MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (1)

MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENGEMBANGAN SISTEM

Kelompok 8
Nama anggota:
 Iga Selvi Yani Syah Putri (14059011)
 Ilham Maulana (14059012)
 Indah Triandini Alwi (14059013)
 Muria Wahyuni (14059018)
 Inggridas Famella (14059036)

Fakuktas Ekonomi
Universitas Negeri Padang

KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Data Base Management System ini. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk

keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rahmiati S.E, M.Sc
selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Akhirnya
penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
paper ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 27 April 2017
Penyusun

Kelompok 8

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
................................................................................................................
A. Pendekatan Sistem.................................................................................
B. Siklus Hidup Pengembangan Sistem.....................................................
C. SLDC Tradisional..................................................................................
D. Prototyping..........................................................................…….
E. Pengembangan aplikasi lebih cepat.....................……………………
F. Pengembangan berfase..................................................................
G. Desain Ulang Proses Bisnis............................................................
H. Manajemen Proyek........................................................................
I. Mengestimasi biaya proyek..............................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………………………...
B. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan
pendekatan sistem ketika memecahklan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas
tiga tahapan kerja : pesiapan, definisi, dan solusi. Didalam setiap tahapan terdapat
urut-urutan langkah. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem,
pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (system
development lifa cycle -SDLC). Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima
tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari
pendekatan tradisional.
Pendekatan ini menyadari ada nya keuntungan dari meminta permohonan
umpan balik dari pengguna berulang kali dan meresponnya dengan perbaikan
sistem dan tetap meneruskan siklus sampai sistem memenuhi kebutuhan para
pengguna. Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah
pengembangan berfase ( phase development). Pendekatan ini didasarkan atas
pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul, dan analisis,
perancang, dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap
modul.
Pengembangan sistem saat tinggi biayanya dilihat dari sudut uang maupun
waktu. Sebagai akibatnya, proses ini hendaknya dikelola dengan baik.eksekutif
perusahaan akan membrikan tingkat pengawasan yang tinggi, sering kali para

eksekutif tersebut ikut berpartisasi didalam suatu steering committe SIM yang
mengawasi saluran proyek yang sedang berjalan. Masing-masing proyek pada
umumnya dikelola oleh seorang pimpinan proyek .

B. RUMUSAN MASALAH
1.

Bagaimana pendekatan sistem sebagai kerangka kerja dasar pemecahan
masalah?

2.

bagaimana cara menenangkan pendekatan sistem untuk memecahkan masalahmasalah sistem?

3.

Bagaimana Memahami bahwa siklus hidup pengembangan sistem ( system
development life cycle SDLC) merupakan sebuah metodologi suatu cara yang
direkomendasikan untuk mengembangkan sistem?


4.

bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan cara dari atas
kebawah?

5.

Apa yang dimaksud dengan proses-proses dasar pengestimasian biaya proyek

C. TUJUAN PENULISAN
1.

Mengenal pendekatan sistem sebagai kerangka kerja dasar pemecahan segala
jenis masalah.

2.

Mengetahui bagaimana cara menenangkan pendekatan sistem untuk
memecahkan masalah-masalah sistem.


3.

Memahami bahwa siklus hidup pengembangan sistem ( system development life
cycle SDLC) merupakan sebuah metodologi suatu cara yang direkomendasikan
untuk mengembangkan sistem

4.

Memahami bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan
cara dari atas kebawah

5.

Mengenal proses-proses dasar pengestimasian biaya proyek

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN SISTEM
Menurut john dewey (1990) mengidentifikasi tiga rangkaian pertimbangan
yang terlibat dalam pemecahan sebuah konversi secara memadai :

1.

Mengenali kontroversi

2.

Mempertimbangkan klaim-klaim alternatif

3.

Membentuk satu pertimbangan
Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari
adanya sifat berurutandari pemecahan masalah mengidentifikasi suatu masalah,
mempertimbangkan berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih
solusi yang terlihat paling baik.
Ilmuwan manajemen dan spesialis informasi merekomendasikan kerangka
kerja dikenal sebagai pendekatan sistem (system approach) yaitu serangkaian
langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah
telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi
yang dipilih berhasil.


