ASPEK KEJIWAAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DAL

ASPEK KEJIWAAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN
PADA KUMPULAN CERPEN SEPOTONG HATI YANG BARU
KARYA TERE LIYE
Eka Kurniawan, Hubbi Saufan Hilmy1
Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Sebelas Maret
Email: eka.kurniawan70@yahoo.co.id
Abstract
The research purpose is todescribe the woman main
character in theshort story collection entitled Sepotong Hati yang
Baru written by Tere Liye. It uses the descriptive method, qualitative
form, and approach of psychology literature by Sigmund Freud. The
result of data analysis shows that the main character of theshort
story collection entitled Sepotong Hati yang Baru written by Tere
LiyeisNana, Sie Sie, Aku, Sampek, Itje, Jo, Shinta, and Hesty.
Setting in the short story collection expressed by setting of spot,
time, and social. Internal conflicthappened in self of the main
character. The conclusion of this research thatshort story
collectionarranged by characters and setting is not relatedfrom short
storywith ones.The analysis of psychology literature can be found
that the main character have the strong id. They tend to avoid the

uncomfortable feeling ignoring the reality that they actually can not
do that.
Keywords: short story, psychology literature, personality structure
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek
kejiwaan atau psikologi tokoh utama perempuan pada kumpulan
cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif, bentuk kualitatif, dan pendekatan
psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa tokoh-tokoh utama atau protagonis yaitu Nana, Sie Sie, Aku,
Itje, Jo, Shinta, dan Hesty. Latar yang digunakan dalam cerita
diungkapkan melalui latar tempat, waktu, dan sosial. Berdasarkan
analisis psikologi sastra keenam cerpen dalam Sepotong Hati yang
Baru terjadi konflik batin dalam diri para tokoh utama. Berdasarkan
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kedelapan cerpen tersusun
atas tokoh, penokohan, dan latar yang tidak berkaitan antara satu
dengan yang lain. Dari analisis psikologi dapat diketahui bahwa para
1 Tim penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP UNS Surakarta.


1

2

tokoh utama perempuan memiliki id yang kuat dan cenderung
melepaskan diri dari segala ketidaknyamanan yang dirasakan.
Kata kunci: kumpulan cerpen, psikologi sastra, struktur kepribadian
PENDAHULUAN
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya. Sebagai seni kreatif yang berobjek manusia dan segala macam segi
kehidupan, maka sastra tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan
ide, teori atau sistem berpikir manusia, melainkan sastra harus pula mampu
menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh
sastrawan tentang kehidupan manusia (Semi, 1993: 8). Kompleksitivitas sastra
mampu menggambarkan peristiwa yang dialami manusia, Segers (dalam Suyitno,
2014: 34) menegaskan “In the literary world, there is no single interpretation.
Any work and its interpretation is started from different backgrounds; literary
convention, cultural system and norm, educational background, mental and
psychological situations, and other justifiable circumstances”. Maksudnya ialah

kajian sastra tidak bisa diinterpretasikan sendiri semuanya berkaitan karena
hakikat kehidupan manusia adalah kehidupan melingkar dan saling berpengaruh
baik dari kejiwaan manusia secara individu maupun kejiwaan sesama manusia
yang membentuk sebuah aturan dan sistem kebudayaan.
Cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra merupakan kisahan pendek
(kurang dari 10.000 kata), yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan
memusatkan pada suatu tokoh di suatu situasi (Depdiknas, 2003: 2010). Cerpen
pada hakikatnya menawarkan sebuah dunia yang bersifat model-model kehidupan
yang diidealkan, dunia imajiner yang dibangun melalui berbagai unsur intrisiknya
seperti peristiwa, tokoh dan penokohan, latar yang bersifat imajiner, semua itu
bersifat rekaan, yang sengaja dikreasikan oleh pengarang dengan dunia nyata,
lengkap dengan peristiwa dan latar aktualnya sehingga tampak sungguh-sungguh
ada dan terjadi.
Salah satu karya sastra yang memberikan nilai-nilai religius, pendidikan,
moral, dan sosial serta hikmah memotivasi pembaca untuk memperbaiki diri ialah

