PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) DAN KESADARAN MERK (BRAND AWARENESS) TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING) CALON MAHASISWA STIE STAN INDONESIA MANDIRI BANDUNG
PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) DAN KESADARAN
MERK (BRAND AWARENESS) TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (DECISION MAKING) CALON MAHASISWA STIE STAN
1) 2)
Ayu Suci Rahayu , Nur Hayati
1)
Mahasiswa Program Studi Manajemen, Stie Stan-Indonesia Mandiri Jl. Jakarta No. 79 Bandung akumono.ayu@gmail.com
2)
Dosen Tetap Program Studi Manajemen, Stie Stan-Indonesia Mandiri Jl. Jakarta No. 79 Bandung nunung_20@yahoo.com
Abstrak - Tujuan dari studi ini untuk mengetahui pengaruh dimensi atau variabel citra merek (brand image) dan
kesadaran merek (brand awareness) terhadap pengambilan keputusan (decision making). Metode penelitian
menggunakan metode survey dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 128 siswa (sampel) di
STIE STAN Indonesia Mandiri Bandung. Sedangkan teknik pengujian kualitas instrument meliputi uji validitas
dan uji reliabilitas dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan korelasi, sedangkan untuk
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah dua variabel
independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan (decision making) yaitu
citra merk (brand images) dan citra merk (Brand awareness). Keterbatasan dalam penelitian ini adalah analisis
ini hanya dilakukan di satu institusi saja dan hanya dua dimensi atau variable saja yang di uji. Diharapkan
penerapan bauran pemasaran dapat dirumuskan dan disesuaikan dengan kondisi dan budaya lingkungan
setempat agar dapat diimplementasikan.Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Citra Merk, Kesadaran Merk, dan Pengambilan Keputusan.
I. PENDAHULUAN
Semakin kompetitifnya persaingan perguruan tinggi di kota Bandung dalam mengkomunikasikan brand melalui komunikasi yang strategis upaya merekrut mahasiswa. Masalah merek perguruan tinggi swasta terkait erat dengan persepsi calon mahasiswa sebagai konsumen.
Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai pengaruh citra merek dan kesadaran merek terhadap pengambilan keputusan dalam mempengaruhi calon mahasiswa untuk mengambil keputusan memilih menuntut ilmu sebagai mahasiswa Stie Stan Indonesia Mandiri Bandung.
Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena melalui kualitas Perguruan Tinggi yang ditawarkan, pemilihan lokasi yang strategis, dan pelayanan yang memuaskan , maka diharapkan brand image dan brand awareness Stie Stan Indonesia Mandiri akan semakin kuat tertanam dalam benak calon mahasiswa sehingga akan memunculkan pengambilan keputusan dalam diri mereka.
Berdasarkan hal diatas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh citra merek perguruan tinggi dan kesadaran merek dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan calon mahasiswa STIE STAN INDONESIA MANDIRI di kota Bandung.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Merek
Dalam rangka mencapai tujuan produk dan manajemen merek, adalah penting untuk membangun merek (brand) yang kuat. Merek (brand) yang kuat akan menghasilkan aliran keuntungan yang lebih tinggi, baik dalam jangka panjang atau jangka pendek (Aaker al.et, 1991). Merek (brand) adalah sebuah nama, istilah tanda atau simbol atau rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual untuk membedakan barang atau jasa pesaing (Kotler dan Keller, 2007).
