BAB 1 - SASTRA BANDING
KAJIAN SOSIOLOGIS
NOVEL DALAM RINAI HUJAN dan PADANG BULAN
NAMA : SITI PATIMAH
KELAS : B2
NPM
: 10.88-201.217
MATA KULIAH : SASTRA BANDING
DOSEN PENGAMPU : ARINA ISRANI, M.Pd
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang
berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas manusia
yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu
yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan
sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara
mendengar atau membacanya.
Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan
(mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus
merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia
ide.
Sastra merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan menggambarkan
media pemikiran yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang bisa direpresentasikan dalam
bentuk tulisan, media lain bisa saja berbentuk gambar, melodi musik, lukisan ataupun karya
lingkungan binaan atau arsitektur.
Sastra Bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori
sendiri. Dalam langkah-langkah yang dilakukannya, metode perbandingan adalah yang
utama. Menurut Remak (1990:1) sastra bandingan adalah kajian sastra di luar batas-batas
sebuah negara dan kajian hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu sarta kepercayaan
yang lain seperti seni (misalnya seni lukis, seni ukir, seni bina, dan seni musik), filsafat,
sejarah, sains sosial (misalnya politik ekonomi, sosiologi), sain, agama, dan lain-lain.
Ringkasannya, sastra bandingan membandingkan sastra sebuah negara dengan sastra negara
lain dan membandingkan sastra dengan bidang lain sebagai keseluruhan ungkapan
kehidupan.
Dalam pembahasan kali ini saya mengambil perbandingan antara novel “DALAM
RINAI HUJAN” karya Arie Saptaji dengan novel “PADANG BULAN” karya Andrea Hirata.
Alasan saya memilih kedua novel tersebut karena menurut saya novel tersebut sangat
menarik untuk dikaji lebih dalam lagi, karena banyak sekali nilai-nilai pelajaran, pendidikan
serta nilai-nilai sosial di dalamnya.
Salah satu pendekatan yang menjadi kajian dalam makalah ini adalah pendekatan
sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif.
Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin
kehidupan masyarakat (Suwardi, 2008:77). Pendapat tersebut memberikan makna bahwa
sosiologi sastra merupakan “cermin” yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat.
Pendekatan sosiologi sastra menekankan kajiannya tentang hubungan pengaruh timbal balik
antara sosiologi dan sastra. Yang didalamnya terdapat aspek :
1. moral
2. religius atau keagamaan
3. pendidikan
4. budaya
5. nilai sosial dan golongan sosial
Kemenarikan dalam novel Dalam Rinai Hujan adalah dimana seorang gadis yang
bernama Siwi yang ingin sukses melihat temannya Sumarni yang bekerja di Jogja, kemudian
Siwi tertarik untuk ikut bekerja dengan Sumarni. Tetapi ternyata Sumarni malah
menjerumuskan Siwi. Dalam novel ini juga diceritakan tentang keindahan-keindahan kota
Jogja, nilai-nilai moral, sosial, budaya dan mengandung nilai religi yang sangat tinggi.
Sedangkan kemenarikan dalam novel Padang Bulan adalah kisah jatuh, bangun, jatuh
lagi, dan bangun lagi seorang gadis kecil berusia 14 tahun, yang sangat gemar pada pelajaran
bahasa Inggris, namun secara mendadak terpaksa harus berhenti sekolah dan mengambil alih
seluruh tanggung jawab keluarga karena ayahnya meninggal. Dalam novel ini tidak hanya
dikisahkan tentang sebuah keluarga yang sederhana, namun tentang impian seorang anak
kecil, tentang keberanian menjalani hidup.
Dalam kedua novel ini banyak mengandung manfaat bagi pembelajaran sastra, selain itu
juga kita dapat melihat bagaimana kisah perjuangan seorang manusia yang jatuh bangun
dalam menjalani hidupnya, yang bisa kita jadikan cerminan atau contoh dalam menjalani
hidup yang lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah aspek moral yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan novel
Padang Bulan.
2. Bagaimanakah nilai pendidikan yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan
novel Padang Bulan.
3. Bagaimanakah nilai sosial yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan novel
Padang Bulan.
C. MANFAAT PENELITIAN
Secara praktis penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa:
1. Manfaat bagi guru
Guru dapat mengajarkan kepada siswa tentang nilai-nilai moral, sosial, agama
serta nilai-nilai pendidikan dalam kedua novel tersebut. Guru juga dapat
menambah wawasan pengetahuan dan pandangan hidup.
