ASTRID IRMASARI S. I 0206041
PUSAT BUKU SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh : ASTRID IRMASARI S.
I 0206041
Bismillahirrahmanirrahim. Dengan mengucap Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya Tugas Akhir berjudul Pusat Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik ini dapat terselesaikan walaupun dengan keterbatasan pengetahuan, waktu, tenaga, biaya dan informasi yang dimiliki penulis.
Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Srata (S1) pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarata. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, Tuga Akhir ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir Sumaryoto, MT selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
2. Ummul Mustaqimah, ST, MT Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
3. Dyah S. Pradnya P., ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademis.
4. Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret.
5. Yosafat .W, ST, MT, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Periode 122.
6. Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Periode 122.
7. Seluruh teman-teman Jurusan Arsitektur Unicersitas Sebelas Maret.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan, Amin
HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN
ii KATA PENGANTAR
iii KATA TERIMA KASIH
iv DAFTAR ISI
vi DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Judul
I-1
B. Pengertian Judul
I-1
C. Latar Belakang
I-1
D. Permasalahan dan Persoalan
I-9
1. Permasalahan
I-10
2. Persoalan
I-10
E. Batasan Masalah
I-10
F. Tujuan dan Sasaran
I-10
1. Tujuan
I-10
2. Sasaran
I-11
G. Metode Pembahasan
I-11
H. Sistematika Penulisan
I-13
BAB II TINJAUAN TEORI PUSAT BUKU
A. TINJAUAN UMUM PUSAT BUKU
II-1
1. Pengertian Pusat Buku
II-1
2. Tinjauan Tentang Buku dan Membaca
II-2 II-2
II-14
b. Toko Buku
II-15
c. Persewaan Buku
II-17
B. TINJAUAN PUSAT BUKU SEBAGAI MODERN MARKET
II-17
1. Tinjauan Modern Market
II-17
a. Unsur-unsur Modern Market
II-18
b. Pola Sirkulasi Modern Market
II-18
2. Arsitektur Rekreatif
II-19
C. TINJAUAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
II-21
1. Pengertian Arsitektur boklimatik
II-22
2. Manfaat Desain Bioklimatik
II-23
3. Aspek-aspek bioklimatik
II-23
a. Iklim
II-23
b. Arsitektur Setempat
II-25
4. Desain Hemat Energi
II-27
5. Kenyamanan Termal
II-28
a. Teori
II-28
b. Penerapan Desain Bioklimatik
II-30
D. STUDI BANDING
II-37
1. Pusat Buku Indonesia (PBI), Jakarta
II-37
2. Shopping Center, Yogyakarta
II-38
3. National Library Board, Singapura
II-39
4. Library@Orchad, Singapura
II-41
5. Menara Mesiniaga, Malaysia
II-42
BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA
A. PERSPEKTIF KOTA SURAKARTA
III-1 III-1
III-10
5. Minat Baca Masyarakat Surakarta
.III-12
C. KONDISI IKLIM DI SURAKARTA
III-14
1. Suhu Udara
III-14
2. Curah Hujan
III-15
3. Kelembapan Udara
III-15
BAB IV PUSAT BUKU SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
A. PEMAHAMAN
IV-1
1. Fungsi Pusat Buku
IV-1
2. Visi dan Misi Pusat Buku
IV-2
B. LINGKUP KEGIATAN
IV-2
1. Bentuk dan Sistem Pelayanan
IV-2
2. Kegiatan yang Diwadahi
IV-3
3. Pelaku Kegiatan
.IV-4
4. Waktu Pelayanan
IV-5
C. SASARAN PENGGUNA
IV-5
D. STRATEGI RANCANG BANGUN
IV-5
1. Fasilitas yang Direncanakan
IV-6
2. Persyaratan Bangunan
IV-7
3. Tema dan Pendekatan Desain
IV-12
BAB V
ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. ANALISIS PERUANGAN
V-1
1. Analisis Pelaku Kegiatan
V-1
2. Analisis Jenis dan Alur Kegiatan
V-2
C. ANALISIS MASSA