2.2 Citra merek
Persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen (Keller, 2008:51). Citra merek (brand image) didefinisikan oleh Keller (2003) sebagai yang kuat, baik dengan asosiasi merek yang unik dalam pengakuan, yang akan menghasilkan sikap positif, persepsi kualitas dan pengaruh positif secara keseluruhan. konsumen lebih cenderung untuk membeli produk merek terkenal dengan citra mereka (brand image) yang positif sebagai cara untuk menurunkan risiko pembelian (Akaah, 1988). Merek dengan citra yang lebih positif memang memiliki efek menurunkan risiko produk persepsi konsumen dan meningkatkan umpan balik positif dari konsumen (Rao dan Monroe, 1988). Oleh karena itu, konsumen umumnya percaya bahwa mereka dapat melakukan pembelian memuaskan dengan memilih merek-merek terkenal dan juga menurunkan resiko pembelian dengan melakukannya. Thakor et al . ( 1997) mengatakan bahwa melalui citra merek (brand image), konsumen dapat mengenali produk , mengevaluasi kualitas, resiko beli yang lebih rendah, dan memperoleh pengalaman dan kepuasan tersendiri dari diferensiasi produk. Ketika datang ke evaluasi produk pengalaman , citra merek (brand image) yang positif dapat membuat untuk gambar lebih rendah dari negara asal dan meningkatkan kemungkinan produk yang dipilih. Menurut Grewal et al . ( 1998) semakin baik citra merek (brand image), pengakuan lebih diberikan kepada kualitas produk. Konsumen biasanya terbatas dalam hal jumlah waktu dan pengetahuan produk untuk membuat keputusan pembelian informasi ketika menghadapi produk sejenis untuk memilih. Akibatnya citra merek (brand image) sering digunakan sebagai isyarat ekstrinsik untuk membuat keputusan pembelian.
2.3 Kesadaran Merek
Kesadaran merek (brand awareness) berkaitan dengan kekuatan kode merek dalam memori konsumen dan dapat dicerminkan oleh kemampuan konsumen untuk mengenali merek dalam berbagai konteks atau situasi (Rossiter & Percy, 1987). Kesadaran merek (brand awareness) terdiri dari dua komponen: pengenalan merek dan kinerja ingatan terhadap merek (Keller, 2003). Pengakuan merek didefinisikan sebagai kemampuan konsumen untuk mengkonfirmasi paparan sebelum mereka ke mengingat merek sebagai isyarat, mengingat merek mengacu pada apakah konsumen dapat mengambil merek dari memori ketika diberi kategori produk sebagai isyarat (Keller, 1993). Agar merek dapat dimasukkan dalam benak konsumen, pertimbangan merek menjadi relatif lebih mudah atau lebih menonjol bagi konsumen untuk memikirkan merek ketika mereka berpikir tentang kategori produk (Keller, 2003). Selain itu bahkan jika ada ada asosiasi merek lain tertentu, konsumen masih lebih suka membeli merek yang mapan dan akrab bagi mereka (Pae et. al., 2002).
Kesadaran menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek (Durianto, 2004). Dalam meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun dalam pengingatan kembali, melibatkan dua tugas, yaitu mendapatkan identitas merek dan mengaitkannya pada suatu kelas produk tertentu. Suatu pesan kesadaran merek hendaknya memberi suatu alasan
2.4 Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Pola hubungan antara variabel
awareness) mempengaruhi rasa percaya diri
Menurut Aaker (1991) kesadaran merek (brand
2.6 Pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awareness) terhadap Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan penggunaan barang atau jasa adalah pemasaran dan perilaku konsumen seperti ketersediaan, iklan, gambar dan karakteristik konsumen (Engel et al., 1986). Selain itu, berdasarkan Hankinson dan Cowking (1993), dalam rangka mencapai penerimaan merek, hubungan antara pelanggan dan merek, persepsi pelanggan terhadap merek diperlukan. Kebutuhan psikologis dan fisik pelanggan dan nila-nilai simbolik merek dan atribut fungsional akan mencerminkan hubungan yang kuat antara pelanggan dengan merek. Konsumen biasanya mengambil pengambilan keputusan pembelian secara singkat apabila terdapat beberapa merek yang sejenis yang menawarkan manfaat yang sama. Sehingga citra merek (brand image) sering digunakan sebagai salah satu faktor untuk menentukan keputusan pembelian suatu produk. Tahapan proses pada pengambilan keputusan membeli menurut kotler (2007), proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi dan pemilihan alternatif, pelaksanaan keputusan, dan evaluasi pasca pembelian. Tetapi bila hal ini tidak terjadi, maka konsumen dapat mengabaikan atau membalikkan beberapa tahapan.
2.5 Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Perilaku pasca pembelian: Kepuasan konsumen harus dipantau dari mulai pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.
