PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGAJUAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN CIAMIS

  SNIPTEK 2014

ISBN: 978-602-72850-5 -7

  

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGAJUAN ALOKASI DANA

DESA KABUPATEN CIAMIS

Eduardie

  STMIK Nusa Mandiri

  ABSTRAK

  — Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah untuk Desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten. Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasar keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini pada dasarnya untuk mengetahui Pengajuan Alokasi Dana Desa di Kabupaten Ciamis untuk dibuatkan sistem informasi yang lebih baik. pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bagian-bagian yang terlibat dalam sistem ini serta studi pustaka. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pengajuan alokasi dana desa masih terdapat berbagai masalah dalam setiap prosesnya. Data-datanya masih dicatat dan disimpan dalam bentuk arsip membutuhkan tempat penyimpanan yang luas. Selain tidak efisien, sistem yang sedang berjalan juga memerlukan banyak tenaga dan waktu sehingga efektivitas kerja tidak tercapai. Penggunaan sistem informasi pengajuan alokasi dana desa dapat membantu dalam proses pengajuan alokasi dana desa dengan cermat dan baik serta dapat menghindari kesalahan pencatatan perhitungan besaran alokasi dana desa.

  Kata Kunci: perancangan sistem informasi, alokasi

  dana desa

  ABSTRACT -- Village Fund Allocation (ADD) is fund

  allocated by the Government for the Village which is sourced from the central and regional finance balance funds received by the District Government. Provision of Village Fund Allocation is a manifestation of the fulfillment of the right of the village to carry out its autonomy to grow and develop following the growth of the village itself based on diversity, participation, indigenous autonomy, democratization and community empowerment. The purpose of this research is basically to know the Submission of Village Fund Allocation in Kabupaten Ciamis to be made a better information system. Data collection is done through interviews with the sections involved in this system as well as literature study. From the results of this study can be concluded that in the filing of the allocation of village funds there are still various problems in each process. The data is still recorded and stored in the form of archives require a large storage area. In addition to inefficient, the system is running also requires a lot of energy and time so that the effectiveness of work is not achieved. The use of information systems for the submission of village funds allocation can assist in the process of applying for the allocation of village funds carefully and well and can avoid the miscalculation of the calculation of the amount of village fund allocation.

  Keywords: information system design, allocation of village funds

  PENDAHULUAN

  Keberadaan desa secara yuridis diakui oleh Negara melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan Peraturan tersebut desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk didalamnya terdapat hak dan kewajiban desa diantaranya mengenai Keuangan Desa yang merupakan hak dan kewajian desa yang bisa dinilai dengan uang. Menindaklanjuti peraturan tersebut Pemerintah Kabupaten Ciamis merumuskan dan membuat peraturan Bupati mengenai tatacara pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) yaitu Perbup Nomor 3 Tahun 2015 untuk desa-desa.

  Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten. Alokasi Dana Desa diberikan kepada 258 desa di 26 wilayah kecamatan se Kabupaten

ISBN: 978-602-72850-5 -7

  Sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Menurut Sutabri (2012:20) karakteristik sistem dibagi menjadi 8 yaitu sebagai berikut :

  5. Masukan Sistem (Input)

  sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  interface. Penghubung ini memungkinkan

  4. Penghubung Sistem (interface) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau

  3. Lingkungan luar Sistem (Environtment) Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Denga demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

  2. Batasan Sistem (Boundary) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak

  1. Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen- komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

  SNIPTEK 2014

  Ciamis. Alokasi Dana Desa selanjutnya disebut ADD merupakan unsur yang sangat penting bagi Desa karena didalamnya terdapat berbagai anggaran yang sangat dibutuhkan oleh desa diantaranya pembangunan insfrastruktur, sarana dan prasarana desa, pemberdayaan masyarakat, kapasitas pemerintah desa, kesejahteraan perangkat desa, BPD, RT/RW, dan sebagainya. Besaran ADD ditentukan dengan pertimbangan (1) kebutuhan penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa (2) jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis desa (3) sinegritas prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten dan Desa. Sejak ADD digulirkan Desa di Kabupaten Ciamis dapat membangun beberapa infrastruktur seperti pengaspalan jalan di beberapa titik, drainase, rehabilitasi aula desa, dan rehabilitasi kantor desa. Pencairan ADD untuk operasional kantor dan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui tiga tahap selama satu tahun yaitu setiap empat bulan sekali. Tahap pertama 30%, tahap kedua 40%, tahap ketiga 30%. Sedangkan ADD untuk penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa, serta honorarium BPD dicairkan setiap satu bulan sekali dan penghasilan tetap RT dan RW dicairkan setiap satu tahun sekali.

