pada
tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 6,14 persen, tahun 2010 dan 2011
mengalami peningkatan yaitu dengan nilai 10,78 persen sampai 13,61 persen,
tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali menjadi 11,20 persen.
Sektor kedua yang terbesar adalah sektor angkutan dan komunikasi pada tahun
2008 dengan nilai 8,89 persen kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan
menjadi 7,56 persen, pada tahun 2010 mengalami kenaikan kembali dengan nilai
9,44 persen, pada tahun 2011 mengalami kenaikan kembali dengan nilai 10,02
persen kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali menjadi 8,26
persen. Sektor jasa-jasa adalah sektor ketiga yang memiliki persentase tinggi yaitu
pada tahun 2008 memiliki nilai 9,48 persen kemudian pada tahun 2009
mengalami penurunan menjadi 6,62 persen, pada tahun 2010 dan 2011 merangkak
naik menjadi 6,77 persen sampai 8,30 persen tetapi pada tahun 2012 mengalami
penurunan kembali dengan nilai 7,54 persen. Sektor ke empat adalah sektor
pembangunan yaitu pada tahun 2008 dengan nilai 8,10 tetapi pada tahun 2009 dan
2010 mengalami penurunan menjadi 6,54 persen dan 6,77 persen kemudian pada
tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu sebesar 8,54 persen kemudian pada

xiv

tahun 2012 mengalami penurunan kembali menjadi 6,78 persen. Sektor kelima
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai pada tahun 2008
adalah 6,14 persen kemudian pada tahun 2009 mengalamii penurunan menjadi
5,43 persen, kemudian pada tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan dengan
nilai 6,53 persen sampai 8,09 persen tetapi pada tahun 2012 mengalami
penurunan kembali menjadi 7,23 persen. Sektor keenam adalah sektor listrik, gas
dan air bersih yang pada tahun 2008-2011 selalu mengalami peningkatan dari 4,46
persen sampai 8,21 persen tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan sampai
3,43 persen. Sektor ketujuh adalah sektor pertanian, perternakan, kehutanan dan
perikanan dengan nilai pada tahun 2008 adalah 6,05 persen, pada tahun 2009
mengalami penurunan menjadi 4,85 persen, kemudian pada tahun 2010
mengalami peningkatan kembali dengan nilai 5,70 persen dan 2011-2012
mengalami penurunan dari nilai 4,82 persen menjadi 4,72 persen. Sektor yang
kedelapan adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai pada tahun
2008 adalah 6,13 persen kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan
menjadi 1,43 persen, pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan kembali
menjadi 5,87 persen sampai 6,73 persen dan pada tahun 2012 mengalami
penurunan kembali menjadi 2,04 persen. Dan sektor kesembilan adalah sektor
industri pengolahan yaitu pada tahun 2008 memiliki nilai 2,92 persen, pada tahun
2009 mengalami penurunan menjadi 2,76 persen, tahun 2010 mengalami
peningkatan menjadi 4,16 persen kemudian pada tahun 2011 mengalami
penurunan menjadi 2,05 persen dan tahun 2012 kembali meningkat dengan nilai
3,63 persen.

xv

Dengan seluruh kondisi di atas, maka timbul pertanyaan yaitu (1).
Apakah yang mempengaruhi pertumbuhan sektoral di Provinsi Sumatera Utara
dan. (2). Adakah pengaruh dampak pembiayaan sektoral terhadap pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Utara kemudian memberikan dampak yang optimal bagi
pertumbuhan

ekonomi,

peningkatan

kesempatan

kerja

dan

peningkatan

kesejahteraan penduduk. Karena untuk melaksanakan pembangunan dan sumber
daya

yang terbatas. Sebagai konsekuensinya harus difokuskan kepada

pembangunan sektor-sektor yang memberikan dampak pengganda (multiplier
effect)yang besar terhadap perekonomian secara keseluruhan.
1.2

Perumusan Masalah
Penelitian ini mencoba menggambarkan pengaruh dampak pembiayaan

sektoral terhadap pertumbuhan sektoral di Sumatera Utara sehingga dapat
dijadikan

pertimbangan

dalam

perumusan

kebijakan

dan

perencanaan

pembangunan di Sumatera Utara.

Berdasarkan pernyataan diatas maka muncul beberapa pertanyaan antara
lain:
1.

Sektor-sektor apa saja yang menjadi unggulan di Sumatera Utara tahun
2008 – 2012?

2.

Sektor-sektor apa saja yang menjadi sektor basis dan non basis di Sumatera
Utara tahun 2008 – 2012?

xvi

3.

Adakah pengaruh pembiayaan sektoral terhadap pertumbuhan sektoral di
Sumatera Utara?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang

dicapai dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk menganalisis sektor-sektor yang menjadi unggulan di di Sumatera
Utara tahun 2008 – 2012.

2.

Untuk menganalisis sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah
di Sumatera Utara tahun 2008 – 2012.

3.

Untuk menganalisis pengaruh dampak pembiayaan sektoral terhadap
pertumbuhan sektoral di Sumatera Utara.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.

Sebagai tambahan informasi tentang gambaran potensi pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Utara.

2.

Sebagai tambahan informasi dan bahan kajian bagi peneliti lainnya serta
pertimbangan untuk perencanaan pembangunan dibidang ekonomi di
Sumatera Utara.

3.

Sebagai bahan refrensi bagi peneliti yang terkait dengan pembangunan dan
perencanaan ekonomi daerah.

xvii

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72