KONSTRUKSI KELEMBAGAAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN KONSERVASI ALAS PURWO - repository civitas UGM
4 1 f ':
U J IA N
J u r n 'a t ,
T E R B U K A T ri
7
M a re t
2014
tsrqponmlkjihgfedcbaZY
..• .;:;§1j..•ZYXWVUTSRQPONML
;
A t m o jo
1
KATAPENGANTAR
PP 6 / 2 0 0 7 telah mengamanahkan
transformasi
lembaga Balai/Balai
Besar Taman Nasional (TN) menjadi KPHK. Meskipun demikian, Balai
TNAP yang ditetapkan
menjadi KPHK masih menggunakan
konstruksi
kelembagaan
TN
dengan
masih
digunakannya
Permenhut
No.P.03/Menhut-If/2007
tanggal I Februari 2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Taman Nasional dalam pengelolaan
KPHK. Penelitian
ini mengisi
ruang transformasi
kelembagaan
Balai
TNAP menjadi KPHK tersebut.
mengusung
norma-normaSRQPONMLKJIHGFED
good
Lembaga
KPHK yang murnpuni
fo r e s tr y
governance
(GFG) sebagai doktrin lembaga. Manifestasi
GFG
dipengaruhi
oleh kompetensi individu (SDM). SDM ini akan dibentuk oleh
peran kepernirnpinan
transformasional,
disain organisasi
organik
dan
program dana yang mernadai.
Lembaga KPHK akan melakukan
relasi
dengan multi stakeholder
pada tataran kernitraan dengan fokus relasi yang
berbeda antar masing-masing
stakeholder
dengan KPHK. Penelitian
ini
mernang
mengambil
kasus di BTNAP,
namun gagasan dan kerangka
implementasi
di dalamnya diharapkan dapat mengilharni konstruksi KPHK
di tempat lain.
Materi ini merupakan
ringkasan
untuk mernberikan
garnbaran
seluruh isi disertasi kepada para undangan dalam ujian terbuka. Ucapan
terima kasih kepada para dewan penguji dan para undangan yang telah
menghadiri
ujian terbuka
untuk menyelesaikan
studi dalam program
ilr n u
kehutanan.
juga atas segenap bantuan dari t e r n a n - t e r n a n
doktoral
d a la r n menyukseskan-acara
hari ini. Mohon maaf atas segala kekurangan
dalarn penulisan materi dan penyelenggaraan
acara ujian terbuka hari ini.
Semoga segala kekurangan
bisa tertutupi oleh manfaat yang bisa kita
rasakan. Semoga acara hari ini memberikan
keberkahan kepada kita sernua
dan selamat membaca!
Yogyakarta,
7 Maret 2014
Tri Atmojo
8 e r b o h o g lo lo h
dengon
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
J u m 'a t ,
A t m o jo
I QPONMLKJIHGFEDCBA
tsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
7 M a re t 2 0 1 4
D A F T A R IS I
I.
PENDAHULUAN
i
Il.
METODE
H I.
VARJABEL-VARJABEL
PENELITIAN
iii
PEMBANGUNAN
LEMBAGA
KPHK Dl
BALAI TNAP
IV. RELASI
V.
iv
STAKEHOLDER
vii
4.1 Prioritas
Peran Relasi Stakeholder
vii
4.2 Prioritas
Prinsip GFG
vii
4.3 Prioritas
Aktivitas
KONSTRUKSI
viii
KELEMBAGAAN
5.1 Reorganisasi
5.2 Penerapan
5.3 Indikator
5.4 Konstruksi
Struktural
KPHK ALAS PURWO
Lembaga
ix
KonsepSRQPONMLKJIHGFEDCBA
G overnance
Keberhasilan
Kebutuhan
xiv
Kelembagaan
Peraturan
xvi
Pelaksanaan
xviii
VI. REKOMENDASI.
DAFTAR
ix
xvix
PUSTAKA
xx
~
~
B e r b o h o g io lo h
dengon
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
A t m o jo
Jurn'at, 7 Maret 2014
tsrqponmlkjihgf
I i QPON
I. P E N D A H U L U A N
Pengelolaan
1980
Taman Nasional
.mengalami
menyebabkan
pengurusan
banyak
kerusakan
TN
transformasi
Konservasi
pcrmasalahan
organisasi
TN
dibentuk
menggunakan
Tata
Kerja
pengurusan
Hutan,
oleh
Konstruksi
Kehutanan
No.P.03/Menhut-IIJ2007
Unit
Pelaksana
hutan
seharusnya
kelembagaan
Teknis
baru diharapkan
pada hasil
(o u tp u t
ini menarik untuk mendapatkan
transformasi
kelembagaan
Berdasarkan
adalah : (1) Mendapatkan
'Meridapatkan
individu,
data
menjadi
KPHK
dan
saat
ini
masih
dan
Kelembagaan
selanjutnya
yang
baik di
disebut
GFG).
paradigma
administrasi
sistem dan prosedur
melainkan
Oleh karenanya, kajian
iebih jauh mengenai bagaimana
penelitian
terse but, tujuan
data dan penjelasan
dan
penjelasan
ini
KPHK di Balai TNAP, (2)
mengenai
transformasional
penelitian
tentang identifikasi variabel-
lembaga dan stakeholder
kepemimpinan
Hutan
Kemenhut
kepemerintahan
o u tc o m e ).
penjelasan
dan
TNAP menjadi KPHK.
pertanyaan
variabel pembangunan
Hutan
Hutanyaitu
kelembagaan
Nasional.
merubah
pada
dan
Tata
tentang Organisasi
Taman
mencirikan
klasik yang tidak hanya berorientasi
juga berorientasi
yang
Pengelolaan.
yang ditetapkan
(TNAP).
