Evaluasi Kinerja Keuangan Pada Koperasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi di Indonesia

seharusnya

sudah tumbuh

dengan baik dan berkembang dengan pesat karena selama
pemerintahan

Orde

Baru

(ORBA)

perhatian


dan

keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan usahausaha koperasi sangat nampak. Keberpihakan pemerintah
untuk

memajukan

koperasi

tidaklah

berbeda

dengan

keberpihakannya dalam memajukan dunia usaha sektor
swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pemerintah

dalam


mendorong

kemajuan

usaha

koperasi telah diberikan berbagai kemudahan-kemudahan,
seperti misalnya kemudahan mendirikan/membuka koperasi
baru, kemudahan mendapatkan status Badan Hukum (BH),
penyelenggaraan
mendapatkan

pelatihan

bantuan

dan

bimbingan


permodalan

dalam

untuk
bentuk

penyediaan fasilitas kredit murah dan lain-lain sebagainya.
Khusus untuk kemudahan dalam memperoleh bantuan
permodalan atau fasilitas kredit, pemerintah melalui sektor
perbankan telah menyediakan atau menawarkan fasilitas
kredit dengan tingkat suku Harapan Bersama rendah atau
mudah

dijangkau.

Keberpihakan

pemerintah


untuk

mendorong kemajuan dan kemandirian koperasi bukan
tanpa alasan yang jelas, sebab di dalam Pasal 33 ayat 1
UUD

1945

disusun

dijelaskan

sebagai

usaha

bahwa

perekonomian


bersama

berdasar

Indonesia
atas

azas

kekeluargaan, kemakmuran masyarakat yang diutamakan,
1

bukan kemakmuran orang seorang, dan bangun usaha yang
sesuai dengan itu ialah koperasi. Selanjutnya dipertegas
bahwa koperasi ditempatkan baik dalam kedudukan sebagai
sokoguru perekonomian maupun sebagai bagian integral
dari tata perekonomian nasional.
Namun dari keberpihakan pemerintah selama ini untuk
mendorong

tampak

kemajuan

hasilnya

dan

adalah

kemandirian
perkembangan

koperasi

yang

jumlah-jumlah

koperasi. Dari segi kuantitas koperasi semakin besar, akan

tetapi dari segi kualitas dan manajemen untuk mendorong
kemajuan dan kemandiriannya masih tertinggal apabila
dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya yakni sektor
usaha swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Apabila ditinjau dari aspek keuangan, ketertinggalan
tersebut tentunya tidak terlepas dari kapasitas manajemen
untuk mengelola keuangan koperasi. Keberhasilan dalam hal
ini, akan tampak melalui parameter-parameter kesehatan
finansial maupun profitabilitasnya, sehingga dalam jangka
pendek kinerja koperasi akan semakin baik dan dalam
jangka panjang pertumbuhannya hanya akan mantap.
Untuk mengetahui tentang keberhasilan manajemen
dalam pengelolaan keuangan serta permodalannya, dapat
dilakukan analisis tentang aspek-aspek yang relevan, baik
secara historis maupun komparatif dengan koperasi yang
sejenis.

Berdasarkan

hasil


penelitian/analisis

tersebut

nantinya dapat diperoleh suatu indikator dan parameter
tentang efektivitas pengelolaan keuangan suatu koperasi.
Hal tersebut tentunya disesuaikan atas konsep-konsep yang
relevan tentang manajemen keuangan khususnya badan
usaha yang berbentuk koperasi.
2

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut penulis ingin
mengungkap lebih jauh tentang efektivitas pengelolaan
keuangan koperasi dengan judul ”Evaluasi Kinerja Keuangan
Pada

Koperasi

Pegawai


Negeri

”HARAPAN

BERSAMA”

Sekretariat Kabupaten Bulungan dengan suatu studi kasus.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang
menjadi masalah pokok untuk dibahas dalam penulisan
skripsi ini adalah

sejauhmana pemanfaatan

sumber-sumber modal dapat meningkatkan kinerja koperasi
Pegawai Negeri Harapan Bersama Sekretariat Kabupaten
Bulungan.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk

mengetahui sejauh mana
modal

koperasi

dalam

pemanfaatan sumber-sumber

meningkatkan

kinerja

koperasi

Pegawai Negeri Harapan Bersama Seretariat Kabupaten
Bulungan.
D. Kegunaan Penulisan
Sedangkan


kegunaan

dari

penulisan

ini

adalah

diharapkan dapat menjadi :
1. Bahan masukan kepada para pengelola Koperasi Unit
Desa Sekabupaten Bulungan
2. Bahan informasi bagi penulis lainnya yang berkeinginan
untuk mengkaji obyek yang sama dalam upaya untuk
meningkatkan kinerja koperasi
E. Hipotesis
3

Dalam kaitannya dengan permasalahan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi Hipotesis
dalam penulisan ini adalah ”Diduga bahwa jika pengelolaan
keuangan atau pemanfaatan sumber-sumber modal KUD
yang ada pada wilayah Kabupaten Bulungan diefektifkan
maka kinerja keuangannya akan dapat ditingkatkan”.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Dana dari sumber internal (pemilik perusahaan)
digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi
barang

atau

kepentingan
dagang,

jasa,

produksi

untuk

membeli
dan

bahan-bahan

penjualan,

mengadakan

untuk

persediaan

kas,

untuk
piutang
untuk

kepentingan transaksi, maupun untuk menjaga likuiditas
perusahaan.
Sedangkan

perusahaan

atau

organisasi

untuk

menjalankan aktifitas bisnisnya memerlukan aktiva riil
(Real Assets) baik yang berwujud (Tangible Assets) seperti
mesin, pabrik, kantor dan kendaraan, maupun untuk aktiva
yang tidak berwujud (Intangible Assests) seperti keahlian
tehnis, merek dagang dan paten. Untuk memperoleh aktiva
riil tersebut perusahaan selalu mencari sumber-sumber
dana dari sumber lain. Sumber dana dari luar biasanya

4

seperti menjual saham, obligasi (PT) atau mencari kredit
dari lembaga-lembaga perbankan (Bank).
Menyangkut pengelolaan dana perusahaan adalah
merupakan tugas manajer keuangan yang dalam hal ini
adalah

manajer

bertanggung

perusahaan.

jawab

dalam

Manajer

perusahaan

pengambilan

keputusan

mengenai investasi dan pendanaan.
Menyangkut usaha perusahaan untuk mendapatkan
dana dan mengalokasikan dana tersebut oleh Bambang
Riyanto disebut sebagai pembelanjaan perusahaan atau
manajemen keuangan dalam arti yang luas (financial
management).lebih
mengemukakan

lanjut

bahwa

Bambang
pembelanjaan

Riyanto

juga

(manajemen

keuangan) dalam arti yang sempit hanya meliputi aktifitas
atau usaha untuk mendapatkan dana saja.
Yang terpenting bagi manajemen perusahaan adalah
bahwa dana yang diperoleh dan dana yang dialokasikan
harus dikelolah secara efektif dan efisien. Dari efektivitas
dan efisiensi pengelolaan dana oleh perusahaan ini maka
dapatlah

ditarik

pengertian

sesungguhnya

mengenai

manajemen keuangan, seperti menyangkut manajemen
untuk

fungsi-fungsi

seperti

fungsi

perencanaan,

pengarahan dan fungsi pengendalian.
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Bambang Riyanto mengatakan bahwa pada dasarnya
ada 2 (dua) fungsi manajemen keuangan (pembelanjaan)
yaitu :
a. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana.
b. Fungsi memperoleh dana.
5

Fungsi penggunaan atau pengalokasian dana harus
dijalankan secara efisien, artinya setiap rupiah dana yang
tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien
mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan
investasi

atau

penggunaan

rentabilitas

dana

terdiri

yang

maksimal.