V-25
1. Analisis Bentuk dan Tata Massa
V-25
2. Analisis Tampilan Bangunan
V-27
a. Warna
V-28
b. Vegetasi
V-29
c. Interior
V-30
D. ANALISIS UNSUR BIOKLIMATIK
V-31
1. Analisis Pencahayaan
V-31
2. Analisis Penghawaan
V-33
a. Ventilasi Silang
V-33
b. Pnghawaan Buatan
V-33
3. Analisis Material
V-34
E. ANALISIS KOMPLEMENTER
V-35
1. Analisis Struktur
V-35
a. Modul Struktur
V-35
b. Sistem Struktur
V-35
2. Analisis Utilitas
V-38
a. Jaringan Listrik
V-38
b. Jaringan Komunikasi
V-39
c. Pengaman Bahaya Kebakaran
V-40
d. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
V-42
e. Sistem Transportasi Vertikal
V-45
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. KONSEP TAPAK PERENCANAAN
VI-1
B. KONSEP PERUANGAN
VI-2 VI-2
VI-9
c. Pengaman Bahaya Kebakaran
VI-9
d. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
VI-11
e. Sistem Transportasi Vertikal
VI-13
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Gambar 2.1 Elektronik book (ebook) II-4 Gambar 2.2 Pintu keamanan dengan sensor
II-11 Gambar 2.3 Fasade rekreatif
II-20 Gambar 2.4 Interior rekreatif
II-20 Gambar 2.5 Pemanfaatan alam pada fasada
II-20 Gambar 2.6 Fasade interaktif
II-20 Gambar 2.7 Karakter santai dalam interior
II-21 Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya
II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap angin
II-30 Gambar 2.10 Ventilasi silang bangunan tropis
II-31 Gambar 2.11 Elemen pelindung matahar
II-32 Gambar 2.12 Pengaruh letak pohon pada bangunan
II-34 Gambar 2.13 Pengaruh vegetasi pada arah angin
II-35 Gambar 2.14 Efek pembayangan
II-35 Gambar 2.15 Unsur air sebagai pendingin alami
II-36 Gambar 2.16 Fasade shopping center
II-38 Gambar 2.17 Kios-kios buku
II-38 Gambar 2.18 Interior shopping center
II-38 Gambar 2.19 NLB, Singapura
II-39 Gambar 2.20 Entrance NLB
II-39
Gambar 2.28 Mesiniaga tower II-42 Gambar 2.29 Sky court yang dilengkapi dengan lansekap vertikal untuk
mengurangi radiasi matahari II-43 Gambar 2.30 Balkon yang berada di sisi timur merupakan salah satu aplikasi
recessed wall II-43 Gambar 3.1 Peta kotamadya Surakarta
III-2 Gambar 3.2 Pembagian SWP
III-4 Gambar 3.3 Suasana interior perpustakaan
III-7 Gambar 3.4 Denah perpustakaan
III-8 Gambar 3.5 Grafik besar suhu tiap bulan
III-14 Gambar 3.6 Grfik banyaknya curah hujan tiap bulan
III-15 Gambar 3.7 Grafik kelembapan Surakarta
III-15 Gambar 4.1 Interior ruang baca
IV-11 Gambar 4.2 Interior dan furniture
IV-11 Gambar 4.3 Area display yang menampilkan hasil karya anak-anak
IV-11 Gambar 4.4 Ruang bermain outdoor
IV-11 Gambar 5.1 Analisa letak sekolah dan universitas di Surakarta
V-19 Gambar 5.2 Tapak
V-20 Gambar 5.3 Sirip horisontal, juga sebagai sun shade
V-27 Gambar 5.4 Macam sirip horisontal dan vertikal
V-27 Gambar 5.5 Vegetasi dapat menjadi kontrol visual
V-29
Gambar 5.11 Pondasi Rakit/ Max Foundation. V-36 Gambar 5.12 Bagan sistem jaringan listrik
V-39 Gambar 5.13 Bagan sistem instalasi listrik
V-39 Gambar 5.14 Skema jaringan internet
V-40 Gambar 5.15 Skema jaringan telepon dan Telkom
V-40 Gambar 5.16 Bagan jaringan sistem audio
V-40 Gambar.5.17 Bagan Jaringan Sistem Pengaman kebakaran
V-40 Gambar 5.18 Bagan jaringan sistem sanitasi air bersih portable water
V-43 Gambar 5.19 Bagan jaringan sistem sanitasi air bersih non portable water
V-43 Gambar 5.20 Bagan jaringan sistem sanitasi air kotor
V-44 Gambar 5.21 Bagan jaringan sistem sanitasi air hujan
V-44 Gambar 5.22 Bagan sistem pembuangan sampah
V-45 Gambar 5.23 Potongan tangga
V-46 Gambar 5.24 Bagian lift