3

Sepotong Hati yang Baru karya Liye (2012) yang merupakan sebuah buku fiksi
berbentuk kumpulan cerpen. Sepotong Hati yang Baru merupakan lanjutan dari

kumpulan cerita pendek sebelumnya yang berjudul Berjuta Rasanya. Buku ini
berisi delapan cerita pendek dengan tema yang serupa dengan kumpulan cerpen
sebelumnya, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan perasaan cinta.
Dalam kumpulan cerpen ini para tokoh yang diceritakan dihadapkan pada konflik
kehidupan yang selalu terkait dengan rasa cinta, sehingga penelitian dengan
menggunakan pendekatan psikologi dapat digunakan untuk membedah aspek
kejiwaan karya sastra ini.
Penelitian yang baik haruslah memiliki tujuan yang baik dan jelas serta
memiliki arah dan tujuan yang tepat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
mendeskripsikan: (1) Struktur kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru karya
Tere Liye, (2) Aspek psikologi para tokoh utama yang terdapat dalam kumpulan
cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye, (3) Nilai-nilai didik yang
terkandung dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye.
Pendekatan strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan
(penelitian) kesusastraan yang menekankan kajian hubungan antara unsur-unsur
pembangun karya sastra yang bersangkutan. Suyitno (2012) mengatakan bahwa
pendekatan strukturalisme mampu melihat sastra dalam struktur kebudayaan
secara menyeluruh, karena karya sastra terdiri dari unsur-unsur struktural yang
membentuk suatu organisasi yang sangat kompleks terdiri dari berbagai lapisan
dengan aneka makna yang saling berkaitan. Nurgiyantoro (2005) mengutarakan

bahwa untuk menganalisis struktural dapat dilakukan dengan mengidentifikasi,
mengkaji, mendefinisikan fungsi dan hubungan antarstruktur intrinsik. Identifikasi
dan deskripsi misalnya tema dan amanat, plot, tokoh, penokohan, latar, dan lainlain.
Cerpen adalah salah satu karya sastra yang terbangun oleh unsurunsuryang secara garis besar dibagi atas dua bagian, yaitu: (1) unsur intrinsik, dan
(2) unsur ekstrinsik.Unsur intrinsik menurut Nurgiyantoro (2005: 23) adalah unsur
yang membangun karya sastra itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung

4

memengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Namun, dalam
penelitian ini hanya akan diuraikan unsur-unsur intrinsik yang secara langsung
berkaitan dengan penelitian ini antara lain tokoh, penokohan, dan latar.
Tokoh menurut Nurgiyantoro (2005: 176) dibedakan menjadi dua jenis
yang dilihat dari tingkat peranan atau kepentingan tokoh, yaitu: (1) tokoh utama,
yaitu tokoh yang ditampilkan terus menerus atau paling sering diceritakan, dan (2)
tokoh tambahan, yaitu tokoh yang dimunculkan sekali atau beberapa kali saja
dalam sebuah cerita. Nurgiyantoro (2005: 165) “penokohan dan karakterisasi –
sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan – menunjuk pada
penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah

cerita”
Semi (1993: 46) berpendapat bahwa latar atau setting merupakan
lingkungan terjadinya peristiwa, termasuk di dalamnya tempat dan waktu dalam
cerita. Latar meliputi tempat terjadinya peristiwa dan