  3. Unsur-unsur didalam sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

  Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu sama lain dimana sifat serta kerja sama antar unsur dalam sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.

  2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem yang bersangkutan.

  Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. Unsur- unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok- kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.

  Menurut Sutabri (2012:6) menyimpulkan bahwa “suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.” Dari definisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu sebagai berikut: 1.

  BAHAN DAN METODE Sistem Informasi

  Setelah riset yang dilakukan di pada sistem pengajuan alokasi dana desa Kabupaten Ciamis, didapati berbagai masalah pada saat proses pengajuan, sampai dengan pembuatan laporan. Masalah yang timbul dari sistem berjalan adalah lambatnya pencairan dana dikarenakan proses pengajuannya seringkali mengalami kesalahan terutama dalam penghitungan ADD untuk perlunya beberapa kali revisi. Selain itu, pengajuan ADD melalui beberapa orang dapat beresiko hilangnya berkas. Karena itulah, perlu adanya sistem informasi pengajuan dan pelaporan secara efektif dan efisien, sehingga tidak menghambat dalam pencairan selanjutnya.

  4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Contohnya sistem pernapasan merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh.

  SNIPTEK 2014

ISBN: 978-602-72850-5 -7

  “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  4. Nilai data (Data Value) Nilai data yaitu isi data/informasi yang tercakup dalam setiap elemen data. Contoh atribut dari entitas Mahasiswa dapat berisi Nilai Data: Suci, Nurul, Dikdik, Irfan.

  menggambarkan kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu sistem. Diagaram Alir Data merupakan alat yang dapat menggambarkan arus data didalam

  diagram merupakan serangkaian diagram yang

  atau informasi dimana didalamnya terlihat keterkaitan diantara data- data yang ada”. Data flow

  flow diagram (DFD) menggambarkan aliran data

  Menurut Marimin et, al (2009:110) “data

  Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)

  6. Record data Record data yaitu kumpulan isi elemen data yang saling berhubungan. Contoh: kumpulan atribut nip, nama karyawan, tanggal lahir dari entitas karyawan berisikan: “19620103 198203 1 003”, “Drs. Deni Trisnawan”, ”Jl. Buniseuri”, ”03 Januari 1962”

  5. Kunci elemen data (Key Data Element) Kunci elemen data/primary key yaitu tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan dasarnya, primary key ini haruslah unik, dan nilai data dari primary key ini tidak boleh sama dengan nilai data yang lainnya. Contoh entitas mahasiswa yang mempunyai atribut-atribut nim, nama, alamat, tanggal lahir menggunakan Kunci Elemen Data nim.

  3. Atribut (Elemen Data) Atribut yaitu karakteristik dari suatu entitas atau sebuah komponen bagian dari entitas. Contoh: Entitas Mahasiswa atributnya terdiri dari Nim, Nama, Alamat, Tanggal lahir.

  6. Keluaran Sistem (Output) Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

  Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan

  Enterprice Enterprise yaitu suatu bentuk organisasi atau lembaga sebuah perusahaan contohnya yaitu Bank, Universitas, Rumah sakit, dll.Data yang disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise. Contoh data operasinal: data keuangan, data mahasiswa, data pasien.

  Basis data mempunyai beberapa istilah (Ripai, 2014:1) diantaranya: 1.

  3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan kedalam media penyimpanan elektronik.

  2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudancy) yang tidak perlu, untuk memenuhi kebutuhan.

  1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

  Menurut Sutabri, (2012:46) “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-lapo ran yang diperlukan”. Fathansyah (2012:2) mengemukakan bahwa basis data terdiri atas 2 kata, yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep dan sebagainya. Basis data (database) dapat didefenisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti:

  8. Sasaran Sistem (Objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah di rencanakan

  7. Pengolahan Sistem (Proses) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak mnajaemen.

  2. Entitas Entitas yaitu suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis data.Tentu saja entitas ini biasanya mempunyai sebuah atribut.Kumpulan dari entitas disebut Himpunan Entitas, (exp. Semua Mahasiswa). Contoh entitas dalam lingkungna universitas yaitu: Mahasiswa, Mata kuliah.

ISBN: 978-602-72850-5 -7

  SNIPTEK 2014

  sistem dengan terstruktur dan jelas, lebih lanjut data flow diagram juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik. Simbol-Simbol yang digunakan pada diagram alir data adalah sebagai berikut: 1.

  2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1

  Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak.

  aturan-aturan sebagai berikut : 1.

