T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dengan Pendekatan Pembinaan Kolaborativ Di Gugus Permata Biru Kecamatan Wedung Kabupaten Demak T2 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran
Lokasi
Penelitian
dan
Subjek
Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gugus
Permata Biru UPT Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kecamatan Wedung Kabupaten
Demak provinsi Jawa Tengah.
Gambaran umum Gugus Permata Biru
terdiri SD Negeri Mutih Kulon sebagai inti,
dengan imbasnya antara lain SD Negeri Mutih
Wetan, SD Negeri Jung Pasir, SD Negeri
Jungsemi dan SD Negeri Jetak. Jarak sekolah
pada Gugus Permata Biru dari Kantor UPTD
Dikpora
Kecamatan
Wedung
lebih
kurang
10 km. Jumlah tenaga pendidik yang ada di
Gugus Permata Biru terdiri dari : 5 orang
Kepala Sekolah, 30 orang Guru Kelas, 5 orang
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,
dan 5 orang Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani Olah Raga dan Kesehatan.
62
4.1.2 Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah
Pembinaan
pembuatan
rencana
pembelajaran khususnya dalam penyusunan
pengembangan
Pelaksanaan
silabus
dan
Pembelajaran
Rencana
(RPP)
oleh
Pengawas Sekolah terhadap guru-guru. Dalam
Pembinaan ini Pengawas Sekolah menerapkan
pandangan pembinaan Kolaborativ artinya ada
kedaulatan yang seimbang antara Pengawas
dan
guru,tanggung
sedang.
Pengawas
kewajiban
guru
membina
jawab
masing-masing
Sekolah
mempunyai
guru-guru,
mempunyai
sedangkan
kewajiban
untuk
melaksanaan hasil Pembinaan dari Pengawas
Sekolah. Dalam hal ini guru sebelum mengajar
diwajibkan membuat
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang merupakan penjabaran dari
kompetensi
pedagogik
dan
kompetensi
profesional sebagai seorang pendidik.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dengan
baik dan kondusif, guru-guru melaksanakannya
dengan penuh antusias, karena setelah dijelaskan
63
tentang pentingnya perencanaan pembelajaran yang
dibuat sendiri dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan
sudah disesuaikan dengan keadaannya nyata yang
dihadapi.
Apalagi
pemerintah
dengan
dengan
dianjurkannya
menggunakan
oleh
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih memberikan
motivasi bahwa kurikulumnya disesuaikan dengan
keadaan masing-masing sekolah.
Kolaborator
sebaik-baiknya
juga
melaksanakan
berdiskusi
dan
dengan
memberikan
masukan-masukan yang sangat berarti.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran,
terlebih dahulu guru harus menyusun perencanaan
pembelajaran
yaitu
silabus
dan
perencanaan
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk mengetahui
sejauh
mana
guru
telah
memahami
dalam
penyusunan silabus dan RPP, peneliti melakukan
penelitian eksplorasi tentang administrasi/perangkat
pembelajaran secara umum melalui angket yang
diberikan pada semua guru dan
hasil supervisi
akademik. Hasil supervisi akademik yaitu hasil
supervisi Pengawas atau Pengawas Sekolah yang
64
diberi tugas untuk mensupervisi guru penjas dalam
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, yang
merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
yang
telah
disiapkan
sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya, peneliti sajikan hasil
dari penelitian pada tabel 4.1-4.5, yaitu sebagai
berikut:
Tabel. 4.1
Distribusi Prosentase Hasil Penelitian
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perangkat
Pembelajaran
Di Gugus Permata Biru Kec. Wedung Kab. Demak
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Kegiatan
Membuat program tahunan
Membuat program smester
Membuat program harian
Menyusun pengembangan silabus sendiri
Memfotocopi/mengeprint silabus yang sudah
ada
Menyusun pengembangan RPP beberapa
Kompetensi Dasar saja
Menyusun pengembangan semua RPP
Memfotokopi
pengembangan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dari sekolah lain
Membuat daftar nilai harian
Membuat daftar nilai tugas
Membuat daftar hadir
Membuat agenda pelaksanaan harian
Membuat analisis butir soal
Membuat analisis hasil ulangan dan daya
serap
Membuat program remedial
Membuat program pengayaan
Membuat kisi-kisi soal
Membuat lembar kerja siswa (LKS)
Membuat kumpulan tugas
Membuat kumpulan soal-soal
Membuat catatan insidental
Membuat daftar buku pegangan
Ketercapaian
100 %
100 %
20 %
20 %
80 %
60 %
40 %
80 %
100 %
80 %
100 %
20 %
20 %
80 %
100 %
60 %
20 %
60 %
20 %
100 %
20 %
100 %
65
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian
besar
guru
belum
memiliki
administrasi
pembelajaran yang lengkap, tetapi dalam penelitian
ini peneliti hanya membatasi dalam hal penyusunan
pengembangan silabus dan RPP saja, yang sangat
penting dikuasai oleh semua guru. Dari hasil tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
guru
belum
mengembangkan silabus sendiri,tetapi baru sebatas
memfotocopi/mengeprint silabus yang sudah ada
dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
yaitu sebanyak 100%, yang sudah membuat Rencana
Pelaksanaan
beberapa
Pembelajaran
kompetensi
(RPP)
dasar
hanya
untuk
sebanyak
60%,
sedangkan yang sudah memiliki semua RPP dalam
arti membuat sendiri sebanyak 20% dan yang hanya
memfotocopi dari sekolah lain sebanyak 80%.
Berdasarkan
administrasi
data
di
pembelajaran
atas,
secara
guru-guru
umum
di
Gugus
Permata Biru masih kurang, tetapi pada penelitian
ini dibatasi hanya pembinaan tentang penyusunan
pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
pengembangan
(RPP),
silabus
pembinaan
penyusunan
dilaksanakan
2
kali
pertemuan dengan alasan silabus merupakan dasar
untuk penentuan indikator dan materi ajar pada
66
penyusunan pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Untuk
pelaksanaannya
direncanakan melalui tindakan yang dilakukan oleh
Pengawas
sebagai
sebagai kolaborator
selama
pembinaan
peneliti
dan
Kepala
Sekolah
yang mengobservasi peneliti
berlangsung
yaitu
Pengawas
Sekolah.
Berdasarkan perencanaan, bahwa penelitian
yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru yaitu
melalui pembinaan, pelatihan, sosialisasi, diskusi
dan pemodelan untuk memahami silabus. Tindakan
yang
dilakukan
oleh
guru
adalah
mengimplementasikan hasil kegiatan di atas dengan
menyusun pengembangan silabus dengan melihat
standar isi (SI)
dan standar kompetensi lulusan
(SKL). Dalam Pembinaan dan pelatihan ini lebih
menitikberatkan pada mencermati dan menganalisis
Standar Isi untuk dijabarkan dalam komponen
silabus. Hasil diskusi menunjukkan bahwa silabus
yang telah dibuat sebelumnya masih memerlukan
pembenahan
atau
revisi.
