230724376 Artikel Pilihan Media Indonesia 23 Mei 2014

Korupsi Haji Rp100 M
RAJA EBEN LUBIS

KPK membantah penetapan tersangka Ketum PPP itu terkait dengan kepentingan
politik menjelang Pilpres 9 Juli mendatang.

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menetapkan Menteri Agama Suryadharma
Ali (SDA) sebagai tersangka dugaan kasus penyelewengan dana haji periode 2012-2013.
Berdasarkan informasi Metrotvnews.com, sebelum penetapan tersebut, KPK melakukan
ekspose mengenai dugaan korupsi yang merugikan keuangan negara senilai Rp100 miliar.
Setelah itu, forum ekspose pun sepakat menaikkan status tersangka bagi SDA. Juru bicara
KPK Johan Budi SP membenarkan ekspose sebelum penetapan itu.
“Pekan lalu juga sudah dilakukan gelar perkara terkait dengan hal ini. Kemarin (Rabu, 21/5)
juga sudah gelar perkara lanjutan... disimpulkan, dalam proses penyelenggaraan haji 20122013 diduga telah terjadi tindak pidana korupsi. Sejak hari ini (kemarin)... menetapkan SDA
selaku menteri agama sebagai tersangka,“ tegas Johan di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.
SDA diduga telah melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dengan ancaman hukuman penjara maksimal selama 20 tahun dan denda Rp1 miliar.
“Dari penelaahan, anggaran yang dipakai untuk penyelenggaraan haji 2012-2013 mencapai di
atas Rp1 triliun,“ tambah Johan.
KPK juga telah mencekal SDA untuk enam bulan ke depan. Tim penyidik KPK, sejak

kemarin, menggeledah ruang kerja SDA di lantai 2 Gedung Kementerian Agama di Jalan
Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat. Digeledah pula ruangan Dirjen Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Anggito Abimanyu di lantai 5 gedung yang sama.
Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengatakan, dalam pelaksanaan ibadah haji, diduga terjadi
korupsi dari pengadaan pemondokan, katering, dan transportasi. Bahkan ada pejabat
Kemenag yang mengikuti ibadah haji dengan biaya ditanggung dana haji.
“Katering, pemondokan, dan transportasi itu ada dana-dana yang dibayarkannya tidak sesuai
atau kemahalan. Perbuatan SDA menyebabkan ada orang lain yang diuntungkan,“ kata
Zulkarnain, kemarin.
Sebelumnya, SDA mengaku menyerahkan seluruh penyelidikan kepada KPK. “Saya tidak
bisa menjangkau terlalu detail ke bawah karena penyelenggaraan haji dengan total 194 ribu
jemaah itu bukan pekerjaan mudah,“ kata SDA seusai diperiksa lebih dari 10 jam, pekan lalu.
Pilpres
Calon presiden Prabowo Subianto mengaku terkejut atas status baru SDA. “Saya garis
bawahi ini, secara pribadi tidak percaya SDA bersalah,“ kata Prabowo, tadi malam. Ia
menyayangkan momentum penetapan tersangka Ketum PPP, partai pendukung koalisinya,
itu. Ia berharap penyidik KPK tidak terjebak oleh kepentingan politik, terutama dalam
momen menjelang pilpres.

Namun, KPK melalui Johan Budi mengatakan kasus itu sudah diselidiki jauh hari sebelum

SDA merapat ke Prabowo. “Tak ada unsur politis selain penegakan hukum.“
Ketua KPK Abraham Samad, Kamis (15/5), sempat mengisyaratkan akan adanya tersangka
korupsi kasus dana haji. “Mungkin satu atau dua minggu akan ada tersangka dari
penyelenggara haji. Pejabat tinggi, pejabat besar di negara ini,“ ungkap Abraham Samad,
pekan lalu. (Lov/ Riz/Ant/X-6)
raja_eben @mediaindonesia.com
Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected]
Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa
diakses di metrotvnews.com

Tokoh Partai Demokrat Berlabuh ke Jokowi-JK

DUKUNGAN kepada duet Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai calon
presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden, 9 April 2014, tidak terbendung.
Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat Suaidi Marasabessy mendukung pasangan
tersebut. “Saya sangat kagum dengan Pak Jokowi yang membawa karakter kepemimpinan
baru, yaitu tegas yang terukur, juga pendekatan persuasif. Kedua sifat yang sangat menonjol
pada Pak Jokowi terbukti membawa perubahan di setiap tempat yang ia pimpin,” kata dia
saat dihubungi, tadi malam.
Menurut dia, Gubernur DKI itu juga mengusung pola kepemimpinan partisipatif. “Hal itu

dapat memperkuat kembalinya kedaulatan politik ke tangan masyarakat,” tutur mantan
Sekretaris Komite Konvensi Capres Partai Demokrat tersebut.
Suadi mengaku akan segera menyampaikan sikapnya kepada Ketua Umum Partai Demokrat
Susilo Bambang Yudhoyono sekembali dari lawatan ke luar negeri. Dia yakin pilihan
politiknya tidak salah. “Perlu diingat, sikap politik Demokrat itu netral, tetapi tidak golput,”
pungkasnya.
Setali tiga uang, mantan peserta Konvensi Partai Demokrat Anies Baswedan mengambil
langkah yang sama. Dia mengaku dihubungi langsung oleh Jokowi dan Jusuf Kalla. “Ini
sebuah ikhtiar turun tangan ikut mendorong orang baik mengelola pemerintahan,” ujarnya.
Rektor Universitas Paramadina itu menilai Jokowi-JK sebagai pasangan yang ideal. “Pak
Jokowi adalah baru dan walau berpasangan dengan tokoh senior, merupakan kombinasi
pasangan yang lebih berpotensi menghadirkan kebaruan dan terobosan,” tuturnya.
Jokowi-JK mendatangi Kantor DPP Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Jalan
Diponegoro, Jakarta Pusat, kemarin. Di hadapan pasangan itu, Ketua Umum PKPI Sutiyoso
membacakan deklarasi dukungannya.
“Memberikan dukungan sepenuhnya tanpa syarat kepada Joko Widodo dan Jusuf Kalla
sebagai presiden dan wakil presiden,” kata Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso.
Hari ini, koalisi partai pendukung Jokowi-JK akan menetapkan Tim Pemenangan Tingkat
Nasional. (Nov/Cah/Riz/ Ant/X-5)