V-47 Gambar 5.25 Bagian eskalator
V-47 Gambar 6.1 Double layer glass
VI-6
PENDAHULUAN
A. JUDUL
Pusat Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik
B. PENGERTIAN JUDUL
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada
salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. 1
Pusat Buku adalah tempat bagi seluruh penerbit buku menampilkan buku
terbitannya dalam stan atau retail shop. 2
Arsitektur Bioklimatik adalah seni merancang bangunan dengan metode hemat energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim dengan
menerapkannya pada elemen bangunan. 3
Sehingga dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan Pusat Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik adalah pusat perbelanjaan buku di Surakarta yang merupakan gabungan toko-toko buku (retail) dengan fasilitas pendukungnya dalam konsep one stop shopping yang dirancang dengan memperhatikan iklim setempat melalui perancangan hemat energi.
C. LATAR BELAKANG
1. Peran Buku dan Pentingnya Membaca
Perkembangan zaman dan teknologi memacu timbulnya ilmu-ilmu dan informasi baru yang selalu update. Salah satunya didokumentasikan dalam media
cetak yang disebut buku.
1 www.wikipedia.com/buku
2 Artikel PBI dalam www.kompas.com
3 Syarif Hidayat, 2000 3 Syarif Hidayat, 2000
tidak sia-sia. 4 Peran penting buku dalam masyarakat membuatnya memiliki wadah khusus untuk menyimpan koleksinya dalam bentuk cetak maupun digital yang dapat dipinjam atau dibaca di tempat, yaitu perpustakaan. Hubungan perpustakaan dan buku sangat erat, karena di perpustakaanlah bahan pustaka dikumpulkan, diproses, dan disebarluaskan (didistribusikan) kepada para pembaca atau pemakai perpustakaan. Menurut fungsinya, perpustakaan berperan sebagai institusi penyedia sarana baca bagi masyarakat dan keberadaannya juga berfungsi untuk mendukung Sistem Pendidikan Nasional. Namun, fenomena yang terjadi sekarang adalah sedikitnya ketertarikan masyarakat pada perpustakaan, tetapi di lain pihak beberapa toko buku dan pameran buku mendapat respon yang besar. Hal ini bisa berarti masyarakat kurang tertarik pada perpustakaan dengan fasilitasnya yang terbatas atau suasananya yang kurang menarik, kemudian beralih pada toko -toko buku dan lebih senang berada di sana, walaupun hanya untuk membaca, bukan untuk membeli.
Tidak berlebihan jika dikatakan membaca dapat memajukan bangsa, karena membaca bermanfaat sebagai keterampilan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Suatu bangsa tidak akan maju tanpa membaca. Misalnya Jepang yang dulu terbelakang, tertutup, dan miskin berubah menjadi negara yang maju dan makmur berkat membaca. Melalui Restorasi Meiji, Jepang secara besar-besaran menerjemahkan buku-buku dari Barat. Karena itu pula terjadi transfer pengetahuan Tidak berlebihan jika dikatakan membaca dapat memajukan bangsa, karena membaca bermanfaat sebagai keterampilan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Suatu bangsa tidak akan maju tanpa membaca. Misalnya Jepang yang dulu terbelakang, tertutup, dan miskin berubah menjadi negara yang maju dan makmur berkat membaca. Melalui Restorasi Meiji, Jepang secara besar-besaran menerjemahkan buku-buku dari Barat. Karena itu pula terjadi transfer pengetahuan
Deskripsi berbeda dapat kita arahkan pada masyarakat Indonesia, membaca merupakan hal yang belum terakrabi dan asing bagi mayoritas masyarakat kita. Hal ini terlihat di sepinya perpustakaan dari pengunjung, ditambah kurang perhatiannya pemerintah
dalam
menjadikan membaca sebagai kebiasaan.