5)
berbeda dan istimewa (Humdiana, 2005). Kesadaran merek adalah kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk tertentu. Peran kesadaran merek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian (Dewanti, 2007).
Evaluasi alternatif : Pada tahapan ini konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam menentukan peringkat produk untuk dipilih.
2.7 Model Penelitian
3)
Pencarian informasi : Tahap ini merupakan tahapan yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak mengenai suatu produk.
2)
Kebutuhan itu akan digerakkan oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar dirinya.
Pengenalan masalah : Ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
1)
dari perilaku konsumen yang bertujuan untuk menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu barang atau jasa dimana individu terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa yang ditawarkan tersebut. Sedangkan proses untuk pengambilan pengambilan keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen akan melalui beberapa tahapan yang disebut proses pengambilan keputusan model 5(lima) tahap (Kotler dan Keller, 2007), antara lain sebagai berikut:
(decision making) dapat diartikan sebagai bagian
Sproles dan Kendall, (2006) menyatakan bahwa gaya pengambilan keputusan konsumen dapat didefinisikan sebagai orientasi mental yang mencirikan pendekatan konsumen untuk membuat pilihan. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai proses mental (kognitif proses) sehingga pemilihan suatu tindakan di antara beberapa alternatif. Pilihan akhir akan diproduksi oleh setiap proses pengambilan keputusan. Output dapat berupa pilihan pendapat atau tindakan. Ada delapan gaya keputusan yaitu (1) sadar kualitas, (2) sadar merek, (3) sadar mode, (4) rekreasi dan hedonistik orientasi, (5) sadar harga, (6) kecenderungan impulsif dan ceroboh, (7) bingung dengan pilihan alternatif dan (8) loyalitas merek. Sedangkan menurut Kotler (2005) pengambilan keputusan
pelanggan atas keputusan pembelian dengan mengurangi tingkat resiko yang dirasakan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli. Kesadaran merek (brand awareness) memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen mengenai pertimbangan merek mana yang akan digunakan (Macdonal & Sharp, 2003).
- – variabel yang telah dijelaskan diatas dapat dituangkan kedalam bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :
4)
(+)
Citra Merek
Keputusan pembelian: Keputusan pembelian dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan persepsi konsumen tentang merek yang dipilih. Sedangkan faktor eksternal adalah sikap orang lain dan situasi yang tak terduga.
- – 0,514 0, 172
0,289
Brand Image 0,269
- – 0,540 0, 172
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
- – 0,789 0, 172
Gambar diatas menggambarkan pengaruh variabel independen yaitu citra merek (brand
image) dan kesadaran merek (brand awareness)
terhadap pengambilan keputusan (decision making) sebagai variabel dependen. Dari pernyataan
Berdasarkan tabel 1, menunjukan bahwa semua pernyataan yang diajukan kepada responden berada diatas kriteria atau r hitung lebih besar dari r tabel yang ditetapkan yaitu 0,172. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen citra merek (brand image) adalah valid.
Valid Sumber : data primer yang telah diolah ,2014
0,276
Valid Decision Making
Valid Brand Awareness
Koefesien Nilai Kritis Keterangan
- – pernyataan dan penelitian - penelitian terdahulu yang di bahas sebelumnya, peneliti mengharapkan dari penelitian ini menghasilkan adanya hubungan positif yang diperoleh antara citra merek dan kesadaran merek dengan pengambilan keputusan.
2.8 Pengembangan Hipotesis
3.1 Uji Vadilitas Dan Uji Realibitas Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Rentang
Brand Awareness 0,699 0,60 Realibel
1 434 CukupTinggi 2 461 Tinggi
3.2 Resume Tanggapan Responden Tabel 3. Resume Tabel Citra Merek (Brand Image) Kuisioner Skor Kriteria
demikian hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen kedua variabel tersebut merupakan instrumen yang reliabel.