1.

URUT-URUTAN LANGKAH
Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengikuti pola dasar
yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Kita menggunaka 10
langkah, yang dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu :

·

LANGKAH 1 –MELIHAT PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Anda harus dapat memandang perusahaan anda sebagai suatu sistem. Hal ini
dapat terlaksana dengan mempergunakan model sistem umum.

·

LANGKAH 2 –MENGENAL SISTEM LINGKUNGAN
Hubungan perusahaan atau organisasi dengan lingkungannya juga merupakan
suatu hal yang penting.


·

LANGKAH 3 –MENGIDENTIFIKASI SUBSISTEM PERUSAHAAN

Subsistem utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk, bentuk termudah
yang dapat dilihat manajer adalah area-area bisnis.Manajer juga dapat melihat
tingkat-tingkat manajemen sebagai subsistem.
2.

UPAYA DEFINISI
Upaya definisi biasanya dirangsang oleh suatu pemisu masalah(problem
tringger) yaitu suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan berjalan lebih baik
atau lebih bururk dari yang telah direncanakan.sinyal itu dapat berasal dari dalam
perusahaan atau lingkungannya dan akan mengawali suatu proses pemecahan
masalah. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh masalah
dan biasanya lebih jelas dari pada akar masalah tersebut.sebagai contoh, suatu
gejala dapat berupa penjualan yang rendah yang tercermin dalam suatu sistem
pelaporan penjualan.
Masalah adalah suatu kondisi atau kejadian yang merugikan atau
berpotensi merugikan atau menguntungkan bagi perusahaan. Manajer atau

seseorang didalam unit manajer mengidentifikasikan masalah atau gejalanya.
Setelah masalah teridentifikasi, manajer dapat menghubungi seseorang analisis
sistem untuk membantunya dalammemahami masalah. Upaya definisi terdiri dari
dua langkah yaitu,

1.

Melanjutkan dari satu sistem ketingkat subsistem

2.

Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urut-urutan tertentu.

·

LANGKAH

4

–MELANJUTKAN


DARI

TINGKAT

SISTEM

KETINGKAT SUBSISTEM
Ketika manajer mencoba untuk memahami masalah, analisis akan memulai pada
sistem yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut. Sistem ini dapat berupa
perusahaan atau salah satu unitnya.
·

LANGKAH 5 –MENGANALISIS BAGIAN-BAGIAN SISTEM DALAM
URUT-URUTAN TERTENTU
seiring dengan manajer yang mempelajari masing-masing tingkat sistem, unsurunsur sistem juga dianalisis secara berurutan. Sebagai contoh, satu masalah dalam
unsur 4 tidak akan dapat dipecahkan jika terdapat masalah dalam unsur 3.

UNSUR 1 –MENGEVALUASI STANDAR
Standar kinerja bagi suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana,
anggaran, dan kuota.
UNSUR 2 –MEMBANDINGKAN OUTPUT SISTEM DENGAN STANDAR
Setelah

manajer

merasa

puas

dengan

standar-standarnya,

mereka

lalu

mengevaluasi output sistem dengan membandingkannya pada standar.
UNSUR 3 –MENGVALUASI MANAJEMEN
Diberikan suatu penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi sistem.
UNSUR 4 –MENGEVALUASI PROSESOR INFORMASI
Ada kemungkinan terdapat tim manajemen yang baik, namun tim tersebut tidak
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.jika kasusnya seperti ini , kebutuhan
harus diidentifikasi dan sistem informasi yang memadai harus dirancang dan
diimplementasikan.
UNSUR 5 –MENGEVALUASI INPUT DAN SUMBER DAYA INPUT
Ketika analisi pada sistem ditingkat ini telah tercapai, sistem konseptual tidak lagi
menjadi masalah, dan masalah terdapat sistem fisik.
UNSUR 6 –MENGEVALUASI PROSES TRANSFORMASI
Prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tidak efisien dapat menimbulkan
kesulitan dalam mengubah input menjadi output.
UNSUR 7 –MENGVALUASI SUMBER DAYA OUTPUT
Dalam menganalisi unsur 2, kita memberikan perhatian pada output yang
diproduksi oleh sistem.disini kita akan mempertimbangkan sumber daya fisik
dalam unsur output suatu sistem. Contoh, gudang barang jadi, personel dan mesinmesin dok pengiriman, serta armada truk pengirim.