Fungsi

atas

perencanaan

dan

pengendalian penggunaan aktiva baik dalam aktiva
lancar maupun aktiva tetap.
Fungsi penggunaan dana sangat penting karena
dapat

menjaga

likuiditas

dan

kontinuitas

usaha.

Perencanaan pengalokasian dana yang cermat dan teliti
berdampak

terhadap

menghindari

keamanan

penganggaran

dana

likuiditas
(Idle).

dan

Efisiensi

penggunaan dapat langsung menentukan besar kecilnya
tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi. Agar
supaya efisien penggunaan dana dapat dicapai, maka
manajer keuangan harus mampu mencari alternatifalternatif investasi yang dapat menguntungkan usaha.
Demikian halnya dengan fungsi memperoleh dana juga
harus dilakukan dengan efisien artinya supaya dana yang
diperoleh perusahaan telah diperhitungkan dengan biaya
minimal

termasuk

syarat-syarat

dianggap

menguntungkan

atau

pengendaliannya

tidak

memberatkan

perusahaan.
Manajer keuangan atau perusahaan sebagai orang
yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan
mengenai investasi dan pendanaan perusahaan harus
terlibat langsung dalam perencanaan dan pengendalian
penggunaan dana. Untuk mendanai investasi dan operasi
perusahaan, manajer keuangan bertanggung jawab dalam
6

memperoleh

dana

yang

sesuai

dengan

tingkat

kebutuhannya, baik mengenai jangka waktu penggunaan
dana,

persyaratan-persyaratan,

maupun

terhadap

pembiayaan yang harus digunakan untuk memperoleh
dana tersebut. Sumber-sumber dana perusahaan dapat
diperoleh dari luar perusahaan seperti dari lembaga
perbankan (bank-bank umum), pasar modal maupun dari
sumber-sumber dana lainnya.
Oleh karena itu untuk memperlancar aliran kas
(dana) yang masuk dari luar ke dalam perusahaan untuk
membiayai investasi dan operasi perusahaan sangat
ditentukan oleh kemampuan manajer keuangan dalam
menjalankan fungsi pendanaan. Kemudian setelah dana
itu diinvestasikan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan,

maka

keuangan/manajer

kembali

tugas

manajer

perusahaan

untuk

mampu

menghasilkan keuntungan. Dari hasil atau keuntungan
yang diraih perusahaan keputusannya ditentukan oleh
manajer keuangan atau perusahaan mengenai besarnya
yang akan dibayarkan kepada pemilik perusahaan, dan
berapa

besar

diinvestasikan

(Reinvestasi)

untuk

membiayai pertumbuhan perusahaan.
Demikian besarnya
dalam

memperlancar

peranan manajer

aliran

kas

atau

keuangan

dana

dalam

perusahaan sehingga kadang-kadang ia bertindak sebagai
intermediary atau perantara yang berada pada posisi di
antara sumber atau pemberi dana/pasar modal, bank
pemberi kredit (pinjaman) dan lain-lain sebagainya di satu
pihak dan operasi perusahaan di lain pihak.

7

3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Berdasarkan

pengertian-pengertian

dan

fungsi-

fungsi pembelanjaan yang dikemukakan oleh para ahli,
terutama fungsi pembelanjaan (manajemen keuangan)
yang dikemukakan oleh Ezra Salomon dan Van Horne
maka dapat dikatakan bahwa ruang lingkup manajemen
keuangan meliputi :
a. Pengalokasian dana (investasi) perusahaan,
b. Pemenuhan kebutuhan dana perushaan, dan
c. Kebijaksanaan dividen.
4. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Akuntansi
penggolongan

adalah
dan

seni

peringkasan

daripada

pencatatan

daripada

peristiwa-

peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya
sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepattepatnya dan dengan pentunjuk atau dinyatakan dalam
uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul
daripadanya. Berdasarkan definisi tersebut diketahui
bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah
pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan
yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan.
Myer mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
laporan keuangan adalah dua faktor yang disusun oleh
akuntan pada akhir periode untuk satu perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba.
Neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang, dan
modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu,
sedangkan

perhitungan

(laporan)

rugi

laba
8

memperlihatkan

hasil-hasil

yang

telah

dicapai

oleh

perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode
tertentu. Dalam prinsip-prinsip akuntansi Indonesia yang
dikatakan

laporan

perhitungan

rugi

keuangan
laba

adalah

serta

neraca

segala,

dan

keterangan-

keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya
antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana.
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan keuangan (Progress
Report),

secara

periodik

yang

dilakukan

pihak

manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan
adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai
suatu progress report laporan keuangan yang terdiri atas
data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi
antara fakta-fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi dan pendapat
pribadi.
Fakta-fakta yang telah dicatat mengandung arti
bahwa laporan keuangan ini dibuat berdasarkan fakta
dari catatan akuntansi, misalnya jumlah uang kas yang
tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di
bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan,
hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam
akuntansi mengandung arti bahwa data yang dicatat itu
didasarkan pada prosedur maupun anggaran-anggaran
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
lazim,

hal

ini

dilakukan

dengan

tujuan

untuk

memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.

9

Sedangkan pendapat pribadi (Personal Judgement)
mengandung

maksud

bahwa

walaupun

pencatatan

transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalildalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi
standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari
konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung
daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang
bersangkutan.
Jadi oleh karena itu laporan keuangan (Financial
Statement) merupakan hasil utama dari akuntansi karena
ia merupakan alat komunikasi informasi akuntansi yang
penting dan utama kepada pemakainya.
Untuk

mengkomunikasikan

informnasi-informasi

yang diperlukan mengenai suatu perusahaan digunakan
4 bentuk laporan keuangan, yaitu :
1. Perhitungan rugi laba (income statement).
2. Ikhtisar perubahan modal (the statement of owner’s
equity).
3. Neraca (balance sheet).
4. Ihktisar perubahan posisi keuangan (the statement of
changes in financial position).
Namun

menurut

Munawir

S.

bahwa

laporan

keuangan pada umumnya menjelaskan 2 (dua) hal pokok
yaitu; (a) neraca, dan (b) laporan rugi laba (R/L).

