Evaluasi Kinerja Keuangan Pada Koperasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi di Indonesia
seharusnya
sudah tumbuh
dengan baik dan berkembang dengan pesat karena selama
pemerintahan
Orde
Baru
(ORBA)
perhatian
dan
keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan usahausaha koperasi sangat nampak. Keberpihakan pemerintah
untuk
memajukan
koperasi
tidaklah
berbeda
dengan
keberpihakannya dalam memajukan dunia usaha sektor
swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pemerintah
dalam
mendorong
kemajuan
usaha
koperasi telah diberikan berbagai kemudahan-kemudahan,
seperti misalnya kemudahan mendirikan/membuka koperasi
baru, kemudahan mendapatkan status Badan Hukum (BH),
penyelenggaraan
mendapatkan
pelatihan
bantuan
dan
bimbingan
permodalan
dalam
untuk
bentuk
penyediaan fasilitas kredit murah dan lain-lain sebagainya.
Khusus untuk kemudahan dalam memperoleh bantuan
permodalan atau fasilitas kredit, pemerintah melalui sektor
perbankan telah menyediakan atau menawarkan fasilitas
kredit dengan tingkat suku Harapan Bersama rendah atau
mudah
dijangkau.
Keberpihakan
pemerintah
untuk
mendorong kemajuan dan kemandirian koperasi bukan
tanpa alasan yang jelas, sebab di dalam Pasal 33 ayat 1
UUD
1945
disusun
dijelaskan
sebagai
usaha
bahwa
perekonomian
bersama
berdasar
Indonesia
atas
azas
kekeluargaan, kemakmuran masyarakat yang diutamakan,
1
bukan kemakmuran orang seorang, dan bangun usaha yang
sesuai dengan itu ialah koperasi. Selanjutnya dipertegas
bahwa koperasi ditempatkan baik dalam kedudukan sebagai
sokoguru perekonomian maupun sebagai bagian integral
dari tata perekonomian nasional.
Namun dari keberpihakan pemerintah selama ini untuk
mendorong
tampak
kemajuan
hasilnya
dan
adalah
kemandirian
perkembangan
koperasi
yang
jumlah-jumlah
koperasi. Dari segi kuantitas koperasi semakin besar, akan
tetapi dari segi kualitas dan manajemen untuk mendorong
kemajuan dan kemandiriannya masih tertinggal apabila
dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya yakni sektor
usaha swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Apabila ditinjau dari aspek keuangan, ketertinggalan
tersebut tentunya tidak terlepas dari kapasitas manajemen
untuk mengelola keuangan koperasi. Keberhasilan dalam hal
ini, akan tampak melalui parameter-parameter kesehatan
finansial maupun profitabilitasnya, sehingga dalam jangka
pendek kinerja koperasi akan semakin baik dan dalam
jangka panjang pertumbuhannya hanya akan mantap.
Untuk mengetahui tentang keberhasilan manajemen
dalam pengelolaan keuangan serta permodalannya, dapat
dilakukan analisis tentang aspek-aspek yang relevan, baik
secara historis maupun komparatif dengan koperasi yang
sejenis.
Berdasarkan
hasil
penelitian/analisis
tersebut
nantinya dapat diperoleh suatu indikator dan parameter
tentang efektivitas pengelolaan keuangan suatu koperasi.
Hal tersebut tentunya disesuaikan atas konsep-konsep yang
relevan tentang manajemen keuangan khususnya badan
usaha yang berbentuk koperasi.
2
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut penulis ingin
mengungkap lebih jauh tentang efektivitas pengelolaan
keuangan koperasi dengan judul ”Evaluasi Kinerja Keuangan
Pada
Koperasi
Pegawai
Negeri
”HARAPAN
BERSAMA”
Sekretariat Kabupaten Bulungan dengan suatu studi kasus.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang
menjadi masalah pokok untuk dibahas dalam penulisan
skripsi ini adalah
sejauhmana pemanfaatan
sumber-sumber modal dapat meningkatkan kinerja koperasi
Pegawai Negeri Harapan Bersama Sekretariat Kabupaten
Bulungan.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana
modal
koperasi
dalam
pemanfaatan sumber-sumber
meningkatkan
kinerja
koperasi
Pegawai Negeri Harapan Bersama Seretariat Kabupaten
Bulungan.
D. Kegunaan Penulisan
Sedangkan
kegunaan
dari
penulisan
ini
adalah
diharapkan dapat menjadi :
1. Bahan masukan kepada para pengelola Koperasi Unit
Desa Sekabupaten Bulungan
2. Bahan informasi bagi penulis lainnya yang berkeinginan
untuk mengkaji obyek yang sama dalam upaya untuk
meningkatkan kinerja koperasi
E. Hipotesis
3
Dalam kaitannya dengan permasalahan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi Hipotesis
dalam penulisan ini adalah ”Diduga bahwa jika pengelolaan
keuangan atau pemanfaatan sumber-sumber modal KUD
yang ada pada wilayah Kabupaten Bulungan diefektifkan
maka kinerja keuangannya akan dapat ditingkatkan”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Dana dari sumber internal (pemilik perusahaan)
digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi
barang
atau
kepentingan
dagang,
jasa,
produksi
untuk
membeli
dan
bahan-bahan
penjualan,
mengadakan
untuk
persediaan
kas,
untuk
piutang
untuk
kepentingan transaksi, maupun untuk menjaga likuiditas
perusahaan.
Sedangkan
perusahaan
atau
organisasi
untuk
menjalankan aktifitas bisnisnya memerlukan aktiva riil
(Real Assets) baik yang berwujud (Tangible Assets) seperti
mesin, pabrik, kantor dan kendaraan, maupun untuk aktiva
yang tidak berwujud (Intangible Assests) seperti keahlian
tehnis, merek dagang dan paten. Untuk memperoleh aktiva
riil tersebut perusahaan selalu mencari sumber-sumber
dana dari sumber lain. Sumber dana dari luar biasanya
4
seperti menjual saham, obligasi (PT) atau mencari kredit
dari lembaga-lembaga perbankan (Bank).
Menyangkut pengelolaan dana perusahaan adalah
merupakan tugas manajer keuangan yang dalam hal ini
adalah
manajer
bertanggung
perusahaan.
jawab
dalam
Manajer
perusahaan
pengambilan
keputusan
mengenai investasi dan pendanaan.
Menyangkut usaha perusahaan untuk mendapatkan
dana dan mengalokasikan dana tersebut oleh Bambang
Riyanto disebut sebagai pembelanjaan perusahaan atau
manajemen keuangan dalam arti yang luas (financial
management).lebih
mengemukakan
lanjut
bahwa
Bambang
pembelanjaan
Riyanto
juga
(manajemen
keuangan) dalam arti yang sempit hanya meliputi aktifitas
atau usaha untuk mendapatkan dana saja.
Yang terpenting bagi manajemen perusahaan adalah
bahwa dana yang diperoleh dan dana yang dialokasikan
harus dikelolah secara efektif dan efisien. Dari efektivitas
dan efisiensi pengelolaan dana oleh perusahaan ini maka
dapatlah
ditarik
pengertian
sesungguhnya
mengenai
manajemen keuangan, seperti menyangkut manajemen
untuk
fungsi-fungsi
seperti
fungsi
perencanaan,
pengarahan dan fungsi pengendalian.
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Bambang Riyanto mengatakan bahwa pada dasarnya
ada 2 (dua) fungsi manajemen keuangan (pembelanjaan)
yaitu :
a. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana.
b. Fungsi memperoleh dana.
5
Fungsi penggunaan atau pengalokasian dana harus
dijalankan secara efisien, artinya setiap rupiah dana yang
tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien
mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan
investasi
atau
penggunaan
rentabilitas
dana
terdiri
yang
maksimal.
Fungsi
atas
perencanaan
dan
pengendalian penggunaan aktiva baik dalam aktiva
lancar maupun aktiva tetap.
Fungsi penggunaan dana sangat penting karena
dapat
menjaga
likuiditas
dan
kontinuitas
usaha.
Perencanaan pengalokasian dana yang cermat dan teliti
berdampak
terhadap
menghindari
keamanan
penganggaran
dana
likuiditas
(Idle).
dan
Efisiensi
penggunaan dapat langsung menentukan besar kecilnya
tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi. Agar
supaya efisien penggunaan dana dapat dicapai, maka
manajer keuangan harus mampu mencari alternatifalternatif investasi yang dapat menguntungkan usaha.
Demikian halnya dengan fungsi memperoleh dana juga
harus dilakukan dengan efisien artinya supaya dana yang
diperoleh perusahaan telah diperhitungkan dengan biaya
minimal
termasuk
syarat-syarat
dianggap
menguntungkan
atau
pengendaliannya
tidak
memberatkan
perusahaan.
Manajer keuangan atau perusahaan sebagai orang
yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan
mengenai investasi dan pendanaan perusahaan harus
terlibat langsung dalam perencanaan dan pengendalian
penggunaan dana. Untuk mendanai investasi dan operasi
perusahaan, manajer keuangan bertanggung jawab dalam
6
memperoleh
dana
yang
sesuai
dengan
tingkat
kebutuhannya, baik mengenai jangka waktu penggunaan
dana,
persyaratan-persyaratan,
maupun
terhadap
pembiayaan yang harus digunakan untuk memperoleh
dana tersebut. Sumber-sumber dana perusahaan dapat
diperoleh dari luar perusahaan seperti dari lembaga
perbankan (bank-bank umum), pasar modal maupun dari
sumber-sumber dana lainnya.
Oleh karena itu untuk memperlancar aliran kas
(dana) yang masuk dari luar ke dalam perusahaan untuk
membiayai investasi dan operasi perusahaan sangat
ditentukan oleh kemampuan manajer keuangan dalam
menjalankan fungsi pendanaan. Kemudian setelah dana
itu diinvestasikan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan,
maka
keuangan/manajer
kembali
tugas
manajer
perusahaan
untuk
mampu
menghasilkan keuntungan. Dari hasil atau keuntungan
yang diraih perusahaan keputusannya ditentukan oleh
manajer keuangan atau perusahaan mengenai besarnya
yang akan dibayarkan kepada pemilik perusahaan, dan
berapa
besar
diinvestasikan
(Reinvestasi)
untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan.
Demikian besarnya
dalam
memperlancar
peranan manajer
aliran
kas
atau
keuangan
dana
dalam
perusahaan sehingga kadang-kadang ia bertindak sebagai
intermediary atau perantara yang berada pada posisi di
antara sumber atau pemberi dana/pasar modal, bank
pemberi kredit (pinjaman) dan lain-lain sebagainya di satu
pihak dan operasi perusahaan di lain pihak.
7
3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Berdasarkan
pengertian-pengertian
dan
fungsi-
fungsi pembelanjaan yang dikemukakan oleh para ahli,
terutama fungsi pembelanjaan (manajemen keuangan)
yang dikemukakan oleh Ezra Salomon dan Van Horne
maka dapat dikatakan bahwa ruang lingkup manajemen
keuangan meliputi :
a. Pengalokasian dana (investasi) perusahaan,
b. Pemenuhan kebutuhan dana perushaan, dan
c. Kebijaksanaan dividen.
4. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Akuntansi
penggolongan
adalah
dan
seni
peringkasan
daripada
pencatatan
daripada
peristiwa-
peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya
sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepattepatnya dan dengan pentunjuk atau dinyatakan dalam
uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul
daripadanya. Berdasarkan definisi tersebut diketahui
bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah
pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan
yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan.
Myer mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
laporan keuangan adalah dua faktor yang disusun oleh
akuntan pada akhir periode untuk satu perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba.
Neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang, dan
modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu,
sedangkan
perhitungan
(laporan)
rugi
laba
8
memperlihatkan
hasil-hasil
yang
telah
dicapai
oleh
perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode
tertentu. Dalam prinsip-prinsip akuntansi Indonesia yang
dikatakan
laporan
perhitungan
rugi
keuangan
laba
adalah
serta
neraca
segala,
dan
keterangan-
keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya
antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana.
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan keuangan (Progress
Report),
secara
periodik
yang
dilakukan
pihak
manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan
adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai
suatu progress report laporan keuangan yang terdiri atas
data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi
antara fakta-fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi dan pendapat
pribadi.
Fakta-fakta yang telah dicatat mengandung arti
bahwa laporan keuangan ini dibuat berdasarkan fakta
dari catatan akuntansi, misalnya jumlah uang kas yang
tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di
bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan,
hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam
akuntansi mengandung arti bahwa data yang dicatat itu
didasarkan pada prosedur maupun anggaran-anggaran
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
lazim,
hal
ini
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
9
Sedangkan pendapat pribadi (Personal Judgement)
mengandung
maksud
bahwa
walaupun
pencatatan
transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalildalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi
standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari
konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung
daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang
bersangkutan.
Jadi oleh karena itu laporan keuangan (Financial
Statement) merupakan hasil utama dari akuntansi karena
ia merupakan alat komunikasi informasi akuntansi yang
penting dan utama kepada pemakainya.
Untuk
mengkomunikasikan
informnasi-informasi
yang diperlukan mengenai suatu perusahaan digunakan
4 bentuk laporan keuangan, yaitu :
1. Perhitungan rugi laba (income statement).
2. Ikhtisar perubahan modal (the statement of owner’s
equity).
3. Neraca (balance sheet).
4. Ihktisar perubahan posisi keuangan (the statement of
changes in financial position).
Namun
menurut
Munawir
S.
bahwa
laporan
keuangan pada umumnya menjelaskan 2 (dua) hal pokok
yaitu; (a) neraca, dan (b) laporan rugi laba (R/L).