Kementerian
Permenhut
Kesatuan
bidang kehutananSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(g o o d fo r e s tr y
governance
Konsep
simpul
Serta Pernanfaatan
menjadi
Salah satuTN
KPHK yaitu TN Alas Purwo
belum
berbagai
PPFEDCBA
6 /2 0 0 7
tentang
dalam
Pengelolaan
(KPHK).
di
pada tahun
sumber daya hutan. Salah satu upaya perbaikan
terdapat
PenyusunanRencana
(TN) sejak dideklarasikan
dan
organisasi terhadap sikap GFG, (3) Merumuskan
pengaruh
persepsi
karakteristik
tentang
disain
prioritas relasi stakeholder,
prinsip
GFG dan aktivitas relasi Balai TNAP, dan (4) Membuat konstruksi
,
.
disain
kelembagaan
dan kebutuhan
peraturan
pelaksanaan
menjadi
acuan
KPHK
Alas
Purwo,
Penelitian
pembentukan
trn
diharapkan
KPHK di Balai TNAP. Nilai
terletak pada : (1) Obyek penelitian
. adalah
konstruksi
adalah
kuantitatif
digambarkan
kelembagaan,
dan
kualitatif.
dalam gambar 1.
akademis
k e b a r u a n ln o v e lty
dalam
penelitian
ini
adalah KPHK, (2) Kajian penelitian
(3) Metode
Kerangka
penelitian
pemikiran
yang ?igunakan,
penelitian
ini
U J 'I A N
__ .~
.A c tu a l C o n d itto n FEDCBA
4
T rc m :{o rm a s f
~
T E R B · U K A T T I : A t m o j. o
. .Jurn'at, 1.f\.< 1 a re t 201~__
ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
~w P m u n g lw f
"
••
O ea/
QPONMLKJIHGFEDCBA
••
(~
f
.~
-,
•
Kesaluanpetlge10taan
Huun KOfIsetVasi(KPliK)
. 0 , 6 .
2. Hasil uji univariat
diilustrasikan
dalam garnbar 1.
-'.
~-.:,.~-,,---.
DO
KI
Garnbar
Garnbar
I. menyatakan
yang diukur
pembangunan
dipergunakan
oleh
variabel
tidak
I. I1ustrasi Hasil Analisis
bahwa
berada
lembaga
mempunyai
untuk konstruksi
karakteristik
seluruh
pada kategori
lembaga
individu,
variabel
Univariat
pembangunan
yang terbaik.
ruang
KPHK.
lembaga
Sernua
perbaikan
yang
Posisi terbaik
sedangkan
variabel
sikap
B e r b a h a g ia la h
dapat
dimiliki
GFG
dengan
danFEDCBA
flm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
J u m a t,
kepemimpinan
transformasional
masih
manajemen
dalam
upaya
organisasi
masih
memerlukan
diarahkan
rnenuju
fleksibilitas
struktur
ataukah
dan formalisasi.
peningkatan
Variabel
biaya pengelolaan
apakah
program
2009,
20 I 0, dan 20 II))
kawasan
konservasi
masih
di negara-negara
sentralisasi
berdasarkan
(diolah
di bawah
ASEAN
akan
porsi besar pada
yang menonjolkan
dan pendanaan
Disain
nantinya
yang memberikan
rnekanistik
per Ha (Rp. 133.237/Ha/Tahun
BTNAP
tindakan-tindakan
kepemimpinan.
pendalaman
organik
struktur
memerlukan
kualitas
A t r n o jo
tsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
7 M a re t 2 0 1 4
I v
analisa
dari LAKIP
biaya
pengelolaan
dan negara-negara
maju.
3.2QPONMLKJIHGFEDCBA
T n te r a k s i A n ta r V a r ia b e l.
Hipotesis
Ho:
Ha
penelitian
yang digunakan
Karakteristik Tndividu
Persepsi tentang Disain
GFG.
SikapFEDCBA
Karakteristik lndividu
Persepsi tentang Disain
GFG.
Interaksi
antar
adalah:
(KT), Kepemimpinan Transformasional
(KT),
Organisasi (~O) Tidak Berpengaruh Terhadap
(KI), Kepemimpinan Transformasional
(KT),
Organisasi (~O) Berpengaruh Terhadap Sikap
variabel
digambarkan
dalarn
hasil
uji
re g re s i
berikut :
a d ju s te d
/
adalah 0,377.
NilaiSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I. Uji determinasi.
sebesar
ini biasa
psikologi
terjadi
F hitung
Dengan
demikian
terhadap
Sikap GFG.
t.
Hasil
signifikan
sebesar
uji
Sikap
berpengaruh
17,535
dikatakan
t menyatakan
Sikap
0,00 «0,05).
terhadap
sebesar
dapat
terhadap
DO (probabilitas
dibatasi
penelitian-penelitian
a d ju s te d
displin
/
ilmu
organisasi.
2. Uji F. Nilai
3. Uji
dalam
Nilai
Variabel
GFG.
terhadap
bahwa
GFG dilihat
0,642 (>0,05))
ternyata
Kebijakan
0,000.
DO
berpengaruh
variabel
KI
berpengaruh
dari probabilitas
signifikansi
0,183
(>0,05))
tidak berpengaruh
penyebab
Sikap GFG adalah
probabilitas
dan
KT (probabilitas
Indikasi
oleh sistem kebijakan.
dengan
KI, KT
KT
dan
dan
signifikan
DO
: (a) Dimensi-dirnensi
tidak
GFG
ini tidak dapat dirubah
8 e r b o h o g io lo h
dengon
oleh
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
Jum'at,
kepemimpinan
terbatas
dan
disain
dan (b) Masih
secara
yang
mempunyai
bukti empiris
2014
tsrqponmlkjihg
I vi
kewenangan
yang
menunjukkan
terhadap kinerja (IvancevichSRQPONMLKJIHGFEDC
e t a l., 2 0 0 7 ) .
tingkat efek kepemimpinan
Akan tetapi,
KBTN
sedikit
A t m o jo
7 Maret
teoritis,
organisasi
tidak dapat berjalan
tanpa
kepernimpinari dan disain organisasi (Esman, 1986).