juga menunjuk pada

waktunya. Jadi, latar meliputi unsur waktu, tempat dan lingkungan peristiwa
terjadi.Nurgiyantoro (2005: 227) membedakan unsur latar ke dalam tiga unsur
pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
Kumpulan cerpen ini selanjutnya dianalisis menggunakan teori psikologi
sastra. Psikologi sastra adalah analisis terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek atau keterlibatan psikologi atau kejiwaan. Menurut Roekhan
(dalam Endraswara, 2003: 97-98), psikologi sastra menyangkut tiga pendekatan
yakni pendekatan tekstual, pendekatan reseptif-pragmatik, dan pendekatan
ekspresif. Penelitian psikologi sastra ini difokuskan pada masalah tekstual dengan
menggunakan pendekatan tekstual untuk mengkaji aspek psikologis tokoh dalam
karya sastra. Aspek psikologis yang dimaksud adalah konflik struktur kepribadian
yang dialami tokoh utama beserta mekanisme pertahanan egonya. Keenam cerpen
tersebut akan dikaji menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud mengenai
struktur kepribadian.

Freud (dalam Suryabrata, 2007: 124) membagi kepribadian terdiri atas tiga
aspek, yaitu: id, ego, dan superego. Id berada di alam bawah sadar, dan sama
sekali tidak ada kontak dengan realitas. Ego menghasilkan perilaku yang

5

didasarkan atas prinsip kenyataan, sedangkan superego mengacu pada moralitas
kepribadian. Id adalah aspek psikologis dan merupakan sistem original di dalam
kepribadian. Pedoman id adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan
mengejar keenakan yang disebut dengan prinsip kenikmatan. Id tergambar dari
pikiran-pikiran liar seseorang yang berasal dari alam bawah sadar, misalnya
membayangkan memiliki istri secantik artis internasional.
Ego berpegang pada prinsip kenyataan dan bereaksi dengan proses
sekunder. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencari objek yang tepat untuk
mereduksikan tegangan yang timbul dalam organisme. Ego dipandang sebagai
aspek eksekutif atau pengelolaan kepribadian karena mengontrol jalan yang
ditempuh dan memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi (Suryabrata,
2007: 126).
Super ego adalah aspek sosial kepribadian. Super ego merupakan
kesempurnaan dari kesenangan karena superego dapat pula dianggap sebagai

aspek moral kepribadian.Fungsinya menentukan apakah sesuatu itu benar atau
salah, dan pantas atau tidak, dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai
dengan moral masyarakat (Suryabrata, 2007: 127).
METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan
strategi analisis isi. Metode penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat suatu individu, keadaan, gejala
dari kelompok tertentu yang dapat diamati (Moleong, 2008: 16).Sumber data
berupa dokumen. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu melakukan pengambilan data diambil dari dokumen
kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye yang dapat
mendukung data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis dokumen. Validitas data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu teknik triangulasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis mengalir,
yaitu: (1) pengumpulan data; (2) reduksi data; (3) penyajian data; dan (4)
penarikan simpulan.

6

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis struktur kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru diarahkan
pada dua unsur, yaitu tokoh dan penokohan, serta latar. Ketiga unsur ini berfungsi
sebagai pendukung analisis psikologi sastra. Dilihat dari segi tokoh dan
penokohan, maupun latar, Sepotong Hati yang Baru memiliki karakter dan
kekhasan yang berbeda-beda meskipun cerpen-cerpen di dalamnya disatukan oleh
satu tema yang sama yaitu cinta.
Unsur tokoh dan penokohan dalam Sepotong Hati yang Baru terdapat
beberapa tokoh yang diceritakan. Dalam artikel ilmiah yang akan dianalisis adalah
tokoh utama perempuan, yakni Nana dalam cerpen Hiks Kupikir Itu Sungguhan,
Sie Sie dalam cerpen Kisah Sie Sie, Itje dalam cerpen Itje Noerbaja & Kang
Djalil, Jo dalam cerpen Kalau Semua Wanita Jelek, Shinta dalam cerpen
Percayakah Kau Padaku?, dan Hesty dalam cerpen Buat Apa Disesali.... Keenam
tokoh tersebut merupakan tokoh protagonis, mereka lebih mendominasi dan
diceritakan terus menerus dalam cerita. Penggambaran karakter tokoh secara
detail dan utuh. Hal ini membuktikan bahwa keenam tokoh dalam masing-masing
cerita tersebut adalah tokoh utama dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang
Baru. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2005: 176) yang
menyatakan bahwa tokoh utama merupakan tokoh yang ditampilkan secara terus
menerus atau paling sering diceritakan dalam sebuah cerita.
Pada unsur latar, diidentifikasi tiga jenis latar yaitu latar tempat, waktu,

