BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja Lingkungan Perusahaan melalui PROPER - Peran Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure Dan Economic Performance Bagi Perusahaan Yang Ada Di Bursa Efek Indonesia

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penilaian Kinerja Lingkungan Perusahaan melalui PROPER

  Menurut sudaryanto (2011), Kinerja lingkungan diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup). Program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. PROPER diumumkan secara rutin kepada masyarakat sehingga perusahaan yang dinilai akan memperoleh insentif maupun disinsentif reputasi tergantung pada tingkat ketaatannya.

  Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan mulai dikembangkan Kementrian Lingkungan Hidup, sebagai alternatif instrument sejak 1995. Pada awalnya, program ini dikenal dengan nama PROPER PROKASIH. Dengan adanya program ini diharapkan dapat menyikapi dengan aktif informasi tingkat penaatan itu dan mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya.

  PROPER bukan merupakan pengganti instrumen konvensional yang ada, seperti penegak hukum lingkungan perdata maupun pidana. Program ini bersinergi dengan instrumen lainnya agar kualitas lingkungan dapat dilaksanakan lebih efisien dan efektif. PROPER merupakan bentuk kebijakan pemerintah meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

  Peringkat kinerja lingkungan perusahaan dikelompokkan pada lima (5) peringkat warna guna memudahkan komunikasi dengan stakeholder dalam menyikapi hasil kinerja penaatan masing-masing perusahaan. Penggunaaan peringkat warna merupakan bentuk komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. Berikut peringkat penilaian program PROPER :

  

Tabel 2. 1

Peringkat PROPER

  PERINGKAT KETERANGAN Emas, skor 5 Perusahaan yang telah berhasil melaksanakan produksi bersih dan telah melakukan upaya 3 R

  (Reuse, Recycle, Recovery) , sehingga dapat mencapai

  hasil yang sangat memuaskan Hijau, skor 4 Perusahaan yang telah melakukan hasil lebih baik dari persyaratan yang ditentukan sebagaimana telah diatur dalam perundang – undangan yang berlaku, termasuk melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle,

  Recovery)

  Biru, skor 3 Perusahaan yang telah melakukan hasil yang sesuai dengan persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana telah diatur dalam perundang – undangan yang berlaku

  Merah, skor 2 Perusahaan yang belum mencapai persyaratan minimal sebagaimana diatur dalam perundang- undangan yang berlaku

  Hitam, skor 1 Perusahaan yang belum melaksanakan pengendalian pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang berarti.

  Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup

  Penilaian PROPER mengacu pada persyaratan perlindungan lingkungan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah terkait dengan pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, AMDAL, dan pengendalian pencemaran laut. Tingkat penaatan perusahaan dikategorikan tepat, apabila memenuhi atau menaati seluruh persyaratan dan ketentuan yang diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika perusahaan memenuhi atau menaati seluruh persyaratan dan ketentuan tersebut, maka akan memperoleh peringkat tertinggi, tetapi jika tidak maka merah atau hitam tergantung pada aspek ketidaktaatannya.

2.1.2 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

  Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan.

  Sedangkan menurut PP No. 27 Tahun 1999,pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan kegiatan.

  Analisis Mengenai Dampak Lingkungan mempunyai fungsi adalah sebagai berikut:

  1. AMDAL berfungsi untuk menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta pengaruhnya

  2. AMDAL berfungsi sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan sejak awal, dan 3. AMDAL berfungsi sebagai arahan atau pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan. Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.

2.1.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

  Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab sosial

  perusahaan. CSR memiliki arti perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatannya yang mempengaruhi manusia, komunitas, dan lingkungan dimana manusia dan komunitas tersebut berada. Perusahaan tidak hanya bertanggung jawab terhadap pemegang saham (pemilik), tetapi juga kepada semua pihak (konsumen, pegawai, kreditur,) yang memiliki kontribusi penting bagi keberhasilan perusahaan.