a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang
aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu.Neraca memperlihatkan
10

posisi

keuangan

suatu

perusahaan

pada

suatu

tanggal tertentu, atau dengan kata lain bahwa
neraca memberikan gambaran usaha sebagai pemilik
sumber-sumber atau harta yang sama besarnya
dengan tuntutan atas sumber-sumber atau harta
tersebut.
b. Perhitungan Rugi Laba (Income Statement)
Perhitungan atau laporan rugi laba adalah suatu
laporan keuangan yang memperlihatkan jumlah laba
yang

dihasilkan

suatu

perusahaan

selama

satu

periode. Banyak orang beranggapan bahwa hal ini
merupakan laporan keuangan yang terpenting karena
tujuannya adalah untuk mengukur apakah suatu
perusahaan berhasil atau gagal mencapai tujuan
pokoknya

yaitu

mendapatkan

laba

yang

sesuai

(Acceptable Income).
Jadi pada hakekatnya dapat dikatakan bahwa
laporan rugi laba (R/L) adalah merupakan suatu
laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya,
rugi-laba yang diperoleh suatu perusahaan selama
periode tertentu.
c. Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi pada prinsipnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan perusahaan.
Di dalam laporan keuangan koperasi yang umum
disajikan adalah neraca dan laporan hasil usaha
(SHU).
tentang

Neraca
aktiva,

adalah
hutang

laporan
dan

yang

modal

sistematis
dari

suatu

perusahaan atau koperasi pada suatu saat tertentu.
11

Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi
keuangan

suatu

koperasi

pada

suatu

tanggal

tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir
tahun buku.
Ada 3 (tiga) hal atau bagian penting yang
terkandung di dalam neraca, yaitu :
a.

Aktiva

b.

Hutang, dan

c. Modal
Aktiva

tidak

terbatas

pada

kekayaan

perusahaan/koperasi yang berwujud saja, tetapi juga
termasuk

pengeluaran-pengeluaran

dialokasikan

atau

biaya

yang

yang

belum

masih

harus

dialokasikan pada perusahaan yang akan datang
serta aktiva yang tidak berwujud lainnya. Aktiva
perusahaan dapat dibedakan menjadi dua bagian
utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap atau
aktiva tidak lancar.
Aktiva lancar di koperasi biasanya terdiri atas
kas, bank, piutang kredit anggota, piutang kredit non
anggota,

piutang

usaha,

piutang

lain-lain,

persediaan, dan lain-lain sebagainya. Sedangkan
aktiva

tetap

di

koperasi

biasanya

terdiri

atas

bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan dan
inventaris kantor. Ada yang berwujud dan ada yang
tidak berwujud.
Hutang

adalah

semua

kewajiban

keuangan

koperasi kepada pihak lain yang belum terpenuhi,
dimana hutang ini merupakan sumber dana atau
12

modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang
dapat dibedakan ke dalam hutang lancar atau hutang
jangka pendek, dan hutang jangka panjang. Hutang
jangka pendek koperasi biasanya berbentuk hutang
usaha (dagang), hutang biaya-biaya bank, dan hutang
kredit (pinjaman). Sedangkan hutang jangka panjang
koperasi

biasanya

berbentuk

simpanan

sukarela,

hutang kredit bank, hutang obligasi, hutang hipotik
dan hutang-hutang jangka panjang lainnya.
Sedangkan modal koperasi adalah merupakan
nilai hak kepemilikan koperasi atas seluruh kekayaan
koperasi. Modal koperasi meliputi simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan modal, hibah/donasi dan
modal penyertaan. Modal koperasi dapat diperoleh
dari sumber internal dan dapat pula diperoleh dari
sumber eksternal yang meliputi anggota koperasi,
anggota
keuangan

koperasi
lainnya,

lainnya,

bank

penerbitan

dan

obligasi

lembaga
dan

surat

hutang lainnya serta sumber-sumber lainnya yang sah.
(Revrisond Baswir, 1997).
5. Analisis Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu
manajer keuangan memahami apa yang perlu dilakukan
oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang
sifatnya terbatas berasal dari financial statement. Analisis
rasio membiasakan pimpinan membuat keputusan atau
pertimbangan

tentang

apa

yang

perlu

dicapai

oleh

perusahaan dan bagaimana prospek yang dihadapi oleh
perusahaan di masa yang akan datang. Fokus dari analisis
13

ini akan berbeda menurut kepentingan khususnya dari
analyst, atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Analisis rasio tidak hanya berguna bagi kepentingan
intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Pihak
luar yang dimaksud adalah calon investor atau kreditur
yang akan menanamkan dana usaha dalam perusahaan
melalui

pasar

modal,

dengan

cara

membeli

saham

perusahaan yang go public.
Bagi manajer keuangan, dengan menghitung rasiorasio tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang
kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan di
bidang keuangan, sehingga dapat membuat keputusankeputusan yang penting bagi kepentingan perusahaan
untuk masa yang akan datang.
6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Syafaruddin Alwi rasio-rasio keuangan pada
umumnya diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
:
a.

Rasio Likuiditas
Rasio

likuiditas

ini

mengukur

kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka
pendeknya kurang 1 (satu) tahun. Rasio-rasio yang
tergolong ke dalam rasio likuiditas adalah :
1). Rasio Lancar
Rasio

lancar

adalah

perbandingan

antara

aktivalancar dengan hutang lancar.
Rasio lancar =

Aktiva Lancar
Hutang Lancar
14

Hasil

dari

perbandingan

ini

menunjukkan

seberapa jauh tuntutan kreditor jangka pendek
dapat

dipenuhi

oleh

harta

perusahaan

yang

diperkirakan dapat menjadi tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo hutang.
Aktiva lancar terdiri atas kas, surat berharga,
piutang dan persediaan, sehingga kewajiban lancar
terdiri dari hutang dagang, hutang bank jangka
pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun, termasuk juga kewajiban
pajak dan biaya-biaya lainnya yang masih harus
dibayar
2). Rasio Cepat
Rasio cepat atau biasa juga disebut rasio cair
ialah perbandingan aktiva lancar dikurang dengan
persediaan dengan kewajiban lancar.
Rasio cepat =

Aktiva Lancar- Persediaan
Hutang Lancar

Persediaan termasuk dalam unsur aktiva lancar
yang paling tidak likuid dan sering menimbulkan
kerugian.
b. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio

solvabilitas

menunjukkan

kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan apabila
perusahaan tersebut di likuidasi. Jika perusahaan di
likuidasi, apakah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut

cukup

untuk

memenuhi

semua

hutang-

hutangnya.

15

Rasio

solvabilitas

(Leverage)

menggambarkan

perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik
perusahaan

dengan

dana

dari

kreditor.

Perusahaan

dengan rasio solvabilitas atau rasio leverage yang rendah
akan memiliki rasio rugi yang lebih kecil. Jika kondisi
ekonomi sedang fluktuatif atau menurun, tapi juga
memberikan hasil pengembalian yang lebih rendah pada
waktu ekonomi sudah membaik. Sebaliknya perusahaan
dengan rasio solvabilitas (Leverage) yang tinggi akan
mempunyai kerugian yang besar demikian pula dapat
memberikan prospek untuk mendapatkan laba yang
tinggi.