EDITORIAL

Membongkar Korupsi Haji
ENTAH kata-kata apa lagi yang mesti kita ucapkan untuk menyikapi masifnya praktik
korupsi di negeri ini. Kritikan sudah, kecaman kerap, bahkan tidak sedikit yang melontarkan
kegeraman, tetapi tetap saja tabiat busuk itu melekat di sejumlah pejabat.
Ketegasan yang tiada henti ditunjukkan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam memberangus
korupsi tak juga mampu membuat jera para pengelola negara untuk berbuat cela. Bagi
mereka, godaan uang jauh lebih kuat ketimbang rasa malu dan rasa takut untuk menilap uang
rakyat.
Ibarat kanker, korupsi begitu mengganas menggerogoti seluruh sisi kehidupan Republik ini.
Pelaku korupsi silih berganti diberangus, tapi tak pernah habis. Terakhir, KPK membongkar
kasus dugaan korupsi dalam penyelenggaraan dan pengelolaan dana ibadah haji di
Kementerian Agama pada 2012-2013.
Tak tanggung-tanggung, patgulipat tersebut diisyaratkan merugikan negara sekitar Rp100
miliar dan diduga melibatkan Menteri Agama Suryadharma Ali. Ketua Umum PPP itu telah
pula ditetapkan sebagai tersangka dan dicegah bepergian ke mancanegara selama enam bulan
ke depan.
Tidak cukup berhenti di Suryadharma, KPK juga terus mengembangkan penyidikan dan
bukan tidak mungkin tersangka-tersangka lain akan bermunculan. Kemarin, penyidik KPK

menggeledah ruangan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Anggito Abimanyu.
KPK juga telah memeriksa Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, serta dua anggota Komisi VIII
DPR, yakni Hasrul Azwar dari PPP dan Jazuli Juwaini dari PKS. Apakah mereka akan
berlabelkan tersangka, semua bergantung pada pengembangan penyidikan.
Untuk kesekian kalinya, kita mengapresiasi KPK yang tidak pernah kehabisan energi
keberanian dalam memerangi korupsi, siapa pun pelakunya, apa pun jabatannya.
Suryadharma ialah menteri aktif kedua yang tak berkutik di bawah pedang keadilan KPK. Ia
mengikuti jejak Andi Mallarangeng yang sebelumnya menjadi tersangka kasus Hambalang.
Penetapan Suryadharma sebagai tersangka sekaligus menjadi pembenaran atas dugaan selama
ini bahwa penyelenggaraan haji menjadi lahan korupsi. Ibadah haji yang semestinya dikelola
dengan penuh kemurnian dan kesucian hati, oleh sebagian orang justru dilumuri tabiat kotor.
Keikhlasan para jemaah dimanfaatkan para pelancung untuk menggemukkan pundi-pundi
pribadi. Sikap pasrah jemaah yang seolah `haram' menyoal untuk apa saja dana haji yang
disetorkan dan apa saja hak yang harus didapatkan itu mereka jadikan tameng untuk
menggerogoti dana umat.

Tidak cuma dalam pengelolaan ibadah haji 2012-2013, KPK mesti pula mengupas
pengelolaan dana haji yang menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
jumlahnya mencapai Rp80 triliun selama 2004-2012 dengan imbal hasil Rp2,3 triliun per
tahun.

Kita senang bahwa patgulipat yang selama ini menjadi ruang gelap dalam pengelolaan ibadah
haji mulai terang terungkap. Namun, penetapan Suryadharma sebagai tersangka harus
dipastikan bukan menjadi akhir dari upaya untuk membongkar tuntas perkara itu.
KPK jangan jeri kendati ada yang mulai menuding lembaga antirasywah itu `bermain politik'
mengingat Suryadharma merupakan ketua umum partai penyokong utama salah satu caprescawapres. Jangan biarkan orang-orang yang berhati kotor terus menodai kesucian ibadah haji.

Silakan tanggapi Editorial ini melalui: http://www.metrotvnews.com

Banggar DPR tak lagi Leluasa Mainkan APBN
TOSIANI

Kelak, Banggar kembali hanya melakukan sinkronisasi pembahasan anggaran di setiap
komisi DPR.
SETELAH melakukan serangkaian persidangan, Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya
memutuskan untuk membatasi kewenangan Badan Anggaran (Banggar) DPR dalam
pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
Banggar DPR yang selama ini berperan banyak membagi dan menyunat anggaran
pembangunan dan belanja pemerintah tersebut tidak boleh masuk terlalu jauh dalam
pembahasan kegiatan dan jenis belanja yang menjadi kewenangan pemerintah.
Demikian putusan MK yang dibacakan, kemarin, dalam sidang pengujian UU No 27 Tahun

2009 tentang MPR, DPRD, dan DPD serta UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(UU Keuangan Negara) terhadap UUD 1945.
Keberatan terhadap besarnya kewenangan Banggar DPR itu diajukan Yayasan Lembaga
Hukum Indonesia, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran, Indonesia Budget Center,
Indonesia Corruption Watch, Feri Amsari, dan Hifdzil Alim. Penggugat menyoal keberadaan
dan kewenangan Banggar DPR yang bersifat tetap, kewenangan DPR untuk membahas
RAPBN secara terperinci, pembintangan/pemblokiran anggaran, dan proses serta ruang
lingkup pembahasan APBN perubahan (APBN-P).
“Jika sampai tingkat kegiatan dan jenis belanja, (Banggar) DPR terlalu jauh melampaui
urusan yang menjadi kewenangan pemerintah. Jadi, ini harus dibatasi,” kata anggota Majelis
Hakim MK Muhamad Alim.
Alim berpendapat, tugas Banggar DPR melakukan sinkronisasi pembahasan anggaran di
setiap komisi. Karena itu, mereka tidak perlu alat kelengkapan tetap.
Hakim MK lain, Ahmad Fadlil Sumadi, menyebutkan pemblokiran dan pemberian tanda
bintang pada pembahasan mata anggaran merupakan bentuk ketidakpastian hukum.
“Semestinya kewenangan Banggar terbatas pada persetujuan dan pengawasan anggaran saja.
Harusnya DPR tegas menyetujui atau tidak mata anggaran tertentu untuk menghindari
penyalahgunaan kewenangan,“ ujar Ahmad.

Menjadi broker

Saat menanggapi keputusan MK itu, Direktur Monitoring, Advokasi, dan Jaringan Pusat
Studi Hukum & Kebijakan Indonesia Ronald Rofiandri menilainya dapat mengembalikan
kehormatan DPR.

Ronald mengakui kewenangan Banggar DPR membahas anggaran harus dibatasi sehingga
tidak sampai rinci ke satuan tiga. “Putusan MK harus dipahami dalam konteks
mengembalikan kehormatan DPR dalam menjalankan peran politik anggaran dan fungsi
pengawasan,“ jelas Ronald.
Pemerintah, kata Ronald, harus memastikan proses penentuan rincian anggaran berlangsung
transparan dan akuntabel.
Sementara itu, pengamat hukum tata negara Refly Harun melihat putusan MK akan
mengurangi potensi korupsi anggota DPR. “Terutama mereka yang suka memainkan
anggaran negara. Banyak anggota DPR menjadi broker,“ kata Refly.
(Ben/Nov/X-3)
tosiani @mediaindonesia.com

Kunci Sehat itu Ya Blusukan, Ya Bahagia

DENGAN mengenakan kemeja safari berwarna putih hingga terlihat kompak, pasangan calon
presiden Joko Widodo (Jokowi), 52, dan Jusuf Kalla (JK), 72, tiba di Rumah Sakit Pusat

Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, pada pukul 07.40 WIB kemarin.
Keduanya langsung disambut komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ferry Kurnia
Rizkiyansyah dan Hadar Nafis Gumay, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zainal Abidin,
Kepala RSPAD dr Douglas S Umboh, dan kepala tim dokter Prof dr Zubairi.
Pasangan capres dan cawapres yang didukung PDIP, Partai NasDem, PKB, dan Hanura itu
pun menebar senyum sambil menyalami para dokter. Jokowi-JK pun diminta mengganti baju
khusus berwarna biru dan siap menjalani medical check up selama 8 -9 jam.
Bagi JK, pemeriksaan kali ini merupakan yang ketiga, setelah menjalaninya pada Pemilihan
Presiden 2004 dan 2009. Untuk Jokowi, itu merupakan medical check up keempat.
Sebelumnya ialah dua kali saat hendak mendaftarkan diri menjadi Wali Kota Surakarta dan
saat pendaftaran Gubernur DKI Jakarta.
Keduanya mengaku tidak ada persiapan khusus jelang pemeriksaan kesehatan tersebut.
“Kesehatan itu tidak bisa instan, tidak bisa dipersiapkan sehari. Itu kebiasaan. Saya joging,
Pak Jokowi juga. Kesehatan itu kan bukan dipersiapkan kemarin, melainkan 30 tahun
berlatih, ya jalan, blusukan, lari ke sana-kemari,” kata JK.
Menurut Ketua Umum PMI itu, kunci sehat baginya ialah hidup bahagia. Bahagia di rumah,
lanjutnya, memberikan jiwa yang tenteram dan bahagia.
Di sisi lain, Jokowi mengaku hobi blusukan-nya membuat kondisi tubuhnya prima. “Setiap
hari saya jalan, ya pasti beda dong. Kalau setiap hari hanya duduk-duduk saja, ya beda. Kalau
dilihat, pasti lebih sehat yang sering jalan,” ucap Jokowi.

Sebanyak 14 tim dokter spesialis yang beranggotakan total 42 dokter berpartisipasi dalam
pemeriksaan kesehatan kedua capres tersebut. Seusai menjalani pemeriksaan, Jokowi dan JK
minum jamu yang dipesan khusus untuk datang ke RSPAD.
KPU akan mengumumkan hasil medical check up pada 31 Mei 2014. Biaya pemeriksaan
kesehatan untuk satu pasang capres dan cawapres mencapai Rp150 juta. (Astri Novaria/X-7)

Tentara Thailand kembali Lancarkan Kudeta

MILITER Thailand mengambil alih kendali pemerintahan melalui kudeta, kemarin. Langkah
itu dilakukan selang beberapa jam setelah pertemuan antara pemerintah dan oposisi untuk
mengakhiri pertikaian politik gagal mencapai kesepakatan.
Panglima Militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-O-cha, dalam pernyataannya yang
disiarkan televisi nasional, mengatakan kudeta dilakukan untuk mencegah korban tewas lebih
banyak dan mencegah meluasnya konflik.
“Agar negara kembali normal dengan cepat, Komite Penjaga Perdamaian Nasional yang
terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Udara Kerajaan, dan polisi perlu merebut kekuasaan
pada 22 Mei pukul 16.30,” kata Prayuth.
Kudeta kali ini dipicu unjuk rasa oposisi sejak November silam untuk menuntut Perdana
Menteri Yingluck Shinawatra mundur. Itu merupakan kudeta ke-12 kali yang dilakukan
tentara ‘Negeri Gajah Putih’ sejak 1932.

Jenderal Prayuth meminta semua lembaga pemerintah tetap melaksanakan tugas secara
normal. Aksi-aksi yang menggunakan senjata dilarang. “Hubungan luar negeri tidak
terpengaruh,” ujarnya.
Militer pun langsung bertindak lebih tegas. Demonstran antipemerintah dari Front Bersatu
untuk Demokrasi Melawan Kediktatoran yang berunjuk rasa di Jalan Utthayarn, Distrik
Tawee Wattana, Bangkok, dibubarkan paksa. Militer juga memberlakukan jam malam di
seluruh wilayah Thailand.

Beberapa jam sebelum Prayuth memberi pernyataan kudeta, militer dan oposisi menggelar
pertemuan hari kedua untuk mencari solusi krisis politik dengan menerapkan undang-undang
darurat militer. Dalam pertemuan kemarin, pejabat komisi pemilu Thailand mengatakan PM
interim Niwatthamrong Boonsongpaisan dan kabinetnya harus mundur.
Oposisi juga meminta pemerintahan sementara segera dibentuk dengan tugas mempersiapkan
pemilu dalam enam sampai sembilan bulan ke depan. Namun, Niwatthamrong, pengganti
Yingluck yang dilengserkan Mahkamah Konstitusi, menentang tuntutan tersebut.
(AP/Bangkok Post/Drd/X-8)

Ahli Sebut Sadapan Suara Akil Asli

NUR AIVANNI

Saksi ahli dari ITB menilai sadapan suara Akil pada 28 dan 29 September 2013 identik
dengan aslinya.
SIDANG lanjutan perkara suap dengan terdakwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK)
Akil Mochtar menghadirkan saksi ahli Joko Sarwono. Di hadapan majelis hakim, Joko yang
merupakan ahli digital forensik dari Institut Teknologi Bandung mengungkapkan bahwa
sadapan suara Akil Mochtar yang dimiliki penyidik KPK identik dengan suara aslinya.
“Enam sampel suara yang diperiksa itu di atas 80%. Komponen pitch-nya di atas 90%.
Jadi, identik,“ jelasnya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, kemarin.
Selain suara Akil, sampel lainnya yang diperiksa, yakni suara Tubagus Chaeri Wardana
(Wawan), Susi Tur Andayani, Amir Hamzah, Kasmin, dan Alming Aling. “Iya, identik.
Keenam sampel suara tersebut dan suara dalam rekaman intersepsi diucapkan orang yang
sama,“ ujarnya.
Sampel suara Akil diambil saat percakapan pada 28 dan 29 September 2013. Terkait hal itu,
Akil sempat meragukan pemeriksaan suara yang dilakukan saksi ahli. “Kapan tanggal
mengambilnya dari percakapan? Kalau tanggal 28 dan 29 September, kan saya belum
ditangkap?“ tanya Akil.
Joko menjelaskan analisis sampel suara dilakukan pada Oktober. “Saya mendapat tugas dari
rektor pada 16 Oktober 2013,“ jawabnya. “Itu baru masuk akal,“ cetus Akil.
Joko menambahkan, sampel suara tersebut ia terima dalam bentuk CD. Tak hanya itu, Akil
pun meragukan perkembangan teknologi yang kian canggih untuk mengubah suara seseorang
dengan suara yang lain. “Sekarang kan ada program operator telepon. Apakah XL dengan
bayar Rp3.000 itu bisa?“ tanya Akil lagi. Joko menjelaskan program tersebut memang bisa
mengubah suara seseorang, tapi tidak bisa sama persis karena ada parameternya.
“Kalau saya telepon Saudara, bisa diubah. Kalau itu diintersepsi, bagaimana cara
membedakannya?“ tanya Akil. Joko menjelaskan suara tersebut masih bisa diidentifikasi.
“Kalau saya diminta untuk mengembalikan suara Bapak, bisa, selama saya punya suara
Bapak,“ jelasnya.
Akil pun masih belum puas dengan jawaban Joko. “Sekarang kan sama operator bisa jual?“
tanya Akil lebih lanjut. Menurut Joko, program suara yang ditawarkan operator hanya berupa
karakter fisik sehingga suara asli masih bisa dikembalikan.