Setelah
melakukan
pelatihan tersebut, peneliti memberikan kesempatan
kepada guru-guru untuk menyusun pengembangan
silabus sendiri berdasarkan situasi dan kondisi serta
sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah, yaitu
67
dengan
membagikan
format
komponen
silabus
untuk diisi dan dikerjakan sesuai dengan mata
pelajaran yang diampunya, setelah selesai disusun
silabus tersebut , dikumpulkan dan dianalisa oleh
peneliti yang dimaksud kesesuaian dalam hal ini
adalah sesuai dengan tuntutan silabus yang sudah
ditetapkan.
Tabel.4.2
Distribusi Prosentase Hasil Observasi Tentang
Kesesuaian Silabus
Gugus Permata Biru UPTD Dikpora Kec.
Wedung
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek Pengamatan
Identitas
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Jenis Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Hasil Pengamatan
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100 %
100 %
40 %
60 %
40 %
60 %
40 %
40 %
20 %
Keterangan
60 %
60 %
100 %
80 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek
materi ajar masih ada kesulitan dalam penyesuaian
dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan,
yaitu diperoleh 60%, penentuan indikator hanya
60% dalam hal ini guru masih menemui kesulitan
dalam mengembangkan kata-kata kerja operasional
(KKO) yang bervariasi supaya keberhasilan bisa
68
langsung terukur, sedangkan
penentuan sumber
belajar diperoleh baru diperoleh 80%, yang ditemui
dalam penentuan sumber belajar ini untuk referensi
hanya menyebutkan sumber yang relevan, padahal
diharapkan guru menuliskannya dengan lengkap
sehingga orang lain yang membaca silabus tersebut,
sudah bisa melihat sumber belajar yang tercantum
dalam silabus dengan mudah. Sebagai contoh kalau
sumber belajarnya adalah buku, maka jelas tertulis
judul buku, karangan, penerbit, tahun terbit kalau
perlu dengan halamannya. Tidak hanya dari buku
atau
media
massa
sumber
belajarpun
bisa
melibatkan orang-orang yang ada dalam sistem
sekolah,
lingkungan
pemanfaatan
sumber
belajar
sekitarpun
diperlukan
dalam
dari
upaya
menjadikan sekolah sebagai bagian integral dari
masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan Pembinaan ini para guru
sebagian besar begitu antusias terbukti dengan
adanya beberapa guru yang mengajukan pertanyaan
dan berdiskusi dengan sesama guru serta menyadari
betapa perlunya mengembangkan sendiri silabus,
dan menyadari kekeliruannya selama ini yang tidak
hanya sebagai syarat administrasi saja,tetapi lebih
memiliki arti penting dalam pelaksanaan proses
69
pembelajaran sehingga apa yang akan dilaksanakan
sudah terencana dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah sendiri yaitu dengan menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sehingga
sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan
sendiri
kurikulum
tanpa
mengurangi
substansi
standar isi.
Berdasarkan tabel distribusi prosentase hasil
observasi kesesuaian penyusunan silabus, diketahui
bahwa beberapa guru masih kesulitan menentukan
materi ajar, penentuan indikator keberhasilan dan
menentukan
sumber
belajar,
maka
disepakati
diadakan pembinaan 3 hari berikutnya, dengan
kesepakatan memilih kompetensi dasar yang lain,
berbeda dari yang sudah dibuat pada pertemuan 1.
Menurut pengamatan dari kolaborator, peneliti
sudah melaksanakan langkah-langkah Pembinaan
Kolaborativ
dengan sebaik-baiknya yang meliputi :
mendengarkan,
mempresentasikan,
memecahkan
masalah dan negoisasi, pelaksanaan kondusif antara
guru-guru dengan Pengawas sebagai peneliti.
Tindakan dan pengamatan
Berdasarkan perencanaan
bahwa tindakan yang
dilakukan oleh peneliti terhadap guru yaitu melalui
Pembinaan,
70
pelatihan,
sosialisasi,
diskusi
dan
pemodelan
untuk
memahami
silabus.
Pada
pertemuan kedua ini terasa lebih santai karena lebih
terbuka, bebas untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat sehingga merasa senang, karena guru-guru
tersebut
tidak
merasa
sedang
mendapatkan
pembinaan, karena peneliti sendiripun sama-sama
mengerjakan
tugas
membuat
silabus
walaupun
dengan mata pelajaran yang berbeda. Tindakan yang
dilakukan oleh guru adalah mengimplementasikan
hasil
kegiatan
di
atas
dengan
menyusun
pengembangan silabus dengan melihat standar isi
dan standar kompetensi lulusan. Setelah Pengawas
mendengarkan kesulitan yang dihadapi, pengawas
kembali mempresentasikan jalan keluar mengatasi
kesulitan yang dihadapi serta melakukan pelatihan,
peneliti memberikan kesempatan kepada guru-guru
untuk
menyusun
pengembangan
silabus,setelah
selesai disusun silabus tersebut, dikumpulkan dan
dianalisa oleh peneliti sebagai bahan pembahasan
dalam refleksi pertemuan kedua.
71
Tabel.4.3
Distribusi Prosentase Hasil Observasi Tentang
Kesesuaian Silabus
Gugus Permata Biru UPTD Dikpora Kec.
Wedung
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek Pengamatan
Hasil Pengamatan
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100%
100%
20 %
80 %
20 %
80 %
Identitas
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Jenis Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
20 %
20 %
20 %
Ket
80 %
80 %
100 %
80 %
Dengan melihat tabel distribusi prosentase
hasil observasi tentang silabus
di atas, yaitu materi ajar sebanyak 80%, penentuan
indikator keberhasilan sebanyak 80%, dan sumber
belajar sebanyak 80%.
Menurut pengamatan dari kollaborator, peneliti
sudah melaksanakan langkah-langkah Pembinaan
Kolaborativ
yang
mempresentasikan,
negoisasi.
meliputi
:
memecahkan
Pelaksanaan
sangat
mendengarkan,
masalah
kondusif
dan
karena
antara Pengawas dan guru mapel tidak kelihatan
seperti sedang diadakan pembinaan, tetapi seperti
sedang bekerja bersama tanpa ada yang merasa
saling terbebani dan keterpaksaan.