Keputusan

Leverage

manajemen

hendaknya

untuk

menggunakan

mengembangkan

hasil

pengembalian yang lebih tinggi terhadap peningkatan
resiko.
1). Rasio Hutang
Rasio

Hutang

(Leverage)

dihitung

sebagai

rasio

hutang. Artinya jumlah hutang dibagi dengan jumlah
harta.
Rasio Hutang =

Jumlah Hutang
Jumlah Harta

Yang termasuk rasio hutang adalah semua hutang
lancar dan semua obligasi (hutang jangka panjang).
2). Laba terhadap biaya Harapan Bersama.
Rasio leverage (Solvabilitas) dihitung sebagai laba
terhadap biaya Harapan Bersama, adalah membagi
laba sebelum Harapan Bersama dan pajak (EBIT)
dengan biaya Harapan Bersama.

16

Laba

terhadap

biaya

Harapan

Bersama

=

Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Biaya Bunga
3). Penutupan beban tetap.
Rasio

Leverage

(solvabilitas)

dihitung

sebagai

penutupan biaya tetap, hampir sama dengan rasio
laba

terhadap

biaya

Harapan

Bersamaa,

tetapi

ditambahkan biaya-biaya lain misalnya biaya sewa
peralatan

(Leasing)

dan

menanggung

kewajiban

jangka panjang atas dasar kontrak sewa.
Penutupan biaya tetap =

Laba Sebelum Pajak + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa
Biaya Bunga + Kewajiban Sewa
c. Rasio Aktivitas
Rasio

aktivitas

menggambarkan

seberapa

jauh

perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya
secara efektif. Rasio efektivitas membandingkan antara
tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
Kalau rasio aktifitas dijadikan sebagai patokan maka
dengan sendirinya diperlukan adanya keseimbangan yang
layak antara penjualan dengan beberapa unsur harta
seperti misalnya persediaan, piutang, harta tetap dan
harta-harta lainnya.
Rasio-rasio aktifitas dapat meliputi :
1). Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Rasio aktifitas artinya rasio yang membandingkan
antara penjualan dengan persediaan.
Perputaran Persediaan =

Penjualan
Persediaan

17

Makin tinggi angka ratio perputaran persediaan
berarti makin baik karena perusahaan tersebut tidak
menyimpan persediaan dalam jumlah yang berlebihan.
Penyimpanan harta dalam jumlah yang berlebihan
membiarkan harta tidak produktif atau merupakan
investasi dengan tingkat pengembalian rendah atau
bahkan mungkin sama dengan nol. Dalam menghitung
rasio perputaran persediaan ada 2 (dua) masalah yang
perlu diperhatikan, yang pertama adalah menyangkut
kesesuaian satuan dari penjualan dan persediaan.
Penjualan biasanya dihitung sesuai dengan harga pasar.
Sedangkan persediaan dihitung atas dasar biaya. Untuk
mengatasi hal tersebut maka ada beberapa perusahaan
yang

menggunakan

harga

pokok

penjualan

(HPP)

sebagai pengganti harga penjualan pasar. masalah
lainnya adalah bahwa penjualan terjadi sepanjang
tahun sedangkan untuk persediaan menunjukkan angka
pada saat tertentu. Oleh karena itu untuk mengatasi hal
seperti ini maka digunakan angka rata-rata atau angka
persediaan awal ditambah persediaan akhir kemudian
dibagi

dua.

Apabila

kegiatan

perusahaan

bersifat

musiman atau mengalami kenaikan dan penurunan
penjualan yang sangat tajam sepanjang tahun maka
perlu

diadakan

beberapa

kebijakan-kebijakan

atau

penyesuaian-penyesuaian.
2). Perputaran Harta Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Perputaran

harta

tetap

membandingkan

antara

penjualan dengan harta tetap bersih.
Perputaran Harta Tetap =

Penjualan
Harta Tetap Bersih
18

Semakin tinggi tingkat perputaran harta tetap berarti
semakin baik, maksudnya penggunaan peralatan dan
mesin untuk berproduksi semakin efisien.
3). Perputaran Harta (Total Assets Turn Over)
Rasio aktifitas juga dapat dihitung sebagai perputaran
harta

yang

memperlihatkan

perputaran

Harapan

Bersamaan dengan cara memperbandingkan seluruh
penjualan dengan seluruh harta.

Penjualan
Jumlah Harta

Perputaran Harta =

Hasil perhitungan ini menunjukkan volume bisnis yang
dihasilkan perharta yang diinvestasikan. Makin tinggi
angka yang dihasilkan berarti perusahaan tersebut
makin baik karena menghasilkan volume bisnis yang
relatif tinggi.
D.Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
Rasio

profitabilitas

menggambarkan

efektivitas

manajemen jika dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi yang dihasilkan. Profitabilitas
merupakan kinerja yang dihasilkan oleh manajemen.
Profitabilitas

dapat dilihat sebagai marjun laba atas

penjualan dan hasil pengembalian modal sendiri
(Return On Net Worth).
1). Margin Laba Atas Penjualan
Rasio profitabilitas dihitung sebagai margin laba
atas penjualan. Margin (Profit Margin On Sales)
dihitung dari laba bersih sesudah pajak dibagi
dengan penjualan, menghasilkan laba untuk setiap
rupiah (atau satuan moneter lain).
Margin

Laba

Atas

Penjualan

=
19

Laba Bersih (SHU)
Penjualan
Makin
pembagian

tinggi

angka

tersebut

yang

berarti

diperoleh

makin

baik

dari

karena

dihasilkan laba (SHU bagi koperasi) yang relatif besar
terhadap penjualan.
2). Hasil Pengembalian Modal Sendiri (Return On Net
Worth).
Rasio profitabilitas ini menggambarkan tingkat hasil
pengembalian dari investasi pemegang saham atau
pemilik modal. Besar kecilnya tingkat pengembalian
modal ditentukan dari hasil pembagian antara rasio
laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Hasil

Pengembalian

Modal

Sendiri

=

Laba Bersih
Modal Sendiri
3). Hasil Pengembalian Harta (Return On Total Assets).
Rasio

profitabilitas

dihitung

sebagai

hasil

pengembalian harta merupakan suatu ukuran dari
efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
sumber dayanya. Kadang-kadang disebut dengan
hasil pengembalian atas investasi,ROI(Return On
Investment) Berdasarkan perhitungan sebelum pajak
maka rasionya adalah EBIT (Earning Before Interest
and

Tax)/Total

Assets),

laba

sebelum

Harapan

Bersamaa dan pajak dibagi dengan jumlah harta.
Apabila dalam perhitungan, diperhitungkan faktor
pajak, maka formula perhitungannya menjadi sebagai
berikut :

20

Hasil

pengembalian

harta

=

Laba bersih - Bunga (1- T)
Jumlah harta
Menurut I. Fred Weston, Thomas E. Copeland
dalam buku Manajemen Keuangan secara garis
besar rasio-rasio keuangan di samping rasio
likuiditas,

rasio

leverage

(solvabilitas),

rasio

aktifitas, rasio profitabilitas dapat pula dihitung
rasio pertumbuhan dan rasio penilaian.
Rasio

pertumbuhan

tentang

memberikan

kemampuan

gambaran

perusahaan

untuk

mempertahankan posisi ekonominya baik di
dalam industrinya maupun di dalam kegiatan
ekonomi

secara

menyeluruh.