  Sedangkan menurut (Sudaryanto, 2011) CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam perkermbangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

  Cahyonowati

  Tanggung jawab sosial perusahaan dibagi dalam tiga level area (

  dalam Januarti dan Apriyanti, (2006 ) yaitu :

  1. Basic Responsibility merupakan tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut, misalnya kewajiban membayar pajak, mematuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan dan memuaskan pemegang saham.

  2. Organisational Responsibility merupakan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholder seperti : pekerja, konsumen, pemegang saham dan masyarakat sekitar.

  3. Social Responsibility menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

2.1.4 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

  Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan teori stakeholder (stakeholder theory), artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan

  

stakeholder , nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan

  lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk kontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan.Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha (Freeman, 2002).

  Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga harus memberikan manfaat bagi para stakeholder (Ghozali dan Chariri, 2007). Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber- sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Kemampuan tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.

  Adanya stakeholder theory ini lebih didasari oleh suatu keadaan yang mengutamakan kepentingan pemegang saham dan sebaliknya, menomorduakan kepentingan pemasok, pelanggan, karyawan, dan masyarakat sekelilingnya. Teori

  

stakeholder telah menjelaskan mengenai apa yang menyebabkan perusahaan

  melakukan pengungkapan tanggungjawab sosial terhadap masyarakat dimana perusahaan itu menjalankan kegiatannya.

  Pada dasarnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Dalam hal ini keamanan perusahaan yang pada akhirnya berujung pada kepentingan pemilik perusahaan merupakan motivasi manajer melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.

2.1.5 Environmental Performance

  Environmental performance adalah kinerja perusahaan dalammenciptakan

  lingkungan yang baik atau green.Environmental performance menurut Ali (2004) adalah mekanisme bagi perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Environmental performance diungkapkan ke dalam environmental disclosure.

  Peningkatan environmental performance adalah sumber informasi penting agar perusahaan dapat mencapai tingkatan produksi yang efisien, perbaikan produktivitas sesuai dengan standar keamanan, penekanan biaya yang disebabkan karena kerusakan lingkungan dan kesempatan memperoleh pasar baru (Porter & Van der Linde, 1995).

  Environmental performance yang burukterkait

  dengankewajibanlingkunganperusahaan yang tersembunyidan potensituntutan hukumdi masa depan, semua terkait denganpemborosan perusahaandalam proses manufaktur serta kurangnyainovasi terhadapdiferensiasi produk.Oleh karena itu,

  environmental performance yang burukdapat meningkatkanketidakpastianarus kasmasa depan perusahaan.

  Beberapa penelitianmenyelidikidampakrisiko lingkungandankinerja padabiayaekuitasdanbiayautang.Hasilkinerja lingkunganyang burukmerupakan kewajibanpotensialyang terkait dengankepatuhan danbiayapembersihankarena undang-undanglingkungan hidupyang semakinketat danperaturan. Schneider (2010).

2.1.6 Environmental Disclosure

  Menurut penelitian Mattews (1997) dalam Emillia Nurdin (2006), mendefinisikan Environmental Disclosureatau biasa disebut pengungkapan lingkungansebagai pengungkapan informasi sukarela, baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang dibuat oleh organisasi untuk menginformasikan aktivitasnya, di mana pengungkapan kuantitaif berupa informasi keuangan maupun non keuangan.

  Hendriksen (2000) dalam Emillia Nurdin (2006), menyatakan bahwa dalam pengertian luasnya, pengungkapan berarti penyampaian informasi (release of

  information ). Para akuntan cenderung menggunakan kata ini dalam pengertian yang

  agak terbatas, yaitu penyampaian informasi lingkungan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya laporan tahunan.

  Terkait dengan laporan keuangan, Chariri dan Ghozali (2007) menyatakan bahwa disclosure berarti pemberian informasi mengenai aktivitas suatu perusahaan.

  Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan harus bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam membantu pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, informasi tersebut harus relevan, dapat diandalkan dan menggambarkan secara tepat peristiwa ekonomi yang mempengaruhi hasil aktivitas perusahaan.

  Ada 2 jenis pengungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Yang pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu Negara. Sedangkan yang kedua adalah pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitupengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.