3.

UPAYA SOLUSI
Upaya solusi melibatkan suatu pertimbangan atas alternatif-alternatif yang
layak, pemilihan alternatif terbaik, dan implementasinya. Jangan lupa untuk
menindaklanjuti implementasi untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif.

·

LANGAKH

6

–MENGIDENTIFIKASIKAN

SOLUSI-SOLUSI

ALTERNATIF
Manajer mengidentifikasikan cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah
yang sama. sebagai contoh, asumsikan bahwa masalahnya adalah sebuah
komputer yang tidak dapat menangani peningkatan volume aktivitas perusahaan
·

LANGKAH 7 –MENGEVALUASI SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF
Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yanng
sama, yang mengukur seberapa baik satu alternatif akan memecahkan masalah.

·

LANGKAH 8 –MEMILIH SOLUSI YANG TERBAIK
Setelah mengevaluasi alternatif-alternatif, kita harus memilih alternatif yang
terbaik. Henry mintzberg, seorang teoretikus manajemen, mengidentifikasi tiga
cara yang dilakukan manajer dalam memilih alternatif yang terbaik.

1)

Analisis

–suatu

evaluasi

sistematis

ats

pilihan-pilihan,

dengan

mempertimbangkan konsekuensinya pada sasaran organisasi. Contohnya adalah
presentasi yang diberikan oleh tim pengembang kepada steering commitee SIM,
memberikan keuntungan dan kerugian dari semua pilihan.
2)
PERTIMBANGAN –proses mental dari seorang manajer. Contoh, seorang
manajer produksi akan menerapkan pengalaman dan intuisinya dalam
mengevaluasi tata ruang sebuah pabrik baru yang diusulkan oleh suatu model
matematis.
3)
TAWAR-MENAWAR -Negoisasi diantara bebrapa manajer. Contoh , tawarmenawar yang terjadi diantara para anggota komite eksekutif sehubungan dengan
sistem manajemen basis data mana yang akan digunakan.
·

LANGKAH 9 –MENGIMPLEMENTASIKAN SOLUSI

Masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan memilih solusi yang terbaik. Kita
perlu mengimplementasikan solusi terbaik. Dalam contoh, perlu dilakukan
pemasangan peralatan komputasi yang dibutuhkan.
·

LANGKAH 10 –MENINDAKLANJUTI UNTUK MEMASTIKAN
KEEFEKTIFAN SOLUSI
Manajer dan para pengembang hendaknya tetap mengawasi situasi untuk
memastikan bahwa solusi yang dipilih telah mencapai hasil yang direncanakan.

B. SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah
suatu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu, pendekatan sistem
adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup
pengembangan sistem (systems development cycle -SDLC) adalah aplikasi dari
pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
C. SDLC TRADISIONAL
Terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan
dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil
yang paling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
·

Perencanaan

·

Analisis

·

Desain

·

Implementasi

·

Penggunaan
Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk
memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang
baru, sistem yang baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan. Setelah
implementasi, sistem kemudia digunakan idealnya untuk jangka waktu yang lama.
Karena pekerjaan-pekerjaan diatas mengikuti satu pola yang teratur dan
dilaksanakan dengan cara dari atas kebawah, SDLC tradisional sering kali disebut

sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach). Aktivitas ini memiliki aliran
satu arah menuju kepenyelesaian proyek.
D. PROTOTYPING
Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan
ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi
dalam bentuk yang telah selesai. Proses prototype ini disebut prototyping. Dasar
pemikiran adalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu
semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan
prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.
1.