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang
aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu.Neraca memperlihatkan
10
posisi
keuangan
suatu
perusahaan
pada
suatu
tanggal tertentu, atau dengan kata lain bahwa
neraca memberikan gambaran usaha sebagai pemilik
sumber-sumber atau harta yang sama besarnya
dengan tuntutan atas sumber-sumber atau harta
tersebut.
b. Perhitungan Rugi Laba (Income Statement)
Perhitungan atau laporan rugi laba adalah suatu
laporan keuangan yang memperlihatkan jumlah laba
yang
dihasilkan
suatu
perusahaan
selama
satu
periode. Banyak orang beranggapan bahwa hal ini
merupakan laporan keuangan yang terpenting karena
tujuannya adalah untuk mengukur apakah suatu
perusahaan berhasil atau gagal mencapai tujuan
pokoknya
yaitu
mendapatkan
laba
yang
sesuai
(Acceptable Income).
Jadi pada hakekatnya dapat dikatakan bahwa
laporan rugi laba (R/L) adalah merupakan suatu
laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya,
rugi-laba yang diperoleh suatu perusahaan selama
periode tertentu.
c. Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi pada prinsipnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan perusahaan.
Di dalam laporan keuangan koperasi yang umum
disajikan adalah neraca dan laporan hasil usaha
(SHU).
tentang
Neraca
aktiva,
adalah
hutang
laporan
dan
yang
modal
sistematis
dari
suatu
perusahaan atau koperasi pada suatu saat tertentu.
11
Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi
keuangan
suatu
koperasi
pada
suatu
tanggal
tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir
tahun buku.
Ada 3 (tiga) hal atau bagian penting yang
terkandung di dalam neraca, yaitu :
a.
Aktiva
b.
Hutang, dan
c. Modal
Aktiva
tidak
terbatas
pada
kekayaan
perusahaan/koperasi yang berwujud saja, tetapi juga
termasuk
pengeluaran-pengeluaran
dialokasikan
atau
biaya
yang
yang
belum
masih
harus
dialokasikan pada perusahaan yang akan datang
serta aktiva yang tidak berwujud lainnya. Aktiva
perusahaan dapat dibedakan menjadi dua bagian
utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap atau
aktiva tidak lancar.
Aktiva lancar di koperasi biasanya terdiri atas
kas, bank, piutang kredit anggota, piutang kredit non
anggota,
piutang
usaha,
piutang
lain-lain,
persediaan, dan lain-lain sebagainya. Sedangkan
aktiva
tetap
di
koperasi
biasanya
terdiri
atas
bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan dan
inventaris kantor. Ada yang berwujud dan ada yang
tidak berwujud.
Hutang
adalah
semua
kewajiban
keuangan
koperasi kepada pihak lain yang belum terpenuhi,
dimana hutang ini merupakan sumber dana atau
12
modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang
dapat dibedakan ke dalam hutang lancar atau hutang
jangka pendek, dan hutang jangka panjang. Hutang
jangka pendek koperasi biasanya berbentuk hutang
usaha (dagang), hutang biaya-biaya bank, dan hutang
kredit (pinjaman). Sedangkan hutang jangka panjang
koperasi
biasanya
berbentuk
simpanan
sukarela,
hutang kredit bank, hutang obligasi, hutang hipotik
dan hutang-hutang jangka panjang lainnya.
Sedangkan modal koperasi adalah merupakan
nilai hak kepemilikan koperasi atas seluruh kekayaan
koperasi. Modal koperasi meliputi simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan modal, hibah/donasi dan
modal penyertaan. Modal koperasi dapat diperoleh
dari sumber internal dan dapat pula diperoleh dari
sumber eksternal yang meliputi anggota koperasi,
anggota
keuangan
koperasi
lainnya,
lainnya,
bank
penerbitan
dan
obligasi
lembaga
dan
surat
hutang lainnya serta sumber-sumber lainnya yang sah.
(Revrisond Baswir, 1997).
5. Analisis Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu
manajer keuangan memahami apa yang perlu dilakukan
oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang
sifatnya terbatas berasal dari financial statement. Analisis
rasio membiasakan pimpinan membuat keputusan atau
pertimbangan
tentang
apa
yang
perlu
dicapai
oleh
perusahaan dan bagaimana prospek yang dihadapi oleh
perusahaan di masa yang akan datang. Fokus dari analisis
13
ini akan berbeda menurut kepentingan khususnya dari
analyst, atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Analisis rasio tidak hanya berguna bagi kepentingan
intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Pihak
luar yang dimaksud adalah calon investor atau kreditur
yang akan menanamkan dana usaha dalam perusahaan
melalui
pasar
modal,
dengan
cara
membeli
saham
perusahaan yang go public.
Bagi manajer keuangan, dengan menghitung rasiorasio tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang
kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan di
bidang keuangan, sehingga dapat membuat keputusankeputusan yang penting bagi kepentingan perusahaan
untuk masa yang akan datang.
6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Syafaruddin Alwi rasio-rasio keuangan pada
umumnya diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
:
a.
Rasio Likuiditas
Rasio
likuiditas
ini
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka
pendeknya kurang 1 (satu) tahun. Rasio-rasio yang
tergolong ke dalam rasio likuiditas adalah :
1). Rasio Lancar
Rasio
lancar
adalah
perbandingan
antara
aktivalancar dengan hutang lancar.
Rasio lancar =
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
14
Hasil
dari
perbandingan
ini
menunjukkan
seberapa jauh tuntutan kreditor jangka pendek
dapat
dipenuhi
oleh
harta
perusahaan
yang
diperkirakan dapat menjadi tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo hutang.
Aktiva lancar terdiri atas kas, surat berharga,
piutang dan persediaan, sehingga kewajiban lancar
terdiri dari hutang dagang, hutang bank jangka
pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun, termasuk juga kewajiban
pajak dan biaya-biaya lainnya yang masih harus
dibayar
2). Rasio Cepat
Rasio cepat atau biasa juga disebut rasio cair
ialah perbandingan aktiva lancar dikurang dengan
persediaan dengan kewajiban lancar.
Rasio cepat =
Aktiva Lancar- Persediaan
Hutang Lancar
Persediaan termasuk dalam unsur aktiva lancar
yang paling tidak likuid dan sering menimbulkan
kerugian.
b. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio
solvabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan apabila
perusahaan tersebut di likuidasi. Jika perusahaan di
likuidasi, apakah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut
cukup
untuk
memenuhi
semua
hutang-
hutangnya.
15
Rasio
solvabilitas
(Leverage)
menggambarkan
perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik
perusahaan
dengan
dana
dari
kreditor.
Perusahaan
dengan rasio solvabilitas atau rasio leverage yang rendah
akan memiliki rasio rugi yang lebih kecil. Jika kondisi
ekonomi sedang fluktuatif atau menurun, tapi juga
memberikan hasil pengembalian yang lebih rendah pada
waktu ekonomi sudah membaik. Sebaliknya perusahaan
dengan rasio solvabilitas (Leverage) yang tinggi akan
mempunyai kerugian yang besar demikian pula dapat
memberikan prospek untuk mendapatkan laba yang
tinggi.
Keputusan
Leverage
manajemen
hendaknya
untuk
menggunakan
mengembangkan
hasil
pengembalian yang lebih tinggi terhadap peningkatan
resiko.
1). Rasio Hutang
Rasio
Hutang
(Leverage)
dihitung
sebagai
rasio
hutang. Artinya jumlah hutang dibagi dengan jumlah
harta.
Rasio Hutang =
Jumlah Hutang
Jumlah Harta
Yang termasuk rasio hutang adalah semua hutang
lancar dan semua obligasi (hutang jangka panjang).
2). Laba terhadap biaya Harapan Bersama.
Rasio leverage (Solvabilitas) dihitung sebagai laba
terhadap biaya Harapan Bersama, adalah membagi
laba sebelum Harapan Bersama dan pajak (EBIT)
dengan biaya Harapan Bersama.
16
Laba
terhadap
biaya
Harapan
Bersama
=
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Biaya Bunga
3). Penutupan beban tetap.
Rasio
Leverage
(solvabilitas)
dihitung
sebagai
penutupan biaya tetap, hampir sama dengan rasio
laba
terhadap
biaya
Harapan
Bersamaa,
tetapi
ditambahkan biaya-biaya lain misalnya biaya sewa
peralatan
(Leasing)
dan
menanggung
kewajiban
jangka panjang atas dasar kontrak sewa.
Penutupan biaya tetap =
Laba Sebelum Pajak + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa
Biaya Bunga + Kewajiban Sewa
c. Rasio Aktivitas
Rasio
aktivitas
menggambarkan
seberapa
jauh
perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya
secara efektif. Rasio efektivitas membandingkan antara
tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
Kalau rasio aktifitas dijadikan sebagai patokan maka
dengan sendirinya diperlukan adanya keseimbangan yang
layak antara penjualan dengan beberapa unsur harta
seperti misalnya persediaan, piutang, harta tetap dan
harta-harta lainnya.
Rasio-rasio aktifitas dapat meliputi :
1). Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Rasio aktifitas artinya rasio yang membandingkan
antara penjualan dengan persediaan.
Perputaran Persediaan =
Penjualan
Persediaan
17
Makin tinggi angka ratio perputaran persediaan
berarti makin baik karena perusahaan tersebut tidak
menyimpan persediaan dalam jumlah yang berlebihan.
Penyimpanan harta dalam jumlah yang berlebihan
membiarkan harta tidak produktif atau merupakan
investasi dengan tingkat pengembalian rendah atau
bahkan mungkin sama dengan nol. Dalam menghitung
rasio perputaran persediaan ada 2 (dua) masalah yang
perlu diperhatikan, yang pertama adalah menyangkut
kesesuaian satuan dari penjualan dan persediaan.
Penjualan biasanya dihitung sesuai dengan harga pasar.
Sedangkan persediaan dihitung atas dasar biaya. Untuk
mengatasi hal tersebut maka ada beberapa perusahaan
yang
menggunakan
harga
pokok
penjualan
(HPP)
sebagai pengganti harga penjualan pasar. masalah
lainnya adalah bahwa penjualan terjadi sepanjang
tahun sedangkan untuk persediaan menunjukkan angka
pada saat tertentu. Oleh karena itu untuk mengatasi hal
seperti ini maka digunakan angka rata-rata atau angka
persediaan awal ditambah persediaan akhir kemudian
dibagi
dua.
Apabila
kegiatan
perusahaan
bersifat
musiman atau mengalami kenaikan dan penurunan
penjualan yang sangat tajam sepanjang tahun maka
perlu
diadakan
beberapa
kebijakan-kebijakan
atau
penyesuaian-penyesuaian.
2). Perputaran Harta Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Perputaran
harta
tetap
membandingkan
antara
penjualan dengan harta tetap bersih.
Perputaran Harta Tetap =
Penjualan
Harta Tetap Bersih
18
Semakin tinggi tingkat perputaran harta tetap berarti
semakin baik, maksudnya penggunaan peralatan dan
mesin untuk berproduksi semakin efisien.
3). Perputaran Harta (Total Assets Turn Over)
Rasio aktifitas juga dapat dihitung sebagai perputaran
harta
yang
memperlihatkan
perputaran
Harapan
Bersamaan dengan cara memperbandingkan seluruh
penjualan dengan seluruh harta.
Penjualan
Jumlah Harta
Perputaran Harta =
Hasil perhitungan ini menunjukkan volume bisnis yang
dihasilkan perharta yang diinvestasikan. Makin tinggi
angka yang dihasilkan berarti perusahaan tersebut
makin baik karena menghasilkan volume bisnis yang
relatif tinggi.
D.Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
Rasio
profitabilitas
menggambarkan
efektivitas
manajemen jika dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi yang dihasilkan. Profitabilitas
merupakan kinerja yang dihasilkan oleh manajemen.
Profitabilitas
dapat dilihat sebagai marjun laba atas
penjualan dan hasil pengembalian modal sendiri
(Return On Net Worth).
1). Margin Laba Atas Penjualan
Rasio profitabilitas dihitung sebagai margin laba
atas penjualan. Margin (Profit Margin On Sales)
dihitung dari laba bersih sesudah pajak dibagi
dengan penjualan, menghasilkan laba untuk setiap
rupiah (atau satuan moneter lain).
Margin
Laba
Atas
Penjualan
=
19
Laba Bersih (SHU)
Penjualan
Makin
pembagian
tinggi
angka
tersebut
yang
berarti
diperoleh
makin
baik
dari
karena
dihasilkan laba (SHU bagi koperasi) yang relatif besar
terhadap penjualan.
2). Hasil Pengembalian Modal Sendiri (Return On Net
Worth).
Rasio profitabilitas ini menggambarkan tingkat hasil
pengembalian dari investasi pemegang saham atau
pemilik modal. Besar kecilnya tingkat pengembalian
modal ditentukan dari hasil pembagian antara rasio
laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Hasil
Pengembalian
Modal
Sendiri
=
Laba Bersih
Modal Sendiri
3). Hasil Pengembalian Harta (Return On Total Assets).
Rasio
profitabilitas
dihitung
sebagai
hasil
pengembalian harta merupakan suatu ukuran dari
efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
sumber dayanya. Kadang-kadang disebut dengan
hasil pengembalian atas investasi,ROI(Return On
Investment) Berdasarkan perhitungan sebelum pajak
maka rasionya adalah EBIT (Earning Before Interest
and
Tax)/Total
Assets),
laba
sebelum
Harapan
Bersamaa dan pajak dibagi dengan jumlah harta.
