BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pa

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

  Dalam memecahkan permasalahan dengan jelas dan sistematis, maka dibutuhkan teori-teori sebagai landasan dalam memilih kejelasan dalam memecahkan permasalahan yang diteliti.Teori terdiri dari konsep-konsep, defenisi, acuan yang menggambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variable dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksikan) fenomena tersebut (Rahmat,1993:7). Dalam penelitian diperlukan kerangka- kerangka teori yang merupakan titik dalam mencari solusi atau pemecahan dari suatu masalah.

  Dalam memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah: Teori Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Kepemimpinan, Produktivitas kerja.

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

  Manusia adalah makhluk social yang berinteraksi dengan manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan yang lainnya.Komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yaitu “sama”,yang diartikan sebagai proses penyamaan makna ( Effendy, 2007: 9).

  Harrold Laswell dalam bukunya “The structur and function of communication in Society”bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut “Who says in with Channel to whom with what effect?”

  (Effendy, 1993 : 10).Komunikasi memiliki tujuan dan fungsi dalam menyampaikan pesan. Dalam hal ini komunikasi memiliki tujuan untuk mengubah sikap, opini, pandangan, pendapat untuk mengubah perilaku dan masyarakat.serta memiliki fungsi untuk menginformasikan, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak. Selanjutnya meskipun tekhnologi komunikasi berubah dengan cepat dan drastic, kita mengirimkan surat elektronika, bekerja dengan computer, misalnya- tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun hebatnya resolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan dating ( Arnold dan Bowers, 1984:Naisbitt, 1984).

2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

  Berdasarkan defenisi Lasswel ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :

  1. Sumber (source) Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya atau pikirannya, sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau non verbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebt penyandian (encoding). Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber mempengaruhi sumber dalam merumuskan pesan.

  2. Pesan Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau noverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan

  3. Saluran atau media Saluran atau media yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber umtuk menyampaikan pesannya kepada penerima.Saluran dapat merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima baik verbal dan non verbal.

  Saluran dapat juga merujuk pada cara penyajian pesan yakni langsung (tatap muka), lewat media cetak atau media elektronik.

  4. Penerima/sasaran Penerima / sasaran yaitu orang yang menerima pesan dari sumber.Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaannya, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang diterima menjadi gagasan yang dapat dipahami.Proses ini disebut decoding.

  5. Efek Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan keyakinan dan sebagainya.

  6. Umpan Balik Umpan Balik, adalah respon terhadap pesan yang dikirimkan kepada pengirim pesan.

  7. Gangguan/ kendala komunikasi Lingkungan, adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

2.1.1.3 Ruang Lingkup Komunikasi

  Ditinjau dari bentuknya, Liliweri (1991: 7-8) komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut a.

  Komunikasi Persona 1.

  Komunikasi intrapesona 2. Komunikasi Antarpesona b. Komunikasi Kelompok 1.

  Komunikasi kelompok kecil 2. Komunikasi kelompok besar c. Komunikasi Massa

  Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis – jenis sebagai berikut:

1. Komunikasi sosial (communication social) 2.

  Komunikasi organisasional/manajemen (organizational/management communication) 3. Komunikasi Bisnis ( business communication)

  4. Komunikasi Politik (political communcation)

  5. Komunikasi Internasional (International

  communication )

  6. Komunikasi antar budaya (intercultural

  communication )

  7. Komunikasi pembangunan (development

  communication )

  8. Komunikasi tradisional (traditional communication) Ditinjau dari sifatnya,komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Komunikasi Verbal (verbal communication)

  a. Komunikasi Lisan (oral communication)

  b. Komunikasi tulisan (written communication)

  2. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication)

  a. Komunikasi kial (gestural/body communication)

  b. Komunikasi gambar (pictorial communication)