2.1.7 Economic Performance

  Economic Performance perusahaan merupakan suatu ukuran tertentu yang

  digunakan oleh entitas untuk mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba. Atau dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Economic

  

Performance perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh

  perusahaan dalam periode tertentu. Economic Performance perusahaan juga dapat diukur melalui kinerja pasar dan kinerja fundamental perusahaan.

  Pada era perekonomian pasar yang disertai dengan terwujudnya kondisi good

  

economic performance , tidak saja menuntut terciptanya economic performance

  efisien yang secara ekonomi membawa keuntungan besar bagi perusahaan tetapi juga perlu disertai adanya perilaku economic performance berkualitas etis, yakni dengan perwujudan secara baik tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu, Informasi keuangan dibutuhkan oleh investor berupa informasi kuantitatif dan kualitatif baik yang bersumber dari pihak internal perusahaan (manajemen) maupun pihak eksternal perusahaan. Selain informasi keuangan, informasi non keuangan juga dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan, seperti kepuasan pelanggan atas layanan perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007).

  2.

2 Penelitian Terdahulu

  Penelitian mengenai peran environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance sudah banyak dilakukan. Salah satunya adalah Almilia dan Wijayanto (2007), meneliti pengaruh environmental performance dan environmental disclosure terhadap economic performance.

  Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerjalingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan.

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu

  No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

  1 Sudaryanto, 2011 Pengaruh Kinerja kinerja lingkungan

  Lingkungan berpengaruh secara tidak Terhadap Kinerja langsung terhadap Finansial kinerja finansial Perusahaan perusahaan melalui Dengan Corporate Corporate Social Social Resposibility Responsibility (CSR) Disclosure Disclosure .

Sebagai Variabel

Intervening

  Anggraini

  2 2008 Hubungan Antara Environmental

  Environmental performance tidak Performance, berpengaruh signifikan

  terhadap environmental

  Environmental Disclosure dan disclosure tapi Return Saham . berpengaruh positif

  signifikan terhadap return saham, environmental disclosure mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham

  3 Wibisono, Adi 2011 Pengaruh environmental Gunawan environmental performance dan

  performance dan environmental disclosure environmental berpengaruh negatif Disclosure tetapi tidak terhadap economic signifikan terhadap performance pada economic performance, Perusahaan sedangkan secara pertambangan dan simultan environmental pemegang performance dan Hph/hphti yang environmental disclosure terdaftar di bei tidak berpengaruh

  signifikan terhadap

  economic performance

  4 Suratno, 2007 Pengaruh environmental Darsono, Environmental performance berpengaruh Mutmainah Performance positif signifikan

  Terhadap terhadap environmental Environmental disclosure dan Disclosure dan environmental Economic performance juga Performance . berpengaruh secara

  positif signifikan terhadap economic performance.

2.3 Kerangka Konseptual

  Perusahaan dengan environmental performance yang baik akan direspon secara positif oleh investor melalui fluktuasi harga saham perusahaan dan environmental performance yang buruk akan memberikan dampak negatif terhadap environmental disclosure dan economic performance, sehingga calon investor tidak tertarik untuk menanamkan sahammnya terhadap sebuah perusahaan.

  Sedangkan perusahaan dengan pengungkapan lingkungan yang tinggi dalam laporan keuangannya akan lebih dapat diandalkan. Laporan keuangan yang handaltersebut akan berpengaruh terhadap kinerja finansial, dimana investor akanmerespon secara positif dengan fluktuasi harga pasar saham yang semakin tinggi.

  Laporan keuangan yang baik akan berpengaruh positif terhadap economic performance, sebaliknya jika kinerja lingkungan yang buruk memberikan dampak negatif terhadap informasi laporan perusahaan mengenai lingkungan dan memberikan dampak negatif terhadap perilaku ekonomi.

  Melihat adanya hubungan dari environmental terhadap environmental disclosure serta economic performance, maka kerangkapemikiran untuk penelitian ini disusun sebagai berikut :

  Environmental Performance (Y)

  Environmental Disclosure Economic Performance

   (X1) (X2)

GAMBAR 2.1.