Dua hakim MK

Di sisi lain, Akil meminta majelis hakim tipikor menghadirkan kembali dua hakim konstitusi,
Maria Farida dan Anwar Usman. “Yang mulia, saya meminta supaya jaksa penuntut umum
bisa menghadirkan kembali hakim Maria Farida dan Anwar Usman,“ pintanya.
Ketua majelis hakim tipikor Suwidya mengatakan pihaknya tidak dapat menolak permintaan
itu karena berdasarkan ketentuan undang-undang, apabila saksi yang ada dalam berita acara
pemeriksaan (BAP) diminta dihadirkan terdakwa, harus dipenuhi.
“Ya, apabila sudah ada di ketentuan harus dihadirkan, bagaimana jaksa bisa tidak?“ tanya
Suwidya “Akan kami usahakan karena jadwal sidang keduanya padat, Yang Mulia,“ jawab
jaksa penuntut umum.
Suwidya lalu meminta agar saksi Maria Farida dan Anwar Usman dihadirkan dalam
persidangan lanjutan pada Senin (26/5) mendatang. (P-3)
aivanni @mediaindonesia.com

Indonesia Butuh Revolusi Mental

NUR AIVANNI

Sudah saatnya para pemimpin nasional mengedepankan revolusi mental dalam
mengelola negara besar ini.
BANGSA Indonesia membutuhkan keberanian untuk memperjuangkan mentalitas nasional.
Keberadaan seorang pemimpin yang jujur, apa adanya, mutlak dibutuhkan saat ini, bukan
pemimpin bermental pengemis yang mau dilayani.
Hal itu yang mengemuka dalam diskusi panel “Revolusi Mental dalam Konteks Kepentingan
Nasional RI sebagai Landasan Kemandirian Ekonomi, Kedaulatan Politik dan Kebudayaan
yang Bermartabat”, di Jakarta, kemarin.
“Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, tetapi mentalitas pemimpin kita kecil,” ujar
pengamat sosial budaya Yudi Latief, yang hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut.
Menurut Yudi, mentalitas seorang pemimpin menjadi begitu penting dalam sebuah bangsa
yang menginginkan perubahan. Pasalnya, perubahan itu harus dimulai dari revolusi mental.
Merosotnya nilai-nilai luhur mentalitas bangsa, menurut Yudi, terjadi karena adanya distorsi
dalam perkembangan revolusi. Bangsa Indonesia yang seharusnya mengedepankan mental
investment, justru mengabaikan adanya revolusi mental tersebut.
“Yang paling diabaikan ialah mental investment. Proses karakter tidak pernah dibangun dan
tidak pernah disentuh,” terang Yudi.
Karena itu, imbuh Yudi, Joko Widodo yang maju sebagai bakal calon presiden bersama Jusuf
Kalla (cawapres) sangat tepat mencanangkan revolusi mental dalam kepemimpinan mereka
kelak. “Kita perlu keberanian untuk memperjuangkan mentalitas nasional.”
Menurutnya, bangsa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang mampu melayani apa
yang dibutuhkan rakyatnya. “Harus ada pemimpin yang mau turun ke rakyat, serta pemimpin
yang mempunyai kesiapan untuk mendengar rakyatnya,” imbuhnya.
Revolusi mental yang dimulai dari seorang pemimpin juga menjadi penting agar martabat
bangsa tidak direndahkan oleh bangsa lain. Dicontohkan, pemimpin bangsa saat ini masih
mau didikte oleh negara lain seperti Singapura dan Malaysia. “Padahal kita adalah bangsa
besar,“ cetusnya.
Kepentingan bangsa
Hal senada diutarakan anggota Komisi VII DPR RI Dewi Aryani yang juga sebagai
pembicara. Ia mengatakan seorang pemimpin harus mempunyai cara berpikir luas untuk

kepentingan bangsa dan negara ke depan. Terkait hal itu, Dewi menilai Jokowi mempunyai
pandangan serupa.
Ia mencontohkan revolusi mental di bidang energi. “Kalau revolusi mental di bidang energi,
yang harus dituju ialah kedaulatan energi,“ kata Dewi. Untuk menuju hal itu, menurutnya,
yang harus diubah ialah mindset, tidak hanya dari pemerintah dan parlemen, tapi juga
masyarakat.
Ia menilai saat ini pemerintah masih belum bisa menyediakan pelayanan listrik kepada
masyarakat. “Secara nasional, penyediaan listrik yang maksimal hanya sekitar 30%,“
ungkapnya. Karena itu, Dewi berharap pemerintahan Jokowi kelak konsen dalam hal itu.
Kendala dana bisa diatasi jika kepemimpinan Jokowi bersih sehingga APBN pun
terselamatkan. “Karena itu, kita butuh presiden yang bisa menyelamatkan keuangan rakyat,“
pungkasnya. (P-2)
aivanni @mediaindonesia.com

Koalisi Prabowo Sarat Masalah
RUDY POLYCARPUS

Dalam membangun koalisi mestinya mempertimbangkan juga latar belakang partai
dan tokoh- tokoh yang tergabung di dalamnya.
KOALISI yang digalang calon presiden (capres) Prabowo Subianto dinilai cacat secara etika
dan moral. Pasalnya, dalam koalisi tersebut bercokol elite politik yang terseret oleh kasus
korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi dan sejumlah masalah lainnya.
Hal itu diutarakan pegiat Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Muhammad Fadjroel
Rachman di Jakarta, kemarin. Ia mencontohkan beberapa petinggi partai anggota koalisi
pendukung Prabowo yang tersebut dalam kasus korupsi, yaitu Ketua Umum Partai Bulan
Bintang MS Kaban yang disebut dalam dakwaan jaksa KPK telah menerima suap dari
terdakwa kasus korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) Anggoro
Widjojo kala menjabat menteri kehutanan.
“Lalu Menteri Agama Suryadharma Ali yang juga Ketua Umum PPP dengan dugaan korupsi
penyelenggaraan haji, ada lagi petinggi PKS yang baru saja didera kasus impor daging sapi.
Belum lagi ganti rugi korban lumpur Lapindo yang sejak 2004 belum juga mampu
dituntaskan Aburizal Bakrie. Ini berbahaya bagi publik kalau orang-orang tersebut berkuasa.
Selama ini, publik melihat mereka telah merugikan rakyat,” ujar Fadjroel.
Masalah tak berhenti di situ. Fadjroel mengatakan Prabowo sebagai lokomotif koalisi juga
tak lepas dari masalah. Stempel pelaku kejahatan hak asasi manusia dan penculikan
mahasiswa pada akhir masa Orde Baru masih melekat pada Prabowo sebelum adanya
pengadilan hukum atas kasus itu.
Padahal, sambung dia, Prabowo sudah dipecat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang saat
itu dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo.
“Putusan DKP ini menunjukkan Prabowo sebagai orang paling bertanggung jawab atas
hilangnya sejumlah aktivis,“ ujar aktivis 1998 itu.
Fadjroel menyayangkan sejumlah politikus yang mendadak lupa dengan rekam jejak
Prabowo. Misalnya mantan Ketua Umum PAN Amien Rais yang mengajak publik tidak
mengungkit sejarah, dan sebaliknya, menatap ke depan.
Tidak berpengaruh
Calon wakil presiden yang berpasangan dengan Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, menilai
penetapan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka oleh KPK tidak akan
memengaruhi koalisi partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.
“Tidak akan terpengaruh. Tetap akan berjalan karena koalisi itu dukungan partai,“ kata Hatta
di Jakarta, kemarin.