Pertumbuhan

ekonomi, industri dan pertumbuhan perusahaan
mencerminkan adanya faktor-faktor inflasi dan
faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan riil. Sedangkan rasio penilaian
menggambarkan kemampuan manajemen dalam
menciptakan nilai pasar yang melampaui biaya
investasi. Rasio penilaian merupakan ukuran
prestasi perusahaan yang terkadang dianggap
paling

lengkap

karena

mencerminkan

rasio

resiko dan rasio hasil pengembalian. Sebagai
contoh rasio penilaian misalnya rasio harga
terhadap laba (Price to Earning) dari saham.
Rasio

penilaian

yang

lain

yang

tidak

kala

pentingnya adalah rasio harga pasar saham
dibandingkan

dengan

nilai

buku.

Rasio

ini

menunjukkan

bahwa

nilai

pasar

keuangan
21

berkaitan

erat

dengan

manajemen

dan

organisasi perusahaan yang sedang beroperasi.
Sedangkan dalam pengertian lain, nilai buku
merupakan nilai historis dari harta fisik suatu
perusahaan. Perusahaan yang sehat dengan
manajemen dan organisasi yang kuat akan
berfungsi secara efisien serta akan memiliki nilai
pasar yang lebih tinggi daripada nilai buku harta
fisiknya atau paling tidak sama.

7. Penggunaan Rasio Keuangan Dan
Keterbatasannya
a. Penggunaan Rasio-Rasio Keuangan
Telah diuraikan sebelumnya bahwa analisa
rasio

keuangan

dapat

dipergunakan

untuk

menganalisis dan mengevaluasi kinerja usaha dari
suatu perusahaan atau koperasi. Hal tersebut
diterapkan untuk kepentingan intern dan atau
kepentingan ekstern. Maksudnya penggunaan rasio
analisis keuangan tersebut untuk mengevaluasi
kinerja

usaha

dari

perusahaan

sendiri

atau

perusahaan lain yang akan atau sedang dalam
huHarapan Bersamaan bisnis atau usaha. Dalam
analisis rasio keuangan dapat dipilih jenis rasiorasio yang paling sesuai dengan tujuan analisis.
22

Jenis-jenis

analisis

melengkapi.

tersebut

Sedangkan

dianggap

yang

tidak

saling
saling

menunjang atau yang tidak begitu jelas pada rasio
tertentu dapat diperkuat dengan rasio yang lain.
Sebagai

contoh

misalnya

seorang

manajer

perkreditan dari suatu lembaga perbankan dalam
melaporkan perkembangan keuangannya umunya
hanya memilih tiga jenis rasio-rasio keuangan dari
suatu

perusahaan/koperasi

yang

bertujuan

memanfaatkan fasilitas kredit dari bank sebagai
dasar

untuk

mengevaluasi

kinerja

perusahaan

tersebut. Ketiga rasio yang dimaksud adalah rasio
utang terhadap jumlah harta, salah satu rasio dari
rasio likuiditas misalnya rasio lancar atau rasio
cepat dan rasio profitabilitasnya. Dengan demikian
manajer perkreditan dari bank akan dapat dengan
mudah mengetahui besarnya modal sendiri yang
dimiliki, besarnya kewajiban jangka pendeknya
demikian

pula

terhadap

prospek

kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba pada kegiatan
bisnis atau usaha dari perusahaan itu. Berdasarkan
kondisi-kondisi seperti itu maka manajer kredit
dapat mempertimbangkan kinerja dari perusahaan
23

yang akan mengambil kredit apakah layak untuk
dikabulklan

atau

direalisasikan

permohonannya

atau tidak direalisasikan permohonan kreditnya.
b.Keterbatasan

Penggunaan

Analisis

Rasio

Keuangan
Walaupun rasio keuangan dianggap sangat
berguna

akan

tetapi

tidak

keterbatasan-keterbatasan
dipergunakan

dengan

terlepas

sehingga
sangat

dari

hendaknya

hati-hai

atau

bijaksana. Salah satu keterbatasan penggunaan
analisis rasio keuangan adalah berawal dari data
keuangan itu sendiri. Rasio-rasio keuangan disusun
dari

data-data

dipengaruhi
berbeda

akuntansi

oleh

dan

dan

cara-cara

bahkan

dapat

data

tersebut

penafsiran

yang

merupakan

hasil

manifulasi. Sebagai contoh misalnya jika ada dua
perusahaan

yang

menggunakan

metode

penyusutan dan penilaian pesediaan yang berbeda
maka tentu hal ini sangat tergantung dari prosedurprosedur

yang

dianut,

dan

sebagai

akibatnya

adalah laba yang dilaporkan dapat lebih tinggi dan
dapat pula lebih rendah. Perbedaan-perbedaan
lainnya misalnya pada prosedur pengeluaran dana
24

untuk kegiatan penelitian dan pengembangan,
pengeluaran

dana

untuk

dana

pensiun,

pengeluaran dana untuk jaminan produk atau pada
piutang macet, pada perbedaan tahun fiskal dan
lain-lain sebagainya. Jadi pada prinsipnya jika rasio
kedua perusahaan dibandingkan maka diperlukan
adanya analisis data akuntansi yang dipergunakan
sebagai

dasar

untuk

perhitungan

rasio

dan

mengadakan studi perbandingan atas berbagai
bentuk

perbedaan-perbedaan

yang

dianggap

sebagai perbedaan pokok atau utama.
Seorang manajer keuangan harus sangat
berhati-hati dalam menentukan atau menetapkan
apakah suatu rasio tertentu dianggap baik atau
buruk sehingga diperlukan tambahan data untuk
dapat melengkapinya. Salah satu contoh misalnya
rasio perputaran persediaan yang sangat tinggi
dapat menunjukkan adanya kekurangan jumlah
persediaan

dan

besar

kemungkinannya

terjadi

kehabisan persediaan. Dalam hal seperti ini jika
ditemukan perbedaan rasio keuangan dengan rasio
standar dari rata-rata industri maka sebaiknya
diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk
25

menentukan faktor-faktor penyebabnya. Sebaliknya
jika rasio keuangan sesuai atau sama dengan rasiorasio industri tidak menjamin bahwa perusahaan
tersebut

telah

berjalan

normal

atau

memiliki

manajemen yang baik karena dalam waktu singkat
banyak cara untuk membuat rasio-rasio keuangan
perusahaan yang sesuai atau sama dengan rasio
keuangan rata-rata industri, ini berarti bahwa telah
terjadi manifulasi data. Untuk menghindari hal
semacam

ini

maka

para

analis

harus

mengembangkan informasi dari tangan pertama
untuk menguji data yang ada, kegiatan operasi
perusahaan
sesungguhnya

dan

sistem

yang

manajemen

diterapkan.