JENIS-JEINIS PROTOTIPE
Terdapat dua jenis prototipe yaitu:

·

Prototipe evolusioner (evolutionary prototype)
Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang
dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Jadi, satu prototipe akan menjadi
sistem aktual.

·

Prototipe persyaratan (requirements prototype)
Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan
fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu menggungkapkan
dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Pengembangan Prototipe Evolusioner menunjukkan ada 4 langkah dalam
pembuatan suatu Prototipe Evolusiner :

·

Mengindefinisikasi Kebutuhan Pengguna
Pengembangan mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa

yang diminta dari sistem.
·
Membuat Satu Prototipe
Pengembangan mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat
prototipe.
·
Menentukan Apakah Prototype Dapat Diterima
Pengembangan mendemonstrasikan prototype kapada para pengguna untuk
mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.
·
Menggunakan prototipe
prototipe menjadi sistem produksi.
Langkah-langkah pengembangan prototipe persyaratan yang terlibat dalam
pembuatan sebuah tipe prototipe persyaratan:

·

Membuat kode sistem yang baru
Pengembangan menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengkodean sistem
baru.

·

Menguji sistem baru
Pengembang menguji system.

·

Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
Penggunaan memberitahukan kepada pengembang apakah sistem dapat diterima.

·

Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
pendekatan ini diikuti prototipe ditujukan hanya untuk memiliki penampilan dari
suatu sistem produksi.

2.

DAYA TARIK PROTOTYPING
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di
bawah ini:

·

Membaiknya komunikasi antara pengembang dari pengguna.

·

Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan
kebutuhan pengguna.

·

Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.

·

Pengembangan dan pegguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit
dalam pengembangan sistem.

·

Implementasikan menjadi jauh lebih mudah terasa pengguna tahu apa yang
diharapkan.

3.

POTENSI KESULITAN DARI PROTOTYPING
prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitan tersebut antara
lain:

·

Terburu-buru dalam menyerahkan prototype dapat menyebabkan diambilnya
jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternative dan dokumentasi. Dalam

·

jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang “cepat dan kotor”.
Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototype yang diberikan yang
mengarah pada ekspektasi yang tidak realitis sehubungan dengan sistem produksi
nantinya.

·
·

Prototype evalusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
Antarmuka komputer manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping

tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
E. PENGEMBANGAN APLIKASI LEBIH CEPAT
Satu metedologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping,
yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan
lingkup yang lebih luas adalah R.A.D. Istilah RAD dari rapid application
development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh konsultan
komputer dan penulis James Martin. dan istilah ini pada suatu pengembangan
siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa
mengorbankan mutunya.
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang
terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa
informasi (information engineering-IE) adalah nama yang diberikan Martin
kepada keseluruhan pendekata pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan
sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh. istilah perusahaan
(enterprise) digunakan untuk menjabarkan keseluruhan perusahaan.
1.

UNSUR-UNSUR PENTING RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting yaitu:

1.

Mananjemen: Khususnya manajemen puncak, Hendaknya menjadi penguji coba
(experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi
awal (early adapter)yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan
metodologi-metodologi baru

2.

Orang: Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk malakukan seluruh
aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dicapai melalui

3.
4.

penggunaan tim-tim khusus
Metodologi: Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
Alat-alat: Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat
dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided
software engineering-CASE) yang memfasilitas prototyping dan penciptaan kode.

F.

PENGEMBANGAN BERFASE

Satu metodologi pengembangan sistem yang dewasa ini digunakan oleh
banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan
RAD dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik dari masing-masing metodologi.
SDLC tradisional menyumbangkan urut-urutan tahapan yang logis, prototyping
menyumbangkan pengumpulan iterarif dari umpan balik para pengguna , dan
RAD menyumbangkan pemikiran bahwa keterlibatan pengguna meliputi
partisipasi di dalam pengembangan. Pengembangan berfase (phased development)
adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas
enam tahap-investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi awal,
serta pengujian dan pemasangan sistem. tahap-tahap analisis, desain dan
konstruksiawal dilaksanakan untuk setiap modul sistem.
1.

TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN BERFASE
Enam tahap pengembangan berfase yaitu:

1.

Investigasi Awal
Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan
masalah sistemnya: mendefinisikan tujuan, hambatan , risiko, dan ruang lingkup
sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi
sistem menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik
pengguna.

2. Analisis
pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing
modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan
informasi dan kemudian mendokumentasikan teman-temannya dalam bentuk
model-model proses, data dan objek.
3.

Desain
Pengembangan merancang komponen dan antar muka dengan sistem-sistem lain
untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain
dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.

4.

Konstruksi Awal
pengembanganmembuat dan menguji peranti lunak dan untuk setiap modul sistem
dan mendapatkan umpan balik dari pengguna

5.

Konstruksi Akhir
peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sismtem yang lengkap,
yang diuji bersama-sama dengan datanya.

6.

Pengujian dan Pemasangan Sistem
pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya mencakup
perantik lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti
keras, fasilitas, personel, dan prosedur.

2.

FASE-FASE MODUL
Sistem telah dibagi menjadi tiga modul utama; pembuat laporan, basis
data, dan antar muka Web. jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing
sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. anda dapat melihat dalam figur
tersebut bahwa analisis, desain, konstruksi awal, dan tinjauan pengguna
dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing modul. lebih jauh lagi, ketiga
fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna – yang
mencerminkan pengaruh dari prototyping.
Jika prototypingpaling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi
RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat
digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara
bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang masing-masing akan
dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.

G. DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat dan
organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan. Manajemen
sering kali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan baru hendaknya
dilakukan untuk sistem-sistem seperti ini, dengan memanfaatkan secara penuh
kemajuan dibidang teknologi komputer modern. Proses pengerjaan ulang sistem
disebut dengan istilah rekayasa ulang ( reengineering) atau disebut juga dengan
istilah desain ulang proses bisnis (business procces redesign-BPR ). BPR
memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal yaitu:
1.

TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang
hidup nya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. sistemsistem seperti ini disebut system warisan (legacy systems), karena mereka terlalu

berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber-sumber daya yang dimiliki
oleh IS.
2.

Ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya,
usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan
perancangan ulang system informasi.

1.

INISIASI STRATEGIS PROYEK-PROYEK BPR
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga
proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis.
IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR-rekayasa terbalik dan
rekayasa ulang.

a.

Rekayasa terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Rekayasa
terbalik adalah proses menganalisis sisem yang sudah ada untuk mengidentifikasi
unsur-unsur dan saling keterhubungan diantara unsur-unsur tersebut sekaligus
untuk membuat dokumentasi pada tinkat abstaksi yang lebih tinggi dari pada yang
telah ada saat ini.
Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya,
yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah
dalam uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus
penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara
manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR. Tujuan rekayasa terbalik
adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan
perubahan dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.

b.

Rekayas ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem
seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya.

H.

MENEMPATKAN

SDLC

TRADISIONAL,

PROTOTYPING,

RAD,

PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKIF
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah
metodoligi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap

masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan
sistem dasar, diawali dari identifikasi masal dan di akhiri dengan penggunaan
sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang
berfokus pada defenisi dan pemenuhn kebutuhan pengguna. RAD merupakan
suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC.
1.

ALAT-ALAT PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan system adalah
metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalahmasalah sistem. Metodelogi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh
arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik, dan
sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama halnya seperti
metodelogi yang memandu para pengembang system ketika mereka membuat
sistem.

2.

PENDEKATAN YANG DIPICU OLEH DATA DAN DI PICU OLEH
PROSES
Selama tahun-tahun awal penegmbangan sistem komputer, praktis hampir
seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh komputer,
sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya sistem
manajemen basis data ditahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain
data.

3.