Dalam keterangannya kepada wartawan, kemarin, juru bicara KPK Johan Budi menyebut
Suryadharma Ali diduga telah menyalahgunakan kewenangan yang menyebabkan kerugian
negara.
KPK mengenakan dua pasal dalam UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi kepada Suryadharma, yaitu Pasal 2 ayat (1) dan/atau Pasal 3. Kedua pasal itu berisi
soal penyalahgunaan kewenangan secara melawan hukum dengan melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi sehingga dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. (Ant/P-1)
polycarpus @mediaindonesia.com

Kampanye Hitam Terus Meningkat
KONTESTASI pemilu presiden yang hanya diikuti dua pasang calon presiden, Joko WidodoJusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dapat dipastikan dipenuhi serangan
kampanye hitam.

Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampouw mengatakan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) semestinya mencegah
kampanye hitam tidak semakin melebar. Pasalnya, dua lembaga itu bertanggung jawab
memberikan pendidikan demokrasi kepada rakyat.
“Negara mestinya harus mengambil inisiatif untuk menindak para pelaku kampanye jahat itu.
Sebab kalau terus dibiarkan, ini akan merusak kehidupan berbangsa dan bernegara kita,“ kata
Jeirry dalam diskusi “Menolak Kampanye Hitam, Mendorong Kampanye Positif” di Jakarta,
kemarin.
Ia menambahkan, paradigma elite-elite yang hanya melihat kampanye hitam sebagai hal yang
biasa dan lumrah harus segera diubah.
“Negara tidak boleh membiarkan sikap dan perilaku hidup rasis dan diskriminatif yang
disertai penyebaran kebencian terhadap setiap orang dengan latar belakang yang berbeda,”
imbuhnya.
Di diskusi yang sama, Direktur Komunikasi Indonesia Indikator Rustika Herlambang
mengatakan praktik kampanye hitam merupakan salah satu jurus kampanye yang paling
cepat, instan, dan menjadi pilihan untuk menurunkan kekuatan lawan. Pasalnya, untuk
menggelar kampanye positif memerlukan waktu panjang, bahkan bisa bertahun-tahun karena
memerlukan rekam jejak yang baik.
“Kampanye hitam itu untuk saling menjatuhkan,” kata Rustika.
Dalam catatannya, sepanjang 2014, terdapat 5.551 pemberitaan yang bernuansa kampanye
hitam. Sebanyak 1.515 di antaranya ditujukan kepada Joko Widodo dan 743 kepada Prabowo.
“Kampanye hitam lebih banyak menyasar kepada Jokowi sebagai capres ketimbang serangan
ke PDIP. Berbeda dengan serangan ke Prabowo yang cenderung lebih tinggi daripada ke
partainya, Gerindra,” paparnya. (Yah/P-1)

KPU Berhentikan 229 Petugas Pemilu
RUDY POLYCARPUS

Muncul kesan KPU lari dari tanggung jawab dengan membawa penyelenggara pemilu
bermasalah ke DKPP.

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) memberhentikan sementara 229 penyelenggara pemilu
yang terindikasi curang. Mereka mencakup 22 anggota KPU kabupaten/kota, 44 panitia
pemilihan kecamatan, 88 petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), serta
75 panitia pemungutan suara (PPS).
Selain pemberhentian sementara, wasit pemilu itu juga menjatuhkan sanksi berupa teguran
terhadap 15 anggota KPU di kabupaten/kota, 84 anggota PPK, 26 anggota PPS, dan 28
anggota KPPS.
Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah menyatakan tindakan tersebut merupakan
langkah untuk meminimalisasi kecurangan serupa serta menciptakan proses pilpres yang
lebih berintegritas.
“Mereka yang diberhentikan sementara diajukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilu untuk diberhentikan jika bersalah. Kalau tidak terbukti, direhabilitasi dan diaktifkan
kembali,” cetus mantan Ketua KPU Jawa Barat itu di Jakarta, kemarin.
Sepanjang penyelenggaraan Pileg 2014, jelasnya, ada dua anggota KPU Kabupaten Sarmi
Papua dan 1 Palopo serta 13 anggota PPK di Pasuruan yang sudah dipecat DKPP. Ia
menegaskan KPU tidak menoleransi anggotanya yang terindikasi berbuat curang.
Secara terpisah, pengamat pemilu Jeirry Sumampow menangkap kesan bahwa KPU lari dari
tanggung jawab dengan membawa penyelenggara pemilu bermasalah ke DKPP. Menurut dia,
KPU seharusnya segera memecat penyelenggara pemilu bermasalah tanpa harus menunggu
putusan DKPP.
“Membawa ke DKPP terkesan KPU cuci tangan karena seolah-olah teman. Jadi, segan untuk
memecat anggotanya atau membawanya ke ranah pidana. Padahal, proses internal itu harus
dilakukan untuk meningkatkan wibawa pimpinan KPU,” ujarnya.
Dia berpendapat KPU juga harus menyiapkan langkah preventif dengan memperketat proses
rekrutmen penyelenggara pemilu di tingkat bawah agar kejadian tersebut tidak berulang pada
penyelenggaraan pilpres.
Sebelumnya, rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II DPR dengan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) menghasilkan beberapa kesimpulan. Di antaranya, pileg dianggap masih dinodai
banyak kecurangan serta politik uang yang masif dan sistematis di beberapa daerah, termasuk
penyelewengan terhadap peraturan perundang-undangan pemilu.
Selain itu, apabila terdapat perangkat KPU yang terbukti melakukan kecurangan dan
pelanggaran, Komisi II meminta KPU mengambil langkah tegas dan menindaklanjutinya
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kemudian, dalam rangka pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014, Komisi II
DPR meminta KPU mempersiapkan dan membenahi perangkatnya secara maksimal demi

menghindari kecurangan dan potensi konflik yang mungkin akan terjadi. KPU diharapkan
melaporkan kepada Komisi II DPR mengenai proses pelaksanaan pilpres untuk dibahas pada
RDP selanjutnya. (Ben/P-5)
polycarpus @mediaindonesia.com

Sidang PHPU Bisa Diikuti dari Daerah
MAHKAMAH Konstitusi telah bekerja sama dengan 39 perguruan tinggi di Indonesia untuk
melaksanakan penyiaran persidangan jarak jauh melalui video conference.
Pelaksanaan sidang jarak jauh dengan mekanisme video conference diatur dalam Peraturan
MK Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengajuan Permohonan Elektronik (Electronic
Filling) dan Pemeriksaan Persidangan Jarak Jauh (Video Conference).