  Relationship Diagram ke LRS yaitu mengikuti

  Perubahan yang terjadi dari Entity

  Menurut Hasugian (2012:608) memberikan batasan bahwa “LRS adalah sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam kaitanya dengan konvensi ke LRS”.

  B. Logical Record Structure (LRS)

  3. Many To Many (Banyak ke Banyak) Relasi dalam hal ini berupa relasi N ke N, yang artinya satu atau lebih field pada tabel pertama dapat dihubungkan ke satu atau lebih field pada tabel kedua.

  field di tabel kedua.

  Relasi ini menggambarkan hubungan satu field pada tabel pertama ke dua atau beberapa buah

  One To One (Satu ke Satu) Relasi ini menggambarkan hubungan satu field pada tabel pertama ke satu field pada tabel kedua. One To Many (Satu ke Banyak)

  Terdapat tiga buah jenis relasi antar tabel didalam bagan ERD (Pratama, 2014:49-50), ketiga relasi tersebut yaitu: 1.

  3. Relasi (Relationship) Gambar belah ketupat merupakan perlambangan relasi antar entitas atau sering disebut kerelasian. Ada 2 macam penggambaran relasi yaitu relasi kuat dan relasi lemah. Relasi kuat adalah untuk menghubungkan antar entitas kuat sedangkan relasi lemah untuk menghubungkan antar entitas kuat dengan entitas lemah.

  2. Atribut (Attribute) Atibut merpakan semua informasi yang berkaitan dengan entitas. Atribut sering disebut dengan property dari suatu entitas atau objek. Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran elips.

  1. Entitas (Entity) Entitas adalah suatu objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dengan objek lainnya. Objek tersebut dapat berupa orang, benda, ataupun hal lainnya. Entitas digambarkan dalam bentuk persegi panjang.

  4. Simpanan Data (Data Store) Simbol yang berbentuk persegi panjang tidak sempurna, yang digunakan untuk pengarsipan atau penyimpanan data. Data Store ini biasanya komputerisasi, contohnya pita magnetic, file disket, dan file harddisk. Data Store ini juga berkaitan dengan penyimpanan folder.

  Lingkaran Luar (External Entity) Simbol yang berbentuk bujur sangkar yang digunakan untuk menggambarkan asal atau tujuan data. External Entity ini dapat berupa orang atau organisasi atau sistem lainnya yang memberikan input atau output dari sistem.

  2. Proses (Process) Simbol yang berbentuk lingkaran yang digunakan untuk memproses pengolahan data atau transportasi data yang dilakukan oleh orang, mesin, atau computer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

  3. Alir Data (Data Flow) Digambarkan dengan anak panah yang digunakan untuk arah dari proses sistem. Data flow ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau informasi dari suatu bagian ke bagian lainnya. Data flow ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data

  store) dan kesatuan luar (external entity). Selain

  menunjukkan arah alir data, data flow ini perlu diberikan nama sesuai dengan data atau informasi yang dimaksud.

  Bentuk rambu-rambu atau aturan main yang baku dan berlaku dalam penggunaan data flow

  Menurut Yanto (2016:32) “ERD adalah suatu diagram untuk menggambarkan desain konseptual suatu basis data relasional. ERD juga merupakan gambaran yang merelasikan antara objek yang satu dengan objek yang lain dari objek di dunia nyata yang sering dikenal dengan hubungan atara objek yang satu dengan objek lainnya. Dari objek di dunia nyata yang sering dikenal dengan hubungan antar entitas”. ERD terdiri dari tiga komponen, yaitu:

  diagram untuk membuat model sistem adalah

  sebagai berikut: 1. Tidak boleh menghubungkan antara external

  entity dengan external entity lainnya secara langsung.

  2. Tidak boleh menghubungkan data store yang satu dengan data store yang lainnya secara langsung.

  3. Tidak boleh atau tidak diperkenankan menghubungkan data store dengan external

  entity secara langsung.

4. Setiap proses harus ada data flow yang masuk dan ada juga data flow yang keluar.

A. Entity Relationship Diagram (ERD)

  SNIPTEK 2014

ISBN: 978-602-72850-5 -7

  Analisis kebutuhan perangkat lunak dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, rekayasa perangkat lunak (analisis) harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja dan antar muka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak di dokumentasikan dan dilihat dengan pelanggan. Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh software yang akan dibangun. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

  diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan

  software. Semua fungsi-fungsi software harus

  5. Pemeliharaan Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. demikian juga dengan

  4. Pengujian Proses Pengujian dilakukan pada logika internal untuk memastikan semua pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal fungsional untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang dibutuhkan.

  programmer.