Apabila dalam perhitungan, diperhitungkan faktor
pajak, maka formula perhitungannya menjadi sebagai
berikut :
20
Hasil
pengembalian
harta
=
Laba bersih - Bunga (1- T)
Jumlah harta
Menurut I. Fred Weston, Thomas E. Copeland
dalam buku Manajemen Keuangan secara garis
besar rasio-rasio keuangan di samping rasio
likuiditas,
rasio
leverage
(solvabilitas),
rasio
aktifitas, rasio profitabilitas dapat pula dihitung
rasio pertumbuhan dan rasio penilaian.
Rasio
pertumbuhan
tentang
memberikan
kemampuan
gambaran
perusahaan
untuk
mempertahankan posisi ekonominya baik di
dalam industrinya maupun di dalam kegiatan
ekonomi
secara
menyeluruh.
Pertumbuhan
ekonomi, industri dan pertumbuhan perusahaan
mencerminkan adanya faktor-faktor inflasi dan
faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan riil. Sedangkan rasio penilaian
menggambarkan kemampuan manajemen dalam
menciptakan nilai pasar yang melampaui biaya
investasi. Rasio penilaian merupakan ukuran
prestasi perusahaan yang terkadang dianggap
paling
lengkap
karena
mencerminkan
rasio
resiko dan rasio hasil pengembalian. Sebagai
contoh rasio penilaian misalnya rasio harga
terhadap laba (Price to Earning) dari saham.
Rasio
penilaian
yang
lain
yang
tidak
kala
pentingnya adalah rasio harga pasar saham
dibandingkan
dengan
nilai
buku.
Rasio
ini
menunjukkan
bahwa
nilai
pasar
keuangan
21
berkaitan
erat
dengan
manajemen
dan
organisasi perusahaan yang sedang beroperasi.
Sedangkan dalam pengertian lain, nilai buku
merupakan nilai historis dari harta fisik suatu
perusahaan. Perusahaan yang sehat dengan
manajemen dan organisasi yang kuat akan
berfungsi secara efisien serta akan memiliki nilai
pasar yang lebih tinggi daripada nilai buku harta
fisiknya atau paling tidak sama.
7. Penggunaan Rasio Keuangan Dan
Keterbatasannya
a. Penggunaan Rasio-Rasio Keuangan
Telah diuraikan sebelumnya bahwa analisa
rasio
keuangan
dapat
dipergunakan
untuk
menganalisis dan mengevaluasi kinerja usaha dari
suatu perusahaan atau koperasi. Hal tersebut
diterapkan untuk kepentingan intern dan atau
kepentingan ekstern. Maksudnya penggunaan rasio
analisis keuangan tersebut untuk mengevaluasi
kinerja
usaha
dari
perusahaan
sendiri
atau
perusahaan lain yang akan atau sedang dalam
huHarapan Bersamaan bisnis atau usaha. Dalam
analisis rasio keuangan dapat dipilih jenis rasiorasio yang paling sesuai dengan tujuan analisis.
22
Jenis-jenis
analisis
melengkapi.
tersebut
Sedangkan
dianggap
yang
tidak
saling
saling
menunjang atau yang tidak begitu jelas pada rasio
tertentu dapat diperkuat dengan rasio yang lain.
Sebagai
contoh
misalnya
seorang
manajer
perkreditan dari suatu lembaga perbankan dalam
melaporkan perkembangan keuangannya umunya
hanya memilih tiga jenis rasio-rasio keuangan dari
suatu
perusahaan/koperasi
yang
bertujuan
memanfaatkan fasilitas kredit dari bank sebagai
dasar
untuk
mengevaluasi
kinerja
perusahaan
tersebut. Ketiga rasio yang dimaksud adalah rasio
utang terhadap jumlah harta, salah satu rasio dari
rasio likuiditas misalnya rasio lancar atau rasio
cepat dan rasio profitabilitasnya. Dengan demikian
manajer perkreditan dari bank akan dapat dengan
mudah mengetahui besarnya modal sendiri yang
dimiliki, besarnya kewajiban jangka pendeknya
demikian
pula
terhadap
prospek
kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba pada kegiatan
bisnis atau usaha dari perusahaan itu. Berdasarkan
kondisi-kondisi seperti itu maka manajer kredit
dapat mempertimbangkan kinerja dari perusahaan
23
yang akan mengambil kredit apakah layak untuk
dikabulklan
atau
direalisasikan
permohonannya
atau tidak direalisasikan permohonan kreditnya.
b.Keterbatasan
Penggunaan
Analisis
Rasio
Keuangan
Walaupun rasio keuangan dianggap sangat
berguna
akan
tetapi
tidak
keterbatasan-keterbatasan
dipergunakan
dengan
terlepas
sehingga
sangat
dari
hendaknya
hati-hai
atau
bijaksana. Salah satu keterbatasan penggunaan
analisis rasio keuangan adalah berawal dari data
keuangan itu sendiri. Rasio-rasio keuangan disusun
dari
data-data
dipengaruhi
berbeda
akuntansi
oleh
dan
dan
cara-cara
bahkan
dapat
data
tersebut
penafsiran
yang
merupakan
hasil
manifulasi. Sebagai contoh misalnya jika ada dua
perusahaan
yang
menggunakan
metode
penyusutan dan penilaian pesediaan yang berbeda
maka tentu hal ini sangat tergantung dari prosedurprosedur
yang
dianut,
dan
sebagai
akibatnya
adalah laba yang dilaporkan dapat lebih tinggi dan
dapat pula lebih rendah. Perbedaan-perbedaan
lainnya misalnya pada prosedur pengeluaran dana
24
untuk kegiatan penelitian dan pengembangan,
pengeluaran
dana
untuk
dana
pensiun,
pengeluaran dana untuk jaminan produk atau pada
piutang macet, pada perbedaan tahun fiskal dan
lain-lain sebagainya. Jadi pada prinsipnya jika rasio
kedua perusahaan dibandingkan maka diperlukan
adanya analisis data akuntansi yang dipergunakan
sebagai
dasar
untuk
perhitungan
rasio
dan
mengadakan studi perbandingan atas berbagai
bentuk
perbedaan-perbedaan
yang
dianggap
sebagai perbedaan pokok atau utama.
Seorang manajer keuangan harus sangat
berhati-hati dalam menentukan atau menetapkan
apakah suatu rasio tertentu dianggap baik atau
buruk sehingga diperlukan tambahan data untuk
dapat melengkapinya. Salah satu contoh misalnya
rasio perputaran persediaan yang sangat tinggi
dapat menunjukkan adanya kekurangan jumlah
persediaan
dan
besar
kemungkinannya
terjadi
kehabisan persediaan. Dalam hal seperti ini jika
ditemukan perbedaan rasio keuangan dengan rasio
standar dari rata-rata industri maka sebaiknya
diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk
25
menentukan faktor-faktor penyebabnya. Sebaliknya
jika rasio keuangan sesuai atau sama dengan rasiorasio industri tidak menjamin bahwa perusahaan
tersebut
telah
berjalan
normal
atau
memiliki
manajemen yang baik karena dalam waktu singkat
banyak cara untuk membuat rasio-rasio keuangan
perusahaan yang sesuai atau sama dengan rasio
keuangan rata-rata industri, ini berarti bahwa telah
terjadi manifulasi data. Untuk menghindari hal
semacam
ini
maka
para
analis
harus
mengembangkan informasi dari tangan pertama
untuk menguji data yang ada, kegiatan operasi
perusahaan
sesungguhnya
dan
sistem
yang
manajemen
diterapkan.
Para
yang
analis
hendaknya tidak dapat terlena atau langsung
mempercayai data-data yang seusia dengan data
standar industri (rasio-rasio industri).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
analisis rasio-rasio keuangan merupakan alat yang
sangat berguna seperti misalnya metode analisis
yang lain dimana alat tersebut harus digunakan
dengan hati-hati serta bijaksana. Analisis rasiorasio keuangan adalah merupakan suatu bagian
26
penting dari proses penelitian untuk mengevaluasi
kinerja suatu perusahaan, akan tetapi masih harus
dilengkapi dengan informasi-informasi lain yang
menunjang dan dapat diperoleh apabila para analis
terjun langsung ke perusahaan-perusahaan yang
dimaksud.
8. Kinerja Keuangan
9. Evaluasi Kinerja Keuangan
Untuk mendapatkan data tentang perkembangan
usaha perusahaan perlu diadakan interprestasi atau
analisis tentang data-data keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Data-data keuangan itu tercermin di
dalam laporan keuangannya.
Laporan keuangan (Financial) memberikan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan dimana
neraca mencerminkan nilai aktiva utang dan modal
sendiri pada suatu saat tertentu. Sedangkan laporan
rugi laba mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal
sendiri pada saat tertentu, dan laporan keuangan
mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode
tertentu.
Menganalisis
laporan
keuangan
perusahaan
sangat bermanfaat bagi pimpinan perusahaan untuk
27
mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan
yang dipimpinnya artinya diketahui hasil-hasil keuangan
yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu maupun
keadaan sekarang, atau yang sedang berjalan. Di
samping itu dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan
dan hasil-hasil yang sudah dianggap cukup baik.
Hasil-hasil analisis tentang keadaan keuangan
perusahaan
dapat
pula
bermanfaat
untuk
memperbaiki penyusunan rencana perusahaan untuk
tahun-tahun yang akan datang.
Banyak pihak yang kepentingan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Pihak-pihak yang dimaksud
adalah
di
samping
untuk
kebutuhan
internal
perusahaan juga terhadap para kreditur dan para
investor atau pihak di luar perusahaan.
Analisis/evaluasi
kinerja
keuangan
pada
dasarnya dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu
analisis historis dan analisis komparatif.
a. Analisis Historis (Data Periode Lalu)
Analisis historis membandingkan rasio-rasio
dari beberapa tahun lalu dengan rasio keuangan
sekarang
maupun
terhadap
rasio-rasio
untuk
waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan
28
yang sama. Misalnya
Current Ratio tahun 2012
dibandingkan
tahun-tahun
dengan
sebelumnya.
Dengan membandingkan rasio-rasio tersebut dari
tahun-tahun ke tahun akan diketahui perubahanperubahan yang terjadi dari tahun ke tahun.
b. Analisis Komparatif (Rata-rata Industri)
Analisis
untuk
komparatif
membandingkan
dimaksudkan
rasio-rasio
adalah
dari
suatu
perusahaan (koperasi) dengan rasio-rasio keuangan
dari perusahaan lain yang sejenis atau industri
untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan
rasio-rasio
industri
perusahaan/koperasi
dapat
perusahaan/koperasi
dengan
diketahui
dalam
rasio
apakah
aspek
keuangan
(finansial) berada di atas rata-rata rasio industri
atau
di
bawahnya.
Rasio-rasio
industri
yang
dijadikan pembanding (Syafaruddin Alwi, 1997)
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Rasio-rasio Keuangan Standar (Rata-rata
Industri)
No
Persentase (Rata-rata
Komponen
.
Industri)
29
1.
2.
Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
250 %
b. Rasio Cepat
150 %
Rasio Solvabilitas
a. Debt Equity Ratio
200 %
b. Debt/Total Assets
50 %
Ratio
3.
Ratio Aktivitas
2,5 kali
Perputaran
persediaan
4.
(TotalAssets
Turn
Over)
6%
Rasio Profitabilitas
a.Profit
Margin
On
40 %
Sales
b.Hasil
pengembalian
atas
modal
Sumber : Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan.
Sedangkan untuk menilai kesehatan koperasi
digunakan rasio standar yang ditetapkan oleh Dirjen
Pembinaan
Koperasi
yang
meliputi
komponen-
komponen penilaian seperti Rentabilitas, Likuiditas
30
dan Solvabilitas atau yang disingkat RLS dengan
standar dan bobot dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Rasio Standar Keuangan Koperasi
STANDA
REALISAS
BOBO
N
KOMPONE
NILAI
O
N
1.
Rentabilita
(%)
10
(%)
-
(%)
40
-
2.
s
125
-
30
-
3.
Likuiditas
110
-
30
-
R
I
T
(%)
Solvabilita
s
Jumlah
Sumber : Koperasi Kabupaten Bulungan
100
Dari komponen penilaian yang ditetapkan dari
Direktorat Jenderal Pembinaan Koperasi tersebut
dapat dijelaskan bahwa apabila rentabilitas koperasi
mencapai 10 %, likiuditas dicapai sebesar 125 % dan
Solvabilitasnya sebesar 110 % maka koperasi yang
bersangkutan dinilai baik dan dapat memperoleh
peringkat
B
(baik).
Semakin
tinggi
rentabilitas,
likuiditas dan solvabilitas yang dicapai oleh koperasi
maka
semakin
tergolong
sehat
koperasi
yang
bersangkutan.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif studi
kasus, artinya suatu penelitian yang mempelajari secara
mendalam
tentang
Koperasi
Pegawai
Negeri
Bersama” Sekretariat Kabupaten Bulungan
“Harapan
sekarang dan
interaksinya pada tahun-tahun yang lalu.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Adapun yang menjadi obyek penelitian pada penulisan
skripsi ini adalah pada Koperasi Pegawai Negeri “Harapan
Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten Bulungan . Dan
waktu penelitian kurang lebih tiga bulan dari Bulan Januari –
Maret.
C. Rincian Data Yang Diperlukan
Adapun rincian data yang diperlukan untuk penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1.
Gambaran
umum
KPN
“Harapan
Bersama”
Kantor
Sekretariat Kabupaten Bulungan.
2.
Struktur Organisasi
3.
Penyajian data penelitian
32
4.
Gambaran
manajemen
keuangan
dan
variabel
penelitian Koperasi Pegawai Negeri “Harapan Bersama”
Kabupaten Bulungan.
D. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode sebagai berikut :
a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) . Teknik ini
dilakukan dengan cara membaca atau mempelajari bukubuku literature yang erat kaitannya dengan penulisan
skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research) meliputi :
a. Observasi dilakukan dengan menetapkan sasaran
pengamatan terlebih dahulu. Sasaran pengamatan
meliputi unit-unit usaha yang menunjang kemajuan
usaha koperasi yang meliputi usaha Wartel, waserda
serta kegiatan-kegiatan organisasi koperasi lainnya.
b. Interview atau wawancara adalah merupakan suatu
metode yang dilakukan dengan jalan wawancara
langsung dengan manajer koperasi, dan sejumlah
anggotanya
yang
“Harapan
Bersama”
dengan
penulisan skripsi ini.
33
E. Alat Analisis Data
Alat
analisis data yang digunakan dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1.
Neraca dan Laporan rugi laba (R/L) komparatif/historis
Koperasi
”HARAPAN
BERSAMA”
Kabupaten Bulungan dari
Kantor
Sekretariat
tahun buku 2010 sampai
dengan tahun buku 2012.
2. Menghitung rasio-rasio keuangan Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) ”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan dari tahun buku 2010 sampai dengan tahun
buku 2012, yang meliputi kelompok :
a.
Rasio likuiditas.
b.
Rasio solvabilitas atau leverage.
c.
Rasio aktivitas.
d. Rasio profitabilitas.
3.
Analisis Dan Evaluasi
a. Analisis Historis dan Komparatif
Dari penyusunan neraca dan laporan rugi laba
(Laporan Hasil Usaha) bagi KPN ”HARAPAN BERSAMA”
selama 4 (empat) tahun yakni dari tahun buku 2008
sampai dengan tahun buku 2011 maka dapat dihitung
rasio-rasio
meliputi
keuangan
rasio
perusahaan/koperasi
likuiditas,
rasio
solvabilitas,
yang
rasio
34
aktivitas dan rasio profitabilitas. Perhitungan rasiorasio
tersebut
dimaksudkan
untuk
mengetahui
perkembangan finansiil Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan. Hasil-hasil perhitungan rasio-rasio keuangan
tersebut
kinerja
kemudian
Koperasi
dianalisis
Pegawai
untuk
Negeri
menentukan
(KPN)
”Harapan
Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten Bulungan.
b. Evaluasi Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Negeri
(KPN)
”Harapan
Bersama”
Kantor
Sekretariat
Kabupaten Bulungan
Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan dapat dilihat dari perkembangan laporan
finansial (keuangan) selama 1 tahun yakni dari tahun
2010 buku sampai dengan tahun buku 2011 setelah
dibandingkan
terhadap
dengan
rasio
rasio-rasio
standar
yang
standar,
baik
ditetapkan
oleh
Departemen Koperasi maupun rasio-rasio standar
perusahaan atau rasio rata-rata industri.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.Profil KPN “HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah
Kabupaten Bulungan.
KPN
”HARAPAN
Kabupaten
Bulungan
BERSAMA”Sekretariat
berdiri
pada
Daerah
tahun
1987.
mendapatkan status sebagai Badan Hukum (BH) Koperasi
dari
Kantor
Wilayah
Departemen
Koperasi
Propinsi
Kalimantan Timur pada tanggal 25 Juli 1987, dengan No.
4725/BH/VII/1987. Sejak berdiri hingga sekarang telah 14
kali menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan
sudah 5 kali mengalami penggantian pengurus.
a. Organisasi Dan Manajemen
Jumlah pengurus dan pengawas KPN ”HARAPAN
BERSAMA” sebanyak 5 orang, sedangkan karyawan
sebanyak 11 orang. Karena anggota KPN ”HARAPAN
BERSAMA”
jumlahnya
relatif
besar,
pengurus
mengangkat manajer untuk menjalankan dan mengelola
koperasi setiap hari. Pengurus dan pengelola bekerja
berdasarkan job description (pembagian kerja) supaya
dapat efektif dan efisien. Struktur organisasi KPN
36
”HARAPAN
BERSAMA”
dapat
dilihat
pada
gambar
berikut
Gambar 1. Struktur Organisasi KPN ”HARAPAN BERSAMA”
Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan
Pengurus
Pembina
Pengelola/
Manajer
Bagian Administrasi
Dan Keuangan
Bagian
Operasional
Bagian
USP
Akuntansi
Pertokoan
Unit
SP
Kasir
Foto copy
Pembukuan
Administrasi
Beras
Penjualan/
Pemasaran
Sumber
:
KPN
”HARAPAN
BERSAMA”
Sekretariat
Daerah
Kabupaten Bulungan
37
b. Keanggotaan
Jumlah
anggota
KPN
”HARAPAN
BERSAMA”
Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan selama 2 tahun
terakhir; (a) Tahun buku 2010 (265 orang), (b) tahun
buku 2011 (276 orang)
Penurunan jumlah anggota tersebut disebabkan
oleh antara lain pindah tugas ke Sekretariat Daerah lain,
meninggal dunia, dan pensiun. Di samping itu penyebab
lainnya adalah karena tidak adanya penerimaan dosendosen baru di lingkungan Sekretarian Daerah selama 2
(dua)
tahun
terakhir.
menurun,
tetapi
”HARAPAN
BERSAMA”
Walaupun
jumlah
jumlah
kekayaan
semakin
anggota
(modal)
meningkat,
hal
KPN
itu
disebabkan karena simpanan wajib naik terus seiring
dengan kenaikan golongan masing-masing anggota.
Makin tinggi golongan anggota makin tinggi simpanan
wajibnya.
c. Adminsitrasi
Kegiatan adminsitrasi dikelompokkan ke dalam 2
(dua) jenis kegiatan.
1.Adminsitrasi Umum
38
Kegiatan adminsitrasi umum terlaksana baik
karena mengacu kepada UU No. 25 Tahun 1997
tentang Perkoperasian dan didukung dengan sistem
komputerisasi.
2 .Adminsitrasi Keuangan/Akuntansi
Kegiatan
adminsitrasi
keuangan/akuntansi
dapat berjalan baik karena diddukung oleh tenagatenaga akuntan yang berpengalaman. Adminsitrasi
keuangan/akuntansi
dikelola
dengan
sistem
komputerisasi akuntansi secara penuh. Berbeda di
waktu awal pendirian proses akuntansi berjalan
lamban karena dikerjakan secara manual.
d. Permodalan
Sumber permodalan KPN ”HARAPAN BERSAMA”
Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan didapatkan dari
2 (dua) sumber yaitu :
a. Sumber internal yang terdiri atas simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan koperasi, simpanan
sukarela,
donasi
dan
sumber-sumber
internal
lainnya yang sah.
b. Sumber eksternal terdiri atas kredit-kredit yang
diperoleh
dari
lembaga-lembaga
perbankan
(bank).
39
Selama 2 (dua) tahun (2010 – 2011) terakhir
jumlah modal yang dioperasikan KPN ”HARAPAN
BERSAMA”Seretariat Daerah menurun, disebabkan
karena selama 2 tahun terakhir modal pinjaman
dari bank untuk sementara dihentikan karena
tingkat suku Harapan Bersamaa bank masih relatif
tinggi. Kerjasama dengan lembaga perbankan nanti
dilanjutkan lagi pada tahun buku 2010 karena
tingkat suku Harapan Bersamaa sudah berangsurangsur sudah mulai menurun yakni antara 15 %
sampai 17 % pertahun.
e. Unit Usaha
Unit-unit usaha yang dijalankan oleh KPN
”HARAPAN BERSAMA” Kabupaten Bulungan meliputi
:
1. Unit usaha simpan-pinjam (perkreditan).
2. Unit usaha pertokoan.
3. Unit usaha perberasan.
4. Unit usaha foto copy.
Unit
usaha
yang
memberikan
kontribusi
terbesar kepada KPN ”HARAPAN BERSAMA” adalah
usaha simpan pinjam (perkreditan) dan unit usaha
pertokoan. Unit usaha foto copy dan unit usaha beras
40
kontribusinya masih rendah karena harga beras dan
tarif foto copy sudah sangat bersaing dengan usahausaha foto copy lainnya di tempat yang tidak
berjauhan.
B. Laporan
Keuangan
KPN
”HARAPAN
BERSAMA”
Kabupaten Bulungan
Untuk mengetahui gambaran perkembangan kemajuan
keuangan
Koperasi
Pegawai
Negeri
(KPN)
”HARAPAN
BERSAMA” di bawah ini disajikan data atau neraca dan
laporan hasil usaha (Laporan R/L) KPN ”HARAPAN BERSAMA”
dari
tahun
2010
sampai
dengan
tahun
buku
2011
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
Sedangkan Laporan Sisa Hasil Usaha (laporan R/L) KPN
”HARAPAN BERSAMA” selama tahun 2011, 2010, 2009 dan
tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
1. Pembahasan dan Analisis
Berdasarkan
data-data
yang
diperoleh
dari
hasil
penelitian khususnya data tentang Laporan Keuangan KPN
”HARAPAN
BERSAMA”
Sekretariat
Daerah
Kabupaten
41
Bulungan yang terangkum dalam neraca dan Laporan Hasil
Usaha (R/L) selama 4 tahun buku yakni dari tahun buku
2008 hingga tahun buku 2011 maka dapat dihitung rasio
keuangan sebagai berikut.
2. Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan KPN ”HARAPAN
BERSAMA” Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan.
Rasio-rasio
kopertis
Wilayah
keuangan
KPN
Kabupaten
”HARAPAN
Bulungan
BERSAMA”
yang
dihitung
meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio
aktivitas dan rasio profitabilitas atau rentabilitas.
1. Rasio Keuangan Tahun 2010
Berdasarkan neraca dan laporan sisa hasil usaha
KPN ”HARAPAN BERSAMA” Kopertis sebagaimana yang
tertera dalam tabel 3 dan tabel 4,maka dapat dihitung
rasio-rasio sebagai berikut
a. Rasio Likuiditas
-
Dihitung sebagai rasio lancar.
Rasio Lancar
=
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
1.602.084.584,73
= 1.460.356.597,41
= 109 % (1,09 kali)
-
Dihitung sebagai rasio cepat.
42
Rasio Cepat
=
Aktiva Lancar - Persediaan
Kewajiban Lancar
=
1.602.084 .584,73−40.933 .487,00
1.460 .356.597,41
= 106 % (1,06 kali)
b. Rasio Solvabilitas
-
Dihitung
sebagai
rasio
solvabilitas
atau
leverage.
Rasio Solvabilitas
=
Jumlah Aktiva
Jumlah Hutang
=
3.018 .783 .513,73
2.618 .387 .577,41
= 115 %
Rasio Hutang
=
Jumlah Hutang
Jumlah Aktiva
2.618 .387 .577,41
= 3.018 .783 .513,73
= 71,24 %
c. Rasio Aktifitas
-
Dihitung
sebagai
perputaran
persediaan
(Inventory Turn Over).
Perputaran Persediaan
=
Penjualan
Persediaan
43
244 .852.383,00
= 40.933 .487,00
= 5,98 kali
d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
-
Dihitung sebagai margin laba atas penjualan
(Profit Margin On Sales).
Margin Laba Atas Penjualan
=
SHU Bersih
Penjualan
14 .798.396,91
= 244 .852.283,00
=6%
-
Dihitung sebagai hasil pengembalian modal
sendiri (Return On Net Worth).
Hasil Pengembalian Atas Modal :
=
SHU Bersih
Modal
=
14 .798 .396,66
400.395.936,72
= 3,6 %
2. Rasio Keuangan Tahun 2009
44
Berdasarkan neraca dan laporan Hasil Usaha
(R/L) tahun 1998 sebagaimana tabel 3 dan tabel 4
maka dapat dihitung rasio-rasio sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
-
Dihitung sebagai rasio lancar.
Rasio Lancar
=
Aktiva lancar
Hutang Lancar
1.303.464 .109,56
950.457 .886,22
=
= 137 %
-
Dihitung sebagai rasio cepat.
Rasio Cepat
=
Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
=
1.303.464 .109,53−53.865.916,00
950.457 .886,22
= 131 %
b. Rasio Solvabilitas
-
Dihitung
sebagai
rasio
solvabilitas
atau
leverage.
Rasio Solvabilitas
=
Jumlah aktiva
Jumlah Hutang
45
1.519.437 .550,00
= 1.082.453 .024,22
= 140 %
Rasio hutang
Jumlah Hutang
Jumlah Aktiva
=
1.082.453 .024,22
= 1.519.437 .550,00
= 71 %
c. Rasio Aktifitas
-
Dihitung
sebagai
perputaran
persediaan
(Inventory Turn Order).
Perputaran Persediaan =
Penjualan
Persediaan
138 .915.170,00
= 53.865 .916,50
= 2,57 kali
d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
-
Dihitung sebagai margin laba atas penjualan
(profit margin on sales).
Margin Laba Atas Penjualan
=
SHU Bersih
Penjualan
22.732.469,37
= 138 .915.170,00
= 16 %
46
-
Dihitung sebagai hasil pengembalian modal
sendiri (return on net worth).
Hasil Pengembalian Atas Modal :
=
SHU Bersih
Modal
=
22.732.469,37
436.984 .526,64
= 5,2 %
3. Rasio Keuangan Tahun 2010
Berdasarkan neraca dan laporan Hasil Usaha
(R/L) KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah
Kabupaten Bulungan tahun 2010 sebagaimana
tabel 3 dan 4 maka dapat dihitung rasio-rasio
sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
-
Dihitung sebagai rasio likuiditas atau lancar.
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Rasio Likuiditas =
791 .720 .412,50
= 341.322.369,05
= 231 %
-
Dihitung sebagai rasio cepat.
Rasio Cepat
=
Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
47
791 .720 .412,50−52 .666.421,00
341 .322 .369,05
=
= 216 %
b. Rasio Solvabilitas atau Rasio Hutang
-
Dihitung
sebagai
rasio
solvabilitas
atau
leverage.