  3. Komunikasi tatap mata (face to face communication)

  4. Komunikasi Bermedia (mediated communication) Bedasarkan situasi komunikan, maka diklasifikasikan menjadi bentuk – bentuk sebagai berikut:

  1. Komunikasi pribadi (personal communication)

  a. Komunikasi intra pribadi (intrapersonal

  communication )

  b. Komunikasi antar pribadi (interpersonal

  communication )

  2. Komunikasi kelompok (group communication)

  a. Komunikasi kelompok kecil (small group

  communication )

  b. Komunikasi kelompok besar (large group

  communication )

  3. Komunikasi massa (mass communication)

  a. Komunikasi media massa cetak/pers (printed

  mass media communication )

  b. Komunikasi media massa elektronik (electronic

  mass media communication )

  4. Komunikasi media (media communication) Berdasarkan tujuan, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Mengubah sikap (to change the attitude)

  b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the

  opinion )

  c. Mengubah prilaku (to change the behaviour)

  d. Mengubah masyarakat (to change the society) Berdasarkan fungsinya, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Menginformasikan (to inform)

  b. Mendidik (to educate)

  c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence) Berdasarkan tekniknya, komunikasi diklasifikasikan menjadi: a. Komunikasi informative (informative communication)

  b. Komunikasi persuasive (persuasive communication)

  c. Komunikasi pervasive/meresap (pervasive

  communication )

  d. Komunikasi koersif (coercive communication)

  e. Komunikasi instruktif (instructive communication)

  f. Hubungan manusiawi (human relation) Metode komunikasi meliputi kegiatan – kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut: a. Jurnalisme/Jurnalistik (journalism)

  1. Jurnalisme cetak (printed journalism)

  2. Jurnalisme elektronik (electronic journalism)

  b. Hubungan masyarakat (public realtions)

  c. Periklanan (Advertising)

  d. Propaganda

  e. Perang urat syarf (psychological warfare)

  f. Perpustakaan (Library) Berdasarkan uraian diatas Perusahaan akan mampu menangani permasalahan dalam mencapai tujuan melalui kegiatan komunikasi. Dalam hal ini komunikasi memiliki peranan dalam proses penyampaian dan pertukaran antar pimpinan dan karyawan.

2.1.2.Kepemimpinan

2.1.2.1 Pengertian Kepemimpinan

  Defenisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefenisikan konsep kepemimpinan.Defenisi kepemimpinan secara luas meliputi proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku untuk mencapai tujuan , memengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga memengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang diluar kelompok. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori “Ilmu terapan” dari ilmu social, sebab prinsip-prinsip, defenisi, dan teori- teorinya diharapkan dapat bermanfaat bagi usaha peningkatan taraf hidup manusia.

  Tiga implikasi yang penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan,yakni:

  1. Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut.

  2. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota secara seimbang.

  3. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.

  Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan memengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela. Ada beberapa factor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas,dan bujukan.Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing., yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu.Fungsi kepemimpinan merupakan gejala social, karena harus diwujudkan dalam interaksi antarindividu di dalam situasi social.Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti: a.

  Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.

  b.

  Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau support atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok.

  Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing.Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu: 1.

  Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas.

  2. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama.

  3. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai.

  Menurut Sanford, Hunt dan Bracey dalam Deddy Mulyana (2004:2005) yang menyatakan bahwa cara seorang bawahan member respon kepada atasannya bergantung pada fakto-faktor seperti sejauh mana bawahan mempercayai atasannya dan berapa besar keingina bawahan naik pangkat dan mobilisasi keatas.Menurut sintesa Jablin dalam Deddy Mulyana (2005:205) memperkenalkan Delapan kategori masalah hubungan pimpinan dan bawahan, yakni: 1.

  Pola-pola interaksi 2. Keterbukaan

3. Distorsi keatas 4.

  Pengaruh ke atas 5. Sifat-sifat pribadi diadik 6. Jarak informasi semantic 7. Atasan yang efektif 8. Pengaruh variable-variabelorganisasi sistematik.

  e.