3.3QPONMLKJIHGFEDCBA
lm p lik a s i
D is a in L e m b a g a
Disain organisasi
yang birokratis
prinsip-prinsip
menuju
yang
paling
KPHK
ke organisasi
dan nilai-nilai
untuk peningkatan
adalah
dikonstruksikan
individu
yang
organisasi
modern yang ramah terhadap
GFG. Apabila disain organisasi ditujukan
karakteristik
tepat
KPHK
KPHK bertujuan untuk transformasi
individu, maka pilihan bentuk organisasi
organisasi
dalam
menyebabkan
organik.
upaya
gaya
Model
kepemimpinan
pernbangunan
kepemimpinan
karakteristik
transformasional
rnerupakan pilihan yang tepat. Variabel program dan dana lembaga juga
dikonstruksikan
diartikan
untuk
bahwa
peningkatan
penguatan
alokasi
karakteristik
karakteristik
program
dan
dana
individu.
Hal bukan
semata-mata
individu, namun karakteristik
untuk
individu menjadi
prioritas.
SIKAP GFG
~
~
Kcpemimpinan
Transformasional
--- u
O r g a n is a s i
Or~~nis-~lIf::tntif
/
Karakteristik
Inrtivirlu
Gambar 3. Relasi antar variabel pembangunan
lernbaga KPHKFEDCBA
B e r b o h o g io lo h
dengon
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
A t m o jo
J u m ' a t, 7 M a re t
IV . R E L A S I
2014
1 v ii QPONMLK
tsrqponmlkjihgfed
STAK EH O LDER
Uraian bab ini adalah penjelasan tujuan penelitian ketiga.
4 .1
P r io r ita s
Hasil
P eran
R e la s i
identifikasi
S ta k e h o ld e r
stakeholder
menggunakan
konsep
(1986) adalah : (1) KaitanSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e n a b lin g
terdiri dari Kemenhut,
fungsional
terdiri dari masyarakat
Kehutanan
UGM,
Banyuwangi
(3) Kaitan
Selatan
sekitar hutan, swasta, dan Fakultas
normatif
dan Pemkab
terdiri dari pengunjung
perannya
urutan
bobot
masyarakat
(12%),
stakeholder
dalam
prioritas
stakeholder
peran
(11%),
dilihat
tingkat
Hasil
relasi
BTNAP-Ditjen
tersebar
wisata
masyarakat
: BTNAP-
BTNAP-Pemkab
BTNAP-UGM
(10%).
sekitar
dan
menyebutkan
adalah
(20%),
(12%),
GFG,
kepentingan
penelitian
stakeholder
PHKA
BTNAP-Perhutani
menempatkan
sebagai prioritas
(4) Kaitan
KPH
KPHK yang berbasiskan
TNAP.
BTNAP-pengunjung
BTNAP-swasta
dari Perhutani
Banyuwangi,
tersebut
pengelolaan
(23%),
terdiri
Puri Giri Saloka, wisatawan, peneliti dan "wong
lelono". Dalam konstruksi kelembagaan
masing-masing
Esman
(2) Kaitan
hutan
Hasil
dan
(11%),
penilaian
Kemenhut
utarna. Dengan demikian, tanpa adanya partisipasi aktif
kedua pihak kunci ini, dapat dipastikan kelembagaan GFG BTNAP tidak
akan berjalan baik.
4.2.
P r io r ita s
Hasil
P r in .s ip G F G
perbandingan
•
berpasangan
menunjukkan
urutan
bobot
prioritas adalah prinsip kepastian hukum (25%), ekologi (23%), sosial
ekonomi (14%) transparansi
(14%) partisipasi (12%) dan akuntabilitas
(12%). Dari paparan di atas, prinsip kepastian hukum dan ekologi adalah
prioritas utama dan sebagai prasyarat terwujudnya
dengan
multi stakeholder.
Penempatan
relasi GFG BTNAP
prinsip-prinsip
tersebut
sesuai
dengan konsepsi Pasal 28H ayat (I) dan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945
yang menempatkan
harus dipatuhi.
akuntabilitas
aspek lingkungan hidup sebagai norma hukum yang
Prinsip
dimaknai
sosial ekonomi,
transparansi,
sebagai aspek-aspek
penguatan
partisipasi,
organisasi
8 e r b o h o g io lo h
dengon
dan
danFEDCBA
Ifm u
UJIAN
TERBUKATri
Jum'at.
menjadi
suatu kesatuan
menjadi
yang menyebabkan
peralihan
Atmojo
7 Maret
2014
ZYXWVUTSRQPO
I viii
dariSRQPONMLKJIHGFED
goverm ent
governance.
4.3.QPONMLKJIHGFEDCBA
P r io r ita s A k tiv ita s
Prioritas aktivitas relasi stakeholder adalah sebagai
berikut :
Relasi
P r io .- it a s
Masyarakat
I
II
Penyuluhan
Peman faatan
Kemenhut
Program
dana
Sarpras
Pemkab
dan Tata ruang
Pengamanan
Kebijakan
dengan
\V is a ta w a n
Pembangunan
FKT
UGM
Pemberdayaan
V
Penguatan
kelembagaan
Prioritas-prioritas
Pembinaan
hutan
Riset
Pemberdayaan
pariwisata
Pendapatan tiket Pelatihan
SDM
Pendapatan
wisata
M onev
Pengamanan
M agang
Ipraktek
IV
Swasta
sarp ras
m asyarak at
III
BTNAP
mhs
Pemberdayaan
Masyarakat
aktivitas ini akan menjadi bahan analisis fokus relasi
KPHK dengan multistakeholder.
..
.. FEDCBA
B e r b a h a g ia la h
dengan
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
A t m o jo
J u m 'a t ,
V. K O NSTRUK SI
KELEM BAGAAN
Menggunakan
hasil analisa
merupakan
penjelasan
konstruksi
kelembagaan
pe!aksanaan.
dilakukan
tujuan
ke
Alas Purwo
kelembagaan
: (a) reorganisasi
indikator
keberhasilan
rnekanistik
S tr u k tu r a l
adalah
kemampuan
Struktur
menjadi
disain
BTNAP
dengan
disain
berdasarkan
Pekerjaan
sinergitas
potensi
Pendelegasian
kewenangan
kepada
Usaha)
turun
pekerjaan
secara
Kepala
Kepala
heterogen
pekerjaan.