Jumlah Harta
Jumlah Hutang
Ra
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi di Indonesia
seharusnya
sudah tumbuh
dengan baik dan berkembang dengan pesat karena selama
pemerintahan
Orde
Baru
(ORBA)
perhatian
dan
keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan usahausaha koperasi sangat nampak. Keberpihakan pemerintah
untuk
memajukan
koperasi
tidaklah
berbeda
dengan
keberpihakannya dalam memajukan dunia usaha sektor
swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pemerintah
dalam
mendorong
kemajuan
usaha
koperasi telah diberikan berbagai kemudahan-kemudahan,
seperti misalnya kemudahan mendirikan/membuka koperasi
baru, kemudahan mendapatkan status Badan Hukum (BH),
penyelenggaraan
mendapatkan
pelatihan
bantuan
dan
bimbingan
permodalan
dalam
untuk
bentuk
penyediaan fasilitas kredit murah dan lain-lain sebagainya.
Khusus untuk kemudahan dalam memperoleh bantuan
permodalan atau fasilitas kredit, pemerintah melalui sektor
perbankan telah menyediakan atau menawarkan fasilitas
kredit dengan tingkat suku Harapan Bersama rendah atau
mudah
dijangkau.
Keberpihakan
pemerintah
untuk
mendorong kemajuan dan kemandirian koperasi bukan
tanpa alasan yang jelas, sebab di dalam Pasal 33 ayat 1
UUD
1945
disusun
dijelaskan
sebagai
usaha
bahwa
perekonomian
bersama
berdasar
Indonesia
atas
azas
kekeluargaan, kemakmuran masyarakat yang diutamakan,
1
bukan kemakmuran orang seorang, dan bangun usaha yang
sesuai dengan itu ialah koperasi. Selanjutnya dipertegas
bahwa koperasi ditempatkan baik dalam kedudukan sebagai
sokoguru perekonomian maupun sebagai bagian integral
dari tata perekonomian nasional.
Namun dari keberpihakan pemerintah selama ini untuk
mendorong
tampak
kemajuan
hasilnya
dan
adalah
kemandirian
perkembangan
koperasi
yang
jumlah-jumlah
koperasi. Dari segi kuantitas koperasi semakin besar, akan
tetapi dari segi kualitas dan manajemen untuk mendorong
kemajuan dan kemandiriannya masih tertinggal apabila
dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya yakni sektor
usaha swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Apabila ditinjau dari aspek keuangan, ketertinggalan
tersebut tentunya tidak terlepas dari kapasitas manajemen
untuk mengelola keuangan koperasi. Keberhasilan dalam hal
ini, akan tampak melalui parameter-parameter kesehatan
finansial maupun profitabilitasnya, sehingga dalam jangka
pendek kinerja koperasi akan semakin baik dan dalam
jangka panjang pertumbuhannya hanya akan mantap.
Untuk mengetahui tentang keberhasilan manajemen
dalam pengelolaan keuangan serta permodalannya, dapat
dilakukan analisis tentang aspek-aspek yang relevan, baik
secara historis maupun komparatif dengan koperasi yang
sejenis.
Berdasarkan
hasil
penelitian/analisis
tersebut
nantinya dapat diperoleh suatu indikator dan parameter
tentang efektivitas pengelolaan keuangan suatu koperasi.
Hal tersebut tentunya disesuaikan atas konsep-konsep yang
relevan tentang manajemen keuangan khususnya badan
usaha yang berbentuk koperasi.
2
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut penulis ingin
mengungkap lebih jauh tentang efektivitas pengelolaan
keuangan koperasi dengan judul ”Evaluasi Kinerja Keuangan
Pada
Koperasi
Pegawai
Negeri
”HARAPAN
BERSAMA”
Sekretariat Kabupaten Bulungan dengan suatu studi kasus.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang
menjadi masalah pokok untuk dibahas dalam penulisan
skripsi ini adalah
sejauhmana pemanfaatan
sumber-sumber modal dapat meningkatkan kinerja koperasi
Pegawai Negeri Harapan Bersama Sekretariat Kabupaten
Bulungan.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana
modal
koperasi
dalam
pemanfaatan sumber-sumber
meningkatkan
kinerja
koperasi
Pegawai Negeri Harapan Bersama Seretariat Kabupaten
Bulungan.
D. Kegunaan Penulisan
Sedangkan
kegunaan
dari
penulisan
ini
adalah
diharapkan dapat menjadi :
1. Bahan masukan kepada para pengelola Koperasi Unit
Desa Sekabupaten Bulungan
2. Bahan informasi bagi penulis lainnya yang berkeinginan
untuk mengkaji obyek yang sama dalam upaya untuk
meningkatkan kinerja koperasi
E. Hipotesis
3
Dalam kaitannya dengan permasalahan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi Hipotesis
dalam penulisan ini adalah ”Diduga bahwa jika pengelolaan
keuangan atau pemanfaatan sumber-sumber modal KUD
yang ada pada wilayah Kabupaten Bulungan diefektifkan
maka kinerja keuangannya akan dapat ditingkatkan”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Dana dari sumber internal (pemilik perusahaan)
digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi
barang
atau
kepentingan
dagang,
jasa,
produksi
untuk
membeli
dan
bahan-bahan
penjualan,
mengadakan
untuk
persediaan
kas,
untuk
piutang
untuk
kepentingan transaksi, maupun untuk menjaga likuiditas
perusahaan.
Sedangkan
perusahaan
atau
organisasi
untuk
menjalankan aktifitas bisnisnya memerlukan aktiva riil
(Real Assets) baik yang berwujud (Tangible Assets) seperti
mesin, pabrik, kantor dan kendaraan, maupun untuk aktiva
yang tidak berwujud (Intangible Assests) seperti keahlian
tehnis, merek dagang dan paten. Untuk memperoleh aktiva
riil tersebut perusahaan selalu mencari sumber-sumber
dana dari sumber lain. Sumber dana dari luar biasanya
4
seperti menjual saham, obligasi (PT) atau mencari kredit
dari lembaga-lembaga perbankan (Bank).
Menyangkut pengelolaan dana perusahaan adalah
merupakan tugas manajer keuangan yang dalam hal ini
adalah
manajer
bertanggung
perusahaan.
jawab
dalam
Manajer
perusahaan
pengambilan
keputusan
mengenai investasi dan pendanaan.
Menyangkut usaha perusahaan untuk mendapatkan
dana dan mengalokasikan dana tersebut oleh Bambang
Riyanto disebut sebagai pembelanjaan perusahaan atau
manajemen keuangan dalam arti yang luas (financial
management).lebih
mengemukakan
lanjut
bahwa
Bambang
pembelanjaan
Riyanto
juga
(manajemen
keuangan) dalam arti yang sempit hanya meliputi aktifitas
atau usaha untuk mendapatkan dana saja.
Yang terpenting bagi manajemen perusahaan adalah
bahwa dana yang diperoleh dan dana yang dialokasikan
harus dikelolah secara efektif dan efisien. Dari efektivitas
dan efisiensi pengelolaan dana oleh perusahaan ini maka
dapatlah
ditarik
pengertian
sesungguhnya
mengenai
manajemen keuangan, seperti menyangkut manajemen
untuk
fungsi-fungsi
seperti
fungsi
perencanaan,
pengarahan dan fungsi pengendalian.
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Bambang Riyanto mengatakan bahwa pada dasarnya
ada 2 (dua) fungsi manajemen keuangan (pembelanjaan)
yaitu :
a. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana.
b. Fungsi memperoleh dana.
5
Fungsi penggunaan atau pengalokasian dana harus
dijalankan secara efisien, artinya setiap rupiah dana yang
tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien
mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan
investasi
atau
penggunaan
rentabilitas
dana
terdiri
yang
maksimal.
Fungsi
atas
perencanaan
dan
pengendalian penggunaan aktiva baik dalam aktiva
lancar maupun aktiva tetap.
Fungsi penggunaan dana sangat penting karena
dapat
menjaga
likuiditas
dan
kontinuitas
usaha.
Perencanaan pengalokasian dana yang cermat dan teliti
berdampak
terhadap
menghindari
keamanan
penganggaran
dana
likuiditas
(Idle).
dan
Efisiensi
penggunaan dapat langsung menentukan besar kecilnya
tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi. Agar
supaya efisien penggunaan dana dapat dicapai, maka
manajer keuangan harus mampu mencari alternatifalternatif investasi yang dapat menguntungkan usaha.
Demikian halnya dengan fungsi memperoleh dana juga
harus dilakukan dengan efisien artinya supaya dana yang
diperoleh perusahaan telah diperhitungkan dengan biaya
minimal
termasuk
syarat-syarat
dianggap
menguntungkan
atau
pengendaliannya
tidak
memberatkan
perusahaan.
Manajer keuangan atau perusahaan sebagai orang
yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan
mengenai investasi dan pendanaan perusahaan harus
terlibat langsung dalam perencanaan dan pengendalian
penggunaan dana. Untuk mendanai investasi dan operasi
perusahaan, manajer keuangan bertanggung jawab dalam
6
memperoleh
dana
yang
sesuai
dengan
tingkat
kebutuhannya, baik mengenai jangka waktu penggunaan
dana,
persyaratan-persyaratan,
maupun
terhadap
pembiayaan yang harus digunakan untuk memperoleh
dana tersebut. Sumber-sumber dana perusahaan dapat
diperoleh dari luar perusahaan seperti dari lembaga
perbankan (bank-bank umum), pasar modal maupun dari
sumber-sumber dana lainnya.
Oleh karena itu untuk memperlancar aliran kas
(dana) yang masuk dari luar ke dalam perusahaan untuk
membiayai investasi dan operasi perusahaan sangat
ditentukan oleh kemampuan manajer keuangan dalam
menjalankan fungsi pendanaan. Kemudian setelah dana
itu diinvestasikan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan,
maka
keuangan/manajer
kembali
tugas
manajer
perusahaan
untuk
mampu
menghasilkan keuntungan. Dari hasil atau keuntungan
yang diraih perusahaan keputusannya ditentukan oleh
manajer keuangan atau perusahaan mengenai besarnya
yang akan dibayarkan kepada pemilik perusahaan, dan
berapa
besar
diinvestasikan
(Reinvestasi)
untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan.
Demikian besarnya
dalam
memperlancar
peranan manajer
aliran
kas
atau
keuangan
dana
dalam
perusahaan sehingga kadang-kadang ia bertindak sebagai
intermediary atau perantara yang berada pada posisi di
antara sumber atau pemberi dana/pasar modal, bank
pemberi kredit (pinjaman) dan lain-lain sebagainya di satu
pihak dan operasi perusahaan di lain pihak.
7
3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Berdasarkan
pengertian-pengertian
dan
fungsi-
fungsi pembelanjaan yang dikemukakan oleh para ahli,
terutama fungsi pembelanjaan (manajemen keuangan)
yang dikemukakan oleh Ezra Salomon dan Van Horne
maka dapat dikatakan bahwa ruang lingkup manajemen
keuangan meliputi :
a. Pengalokasian dana (investasi) perusahaan,
b. Pemenuhan kebutuhan dana perushaan, dan
c. Kebijaksanaan dividen.
4. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Akuntansi
penggolongan
adalah
dan
seni
peringkasan
daripada
pencatatan
daripada
peristiwa-
peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya
sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepattepatnya dan dengan pentunjuk atau dinyatakan dalam
uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul
daripadanya. Berdasarkan definisi tersebut diketahui
bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah
pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan
yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan.
Myer mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
laporan keuangan adalah dua faktor yang disusun oleh
akuntan pada akhir periode untuk satu perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba.
Neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang, dan
modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu,
sedangkan
perhitungan
(laporan)
rugi
laba
8
memperlihatkan
hasil-hasil
yang
telah
dicapai
oleh
perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode
tertentu. Dalam prinsip-prinsip akuntansi Indonesia yang
dikatakan
laporan
perhitungan
rugi
keuangan
laba
adalah
serta
neraca
segala,
dan
keterangan-
keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya
antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana.
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan keuangan (Progress
Report),
secara
periodik
yang
dilakukan
pihak
manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan
adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai
suatu progress report laporan keuangan yang terdiri atas
data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi
antara fakta-fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi dan pendapat
pribadi.
Fakta-fakta yang telah dicatat mengandung arti
bahwa laporan keuangan ini dibuat berdasarkan fakta
dari catatan akuntansi, misalnya jumlah uang kas yang
tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di
bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan,
hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam
akuntansi mengandung arti bahwa data yang dicatat itu
didasarkan pada prosedur maupun anggaran-anggaran
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
lazim,
hal
ini
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
9
Sedangkan pendapat pribadi (Personal Judgement)
mengandung
maksud
bahwa
walaupun
pencatatan
transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalildalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi
standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari
konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung
daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang
bersangkutan.
Jadi oleh karena itu laporan keuangan (Financial
Statement) merupakan hasil utama dari akuntansi karena
ia merupakan alat komunikasi informasi akuntansi yang
penting dan utama kepada pemakainya.
Untuk
mengkomunikasikan
informnasi-informasi
yang diperlukan mengenai suatu perusahaan digunakan
4 bentuk laporan keuangan, yaitu :
1. Perhitungan rugi laba (income statement).
2. Ikhtisar perubahan modal (the statement of owner’s
equity).
3. Neraca (balance sheet).
4. Ihktisar perubahan posisi keuangan (the statement of
changes in financial position).
Namun
menurut
Munawir
S.
bahwa
laporan
keuangan pada umumnya menjelaskan 2 (dua) hal pokok
yaitu; (a) neraca, dan (b) laporan rugi laba (R/L).