Keadaan perpustakaan sekolah dan kampus tidak banyak berbeda dengan perpustakaan daerah. Di Surakarta, perpustakaan daerahnya tidak terlalu mendapat perhatian yang baik oleh masyarakat. Minimnya koleksi, kurangnya fasilitas, dan juga suasana yang kurang representatif dirasa menjadi sebab pengunjung kurang tertarik untuk datang. Alasan yang lain adalah karena belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem manajemennya, sehingga menjadi kurang efisien. Hal ini menyebabkan menurunnya minat baca masyarakat. Apalagi setelah zaman dan teknologi semakin berkembang, sehingga menciptakan bentuk pelarian sebagai hobi dan rekreasi lain seperti olahraga, games, musik, dan lain-lain. Fenomena seperti itu melahirkan kondisi bangsa yang kurang maju dalam berbagai bidang, yang akan melahirkan sumber daya manusia yang rendah dengan tingkat pendidikan yang rendah pula. Salah satu penyebab kurangnya minat baca adalah mahalnya harga buku. Disinyalir hal ini terjadi akibat biaya distribusi yang tinggi.
Keadaan di perpustakaan agak berbanding terbalik dengan yang terlihat di toko-toko buku. Di tempat yang berfungsi sebagai distributor dan perantara buku ke masyarakat ini, mendapat animo yang cukup baik. Beberapa toko buku di Surakarta seperti Gramedia, Toga Mas, Tisera, Karisma dan lain-lain tidak pernah sepi pengunjung. Walaupun tidak untuk membeli buku, tetapi pengunjung suka membaca cepat atau sekedar melihat apa saja buku-buku yang baru. Sudah sewajarnya bila toko buku tidak menyediakan fasilitas untuk pengunjung membaca di tempat, dan kalaupun ada hanya sebagian kecil dan tidak luas. Namun, hal ini Keadaan di perpustakaan agak berbanding terbalik dengan yang terlihat di toko-toko buku. Di tempat yang berfungsi sebagai distributor dan perantara buku ke masyarakat ini, mendapat animo yang cukup baik. Beberapa toko buku di Surakarta seperti Gramedia, Toga Mas, Tisera, Karisma dan lain-lain tidak pernah sepi pengunjung. Walaupun tidak untuk membeli buku, tetapi pengunjung suka membaca cepat atau sekedar melihat apa saja buku-buku yang baru. Sudah sewajarnya bila toko buku tidak menyediakan fasilitas untuk pengunjung membaca di tempat, dan kalaupun ada hanya sebagian kecil dan tidak luas. Namun, hal ini
Sama halnya yang terjadi pada pameran buku. Di Surakarta, pameran buku diadakan berkala 4 atau 6 bulan sekali yang biasanya diselenggarakan di Diamond Convention Center, Goro Assalaam, Graha Wisata Niaga atau di kompleks Keraton Surakarta. Kegiatan ini selalu menarik minat pengunjung. Anggapan bahwa buku masih menjadi barang mahal, adalah salah satu penyebab ramainya pameran- pameran buku. Hal ini karena pameran buku juga identik dengan diskon besar- besaran. Selain suka dengan suasana yang berbeda, masyarakat pun cenderung suka dengan hal yang baru diluar kebiasaan sehari-hari, sehingga bentuk penginformasian dan pendistribusian buku seperti pameran ini cukup atraktif.
2. Toko Buku dan Perkembangannya
Kegemaran membaca juga menarik bagi kolektor buku. Bagi komunitas ini, belum merasa puas jika belum memiliki buku yang diinginkan. Seperti halnya perpustakaan, toko buku juga mendisplay barangnya sesuai kategori masing- masing untuk mempermudah konsumen mencarinya. Perbedaannya dalam toko buku, pada umumnya kita tidak diperkenankan membaca berlama-lama di sana. Hal ini terlihat dengan tidak disediakannya tempat duduk yang cukup untuk membaca. Tujuan dari toko buku sudah jelas, yakni menjual. Sistem pelayanan dalam toko buku biasanya berupa self service (swalayan), yaitu dimana pembeli bebas mencari, memilih dan mengambil barang sesuai yang diinginkan kemudian dibawa ke kasir untuk dibayar.