Para

yang
analis

hendaknya tidak dapat terlena atau langsung
mempercayai data-data yang seusia dengan data
standar industri (rasio-rasio industri).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
analisis rasio-rasio keuangan merupakan alat yang
sangat berguna seperti misalnya metode analisis
yang lain dimana alat tersebut harus digunakan
dengan hati-hati serta bijaksana. Analisis rasiorasio keuangan adalah merupakan suatu bagian
26

penting dari proses penelitian untuk mengevaluasi
kinerja suatu perusahaan, akan tetapi masih harus
dilengkapi dengan informasi-informasi lain yang
menunjang dan dapat diperoleh apabila para analis
terjun langsung ke perusahaan-perusahaan yang
dimaksud.
8. Kinerja Keuangan
9. Evaluasi Kinerja Keuangan
Untuk mendapatkan data tentang perkembangan
usaha perusahaan perlu diadakan interprestasi atau
analisis tentang data-data keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Data-data keuangan itu tercermin di
dalam laporan keuangannya.
Laporan keuangan (Financial) memberikan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan dimana
neraca mencerminkan nilai aktiva utang dan modal
sendiri pada suatu saat tertentu. Sedangkan laporan
rugi laba mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal
sendiri pada saat tertentu, dan laporan keuangan
mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode
tertentu.
Menganalisis

laporan

keuangan

perusahaan

sangat bermanfaat bagi pimpinan perusahaan untuk
27

mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan
yang dipimpinnya artinya diketahui hasil-hasil keuangan
yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu maupun
keadaan sekarang, atau yang sedang berjalan. Di
samping itu dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan
dan hasil-hasil yang sudah dianggap cukup baik.
Hasil-hasil analisis tentang keadaan keuangan
perusahaan

dapat

pula

bermanfaat

untuk

memperbaiki penyusunan rencana perusahaan untuk
tahun-tahun yang akan datang.
Banyak pihak yang kepentingan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Pihak-pihak yang dimaksud
adalah

di

samping

untuk

kebutuhan

internal

perusahaan juga terhadap para kreditur dan para
investor atau pihak di luar perusahaan.
Analisis/evaluasi

kinerja

keuangan

pada

dasarnya dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu
analisis historis dan analisis komparatif.
a. Analisis Historis (Data Periode Lalu)
Analisis historis membandingkan rasio-rasio
dari beberapa tahun lalu dengan rasio keuangan
sekarang

maupun

terhadap

rasio-rasio

untuk

waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan
28

yang sama. Misalnya

Current Ratio tahun 2012

dibandingkan

tahun-tahun

dengan

sebelumnya.

Dengan membandingkan rasio-rasio tersebut dari
tahun-tahun ke tahun akan diketahui perubahanperubahan yang terjadi dari tahun ke tahun.
b. Analisis Komparatif (Rata-rata Industri)
Analisis
untuk

komparatif

membandingkan

dimaksudkan
rasio-rasio

adalah

dari

suatu

perusahaan (koperasi) dengan rasio-rasio keuangan
dari perusahaan lain yang sejenis atau industri
untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan
rasio-rasio
industri

perusahaan/koperasi
dapat

perusahaan/koperasi

dengan

diketahui
dalam

rasio
apakah

aspek

keuangan

(finansial) berada di atas rata-rata rasio industri
atau

di

bawahnya.

Rasio-rasio

industri

yang

dijadikan pembanding (Syafaruddin Alwi, 1997)
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Rasio-rasio Keuangan Standar (Rata-rata
Industri)
No

Persentase (Rata-rata
Komponen

.

Industri)
29

1.

2.

Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar

250 %

b. Rasio Cepat

150 %

Rasio Solvabilitas
a. Debt Equity Ratio

200 %

b. Debt/Total Assets

50 %

Ratio
3.

Ratio Aktivitas

2,5 kali

Perputaran
persediaan
4.

(TotalAssets

Turn

Over)

6%

Rasio Profitabilitas
a.Profit

Margin

On

40 %

Sales
b.Hasil
pengembalian

atas

modal
Sumber : Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan.
Sedangkan untuk menilai kesehatan koperasi
digunakan rasio standar yang ditetapkan oleh Dirjen
Pembinaan

Koperasi

yang

meliputi

komponen-

komponen penilaian seperti Rentabilitas, Likuiditas
30

dan Solvabilitas atau yang disingkat RLS dengan
standar dan bobot dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Rasio Standar Keuangan Koperasi
STANDA

REALISAS

BOBO

N

KOMPONE

NILAI

O

N

1.

Rentabilita

(%)
10

(%)
-

(%)
40

-

2.

s

125

-

30

-

3.

Likuiditas

110

-

30

-

R

I

T
(%)

Solvabilita
s
Jumlah
Sumber : Koperasi Kabupaten Bulungan

100

Dari komponen penilaian yang ditetapkan dari
Direktorat Jenderal Pembinaan Koperasi tersebut
dapat dijelaskan bahwa apabila rentabilitas koperasi
mencapai 10 %, likiuditas dicapai sebesar 125 % dan
Solvabilitasnya sebesar 110 % maka koperasi yang
bersangkutan dinilai baik dan dapat memperoleh
peringkat

B

(baik).

Semakin

tinggi

rentabilitas,

likuiditas dan solvabilitas yang dicapai oleh koperasi
maka

semakin

tergolong

sehat

koperasi

yang

bersangkutan.
31

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif studi
kasus, artinya suatu penelitian yang mempelajari secara
mendalam

tentang

Koperasi

Pegawai

Negeri

Bersama” Sekretariat Kabupaten Bulungan

“Harapan

sekarang dan

interaksinya pada tahun-tahun yang lalu.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Adapun yang menjadi obyek penelitian pada penulisan
skripsi ini adalah pada Koperasi Pegawai Negeri “Harapan
Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten Bulungan . Dan
waktu penelitian kurang lebih tiga bulan dari Bulan Januari –
Maret.
C. Rincian Data Yang Diperlukan
Adapun rincian data yang diperlukan untuk penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1.

Gambaran

umum

KPN

“Harapan

Bersama”

Kantor

Sekretariat Kabupaten Bulungan.
2.

Struktur Organisasi

3.

Penyajian data penelitian

32

4.

Gambaran

manajemen

keuangan

dan

variabel

penelitian Koperasi Pegawai Negeri “Harapan Bersama”
Kabupaten Bulungan.

D. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode sebagai berikut :
a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) . Teknik ini
dilakukan dengan cara membaca atau mempelajari bukubuku literature yang erat kaitannya dengan penulisan
skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research) meliputi :
a. Observasi dilakukan dengan menetapkan sasaran
pengamatan terlebih dahulu. Sasaran pengamatan
meliputi unit-unit usaha yang menunjang kemajuan
usaha koperasi yang meliputi usaha Wartel, waserda
serta kegiatan-kegiatan organisasi koperasi lainnya.
b. Interview atau wawancara adalah merupakan suatu
metode yang dilakukan dengan jalan wawancara
langsung dengan manajer koperasi, dan sejumlah
anggotanya

yang

“Harapan

Bersama”

dengan

penulisan skripsi ini.
33

E. Alat Analisis Data
Alat

analisis data yang digunakan dalam penulisan ini

adalah sebagai berikut :
1.

Neraca dan Laporan rugi laba (R/L) komparatif/historis
Koperasi

”HARAPAN

BERSAMA”

Kabupaten Bulungan dari

Kantor

Sekretariat

tahun buku 2010 sampai

dengan tahun buku 2012.
2. Menghitung rasio-rasio keuangan Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) ”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan dari tahun buku 2010 sampai dengan tahun
buku 2012, yang meliputi kelompok :
a.

Rasio likuiditas.

b.

Rasio solvabilitas atau leverage.

c.

Rasio aktivitas.

d. Rasio profitabilitas.
3.

Analisis Dan Evaluasi
a. Analisis Historis dan Komparatif
Dari penyusunan neraca dan laporan rugi laba
(Laporan Hasil Usaha) bagi KPN ”HARAPAN BERSAMA”
selama 4 (empat) tahun yakni dari tahun buku 2008
sampai dengan tahun buku 2011 maka dapat dihitung
rasio-rasio
meliputi

keuangan

rasio

perusahaan/koperasi

likuiditas,

rasio

solvabilitas,

yang
rasio
34

aktivitas dan rasio profitabilitas. Perhitungan rasiorasio

tersebut

dimaksudkan

untuk

mengetahui

perkembangan finansiil Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan. Hasil-hasil perhitungan rasio-rasio keuangan
tersebut
kinerja

kemudian
Koperasi

dianalisis

Pegawai

untuk

Negeri

menentukan

(KPN)

”Harapan

Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten Bulungan.
b. Evaluasi Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Negeri
(KPN)

”Harapan

Bersama”

Kantor

Sekretariat

Kabupaten Bulungan
Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan dapat dilihat dari perkembangan laporan
finansial (keuangan) selama 1 tahun yakni dari tahun
2010 buku sampai dengan tahun buku 2011 setelah
dibandingkan
terhadap

dengan

rasio

rasio-rasio

standar

yang

standar,

baik

ditetapkan

oleh

Departemen Koperasi maupun rasio-rasio standar
perusahaan atau rasio rata-rata industri.

35

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1.Profil KPN “HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah
Kabupaten Bulungan.
KPN

”HARAPAN

Kabupaten

Bulungan

BERSAMA”Sekretariat
berdiri

pada

Daerah

tahun

1987.

mendapatkan status sebagai Badan Hukum (BH) Koperasi
dari

Kantor

Wilayah

Departemen

Koperasi

Propinsi

Kalimantan Timur pada tanggal 25 Juli 1987, dengan No.
4725/BH/VII/1987. Sejak berdiri hingga sekarang telah 14
kali menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan
sudah 5 kali mengalami penggantian pengurus.
a. Organisasi Dan Manajemen
Jumlah pengurus dan pengawas KPN ”HARAPAN
BERSAMA” sebanyak 5 orang, sedangkan karyawan
sebanyak 11 orang. Karena anggota KPN ”HARAPAN
BERSAMA”

jumlahnya

relatif

besar,

pengurus

mengangkat manajer untuk menjalankan dan mengelola
koperasi setiap hari. Pengurus dan pengelola bekerja
berdasarkan job description (pembagian kerja) supaya
dapat efektif dan efisien. Struktur organisasi KPN
36

”HARAPAN

BERSAMA”

dapat

dilihat

pada

gambar

berikut
Gambar 1. Struktur Organisasi KPN ”HARAPAN BERSAMA”
Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan

Pengurus

Pembina

Pengelola/
Manajer

Bagian Administrasi
Dan Keuangan

Bagian
Operasional

Bagian
USP

Akuntansi

Pertokoan

Unit
SP

Kasir

Foto copy

Pembukuan

Administrasi

Beras

Penjualan/
Pemasaran

Sumber

:

KPN

”HARAPAN

BERSAMA”

Sekretariat

Daerah

Kabupaten Bulungan

37

b. Keanggotaan
Jumlah

anggota

KPN

”HARAPAN

BERSAMA”

Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan selama 2 tahun
terakhir; (a) Tahun buku 2010 (265 orang), (b) tahun
buku 2011 (276 orang)
Penurunan jumlah anggota tersebut disebabkan
oleh antara lain pindah tugas ke Sekretariat Daerah lain,
meninggal dunia, dan pensiun. Di samping itu penyebab
lainnya adalah karena tidak adanya penerimaan dosendosen baru di lingkungan Sekretarian Daerah selama 2
(dua)

tahun

terakhir.

menurun,

tetapi

”HARAPAN

BERSAMA”

Walaupun

jumlah

jumlah

kekayaan

semakin

anggota

(modal)

meningkat,

hal

KPN
itu

disebabkan karena simpanan wajib naik terus seiring
dengan kenaikan golongan masing-masing anggota.
Makin tinggi golongan anggota makin tinggi simpanan
wajibnya.

c. Adminsitrasi
Kegiatan adminsitrasi dikelompokkan ke dalam 2
(dua) jenis kegiatan.
1.Adminsitrasi Umum
38

Kegiatan adminsitrasi umum terlaksana baik
karena mengacu kepada UU No. 25 Tahun 1997
tentang Perkoperasian dan didukung dengan sistem
komputerisasi.
2 .Adminsitrasi Keuangan/Akuntansi
Kegiatan

adminsitrasi

keuangan/akuntansi

dapat berjalan baik karena diddukung oleh tenagatenaga akuntan yang berpengalaman. Adminsitrasi
keuangan/akuntansi

dikelola

dengan

sistem

komputerisasi akuntansi secara penuh. Berbeda di
waktu awal pendirian proses akuntansi berjalan
lamban karena dikerjakan secara manual.
d. Permodalan
Sumber permodalan KPN ”HARAPAN BERSAMA”
Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan didapatkan dari
2 (dua) sumber yaitu :
a. Sumber internal yang terdiri atas simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan koperasi, simpanan
sukarela,

donasi

dan

sumber-sumber

internal

lainnya yang sah.
b. Sumber eksternal terdiri atas kredit-kredit yang
diperoleh

dari

lembaga-lembaga

perbankan

(bank).
39

Selama 2 (dua) tahun (2010 – 2011) terakhir
jumlah modal yang dioperasikan KPN ”HARAPAN
BERSAMA”Seretariat Daerah menurun, disebabkan
karena selama 2 tahun terakhir modal pinjaman
dari bank untuk sementara dihentikan karena
tingkat suku Harapan Bersamaa bank masih relatif
tinggi. Kerjasama dengan lembaga perbankan nanti
dilanjutkan lagi pada tahun buku 2010 karena
tingkat suku Harapan Bersamaa sudah berangsurangsur sudah mulai menurun yakni antara 15 %
sampai 17 % pertahun.
e. Unit Usaha
Unit-unit usaha yang dijalankan oleh KPN
”HARAPAN BERSAMA” Kabupaten Bulungan meliputi
:
1. Unit usaha simpan-pinjam (perkreditan).
2. Unit usaha pertokoan.
3. Unit usaha perberasan.
4. Unit usaha foto copy.
Unit

usaha

yang

memberikan

kontribusi

terbesar kepada KPN ”HARAPAN BERSAMA” adalah
usaha simpan pinjam (perkreditan) dan unit usaha
pertokoan. Unit usaha foto copy dan unit usaha beras
40

kontribusinya masih rendah karena harga beras dan
tarif foto copy sudah sangat bersaing dengan usahausaha foto copy lainnya di tempat yang tidak
berjauhan.

