Ilmu Sosial Budaya Dasar Manusia Nilai M
Paper
Ilmu Sosial Budaya Dasar
Manusia Nilai, Moral dan Hukum
Kelompok 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bi Mizan Addien
Ishlahul Rohimah
Naim Anggraita
Rika Triyoga P
Rizkiana Indah K. A
Suci Nur H
Teny Fitriana M. K
M3512006
M3512024
M3512032
M3512041
M3512042
M3512044
M3512045
D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
A. Problem
Kurangnya kesadaran moral remaja
Contoh Kasus:
Dua video mesum yang diduga diperankan remaja usia sekolah, beredar di
tengah masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur. Bahkan
salah satunya, diduga kuat diperankan seorang siswi salah satu SMP setempat.
Selain di Kukar, video tak senonoh itu juga beredar di Samarinda. Video
pertama, berdurasi sekitar 6 menit. Seorang remaja wanita terlihat dikelilingi lebih
dari 3 rekan remaja pria berada di sebuah pondok. Adegan mesum yang dilakukan
mereka, direkam dengan menggunakan telepon selular. Bahkan pembicaraan mereka
terdengar jelas berlogat bahasa daerah Kutai Kartanegara.
"Ini 'kan bahasa Kutai, terdengar jelas. Video ini sudah menyebar luas dari hp
ke hp. Di sini saja (Samarinda) heboh, apalagi di sana (Kukar)," kata Rudiyanto,
dalam perbincangan bersama detikcom di Samarinda, Minggu (21/10/2012).
Rudiyanto menilai, perilaku tidak senonoh dalam video tersebut tidak lepas
dari penyalahgunaan perkembangan teknologi dan minimnya pengawasan orangtua
terhadap perekam dan pelaku dalam video tersebut.
"Hp bisa merekam, ya merekamnya yang tidak senonoh seperti ini. Seperti
anak remaja yang tidak dididik dan minim pengawasan orangtuanya," ujar Rudiyanto.
Sementara pada tayangan video lainnya lebih mengejutkan. Dua remaja belia
pria dan wanita, terlihat asik berbuat mesum di atas motor roda dua. Video berdurasi
sekitar 3 menit itu, direkam oleh remaja pria. Namun yang lebih mencengangkan,
pemeran remaja wanita terlihat mengenakan seragam olahraga salah satu SMP negeri
di Kutai Kartanegara berwarna biru.
"Ini di video, wajah si cewek memang ditutup. Tapi baju olahraganya itu tidak
bisa dibohongi. Tertulis salah satu sekolah negeri di Sebulu, Kukar," ketus Samsudin,
warga Samarinda lainnya.
"Ini bagaimana sekolahnya ya? Pastinya sangat malu kalau pemeran video itu
benar-benar siswi di sekolah itu. Perilaku remaja sekarang benar-benar keterlaluan,"
ucap Samsudin kesal.
"Video mesum ini menjadi pelajaran sangat berharga, buat orangtua dan guruguru di sekolah. Kalau perlu, setiap hari hp itu dirazia isi kontennya. Kalau tidak razia
oleh gurunya, ya dirazia orangtuanya. Supaya perilaku anak setiap hari, salah satunya
bisa diketahui dan diawasi melalui hpnya. Ini benar-benar perilaku remaja yang
menyimpang," tutupnya.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan moral dalam kasus?
2. Bagaimana cara meminimalisir permasalahan moral dan hukum seperti pergaulan
remaja yang tidak terkontrol di Indonesia?
C. Pembahasan Masalah
Menurut Hurlock (1990), moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan
perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Menurut Chaplin
(2006), moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau
menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
Menurut kelompok kami, perilaku tidak senonoh dalam kasus tersebut tidak
lepas dari penyalahgunaan perkembangan teknologi dan minimnya pengawasan
orangtua terhadap perekam dan pelaku dalam video tersebut. Selain itu juga
rendahnya moral remaja Indonesia zaman sekarang karena kemajuan zaman di era
globalisasi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan nilai, moral
maupun hukum pada remaja antara lain :
1. Identitas
Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson (Santrock, 1996)
masa remaja ada pada tahap di mana krisis identitas versus difusi identitas harus
di atasi.
2. Kontrol diri
Kenakalan remaja
juga
dapat
digambarkan
sebagai
kegagalan
untuk
mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku.
3. Usia
Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan
serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang
bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan.
4. Jenis kelamin
Remaja laki- laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada
perempuan.
5. Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah
Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah
terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu
bermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap
sekolah cenderung rendah. Mereka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah.
6. Proses keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja.
Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap
aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih
sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja.
7. Pengaruh teman sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko
remaja untuk menjadi nakal.
8. Kelas sosial ekonomi
Ada kecenderungan bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas
sosial ekonomi yang lebih rendah
9. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal
Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja.
Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati
berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau
penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering
ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas
menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan
yang terorganisir adalah faktor- faktor lain dalam masyarakat yang juga
berhubungan dengan kenakalan remaja.