Cronbach Alpha lebih besar daripada 0,60. Dengan
Kriteria reabilitas yang digunakan yaitu sekurang-kurangnya nilai Cronbach Alpha adalah .Pada pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5 yang menunjukan bahwa masing-masing instrumen pengukuran adalah reliabel dengan koefisien konsistensi
Decision Making 0,832 0,60 Realibel Sumber : data primer yang telah diolah ,2014
Brand Image 0,664 0,60 Realibel
Model pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regensi Berganda. Analisis regresi berganda pada dasarnya merupakan ektensi dari metode regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel indipenden terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Nur, 2009 : 211).
Nilai Kritis keterangan
Tabel 2. Pengukuran Reliabilitas Variabel Nilai koefesiensi
Sedangkan hasil uji Rentabilitas disajikan pada tabel berikut ini :
Berdasarkan keterkaitan antar variabel yang sudah diuraikan, dan kerangka pemikiran diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1 : Citra merek berpengaruh positif terhadap Pengambilan keputusan konsumen.
H2 : Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap Pengambilan keputusan konsumen.
III. PEMBAHASAN
Berdasarkan prosesnya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Metode ini sebagai metode ilmiah karena memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2013 : 7).
Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 128 siswa di kampus Stie-Stan Indonesia Mandiri. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai bahwa penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh citra merek dan kesadaran merek terhadap pengambilan keputusan calon mahasiswa Stie Stan Indonesia Mandiri Bandung, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
468 Tinggi 315 Rendah
3 4 542 Sangat 416 CukupTinggi
5
4 Tinggi 480 Tinggi 6 462 Tinggi
5 Sangat 542 7 513 Tinggi
Tinggi
6 480 Tinggi 508 Tinggi Σ Rata-Rata Skor
8 (X1)
478 Tinggi Sumber : Data Primer yang diolah, 2014 9 490 Tinggi
Hasil olahan data pada tabel diatas , maka
10
dapat disimpulkan variabel citra merek mencapai
Σ Rata-Rata Skor 482 Tinggi
nilai 480, sesuai dengan nilai tingkat rentang skala,
(Y)
citra merek termasuk kategori tinggi, artinya Stie-
Sumber : data Primer yang diolah, 2014
Stan Indonesia Mandiri memiliki citra merek yang baik yang mampu mempertahankan citra merek Hasil dari olahan pada table diatas, maka dapat dengan baik. disimpulkan variabel pengambilan keputusan konsumen mencapai nilai 482, termasuk kategori tinggi.
Berdasarkan hasil komputerisasi tersebut, Tabel 4. diperoleh korelasi yang tidak signifikan yaitu
Resume Tabel Kesadaran merek (brand Awareness)
variabel Citra merek dan Kesadaran merek
Kuisioner Skor Kriteria
terhadap Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikan masing-masing 0,01. Besarnya nilai
449 Tinggi koefisien korelasi antara Citra merek terhadap
1
pengambilan keputusan konsumen yaitu 0,135, kesadaran merek kosumen terhadap pengambilan
476 Tinggi
2 keputusan konsumen yaitu 0,179.
478 Tinggi
3
3.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji
531 Tinggi
4
ada tidaknya hubungan positif antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian
484 Tinggi
5
statistik menggunakan 2 pengujian, yaitu uji F (uji simultan) dan uji t (uji individual) dilakukan secara
510 Tinggi
komputerisasi menggunakan SPSS 17.0 for
6
windows adalah sebagai berikut :
Tinggi Σ Rata-Rata Skor (X2) 488
3.3.1 Uji F Tabel 6 .
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014 Sum od Mean Sign
Model Square df Squar F
Hasil dari data tabel 4 resume komitmen
s e
konsumen mencapai nilai tinggi. Dengan demikian
1 ,643 2 ,322 2,08 ,128
Stie Stan Indonesia mandiri Bandung masih a
Regressio 19,246 12 ,154
9 memiliki kesadaran merek. n 19,889
5 Tabel 5.
12 Resume Tabel Pengambilan Keputusan Residual
7 Kuisioner Skor Kriteria Total
a. Predictors: (Constant), Kesadaran Merek, Citra Merek 384 CukupTinggi b. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
1 411 CukupTinggi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
2
menggunakan SPSS 17.0 for window diperoleh
332 Rendah
nilai signifikansi 0,128 yang mana lebih besar dari
3
- – sama tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan (decision making).