Perguruan tinggi tersebut akan menyediakan fasilitas untuk konferensi video kasus sengketa
pemilu legislatif yang diajukan partai politik di kabupaten setempat. Seperti yang dilakukan
oleh Universitas Jember, yang telah menyiapkan operator untuk fasilitas konferensi video.
“Sehingga saksi yang tidak sanggup dibawa ke MK atau partai politik yang mengajukan
gugatan tidak perlu datang ke MK di Jakarta, karena sidang bisa diikuti dari jarak jauh,” kata
Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember, Widodo Eka Tjahyana, di Jember, kemarin.
Hari ini, sidang sengketa hasil pemilu legislatif akan mulai digelar. Hingga batas waktu
penutupan pendaftaran gugatan 12 Mei lalu, MK menerima 767 gugatan. Namun, banyak
tambahan hingga dua hari sebelum persidangan berkas perkara itu, hingga mencapai 792
perkara.
Ketua MK Hamdan Zoelva mengatakan MK tidak bisa menolak gugatan yang terus masuk
meskipun di luar ketentuan. Menurutnya, panitera juga tidak bisa menolak berkas gugatan
yang terus-menerus datang ke MK. “Panitera tidak bisa langsung menolak, nanti hakim yang
akan memutuskan. Kita akan dengarkan nanti di sidang perkaranya seperti apa,” ujar
Hamdan.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay mengatakan telah
mengumpulkan seluruh ketua KPU daerah untuk menginventarisasi sengketa pemilu yang
terjadi di daerah masing-masing.(AI/Ant/P-5)

Pembangunan Ekonomi untuk Kesejahteraan Bangsa
Rokhmin Dahuri Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Maritim dan Perikanan

INDONESIA sejatinya memiliki modal dasar terlengkap untuk menjadi bangsa yang maju,
sejahtera, dan berdaulat. Pertama, berupa 250 juta penduduk, terbesar keempat di dunia
setelah Tiongkok, India, dan AS. Jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang
yang berusia tidak produktif (bonus demografi), dengan jumlah kelas menengah yang terus

meningkat dari tahun ke tahun. Ini merupakan potensi pasar domestik yang luar biasa
besarnya.
Kedua, kekayaan alam yang melimpah dan beragam, baik yang terdapat di wilayah darat
maupun lautan. Ketiga, posisi geoekonomi yang sangat strategis, di jantung pusat
perdagangan global. Sekitar 45% dari seluruh komoditas dan barang yang diperdagangkan di
dunia dengan nilai US$1.500 triliun per tahun diangkut melalui laut Indonesia (UNCTAD,
2010).
Namun, sudah 69 tahun merdeka, Indonesia masih sebagai negara berkembang (GNP per
kapita US$5.000) dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, kesenjangan
antara kelompok kaya dan miskin kian melebar, serta daya saing ekonomi yang rendah.
Tingkat kemajuan dan kemakmuran Indonesia jauh di bawah negara-negara tetangga yang
modal dasar pembangunannya terbatas.
Sebut saja Singapura, Korea Selatan, dan Jepang, yang sudah lama menjadi negara maju
dengan pendapatan per kapita di atas US$30 ribu. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Indonesia hanya menempati peringkat ke-6 di ASEAN di bawah Singapura, Brunei
Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Yang lebih mencemaskan, hingga saat ini fondasi dan struktur ekonomi Indonesia masih
rapuh, sangat bergantung pada eksploitasi SDA yang miskin hilirisasi dan nilai tambah.
Pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun terakhir lebih dari 70% berasal dari konsumsi, ekspor
komoditas mentah, aliran masuk 'uang panas', dan sektor non-tradable seperti properti, hotel,
mal, dan jasa angkutan.
Sementara itu, kita mengimpor mesin dan peralatan mesin, bahan baku, dan bahan penolong
untuk memasok industri nasional. Barang-barang konsumsi (consumer goods) buatan luar
negeri seperti kulkas, mesin cuci, microwave, oven, kipas angin, AC, komputer, dan HP
membanjiri pasar domestik di seluruh wilayah Nusantara.
Akhir-akhir ini kita mengimpor pesawat terbang, kapal perang, dan alutsista dalam jumlah
yang sangat besar. Bahkan, ironisnya Indonesia kini menjadi bangsa pengimpor pangan
terbesar di dunia, mulai beras, jagung, gandum, kedelai, gula, buah-buahan, bawang putih,
ikan, sampai garam.
Strategi industrialisasi
Dengan fondasi dan struktur ekonomi semacam itu, Indonesia bisa terjebak sebagai negara
berpendapatan menengah, alias tidak bisa menjadi negara maju dan makmur. Untuk keluar
dari jebakan tersebut, mulai sekarang kita harus membangun perekonomian negara ini
berbasis industri yang inovatif, inklusif, dan ramah lingkungan. Suatu sistem perkonomian
yang mampu menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang kompetitif untuk
memenuhi kebutuhan nasional ataupun ekspor secara berkelanjutan.

Ciri dari barang dan jasa yang kompetitif ialah kualitasnya unggul, harganya relatif murah,
dan volume produksinya teratur, serta dapat memenuhi kebutuhan konsumen (pasar)
domestik ataupun ekspor setiap saat diperlukan. Barang dan jasa dengan tiga ciri semacam itu
hanya dapat diproduksi oleh perusahaan (unit usaha) yang memiliki produktivitas dan
efisiensi yang tinggi. Yakni, perusahaan yang memenuhi skala ekonomi, menggunakan
teknologi mutakhir dalam setiap mata rantai sistem bisnisnya, menerapkan manajemen sistem
rantai suplai (produksi processing pemasaran) secara terpadu, dan mengikuti prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Dalam jangka pendek dan menengah (1-5 tahun ke de pan), kita mesti memperkuat dan
mengembangkan perusahaan-perusahaan nasional berskala besar (korporasi) ataupun UMKM
yang mampu; 1) menghasilkan barang dan jasa yang kompetitif, 2) membuahkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi (di atas 8% per tahun), 3) menyerap banyak tenaga kerja
dengan pendapatan rata-rata sedikitnya US$7.250 (pendapatan minimal untuk negara
berpendapatan menengah atas), dan 4) tersebar secara proporsional di seluruh wilayah NKRI.
Ini sangat mungkin kita realisasikan dengan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan nilai
tambah sektor-sektor ekonomi SDA (pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, ESDM,
dan pariwisata) secara berkeadilan dan ramah lingkungan, juga melakukan ekstensifikasi dan
diversifikasi sektor ekonomi SDA berbasis inovasi ramah lingkungan, terutama di luar Jawa
dan Bali.
Selain itu, kita harus merevitalisasi industri-industri yang selama ini menjadi unggulan
nasional (seperti tekstil, elektronik, otomotif, makanan dan minuman, serta industri kreatif)
supaya lebih produktif dan berdaya saing di pasar domestik ataupun global.
Secara simultan, mulai sekarang sampai 25 tahun ke depan (jangka panjang), kita harus
secara sistematis dan berkesinambungan melakukan transformasi struktur ekonomi nasional.
Ini meliputi industrialisasi sektor pertanian, kehutanan dan kelautan-perikanan tradisional
dengan menerapkan teknologi mutakhir, skala ekonomi, manajemen sistem rantai suplai
terpadu, dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ramah lingkungan.
Selain itu, melakukan hilirisasi sektor ESDM dan pengelolaannya harus sesuai dengan Pasal
33 UUD 1945. Jangan seperti sekarang, lebih dari 85% pengelolaan migas dan pertambangan
umum (mineral dan batu bara) diserahkan kepada korporasi asing.
Industri dasar (logam, permesinan, kimia, dan biologi) harus diperkuat dan dikembangkan.
Dalam hal industrialisasi, kita bisa belajar dari Korea Selatan. Negara yang pada 1960-an
kemajuan dan kemakmurannya di bawah Indonesia itu, sejak 1997 sudah menjadi negara
industri maju yang makmur.
`Negeri Ginseng' juga yang paling cepat bangkit dari krisis ekonomi Asia 1998. Sekarang
Korsel menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia di bidang teknologi informasi, elektronik,