KPHK.
mengarahkan,
ke tapak.
dengan
Resort/unit
Kepala
khusus
Pengelolaan
(SlLOKA))
Kawasan
lebih
administrasi.
organisasi
(SPH)
Kepala Teknis
dan Kepala
dan
pengelola
tapak
Tata
rnengevaluasi
teknis
resort pengelolaan
kernitraan,
lernbaga
didisain
sebagai
inti
akan didukung
kajian, dan Sistern Informasi
dan tata usaha (keuangan,
personalia,
Fungsi yang masih terpusat di Balai KPHK adalah perencanaan
dan administrasi
bekerja
KPHK (dibantu
Hutan
individu.
PHKA sebagai
memonitor
sebagai
(program,
Nornor
secara tim yang
Departernen-departernen
rnenempatkan
aktivitas
masing-masing
dari Ditjen
~007).
c t a l.,
BTNAP
KPHK dikerjakan
Model
pentingnya
keseharian
Kepala
Pel~gelolaan
oleh teknis kehutanan
sarpras).
( c)
organisasi
KPHK.
(1vancevich
struktur
spesialisasi
dimulai
Seksi
tangan
sampai
organik
menekankan
SK
rnengutarnakan
Kehutanan,
dan
disain
yang
adalah
SK.333/BTNAP-1.1/2011.
e n a b lin g
perubahan
dan pengembangan
bertransforrnasi
yaitu
(b) penerapan
stakehoder
organisasi
organisasi
beradaptasi
yang
lembaga,
KPHK
L em baga
ini dilakukan
BTNAP
organik
peraturan
menjadi
kelembagaan.
R e o r g a n is a s i
Tindakan
dan konstruksi
dengan
QPONMLK
bab iru
membuat
struktural
ix
tsrqponmlkjihgfe
yaitu
BTNAP
.konsepSRQPONMLKJIHGFEDCBA
governance
dalam relasi lernbaga
5 .1
ALAS PURW O
empat
I
2014
dan Bab IV, uraian
III
penelitian
KPHK
Transformasi
melalui
Bab
KPHK
7 M a re t
keproyekan
fokus
Span
of
dan
dengan
tidak
k o n tr o l
tersebut disajikan
maksud
terlibat
struktur
agar
detail
KPHK
petugas
dalarn
adalah
lapangan
rnekanisrne
I : 3-6.
Disain
dalarn Garnbar 4.FEDCBA
B e r b a h a g ia la h
dengan
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
J u rn a t,
Unit
kernitraan
dan promosi
K e te ra n c a n
c=J
-
Organisasi
i nstruksi/supervisi
U n it
A t m o jo
tsrqponmlkjihgfedcbaZY
7 M a re t 2 0 1 4
I x
UnitSILOKA
dan kajian
SDA
Program
&
Anggaran
QPONMLKJIHGFEDCBA
k o o r d in a s i
y
Masyarakat, Pernkab Banyuwangi, FKT UGM, Swasta, Perhutani KPH
t
Banyuwangi Selatan, LSM
t
Garnbar 4. Disain Organisasi
Garnbar
koordinasi
langsung
Kehutanan.
supervisi
melakukan
garis
4.
ke
Kepala
Keempat
langsung
SPH,
Kepala
dalam.
koordinasi
KPHK
memiliki
Tata
dan
koordinasi
pusat
instruksi
Kepala
hubungan
Keempat
unit
Teknis
instruksi
juga
dan
dapat
yang ditunjukkan
Masing-masing
untuk
adalah
hubungan
Usaha
mernpunyai
unit-unit/resort.
yang sifatnya
KPHK Alas Purwo
Kepala
KPHK
unit tersebut
lingkaran
hubungan
bahwa
Kepala
ke
hubungan
koordinasi
mempunyai
bermakna
organisasi.
Model Organik
unit/resort
mernudahkan
oleh
juga
fleksibi IitasFEDCBA
B e r b a h a g ia la h
dengan
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
J u m 'a t ,
pekerjaan.
Misalnya,
kawasan
untuk
petugas
resort
perencanaan
memerIukan
program
resort
A t m o jo
I xi
tsrqponmlkjihgfedcbaZYXWV
7 M a re t 2 0 1 4
informasi
maka
potensi
petugas
dapat
langsung dapat meminta informasi ke bidang teknis tanpa perIu meminta
ijin supervisi yaitu Kepala SPH. Demikian juga model hubungan antar
unit-unit yang berada dalam lingkaran luar. Jadi, sifat hubungan
bersifat cair. Petugas
TN terutama
petugas di resort dan unit khusus
diberi kewenangan
lebih luas dalam mengembangkan
inovasi.
"pengawasan
Konsepsi
mekanistik
digantikan
oleh
lebih
melekat
konsepsi
kreativitas
(waskat)"
belajar
yang
bersama
dan
bersifat
antara
atasan
dengan bawahan.
Posisi resort berada di lingkaran
luar dimaknai
bahwa prioritas
pekerjaan berada di tingkat resort/tapak. Tekanan keberhasilan
pekerjaan
beralih dari keberhasilan
hasil dan
manfaat
bagi
ekosistem
secara
dan
menjadi
Dengan
dan
menjadi
keberhasilan
pemberdayaan
perubahan-perubahan
detail
lapangan.
administrasi
masyarakat.
dimensi
faktor
resort,
sosiokultural
penentu
dinamika
terpantau
pengambilan
kebijakan
maka pola pikirSRQPONMLKJIHGFEDCBA
" th in k in g
in th e b o x "
Dengan
demikian,
diharapkan
dapat
dikurangi
didasarkan
kepatuhan
pengelolaan
bukan berdasar pada ketepatan keputusan dengan dinamika
yang
karena
selama
berlebihan
ini pola
terhadap
aspek
pikir
tersebut
administrasi
kondisi di lapangan.