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang
aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu.Neraca memperlihatkan
10
posisi
keuangan
suatu
perusahaan
pada
suatu
tanggal tertentu, atau dengan kata lain bahwa
neraca memberikan gambaran usaha sebagai pemilik
sumber-sumber atau harta yang sama besarnya
dengan tuntutan atas sumber-sumber atau harta
tersebut.
b. Perhitungan Rugi Laba (Income Statement)
Perhitungan atau laporan rugi laba adalah suatu
laporan keuangan yang memperlihatkan jumlah laba
yang
dihasilkan
suatu
perusahaan
selama
satu
periode. Banyak orang beranggapan bahwa hal ini
merupakan laporan keuangan yang terpenting karena
tujuannya adalah untuk mengukur apakah suatu
perusahaan berhasil atau gagal mencapai tujuan
pokoknya
yaitu
mendapatkan
laba
yang
sesuai
(Acceptable Income).
Jadi pada hakekatnya dapat dikatakan bahwa
laporan rugi laba (R/L) adalah merupakan suatu
laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya,
rugi-laba yang diperoleh suatu perusahaan selama
periode tertentu.
c. Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi pada prinsipnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan perusahaan.
Di dalam laporan keuangan koperasi yang umum
disajikan adalah neraca dan laporan hasil usaha
(SHU).
tentang
Neraca
aktiva,
adalah
hutang
laporan
dan
yang
modal
sistematis
dari
suatu
perusahaan atau koperasi pada suatu saat tertentu.
11
Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi
keuangan
suatu
koperasi
pada
suatu
tanggal
tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir
tahun buku.
Ada 3 (tiga) hal atau bagian penting yang
terkandung di dalam neraca, yaitu :
a.
Aktiva
b.
Hutang, dan
c. Modal
Aktiva
tidak
terbatas
pada
kekayaan
perusahaan/koperasi yang berwujud saja, tetapi juga
termasuk
pengeluaran-pengeluaran
dialokasikan
atau
biaya
yang
yang
belum
masih
harus
dialokasikan pada perusahaan yang akan datang
serta aktiva yang tidak berwujud lainnya. Aktiva
perusahaan dapat dibedakan menjadi dua bagian
utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap atau
aktiva tidak lancar.
Aktiva lancar di koperasi biasanya terdiri atas
kas, bank, piutang kredit anggota, piutang kredit non
anggota,
piutang
usaha,
piutang
lain-lain,
persediaan, dan lain-lain sebagainya. Sedangkan
aktiva
tetap
di
koperasi
biasanya
terdiri
atas
bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan dan
inventaris kantor. Ada yang berwujud dan ada yang
tidak berwujud.
Hutang
adalah
semua
kewajiban
keuangan
koperasi kepada pihak lain yang belum terpenuhi,
dimana hutang ini merupakan sumber dana atau
12
modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang
dapat dibedakan ke dalam hutang lancar atau hutang
jangka pendek, dan hutang jangka panjang. Hutang
jangka pendek koperasi biasanya berbentuk hutang
usaha (dagang), hutang biaya-biaya bank, dan hutang
kredit (pinjaman). Sedangkan hutang jangka panjang
koperasi
biasanya
berbentuk
simpanan
sukarela,
hutang kredit bank, hutang obligasi, hutang hipotik
dan hutang-hutang jangka panjang lainnya.
Sedangkan modal koperasi adalah merupakan
nilai hak kepemilikan koperasi atas seluruh kekayaan
koperasi. Modal koperasi meliputi simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan modal, hibah/donasi dan
modal penyertaan. Modal koperasi dapat diperoleh
dari sumber internal dan dapat pula diperoleh dari
sumber eksternal yang meliputi anggota koperasi,
anggota
keuangan
koperasi
lainnya,
lainnya,
bank
penerbitan
dan
obligasi
lembaga
dan
surat
hutang lainnya serta sumber-sumber lainnya yang sah.
(Revrisond Baswir, 1997).
5. Analisis Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu
manajer keuangan memahami apa yang perlu dilakukan
oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang
sifatnya terbatas berasal dari financial statement. Analisis
rasio membiasakan pimpinan membuat keputusan atau
pertimbangan
tentang
apa
yang
perlu
dicapai
oleh
perusahaan dan bagaimana prospek yang dihadapi oleh
perusahaan di masa yang akan datang. Fokus dari analisis
13
ini akan berbeda menurut kepentingan khususnya dari
analyst, atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Analisis rasio tidak hanya berguna bagi kepentingan
intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Pihak
luar yang dimaksud adalah calon investor atau kreditur
yang akan menanamkan dana usaha dalam perusahaan
melalui
pasar
modal,
dengan
cara
membeli
saham
perusahaan yang go public.
Bagi manajer keuangan, dengan menghitung rasiorasio tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang
kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan di
bidang keuangan, sehingga dapat membuat keputusankeputusan yang penting bagi kepentingan perusahaan
untuk masa yang akan datang.
6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Syafaruddin Alwi rasio-rasio keuangan pada
umumnya diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
:
a.
Rasio Likuiditas
Rasio
likuiditas
ini
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka
pendeknya kurang 1 (satu) tahun. Rasio-rasio yang
tergolong ke dalam rasio likuiditas adalah :
1). Rasio Lancar
Rasio
lancar
adalah
perbandingan
antara
aktivalancar dengan hutang lancar.
Rasio lancar =
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
14
Hasil
dari
perbandingan
ini
menunjukkan
seberapa jauh tuntutan kreditor jangka pendek
dapat
dipenuhi
oleh
harta
perusahaan
yang
diperkirakan dapat menjadi tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo hutang.
Aktiva lancar terdiri atas kas, surat berharga,
piutang dan persediaan, sehingga kewajiban lancar
terdiri dari hutang dagang, hutang bank jangka
pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun, termasuk juga kewajiban
pajak dan biaya-biaya lainnya yang masih harus
dibayar
2). Rasio Cepat
Rasio cepat atau biasa juga disebut rasio cair
ialah perbandingan aktiva lancar dikurang dengan
persediaan dengan kewajiban lancar.
Rasio cepat =
Aktiva Lancar- Persediaan
Hutang Lancar
Persediaan termasuk dalam unsur aktiva lancar
yang paling tidak likuid dan sering menimbulkan
kerugian.
b. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio
solvabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan apabila
perusahaan tersebut di likuidasi. Jika perusahaan di
likuidasi, apakah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut
cukup
untuk
memenuhi
semua
hutang-
hutangnya.
15
Rasio
solvabilitas
(Leverage)
menggambarkan
perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik
perusahaan
dengan
dana
dari
kreditor.
Perusahaan
dengan rasio solvabilitas atau rasio leverage yang rendah
akan memiliki rasio rugi yang lebih kecil. Jika kondisi
ekonomi sedang fluktuatif atau menurun, tapi juga
memberikan hasil pengembalian yang lebih rendah pada
waktu ekonomi sudah membaik. Sebaliknya perusahaan
dengan rasio solvabilitas (Leverage) yang tinggi akan
mempunyai kerugian yang besar demikian pula dapat
memberikan prospek untuk mendapatkan laba yang
tinggi.
Keputusan
Leverage
manajemen
hendaknya
untuk
menggunakan
mengembangkan
hasil
pengembalian yang lebih tinggi terhadap peningkatan
resiko.
1). Rasio Hutang
Rasio
Hutang
(Leverage)
dihitung
sebagai
rasio
hutang. Artinya jumlah hutang dibagi dengan jumlah
harta.
Rasio Hutang =
Jumlah Hutang
Jumlah Harta
Yang termasuk rasio hutang adalah semua hutang
lancar dan semua obligasi (hutang jangka panjang).
2). Laba terhadap biaya Harapan Bersama.
Rasio leverage (Solvabilitas) dihitung sebagai laba
terhadap biaya Harapan Bersama, adalah membagi
laba sebelum Harapan Bersama dan pajak (EBIT)
dengan biaya Harapan Bersama.
16
Laba
terhadap
biaya
Harapan
Bersama
=
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Biaya Bunga
3). Penutupan beban tetap.
Rasio
Leverage
(solvabilitas)
dihitung
sebagai
penutupan biaya tetap, hampir sama dengan rasio
laba
terhadap
biaya
Harapan
Bersamaa,
tetapi
ditambahkan biaya-biaya lain misalnya biaya sewa
peralatan
(Leasing)
dan
menanggung
kewajiban
jangka panjang atas dasar kontrak sewa.
Penutupan biaya tetap =
Laba Sebelum Pajak + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa
Biaya Bunga + Kewajiban Sewa
c. Rasio Aktivitas
Rasio
aktivitas
menggambarkan
seberapa
jauh
perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya
secara efektif. Rasio efektivitas membandingkan antara
tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
Kalau rasio aktifitas dijadikan sebagai patokan maka
dengan sendirinya diperlukan adanya keseimbangan yang
layak antara penjualan dengan beberapa unsur harta
seperti misalnya persediaan, piutang, harta tetap dan
harta-harta lainnya.
Rasio-rasio aktifitas dapat meliputi :
1). Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Rasio aktifitas artinya rasio yang membandingkan
antara penjualan dengan persediaan.
Perputaran Persediaan =
Penjualan
Persediaan
17
Makin tinggi angka ratio perputaran persediaan
berarti makin baik karena perusahaan tersebut tidak
menyimpan persediaan dalam jumlah yang berlebihan.
Penyimpanan harta dalam jumlah yang berlebihan
membiarkan harta tidak produktif atau merupakan
investasi dengan tingkat pengembalian rendah atau
bahkan mungkin sama dengan nol. Dalam menghitung
rasio perputaran persediaan ada 2 (dua) masalah yang
perlu diperhatikan, yang pertama adalah menyangkut
kesesuaian satuan dari penjualan dan persediaan.
Penjualan biasanya dihitung sesuai dengan harga pasar.
Sedangkan persediaan dihitung atas dasar biaya. Untuk
mengatasi hal tersebut maka ada beberapa perusahaan
yang
menggunakan
harga
pokok
penjualan
(HPP)
sebagai pengganti harga penjualan pasar. masalah
lainnya adalah bahwa penjualan terjadi sepanjang
tahun sedangkan untuk persediaan menunjukkan angka
pada saat tertentu. Oleh karena itu untuk mengatasi hal
seperti ini maka digunakan angka rata-rata atau angka
persediaan awal ditambah persediaan akhir kemudian
dibagi
dua.
Apabila
kegiatan
perusahaan
bersifat
musiman atau mengalami kenaikan dan penurunan
penjualan yang sangat tajam sepanjang tahun maka
perlu
diadakan
beberapa
kebijakan-kebijakan
atau
penyesuaian-penyesuaian.
2). Perputaran Harta Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Perputaran
harta
tetap
membandingkan
antara
penjualan dengan harta tetap bersih.
Perputaran Harta Tetap =
Penjualan
Harta Tetap Bersih
18
Semakin tinggi tingkat perputaran harta tetap berarti
semakin baik, maksudnya penggunaan peralatan dan
mesin untuk berproduksi semakin efisien.
3). Perputaran Harta (Total Assets Turn Over)
Rasio aktifitas juga dapat dihitung sebagai perputaran
harta
yang
memperlihatkan
perputaran
Harapan
Bersamaan dengan cara memperbandingkan seluruh
penjualan dengan seluruh harta.
Penjualan
Jumlah Harta
Perputaran Harta =
Hasil perhitungan ini menunjukkan volume bisnis yang
dihasilkan perharta yang diinvestasikan. Makin tinggi
angka yang dihasilkan berarti perusahaan tersebut
makin baik karena menghasilkan volume bisnis yang
relatif tinggi.
D.Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
Rasio
profitabilitas
menggambarkan
efektivitas
manajemen jika dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi yang dihasilkan. Profitabilitas
merupakan kinerja yang dihasilkan oleh manajemen.
Profitabilitas
dapat dilihat sebagai marjun laba atas
penjualan dan hasil pengembalian modal sendiri
(Return On Net Worth).
1). Margin Laba Atas Penjualan
Rasio profitabilitas dihitung sebagai margin laba
atas penjualan. Margin (Profit Margin On Sales)
dihitung dari laba bersih sesudah pajak dibagi
dengan penjualan, menghasilkan laba untuk setiap
rupiah (atau satuan moneter lain).
Margin
Laba
Atas
Penjualan
=
19
Laba Bersih (SHU)
Penjualan
Makin
pembagian
tinggi
angka
tersebut
yang
berarti
diperoleh
makin
baik
dari
karena
dihasilkan laba (SHU bagi koperasi) yang relatif besar
terhadap penjualan.
2). Hasil Pengembalian Modal Sendiri (Return On Net
Worth).
Rasio profitabilitas ini menggambarkan tingkat hasil
pengembalian dari investasi pemegang saham atau
pemilik modal. Besar kecilnya tingkat pengembalian
modal ditentukan dari hasil pembagian antara rasio
laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Hasil
Pengembalian
Modal
Sendiri
=
Laba Bersih
Modal Sendiri
3). Hasil Pengembalian Harta (Return On Total Assets).
Rasio
profitabilitas
dihitung
sebagai
hasil
pengembalian harta merupakan suatu ukuran dari
efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
sumber dayanya. Kadang-kadang disebut dengan
hasil pengembalian atas investasi,ROI(Return On
Investment) Berdasarkan perhitungan sebelum pajak
maka rasionya adalah EBIT (Earning Before Interest
and
Tax)/Total
Assets),
laba
sebelum
Harapan
Bersamaa dan pajak dibagi dengan jumlah harta.
Apabila dalam perhitungan, diperhitungkan faktor
pajak, maka formula perhitungannya menjadi sebagai
berikut :
20
Hasil
pengembalian
harta
=
Laba bersih - Bunga (1- T)
Jumlah harta
Menurut I. Fred Weston, Thomas E. Copeland
dalam buku Manajemen Keuangan secara garis
besar rasio-rasio keuangan di samping rasio
likuiditas,
rasio
leverage
(solvabilitas),
rasio
aktifitas, rasio profitabilitas dapat pula dihitung
rasio pertumbuhan dan rasio penilaian.