72
Tabel.4.4
Distribusi Perbandingan Prosentase Hasil
Observasi
Tentang Kesesuaian Silabus
Pertemuan 1 dan 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek
Pengamatan
Identitas
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Jenis Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Hasil
Pengamatan 1
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100 %
Hasil
Pengamatan 2
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100%
-
100 %
-
100%
40 %
40 %
60 %
60 %
20 %
20 %
80 %
80 %
40 %
40 %
20 %
60 %
60 %
100 %
80 %
20 %
20 %
80 %
80 %
80 %
80 %
20 %
Dengan melihat tabel di atas, dari pengamatan
1 dan 2 sudah terlihat ada peningkatan yaitu tentang
materi ajar dari 60 % menjadi 80 %, Indikator dari
60 % menjadi 80 % dan sumber belajar 80 % menjadi
80 %, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti
mentargetkan kriteria keberhasilan adalah 80 %,
berarti pada
pertemuan 2 ini kriteria keberhasilan
yang sudah ditetapkan sudah tercapai, maka pada
pertemuan
kedua
ini
untuk
penyusunan
pengembangan silabus dianggap sudah selesai dari
yang
direncanakan
selanjutnya
2
diteruskan
kali
pertemuan.
tentang
Untuk
penyusunan
73
Ket
pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Hasil
pengembangan
menyusun
dari
perbaikan
silabus
merupakan
pengembangan
penyusunan
dasar
Rencana
untuk
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai bekal untuk pelaksanaan
pembelajaran
terutama
di
kelas
dalam
dengan
hal
lebih
terperinci,
penentuan
indikator
keberhasilan pencapaian kompetensi.
Sebelum
masuk
ke
materi
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu
peneliti menanyakan dan berdiskusi dengan guruguru,apakah di antara guru-guru ada yang masih
mengalami
kesulitan
untuk
memperbaiki
hasil
refleksi I, melalui strategi tersebut guru merasakan
bahwa penyusunan silabus tidak sulit, dan tidak
merasa terbebani asal ada motivasi diri yang kuat
untuk
menjadi
guru
yang
profesional
dan
memberikan pengetahuan dan pengalaman terbaik
pada siswa-siswanya.
Untuk mengetahui hasil pekerjaan guru dalam
penyusunan pengembangan
Pembelajaran
pekerjaan
(RPP)
guru
yaitu
dengan
Rencana Pelaksanaan
kesesuaian
aturan
yang
antara
sudah
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan,
74
di bawah ini peneliti sajikan pada tabel 4.5 yaitu
sebagai berikut:
Tabel.4.5
Distribusi Prosentase Hasil Observasi
Tentang Kesesuaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Gugus Permata Biru UPTD Dikpora Kec.
Wedung
No
Aspek
Pengamatan
1
2
3
4
5
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke......
Alokasi Waktu
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan
Pembelajaran
Materi Ajar
Metode
Pembelajaran
Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
Alat/Bahan/Sum
ber Belajar
Penilaian
6
7
8
9
10
11
12
13
Hasil Pengamatan
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100 %
0%
100 %
20 %
80 %
20 %
80 %
20 %
40 %
40 %
80 %
60 %
60 %
40 %
40 %
60 %
60 %
20 %
20 %
20 %
20 %
80 %
80 %
80 %
80 %
20 %
80 %
Ket
Dari data tabel di atas yaitu hasil dari
penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP), bahwa dalam kegiatan inti guru ada yang
belum memperhatikan beberapa hal, antara lain :
bagaimana
mengaktifkan
siswa,bagaimana
siswa
75
membangun
peta
mengumpulkan
konsep,
informasi
bagaimana
dengan
stimulus
pertanyaan efektif, bagaimana menggali informasi
dari media massa, bagaimana membandingkan dan
mensintesiskan informasi, bagaimana melakukan
kerja praktek dan sebagainya.
Dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam
kegiatan inti baru diperoleh hasil sebanyak 80% hal
ini,
menunjukkan
mengenal
Dalam
berbagai
bahwa
guru
bentuk
mengembangkan
belum
banyak
model
pembelajaran.
kegiatan
pembelajaran
masih nampak belum bervariasi yang melalui proses
ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Hal ini terjadi
karena belum dipahami secara mendalam mengenai
kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru
untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa
serta menentukan model pembelajaran. Penentuan
pengalaman
belajar
akan
memberikan
banyak
pengaruh terhadap sumber belajar maupun di mana
siswa akan belajar. Untuk mengatasi hal tersebut
peneliti mengajak guru-guru untuk mendiskusikan
suatu model pembelajaran dengan kompetensi dasar
dan indikator yang sesuai dengan Standar Isi.
Dalam penentuan penilaianpun guru baru
mencapai 80%, peneliti temukan belum sinkronnya
76
antara indikator pencapaian kompetensi dengan
bentuk
soal
yang
dibuat,
termasuk
pedoman
penilaianpun skore yang dibuat belum disesuaikan
dengan bobot soal hanya disamakan masing-masing
soal skorenya 4, padahal bobot soal berbeda-beda,
demikian juga dalam membuat kunci jawabanpun
masih ada yang terkesan asal-asalan, demikian juga
dalam penggunaan metode diskusi dan unjuk kerja
masih
ada
yang
belum
membuat
pedoman
penilaiannya. Hal lain yang ditemui adalah belum
ditemukan
langkah
tindak
lanjut
dari
hasil
pembelajaran yaitu bagi yang nilainya masih kurang
belum ada soal ataupun tugas remidi demikian juga
bagi yang sudah mendapatkan nilai yang bagus
belum ada soal ataupun tugas pengayaan.
Dalam pelaksanaan Pembinaan ini para guru
begitu antusias terbukti dengan adanya beberapa
guru yang mengajukan pertanyaan dan berdiskusi
dengan
sesama
guru
perlunya membuat
serta
menyadari
betapa
sendiri rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sehingga tahu persis apa yang
akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung,
serta menyadari kekeliruannya selama ini yang tidak
hanya sebagai syarat administrasi saja,tetapi lebih
memiliki arti penting dalam pelaksanaan proses
77
pembelajaran sehingga apa yang akan dilaksanakan
sudah terencana dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah sendiri yaitu dengan menerapkan
Kurikulum
sehingga
Tingkat
sekolah
mengembangkan
Satuan
Pendidikan
(KTSP),
diberi
keleluasaan
untuk
kurikulum
tanpa
sendiri
mengurangi substansi standar isi.
Menurut pengamatan dari kollaborator peneliti
sudah melaksanakan langkah-langkah Pembinaan
Kolaborativ
yang
meliputi:
mendengarkan,
mempresentasikan,
memecahkan
masalah
negoisasi.
yang
adalah
Masalah
ditemui
dan
masih
adanya kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
menentukan
model
pembelajaran
dan
aspek
penilaian.
Untuk menentukan model pembelajaran yang
tepat untuk setiap kompetensi yang akan dicapai
memang tidak mudah, harus betul-betul disesuaikan
dengan kondisi yang hadapi seperti karakter siswa,
yang memiliki minat belajar rendah.