  Defenisi berdasarkan komponen menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya

  Ikut serta dalam interaksi social informan tanpa terlibat dalam muslihat atau gurauan atau hal-hal lainnya yang mengganggu komunikasi yang menyenangkan.

  f.

  Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona dan antarpersona yang efektif.

  Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap bertahan atau mengentikan proses.

  Menurut analisa khusus Pace & Boren dalam deddy mulyana (2005:202) menyatakan bahwa hubungan antar personalakan berhasil dan efektif bila melakukan hal-hal sebagai berikut: a.

  d.

  Menyampaikan informasi kepada oang lain tanpa menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman, penyimpangan atau perubahan lainnya yang disengaja.

  c.

  Menetapkan dan menegastakan identitas anda dalam hubungan dengan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidakpastian.

  b.

  Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan.

2.1.3. Komunikasi Antar Pribadi

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

  dalam hal ini, penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagi dampaknya dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Dalam defenisi berdasarkan hubungan, dapat didefenisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar dua orang atau lebih.Dimana terjadi kontak langsung dalam percakapan.William F. Gluek mengatakan bahwa “ komunikasi antarpribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antar dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia (A.W.Widjaja, 1986:8).

  Dalam proses komunikasi antar pribadi Nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama ( mutual understanding) dan empati. Komunikasi antarpribadi dianggap paling efektif dalam mengubah sikap. Pendapat, atau perilaku manusia berhubungan dengan prosesnya yang dialogis ( Liliweri, 1997:12).

  2.1.2.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan dan akan dibahas enam tujuan komunikasi antar pribadi yang dianggap penting. Satu hal yang perlu diperhatikam dalam tujuan komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi yang memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lai, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih dalam tentang sikap dan perilaku kita.

  1.Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain

  Nasehat seorang filsuf terkenal Socrates yaitu : cogito

  ergosum yang memiliki arti kurang lebih “kenalilah dirimu”.Salah

  satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antar pribadi.Komunikasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Melalui komunikasi antar pribadi kita juga belajar tentang bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang lain. Selain itu, komunikasi antar pribadi juga akan membuat kita mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang lain.

  2.Mengetahui Dunia Luar Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek dan kejadian- kejadian orang lain. Banyak informasi yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi antar pribadi. Meskipun ada yang berpendapat bahwa sebagai besar informasi yang ada berasal dari media massa, tetapi informasi dari media massa tersebut sering dibicarakan dan diinternalisasi melalui komunikasi antar pribadi.

  3.Menciptakan dan Memelihara Hubungan menjadi bermakna Kita menggunakan banyak waktu berkomunikasi antar pribadi yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan social dengan orang lain.Hubungan ini membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.

  4.Mengubah Sikap dan Perilaku Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui komunikasi antar pribadi.

  5.Bermain dan Mencari Hiburan Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan.Seringkali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena kita bias member suasan yang lepas.

  6.Membantu Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antar pribadi.

2.1.2.3 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi

  Komunikasi antar pribadi sebagai suatu bentuk perilaku, dapat berubah dan sangat tidak efektif. Pada suatu saat komunikasi bias lebih buruk pada saat lain bias lebih baik. Namun demikian, perlu diingat bahwa setiap tindakan komunikasi adalah perbedaan dan mempunyai keunikan-keunikan sendiri.Sehingga prinsip- prinsip yang dibicarakan disini harus diterapkan secara fleksibel.

  Menurut Kumar dalam Wiryanto (2004:36) efektifitas komunikasi antar pribadi mempunyai lima ciri, yaitu:

  1. Keterbukaan ( openes), kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menanggapi hubungan antarpribadi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikaf terbuka atau tidak ada yang ditutupi, sehingga dapat menimbulakan rasa percaya dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme.

