LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIO VIROLOGI PERH

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIO-VIROLOGI
PERHITUNGAN ANGKA KUMAN

Nama Kelompok 5 (H1):
1. Anjar Lupita Sari (1304015057)
2. Audina Sarah (1304015081)
3. Elsa Ayu Febriati (1304015161)
4. Febrita Ramadhani (1304015181)
5. Vini Fatika Dewi (1304015535)

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak

lupa Shalawat serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
diutus kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil Alamin yang kita nantikan syafaatnya di
hari akhir nanti.
Makalah ini disusun untuk mengetahui lebih lnjut tentang perhitungan angka
kuman. Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir
dibidang terkait dengannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Senin, 6 September 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN


Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan organisme
mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada
yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan
merugikan bagi kepentingan organisme akuatik perlu dipelajari supaya bakteri yang
menguntungkan, keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan
untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat
dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri tersebut (Umam, 2008).
Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu harus
mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan
dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara
untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan
menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan metode hitung cawan
baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan sebar.
Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui
kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel
tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya
atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.
Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media
dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode

yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi
bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode baik
secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah metode hitung pada
cawan petri (standard plate count), metode pengamatan langsung dengan kaca objek
atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer, metode ukur kekeruhan
(turbidimetri) menggunakan spektrophotometer dan metode jumlah perkitaan terdekat.
Dalam praktikum kali ini menggunakan metode hitung koloni dicawan
petri(standar/viable plate count methond ) dan spektrofotometer ( turbidimeter ), kedua
metode ini sering sekali digunakan karena kedua metode ini terhadang menghasilkan
hasil perhitungan yang mirip namun keduanya mempunyai prinsip yang berbeda.

Adapun tujuan praktikum perhitungan jumlah bakteri kali ini ialah mengetahui berbagai
cara menghitung jumlah sel dari biakan suatu bakteri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perhitungan angka kuman
Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan
lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba.

Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan
tersebut. Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan
tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lambaga. Kandungan
mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan
oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.
Jumlah mikroba dalam suatu bahan dapat dihitung menggunakan beberapa cara. Namun secara
garis besar dibedakan menjadi :
1. Cara perhitungan langsung
Cara perhitungan langsung berarti kita dapat mengetahui beberapa jumlah mikroba pada saat
dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan secara langsung menunjukkan seluruh jumlah mikroba
yang masih hidup maupun yang sudah mati. Adapun caranya:
a.

Pembuatan preparat sederhana yang diwarnai

b. Menggunakan ruang hitung

2. Cara perhitungan tidak langsung
Cara perhitungan tidak langsung, hasil perhitungan jumlah mikroba baru dapat diperoleh
kemudian setelah dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Hasil perhitungan tidak langsung akan

menunjukan jumlah mikroba yang masih hidup saja. Adapun caranya :
a.

Menghitung jumlah total mikroba (Total plate count = angka lempeng total)

b. Cara pengenceran
c.

Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada (MPN = Most Probable Number)

d. Cara kekeruhan (turbiditas)

Cara perhitungan tidak langsung dapat digunakan baik untuk bahan padat maupun cair.
Khusus untuk bahan padat maka sebelum dilakukan perhitungan bahan itu perlu dilakukan
pelarutan atau dibuat suspense, dengan memperhitungkan factor pengencerannya.
Tujuan pengenceran
Menghitung jumlah kuman aerob yang terdapat dalam produk obat, obat tradisional, makanan,
kosmetik dan alat kesehatan.
Prinsip pengenceran
Sediaan yang telah dihomogenkan dan diencerkan dengan pengenceran yang sesuai ditanam

pada media agar (PCA= plate count agar), setelah inkubasi pada suhu 370c selama 24-48 jam
dihitung jumlah koloni yang tumbuh. Satuan perhitungan jumlah mikroba dikenal dengan
istilah Colony Forming Units(CFUs) untuk perhitungan bakteri dan kapang/khamir.
Factor pengenceran = pengenceran x jumlah yang ditumbuhkan
Jumlah koloni = jumlah x 1/ factor pengenceran
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut:
1. Satu koloni dihitung 1 koloni
2. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni
3. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
4. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni
5. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung
6. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

Standar perhitungan
Cawan yang dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni 30-300 koloni, beberapa
koloni yang bergabung menjadi satu dihitung sebagai satu koloni, maupun koloni yang seperti
sederetan garis tebal. Hasil yang dilaporkan terdiri dari 2 angka, yaitu angka pertama didepan
koma dan angka dibelakang koma. Jika angka ketiga lebih besar dari 5 maka harus dibulatkan
satu angka lebih tinggi pada angka kedua.


10-2

10-3

10-4

234

SPC (standar plate count)

28

700

2,3x104

1

125


2,3x105

10

ji

jika semua pengenceran menghasilkan angka kurang dari 30 koloni pada cawan petri
maka hanya koloni pada pengenceran terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai
kurang dari 30 koloni dikalikan dengan factor pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus
dicantumkan dalam tanda kurung.
10-2

10-3

10-4

SPC (standar plate count)

16