Hukum Laut Internasional Permudah Visi M

Aulia Djatnika || Universitas Pertahanan

Hukum Laut Internasional
Permudah Visi Poros Maritim Dunia bagi Indonesia1
oleh Aulia Djatnika
Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Diplomasi Pertahanan
Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia

Menjalin hubungan dengan negara lain bagi suatu negara adalah hal yang mutlak perlu
dilakukan. Secara sederhana hal tersebut terjadi karena menurut Hendry C Black, Negara adalah
sekumpulan orang yang secara permanen menempati suatu wilayah yang tetap diikat oleh
ketentuan-ketentuan hukum yang melalui pemerintahannya mampu menjalankan kedaulatannya
yang merdeka dan mengawasi masyarakatnya dan harta bendanya dalam wilayah perbatasannya,
mampu mengadakan perang dan damai serta mampu mengadakan hubungan internasional dengan
masyarakat internasional lainnya (Adolf, 1991, pp. 1-2). Dengan definisi tersebut, bukan hanya
wilayah, masyarakat dan pimpinan politik saja yang dibutuhkan untuk mendirikan negara, nemun
juga relasi katif nya dengan warga dunia lain.
Tidak terkecuali Indonesia. Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera.
Indonesia juga merupakan negara dengan tiga selat dari lima selat tersibuk di dunia. Bentang
wilayah Indonesia juga terhubung secara darat dan laut dengan negara lain seperti Singapura,
Malaysia, Brunei, Papua New Guenea, Australia dan Timor Leste. Sehingga tidak dapat dihindari,

banyak hal setiap hari mencerminkan hubungan yang aktif antara Indonesia dan negara lain di
dunia. Salah satunya adalah keterlibatan Indonesia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa/ United
Nation (PBB/ UN).
Indonesia adalah negara yang aktif dan determinan dalam PBB. Hal ini berkaitan dengan
letak strategis Indonesia secara geografis, juga dari kekuatan Indonesia lainnya seperti sumber
daya alam, sumber daya manusia dan sejarah perjalanan bangsa Indonesia sendiri yang dapat

1

Disusun untuk memenuhi Tugas I Semester I, Matakuliah National Defense System. Perkuliahan Pascasarjana
Departemen Diplomasi Pertahanan, Fakultas Strategi Pertahanan – Unviersitas Pertahanan Indonesia

Hukum Laut Internasional Permudah Visi Poros Maritim Dunia bagi Indonesia || Page 1 of 5

Aulia Djatnika || Universitas Pertahanan

dibilang dominan dengan membentuk gerakan nonblok ketika Blok Barat dan Blok Timur
berperang.
Bukan hanya posisi Indonesia yang penting namun posisi PBB juga penting bagi perjalanan
Indonesia bernegara. Sejarah mengatakan pada awalnya sistem internasional yang merupakan

kesepakatan semua negara anggota PBB, gagal mengakomodir kebutuhan Indonesia sebagai
negara yang terdiri dari lebih dari 60 persen wilayah adalah wilayah laut.
Untuk kebutuhan kedaulatan, Indonesia beberapa kali melakukan presentasi dan
memperkenalkan konsep baru bentuk negara di hadapan PBB. Penjelasan yang disampaikan
adalah penjelasan tentang archipelago state atau negara kepulauan. Kedaulatan Indonesia akhirnya
‘complete’ dengan diterimanya konsepsi negara kepulauan oleh 119 Negara di PBB sekaligus
menjadikan Indonesia satu-satunya negara kepulauan di dunia. Pengesahan terhadap konsepsi
negara kepulauan tersebut, tercangkup dalam Hukum Laut Internasional atau UNCLOS yang
disahkan pada tahun 1982.
Desawa ini, Indonesia memasuki masa pemerintahan baru era Presiden Joko Widodo dan
Jusuf Kalla. Pada pemerintahan baru, Indonesia menentukan Visi Indonesia sebagai Poros Maritim
Dunia. Beberapa pandangan berkemuka tentang konsepsi Poros maritim. Hal ini karena sejarah
panjang Indonesia berhubungan dengan laut dan posisi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Lantas bagaimana posisi UNCLOS dalam Visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia pada
Sistem Pertahanan Indonesia?