  2. Empati ( empathy), kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati yaitu kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

  3. Dukungan (supportiveness), situasi yang terbuka untuk mendukung informasi berlangsung efektif merupakan salah satu cara untuk membangkitkan antusiasme. Sehingga dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi atau diberi semangat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

  4. Rasa positif , seseorang harus memiliki rasa positif terhadap dirinya, mendorong orang lain agar lebih aktif berpartisipasi dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif dengan melatih kemampuan mendengar dan bersikaf perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik dengan sikap positif.

  5. Kesamaan (equality),pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai pihak lainnya, atau komunikasi yang dijalin lebih akrab untuk mempunyai kesamaan pandangan, kesamaan sikap, kesamaan ideology dan sebagainya.

  Dari pengetian komunikasi antarpribadi yang telah dikemukakan terlihat jelas bahwa pimpinan (komunikator) harus bisa menarik perhatian pegawai/ karyawannya (komunikan) tentang suatu pesan sehingga terjadi kontak langsung, sehingga dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai dengan tepat.

2.1.4 Produktivitas kerja

  Produktivitas kerja sebenarnya mencakup tentang suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan kehidupan mengenai pelaksanaan produksi didalam suatu perusahaan dimana dalam memproduksi untuk hari ini diharapkan lebih baik dari hari kemarin begitu juga system kerjanya. Seseorang selalu mencari perbaikan-perbaikan dengan dinamis, kreatif, serta terbuka.Pengertian dari produktivitas, berikut ini pembahasan yang dikemukakan oleh sukanto (1995), dalam bukunya yang berjudul manajemen produksi replasi menyatakan bahwa : “Produktivitas adalah nilai output dalam hubungan dengan suatu kesatuan input tertentu.Peningkatan produktivitas yang berarti jumlah sumber daya yang digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang di produksisemakin meningkat dan membaik. Produktivitas kerja karyawan memerlukan keterampilan kerja yang sesuai dengan isi kerja minimal mempertahankan cara kerjayang sudah baik. Teknologi yang semakin maju berpengaruh pada kebutuhan masyarakat yang semakin beragam menuntut karyawan untuk selalu menunujukkan kualitas dari sumber daya manusia yang berkualitas dapat membuat perusahaan semakin mantap untuk bersaing dalam era globalisasi ini. Oleh karena itu kerja produktif memerlukan prasyarat yang lain sebagai faktor pendukung,yaitu kemauan kerja yang tinggi, kesanggupan kerja dan hubungan kerja yang harmonis dan saling percaya. Untuk itu, berhasilnya tujuan untuk perusahaan juga tergantung pada partisipasi kerja, semangat kerja serta disiplin kerja para karyawannya. Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai penggunaan lebih intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan masih diukur secara tepat akan benar- benar menunjukkan suatu penampilan efisiensi.

  Menurut Locke dalam Danuyasa A (1998:346) yang menyatakan bahwa orang yang menentukan bagi dirinya sendiri tujuan yang lebih tinggi atau menerima tujuan demikian yang ditentukan orang lain akan mengeluarkan usaha yang lebih berprestasi lebih baik, maka suatu pencapaian yang dilakukan pegawai dalam memenuhi standar atau tujuan perusahaan yang memotivasi oleh diri sendiri dan kondisi yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian tersebut.Jadi yang dinilai adalah sifat-sifat dari pegawai dan kontribusi terhadap kerja,antara lain: 1)

  Semanagt kerja 2)

  Loyalitas 3)

  Kerja sama 4)

  Kehadiran

5) Penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu.

  Setiap perusahaan selalu berkeinginan agar tenaga kerja yang dimiliki mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas kerja dipengaruhi beberapa factor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain, sepertin, tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan social, lingkungan kerja, iklim kerja, teknologi,sarana produksi, manajemen, dan prestasi.