2. Manfaat bagi siswa
Siswa dapat mengerti dan mengetahui apa dan bagaimana nilai-nilai moral,
sosial, agama serta nilai-nilai pendidikan. Siswa juga dapat mengambil nilai-nilai
positif yang terdapat dalam kedua novel tersebut. Dan menjadikannya contoh dan
pedoman dalam menjalani hidup.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN SOSIOLOGIS
1. Pengertian Sosiologis
Secara etimologis, sesungguhnya sosiologi berasal dari kata Latin “ Socius” yang
berarti kawan dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat.
Dan kata Yunani “Logos” berarti kata atau pembicaraan sehingga akhirnya berarti
ilmu. Jadi, secara sederhana sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan antara
teman dan teman. Secara lebih luas, sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.
Istilah sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte tetapi dalam catatan
sejarah, Emile Durkhiem lah yang melanjutkan istilah tersebut dan menerapkannya
menjadi sebuah disiplin ilmu. Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa
Latin yaitu Socius yang artinya teman, dan Logos yang artinya ilmu.
Secara
keseluruhan sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat.
Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yang saling
berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama. Sosiologi
bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/ mengamati dan menarik
kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.
Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang
bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi
tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat
diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek
penelitiannya (masyarakat).
Berikut adalah pengertian sosiologi menurut para ahli yaitu :
1. Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang
bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok
dan kondisi.
5. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam
kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang
dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
6. Roucek & Waren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok
sosial.
7. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertianpengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum.
8. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral),
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
9. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu
organisasi sosial.
10. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyaraatan yang bersifat stabil.
11. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
12. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan
produk kehidupan kelompok tersebut.
13. Mac Iver
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan-hubungan sosial yang terjadi
dalam masyarakat.
14. August Comte
Berpendapat bahwa sosiologi berasal dari kata latin socius yang artinya teman atau
sesama, dan logos dari kata Yunani yang artinya cerita. Jadi, sosiologi berarti bercerita
tentang kawan atau teman (masyarakat).
Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif, yaitu mempelajari gejala-gejala
dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
15. George Simmel
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perhubungan sesama manusia
(human relationship).
2. Hakikat Kajian Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang
membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan
terapan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret.
Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat
secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsipprinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan
struktur masyarakat manusia.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut
metode yang digunakan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejalagejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
3. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya
dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan
remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai
kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan
masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik
individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan
menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial
lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial
yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta
kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi
tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:
Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan
produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa
yang dialami warganya;
Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha
kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar
penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah,
sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya
hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari
kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip
suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi
mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang
ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan
manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu
pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan
perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi
hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
B. Aspek Moral
Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores sendiri
berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah
suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979)
Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku
individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal
mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses
sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.
Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta
manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan
interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang
baik, begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku,
tindakan, perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu
berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan
hanya hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa
hukum negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria
mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada
pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang membedakan manusia denga
makhluk tuhan yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.
Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan
pribadi semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral
tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral
sangat identik dengan akhlak. Di mana kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab jama’ dari
‘khulqun’ yang berarti budi pekerti.
Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu
kewajiban melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan–
perbuatan tertentu yang dinilai masyarakat dapat melanggar norma–norma. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa suatu kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut
keharusan untuk bersikap bersopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian
baik – buruk terhadap sesuatu, keduanya sama – sama bisa membuat manusia beruntung
dan bisa juga merugikan. Disini terdapat kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan
memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan nilai – nilai moral.
Moral menurut Salam (2000: 12) adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatanperbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang
diperoleh dengan akal budi manusia.
Adapun moral secara umum mengarah pada pengertian ajaran tentang baik buruk
yang diterima mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, dan sebagainya.
Remaja dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai halhal yang baik dan buruk, hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta halhal yang etis dan tidak etis. Remaja yang bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam
penilaian atau penalaran moralnya serta pada perilakunya yang baik, benar, dan sesuai
dengan etika, Selly Tokan (dalam Asri Budiningsih, 1999: 5).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa moral merupakan ajaran tentang
baik buruk perbuatan dan kelakuan mengenai akhlak, budi pekerti, kewajiban, dan
sebagainya (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009: 327).
Moral menurut Darajat (dalam Kamaruddin, 1985: 9) adalah kelakuan yang sesuai
ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang
disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut. Tindakan ini
haruslah mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
1.Moral Sosial
Moral sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain
terdapat perbedaan tata nilai.