B. Laporan

Keuangan

KPN

”HARAPAN

BERSAMA”

Kabupaten Bulungan

Untuk mengetahui gambaran perkembangan kemajuan
keuangan

Koperasi

Pegawai

Negeri

(KPN)

”HARAPAN

BERSAMA” di bawah ini disajikan data atau neraca dan
laporan hasil usaha (Laporan R/L) KPN ”HARAPAN BERSAMA”
dari

tahun

2010

sampai

dengan

tahun

buku

2011

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
Sedangkan Laporan Sisa Hasil Usaha (laporan R/L) KPN
”HARAPAN BERSAMA” selama tahun 2011, 2010, 2009 dan
tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
1. Pembahasan dan Analisis
Berdasarkan

data-data

yang

diperoleh

dari

hasil

penelitian khususnya data tentang Laporan Keuangan KPN
”HARAPAN

BERSAMA”

Sekretariat

Daerah

Kabupaten
41

Bulungan yang terangkum dalam neraca dan Laporan Hasil
Usaha (R/L) selama 4 tahun buku yakni dari tahun buku
2008 hingga tahun buku 2011 maka dapat dihitung rasio
keuangan sebagai berikut.
2. Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan KPN ”HARAPAN
BERSAMA” Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan.
Rasio-rasio
kopertis

Wilayah

keuangan

KPN

Kabupaten

”HARAPAN

Bulungan

BERSAMA”

yang

dihitung

meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio
aktivitas dan rasio profitabilitas atau rentabilitas.
1. Rasio Keuangan Tahun 2010
Berdasarkan neraca dan laporan sisa hasil usaha
KPN ”HARAPAN BERSAMA” Kopertis sebagaimana yang
tertera dalam tabel 3 dan tabel 4,maka dapat dihitung
rasio-rasio sebagai berikut
a. Rasio Likuiditas
-

Dihitung sebagai rasio lancar.

Rasio Lancar

=

Aktiva Lancar
Hutang Lancar

1.602.084.584,73
= 1.460.356.597,41
= 109 % (1,09 kali)
-

Dihitung sebagai rasio cepat.
42

Rasio Cepat

=

Aktiva Lancar - Persediaan
Kewajiban Lancar

=

1.602.084 .584,73−40.933 .487,00
1.460 .356.597,41
= 106 % (1,06 kali)
b. Rasio Solvabilitas
-

Dihitung

sebagai

rasio

solvabilitas

atau

leverage.

Rasio Solvabilitas

=

Jumlah Aktiva
Jumlah Hutang

=

3.018 .783 .513,73
2.618 .387 .577,41

= 115 %

Rasio Hutang

=

Jumlah Hutang
Jumlah Aktiva

2.618 .387 .577,41
= 3.018 .783 .513,73
= 71,24 %
c. Rasio Aktifitas
-

Dihitung

sebagai

perputaran

persediaan

(Inventory Turn Over).

Perputaran Persediaan

=

Penjualan
Persediaan
43

244 .852.383,00
= 40.933 .487,00
= 5,98 kali
d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
-

Dihitung sebagai margin laba atas penjualan
(Profit Margin On Sales).
Margin Laba Atas Penjualan

=

SHU Bersih
Penjualan
14 .798.396,91
= 244 .852.283,00
=6%
-

Dihitung sebagai hasil pengembalian modal
sendiri (Return On Net Worth).
Hasil Pengembalian Atas Modal :

=

SHU Bersih
Modal

=

14 .798 .396,66
400.395.936,72

= 3,6 %
2. Rasio Keuangan Tahun 2009

44

Berdasarkan neraca dan laporan Hasil Usaha
(R/L) tahun 1998 sebagaimana tabel 3 dan tabel 4
maka dapat dihitung rasio-rasio sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
-

Dihitung sebagai rasio lancar.

Rasio Lancar

=

Aktiva lancar
Hutang Lancar

1.303.464 .109,56
950.457 .886,22
=
= 137 %
-

Dihitung sebagai rasio cepat.

Rasio Cepat

=

Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar

=

1.303.464 .109,53−53.865.916,00
950.457 .886,22
= 131 %
b. Rasio Solvabilitas
-

Dihitung

sebagai

rasio

solvabilitas

atau

leverage.

Rasio Solvabilitas

=

Jumlah aktiva
Jumlah Hutang

45

1.519.437 .550,00
= 1.082.453 .024,22
= 140 %

Rasio hutang

Jumlah Hutang
Jumlah Aktiva

=

1.082.453 .024,22
= 1.519.437 .550,00
= 71 %
c. Rasio Aktifitas
-

Dihitung

sebagai

perputaran

persediaan

(Inventory Turn Order).

Perputaran Persediaan =

Penjualan
Persediaan

138 .915.170,00
= 53.865 .916,50
= 2,57 kali
d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
-

Dihitung sebagai margin laba atas penjualan
(profit margin on sales).

Margin Laba Atas Penjualan

=

SHU Bersih
Penjualan

22.732.469,37
= 138 .915.170,00
= 16 %
46

-

Dihitung sebagai hasil pengembalian modal
sendiri (return on net worth).
Hasil Pengembalian Atas Modal :

=

SHU Bersih
Modal

=

22.732.469,37
436.984 .526,64

= 5,2 %
3. Rasio Keuangan Tahun 2010
Berdasarkan neraca dan laporan Hasil Usaha
(R/L) KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah
Kabupaten Bulungan tahun 2010 sebagaimana
tabel 3 dan 4 maka dapat dihitung rasio-rasio
sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
-

Dihitung sebagai rasio likuiditas atau lancar.

Aktiva Lancar
Hutang Lancar

Rasio Likuiditas =

791 .720 .412,50
= 341.322.369,05
= 231 %
-

Dihitung sebagai rasio cepat.

Rasio Cepat

=

Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
47

791 .720 .412,50−52 .666.421,00
341 .322 .369,05
=
= 216 %
b. Rasio Solvabilitas atau Rasio Hutang
-

Dihitung

sebagai

rasio

solvabilitas

atau

leverage.

Jumlah Harta
Jumlah Hutang

Ra

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65