••
U J IA N
J u r n 'a t ,
T E R B U K A T ri
7
M a re t
2014
tsrqponmlkjihgfedcbaZY
..• .;:;§1j..•ZYXWVUTSRQPONML
;
A t m o jo
1
KATAPENGANTAR
PP 6 / 2 0 0 7 telah mengamanahkan
transformasi
lembaga Balai/Balai
Besar Taman Nasional (TN) menjadi KPHK. Meskipun demikian, Balai
TNAP yang ditetapkan
menjadi KPHK masih menggunakan
konstruksi
kelembagaan
TN
dengan
masih
digunakannya
Permenhut
No.P.03/Menhut-If/2007
tanggal I Februari 2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Taman Nasional dalam pengelolaan
KPHK. Penelitian
ini mengisi
ruang transformasi
kelembagaan
Balai
TNAP menjadi KPHK tersebut.
mengusung
norma-normaSRQPONMLKJIHGFED
good
Lembaga
KPHK yang murnpuni
fo r e s tr y
governance
(GFG) sebagai doktrin lembaga. Manifestasi
GFG
dipengaruhi
oleh kompetensi individu (SDM). SDM ini akan dibentuk oleh
peran kepernirnpinan
transformasional,
disain organisasi
organik
dan
program dana yang mernadai.
Lembaga KPHK akan melakukan
relasi
dengan multi stakeholder
pada tataran kernitraan dengan fokus relasi yang
berbeda antar masing-masing
stakeholder
dengan KPHK. Penelitian
ini
mernang
mengambil
kasus di BTNAP,
namun gagasan dan kerangka
implementasi
di dalamnya diharapkan dapat mengilharni konstruksi KPHK
di tempat lain.
Materi ini merupakan
ringkasan
untuk mernberikan
garnbaran
seluruh isi disertasi kepada para undangan dalam ujian terbuka. Ucapan
terima kasih kepada para dewan penguji dan para undangan yang telah
menghadiri
ujian terbuka
untuk menyelesaikan
studi dalam program
ilr n u
kehutanan.
juga atas segenap bantuan dari t e r n a n - t e r n a n
doktoral
d a la r n menyukseskan-acara
hari ini. Mohon maaf atas segala kekurangan
dalarn penulisan materi dan penyelenggaraan
acara ujian terbuka hari ini.
Semoga segala kekurangan
bisa tertutupi oleh manfaat yang bisa kita
rasakan. Semoga acara hari ini memberikan
keberkahan kepada kita sernua
dan selamat membaca!
Yogyakarta,
7 Maret 2014
Tri Atmojo
8 e r b o h o g lo lo h
dengon
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
J u m 'a t ,
A t m o jo
I QPONMLKJIHGFEDCBA
tsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
7 M a re t 2 0 1 4
D A F T A R IS I
I.
PENDAHULUAN
i
Il.
METODE
H I.
VARJABEL-VARJABEL
PENELITIAN
iii
PEMBANGUNAN
LEMBAGA
KPHK Dl
BALAI TNAP
IV. RELASI
V.
iv
STAKEHOLDER
vii
4.1 Prioritas
Peran Relasi Stakeholder
vii
4.2 Prioritas
Prinsip GFG
vii
4.3 Prioritas
Aktivitas
KONSTRUKSI
viii
KELEMBAGAAN
5.1 Reorganisasi
5.2 Penerapan
5.3 Indikator
5.4 Konstruksi
Struktural
KPHK ALAS PURWO
Lembaga
ix
KonsepSRQPONMLKJIHGFEDCBA
G overnance
Keberhasilan
Kebutuhan
xiv
Kelembagaan
Peraturan
xvi
Pelaksanaan
xviii
VI. REKOMENDASI.
DAFTAR
ix
xvix
PUSTAKA
xx
~
~
B e r b o h o g io lo h
dengon
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
A t m o jo
Jurn'at, 7 Maret 2014
tsrqponmlkjihgf
I i QPON
I. P E N D A H U L U A N
Pengelolaan
1980
Taman Nasional
.mengalami
menyebabkan
pengurusan
banyak
kerusakan
TN
transformasi
Konservasi
pcrmasalahan
organisasi
TN
dibentuk
menggunakan
Tata
Kerja
pengurusan
Hutan,
oleh
Konstruksi
Kehutanan
No.P.03/Menhut-IIJ2007
Unit
Pelaksana
hutan
seharusnya
kelembagaan
Teknis
baru diharapkan
pada hasil
(o u tp u t
ini menarik untuk mendapatkan
transformasi
kelembagaan
Berdasarkan
adalah : (1) Mendapatkan
'Meridapatkan
individu,
data
menjadi
KPHK
dan
saat
ini
masih
dan
Kelembagaan
selanjutnya
yang
baik di
disebut
GFG).
paradigma
administrasi
sistem dan prosedur
melainkan
Oleh karenanya, kajian
iebih jauh mengenai bagaimana
penelitian
terse but, tujuan
data dan penjelasan
dan
penjelasan
ini
KPHK di Balai TNAP, (2)
mengenai
transformasional
penelitian
tentang identifikasi variabel-
lembaga dan stakeholder
kepemimpinan
Hutan
Kemenhut
kepemerintahan
o u tc o m e ).
penjelasan
dan
TNAP menjadi KPHK.
pertanyaan
variabel pembangunan
Hutan
Hutanyaitu
kelembagaan
Nasional.
merubah
pada
dan
Tata
tentang Organisasi
Taman
mencirikan
klasik yang tidak hanya berorientasi
juga berorientasi
yang
Pengelolaan.
yang ditetapkan
(TNAP).