Rasio
pertumbuhan
tentang
memberikan
kemampuan
gambaran
perusahaan
untuk
mempertahankan posisi ekonominya baik di
dalam industrinya maupun di dalam kegiatan
ekonomi
secara
menyeluruh.
Pertumbuhan
ekonomi, industri dan pertumbuhan perusahaan
mencerminkan adanya faktor-faktor inflasi dan
faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan riil. Sedangkan rasio penilaian
menggambarkan kemampuan manajemen dalam
menciptakan nilai pasar yang melampaui biaya
investasi. Rasio penilaian merupakan ukuran
prestasi perusahaan yang terkadang dianggap
paling
lengkap
karena
mencerminkan
rasio
resiko dan rasio hasil pengembalian. Sebagai
contoh rasio penilaian misalnya rasio harga
terhadap laba (Price to Earning) dari saham.
Rasio
penilaian
yang
lain
yang
tidak
kala
pentingnya adalah rasio harga pasar saham
dibandingkan
dengan
nilai
buku.
Rasio
ini
menunjukkan
bahwa
nilai
pasar
keuangan
21
berkaitan
erat
dengan
manajemen
dan
organisasi perusahaan yang sedang beroperasi.
Sedangkan dalam pengertian lain, nilai buku
merupakan nilai historis dari harta fisik suatu
perusahaan. Perusahaan yang sehat dengan
manajemen dan organisasi yang kuat akan
berfungsi secara efisien serta akan memiliki nilai
pasar yang lebih tinggi daripada nilai buku harta
fisiknya atau paling tidak sama.
7. Penggunaan Rasio Keuangan Dan
Keterbatasannya
a. Penggunaan Rasio-Rasio Keuangan
Telah diuraikan sebelumnya bahwa analisa
rasio
keuangan
dapat
dipergunakan
untuk
menganalisis dan mengevaluasi kinerja usaha dari
suatu perusahaan atau koperasi. Hal tersebut
diterapkan untuk kepentingan intern dan atau
kepentingan ekstern. Maksudnya penggunaan rasio
analisis keuangan tersebut untuk mengevaluasi
kinerja
usaha
dari
perusahaan
sendiri
atau
perusahaan lain yang akan atau sedang dalam
huHarapan Bersamaan bisnis atau usaha. Dalam
analisis rasio keuangan dapat dipilih jenis rasiorasio yang paling sesuai dengan tujuan analisis.
22
Jenis-jenis
analisis
melengkapi.
tersebut
Sedangkan
dianggap
yang
tidak
saling
saling
menunjang atau yang tidak begitu jelas pada rasio
tertentu dapat diperkuat dengan rasio yang lain.
Sebagai
contoh
misalnya
seorang
manajer
perkreditan dari suatu lembaga perbankan dalam
melaporkan perkembangan keuangannya umunya
hanya memilih tiga jenis rasio-rasio keuangan dari
suatu
perusahaan/koperasi
yang
bertujuan
memanfaatkan fasilitas kredit dari bank sebagai
dasar
untuk
mengevaluasi
kinerja
perusahaan
tersebut. Ketiga rasio yang dimaksud adalah rasio
utang terhadap jumlah harta, salah satu rasio dari
rasio likuiditas misalnya rasio lancar atau rasio
cepat dan rasio profitabilitasnya. Dengan demikian
manajer perkreditan dari bank akan dapat dengan
mudah mengetahui besarnya modal sendiri yang
dimiliki, besarnya kewajiban jangka pendeknya
demikian
pula
terhadap
prospek
kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba pada kegiatan
bisnis atau usaha dari perusahaan itu. Berdasarkan
kondisi-kondisi seperti itu maka manajer kredit
dapat mempertimbangkan kinerja dari perusahaan
23
yang akan mengambil kredit apakah layak untuk
dikabulklan
atau
direalisasikan
permohonannya
atau tidak direalisasikan permohonan kreditnya.
b.Keterbatasan
Penggunaan
Analisis
Rasio
Keuangan
Walaupun rasio keuangan dianggap sangat
berguna
akan
tetapi
tidak
keterbatasan-keterbatasan
dipergunakan
dengan
terlepas
sehingga
sangat
dari
hendaknya
hati-hai
atau
bijaksana. Salah satu keterbatasan penggunaan
analisis rasio keuangan adalah berawal dari data
keuangan itu sendiri. Rasio-rasio keuangan disusun
dari
data-data
dipengaruhi
berbeda
akuntansi
oleh
dan
dan
cara-cara
bahkan
dapat
data
tersebut
penafsiran
yang
merupakan
hasil
manifulasi. Sebagai contoh misalnya jika ada dua
perusahaan
yang
menggunakan
metode
penyusutan dan penilaian pesediaan yang berbeda
maka tentu hal ini sangat tergantung dari prosedurprosedur
yang
dianut,
dan
sebagai
akibatnya
adalah laba yang dilaporkan dapat lebih tinggi dan
dapat pula lebih rendah. Perbedaan-perbedaan
lainnya misalnya pada prosedur pengeluaran dana
24
untuk kegiatan penelitian dan pengembangan,
pengeluaran
dana
untuk
dana
pensiun,
pengeluaran dana untuk jaminan produk atau pada
piutang macet, pada perbedaan tahun fiskal dan
lain-lain sebagainya. Jadi pada prinsipnya jika rasio
kedua perusahaan dibandingkan maka diperlukan
adanya analisis data akuntansi yang dipergunakan
sebagai
dasar
untuk
perhitungan
rasio
dan
mengadakan studi perbandingan atas berbagai
bentuk
perbedaan-perbedaan
yang
dianggap
sebagai perbedaan pokok atau utama.
Seorang manajer keuangan harus sangat
berhati-hati dalam menentukan atau menetapkan
apakah suatu rasio tertentu dianggap baik atau
buruk sehingga diperlukan tambahan data untuk
dapat melengkapinya. Salah satu contoh misalnya
rasio perputaran persediaan yang sangat tinggi
dapat menunjukkan adanya kekurangan jumlah
persediaan
dan
besar
kemungkinannya
terjadi
kehabisan persediaan. Dalam hal seperti ini jika
ditemukan perbedaan rasio keuangan dengan rasio
standar dari rata-rata industri maka sebaiknya
diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk
25
menentukan faktor-faktor penyebabnya. Sebaliknya
jika rasio keuangan sesuai atau sama dengan rasiorasio industri tidak menjamin bahwa perusahaan
tersebut
telah
berjalan
normal
atau
memiliki
manajemen yang baik karena dalam waktu singkat
banyak cara untuk membuat rasio-rasio keuangan
perusahaan yang sesuai atau sama dengan rasio
keuangan rata-rata industri, ini berarti bahwa telah
terjadi manifulasi data. Untuk menghindari hal
semacam
ini
maka
para
analis
harus
mengembangkan informasi dari tangan pertama
untuk menguji data yang ada, kegiatan operasi
perusahaan
sesungguhnya
dan
sistem
yang
manajemen
diterapkan.
Para
yang
analis
hendaknya tidak dapat terlena atau langsung
mempercayai data-data yang seusia dengan data
standar industri (rasio-rasio industri).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
analisis rasio-rasio keuangan merupakan alat yang
sangat berguna seperti misalnya metode analisis
yang lain dimana alat tersebut harus digunakan
dengan hati-hati serta bijaksana. Analisis rasiorasio keuangan adalah merupakan suatu bagian
26
penting dari proses penelitian untuk mengevaluasi
kinerja suatu perusahaan, akan tetapi masih harus
dilengkapi dengan informasi-informasi lain yang
menunjang dan dapat diperoleh apabila para analis
terjun langsung ke perusahaan-perusahaan yang
dimaksud.
8. Kinerja Keuangan
9. Evaluasi Kinerja Keuangan
Untuk mendapatkan data tentang perkembangan
usaha perusahaan perlu diadakan interprestasi atau
analisis tentang data-data keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Data-data keuangan itu tercermin di
dalam laporan keuangannya.
Laporan keuangan (Financial) memberikan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan dimana
neraca mencerminkan nilai aktiva utang dan modal
sendiri pada suatu saat tertentu. Sedangkan laporan
rugi laba mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal
sendiri pada saat tertentu, dan laporan keuangan
mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode
tertentu.
Menganalisis
laporan
keuangan
perusahaan
sangat bermanfaat bagi pimpinan perusahaan untuk
27
mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan
yang dipimpinnya artinya diketahui hasil-hasil keuangan
yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu maupun
keadaan sekarang, atau yang sedang berjalan. Di
samping itu dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan
dan hasil-hasil yang sudah dianggap cukup baik.
Hasil-hasil analisis tentang keadaan keuangan
perusahaan
dapat
pula
bermanfaat
untuk
memperbaiki penyusunan rencana perusahaan untuk
tahun-tahun yang akan datang.
Banyak pihak yang kepentingan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Pihak-pihak yang dimaksud
adalah
di
samping
untuk
kebutuhan
internal
perusahaan juga terhadap para kreditur dan para
investor atau pihak di luar perusahaan.
Analisis/evaluasi
kinerja
keuangan
pada
dasarnya dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu
analisis historis dan analisis komparatif.
a. Analisis Historis (Data Periode Lalu)
Analisis historis membandingkan rasio-rasio
dari beberapa tahun lalu dengan rasio keuangan
sekarang
maupun
terhadap
rasio-rasio
untuk
waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan
28
yang sama. Misalnya
Current Ratio tahun 2012
dibandingkan
tahun-tahun
dengan
sebelumnya.
Dengan membandingkan rasio-rasio tersebut dari
tahun-tahun ke tahun akan diketahui perubahanperubahan yang terjadi dari tahun ke tahun.
b. Analisis Komparatif (Rata-rata Industri)
Analisis
untuk
komparatif
membandingkan
dimaksudkan
rasio-rasio
adalah
dari
suatu
perusahaan (koperasi) dengan rasio-rasio keuangan
dari perusahaan lain yang sejenis atau industri
untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan
rasio-rasio
industri
perusahaan/koperasi
dapat
perusahaan/koperasi
dengan
diketahui
dalam
rasio
apakah
aspek
keuangan
(finansial) berada di atas rata-rata rasio industri
atau
di
bawahnya.
Rasio-rasio
industri
yang
dijadikan pembanding (Syafaruddin Alwi, 1997)
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Rasio-rasio Keuangan Standar (Rata-rata
Industri)
No
Persentase (Rata-rata
Komponen
.
Industri)
29
1.
2.
Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
250 %
b. Rasio Cepat
150 %
Rasio Solvabilitas
a. Debt Equity Ratio
200 %
b. Debt/Total Assets
50 %
Ratio
3.
Ratio Aktivitas
2,5 kali
Perputaran
persediaan
4.
(TotalAssets
Turn
Over)
6%
Rasio Profitabilitas
a.Profit
Margin
On
40 %
Sales
b.Hasil
pengembalian
atas
modal
Sumber : Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan.
Sedangkan untuk menilai kesehatan koperasi
digunakan rasio standar yang ditetapkan oleh Dirjen
Pembinaan
Koperasi
yang
meliputi
komponen-
komponen penilaian seperti Rentabilitas, Likuiditas
30
dan Solvabilitas atau yang disingkat RLS dengan
standar dan bobot dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Rasio Standar Keuangan Koperasi
STANDA
REALISAS
BOBO
N
KOMPONE
NILAI
O
N
1.
Rentabilita
(%)
10
(%)
-
(%)
40
-
2.
s
125
-
30
-
3.
Likuiditas
110
-
30
-
R
I
T
(%)
Solvabilita
s
Jumlah
Sumber : Koperasi Kabupaten Bulungan
100
Dari komponen penilaian yang ditetapkan dari
Direktorat Jenderal Pembinaan Koperasi tersebut
dapat dijelaskan bahwa apabila rentabilitas koperasi
mencapai 10 %, likiuditas dicapai sebesar 125 % dan
Solvabilitasnya sebesar 110 % maka koperasi yang
bersangkutan dinilai baik dan dapat memperoleh
peringkat
B
(baik).
Semakin
tinggi
rentabilitas,
likuiditas dan solvabilitas yang dicapai oleh koperasi
maka
semakin
tergolong
sehat
koperasi
yang
bersangkutan.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif studi
kasus, artinya suatu penelitian yang mempelajari secara
mendalam
tentang
Koperasi
Pegawai
Negeri
Bersama” Sekretariat Kabupaten Bulungan
“Harapan
sekarang dan
interaksinya pada tahun-tahun yang lalu.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Adapun yang menjadi obyek penelitian pada penulisan
skripsi ini adalah pada Koperasi Pegawai Negeri “Harapan
Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten Bulungan . Dan
waktu penelitian kurang lebih tiga bulan dari Bulan Januari –
Maret.
C. Rincian Data Yang Diperlukan
Adapun rincian data yang diperlukan untuk penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1.
Gambaran
umum
KPN
“Harapan
Bersama”
Kantor
Sekretariat Kabupaten Bulungan.
2.
Struktur Organisasi
3.
Penyajian data penelitian
32
4.
Gambaran
manajemen
keuangan
dan
variabel
penelitian Koperasi Pegawai Negeri “Harapan Bersama”
Kabupaten Bulungan.
D. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode sebagai berikut :
a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) . Teknik ini
dilakukan dengan cara membaca atau mempelajari bukubuku literature yang erat kaitannya dengan penulisan
skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research) meliputi :
a. Observasi dilakukan dengan menetapkan sasaran
pengamatan terlebih dahulu. Sasaran pengamatan
meliputi unit-unit usaha yang menunjang kemajuan
usaha koperasi yang meliputi usaha Wartel, waserda
serta kegiatan-kegiatan organisasi koperasi lainnya.
b. Interview atau wawancara adalah merupakan suatu
metode yang dilakukan dengan jalan wawancara
langsung dengan manajer koperasi, dan sejumlah
anggotanya
yang
“Harapan
Bersama”
dengan
penulisan skripsi ini.
33
E. Alat Analisis Data
Alat
analisis data yang digunakan dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1.
Neraca dan Laporan rugi laba (R/L) komparatif/historis
Koperasi
”HARAPAN
BERSAMA”
Kabupaten Bulungan dari
Kantor
Sekretariat
tahun buku 2010 sampai
dengan tahun buku 2012.
2. Menghitung rasio-rasio keuangan Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) ”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan dari tahun buku 2010 sampai dengan tahun
buku 2012, yang meliputi kelompok :
a.
Rasio likuiditas.
b.
Rasio solvabilitas atau leverage.
c.
Rasio aktivitas.
d. Rasio profitabilitas.
3.
Analisis Dan Evaluasi
a. Analisis Historis dan Komparatif
Dari penyusunan neraca dan laporan rugi laba
(Laporan Hasil Usaha) bagi KPN ”HARAPAN BERSAMA”
selama 4 (empat) tahun yakni dari tahun buku 2008
sampai dengan tahun buku 2011 maka dapat dihitung
rasio-rasio
meliputi
keuangan
rasio
perusahaan/koperasi
likuiditas,
rasio
solvabilitas,
yang
rasio
34
aktivitas dan rasio profitabilitas. Perhitungan rasiorasio
tersebut
dimaksudkan
untuk
mengetahui
perkembangan finansiil Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan. Hasil-hasil perhitungan rasio-rasio keuangan
tersebut
kinerja
kemudian
Koperasi
dianalisis
Pegawai
untuk
Negeri
menentukan
(KPN)
”Harapan
Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten Bulungan.
b. Evaluasi Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Negeri
(KPN)
”Harapan
Bersama”
Kantor
Sekretariat
Kabupaten Bulungan
Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten
Bulungan dapat dilihat dari perkembangan laporan
finansial (keuangan) selama 1 tahun yakni dari tahun
2010 buku sampai dengan tahun buku 2011 setelah
dibandingkan
terhadap
dengan
rasio
rasio-rasio
standar
yang
standar,
baik
ditetapkan
oleh
Departemen Koperasi maupun rasio-rasio standar
perusahaan atau rasio rata-rata industri.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.Profil KPN “HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah
Kabupaten Bulungan.
KPN
”HARAPAN
Kabupaten
Bulungan
BERSAMA”Sekretariat
berdiri
pada
Daerah
tahun
1987.
mendapatkan status sebagai Badan Hukum (BH) Koperasi
dari
Kantor
Wilayah
Departemen
Koperasi
Propinsi
Kalimantan Timur pada tanggal 25 Juli 1987, dengan No.
4725/BH/VII/1987. Sejak berdiri hingga sekarang telah 14
kali menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan
sudah 5 kali mengalami penggantian pengurus.
a. Organisasi Dan Manajemen
Jumlah pengurus dan pengawas KPN ”HARAPAN
BERSAMA” sebanyak 5 orang, sedangkan karyawan
sebanyak 11 orang. Karena anggota KPN ”HARAPAN
BERSAMA”
jumlahnya
relatif
besar,
pengurus
mengangkat manajer untuk menjalankan dan mengelola
koperasi setiap hari. Pengurus dan pengelola bekerja
berdasarkan job description (pembagian kerja) supaya
dapat efektif dan efisien. Struktur organisasi KPN
36
”HARAPAN
BERSAMA”
dapat
dilihat
pada
gambar
berikut
Gambar 1. Struktur Organisasi KPN ”HARAPAN BERSAMA”
Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan
Pengurus
Pembina
Pengelola/
Manajer
Bagian Administrasi
Dan Keuangan
Bagian
Operasional
Bagian
USP
Akuntansi
Pertokoan
Unit
SP
Kasir
Foto copy
Pembukuan
Administrasi
Beras
Penjualan/
Pemasaran
Sumber
:
KPN
”HARAPAN
BERSAMA”
Sekretariat
Daerah
Kabupaten Bulungan
37
b. Keanggotaan
Jumlah
anggota
KPN
”HARAPAN
BERSAMA”
Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan selama 2 tahun
terakhir; (a) Tahun buku 2010 (265 orang), (b) tahun
buku 2011 (276 orang)
Penurunan jumlah anggota tersebut disebabkan
oleh antara lain pindah tugas ke Sekretariat Daerah lain,
meninggal dunia, dan pensiun. Di samping itu penyebab
lainnya adalah karena tidak adanya penerimaan dosendosen baru di lingkungan Sekretarian Daerah selama 2
(dua)
tahun
terakhir.
menurun,
tetapi
”HARAPAN
BERSAMA”
Walaupun
jumlah
jumlah
kekayaan
semakin
anggota
(modal)
meningkat,
hal
KPN
itu
disebabkan karena simpanan wajib naik terus seiring
dengan kenaikan golongan masing-masing anggota.
Makin tinggi golongan anggota makin tinggi simpanan
wajibnya.
c. Adminsitrasi
Kegiatan adminsitrasi dikelompokkan ke dalam 2
(dua) jenis kegiatan.
1.Adminsitrasi Umum
38
Kegiatan adminsitrasi umum terlaksana baik
karena mengacu kepada UU No. 25 Tahun 1997
tentang Perkoperasian dan didukung dengan sistem
komputerisasi.
2 .Adminsitrasi Keuangan/Akuntansi
Kegiatan
adminsitrasi
keuangan/akuntansi
dapat berjalan baik karena diddukung oleh tenagatenaga akuntan yang berpengalaman. Adminsitrasi
keuangan/akuntansi
dikelola
dengan
sistem
komputerisasi akuntansi secara penuh. Berbeda di
waktu awal pendirian proses akuntansi berjalan
lamban karena dikerjakan secara manual.
d. Permodalan
Sumber permodalan KPN ”HARAPAN BERSAMA”
Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan didapatkan dari
2 (dua) sumber yaitu :
a. Sumber internal yang terdiri atas simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan koperasi, simpanan
sukarela,
donasi
dan
sumber-sumber
internal
lainnya yang sah.
b. Sumber eksternal terdiri atas kredit-kredit yang
diperoleh
dari
lembaga-lembaga
perbankan
(bank).
39
Selama 2 (dua) tahun (2010 – 2011) terakhir
jumlah modal yang dioperasikan KPN ”HARAPAN
BERSAMA”Seretariat Daerah menurun, disebabkan
karena selama 2 tahun terakhir modal pinjaman
dari bank untuk sementara dihentikan karena
tingkat suku Harapan Bersamaa bank masih relatif
tinggi. Kerjasama dengan lembaga perbankan nanti
dilanjutkan lagi pada tahun buku 2010 karena
tingkat suku Harapan Bersamaa sudah berangsurangsur sudah mulai menurun yakni antara 15 %
sampai 17 % pertahun.
e. Unit Usaha
Unit-unit usaha yang dijalankan oleh KPN
”HARAPAN BERSAMA” Kabupaten Bulungan meliputi
:
1. Unit usaha simpan-pinjam (perkreditan).
2. Unit usaha pertokoan.
3. Unit usaha perberasan.
4. Unit usaha foto copy.
Unit
usaha
yang
memberikan
kontribusi
terbesar kepada KPN ”HARAPAN BERSAMA” adalah
usaha simpan pinjam (perkreditan) dan unit usaha
pertokoan. Unit usaha foto copy dan unit usaha beras
40
kontribusinya masih rendah karena harga beras dan
tarif foto copy sudah sangat bersaing dengan usahausaha foto copy lainnya di tempat yang tidak
berjauhan.
B. Laporan
Keuangan
KPN
”HARAPAN
BERSAMA”
Kabupaten Bulungan
Untuk mengetahui gambaran perkembangan kemajuan
keuangan
Koperasi
Pegawai
Negeri
(KPN)
”HARAPAN
BERSAMA” di bawah ini disajikan data atau neraca dan
laporan hasil usaha (Laporan R/L) KPN ”HARAPAN BERSAMA”
dari
tahun
2010
sampai
dengan
tahun
buku
2011
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
Sedangkan Laporan Sisa Hasil Usaha (laporan R/L) KPN
”HARAPAN BERSAMA” selama tahun 2011, 2010, 2009 dan
tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
1. Pembahasan dan Analisis
Berdasarkan
data-data
yang
diperoleh
dari
hasil
penelitian khususnya data tentang Laporan Keuangan KPN
”HARAPAN
BERSAMA”
Sekretariat
Daerah
Kabupaten
41
Bulungan yang terangkum dalam neraca dan Laporan Hasil
Usaha (R/L) selama 4 tahun buku yakni dari tahun buku
2008 hingga tahun buku 2011 maka dapat dihitung rasio
keuangan sebagai berikut.
2. Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan KPN ”HARAPAN
BERSAMA” Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan.
Rasio-rasio
kopertis
Wilayah
keuangan
KPN
Kabupaten
”HARAPAN
Bulungan
BERSAMA”
yang
dihitung
meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio
aktivitas dan rasio profitabilitas atau rentabilitas.
1. Rasio Keuangan Tahun 2010
Berdasarkan neraca dan laporan sisa hasil usaha
KPN ”HARAPAN BERSAMA” Kopertis sebagaimana yang
tertera dalam tabel 3 dan tabel 4,maka dapat dihitung
rasio-rasio sebagai berikut
a. Rasio Likuiditas
-
Dihitung sebagai rasio lancar.
Rasio Lancar
=
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
1.602.084.584,73
= 1.460.356.597,41
= 109 % (1,09 kali)
-
Dihitung sebagai rasio cepat.
42
Rasio Cepat
=
Aktiva Lancar - Persediaan
Kewajiban Lancar
=
1.602.084 .584,73−40.933 .487,00
1.460 .356.597,41
= 106 % (1,06 kali)
b. Rasio Solvabilitas
-
Dihitung
sebagai
rasio
solvabilitas
atau
leverage.
Rasio Solvabilitas
=
Jumlah Aktiva
Jumlah Hutang
=
3.018 .783 .513,73
2.618 .387 .577,41
= 115 %
Rasio Hutang
=
Jumlah Hutang
Jumlah Aktiva
2.618 .387 .577,41
= 3.018 .783 .513,73
= 71,24 %
c. Rasio Aktifitas
-
Dihitung
sebagai
perputaran
persediaan
(Inventory Turn Over).
Perputaran Persediaan
=
Penjualan
Persediaan
43
244 .852.383,00
= 40.933 .487,00
= 5,98 kali
d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
-
Dihitung sebagai margin laba atas penjualan
(Profit Margin On Sales).
Margin Laba Atas Penjualan
=
SHU Bersih
Penjualan
14 .798.396,91
= 244 .852.283,00
=6%
-
Dihitung sebagai hasil pengembalian modal
sendiri (Return On Net Worth).
Hasil Pengembalian Atas Modal :
=
SHU Bersih
Modal
=
14 .798 .396,66
400.395.936,72
= 3,6 %
2. Rasio Keuangan Tahun 2009
44
Berdasarkan neraca dan laporan Hasil Usaha
(R/L) tahun 1998 sebagaimana tabel 3 dan tabel 4
maka dapat dihitung rasio-rasio sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
-
Dihitung sebagai rasio lancar.
Rasio Lancar
=
Aktiva lancar
Hutang Lancar
1.303.464 .109,56
950.457 .886,22
=
= 137 %
-
Dihitung sebagai rasio cepat.
Rasio Cepat
=
Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
=
1.303.464 .109,53−53.865.916,00
950.457 .886,22
= 131 %
b. Rasio Solvabilitas
-
Dihitung
sebagai
rasio
solvabilitas
atau
leverage.
Rasio Solvabilitas
=
Jumlah aktiva
Jumlah Hutang
45
1.519.437 .550,00
= 1.082.453 .024,22
= 140 %
Rasio hutang
Jumlah Hutang
Jumlah Aktiva
=
1.082.453 .024,22
= 1.519.437 .550,00
= 71 %
c. Rasio Aktifitas
-
Dihitung
sebagai
perputaran
persediaan
(Inventory Turn Order).
Perputaran Persediaan =
Penjualan
Persediaan
138 .915.170,00
= 53.865 .916,50
= 2,57 kali
d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
-
Dihitung sebagai margin laba atas penjualan
(profit margin on sales).
Margin Laba Atas Penjualan
=
SHU Bersih
Penjualan
22.732.469,37
= 138 .915.170,00
= 16 %
46
-
Dihitung sebagai hasil pengembalian modal
sendiri (return on net worth).
Hasil Pengembalian Atas Modal :
=
SHU Bersih
Modal
=
22.732.469,37
436.984 .526,64
= 5,2 %
3. Rasio Keuangan Tahun 2010
Berdasarkan neraca dan laporan Hasil Usaha
(R/L) KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah
Kabupaten Bulungan tahun 2010 sebagaimana
tabel 3 dan 4 maka dapat dihitung rasio-rasio
sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
-
Dihitung sebagai rasio likuiditas atau lancar.
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Rasio Likuiditas =
791 .720 .412,50
= 341.322.369,05
= 231 %
-
Dihitung sebagai rasio cepat.
Rasio Cepat
=
Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
47
791 .720 .412,50−52 .666.421,00
341 .322 .369,05
=
= 216 %
b. Rasio Solvabilitas atau Rasio Hutang
-
Dihitung
sebagai
rasio
solvabilitas
atau
leverage.
Jumlah Harta
Jumlah Hutang
Ra