2.Moral Agama
C. NILAI PENDIDIKAN
Nilai pendidikan adalah suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang
untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau bermasyarakat. Sehingga nilai
pendidikan dalam karya sastra disini yang dimaksud adalah nilai-nilai yang bertujuan
mendidik seseorang atau individu agar menjadi manusia yang baik dalam arti
berpendidikan.
Pengertian Nilai Pendidikan Menurut Para Ahli :
1.Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiranserta jasmani
anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak
yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2. Darmaningtyas
Pendidikan adalah usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidupdan kemajuan
yang ledih baik.
3. Paulo Freire
Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiridari dua
tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan
mereka, yang melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap keduadibangun atas tahap
yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakankultural yang membebaskan.
1.Optimis
Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang
memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau
kejayaan.
D. NILAI SOSIAL
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Agar nilai-nilai sosial itu dapat
tercipta dalam masyarakat, maka perlu diciptakan norma sosial dengan sanksi-sanksi sosial.
Nilai sosial merupakan penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang
baik, penting, luhur, pantas, dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan
kebaikan hidup bersama. Berikut ini definisi nilai sosial menurut pendapat para ahli.
Pengertian Nilai Sosial Menurut Beberapa Ahli
Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang diangggap penting dalam masyarakat
AW Green, niali sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai
emosi terhadap objek
Robert MZ Lawang, nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,
yang pantas, berharga, dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang
bernilai tersebut
Woods, nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
Hendropuspito, nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karna
mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia
Karel J Veeger, nilai sosial adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral
B. Simanjuntak, nilai sosial adalah ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik
Sutisna, nilai merupakan sesuatu yang baik, yang diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap penting oleh warga masyarakat
BAB III
PEMBAHASAN
A.ASPEK MORAL
Aspek moral yang terdapat dalam novel Dalam Rinai Hujan adalah tentang
kehormatan seorang gadis yang direnggut oleh seorang pria yang tidak bertanggungjawab
yang terjadi secara mendadak.
1.Moral Sosial
“Pernahkah engkau telanjang, kedinginan, lebam, dan perih-nyeri?”
“Itulah yang dialami Siwi malam itu. Ia terbangun dalam keadaan nanar di
kamar hotel yang dingin ketika kenyerian mendadak menyengat dari ulu
selangkangannya, membuatnya tersentak dan memekik tertahan. Segera ia
bergelung menahan rasa perih itu. Telanjang seperti janin, dan menggigil.”
“Air mata menyeruak dari pelupuk matanya yang terpejam. Menetes panas di
pipinya. Ia terisak-isak.”
“Entah berapa lama. Tangisan yang direkam oleh dinding yang dingin. Dicatat
oleh sunyi.”
“Bagaimana ia tidak segera tahu bahwa sesuatu telah tercabik dari dirinya?”
( DRH, hlm 59 )
Aspek moral yang terdapat dalam novel Padang Bulan adalah tentang kegamangan
seorang gadis kecil berusia 14 tahun yang menyandang status sebagai anak tertua yang harus
menanggung tanggung jawab untuk menghidupi keluarga, seorang ibu, dan tiga orang adik,
setelah ayahnya meninggal.
“Sedangkan Enong, bermalam-malam tak bisa tidur. Ia gamang memikirkan
apa yang selalu dikatakan orang tentang anak tertua. Namun, ia bahkan tak
sepenuhnya paham makna kata tanggung jawab. Ia takut membayangkan
akibat dari kata itu. Apakah ia harus bekerja? Bagaimana ia akan menghidupi
keluarga, seorang ibu, dan tiga orang adik? Apakah harus berhenti sekolah? Ia
amat mencintai sekolah. Ia bingung karena masih terlalu kecil untuk
dibenturkan dengan perkara seberat itu. Sekarang ia paham mengapa waktu itu
banyak pelayat memandanginya.” ( PB, hlm 29 )
2.Moral Agama
Moral agama yang terdapat dalam novel Dalam Rinai Hujan adalah seorang gadis
yang masih belum siap untuk pergi ke gereja karena ia masih merasa kotor akibat musibah
yang menimpanya.