Penyimpangan nilai, moral dan hukum dari kasus tersebut mencerminkan
kesadaran moralitas diri pelaku yang rendah. Seseorang yang memiliki kesadaran
moral yang rendah maka dia tidak penah memikirkan baik buruknya suatu hal yang
akan diperbuat sehingga semua tindakan yang dilakukannya tanpa didasarkan atas
nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat.
Hal tersebut juga terjadi karena pengaruh dari lingkungan atau pergaulan yang
salah dari pelaku yang kemungkinan akan memberikan dampak buruk atau efek
negatif di dalam menjalankan kehidupannya. Pada dasarnya, manusia secara kodrati
telah dianugerahkan moralitas secara universal, yaitu merasakan hal-hal yg baikburuk. Maka seharusnya, pelaku harusnya lebih cermat dalam memilih pergaulan.
Kemungkinan juga, kurangnya pendidikan moral yang ditanamkan oleh orang tua
atau yang berasal dari keluarga.
Karena nilai moral bersumber dari agama, maka sanksi pelanggaran nilai
moral diberikan agama (Tuhan YME) dengan dosa, masyarakat dihina orang lain.
Penyimpangan ini dapat menimbulkan rasa takut kepada Tuhan Yang Maha Esa
dalam diri.
D. Refleksi Diri
Jika menjadi masyarakat yang menemui pelanggaran nilai moral seperti kasus
maka kami akan menanamkan nilai moral dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu
lingkungan keluarga dan baru masyarakat sekitar. Selain itu dapat diberikan solusi
antara lain sebagai berikut.
1. Diluar jam sekolah dibuat kegiatan ekstra yang positif dalam pembentukan moral
anak didik.
2. Para orangtua lebih mengutamakan anaknya daripada pekerjaan.
3. Para orangtua memberikan kasih sayang yang baik kepada anaknya.
4. Pemerintah harus jeli dalam pengawasan program kependidikan seperti “Program
Pendidikan Karakter.”
5. Para orangtua dan guru-guru memberikan penjelasan kepada remaja mana yang
baik dan mana yang buruk.
6. Pemerintah memberi ketegasan kepada media baik elektronik, cetak untuk selalu
menyajikan informasi yang positif sehinggga terbentuk moral anak yang baik.
E. Kesimpulan
Penyimpangan nilai, moral dan hukum dari kasus tersebut mencerminkan
kesadaran moralitas diri pelaku yang rendah. Kesadaran moral dapat
dikembangkan melalui pendidikan dan dalam kelompok sosial. Untuk aplikasinya,
yaitu menjalankan kehidupan sehari-hari kita sesuai dengan nilai moral dan hukum
yang berlaku.
Ilmu Sosial Budaya Dasar
Manusia Nilai, Moral dan Hukum
Kelompok 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bi Mizan Addien
Ishlahul Rohimah
Naim Anggraita
Rika Triyoga P
Rizkiana Indah K. A
Suci Nur H
Teny Fitriana M. K
M3512006
M3512024
M3512032
M3512041
M3512042
M3512044
M3512045
D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
A. Problem
Kurangnya kesadaran moral remaja
Contoh Kasus:
Dua video mesum yang diduga diperankan remaja usia sekolah, beredar di
tengah masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur. Bahkan
salah satunya, diduga kuat diperankan seorang siswi salah satu SMP setempat.
Selain di Kukar, video tak senonoh itu juga beredar di Samarinda. Video
pertama, berdurasi sekitar 6 menit. Seorang remaja wanita terlihat dikelilingi lebih
dari 3 rekan remaja pria berada di sebuah pondok. Adegan mesum yang dilakukan
mereka, direkam dengan menggunakan telepon selular. Bahkan pembicaraan mereka
terdengar jelas berlogat bahasa daerah Kutai Kartanegara.
"Ini 'kan bahasa Kutai, terdengar jelas. Video ini sudah menyebar luas dari hp
ke hp. Di sini saja (Samarinda) heboh, apalagi di sana (Kukar)," kata Rudiyanto,
dalam perbincangan bersama detikcom di Samarinda, Minggu (21/10/2012).
Rudiyanto menilai, perilaku tidak senonoh dalam video tersebut tidak lepas
dari penyalahgunaan perkembangan teknologi dan minimnya pengawasan orangtua
terhadap perekam dan pelaku dalam video tersebut.
"Hp bisa merekam, ya merekamnya yang tidak senonoh seperti ini. Seperti
anak remaja yang tidak dididik dan minim pengawasan orangtuanya," ujar Rudiyanto.
Sementara pada tayangan video lainnya lebih mengejutkan. Dua remaja belia
pria dan wanita, terlihat asik berbuat mesum di atas motor roda dua. Video berdurasi
sekitar 3 menit itu, direkam oleh remaja pria. Namun yang lebih mencengangkan,
pemeran remaja wanita terlihat mengenakan seragam olahraga salah satu SMP negeri
di Kutai Kartanegara berwarna biru.
"Ini di video, wajah si cewek memang ditutup. Tapi baju olahraganya itu tidak
bisa dibohongi. Tertulis salah satu sekolah negeri di Sebulu, Kukar," ketus Samsudin,
warga Samarinda lainnya.