PBB, Negara Kepulauan dan Hukum Laut Internasional
Keanggotaan Indonesia dalam PBB dimulai pada tanggal 28 September 1950. Pernah
mengeluarkan diri dari PBB sebagai bentuk protes atas masuknya Malaysia dalam keanggotaan
PBB, Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada 29 September 1966 (Pro, 2013). Sebagai salah

satu anggota PBB, Indonesia terlibat aktif dalam berbagai dinamika di PBB.
Sejarah mencatat pencapaian diplomatis Indonesia terbaik era Presiden Soekarno terjadi
ketika Indonesia mendapatkan pengesahan bentuk negara sebagai Negara Kepulauan. Berawal
pada penolakan Indonesia atas konsepsi hukum laut lama yang tidak menunjang kedaulatan

Hukum Laut Internasional Permudah Visi Poros Maritim Dunia bagi Indonesia || Page 2 of 5

Aulia Djatnika || Universitas Pertahanan

Indonesia sebagai negara sebagai satu kesatuan dari Sabang sampai Merauke, konsepsi negara
kepulauan akhirnya disetujui oleh 119 negara di dunia pada 10 Desember 1982 pada Konvensi
Hukum Laut Internasional (Sejarah Rezim Hukum Laut, 2010). lebih jauh, konsep negara
kepulauan juga dimasukkan sebagai bagian dari Konvensi Hukum Laut PBB (Mohtar, 2012).
Konvensi Hukum Laut Internasional mengatur beberapa hal antara lain tetang laut territorial,
perairan Zona Ekonomi Eksklusif, landasan kontinen, rezim laut, dan pemanfaatan laut (Wiwaha,
2013).
Terdapat beberapa doktrin laut yang paling terkenal (Nastiti, 2013). Yang pertama adalah
Mare Liberum atau doktrin laut bebas oleh Hugo Grotius. Grotius menolak claim kedaulatan laut
berdasarkan dua factor: tidak ada lautan yang dapat menjadi milik satu bangsa karena tidak
mungkin bagi suatu negara untuk secara efektif mengambilnya sebagai hal milik dengan cara

okupasi dan alam tidak memberikan hak kepada siapapun untuk memiliki sarana yang dapat
dimanfaatkan oleh setiap orang serta sifatnya tidak dapat habis (Starke, 2014, p. 322). Yang kedua
Mare Clausum atau doktrin laut tertutup milik John Shelden.
Sebagaimana diatur dalam Hukum Laut Internasional, Indonesia sebagai negara kepulauan
merupakan satu kesatuan wilayah yuridiksi yang berdaulat secara mempunyai hak dan wewenang
penuh yang diakui dunia internasional untuk mengatur, mengelola dan memanfaatkan kekayaan
laut yang dimilikinya bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia (Anggraini, 2014). Kehidupan di
negara kepulauan memiliki karakteristik maritime, yaitu perkehidupan yang memafaatkan laut
sebagai sumber hidupnya; sumber daya laut dari sudut ekonomi mempunyai keunggulan
komparatif, sedangkan posisinya dapat menjadi keunggulan positif. Secara geografis, posisi
Indonesia sangat penting bagi lalu lintas pelayaran internasional (Pujayanti, 2014, pp. 3-4).

Poros Maritim Dunia: Tantangan bagi Indonesia
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof
Chaniago soal Poros Maritim Dunia, Presiden Indonesia Joko Widodo ingin menjadikan wilayah
perairan Indonesia sebagai wilayah perairan yang paling aman di dunia bagi semua aktivitas laut
dengan cara menjamin keamanan dan keselamatan transportasi laut; pelayanan prima bagi
pengguna transportasi laut; serta mengedepankan produktivitas dan kelestarian alam yang
Hukum Laut Internasional Permudah Visi Poros Maritim Dunia bagi Indonesia || Page 3 of 5


Aulia Djatnika || Universitas Pertahanan

beriringan (Permana, 2014). Keinginan tersebut bukan hal mudah. Banyak tantangan yang
dihadapi Indonesia. Terutama pandangan negara asing yang berkepentingan terhadap laut di
wilayah Indonesia.
Untuk menjadi negara maritime maka pembangunan infrastruktur sepanjang pantai dan
antar pulau merupakan hal yang harus dilaksanakan sehingga transportasi hasil-hasil kelautan
menjadi mudah dan hubungan antar pulau juga menjadi lebih cepat dan efisien serta
pengembangan perekonomian juga akan berkembang di daerah pesisir. Setelah menjadi negara
maritime barulah Indonesia dapat menjadi poros maritime dunia. Untuk memenuhi standar poros
maritime dunia, sistem pelabuhan di Indonesia harus dimodernisasi sesuai standard internasional
sehingga pelayanan dan akses di seluruh pelabuhan harus mengikuti prosedur internasional
(Nababan, 2014).
Menurut Connie Rahakundini, kawasan perairan Asia Tenggara merupakan salah satu
kawasan penting dalam poros maritime dunia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki 39
selat yang memiliki keterkaitan dengan selat lain di kawasan asia. (Wedhaswary, 2014). Yang
disebutkan Connie tersebut adalah modal ditengah banyak tantangan yang perlu dihadapi
Indonesia untuk mewujudkan visinya sebagai poros maritime dunia.