“Saya...saya kok masih merasa malu ya, Bu. Merasa kotor. Tidak pantas
menghadap Tuhan.” ( DRH, hlm 167 )
Moral agama yang terdapat dalam novel Padang Bulan adalah
NOVEL DALAM RINAI HUJAN dan PADANG BULAN
NAMA : SITI PATIMAH
KELAS : B2
NPM
: 10.88-201.217
MATA KULIAH : SASTRA BANDING
DOSEN PENGAMPU : ARINA ISRANI, M.Pd
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang
berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas manusia
yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu
yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan
sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara
mendengar atau membacanya.
Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan
(mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus
merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia
ide.
Sastra merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan menggambarkan
media pemikiran yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang bisa direpresentasikan dalam
bentuk tulisan, media lain bisa saja berbentuk gambar, melodi musik, lukisan ataupun karya
lingkungan binaan atau arsitektur.
Sastra Bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori
sendiri. Dalam langkah-langkah yang dilakukannya, metode perbandingan adalah yang
utama. Menurut Remak (1990:1) sastra bandingan adalah kajian sastra di luar batas-batas
sebuah negara dan kajian hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu sarta kepercayaan
yang lain seperti seni (misalnya seni lukis, seni ukir, seni bina, dan seni musik), filsafat,
sejarah, sains sosial (misalnya politik ekonomi, sosiologi), sain, agama, dan lain-lain.
Ringkasannya, sastra bandingan membandingkan sastra sebuah negara dengan sastra negara
lain dan membandingkan sastra dengan bidang lain sebagai keseluruhan ungkapan
kehidupan.
Dalam pembahasan kali ini saya mengambil perbandingan antara novel “DALAM
RINAI HUJAN” karya Arie Saptaji dengan novel “PADANG BULAN” karya Andrea Hirata.
Alasan saya memilih kedua novel tersebut karena menurut saya novel tersebut sangat
menarik untuk dikaji lebih dalam lagi, karena banyak sekali nilai-nilai pelajaran, pendidikan
serta nilai-nilai sosial di dalamnya.
Salah satu pendekatan yang menjadi kajian dalam makalah ini adalah pendekatan
sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif.
Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin
kehidupan masyarakat (Suwardi, 2008:77). Pendapat tersebut memberikan makna bahwa
sosiologi sastra merupakan “cermin” yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat.
Pendekatan sosiologi sastra menekankan kajiannya tentang hubungan pengaruh timbal balik
antara sosiologi dan sastra. Yang didalamnya terdapat aspek :
1. moral
2. religius atau keagamaan
3. pendidikan
4. budaya
5. nilai sosial dan golongan sosial
Kemenarikan dalam novel Dalam Rinai Hujan adalah dimana seorang gadis yang
bernama Siwi yang ingin sukses melihat temannya Sumarni yang bekerja di Jogja, kemudian
Siwi tertarik untuk ikut bekerja dengan Sumarni. Tetapi ternyata Sumarni malah
menjerumuskan Siwi. Dalam novel ini juga diceritakan tentang keindahan-keindahan kota
Jogja, nilai-nilai moral, sosial, budaya dan mengandung nilai religi yang sangat tinggi.
Sedangkan kemenarikan dalam novel Padang Bulan adalah kisah jatuh, bangun, jatuh
lagi, dan bangun lagi seorang gadis kecil berusia 14 tahun, yang sangat gemar pada pelajaran
bahasa Inggris, namun secara mendadak terpaksa harus berhenti sekolah dan mengambil alih
seluruh tanggung jawab keluarga karena ayahnya meninggal. Dalam novel ini tidak hanya
dikisahkan tentang sebuah keluarga yang sederhana, namun tentang impian seorang anak
kecil, tentang keberanian menjalani hidup.
Dalam kedua novel ini banyak mengandung manfaat bagi pembelajaran sastra, selain itu
juga kita dapat melihat bagaimana kisah perjuangan seorang manusia yang jatuh bangun
dalam menjalani hidupnya, yang bisa kita jadikan cerminan atau contoh dalam menjalani
hidup yang lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah aspek moral yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan novel
Padang Bulan.
2. Bagaimanakah nilai pendidikan yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan
novel Padang Bulan.
3. Bagaimanakah nilai sosial yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan novel
Padang Bulan.
C. MANFAAT PENELITIAN
Secara praktis penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa:
1. Manfaat bagi guru
Guru dapat mengajarkan kepada siswa tentang nilai-nilai moral, sosial, agama
serta nilai-nilai pendidikan dalam kedua novel tersebut. Guru juga dapat
menambah wawasan pengetahuan dan pandangan hidup.