2.1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja

  Setiap Perusahaan selalu berkeinginan agar tenaga kerja yang dimiliki mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa factor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun factor lain, seperti tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi , gizi dan kesehatan,tingkat penghasilan, jaminan social, lingkungan kerja, iklim kerja, teknologi, sarana produksi, manajemen, dan prestasi.

  Menurut Simanjuntak 1993 (dalam Sutrisno, 2010: 209) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu : 1.

  Pelatihan

  Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai pelengkap, akan tetapi sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan.

  2. Mental dan Kemampuan Fisik Karyawan.

  Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi, oleh karena itu keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja.

  3. Hubungan Antara Atasan dan Bawahan.

  Hubungan atasan dan bawahan akan mempengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan atasan terhadap bawahan, sejauh mana bawahan diikut sertakan dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalin-menjalin telah mampu meningkatkan produktivitas kerja.

  Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para pegawai yang ada diperusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan untuk mengukur produktivitas kerja.

2.1.4.2 Indikator Produktivitas Kerja

  Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi karyawan yang ada diperusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana sevara efisien dan efektif, sehingga diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan untuk mengukur produktivitas kerja.

  Menurut Sutrisno 2010, produktivitas kerja diperlukan diperlukan suatu indikator yaitu:

  1. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas kemampuan seorang pegawai tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta professional mereka dalam bekerja.Hal ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembankannya kepada mereka.

  2. Meningkatkan Hasil yang Dicapai.

  Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai ialah hasil yang merupakan salah satu dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut.Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

  3. Semangat Kerja Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin, hal semacam ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandigkan dengan hari sebelumnya.

  4. Pengembangan Diri Dalam mengembangkan diri senantiasa untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang dihadapi. Karena semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk mencapai lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

  5. Mutu Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan pada dirinya sendiri.

6. Efisiensi

  Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

  Namun orang sering kali mengabaikan bahwa yang paling menentukan dari upaya peningkatan produktivitas adalah munculnya perilaku produktif dari karyawan.Perilaku produktif pada dasarnya terbentuk dari dua jenis perilaku secara kebersamaan, yaitu perilaku efektif dan efisien.Sebagai perilaku efektif yang menghasilkan kinerja yang sesuai dengan rencana.Perilaku efektif juga daoat dikaji sampai seberapa jauh perilaku itu menghasilkan kinerja, artinya seberapa dekat kinerja yang dihasilkan memenuhi ketentuan dari kinerja yang direncanakan.Sebagai perilaku efisien, perilaku produktif dinilai sampai seberapa jauh kinerja yang dihasilkan bila dibandingkan dengan masukan yang digunakan untuk menghasilkan kinerja tersebut.

2.2 Kerangka Konsep

  Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1997).

  Variabel bebas Variabel terikat (Y) (X)Efektifitas Produktivitas Komunikasi antar Kerja pribadi

  Pimpinan Variabel Z Karakteristik responden

  2.3 Variabel Penelitian Berdasarkan operasional konsep penelitian, adapun variabel penelitian yang digunakan ada dua variabel yaitu sebagai berikut : 1.

  Variabel bebas (x) / independent Variable Variabel bebas yaitu segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut variabel terikat (Nawawi, 2001:57).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Efektivitas komunikasi antar pribadi pimpinan.

  2. Variabel terikat (Y) / Dependent Variabel Variabel terikat yaitu variable yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Bungin,2011:72). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produktivitas Kerja Pegawai.

  3. Karakteristik Responden (Z) Karakteristik responden merupakan cirri-ciri pada responden yang akan dijadikan sampel pada penelitian. Karakteristik responden meliputi karakteristik responden yaitu pegawai KPP Pratama Padangsidimpuan.

