ETHICS AND THE AUDIT PROFESSION (9)

ETHICS AND THE AUDIT PROFESSION
Perilaku Etis dan Perilaku Tidak Etis Bagi Perorangan, Profesional dan Konteks
Etika (ethics) merupakan serangkaian prinsip atau nilai moral.
 Prinsip atau nilai moral contoh : UU, doktrin gereja, peraturan
 Etika adalah perekat dalam anggota masyarakat.
Perilaku tidak etisdiartikan sebagai tindakan yang berbeda dengan apa yang mereka anggap
tepat dilakukan dalam situasi tertentu.
Alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis adalah standar etika seseorang
berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat atau individu tersebut memilih
untuk mementingkan diri sendiri.
Dilema Etika
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana dia harus mengambil
keputusan tentang perilaku yang kurang tepat. Contoh: Auditor akan memilih untuk tetap
memberikan pedapat sesuai penemuannya walaupun terancam digantikan dengan auditor
baru atau tetap mempertahankan pendapatnya.
Pentingnya Etika Dalam Profesi Bidang Akuntansi
Etika profesi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, salah satunya di bidang akuntansi.
Etika profesi berisi ketentuan mengenai apa yang baik dan yang tidak baik serta apakah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh profesi itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau
tidak. Maka dari itu, etika dalam profesi di bidang akuntansi ini sangatlah penting.
Tujuan penerapan etika dalam profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya

dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
1. Kredibilitas
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa
Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
3. Kualitas Jasa

Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Di bidang akuntansi, etika profesi diatur oleh Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI).Dengan adanya kode etik profesi yang mengatur para akuntan, maka masyarakat dapat
meyakini kualitas pekerjaan mereka.
Kode Etik IAI dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota IAI, baik
yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi

pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab
profesionalnya.Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dan berorientasi pada
kepentingan publik.
Kode Perilaku Profesional
Kode Etik terdiri dari 4 bagian :
1. Prinsip
menyediakan standar perilaku yang ideal
Enam prinsip etis :
a.

Tanggung jawab
Harus melakukan pertimbangan professional dan moral dalam tiap penugasan

b.

Kepentingan publik
Melayani kepentingan publik

c.


Integritas
Mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik

d.

Objektifitas & Independensi
Independensi dalam fakta dan dalam penampilan

e.

Keseksamaan
Memperhatikan standar teknis dan etis profesi

f.
2.

Ruang lingkup dan sifat jasa

Peraturan perilaku

Merupakan standar minimum dari perilaku etis yang dinyatakan sebagai peraturan
spesifik

3.

Interpertasi atas peraturan perilaku

Interpertasi atas peraturan perilaku oleh devisi Etika Profesional dari AICPA
4.

Kaidah etika
Penjelasan yang diterbitkan dan jawaban atas pertanyaan tentang peraturan perilaku
yang diserahkan pada AICPA oleh para praktisi dan pihak lain yang berkepentingan
dengan persyaratan etis

Independensi, Integritas, dan Objektivitas
a. Independensi
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap
mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental

independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in facts) maupun dalam
penampilan (in appearance)
b. Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas
danobjektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak
boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang
diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak
lain.
Peraturan Perilaku Lainnya
 Peraturan 102 :Integritas & Objektifitas
Bebas dari konflik kepentingan, berarti tidak ada hubungan.


Peraturan 201 : Standar Teknis
Ketiga kode standar umum berhubungan dengan kepatuhan auditor pada persyaratan

 Peraturan 301n: Kerahasiaan
Berkaitan dengan informasi rahasia klien.
 Kebutuhan akan kerahasiaan klien
File klien dapat diberikan kepada pihak lain apabila ada ijin dari klien

 Pengecualian Atas Kerahasiaan menurut peraturan 301
4 Pengecualian yg berkenaan dengan tanggung jawab klien :
 Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis
 Panggilan pengadilan & Ketaatan hukum serta peraturan
 Peer review
 Respon terhadap Devisi Etika