Kementerian
Permenhut
Kesatuan
bidang kehutananSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(g o o d fo r e s tr y
governance
Konsep
simpul
Serta Pernanfaatan
menjadi
Salah satuTN
KPHK yaitu TN Alas Purwo
belum
berbagai
PPFEDCBA
6 /2 0 0 7
tentang
dalam
Pengelolaan
(KPHK).
di
pada tahun
sumber daya hutan. Salah satu upaya perbaikan
terdapat
PenyusunanRencana
(TN) sejak dideklarasikan
dan
organisasi terhadap sikap GFG, (3) Merumuskan
pengaruh
persepsi
karakteristik
tentang
disain
prioritas relasi stakeholder,
prinsip
GFG dan aktivitas relasi Balai TNAP, dan (4) Membuat konstruksi
,
.
disain
kelembagaan
dan kebutuhan
peraturan
pelaksanaan
menjadi
acuan
KPHK
Alas
Purwo,
Penelitian
pembentukan
trn
diharapkan
KPHK di Balai TNAP. Nilai
terletak pada : (1) Obyek penelitian
. adalah
konstruksi
adalah
kuantitatif
digambarkan
kelembagaan,
dan
kualitatif.
dalam gambar 1.
akademis
k e b a r u a n ln o v e lty
dalam
penelitian
ini
adalah KPHK, (2) Kajian penelitian
(3) Metode
Kerangka
penelitian
pemikiran
yang ?igunakan,
penelitian
ini
U J 'I A N
__ .~
.A c tu a l C o n d itto n FEDCBA
4
T rc m :{o rm a s f
~
T E R B · U K A T T I : A t m o j. o
. .Jurn'at, 1.f\.< 1 a re t 201~__
ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
~w P m u n g lw f
"
••
O ea/
QPONMLKJIHGFEDCBA
••
(~
f
.~
-,
•
Kesaluanpetlge10taan
Huun KOfIsetVasi(KPliK)
. 0 , 6 .
2. Hasil uji univariat
diilustrasikan
dalam garnbar 1.
-'.
~-.:,.~-,,---.
DO
KI
Garnbar
Garnbar
I. menyatakan
yang diukur
pembangunan
dipergunakan
oleh
variabel
tidak
I. I1ustrasi Hasil Analisis
bahwa
berada
lembaga
mempunyai
untuk konstruksi
karakteristik
seluruh
pada kategori
lembaga
individu,
variabel
Univariat
pembangunan
yang terbaik.
ruang
KPHK.
lembaga
Sernua
perbaikan
yang
Posisi terbaik
sedangkan
variabel
sikap
B e r b a h a g ia la h
dapat
dimiliki
GFG
dengan
danFEDCBA
flm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
J u m a t,
kepemimpinan
transformasional
masih
manajemen
dalam
upaya
organisasi
masih
memerlukan
diarahkan
rnenuju
fleksibilitas
struktur
ataukah
dan formalisasi.
peningkatan
Variabel
biaya pengelolaan
apakah
program
2009,
20 I 0, dan 20 II))
kawasan
konservasi
masih
di negara-negara
sentralisasi
berdasarkan
(diolah
di bawah
ASEAN
akan
porsi besar pada
yang menonjolkan
dan pendanaan
Disain
nantinya
yang memberikan
rnekanistik
per Ha (Rp. 133.237/Ha/Tahun
BTNAP
tindakan-tindakan
kepemimpinan.
pendalaman
organik
struktur
memerlukan
kualitas
A t r n o jo
tsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
7 M a re t 2 0 1 4
I v
analisa
dari LAKIP
biaya
pengelolaan
dan negara-negara
maju.
3.2QPONMLKJIHGFEDCBA
T n te r a k s i A n ta r V a r ia b e l.
Hipotesis
Ho:
Ha
penelitian
yang digunakan
Karakteristik Tndividu
Persepsi tentang Disain
GFG.
SikapFEDCBA
Karakteristik lndividu
Persepsi tentang Disain
GFG.
Interaksi
antar
adalah:
(KT), Kepemimpinan Transformasional
(KT),
Organisasi (~O) Tidak Berpengaruh Terhadap
(KI), Kepemimpinan Transformasional
(KT),
Organisasi (~O) Berpengaruh Terhadap Sikap
variabel
digambarkan
dalarn
hasil
uji
re g re s i
berikut :
a d ju s te d
/
adalah 0,377.
NilaiSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I. Uji determinasi.
sebesar
ini biasa
psikologi
terjadi
F hitung
Dengan
demikian
terhadap
Sikap GFG.
t.
Hasil
signifikan
sebesar
uji
Sikap
berpengaruh
17,535
dikatakan
t menyatakan
Sikap
0,00 «0,05).
terhadap
sebesar
dapat
terhadap
DO (probabilitas
dibatasi
penelitian-penelitian
a d ju s te d
displin
/
ilmu
organisasi.
2. Uji F. Nilai
3. Uji
dalam
Nilai
Variabel
GFG.
terhadap
bahwa
GFG dilihat
0,642 (>0,05))
ternyata
Kebijakan
0,000.
DO
berpengaruh
variabel
KI
berpengaruh
dari probabilitas
signifikansi
0,183
(>0,05))
tidak berpengaruh
penyebab
Sikap GFG adalah
probabilitas
dan
KT (probabilitas
Indikasi
oleh sistem kebijakan.
dengan
KI, KT
KT
dan
dan
signifikan
DO
: (a) Dimensi-dirnensi
tidak
GFG
ini tidak dapat dirubah
8 e r b o h o g io lo h
dengon
oleh
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
Jum'at,
kepemimpinan
terbatas
dan
disain
dan (b) Masih
secara
yang
mempunyai
bukti empiris
2014
tsrqponmlkjihg
I vi
kewenangan
yang
menunjukkan
terhadap kinerja (IvancevichSRQPONMLKJIHGFEDC
e t a l., 2 0 0 7 ) .
tingkat efek kepemimpinan
Akan tetapi,
KBTN
sedikit
A t m o jo
7 Maret
teoritis,
organisasi
tidak dapat berjalan
tanpa
kepernimpinari dan disain organisasi (Esman, 1986).