Agar
lebih
jelas
hasil
Pembinaan
pada
pertemuan 2 ini, peneliti sajikan pada tabel 4.6 di
bawah ini, yaitu sebagai berikut:
78
Tabel.4.6
Distribusi Prosentase Hasil Observasi Tentang
Kesesuaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No
Aspek Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke......
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Materi Ajar
Metode Pembelajaran
Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
Alat/Bahan/Sumber
Belajar
Penilaian
12
13
Hasil Pengamatan
Belum Sesuai
Sesuai
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
10 %
90 %
10 %
90 %
10 %
90 %
10 %
90 %
0%
0%
0%
10 %
100 %
100 %
100 %
90 %
10 %
90 %
Ket
Dengan melihat hasil dari tabel 4.6 di atas,
dari kesulitan yang dihadapi sebagian guru pada
pertemuan 1 guru sudah mampu untuk mengatasi
kesulitan masing-masing diantaranya, penentuan
metode
sebanyak
pembelajaran
90%,
sudah
Kegiatan
inti
mencapai
dalam
hasil
hal
ini
menentukan model pembelajaran sudah mencapai
hasil sebanyak
90%, dan aspek penilaian sudah
mencapai hasil sebanyak 90%.
Menurut pengamatan dari kolaborator, peneliti
sudah melaksanakan langkah-langkah Pembinaan
79
Kolaborativ
yang
mempresentasikan,
meliputi
:
mendengarkan,
memecahkan
masalah
dan
negoisasi, suasana begitu kondusif Pengawas dan
guru
merasa senang karena sudah tidak banyak
mengalami kesulitan yang berarti.
Untuk lebih jelasnya peningkatan kemampuan
guru dalam penyusunan pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah
ini:
Tabel.4.7
Distribusi Perbandingan Prosentase Hasil
Observasi Tentang Kesesuaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No
Aspek Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke......
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Materi Ajar
Metode Pembelajaran
11
Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
Alat/Bahan/ Sumber
Belajar
Penilaian
12
13
80
Hasil
Pengamatan 1
Belum
Sesuai
Sesuai
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
20 %
80 %
20 %
80 %
20 %
80 %
40 %
60 %
40 %
60 %
40 %
60 %
40 %
60 %
Hasil
Pengamatan 2
Belum
Sesuai
Sesuai
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
10 %
90 %
10 %
90 %
10 %
90 %
10 %
90 %
20 %
20 %
20 %
20 %
80 %
80 %
80 %
80 %
0%
0%
0 %
10 %
100 %
100 %
100 %
90 %
20 %
80 %
10 %
90 %
Ket
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, pengembangan
kegiatan inti dalam hal ini menentukan model
pembelajaran sudah ada peningkatan yaitu : dari 60
% meningkat menjadi 90 % dan aspek penilaian dari
60 % meningkat menjadi
90 %. Target pencapaian
hasil yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 85 %
guru-guru mampu membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sendiri sudah tercapai. Dengan
demikian pada pertemuan kedua ini dianggap telah
selesai.
4.4 Pembahasan
Dalam penelitian ini,peneliti memilih model
Pembinaan
Kolaborativ
dengan
harapan
adalah
terdapatnya kontrak antara Pengawas dan guru,
karena
dalam
pola
Pembinaan
Kolaborativ
ada
kedaulatan yang seimbang antara Pengawas dan
guru, yang memiliki tanggung jawab masing-masing
sama-sama sedang. Dalam pandangan Kolaborativ
ini,
perilaku
mendengarkan,
pokok
Pengawas
mempresentasikan,
mencakup
:
memecahkan
masalah dan negosiasi. Dalam pembahasan ini
peneliti
sampaikan
langkah-langkah
yang
telah
dilakukan dalam rangka Pembinaan guru tentang
81
penyusunan pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Dengan
mendengarkan
semua
kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh guru, yaitu tentang
penyusunan pengembangan silabus dan penyusunan
dan
pengembangan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) guru-guru merasa mendapatkan
perhatian,dan
menjadi
kesulitannya
lebih
kesulitannya
terbuka
didengar
untuk
masing-masing.
sehingga
mengemukakan
Kesulitan-kesulitan
yang dihadapi guru diinventarisir dan diolah, setelah
itu Pengawas mempresentasikan tentang pentingnya
membuat perencanaan pembelajaran sendiri yang
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai agar
tahu persis apa yang akan dilakukan sesuai dengan
situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang
tersedia.
Dengan
demikian
guru
menyadari
kekeliruannya selama ini, yang hanya memfotokopi
silabus dan RPP dan itupun hanya dikumpulkan
pada
wakil
Pengawas
Sekolah
urusan
kurikulum,belum dijadikan sebagai pedoman dalam
mengajar.
Setelah guru menyadari kekeliruannya selama
ini,mereka ingin mencoba menyusun pengembangan
silabus
82
dan
RPP
sendiri
dan
bersedia
untuk
diadakan
Pembinaan
secara
klasikal
dan
berdasarkan kesepakatan diadakan dua kali yang
pertama tentang penyusunan pengembangan silabus
dan yang kedua penyusunan pengembangan rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
karena
sudah
ada
kesepakatan untuk diadakan Pembinaan, peneliti
menghubungi
teman
sejawat
(pengawas
yang
berkompeten) untuk memberikan pengarahan awal
cara menyusun pengembangan silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mudah dan
cepat.
Dalam penelitian ini penggunaan Pembinaan
Kolaborativ lebih tepat, karena antara Pengawas dan
guru sama-sama memiliki tanggung jawab masingmasing dan ingin melaksanakannya dengan sebaikbaiknya, tanpa ada rasa keterpaksanaan karena
memang menyadari kekeliruannya selama ini dan
termotivasi untuk menjadi guru yang profesional.
Dengan demikian dalam penelitian ini, upaya
yang digunakan oleh Pengawas Sekolah agar guruguru
sebelum
pembelajaran
mengajar
adalah
membuat
dengan
cara
perencanaan
memberikan
Pembinaan dan cara yang digunakan oleh pengawas
adalah cara pembinaan dengan Kolaborativ, karena
antara Pengawas dan guru sama-sama memiliki
83
tanggung jawab. Pengawas memberikan motivasi
agar
sebelum
mengajar
sudah
menyusun
pengembangan pembelajaran yang dibuat sendiri
sehingga
pada
pelaksanaan
pembelajaran
lebih
percaya diri, terprogram dan sesuai dengan situasi
dan kondisi sekolah serta sarana dan prasarana yang
tersedia serta untuk memenuhi tuntutan kompetensi
profesionalisme dan kompetensi pedagogik seorang
pendidik,dengan
demikian
tujuan
akhir
adalah
prestasi siswa baik.
Dari hasil penelitian ini diperoleh adanya
peningkatan kemampuan guru-guru dalam membuat
perencanaan
pembelajaran
meliputi
penyusunan
pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) setelah diberikan pembinaan
secara Kolaborativ oleh Pengawas.