KERANGKA KONSEPTUAL

  

2.3.1 Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental

Disclosure

  Penelitian empiris mengenai hubungan environmental performancedengan

  

environmental disclosure lebih menemukan hubungan yang beragam. Penetapan

  hubungan antara environmental performance dengan environmental disclosure dilihat dari perspektif tanggung jawab sosial perusahaan masih belum menemukan hubungan yang pasti karena banyak penelitian yang berbeda-beda.

  Kinerja lingkungan sangat dipengaruhi oleh sejauh mana dorongan terhadap pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh berbagai instansi khususnya instansi pemerintah. Kinerja lingkungan juga akan tercapai pada level yang tinggi jika perusahaan secara proaktif melakukan berbagai tindakan manajemen lingkungan secara terkendali. Dengan adanya tindakan proaktif perusahaan dalam pengelolaan lingkungan serta adanya kinerja yang tinggi, manajemen perusahaan diharapkan akan terdorong untuk mengungkapkan tindakan manajemen lingkungan tersebut dalam bentuk annual report (Berry dan Rondinelle, 1998 dalam Ja’far dan Arifah, 2006).

  Ada pendapat bahwa environmental performance yang baik mengurangi pengungkapan biaya-biaya lingkungan masa depan perusahaan. Pengungkapan informasi biaya-biaya lingkungan ini harus dirasakan sebagai berita gembira oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapankan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan dengan environmental performance yang buruk (Verrecia, 1983 dalam Suratno, 2006).

  Kinerja lingkungan akan berpengaruh terhadap besarnya pengungkapan lingkungan. Semakin besar peran dari perusahaan dalam kegiatan lingkungan hidup, maka semakin besar pula pengungkapan lingkungan yang diungkapkan di dalam laporan keuangan. Dengan meningkatkan kinerja lingkungannya, maka akan menjadi

  

good news tersendiri bagi perusahaan. Oleh sebab itu, kinerja perusahaan terhadap

  lingkungan yang baik dan kemudian juga diungkapkan didalam laporan tahunan akan semakin menarik minat para investor untuk melakukan investasi terhadap perusahaan.

2.3.2 Pengaruh Environmental Performance terhadap Economic Performance

  Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan kadangkala melupakannya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungan bersifat non reciprocal yaitu transaksi keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik.

  Menurut (Donovan dan Gibson, 2000 dalam sembiring, 2006) menyatakan bahwa berdasarkan hubungan antara profitabilitas dan tingkat kinerja sosial adalah ketika perusahaan memiliki tingkat laba yng tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan, misalnya dalam dalam ruang lingkup sosial dan dengan demikian investor akan tetap melakukan investasi di perusahaan tersebut. Sehingga kinerja ekonomi/profitabilitas yang diproksi dengan pendapatan per lembar saham menunjukan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja sosial. Semakin besar andil perusahaan didalam lingkungan, maka semakin baik pula image perusahaan di mata stakeholder maupun pengguna laporan keuangan.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan uraian konseptual di kemukakan di atas diketahui bahwa adanya hubungan antara environmental performance terhadap environmental disclosure dan

  

economic performance. Terdapat pula adanya perbedaan-perbedaan kesimpulan dari

  penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Maka berdasarkan uraian diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh positif environmental performanceterhadapenvironmental

  disclosure

  H2: Terdapat pengaruh positif environmental performance terhadapeconomic

  performance

Dokumen yang terkait

Peran Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure Dan Economic Performance Bagi Perusahaan Yang Ada Di Bursa Efek Indonesia

5 138 74

Pengaruh Environmental Performance dan Hard Environmental Disclosure Terhadap Return Saham

3 24 62

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kinerja Perusahaan - Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal - Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

1 1 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas - Pengaruh Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal - Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Auditor Switchng Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Definisi Laporan Keuangan - Investigasi Terhadap Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Pasar Perusahaan 2.1.1 Pengertian Nilai Pasar Perusahaan - Pengaruh Kebijakan Dividen Perusahaan Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Pada Perusahaan Investasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 25

Peran Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure Dan Economic Performance Bagi Perusahaan Yang Ada Di Bursa Efek Indonesia

0 1 11