dan sosial.Latar yang dilukiskan dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang
Baru dapat memengaruhi cerita dalam cerpen, dengan penyampaian latar yang
baik maka pembaca seolah masuk ke dalam latar cerpen tersebut. Kumpulan
cerpenSepotong Hati yang Baru menampilkan tiga latar yaitu latar tempat, latar
waktu, dan latar sosial. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (2005:
227) yang membedakan latar ke dalam tiga unsur pokok yaitu latar tempat, latar
waktu, dan latar sosial.
Latar tempat adalah tempat menunjuk pada lokasi peristiwa. Nama tempat
yang digunakan, yaitu nama tempat yang nyata, misalnya, nama kota, instansi

7

atau tempat-tempat tertentu. Penggunaan nama tempat haruslah tidak bertentangan dengan sifat atau geografis tempat yang bersangkutan, karena setiap latar
tempat memiliki karakteristik dan ciri khas sendiri. Latar tempat dalam kumpulan
cerpen Sepotong Hati yang Baru, di antaranya rumah kontrakan, kedai fast food,
dan rumah Rio dalam cerpenHiks Kupikir Itu Sungguhan. Rumah sakit, hotel, dan
rumah keluarga Wong Lan dalam cerpen Kisah Sie Sie.. Rumah Meneer van
Houten dalam cerpen Itje Noerbaja & Kang Djalil.Kafe, rumah Jo, rumah sakit,
dan apartemen dalam cerpen Kalau Semua Wanita Jelek. Kerajaan Wideha,
kerajaan Kosala, hutan, padepokan, pekuburan kota dalam cerpen Percayakah

Kau Padaku?. Rumah Menteng, kampus UI Salemba, dan rumah Kebayoran Baru
dalam cerpen Buat Apa Disesali....
Latar waktu berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi.Latar
waktu

yang

diceritakan

harus

sesuai

dengan

perkembangan

yang

terjadi.Penggambaran waktu yang dipakai dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati
yang Baru berupa penunjukan waktu pagi, siang, sore, dan malam. Selain itu, juga
menunjukkan waktu pukul tertentu.Latar waktu dalam kumpulan cerpen ini terjadi
dalam rentang waktu masa yang cukup lama dan bertahap.
Latar sosial merujuk pada berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat pada tempat tertentu. Hal tersebut meliputi masalah
kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir,
serta hal-hal yang termasuk latar spiritual. Latar sosial dalam kumpulan cerpen
Sepotong Hati yang Baru ini adalah kebiasaan dalam kehidupan pertemanan
dalam cerpen Hiks Kupikir Itu Sungguhan, kebiasaan masyarakat Singkawang
dalam perihal ”nikah foto” dalam cerpen Kisah Sie Sie. Kehidupan di masa-masa
penjajahan Belanda dalam cerpen Itje Noerbaja & Kang Djalil. Cara berpikir
orang mengenai kecantikan dalam cerpen Kalau Semua Wanita Jelek. Kebiasaan
bisik-bisik kotor rakyat Ayodya dalam cerpen Percayakah Kau padaku?.
Perbedaan strata / kelas sosial dalam cerpen Buat Apa Disesali....
Hasil penelitian berupa analisis aspek kejiwaan tokoh utama perempuan
pada kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye, yaitu
berpangkal dari pembahasan terhadap aspek penokohan yang terdapat dalam