3.3QPONMLKJIHGFEDCBA
lm p lik a s i
D is a in L e m b a g a
Disain organisasi
yang birokratis
prinsip-prinsip
menuju
yang
paling
KPHK
ke organisasi
dan nilai-nilai
untuk peningkatan
adalah
dikonstruksikan
individu
yang
organisasi
modern yang ramah terhadap
GFG. Apabila disain organisasi ditujukan
karakteristik
tepat
KPHK
KPHK bertujuan untuk transformasi
individu, maka pilihan bentuk organisasi
organisasi
dalam
menyebabkan
organik.
upaya
gaya
Model
kepemimpinan
pernbangunan
kepemimpinan
karakteristik
transformasional
rnerupakan pilihan yang tepat. Variabel program dan dana lembaga juga
dikonstruksikan
diartikan
untuk
bahwa
peningkatan
penguatan
alokasi
karakteristik
karakteristik
program
dan
dana
individu.
Hal bukan
semata-mata
individu, namun karakteristik
untuk
individu menjadi
prioritas.
SIKAP GFG
~
~
Kcpemimpinan
Transformasional
--- u
O r g a n is a s i
Or~~nis-~lIf::tntif
/
Karakteristik
Inrtivirlu
Gambar 3. Relasi antar variabel pembangunan
lernbaga KPHKFEDCBA
B e r b o h o g io lo h
dengon
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
A t m o jo
J u m ' a t, 7 M a re t
IV . R E L A S I
2014
1 v ii QPONMLK
tsrqponmlkjihgfed
STAK EH O LDER
Uraian bab ini adalah penjelasan tujuan penelitian ketiga.
4 .1
P r io r ita s
Hasil
P eran
R e la s i
identifikasi
S ta k e h o ld e r
stakeholder
menggunakan
konsep
(1986) adalah : (1) KaitanSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e n a b lin g
terdiri dari Kemenhut,
fungsional
terdiri dari masyarakat
Kehutanan
UGM,
Banyuwangi
(3) Kaitan
Selatan
sekitar hutan, swasta, dan Fakultas
normatif
dan Pemkab
terdiri dari pengunjung
perannya
urutan
bobot
masyarakat
(12%),
stakeholder
dalam
prioritas
stakeholder
peran
(11%),
dilihat
tingkat
Hasil
relasi
BTNAP-Ditjen
tersebar
wisata
masyarakat
: BTNAP-
BTNAP-Pemkab
BTNAP-UGM
(10%).
sekitar
dan
menyebutkan
adalah
(20%),
(12%),
GFG,
kepentingan
penelitian
stakeholder
PHKA
BTNAP-Perhutani
menempatkan
sebagai prioritas
(4) Kaitan
KPH
KPHK yang berbasiskan
TNAP.
BTNAP-pengunjung
BTNAP-swasta
dari Perhutani
Banyuwangi,
tersebut
pengelolaan
(23%),
terdiri
Puri Giri Saloka, wisatawan, peneliti dan "wong
lelono". Dalam konstruksi kelembagaan
masing-masing
Esman
(2) Kaitan
hutan
Hasil
dan
(11%),
penilaian
Kemenhut
utarna. Dengan demikian, tanpa adanya partisipasi aktif
kedua pihak kunci ini, dapat dipastikan kelembagaan GFG BTNAP tidak
akan berjalan baik.
4.2.
P r io r ita s
Hasil
P r in .s ip G F G
perbandingan
•
berpasangan
menunjukkan
urutan
bobot
prioritas adalah prinsip kepastian hukum (25%), ekologi (23%), sosial
ekonomi (14%) transparansi
(14%) partisipasi (12%) dan akuntabilitas
(12%). Dari paparan di atas, prinsip kepastian hukum dan ekologi adalah
prioritas utama dan sebagai prasyarat terwujudnya
dengan
multi stakeholder.
Penempatan
relasi GFG BTNAP
prinsip-prinsip
tersebut
sesuai
dengan konsepsi Pasal 28H ayat (I) dan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945
yang menempatkan
harus dipatuhi.
akuntabilitas
aspek lingkungan hidup sebagai norma hukum yang
Prinsip
dimaknai
sosial ekonomi,
transparansi,
sebagai aspek-aspek
penguatan
partisipasi,
organisasi
8 e r b o h o g io lo h
dengon
dan
danFEDCBA
Ifm u
UJIAN
TERBUKATri
Jum'at.
menjadi
suatu kesatuan
menjadi
yang menyebabkan
peralihan
Atmojo
7 Maret
2014
ZYXWVUTSRQPO
I viii
dariSRQPONMLKJIHGFED
goverm ent
governance.
4.3.QPONMLKJIHGFEDCBA
P r io r ita s A k tiv ita s
Prioritas aktivitas relasi stakeholder adalah sebagai
berikut :
Relasi
P r io .- it a s
Masyarakat
I
II
Penyuluhan
Peman faatan
Kemenhut
Program
dana
Sarpras
Pemkab
dan Tata ruang
Pengamanan
Kebijakan
dengan
\V is a ta w a n
Pembangunan
FKT
UGM
Pemberdayaan
V
Penguatan
kelembagaan
Prioritas-prioritas
Pembinaan
hutan
Riset
Pemberdayaan
pariwisata
Pendapatan tiket Pelatihan
SDM
Pendapatan
wisata
M onev
Pengamanan
M agang
Ipraktek
IV
Swasta
sarp ras
m asyarak at
III
BTNAP
mhs
Pemberdayaan
Masyarakat
aktivitas ini akan menjadi bahan analisis fokus relasi
KPHK dengan multistakeholder.
..
.. FEDCBA
B e r b a h a g ia la h
dengan
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
A t m o jo
J u m 'a t ,
V. K O NSTRUK SI
KELEM BAGAAN
Menggunakan
hasil analisa
merupakan
penjelasan
konstruksi
kelembagaan
pe!aksanaan.
dilakukan
tujuan
ke
Alas Purwo
kelembagaan
: (a) reorganisasi
indikator
keberhasilan
rnekanistik
S tr u k tu r a l
adalah
kemampuan
Struktur
menjadi
disain
BTNAP
dengan
disain
berdasarkan
Pekerjaan
sinergitas
potensi
Pendelegasian
kewenangan
kepada
Usaha)
turun
pekerjaan
secara
Kepala
Kepala
heterogen
pekerjaan.