"Ini bagaimana sekolahnya ya? Pastinya sangat malu kalau pemeran video itu
benar-benar siswi di sekolah itu. Perilaku remaja sekarang benar-benar keterlaluan,"
ucap Samsudin kesal.
"Video mesum ini menjadi pelajaran sangat berharga, buat orangtua dan guruguru di sekolah. Kalau perlu, setiap hari hp itu dirazia isi kontennya. Kalau tidak razia
oleh gurunya, ya dirazia orangtuanya. Supaya perilaku anak setiap hari, salah satunya
bisa diketahui dan diawasi melalui hpnya. Ini benar-benar perilaku remaja yang
menyimpang," tutupnya.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan moral dalam kasus?
2. Bagaimana cara meminimalisir permasalahan moral dan hukum seperti pergaulan
remaja yang tidak terkontrol di Indonesia?
C. Pembahasan Masalah
Menurut Hurlock (1990), moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan
perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Menurut Chaplin
(2006), moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau
menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
Menurut kelompok kami, perilaku tidak senonoh dalam kasus tersebut tidak
lepas dari penyalahgunaan perkembangan teknologi dan minimnya pengawasan
orangtua terhadap perekam dan pelaku dalam video tersebut. Selain itu juga
rendahnya moral remaja Indonesia zaman sekarang karena kemajuan zaman di era
globalisasi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan nilai, moral
maupun hukum pada remaja antara lain :
1. Identitas
Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson (Santrock, 1996)
masa remaja ada pada tahap di mana krisis identitas versus difusi identitas harus
di atasi.
2. Kontrol diri
Kenakalan remaja
juga
dapat
digambarkan
sebagai
kegagalan
untuk
mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku.
3. Usia
Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan
serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang
bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan.
4. Jenis kelamin
Remaja laki- laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada
perempuan.
5. Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah
Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah
terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu
bermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap
sekolah cenderung rendah. Mereka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah.
6. Proses keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja.
Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap
aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih
sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja.
7. Pengaruh teman sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko
remaja untuk menjadi nakal.
8. Kelas sosial ekonomi
Ada kecenderungan bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas
sosial ekonomi yang lebih rendah
9. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal
Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja.
Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati
berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau
penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering
ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas
menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan
yang terorganisir adalah faktor- faktor lain dalam masyarakat yang juga
berhubungan dengan kenakalan remaja.
Penyimpangan nilai, moral dan hukum dari kasus tersebut mencerminkan
kesadaran moralitas diri pelaku yang rendah. Seseorang yang memiliki kesadaran
moral yang rendah maka dia tidak penah memikirkan baik buruknya suatu hal yang
akan diperbuat sehingga semua tindakan yang dilakukannya tanpa didasarkan atas
nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat.
Hal tersebut juga terjadi karena pengaruh dari lingkungan atau pergaulan yang
salah dari pelaku yang kemungkinan akan memberikan dampak buruk atau efek
negatif di dalam menjalankan kehidupannya. Pada dasarnya, manusia secara kodrati
telah dianugerahkan moralitas secara universal, yaitu merasakan hal-hal yg baikburuk. Maka seharusnya, pelaku harusnya lebih cermat dalam memilih pergaulan.
Kemungkinan juga, kurangnya pendidikan moral yang ditanamkan oleh orang tua
atau yang berasal dari keluarga.
Karena nilai moral bersumber dari agama, maka sanksi pelanggaran nilai
moral diberikan agama (Tuhan YME) dengan dosa, masyarakat dihina orang lain.
Penyimpangan ini dapat menimbulkan rasa takut kepada Tuhan Yang Maha Esa
dalam diri.
D. Refleksi Diri
Jika menjadi masyarakat yang menemui pelanggaran nilai moral seperti kasus
maka kami akan menanamkan nilai moral dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu
lingkungan keluarga dan baru masyarakat sekitar. Selain itu dapat diberikan solusi
antara lain sebagai berikut.
1. Diluar jam sekolah dibuat kegiatan ekstra yang positif dalam pembentukan moral
anak didik.
2. Para orangtua lebih mengutamakan anaknya daripada pekerjaan.
3. Para orangtua memberikan kasih sayang yang baik kepada anaknya.
4. Pemerintah harus jeli dalam pengawasan program kependidikan seperti “Program
Pendidikan Karakter.”
5. Para orangtua dan guru-guru memberikan penjelasan kepada remaja mana yang
baik dan mana yang buruk.
6. Pemerintah memberi ketegasan kepada media baik elektronik, cetak untuk selalu
menyajikan informasi yang positif sehinggga terbentuk moral anak yang baik.
E. Kesimpulan
Penyimpangan nilai, moral dan hukum dari kasus tersebut mencerminkan
kesadaran moralitas diri pelaku yang rendah. Kesadaran moral dapat
dikembangkan melalui pendidikan dan dalam kelompok sosial. Untuk aplikasinya,
yaitu menjalankan kehidupan sehari-hari kita sesuai dengan nilai moral dan hukum
yang berlaku.