84
HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran
Lokasi
Penelitian
dan
Subjek
Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gugus
Permata Biru UPT Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kecamatan Wedung Kabupaten
Demak provinsi Jawa Tengah.
Gambaran umum Gugus Permata Biru
terdiri SD Negeri Mutih Kulon sebagai inti,
dengan imbasnya antara lain SD Negeri Mutih
Wetan, SD Negeri Jung Pasir, SD Negeri
Jungsemi dan SD Negeri Jetak. Jarak sekolah
pada Gugus Permata Biru dari Kantor UPTD
Dikpora
Kecamatan
Wedung
lebih
kurang
10 km. Jumlah tenaga pendidik yang ada di
Gugus Permata Biru terdiri dari : 5 orang
Kepala Sekolah, 30 orang Guru Kelas, 5 orang
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,
dan 5 orang Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani Olah Raga dan Kesehatan.
62
4.1.2 Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah
Pembinaan
pembuatan
rencana
pembelajaran khususnya dalam penyusunan
pengembangan
Pelaksanaan
silabus
dan
Pembelajaran
Rencana
(RPP)
oleh
Pengawas Sekolah terhadap guru-guru. Dalam
Pembinaan ini Pengawas Sekolah menerapkan
pandangan pembinaan Kolaborativ artinya ada
kedaulatan yang seimbang antara Pengawas
dan
guru,tanggung
sedang.
Pengawas
kewajiban
guru
membina
jawab
masing-masing
Sekolah
mempunyai
guru-guru,
mempunyai
sedangkan
kewajiban
untuk
melaksanaan hasil Pembinaan dari Pengawas
Sekolah. Dalam hal ini guru sebelum mengajar
diwajibkan membuat
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang merupakan penjabaran dari
kompetensi
pedagogik
dan
kompetensi
profesional sebagai seorang pendidik.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dengan
baik dan kondusif, guru-guru melaksanakannya
dengan penuh antusias, karena setelah dijelaskan
63
tentang pentingnya perencanaan pembelajaran yang
dibuat sendiri dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan
sudah disesuaikan dengan keadaannya nyata yang
dihadapi.
Apalagi
pemerintah
dengan
dengan
dianjurkannya
menggunakan
oleh
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih memberikan
motivasi bahwa kurikulumnya disesuaikan dengan
keadaan masing-masing sekolah.
Kolaborator
sebaik-baiknya
juga
melaksanakan
berdiskusi
dan
dengan
memberikan
masukan-masukan yang sangat berarti.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran,
terlebih dahulu guru harus menyusun perencanaan
pembelajaran
yaitu
silabus
dan
perencanaan
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk mengetahui
sejauh
mana
guru
telah
memahami
dalam
penyusunan silabus dan RPP, peneliti melakukan
penelitian eksplorasi tentang administrasi/perangkat
pembelajaran secara umum melalui angket yang
diberikan pada semua guru dan
hasil supervisi
akademik. Hasil supervisi akademik yaitu hasil
supervisi Pengawas atau Pengawas Sekolah yang
64
diberi tugas untuk mensupervisi guru penjas dalam
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, yang
merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
yang
telah
disiapkan
sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya, peneliti sajikan hasil
dari penelitian pada tabel 4.1-4.5, yaitu sebagai
berikut:
Tabel. 4.1
Distribusi Prosentase Hasil Penelitian
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perangkat
Pembelajaran
Di Gugus Permata Biru Kec. Wedung Kab. Demak
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Kegiatan
Membuat program tahunan
Membuat program smester
Membuat program harian
Menyusun pengembangan silabus sendiri
Memfotocopi/mengeprint silabus yang sudah
ada
Menyusun pengembangan RPP beberapa
Kompetensi Dasar saja
Menyusun pengembangan semua RPP
Memfotokopi
pengembangan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dari sekolah lain
Membuat daftar nilai harian
Membuat daftar nilai tugas
Membuat daftar hadir
Membuat agenda pelaksanaan harian
Membuat analisis butir soal
Membuat analisis hasil ulangan dan daya
serap
Membuat program remedial
Membuat program pengayaan
Membuat kisi-kisi soal
Membuat lembar kerja siswa (LKS)
Membuat kumpulan tugas
Membuat kumpulan soal-soal
Membuat catatan insidental
Membuat daftar buku pegangan
Ketercapaian
100 %
100 %
20 %
20 %
80 %
60 %
40 %
80 %
100 %
80 %
100 %
20 %
20 %
80 %
100 %
60 %
20 %
60 %
20 %
100 %
20 %
100 %
65
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian
besar
guru
belum
memiliki
administrasi
pembelajaran yang lengkap, tetapi dalam penelitian
ini peneliti hanya membatasi dalam hal penyusunan
pengembangan silabus dan RPP saja, yang sangat
penting dikuasai oleh semua guru. Dari hasil tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
guru
belum
mengembangkan silabus sendiri,tetapi baru sebatas
memfotocopi/mengeprint silabus yang sudah ada
dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
yaitu sebanyak 100%, yang sudah membuat Rencana
Pelaksanaan
beberapa
Pembelajaran
kompetensi
(RPP)
dasar
hanya
untuk
sebanyak
60%,
sedangkan yang sudah memiliki semua RPP dalam
arti membuat sendiri sebanyak 20% dan yang hanya
memfotocopi dari sekolah lain sebanyak 80%.
Berdasarkan
administrasi
data
di
pembelajaran
atas,
secara
guru-guru
umum
di
Gugus
Permata Biru masih kurang, tetapi pada penelitian
ini dibatasi hanya pembinaan tentang penyusunan
pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
pengembangan
(RPP),
silabus
pembinaan
penyusunan
dilaksanakan
2
kali
pertemuan dengan alasan silabus merupakan dasar
untuk penentuan indikator dan materi ajar pada
66
penyusunan pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Untuk
pelaksanaannya
direncanakan melalui tindakan yang dilakukan oleh
Pengawas
sebagai
sebagai kolaborator
selama
pembinaan
peneliti
dan
Kepala
Sekolah
yang mengobservasi peneliti
berlangsung
yaitu
Pengawas
Sekolah.
Berdasarkan perencanaan, bahwa penelitian
yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru yaitu
melalui pembinaan, pelatihan, sosialisasi, diskusi
dan pemodelan untuk memahami silabus. Tindakan
yang
dilakukan
oleh
guru
adalah
mengimplementasikan hasil kegiatan di atas dengan
menyusun pengembangan silabus dengan melihat
standar isi (SI)
dan standar kompetensi lulusan
(SKL). Dalam Pembinaan dan pelatihan ini lebih
menitikberatkan pada mencermati dan menganalisis
Standar Isi untuk dijabarkan dalam komponen
silabus. Hasil diskusi menunjukkan bahwa silabus
yang telah dibuat sebelumnya masih memerlukan
pembenahan
atau
revisi.