PEMODELAN PROSES
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram
alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system dan
program. Internasional organization for standardization(ISO) menciptakan
standar untuk bentuk-bentuk symbol flowchart,memastikan penggunaannya
diseluruh dunia. Standar flowchart ISO menentukan spesifikasi penggunaan lebih
dari 20 simbol, dan penggunaan symbol ini secara tepat bahkan dirasakan sulit
bagi spesialis informasi yang paling ahli sekali pun.
Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat
ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detaildetail pemrosesan.

4.

DIAGRAM ARUS DATA

Suatu diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah penyajian grafis
dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk
mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling
tersambung. Symbol-simbol tersebut mencerminkan
1.

Unsur-unsur lingkungan dengan system berinteraksi

2.

Proses

3.

Arus data dan

4.

Penyimpanan data
Unsur-unsur lingkungan, unsur-unsur lingkungan berada diluar batas
system. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada system dan menerima
output data dari system. Proses, proses adalah sesuatu yang mengubah input
menjadi output proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, sebuah
persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar.
Arus data, arus data terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang
berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur data tungal hingga satu file atau
lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain.
Penyimpanan data, ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu,
maka kita akan menggunakan penyimpanan data. Dalam terminology DFD,
penyimpanan data adalah suatu gudang.
Diagram arus data bertingkat (LEVELED DATA FLOW DIAGRAM)
Sebuah diagram yang mendokumentasikan dengan tingkat yang lebih ringkas
disebut diagram konteks (conteks diagram). Sebuah diagram yang memberikan
lebih banyak detail disebut diagram nomor n ( figure n diagram).
Diagram konteks, diagram konteks (context diagram) menempatkan sistem
dalam suatu konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu simbol proses
tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Ketika meenggambarkan sebuah
diagram konteks, anda:

1.

Hanya menggunakan satu symbol proses saja.

2.

Memberikan label pada simbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system.

3.

Jangan memberikan nomor pada sistem proses tunggal.

4.

Memasukan seluruh terminator untuk sistem.

5.

Menunjukan seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan system.

2.

KASUS PENGGUNAAN
Kasus penggunaan( use case) adalah suatu uraian naratif dalam bentuk
kerangka dari dialog yang terjadi antara sistem primer dan sekunder. Sistem
primer adalah program computer dan system sekunder adalah orang yang
berinteraksi dengan program komputer.
Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus pengunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap
investigasi awal dan analisis dari metodelogi pengembangan berfase. DFD
mengilustrasi kan suatu tinjauan atas pemprosesan, dan kasus penggunaan
memberikan detailnya.

I.

MANAJEMEN PROYEK
Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelolah oleh
manajer unit TI, dengan di bantu oleh manajer dari analisis sistem, pemograman,
dan operasi. Melaluai percobaan, tanggung jawab manajemen secara bertahap
telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu tingkat strategis dalam
kebanyakan kasus.
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi
keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat
memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek pengembangan tersebut. Banyak
perusahaan dapat membentuk satu komite khusus di bawah tingkat komite
eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek
system. Tujuan dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan,
arah, dan kendali secara terus menerus, maka ia disebut sebagai steering
committee (komite pengarah)

1.

Steering Committee SIM
Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan
untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama
steering committee SIM akan digunakan.

Steering committee SIM adalah bukti yang paling nyata bahwa perusahaan
memang berniat untuk menjadikan sumber daya infomasi tersedia bagi seluruh
pengguna yang benar benar membutuhkannya.
Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama:
·

Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan computer untuk

·

mencapai sasaran strategis perusahaan
Melakukan pengendalian fiscal dengan bertindak sebagai yang berwenang
dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang

·

berhubungan dengan computer.
Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas
penggunaan computer.
jadi secara tidak langsung tugas steering committee SIM adalah
melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana
strategis untuk sumber daya informasi.

2.