UNCLOS: Peluang Pertahanan Indonesia

Berbagai pemikiran disampaikan dalam kerangka mencapai visi poros maritime dunia.
Ukuran menjadi poros maritime dunia juga beragam. Dari segi geografis, Indonesia jelas negara
strategis. Secara ekonomi, sangat visioner mengantarkan Indonesia menjadi poros maritime dunia.
Namun terdapat beberapa kendala seperti infrastruktur, alutsista, dan kapasitas pertahanan.
Dari kendala tersebut, menurut penulis keterlibatan Indonesia dalam ‘menggolkan’
UNCLOS dimasa lalu merupakan posisi yang menguntungkan. Indonesia dengan kata lain kembali
menjadi vocal point dalam kemaritiman seperti yang pernah dilakukan Indonesia sekitar setengah
abad yang lalu. Posisi tersebut membuat UNCLOS mempermudah Indonesia mencapai visi poros
maritime dunia.

Hukum Laut Internasional Permudah Visi Poros Maritim Dunia bagi Indonesia || Page 4 of 5

Aulia Djatnika || Universitas Pertahanan

Daftar Bacaan
Buku
Adolf, H. (1991). Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional. Jakarta: Rajawali
Starke, J. (2014). Pengantar Hukum Internasional (Terj. Bambang Iriana Djajaatmadja, Introduction to International
Law). Jakarta: Sinar Grafika
Internet

Anggraini, D. (2014, October 13). Hukum Laut Internasional dan Indonesia sebagai Negara Kepulauan. Retrieved
from devi-anggraini-fisip12.web.unair.ac.id: http://devi-anggraini-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-113711HUKUM%20INTERNASIONAL-HUKUM%20LAUT%20INTERNASIONAL%20DAN%20INDONESIA%2
0SEBAGAI%20NEGARA%20KEPULAUAN.html
Mohtar, O. (2012, Desember 13). 13 Desember, Deklarasi Djuanda dan Kemenangan Diplomasi Indonesia. Retrieved
from Sejarawanmuda.wordpress.com: https://sejarawanmuda.wordpress.com/2012/12/13/hari-nusantara-deklara
si-djuanda/
Nababan, B. (2014, Agustus 21). Komentar: Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Retrieved from
www.antaranews.com: http://www.antaranews.com/berita/449356/mewujudkan-indonesia-sebagai-poros-mariti
m-dunia
Nastiti, R. A. (2013, Januari 01). Sejarah Hukum Laut. Retrieved from ajenghapsari.wordpress.com: http://ajenghapsa
ri.wordpress.com/2013/01/30/sejarah-hukum-laut/
Permana, D. P. (2014, November 04). News/Nasional: Ini yang Diinginkan Jokowii dalam Wujudkan Poros Maritim
Dunia. Retrieved from kompas.com: http://nasional.kompas.com/read/2014/11/04/19385871/Ini.yang.Diinginka
n.Jokowi.dalam.Wujudkan.Poros.Maritim.Dunia
Pro, S. (2013, Juni 3). Sejarah Dunia: Indonesia menjadi Anggota PBB 28 September 1950. Retrieved from Sejarah
Nasional dan Dunia: http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2013/06/indonesia-menjadi-anggota-pbb-28.h
tml
Pujayanti, A. t. (2014, Oktober 12). Budaya Maritim, Geo-Politik dan Tantangan Keamanan Indonesia. Retrieved
from berkas.ddr.go.id: http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim-3.pdf
Sejarah Rezim Hukum Laut. (2010, September 2010). Retrieved from www.tabloiddiplomasi.org: http://www.tabloidd

iplomasi.org/previous-isuue/105-september-2010/928--sejarah-rezim-hukum-laut.html
Wedhaswary, D. P. (2014, Oktober 10). News: Jokowi, Poros Maritim Dunia, Tol Laut dan Si Vis Pacem Para Bellum.
Retrieved from kompas.com: http://nasional.kompas.com/read/2014/10/10/06370401/Jokowi.Poros.Maritim.Du
nia.Tol.Laut.dan.Si.Vis.Pacem.Para.Bellum.
Wiwaha, A. (2013, Juni 25). Prinsip-Prinsip Pengukuran laut dan Sejarah Rezim-Rezim Hukum Laut. Retrieved from
studyandlearningnow.blogspot.com: http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/06/prinsip-prinsip-penguku
ran-laut-dan.html

Hukum Laut Internasional Permudah Visi Poros Maritim Dunia bagi Indonesia || Page 5 of 5