Setelah
melakukan
pelatihan tersebut, peneliti memberikan kesempatan
kepada guru-guru untuk menyusun pengembangan
silabus sendiri berdasarkan situasi dan kondisi serta
sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah, yaitu
67
dengan
membagikan
format
komponen
silabus
untuk diisi dan dikerjakan sesuai dengan mata
pelajaran yang diampunya, setelah selesai disusun
silabus tersebut , dikumpulkan dan dianalisa oleh
peneliti yang dimaksud kesesuaian dalam hal ini
adalah sesuai dengan tuntutan silabus yang sudah
ditetapkan.
Tabel.4.2
Distribusi Prosentase Hasil Observasi Tentang
Kesesuaian Silabus
Gugus Permata Biru UPTD Dikpora Kec.
Wedung
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek Pengamatan
Identitas
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Jenis Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Hasil Pengamatan
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100 %
100 %
40 %
60 %
40 %
60 %
40 %
40 %
20 %
Keterangan
60 %
60 %
100 %
80 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek
materi ajar masih ada kesulitan dalam penyesuaian
dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan,
yaitu diperoleh 60%, penentuan indikator hanya
60% dalam hal ini guru masih menemui kesulitan
dalam mengembangkan kata-kata kerja operasional
(KKO) yang bervariasi supaya keberhasilan bisa
68
langsung terukur, sedangkan
penentuan sumber
belajar diperoleh baru diperoleh 80%, yang ditemui
dalam penentuan sumber belajar ini untuk referensi
hanya menyebutkan sumber yang relevan, padahal
diharapkan guru menuliskannya dengan lengkap
sehingga orang lain yang membaca silabus tersebut,
sudah bisa melihat sumber belajar yang tercantum
dalam silabus dengan mudah. Sebagai contoh kalau
sumber belajarnya adalah buku, maka jelas tertulis
judul buku, karangan, penerbit, tahun terbit kalau
perlu dengan halamannya. Tidak hanya dari buku
atau
media
massa
sumber
belajarpun
bisa
melibatkan orang-orang yang ada dalam sistem
sekolah,
lingkungan
pemanfaatan
sumber
belajar
sekitarpun
diperlukan
dalam
dari
upaya
menjadikan sekolah sebagai bagian integral dari
masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan Pembinaan ini para guru
sebagian besar begitu antusias terbukti dengan
adanya beberapa guru yang mengajukan pertanyaan
dan berdiskusi dengan sesama guru serta menyadari
betapa perlunya mengembangkan sendiri silabus,
dan menyadari kekeliruannya selama ini yang tidak
hanya sebagai syarat administrasi saja,tetapi lebih
memiliki arti penting dalam pelaksanaan proses
69
pembelajaran sehingga apa yang akan dilaksanakan
sudah terencana dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah sendiri yaitu dengan menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sehingga
sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan
sendiri
kurikulum
tanpa
mengurangi
substansi
standar isi.
Berdasarkan tabel distribusi prosentase hasil
observasi kesesuaian penyusunan silabus, diketahui
bahwa beberapa guru masih kesulitan menentukan
materi ajar, penentuan indikator keberhasilan dan
menentukan
sumber
belajar,
maka
disepakati
diadakan pembinaan 3 hari berikutnya, dengan
kesepakatan memilih kompetensi dasar yang lain,
berbeda dari yang sudah dibuat pada pertemuan 1.
Menurut pengamatan dari kolaborator, peneliti
sudah melaksanakan langkah-langkah Pembinaan
Kolaborativ
dengan sebaik-baiknya yang meliputi :
mendengarkan,
mempresentasikan,
memecahkan
masalah dan negoisasi, pelaksanaan kondusif antara
guru-guru dengan Pengawas sebagai peneliti.
Tindakan dan pengamatan
Berdasarkan perencanaan
bahwa tindakan yang
dilakukan oleh peneliti terhadap guru yaitu melalui
Pembinaan,
70
pelatihan,
sosialisasi,
diskusi
dan
pemodelan
untuk
memahami
silabus.
Pada
pertemuan kedua ini terasa lebih santai karena lebih
terbuka, bebas untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat sehingga merasa senang, karena guru-guru
tersebut
tidak
merasa
sedang
mendapatkan
pembinaan, karena peneliti sendiripun sama-sama
mengerjakan
tugas
membuat
silabus
walaupun
dengan mata pelajaran yang berbeda. Tindakan yang
dilakukan oleh guru adalah mengimplementasikan
hasil
kegiatan
di
atas
dengan
menyusun
pengembangan silabus dengan melihat standar isi
dan standar kompetensi lulusan. Setelah Pengawas
mendengarkan kesulitan yang dihadapi, pengawas
kembali mempresentasikan jalan keluar mengatasi
kesulitan yang dihadapi serta melakukan pelatihan,
peneliti memberikan kesempatan kepada guru-guru
untuk
menyusun
pengembangan
silabus,setelah
selesai disusun silabus tersebut, dikumpulkan dan
dianalisa oleh peneliti sebagai bahan pembahasan
dalam refleksi pertemuan kedua.
71
Tabel.4.3
Distribusi Prosentase Hasil Observasi Tentang
Kesesuaian Silabus
Gugus Permata Biru UPTD Dikpora Kec.
Wedung
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek Pengamatan
Hasil Pengamatan
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100%
100%
20 %
80 %
20 %
80 %
Identitas
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Jenis Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
20 %
20 %
20 %
Ket
80 %
80 %
100 %
80 %
Dengan melihat tabel distribusi prosentase
hasil observasi tentang silabus
di atas, yaitu materi ajar sebanyak 80%, penentuan
indikator keberhasilan sebanyak 80%, dan sumber
belajar sebanyak 80%.
Menurut pengamatan dari kollaborator, peneliti
sudah melaksanakan langkah-langkah Pembinaan
Kolaborativ
yang
mempresentasikan,
negoisasi.
meliputi
:
memecahkan
Pelaksanaan
sangat
mendengarkan,
masalah
kondusif
dan
karena
antara Pengawas dan guru mapel tidak kelihatan
seperti sedang diadakan pembinaan, tetapi seperti
sedang bekerja bersama tanpa ada yang merasa
saling terbebani dan keterpaksaan.