otomotif, perkapalan, konstruksi, farmasi, kosmetik, dan industri kreatif. Kuncinya satu,
Korea memiliki industri dasar yang kuat dan berdaya saing.
Selain itu, transformasi struktur ekonomi juga mencakup peningkatan kapasitas bangsa
untuk; 1) mendiversifikasi struktur produksi domestik, 2) mengembangkan sektor-sektor
ekonomi baru (seperti kelautan, teknologi informasi, energi baru dan terbarukan,
bioteknologi, nanoteknologi, dan new materials), 3) memperkokoh keterkaitan ekonomi
(economic linkages) antarsektor pembangunan dan antarwilayah, dan 4) meningkatkan peran
Indonesia dalam sistem rantai produksi global agar lebih sebagai bangsa produsen, bukan
konsumen seperti dalam sepuluh tahun terakhir.
Dukungan SDM inovatif
Untuk melaksanakan strategi industrialisasi di atas, kita harus meningkatkan kapasitas bangsa
dalam menguasai, menghasilkan, dan menerapkan inovasi ipteks (ilmu pengetahuan
teknologi dan seni) dalam segenap aspek kehidupan, khususnya di bidang industri dan
ekonomi. Pasalnya, fakta empiris menunjukkan bahwa bangsa-bangsa yang maju dan
sejahtera, seperti yang tergabung dalam OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development), Singapura, dan Tiongkok adalah mereka yang memiliki daya inovasi tinggi.
Malangnya, saat ini Indonesia tergolong bangsa dengan daya inovasi yang rendah, urutan 85
dari 142 negara yang disurvei tentang kapasitas inovasi (Global Innovation Index). Adapun
Singapura berada di peringkat ke-8, Malaysia ke-32, Tiongkok ke-35, Thailand ke-57,
Filipina ke-65, dan Vietnam ke-76. Lima bangsa dengan kapasitas inovasi tertinggi ialah
Swiss, Swedia, Inggris, Belanda, dan AS (Cornell University, INSEAD dan WIPO, 2013).
Supaya kapasitas inovasi bangsa Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara industri maju,
kualitas SDM (sumber daya manusia) mesti terus menerus ditingkatkan sehingga memiliki
pengetahuan, keahlian, daya inovasi, dan etos kerja yang unggul. Ini dapat dilakukan melalui
penguatan dan pengembangan sistem pendidikan, R&D (penelitian dan pengembangan),
pelatihan, dan pelayanan kesehatan prima.

Pagelaran sudah Cukup
Toeti Prahas Adhitama, Anggota Dewan Redaksi Media Group

AKHIRNYA pilihan partai-partai politik mengerucut ke dua kelompok. Partai Demokrat
memilih untuk berdiri sendiri. Maka rasanya cukup lengkap sudah kita berwacana-wacana
tentang para calon presiden (capres)/calon wakil presiden (cawapres) karena semakin banyak
bicara, akan makin membuka kesempatan untuk keraguan atau kampanye hitam; yang
rasanya pada tahap ini tidak fair lagi. Hanya membuat rakyat bingung. Ini bukan kontes
Indonesian Idol demi mendulang suara. Sekalipun selalu dikatakan rakyat sudah cukup
pandai, tetapi jangan mereka menjadi korban hasutan yang merugikan masa depan bangsa ini.
Yang dikonteskan sebaiknya platform dan program setiap kelompok sehingga rakyat
mendapat pilihan yang adil, tanpa harus diobok-obok lagi emosinya tentang masalah-masalah
pribadi sehingga kembali melangkah mundur.
Misalnya, salah satu yang ramai dikampanyekan selama 2014 ini adalah soal ekonomi
kerakyatan. Karena membawa nama `rakyat' tentu rakyat ingin banyak tahu tentang maksud
istilah itu, sekalipun istilah itu sudah dipakai sejak zaman Bung Hatta pada awal-awal
merekahnya Republik ini.
Istilah semula `ekonomi rakyat' kemudian berubah menjadi `ekonomi kerakyatan'. Bung
Hatta ingin memopulerkan sistem itu dengan sistem koperasi. Masyarakat masa kini, yang
tidak terlalu mafhum sejarah ekonomi waktu itu, tentu tidak tahu apakah sistem koperasi itu
berjalan sesuai yang diharapkan, sekalipun di Belanda sistem itu sukses besar. Keraguan
tentang pengejawantahan sistem ekonomi kerakyatan bisa menimbulkan tanda tanya, apakah
akan ada hubungannya dengan nasionalisasi, seperti yang akhir-akhir ini diasumsikan?
Sebab, dengan perkembangan ekonomi dunia seperti sekarang, sikap dan tindakan yang bisa
menimbulkan kesalahpahaman sebaiknya dihindari.
Peran pemerintah Berbeda dalam sistem pasar bebas sepenuhnya, dalam sistem ekonomi
kerakyatan tentunya pemerintah akan memainkan peran semakin aktif dalam mengadakan
perubahan pada sistem yang selama ini berlaku, memang, sekalipun tidak harus dengan
menjalankan nasionalisasi secara serampangan yang akan merusak tertib ekonomi yang sudah
dibangun selama ini.
Sesuai dengan UUD kita, yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak pastinya akan
diwaspadai sesuai arahan pemerintah. Ini mengindikasikan bahwa pemerintah akan lebih
banyak bersuara tentang alokasi sumber-sumber dana. Alasannya, sumber bumi faktanya
menipis, peledakan penduduk menuntut penyediaan pangan lebih besar dan tuntutan
pemerataan pendapatan.
Peningkatan jumlah penduduk yang makin mendekati seperempat miliar tidak bisa diabaikan.
Dalam kaitan itu, sektor swasta perlu lebih banyak bekerja sama dengan pemerintah dalam
menetapkan prioritas penanaman modal dan sekaligus merumuskan kebijakan teknologi yang
tepat, lebih-lebih mengingat menurunnya kinerja sektor industri. Untuk menciptakan orde
baru di bidang perekonomian nasional memang diperlukan usaha perubahan besar-besaran,