8

analisis truktural, sehingga dapat dikatakan bahwa analisis psikologi merupakan
tindak lanjut dari analisis struktural. Aspek psikologi sastra dari para tokoh utama
dalam kumpulan cerpen ini akan diteliti unsur psikologi sastra dari tokoh-tokoh
dalam cerita tersebut, dengan pelaksana perwatakan, yang digambarkan memiliki
perkembang-an / konflik yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
(lingkungan). Sigmund Freud (dalam Suryabrata, 2007: 127-128) membagi
susunan kepribadian menjadi tiga sistem yaitu: (1) Id adalah aspek biologis yang
merupakan sistem asli dalam kepribadian, dari sini aspek kepribadian yang lain
tumbuh. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir dan yang menjadi pedoman
id dalam berfungsi adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar
kenikmatan; (2) Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena
kebutuhan individu untuk berhubungan baik dengan dunia nyata. Dalam
berfungsinya ego berpegang pada prinsip kenyataan atau realitas; (3) Super ego
adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional
serta cita-cita masyarakat sebagai-mana yang ditafsirkan orangtua kepada anaknya
lewat perintah-perintah atau larangan-larangan. Super ego dapat pula dianggap
sebagai aspek moral kepribadian, fungsinya menentukan apakah sesuatu itu baik
atau buruk, benar atau salah, pantas atau tidak, sesuai dengan moralitas yang
berlaku di masyarakat. Penelitian tersebut dibahas dengan dilihat dari setiap
psikologi tokoh utamanya.
Dorongan super ego dalam diri tokoh Nana dalam cerpen Hiks Kupikir Itu
Sungguhan mampu menahan id dan mendorong ego dalam mengontrol id dalam
melaksanakan nilai-nilai moralitas. Super ego ditunjukkan Nana dalam mempertahankan hubungan pertemanannya dengan Putri yang sempat berselisih paham,
bahkan Nana rela mengalah dan mendengarkan Putri.
Super ego dalam diri tokoh Sie Sie dalam cerpen Kisah Sie Sie sangat
mendominasi.Super ego mampu merintangi dorongan-dorongan id dan mendorong ego untuk menjalankan dan menekan kerja id. Sie Sie memilih menjadi
istri belian, meskipun ia sangat membenci hal itu. Semua ini dilakukannya demi
membiaya ibunya yang sedang sakit dan biaya hidup adik-adiknya. Selain itu, id

9

yang muncul dari janjinya terhadap sang ibu mendorong ego untuk mewujudkan
hal itu.
Id, ego, dan super ego dalam diri tokoh Itje dalam cerpen Itje Noerbaja &
Kang Djalil bekerja secara seimbang. Kesanggupan, kemauan, serta rasa cinta Itje
terhadap mendiang ibunya, tanah air dan Kang Djalil telah terwujud berkat kerja
tiga sistem kepribadian ini.
Id, ego, dan super ego dalam diri tokoh Jo dalam cerpen Kalau Semua
Wanita Jelek bekerja secara harmonis.Persepsi kecantikan menurut Jo telah hilang
setelah dihadapkan dengan kehidupan nyata yang Jo alami sendiri.Jo
akirnyasadarbahwa semua kehidupan dan nasib seseorang sudah diberikan Tuhan
secara adil.
Id yang kuat dalam diri tokoh Shinta dalam cerpen Percayakah Kau
Padaku? mendorong ego untuk membuktikan cintanya kepada Rama. Munculnya
id dapat diiringi dengan super ego dalam dirinya, sehingga ego muncul untuk
mempersatukan pertentangan-pertentangan antara id dan super ego.
Super ego tokoh Hesty dalam cerpen Buat Apa Disesali... lebih dominan.
Id yang tidak terlampiaskan karena lamaran Tigor yang ditolak Papa-nya
seharusnya mendorong ego untuk membenci Papanya.Namun, impuls-impuls id
mampu dirintangi oleh super ego.Super ego ditunjukkan dengan statusnya sebagai
seorang anak yang harus patuh dan menyayangi Papa-nya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sangidu (2004: 11) bahwa psikologi
sastra adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai suatu karya
yang memuat peristiwa-peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokohtokoh imajiner yang ada di dalamnya atau mungkin juga diperankan oleh tokohtokoh faktual. Secara tidak langsung psikologi dan sastra mempelajari kehidupan
manusia.Sedangkan, secara fungsional psikologi dan sastra mempelajari keadaan
kejiwaan orang lain di mana dalam psikologi gejala tersebut nyata, namun dalam
sastra bersifat imajinatif.