,141 ,144 ,022 ,164
Koefesien determinasi dalam penelitian ini sebesar 0, 32. Selanjutnya dapat dikemukakan bahwa variabel indipenden citra merek (brand
image) dan variabel indipenden kesadaran merek (brand awareness) tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen pengambilan keputusan (decision making) sebesar 32% dan sisanya 68% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diolah dalam penelitian ini.
IV. KESIMPULAN
,855
,181
5,789 ,184 1,346
,000
2,466 ,026 ,194 ,426
1 ,180 a ,032 ,017 ,3924
Error Beta 1 (Constant) Citra Merek Kesadaran Merek
Coefficients t Sig. B Std.
Model Unstandardizer Coefficients Standardized
3.3.2 Uji t Tabel 7.
disimpulkan bahwa citra merek (brand image) dan kesadaran merek (brand awareness) secara bersama
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa variabel citra merek tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan konsumen. Artinya, hipotesis yang pertama ditolak. Sama halnya seperti yang ditemukan oleh peneliti sebelumnnya Muhammad Shafiq Gul et al (2010), dikatakan bahwa pengambilan keputusan bukan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sebagai akibat dari citra merek. Adapun hasil penelitian dari Xuemei Bian dan Luis Muotiho (2009) menunjukan bahwa hubungan antara citra merek dan pengambilan keputusan tidak signifikan.
a. Predictors : (Constant), Kesadaran Merek, Citra Merek
a. Dependent Variable : Pengambilan Keputusan
- Variabel citra merek
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of Tge Estimate
3.3.3 Koefesien Determinasi Tabel 8.
awareness) menunjukan tingkat signifikan
menunjukan tingkat signifikan sebesar 0,855 yang mana lebih besar dari batas tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan memiliki nilai dari t hitung 0,184 < dari t table dengan nilai sebesar 1,980. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen citra merek (brand image) tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen pengambilan keputusan (decision making).
(brand image)
Dari hasil uji t diatas beberapa hal dapat dikemukakan sebagai berikut :
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa variabel kesadaran merek tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen. Peneliti lain Muhammad Imtiaz subhani dan Ms Amer Osman (2009) menunjukan bahwa kesadaran merek (brand awareness) pengaruhnya tidak signifikan terhadap kecenderungan pembelian. Sama halnya dengan hasil penelitian dari Emma dan Byron (2009) dapat menunjukan tidak adanya pengaruh signifikan antara kesadaran merek dengan pengambilan keputusan.
- variabel independen kesadaran merek (brand
Secara praktis, studi ini mengimplikasikan, citra merek dan kesadaran merek tinggi atau sebaliknya untuk merek Stie Stan Indonesia Mandiri tidak signifikan mempengaruhi pengambilan keputusan. Pentingnya citra merek
(brand image) dan kesadaran merek (brand awareness) sebaiknya selalu berusaha untuk
ditingkatkan dan atau mempertahankan citra merek terhadap perusahaan maupun produk yang ditawarkan karena hal ini akan mendukung strategi bauran pemasaran yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan demikian apa yang diharapkan dapat terrealisasikan setiap tahunnya yaitu peningkatan mahasiswa yang masuk .
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :
sebesar 0,181 lebih besar dari batas tingkat signifikan sebesar 0,05, dan memiliki nilai t hitung 1,346 < dari t tabel dengan nilai sebesar 1,980. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen kesadaran merek (brand awareness) tidak berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan (decision making).
Lamb Charles, Hair Joseph F, McDaniel Carl.
a) Penelitian ini belum memperhatikan faktor lain yang mungkin mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan misalnya kualitas produk, kepercayaan konsumen, brand
knowledge , dan variabel yang lainnya yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
Brand Awareness Effects on Consumer Decision Making for a. Comman, Repeat Purchase Product : A replication. Journal of Business Research 48, 5-15 (2000).
2001. Pemasaran Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat. M. A. Morissan. 2012. Metode Penelitian Survey Edisi Pertama. Jakarta : Predana Media Grup. Macdonald Emma K. and Sharp Byron M. 2000.
b) Objek yang diteliti adalah siswa semester pertama sebuah perguruan tinggi swasta.