didukung kebijaksanaan nasional yang mengutamakan pemerataan kekayaan dan
penghasilan.
Karena kekayaan, maupun kekuasaan, selalu bersifat terbatas, perlu ada aturan tentang cara
mendistribusikan karena selalu ada saja oknum atau kelompok yang serakah untuk
memonopoli dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya. Maka peraturan selalu
diperlukan demi ketertiban, lebih-lebih tidak ada keberlimpahan yang sifatnya terus-menerus.
Ada yang mengatakan, keterbatasan selalu menimbulkan ketimpangan distribusi. Pendapat
itu masih harus diragukan kebenarannya. Kenyataannya, selama manusia merasa masih bisa
memiliki sebanyak yang memuaskan hatinya, mereka tidak peduli akan kebutuhan orangorang lain.
Mengapa ramalan selalu meleset
Sekitar tiga dasawarsa yang lalu kita pernah diramalkan Arlington Forecasting International
Company bahwa antara 1996-2005 Indonesia akan menjadi negara ke-7 termaju setelah
Australia, Amerika, Kanada, Inggris, Swedia dan Jerman Barat. Kabar semacam itu selalu
menggembirakan karena memberikan sebentuk harapan. Kesimpulan itu hasil olahan
komputernya setelah mendapat 64 indikator, lebih dari 200 tren, dan lebih dari 3.500
peristiwa. Semua berkaitan dengan masalah-masalah sosial, politik, ekonomi dan energi.
Ramalan itu terbukti jauh meleset. Ramalan kesuksesan Indonesia bukan pertama kali itu
diadakan. Masalahnya komputer memerlukan data tepat untuk bisa terprogram sesuai
kebutuhan. Yang menjadi pertanyaan, apakah indikator pendidikan masyarakat Indonesia
masuk dalam sistem pengolahan komputernya?
Kesulitan-kesulitan praktis dan normatif strategi pendidikan, maupun biayanya yang luar
biasa, menuntut penelaahan sistem yang ada. Mana yang lebih penting bagi Indonesia,
apakah yang bertitik berat pada sejarah dan falsafah serta perkembangan kecerdasan pada
umumnya, atau bertitik berat pada ke trampilan untuk memenuhi kebutuhan?
Faktanya, sistem pendidikan disusun kalangan menengah ke atas yang tidak pernah secara
langsung merasakan pendidikan macam apa yang sebenarnya diperlukan oleh rakyat jelata
sehingga memungkinkannya melakukan mobilitas ke atas. Fakta lain, banyak yang
beranggapan bahwa memiliki kredensial seperti ijazah, gelar, atau sertifikat akan menjamin
penempatan kerja.
Tenyata tidak. Dengan kredensial yang sama, anak kalangan menengah ke atas akan lebih
mudah mendapatkan pekerjaan; sebab sikap dan perangai seseorang, yang juga persyaratan
penting, terbentuk bukan di ruang kelas. Dari segi ketenagakerjaan, pendidikan formal yang
sifatnya umum, dengan demikian tidak selalu menguntungkan anak-anak rakyat jelata.
Idealnya, ada sistem yang membuat pemerataan pendidikan informal di kalangan anak-anak
dari segenap lapisan sosial. Antara lain, misalnya, gerakan pramuka dan mengolahragakan

masyarakat, yang pernah populer, bisa menjadi sarana mengurangi ketimpangan pergaulan
sosial.

Tersangka Korupsi BPBD Kudus Ditetapkan
AKHMAD SAPUAN

Di Pangkalpinang, mantan wali kota setempat akhirnya resmi ditahan.
KEJAKSAAN Negeri Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menetapkan satu tersangka dalam
kasus dugaan korupsi belanja logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
kabupaten setempat.
Menurut Kepala Kejaksaan Negeri Kudus, Amran Lakoni, penetapan tersangka yang
berinisial ‘SG’ itu dilakukan kemarin. ‘SG’ merupakan pejabat di lingkungan BPBD Kudus.
“Dia merupakan pejabat pengadaan barang dan jasa,” ujarnya.
Untuk sementara, kata dia, tersangka yang ditetapkan baru satu, karena proses penyidikan
masih berlangsung. “Kita lihat perkembangannya apakah masih memungkinkan ada
tersangka tambahan atau tidak,” katanya.
Ia berharap proses penyidikan kasus tersebut segera rampung sehingga bisa dilimpahkan ke
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang.
Terkait dengan rencana melakukan proses audit keuangan guna mengetahui nilai
kerugiannya, Kejari Kudus sudah mengirimkan surat kepada Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP).
Pada tahap penyelidikan, tercatat ada belasan saksi yang dimintai keterangannya oleh Kejari
Kudus. Di antaranya, Trisuko Muryo Hananto (sekretaris), Sugiyanto (Kasi Rekonstruksi dan
Rehabilitasi), Atok Darmobroto (Kasi Pencegahan dan Kedaruratan), Rudhy Maryanto (Kasi
Kedaruratan dan Logistik), Edi Purwanto (staf), Eling Rinawati (staf), Joko Siswanto (staf ),
Agus Widayat (staf), Nur Kasihan (bendahara), dan Sekda selaku Ketua Ex Officio.
Saksi yang dipanggil Kejari Kudus merupakan PNS yang berdinas di BPBD Kudus yang
diduga mengetahui proses pengadaan logistik 2012 yang bersumber dari APBD Kudus 2012.
Dugaan penyimpangan belanja kebutuhan logistik di BPBD Kudus tahun anggaran 2012
diperkirakan mencapai Rp600 juta. Sementara itu jumlah dana yang terindikasi terjadi
penyimpangan sekitar Rp193 juta dari total belanja secara keseluruhan.
Terkait penetapan tersangka, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus, Djumadi, ketika
dihubungi lewat telepon enggan memberikan komentar.
Ditahan
Di Bangka Belitung, mantan Wali Kota Pangkalpinang dua periode, Zulkarnain Karim,
akhirnya resmi ditahan pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat ke Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Pangkalpinang di Kelurahan Tuatunu, Kecamatan
Gerunggang, Rabu (21/5) sekitar pukul 19.00 WIB.

Zul dieksekusi setelah menjalani pemeriksaan secara maraton hampir 11 jam, yakni pukul
09.00-14.00 di Kejaksaan Tinggi, dilanjutkan kembali pada 14.30-19.00 di Kejari
Pangkalpinang.
Zul terseret kasus tindak pidana korupsi (tipikor) ruilslag lahan terhadap pembangunan
perumahan dinas Tampuk Pinang Pura (TPP) dekat Kolong Retensi Kacang Pedang pada
2006 silam. Tidak hanya Zulkarnain, turut dilakukan penahanan tersangka lain dalam kasus
sama yakni Erwin Sugianto selaku kontraktor pelaksana PT Trisa Jaya Iwana.
Di Kalimantan Selatan, Komisi Pemberantasan Ko rupsi (KPK) diminta segera menuntaskan
kasus dugaan korupsi sektor pertambangan di Kalimantan Selatan. Hal itu dikemukakan
Berry Nahdian Furqon, aktivis lingkungan di Kalsel, kemarin.
Menurutnya, saat ini KPK masih berkutat pada tahapan pencegahan padahal dalam
praktiknya sudah cukup banyak indikasi terkait praktik korupsi di sektor kehutanan dan
pertambangan. (DY/RF/JH/N-1)
achmad_safuan @mediaindonesia.com

Pejabat di Papua Biayai Sipil Bersenjata

KAPOLDA Papua Irjen Tito Karnavian mengaku telah mendapat bukti keterlibatan pejabat di
daerah itu sebagai penyandang dana pembelian senjata untuk kelompok sipil bersenjata. Para
pejabat tersebut bertugas di daerah pegunungan Papua.
“Indikasi adanya penyandang dana itu terungkap dari hasil pemeriksaan dan pengembangan
kasus penangkapan jaringan pemasok senjata dari Filipina dan Papua Nugini ke Papua. Kami
sudah memeriksa tersangka dan mereka menyebutkan nama penyandang dananya,“ tutur Tito
di Jayapura, kemarin.
Awal pekan ini, Polda Papua menangkap JM, 39, dan RT, 22, pemasok senjata dan amunisi
dari Filipina dan Papua Nugini. Dari tangan mereka disita tiga senjata api serta puluhan
amunisi. (MC/N-2)

Biaya Haji Terganjal Perpres
DIKA DANIA KARDI

Belum ditetapkannya biaya haji melalui Perpres membuat target pengumuman
pelunasan biaya

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Kewenangan LPPOM MUI dalam penentuan sertifikasi halal pasca berlakunya uu no.33 tahun 2014

4 90 0