KPHK.
mengarahkan,
ke tapak.
dengan
Resort/unit
Kepala
khusus
Pengelolaan
(SlLOKA))
Kawasan
lebih
administrasi.
organisasi
(SPH)
Kepala Teknis
dan Kepala
dan
pengelola
tapak
Tata
rnengevaluasi
teknis
resort pengelolaan
kernitraan,
lernbaga
didisain
sebagai
inti
akan didukung
kajian, dan Sistern Informasi
dan tata usaha (keuangan,
personalia,
Fungsi yang masih terpusat di Balai KPHK adalah perencanaan
dan administrasi
bekerja
KPHK (dibantu
Hutan
individu.
PHKA sebagai
memonitor
sebagai
(program,
Nornor
secara tim yang
Departernen-departernen
rnenempatkan
aktivitas
masing-masing
dari Ditjen
~007).
c t a l.,
BTNAP
KPHK dikerjakan
Model
pentingnya
keseharian
Kepala
Pel~gelolaan
oleh teknis kehutanan
sarpras).
( c)
organisasi
KPHK.
(1vancevich
struktur
spesialisasi
dimulai
Seksi
tangan
sampai
organik
menekankan
SK
rnengutarnakan
Kehutanan,
dan
disain
yang
adalah
SK.333/BTNAP-1.1/2011.
e n a b lin g
perubahan
dan pengembangan
bertransforrnasi
yaitu
(b) penerapan
stakehoder
organisasi
organisasi
beradaptasi
yang
lembaga,
KPHK
L em baga
ini dilakukan
BTNAP
organik
peraturan
menjadi
kelembagaan.
R e o r g a n is a s i
Tindakan
dan konstruksi
dengan
QPONMLK
bab iru
membuat
struktural
ix
tsrqponmlkjihgfe
yaitu
BTNAP
.konsepSRQPONMLKJIHGFEDCBA
governance
dalam relasi lernbaga
5 .1
ALAS PURW O
empat
I
2014
dan Bab IV, uraian
III
penelitian
KPHK
Transformasi
melalui
Bab
KPHK
7 M a re t
keproyekan
fokus
Span
of
dan
dengan
tidak
k o n tr o l
tersebut disajikan
maksud
terlibat
struktur
agar
detail
KPHK
petugas
dalarn
adalah
lapangan
rnekanisrne
I : 3-6.
Disain
dalarn Garnbar 4.FEDCBA
B e r b a h a g ia la h
dengan
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
J u rn a t,
Unit
kernitraan
dan promosi
K e te ra n c a n
c=J
-
Organisasi
i nstruksi/supervisi
U n it
A t m o jo
tsrqponmlkjihgfedcbaZY
7 M a re t 2 0 1 4
I x
UnitSILOKA
dan kajian
SDA
Program
&
Anggaran
QPONMLKJIHGFEDCBA
k o o r d in a s i
y
Masyarakat, Pernkab Banyuwangi, FKT UGM, Swasta, Perhutani KPH
t
Banyuwangi Selatan, LSM
t
Garnbar 4. Disain Organisasi
Garnbar
koordinasi
langsung
Kehutanan.
supervisi
melakukan
garis
4.
ke
Kepala
Keempat
langsung
SPH,
Kepala
dalam.
koordinasi
KPHK
memiliki
Tata
dan
koordinasi
pusat
instruksi
Kepala
hubungan
Keempat
unit
Teknis
instruksi
juga
dan
dapat
yang ditunjukkan
Masing-masing
untuk
adalah
hubungan
Usaha
mernpunyai
unit-unit/resort.
yang sifatnya
KPHK Alas Purwo
Kepala
KPHK
unit tersebut
lingkaran
hubungan
bahwa
Kepala
ke
hubungan
koordinasi
mempunyai
bermakna
organisasi.
Model Organik
unit/resort
mernudahkan
oleh
juga
fleksibi IitasFEDCBA
B e r b a h a g ia la h
dengan
IIm u
U J IA N
T E R B U K A T ri
J u m 'a t ,
pekerjaan.
Misalnya,
kawasan
untuk
petugas
resort
perencanaan
memerIukan
program
resort
A t m o jo
I xi
tsrqponmlkjihgfedcbaZYXWV
7 M a re t 2 0 1 4
informasi
maka
potensi
petugas
dapat
langsung dapat meminta informasi ke bidang teknis tanpa perIu meminta
ijin supervisi yaitu Kepala SPH. Demikian juga model hubungan antar
unit-unit yang berada dalam lingkaran luar. Jadi, sifat hubungan
bersifat cair. Petugas
TN terutama
petugas di resort dan unit khusus
diberi kewenangan
lebih luas dalam mengembangkan
inovasi.
"pengawasan
Konsepsi
mekanistik
digantikan
oleh
lebih
melekat
konsepsi
kreativitas
(waskat)"
belajar
yang
bersama
dan
bersifat
antara
atasan
dengan bawahan.
Posisi resort berada di lingkaran
luar dimaknai
bahwa prioritas
pekerjaan berada di tingkat resort/tapak. Tekanan keberhasilan
pekerjaan
beralih dari keberhasilan
hasil dan
manfaat
bagi
ekosistem
secara
dan
menjadi
Dengan
dan
menjadi
keberhasilan
pemberdayaan
perubahan-perubahan
detail
lapangan.
administrasi
masyarakat.
dimensi
faktor
resort,
sosiokultural
penentu
dinamika
terpantau
pengambilan
kebijakan
maka pola pikirSRQPONMLKJIHGFEDCBA
" th in k in g
in th e b o x "
Dengan
demikian,
diharapkan
dapat
dikurangi
didasarkan
kepatuhan
pengelolaan
bukan berdasar pada ketepatan keputusan dengan dinamika
yang
karena
selama
berlebihan
ini pola
terhadap
aspek
pikir
tersebut
administrasi
kondisi di lapangan.
••