  3. Generasi Kode Desain harus diterjemahkan dalam bentuk mesin yang bisa di baca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh

  Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langka yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, asitektur perangkat lunak, representasi interface dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan kedalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat di perkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari dua aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada user. Proses software design untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke dalam bentuk "blueprint" software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. seperti dua aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

  pengembangan perangkat lunak yang mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi Waterfall adalah sebagai berikut: 1.

  (relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi).

  Waterfall adalah suatu metodologi

  ” atau model waterfall. Model ini termasuk kedalam model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

  cycle

  Menurut Pressman (2010), model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life

  Metode Pengembangan Perangkat Lunak

  kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.

  foreign key sebagai primary key yang diambil dari

  3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubunganya M:M (many to many) dan memiliki

2. Desain

ISBN: 978-602-72850-5 -7

  SNIPTEK 2014

  c.

  software tersebut. Pengembangan diperlukan

  ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

  sebelumnya. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada

  Studi pustaka Pengembangan sistem ini juga didasarkan pada hasil studi kepustakaan melalui literature yang sesuai dengan sistem yang dibahas dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.

   Requirement gathering Pengumpulankebutuhan perangkat lunak dengan teknik observasi 100% b. Requirement Analisa kebutuhan perangkat lunak yang telah terkumpul

  Kelebihan dari model ini adalah selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek, maka Software

  100%

  6 Evaluation Sistem informasi menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan dengan tepat

  5 Testing Implementasi sistem informasi dan pengujian 100%

  4 Development Pengembangan Pengembangan sistem dari model yang sudah dibuat 100%

  100%

  Membuat Entity Relationship Diagram(ERD), Logical Record Structure (LRS)

  100% b. Desain Basis Data

  Desain sistem informasi Membuat rancangan sistem informasi penggjian

  3 Modelling dan Design a.

  100%

  2 Field Study a.

  2. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil konsumen/pengguna yang bisa memberikan kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar terjadi.

  100%

  1 Inisialisasi Analisa Masalah Analisis permasalahan yang dihadapi pada current sistem, yaitu permasalahan pada penyimpanan data dan media informasi yang masih manual.

  Tabel 1. Hasil Pencapaian No Kegiatan Hasil Realisasi Capaian

  Engineering(SE) dapat berjalan dengan baik dan

  tanpa masalah meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-eksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal proyek lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.

  Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya. Masalah dengan waterfall: 1.

  Pengamatan (Observation) Pengamatan pada sistem yang berjalan untuk setiap prosesnya, sehingga dapat diketahui bagaimana alur sistem ini berjalan serta berbagai kesalahan dan kekurangan yang sering kali terjadi dalam sistem ini.

  b.

  Wawancara (Interview) Dalam hal ini dilakukan tanya jawab kepada beberapa bendahara di Kabupaten Ciamis serta pihak-pihak yang yang berhubungan dengan proses pengajuan Alokasi Dana Desa (ADD).

  Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam pengembangan sistem. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui berbagai cara, yaitu: a.

  Metode Pengumpulan Data

  3. Waterfall pada umumnya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar yaitu dengan proyek yang dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan dibagi menjadi beberapa bagian sub-proyek.

  Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh berbagai capaian atau hasil penelitian. Realisasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan saat ini tersaji dalam Tabel 1.

  SNIPTEK 2014

ISBN: 978-602-72850-5 -7 KESIMPULAN

  Berdasarkan analisa permasalahan pada penelitian ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Sistem informasi pengajuan alokasi dana desa mempercepat proses pengajuan, karena proses pengajuan tidak berbelit, tidak berulang karena adanya kesalahan penghitungan.

  2. Penggunaan sistem informasi pengajuan alokasi dana desa meminimalisir penggunaan kertas dan pemberkasan semakin minim karena data sudah ada pada database.

  REFERENSI

  Fathansyah. 2012. Basis Data, Edisi Revisi. Bandung: Informatika

  Ladjamudin, Al Bahra bin. 2008. Konsep Sistem Informasi. Jakarta: STMIK Muhammadiyah Jakarta

  Mustakini. 2009. Definisi Sistem. Diambil dari: Mei 2015)

  Pressman (2010), model waterfall

  Romley. 2006. Definisi Sistem. Diambil dari:

  Supranto, J. 2007. Statistik untuk Pemimpin

  Berwawasan Global, edisi 2.Jakarta:

  Salemba Empat Whitten, Jeffery L.2006. Metode Desain Dan Analisis

  Sistem. Edisi Ke-6. Yogyakarta: Andi Winarno, Wahyu Wing. 2006. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Ke-6. Yogyakarta.

ISBN: 978-602-72850-5 -7

  SNIPTEK 2014