2. Manfaat bagi siswa
Siswa dapat mengerti dan mengetahui apa dan bagaimana nilai-nilai moral,
sosial, agama serta nilai-nilai pendidikan. Siswa juga dapat mengambil nilai-nilai
positif yang terdapat dalam kedua novel tersebut. Dan menjadikannya contoh dan
pedoman dalam menjalani hidup.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN SOSIOLOGIS
1. Pengertian Sosiologis
Secara etimologis, sesungguhnya sosiologi berasal dari kata Latin “ Socius” yang
berarti kawan dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat.
Dan kata Yunani “Logos” berarti kata atau pembicaraan sehingga akhirnya berarti
ilmu. Jadi, secara sederhana sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan antara
teman dan teman. Secara lebih luas, sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.
Istilah sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte tetapi dalam catatan
sejarah, Emile Durkhiem lah yang melanjutkan istilah tersebut dan menerapkannya
menjadi sebuah disiplin ilmu. Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa
Latin yaitu Socius yang artinya teman, dan Logos yang artinya ilmu.
Secara
keseluruhan sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat.
Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yang saling
berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama. Sosiologi
bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/ mengamati dan menarik
kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.
Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang
bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi
tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat
diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek
penelitiannya (masyarakat).
Berikut adalah pengertian sosiologi menurut para ahli yaitu :
1. Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang
bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok
dan kondisi.
5. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam
kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang
dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
6. Roucek & Waren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok
sosial.
7. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertianpengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum.
8. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral),
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
9. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu
organisasi sosial.
10. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyaraatan yang bersifat stabil.
11. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
12. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan
produk kehidupan kelompok tersebut.
13. Mac Iver
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan-hubungan sosial yang terjadi
dalam masyarakat.
14. August Comte
Berpendapat bahwa sosiologi berasal dari kata latin socius yang artinya teman atau
sesama, dan logos dari kata Yunani yang artinya cerita. Jadi, sosiologi berarti bercerita
tentang kawan atau teman (masyarakat).
Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif, yaitu mempelajari gejala-gejala
dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
15. George Simmel
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perhubungan sesama manusia
(human relationship).
2. Hakikat Kajian Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang
membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan
terapan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret.
Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat
secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsipprinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan
struktur masyarakat manusia.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut
metode yang digunakan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejalagejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
3. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya
dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan
remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai
kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan
masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik
individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan
menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial
lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial
yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta
kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi
tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:
Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan
produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa
yang dialami warganya;
Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha
kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar
penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah,
sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya
hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari
kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip
suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi
mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang
ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan
manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu
pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan
perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi
hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
B. Aspek Moral
Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores sendiri
berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah
suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979)
Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku
individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal
mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses
sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.
Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta
manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan
interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang
baik, begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku,
tindakan, perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu
berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan
hanya hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa
hukum negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria
mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada
pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang membedakan manusia denga
makhluk tuhan yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.
Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan
pribadi semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral
tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral
sangat identik dengan akhlak. Di mana kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab jama’ dari
‘khulqun’ yang berarti budi pekerti.
Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu
kewajiban melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan–
perbuatan tertentu yang dinilai masyarakat dapat melanggar norma–norma. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa suatu kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut
keharusan untuk bersikap bersopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian
baik – buruk terhadap sesuatu, keduanya sama – sama bisa membuat manusia beruntung
dan bisa juga merugikan. Disini terdapat kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan
memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan nilai – nilai moral.
Moral menurut Salam (2000: 12) adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatanperbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang
diperoleh dengan akal budi manusia.
Adapun moral secara umum mengarah pada pengertian ajaran tentang baik buruk
yang diterima mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, dan sebagainya.
Remaja dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai halhal yang baik dan buruk, hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta halhal yang etis dan tidak etis. Remaja yang bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam
penilaian atau penalaran moralnya serta pada perilakunya yang baik, benar, dan sesuai
dengan etika, Selly Tokan (dalam Asri Budiningsih, 1999: 5).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa moral merupakan ajaran tentang
baik buruk perbuatan dan kelakuan mengenai akhlak, budi pekerti, kewajiban, dan
sebagainya (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009: 327).
Moral menurut Darajat (dalam Kamaruddin, 1985: 9) adalah kelakuan yang sesuai
ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang
disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut. Tindakan ini
haruslah mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
1.Moral Sosial
Moral sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain
terdapat perbedaan tata nilai.