72
Tabel.4.4
Distribusi Perbandingan Prosentase Hasil
Observasi
Tentang Kesesuaian Silabus
Pertemuan 1 dan 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek
Pengamatan
Identitas
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Jenis Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Hasil
Pengamatan 1
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100 %
Hasil
Pengamatan 2
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100%
-
100 %
-
100%
40 %
40 %
60 %
60 %
20 %
20 %
80 %
80 %
40 %
40 %
20 %
60 %
60 %
100 %
80 %
20 %
20 %
80 %
80 %
80 %
80 %
20 %
Dengan melihat tabel di atas, dari pengamatan
1 dan 2 sudah terlihat ada peningkatan yaitu tentang
materi ajar dari 60 % menjadi 80 %, Indikator dari
60 % menjadi 80 % dan sumber belajar 80 % menjadi
80 %, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti
mentargetkan kriteria keberhasilan adalah 80 %,
berarti pada
pertemuan 2 ini kriteria keberhasilan
yang sudah ditetapkan sudah tercapai, maka pada
pertemuan
kedua
ini
untuk
penyusunan
pengembangan silabus dianggap sudah selesai dari
yang
direncanakan
selanjutnya
2
diteruskan
kali
pertemuan.
tentang
Untuk
penyusunan
73
Ket
pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Hasil
pengembangan
menyusun
dari
perbaikan
silabus
merupakan
pengembangan
penyusunan
dasar
Rencana
untuk
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai bekal untuk pelaksanaan
pembelajaran
terutama
di
kelas
dalam
dengan
hal
lebih
terperinci,
penentuan
indikator
keberhasilan pencapaian kompetensi.
Sebelum
masuk
ke
materi
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu
peneliti menanyakan dan berdiskusi dengan guruguru,apakah di antara guru-guru ada yang masih
mengalami
kesulitan
untuk
memperbaiki
hasil
refleksi I, melalui strategi tersebut guru merasakan
bahwa penyusunan silabus tidak sulit, dan tidak
merasa terbebani asal ada motivasi diri yang kuat
untuk
menjadi
guru
yang
profesional
dan
memberikan pengetahuan dan pengalaman terbaik
pada siswa-siswanya.
Untuk mengetahui hasil pekerjaan guru dalam
penyusunan pengembangan
Pembelajaran
pekerjaan
(RPP)
guru
yaitu
dengan
Rencana Pelaksanaan
kesesuaian
aturan
yang
antara
sudah
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan,
74
di bawah ini peneliti sajikan pada tabel 4.5 yaitu
sebagai berikut:
Tabel.4.5
Distribusi Prosentase Hasil Observasi
Tentang Kesesuaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Gugus Permata Biru UPTD Dikpora Kec.
Wedung
No
Aspek
Pengamatan
1
2
3
4
5
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke......
Alokasi Waktu
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan
Pembelajaran
Materi Ajar
Metode
Pembelajaran
Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
Alat/Bahan/Sum
ber Belajar
Penilaian
6
7
8
9
10
11
12
13
Hasil Pengamatan
Belum
Sesuai
Sesuai
100 %
100 %
0%
100 %
20 %
80 %
20 %
80 %
20 %
40 %
40 %
80 %
60 %
60 %
40 %
40 %
60 %
60 %
20 %
20 %
20 %
20 %
80 %
80 %
80 %
80 %
20 %
80 %
Ket
Dari data tabel di atas yaitu hasil dari
penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP), bahwa dalam kegiatan inti guru ada yang
belum memperhatikan beberapa hal, antara lain :
bagaimana
mengaktifkan
siswa,bagaimana
siswa
75
membangun
peta
mengumpulkan
konsep,
informasi
bagaimana
dengan
stimulus
pertanyaan efektif, bagaimana menggali informasi
dari media massa, bagaimana membandingkan dan
mensintesiskan informasi, bagaimana melakukan
kerja praktek dan sebagainya.
Dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam
kegiatan inti baru diperoleh hasil sebanyak 80% hal
ini,
menunjukkan
mengenal
Dalam
berbagai
bahwa
guru
bentuk
mengembangkan
belum
banyak
model
pembelajaran.
kegiatan
pembelajaran
masih nampak belum bervariasi yang melalui proses
ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Hal ini terjadi
karena belum dipahami secara mendalam mengenai
kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru
untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa
serta menentukan model pembelajaran. Penentuan
pengalaman
belajar
akan
memberikan
banyak
pengaruh terhadap sumber belajar maupun di mana
siswa akan belajar. Untuk mengatasi hal tersebut
peneliti mengajak guru-guru untuk mendiskusikan
suatu model pembelajaran dengan kompetensi dasar
dan indikator yang sesuai dengan Standar Isi.
Dalam penentuan penilaianpun guru baru
mencapai 80%, peneliti temukan belum sinkronnya
76
antara indikator pencapaian kompetensi dengan
bentuk
soal
yang
dibuat,
termasuk
pedoman
penilaianpun skore yang dibuat belum disesuaikan
dengan bobot soal hanya disamakan masing-masing
soal skorenya 4, padahal bobot soal berbeda-beda,
demikian juga dalam membuat kunci jawabanpun
masih ada yang terkesan asal-asalan, demikian juga
dalam penggunaan metode diskusi dan unjuk kerja
masih
ada
yang
belum
membuat
pedoman
penilaiannya. Hal lain yang ditemui adalah belum
ditemukan
langkah
tindak
lanjut
dari
hasil
pembelajaran yaitu bagi yang nilainya masih kurang
belum ada soal ataupun tugas remidi demikian juga
bagi yang sudah mendapatkan nilai yang bagus
belum ada soal ataupun tugas pengayaan.
Dalam pelaksanaan Pembinaan ini para guru
begitu antusias terbukti dengan adanya beberapa
guru yang mengajukan pertanyaan dan berdiskusi
dengan
sesama
guru
perlunya membuat
serta
menyadari
betapa
sendiri rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sehingga tahu persis apa yang
akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung,
serta menyadari kekeliruannya selama ini yang tidak
hanya sebagai syarat administrasi saja,tetapi lebih
memiliki arti penting dalam pelaksanaan proses
77
pembelajaran sehingga apa yang akan dilaksanakan
sudah terencana dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah sendiri yaitu dengan menerapkan
Kurikulum
sehingga
Tingkat
sekolah
mengembangkan
Satuan
Pendidikan
(KTSP),
diberi
keleluasaan
untuk
kurikulum
tanpa
sendiri
mengurangi substansi standar isi.
Menurut pengamatan dari kollaborator peneliti
sudah melaksanakan langkah-langkah Pembinaan
Kolaborativ
yang
meliputi:
mendengarkan,
mempresentasikan,
memecahkan
masalah
negoisasi.
yang
adalah
Masalah
ditemui
dan
masih
adanya kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
menentukan
model
pembelajaran
dan
aspek
penilaian.
Untuk menentukan model pembelajaran yang
tepat untuk setiap kompetensi yang akan dicapai
memang tidak mudah, harus betul-betul disesuaikan
dengan kondisi yang hadapi seperti karakter siswa,
yang memiliki minat belajar rendah.
Agar
lebih
jelas
hasil
Pembinaan
pada
pertemuan 2 ini, peneliti sajikan pada tabel 4.6 di
bawah ini, yaitu sebagai berikut:
78
Tabel.4.6
Distribusi Prosentase Hasil Observasi Tentang
Kesesuaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No
Aspek Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke......