  2.4 Operasional Variabel

  Operasional Variabel berfungsi untuk memperjelas pengertian variable, maka untuk mempermudah penelitiandibuat operasional variable sebagai berikut:

  Variabel Teoritis Operasional Variabel Variabel Bebas (X) a.Keterbukaan b.empati Efektifitas Komunikasi c.Dukungan Antar Pribadi pimpinan d. Rasa Positif e.Kesamaan

  Variabel terikat (Y) a.Kemampuan Produktivitas kerja b.Hasil yang dicapai c.Semangat Kerja d.Pengembangan Diri

e.Mutu

Variabel (Z) a.Jenis Kelamin f.Efisiensi Karakteristik responden b.Usia c.Pendidikan d.Masa kerja

  2.5 Defenisi Operasional

  Dalam penelitian ini defenisi operasional berfungsi memperjelas pengertian variable-variabel yang terdapat dalam penelitian serta untuk menghindari kesalahpahaman.Maka defenisi operasionalnya sebagai berikut:

  1. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan.

  a.

  Keterbukaan: Kemauan Pimpinan untuk menanggapi informasi yang diterima dalam hubungan komunikasi antar pribadi pimpinan terhadap pegawaipada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan. b.

  Empati: Kemauan Pimpinan untuk menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi dengan pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

  c.

  Dukungan: Situasi yang terbuka untuk mendukung informasi yang berlangsung efektif merupakancara untuk membangkitkan antusiasme pimpinan kepada pegawai pada KantorPelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

  d.

  Rasa Positif :Adanya rasa positif yang dimiliki pimpinan untuk mendorong dan menciptakan situasi komunikasi yang kondusif dalam bekerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

  e.

  Kesamaan: Adanya pengakuan pimpinan untuk saling menghargai satu sama lain, mempunyai kesamaan pandangan, kesamaan sikap, kesamaan ideology dalam bekerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

2. Produktivitas kerja.

  a.

  Kemampuan ; Kemampuan Pegawai dalam meningkatkan keterampilan dan profesionalisme dalam bekerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

  b.

  Meningkatkan hasil yang dicapai :Upaya pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja serta menikmati hasil pekerjaannya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

  c.

  Semangat Kerja: usaha pegawai dalam meningkatkan etos kerja untuk mencapai hasil yang lebih baik pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

  d.

  Pengembangan Diri: Tantangan yang dihadapi pegawai untuk mengembangkan diri dalam meningkatkan kemampuan kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan. e.

  Mutu:Hasil kerja pegawai yang menunjukkan kualitas kerja yang terbaik pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

  f.

  Efisiensi: Perbandingan hasil dan sumber daya pegawai yang memberikan pengaruh signifikan dalam bekerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

3. Karakteristik responden a.

  Jenis Kelamin adalah pria dan wanita.

  b.

  Usiaadalah kedewasaan seseorang sebagai seorang pemimpin dan pegawai.

  c.

  Pendidikan adalah derajat dari seseorang berdasarkan pendidikan yangtelah dijalaninya.

  d.

  Masa Kerja adalah Jangka waktu kerja seseorang.

2.6 Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh sebab itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono,2003).

  Ho:Tidak terdapat hubungan komunikasi antarpribadi pimpinan terhadap produktivitas kerja pada Kantor pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan. Ha: terdapat hubungan komunikasi antarpribadi pimpinan terhadap produktivitas kerja pada Kantor pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.

Dokumen yang terkait

Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan)

7 68 85

Komunikasi Antar Pribadi dan Produktivitas Kerja ( Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi antara Pimpinan Dan Karyawan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di PT. LOGIKREASI UTAMA MEDAN)

0 51 85

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Produktivitas Kerja.

0 23 107

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepemimpinan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Keberhasilan Kepemimpinan Hotel Emeral Garden Medan)

0 37 110

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Komunikasi Antar Pribadi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Guru BP Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMK Negeri 7 Medan)

0 61 128

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Team Leader pada PT. Infomedia Medan terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Caroline Officer)

2 41 72

Komunikasi Antar Pribadi

0 7 1

Komunikasi Antar Pribadi

0 6 140

BAB II URAIAN TORITIS 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi - Employee Relations dan Kepuasan Kerja

0 0 23