2.Moral Agama
C. NILAI PENDIDIKAN
Nilai pendidikan adalah suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang
untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau bermasyarakat. Sehingga nilai
pendidikan dalam karya sastra disini yang dimaksud adalah nilai-nilai yang bertujuan
mendidik seseorang atau individu agar menjadi manusia yang baik dalam arti
berpendidikan.
Pengertian Nilai Pendidikan Menurut Para Ahli :
1.Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiranserta jasmani
anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak
yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2. Darmaningtyas
Pendidikan adalah usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidupdan kemajuan
yang ledih baik.
3. Paulo Freire
Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiridari dua
tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan
mereka, yang melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap keduadibangun atas tahap
yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakankultural yang membebaskan.
1.Optimis
Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang
memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau
kejayaan.
D. NILAI SOSIAL
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Agar nilai-nilai sosial itu dapat
tercipta dalam masyarakat, maka perlu diciptakan norma sosial dengan sanksi-sanksi sosial.
Nilai sosial merupakan penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang
baik, penting, luhur, pantas, dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan
kebaikan hidup bersama. Berikut ini definisi nilai sosial menurut pendapat para ahli.
Pengertian Nilai Sosial Menurut Beberapa Ahli
Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang diangggap penting dalam masyarakat
AW Green, niali sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai
emosi terhadap objek
Robert MZ Lawang, nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,
yang pantas, berharga, dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang
bernilai tersebut
Woods, nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
Hendropuspito, nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karna
mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia
Karel J Veeger, nilai sosial adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral
B. Simanjuntak, nilai sosial adalah ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik
Sutisna, nilai merupakan sesuatu yang baik, yang diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap penting oleh warga masyarakat
BAB III
PEMBAHASAN
A.ASPEK MORAL
Aspek moral yang terdapat dalam novel Dalam Rinai Hujan adalah tentang
kehormatan seorang gadis yang direnggut oleh seorang pria yang tidak bertanggungjawab
yang terjadi secara mendadak.
1.Moral Sosial
“Pernahkah engkau telanjang, kedinginan, lebam, dan perih-nyeri?”
“Itulah yang dialami Siwi malam itu. Ia terbangun dalam keadaan nanar di
kamar hotel yang dingin ketika kenyerian mendadak menyengat dari ulu
selangkangannya, membuatnya tersentak dan memekik tertahan. Segera ia
bergelung menahan rasa perih itu. Telanjang seperti janin, dan menggigil.”
“Air mata menyeruak dari pelupuk matanya yang terpejam. Menetes panas di
pipinya. Ia terisak-isak.”
“Entah berapa lama. Tangisan yang direkam oleh dinding yang dingin. Dicatat
oleh sunyi.”
“Bagaimana ia tidak segera tahu bahwa sesuatu telah tercabik dari dirinya?”
( DRH, hlm 59 )
Aspek moral yang terdapat dalam novel Padang Bulan adalah tentang kegamangan
seorang gadis kecil berusia 14 tahun yang menyandang status sebagai anak tertua yang harus
menanggung tanggung jawab untuk menghidupi keluarga, seorang ibu, dan tiga orang adik,
setelah ayahnya meninggal.
“Sedangkan Enong, bermalam-malam tak bisa tidur. Ia gamang memikirkan
apa yang selalu dikatakan orang tentang anak tertua. Namun, ia bahkan tak
sepenuhnya paham makna kata tanggung jawab. Ia takut membayangkan
akibat dari kata itu. Apakah ia harus bekerja? Bagaimana ia akan menghidupi
keluarga, seorang ibu, dan tiga orang adik? Apakah harus berhenti sekolah? Ia
amat mencintai sekolah. Ia bingung karena masih terlalu kecil untuk
dibenturkan dengan perkara seberat itu. Sekarang ia paham mengapa waktu itu
banyak pelayat memandanginya.” ( PB, hlm 29 )
2.Moral Agama
Moral agama yang terdapat dalam novel Dalam Rinai Hujan adalah seorang gadis
yang masih belum siap untuk pergi ke gereja karena ia masih merasa kotor akibat musibah
yang menimpanya.
“Saya...saya kok masih merasa malu ya, Bu. Merasa kotor. Tidak pantas
menghadap Tuhan.” ( DRH, hlm 167 )
Moral agama yang terdapat dalam novel Padang Bulan adalah