10

SIMPULAN DAN SARAN
Ditinjau dari segi struktural yang sesuai dalam penelitian ini, keenam
cerpen dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru tersusun atas tokoh,
penokohan, latar yang tidak berkaitan antara satu denganyang lain. Tokoh-tokoh
utama atau protagonis yang ditampilkan ialah Nana,Sie Sie, Itje, Jo, Shinta, dan
Hesty. Penokohan atau penggambaran tokoh-tokoh dapat diungkapkan melalui
peranan yang dimainkan para tokoh dalam cerita tersebut. Selanjutnya, latar yang
digunakan dalam cerita diungkapkan melalui latar tempat, latar waktu, dan latar
sosial.
Struktur

kepribadian

memiliki

tiga

unsur,

yaitu

id,

ego,

dan

superego.Ketiga unsur dari struktur kepribadian tersebut memengaruhi tingkah
laku, pola pikir, dan kejiwaan para tokoh utama dalam Sepotong Hati yang
Baru.Dari analisis psikologi diatas, dapat diketahui bahwa para tokoh utama
perempuan memiliki id yang kuat.Mereka cenderung ingin melepaskan diri dari
segala ketidaknyamanan yang mereka rasakan dalam hidup tanpa melihat realita
yang ada.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan ajar khususnya
dalam mengapresiasi sastra. Beberapa cerpen dalam kumpulan cerpen Sepotong
Hati yang Baru dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar karena bahasanya yang
sederhana dan mudah dipahami, maka cerpen ini cocok dijadikan sebagai materi
ajar baik di SMP maupun di SMA.Cerpen ini cocok sekali dijadikan bahan ajar di
SMP kelas IX semester 1 sesuai kurikulum yang berlaku. Cerpen yang dapat
dijadikan sebagai bahan ajar tersebut dari keenam cerpen yang dianalisis dalam
penelitian ini di antaranya; cerpen Kisah Sie Sie,cerpen Itje Noerbaja & Kang
Djalil, cerpen Kalau Semua Wanita Jelek, cerpen Buat Apa Disesali....Cerpencerpen ini memiliki nilai-nilai didik kehidupan yang dapat diambil sehingga dapat
digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra.

11

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rieneka Cipta
Endraswara, S. (2003).MetodologiPenelitian Sastra (Epistimologi, Model, Teori,
dan Aplikasi. Yoyakarta: Pustaka Widyatama.
Liye, T. (2012).Sepotong Hati yang Baru. Jakarta: Republika.
Moleong, J.L. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nurgiyantoro, B. (2005). TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah University
Press.
Sangidu. (2004). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik dan Kiat.
Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gajah Mada.
Semi, A. (1993).Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.
Suryabrata, S. (2007).Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suyitno dan Dipa Nugraha. (2014). Canonization of Four Indonesian
Contemporary Novels Written in the 21 st Century: Questioning Public
Recognition and Acceptance towards the Ideas of Feminism. Journal of
Language and Literature, Vol. 5. No. 1, Februari 2014, pp. 33-40.
Suyitno. (2012) Langkah Strukturalistik, Heuristik, dan Hermeneutik dalam
Strategi Metakognisi Pembelajaran Apresiasi Puisi. Tidak dipublikasikan.