Aaker David A. 2013. Manajemen Pemasaran Strategis Edisi Delapan. Jakarta Selatan : Salemba empat.
Putrayasa Ida Bagus. 2012. Tata Kalimat Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Bandung : Refika Aditama.
program studi Manajemen angkatan tahun 2011 di Stie-Stan Indonesia Mandiri Bandung.
Biodata Penulis Ayu Suci Rahayu, saat ini mahasiswa
Making Style of Chinese College Student Online Apparel Shoppers. A. Thesis. B.A., Wuhan University of Science and Engineering, China
Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara. Zeng Yao. 2008. An Investigation of Decision-
Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) Terhadap Keputusan Toyota Avanza Di Kota Semarang. ejournal-s1.undip.ac.id Usman Husaini, Akbar Purnomo Setiady. 2011.
Yogyakarta : Andy. Trista Nadia Lona, Apriatni dan Saryadi. 2013.
Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Tjiptono Fandy, Chandra Yanto dan Diana Anastasia Diana. 2004. Marketing Scales.
Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
2009. A. Study On The Association Between Brand Awareness And Consumer/Brand Loyalty For The Packaged Milk Industry In Pakistan. MPRA Paper No.21367. http://mpra.ub.uni-muenchen.de/21367. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Jakarta : Erlangga. Subhani Muhammad Imtiaz and Osman Amber.
Solihin Ismail. 2009. Pengantar Manajemen.
Analisis Jalur (Path Analysis) Dengan Menggunakan Program Amos. Tanggerang : Suluh Media.
Santoso Singgih. 2010. Mastering SPSS 18. Jakarta : Elek Media Komputindo. Setiawan Ivan Aris, Ritonga Ferdiansyah. 2011.
Sangadji Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta : Andi
Priyatno Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi Multivariate dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media.
Bian Xuemei and Moutinho. 2009. The Role og Brand Image, Product Involvement, and Knowledge in Explaining Consumer Purchase Behavior of Counterfeits Direct and Indirect Effects. European Journal of Marketing. Vol.
Karenanya, hasil studi tidak dapat digeneralisir pada perguruan tinggi swasta yang berbeda.
c) Kuisioner merupakan instrument penelitian yang digunakan peneliti. Meskipun kuisioner telah tervalidasi, pengisian kuisioner dari responden belum tentu mencerminkan pandangan responden yang sesungguhnya secara objektif.
REFERENSI
Khasanah Imroatul. 2013. Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mie Instan Sedaap di Semarang. Jurnal Dinamika Manajemen. http://Journal.Unnes.ac.id/nju/index.php/jdm.
Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas. Jakarta : Erlangga
Keller Kevin Lane, Kotler Philip. 2008.
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFEYogyakarta.
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta Indriantoro Nur., dan Supomo Bambang. 1999.
Hasan Ali. 2009. Marketing. Yogyakarta : MedPress. Indriantoro Nur, dan Bambang Supomo. 2009.
Abasyn Journal of Sosial Sciences. Vol.3. No.1. Page No.55-74
Gul Muhammad Shafiq, jan Farzand Ali, Baloch Qadar Baksh. Brand Image and Brand Loyalti.
Making Behavior Toward Casual Wear Buying : A Study of Young Consumer in Mainland China. Journal Of Manajemen & World Business Research. Vol 1. No.1. 2004
Philip Maloney Journal of Brand Management (2008) . Papers Industry image: Its impact on the brand image of potential 15, 157
45 No.1/2, 2011 pp.191-216. Burmann, Christoph , Katharina Schaefer , And
- – 176 C.Y.Kwan, K.W. Yeung, K.F. Au. 2004. Decision-
Nur Hayati, lulus S1 Program Studi
Manajemen pada STIEB Tahun 1996. Kemudian melanjutkan studi S2 pada Universitas Padjadjaran Bandung Program Magister Ilmu Ekonomi, lulus pada tahun 2004. Melanjutkan studi pada Program
S3 Program Studi Administrasi Pendidikan UPI Bandung. Lulus pada tahun 2013.