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Materi Ajar
Metode Pembelajaran
Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
Alat/Bahan/Sumber
Belajar
Penilaian
12
13
Hasil Pengamatan
Belum Sesuai
Sesuai
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
10 %
90 %
10 %
90 %
10 %
90 %
10 %
90 %
0%
0%
0%
10 %
100 %
100 %
100 %
90 %
10 %
90 %
Ket
Dengan melihat hasil dari tabel 4.6 di atas,
dari kesulitan yang dihadapi sebagian guru pada
pertemuan 1 guru sudah mampu untuk mengatasi
kesulitan masing-masing diantaranya, penentuan
metode
sebanyak
pembelajaran
90%,
sudah
Kegiatan
inti
mencapai
dalam
hasil
hal
ini
menentukan model pembelajaran sudah mencapai
hasil sebanyak
90%, dan aspek penilaian sudah
mencapai hasil sebanyak 90%.
Menurut pengamatan dari kolaborator, peneliti
sudah melaksanakan langkah-langkah Pembinaan
79
Kolaborativ
yang
mempresentasikan,
meliputi
:
mendengarkan,
memecahkan
masalah
dan
negoisasi, suasana begitu kondusif Pengawas dan
guru
merasa senang karena sudah tidak banyak
mengalami kesulitan yang berarti.
Untuk lebih jelasnya peningkatan kemampuan
guru dalam penyusunan pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah
ini:
Tabel.4.7
Distribusi Perbandingan Prosentase Hasil
Observasi Tentang Kesesuaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No
Aspek Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke......
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Materi Ajar
Metode Pembelajaran
11
Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
Alat/Bahan/ Sumber
Belajar
Penilaian
12
13
80
Hasil
Pengamatan 1
Belum
Sesuai
Sesuai
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
20 %
80 %
20 %
80 %
20 %
80 %
40 %
60 %
40 %
60 %
40 %
60 %
40 %
60 %
Hasil
Pengamatan 2
Belum
Sesuai
Sesuai
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
0%
100 %
10 %
90 %
10 %
90 %
10 %
90 %
10 %
90 %
20 %
20 %
20 %
20 %
80 %
80 %
80 %
80 %
0%
0%
0 %
10 %
100 %
100 %
100 %
90 %
20 %
80 %
10 %
90 %
Ket
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, pengembangan
kegiatan inti dalam hal ini menentukan model
pembelajaran sudah ada peningkatan yaitu : dari 60
% meningkat menjadi 90 % dan aspek penilaian dari
60 % meningkat menjadi
90 %. Target pencapaian
hasil yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 85 %
guru-guru mampu membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sendiri sudah tercapai. Dengan
demikian pada pertemuan kedua ini dianggap telah
selesai.
4.4 Pembahasan
Dalam penelitian ini,peneliti memilih model
Pembinaan
Kolaborativ
dengan
harapan
adalah
terdapatnya kontrak antara Pengawas dan guru,
karena
dalam
pola
Pembinaan
Kolaborativ
ada
kedaulatan yang seimbang antara Pengawas dan
guru, yang memiliki tanggung jawab masing-masing
sama-sama sedang. Dalam pandangan Kolaborativ
ini,
perilaku
mendengarkan,
pokok
Pengawas
mempresentasikan,
mencakup
:
memecahkan
masalah dan negosiasi. Dalam pembahasan ini
peneliti
sampaikan
langkah-langkah
yang
telah
dilakukan dalam rangka Pembinaan guru tentang
81
penyusunan pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Dengan
mendengarkan
semua
kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh guru, yaitu tentang
penyusunan pengembangan silabus dan penyusunan
dan
pengembangan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) guru-guru merasa mendapatkan
perhatian,dan
menjadi
kesulitannya
lebih
kesulitannya
terbuka
didengar
untuk
masing-masing.
sehingga
mengemukakan
Kesulitan-kesulitan
yang dihadapi guru diinventarisir dan diolah, setelah
itu Pengawas mempresentasikan tentang pentingnya
membuat perencanaan pembelajaran sendiri yang
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai agar
tahu persis apa yang akan dilakukan sesuai dengan
situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang
tersedia.
Dengan
demikian
guru
menyadari
kekeliruannya selama ini, yang hanya memfotokopi
silabus dan RPP dan itupun hanya dikumpulkan
pada
wakil
Pengawas
Sekolah
urusan
kurikulum,belum dijadikan sebagai pedoman dalam
mengajar.
Setelah guru menyadari kekeliruannya selama
ini,mereka ingin mencoba menyusun pengembangan
silabus
82
dan
RPP
sendiri
dan
bersedia
untuk
diadakan
Pembinaan
secara
klasikal
dan
berdasarkan kesepakatan diadakan dua kali yang
pertama tentang penyusunan pengembangan silabus
dan yang kedua penyusunan pengembangan rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
karena
sudah
ada
kesepakatan untuk diadakan Pembinaan, peneliti
menghubungi
teman
sejawat
(pengawas
yang
berkompeten) untuk memberikan pengarahan awal
cara menyusun pengembangan silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mudah dan
cepat.
Dalam penelitian ini penggunaan Pembinaan
Kolaborativ lebih tepat, karena antara Pengawas dan
guru sama-sama memiliki tanggung jawab masingmasing dan ingin melaksanakannya dengan sebaikbaiknya, tanpa ada rasa keterpaksanaan karena
memang menyadari kekeliruannya selama ini dan
termotivasi untuk menjadi guru yang profesional.
Dengan demikian dalam penelitian ini, upaya
yang digunakan oleh Pengawas Sekolah agar guruguru
sebelum
pembelajaran
mengajar
adalah
membuat
dengan
cara
perencanaan
memberikan
Pembinaan dan cara yang digunakan oleh pengawas
adalah cara pembinaan dengan Kolaborativ, karena
antara Pengawas dan guru sama-sama memiliki
83
tanggung jawab. Pengawas memberikan motivasi
agar
sebelum
mengajar
sudah
menyusun
pengembangan pembelajaran yang dibuat sendiri
sehingga
pada
pelaksanaan
pembelajaran
lebih
percaya diri, terprogram dan sesuai dengan situasi
dan kondisi sekolah serta sarana dan prasarana yang
tersedia serta untuk memenuhi tuntutan kompetensi
profesionalisme dan kompetensi pedagogik seorang
pendidik,dengan
demikian
tujuan
akhir
adalah
prestasi siswa baik.
Dari hasil penelitian ini diperoleh adanya
peningkatan kemampuan guru-guru dalam membuat
perencanaan
pembelajaran
meliputi
penyusunan
pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) setelah diberikan pembinaan
secara Kolaborativ oleh Pengawas.
84