Kepemimpinan Proyek
Aktifitas tim akan di arahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek
yang memberikan arahan di sepanjang masa proyek. Berbeda dari steering
committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat terus menerus; biasanya akan di
bubarkan ketika implementasi telah selesai di laksanakan.

3.

Mekanisme Manajemen Proyek
Dasar dari manajemen proyek adalah rencana proyek, yang dibuat selama
tahap investigasi awal ketika metedologi pengembangan berfase diikuti. Setelah
tujuan-tujuan proyek, kendala, dan ruang lingkupnya telah selesai didefinisikan ,
kita akan dapat mendefinisikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Rencana ini pertama tama dirancang dalam bentuk umu dan selanjutnya dibuat
menjadi lebih spesifik. Satu format yang popular untuk rencana terinci adalah
grafik gantt, yang mengidetnifikasi pekerjaan-pekerjaan, siapa yang akan
melaksanakan dan kapan akan dilaksanakan .
Dengan cara ini, komite akan dapat tetap terus mengikuti perkembangan
untuk memastikan bahwa proyek akan dapat diselesaikan dengan sukses, dan
berada dalam batasan waktu dan anggaran.

4.

Dukungan Web bagi Manajemen Proyek

Selain system manajemen proyek babasis peranti lunak seperti Microsoft
project, dukungan juga dapat diperoleh dari internet. Sebagai contoh, Logic
Software.
J.

MENGISTIMASI BIAYA PROYEK
Mengistimasikan waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan
sebuah system telah lama menjadi satu tugas menantang. Akan tetapi, lambat laun
telah diciptakan banyak metode yang dapat digunakan untuk mengistimasi biaya
dan jadwal proyek. Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga
komponen:

1.

Informasi mengenai system tertentu yang sedang di buat dan orang yang akan

2.
3.

melakukan pengembangan.
Pengalaman historis
Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta
teknik estimasi
Proses pengistimasi proyek terdiri atas sekumpulan input, alat-alat dan teknik,
serta output.

1.

INPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya
tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya (resource
rates) adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi
aktivitas (activity duration estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.

2.

ALAT-ALAT DAN TEKNIK ESTIMASI BIAYA
Estimasi analogi (analogous estimating) menggunakan biaya actual proyekproyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu sebagai dasar untuk
memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Estimasi dari
bawah ke atas (botton-up estimating) dimulai dengan detail, seperti aktivitas
dalam grafik gant. Semakin banyak detail awal, maka semakin akurat hasil yang
diperkirakan.
Alat-alat terkomputerisasi (computerized tools) dapat digunakan secara
terpisah atau untuk menyerdehanakan alat-alat yang baru saja diuraikan. Model-

model matematis (mathematical models) dapat digunakan untuk menguantifikasi
karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam scenario.
3.

OUTPUT PENGISTIMASIAN BIAYA
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek
dan biasanyadinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, Dolar atau Euro.
Detail-detail pendukung mendokumentasikan bagaimana estimasi tersebut
dihitung dan setiap asumsi yang diambil. Rencana manajemen biaya (cost
management plan) menjelaskan bagaimana varians biaya akan dikelolah.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem
ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (system development lifa cycle
-SDLC). Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu
demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional.
Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah pengembangan
berfase ( phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa
suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul, dan analisis, perancang, dan

pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul.
Pengembangan sistem saat tinggi biayanya dilihat dari sudut uang maupun waktu.
Sebagai akibatnya, proses ini hendaknya dikelola dengan baik.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga apa yang disajikan
memberi ilmu dan informasi. Selanjutnya kesempurnaan makalah ini penulis
mohon saran dan kritik guna memperbaiki kesalah dikemudian hari.

DAFTAR PUSAKA
Mcloed raymond dan george. 2008. Sistem Informasi Manajemen, 10th ed.
Jakarta: Salemba Empat
http://ario28wibowo.wordpress.com/2012/06/11/faktor-faktor-yangmempengaruhi-pengembangan-sistem-informasi/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/
http://ilyas-awaludin.blogspot.com/2014/07/makalah-pengembangan-sisteminformasi.html