Seiring dengan perkembangan zaman, para penjual lebih kreatif lagi dalam menarik perhatian pengunjung untuk datang ke tokonya. Paling tidak sebelum membeli, mereka tertarik untuk datang. Perkembangan toko buku dapat dilihat dari munculnya kafe buku yang merupakan perpaduan antara kafe sebagai tempat Seiring dengan perkembangan zaman, para penjual lebih kreatif lagi dalam menarik perhatian pengunjung untuk datang ke tokonya. Paling tidak sebelum membeli, mereka tertarik untuk datang. Perkembangan toko buku dapat dilihat dari munculnya kafe buku yang merupakan perpaduan antara kafe sebagai tempat
Munculnya penulis-penulis baru menyebabkan terbit juga buku-buku baru dan sebaliknya, sehingga dunia perbukuan masih terus dalam siklus yang konstan. Semakin zaman berkembang dan berubah, akan ada ilmu, informasi dan hiburan baru sebagai bahan untuk menulis buku. Tidak hanya buku baru yang minati masyarakat, tetapi juga buku bekas pakai. Demikian juga walaupun perkembangan teknologi telah menciptakan bentuk buku elektronik tanpa kertas (e-book) dengan segala kepraktisannya dan bahkan dapat diunduh secara gratis, tetapi bentuk buku konvensional masih lebih diminati.
Dalam jual beli buku seringkali terjadi hubungan antara minat baca, buku, penulis, penerbit dan penikmat buku. Hal-hal tersebut dapat saling mempengaruhi satu sama lain dan dikumpulkan dalam sebuah wadah, maka akan terjadi proses sosialisasi yang saling mendukung dan saling mempengaruhi.
3. Alternatif Rekreasi Masyarakat Kota
Sering dengan perkembangan kota, maka akan semakin kompleks permasalahan yang dihadapi kota tersebut maupun warga kotanya, mulai dari
kepadatan sampai dengan kondisi sosial masyarakat, sehingga menimbulkan kepenatan. Maka dari itu untuk mengantisipasinya diperlukan sarana menyegarkan kembali pikiran yang selanjutnya disebut dengan rekreasi.
Bentuk rekreasi bermacam-macam, tetapi tidak banyak yang dapat dilakukan bila berada dalam lingkup kota. Pilihan masyarakat kota untuk rekreasi kebanyakan adalah menelusuri pusat perbelanjaan atau mengunjungi taman kota. Disamping itu, ada beberapa bentuk rekreasi sederhana yang bahkan bisa dilakukan hampir dimana dan kapan saja, yaitu membaca. Masyarakat kota Bentuk rekreasi bermacam-macam, tetapi tidak banyak yang dapat dilakukan bila berada dalam lingkup kota. Pilihan masyarakat kota untuk rekreasi kebanyakan adalah menelusuri pusat perbelanjaan atau mengunjungi taman kota. Disamping itu, ada beberapa bentuk rekreasi sederhana yang bahkan bisa dilakukan hampir dimana dan kapan saja, yaitu membaca. Masyarakat kota
Pemasaran budaya baca dituntut untuk terus mencari pola dan strategi baru, terutama menyangkut pengemasan aktivitas promosi. Masyarakat memerlukan suatu fungsi dan wadah yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka akan bentuk rekreasi lain. Dalam hal ini berarti sebuah alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi dan memudahkan untuk mencari buku- buku yang diinginkan.
4. Kondisi Iklim Surakarta
Surakarta memiliki rata-rata suhu 26,50 o
C. Suhu tertinggi pada bulan
Oktober mencapai 27,10 o
C dan terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 25,90 o C. 5 Disamping itu, suhu yang dibutuhkan agar dapat beraktifitas dengan baik adalah suhu nyaman optimal yang berkisar pada 22,8°C - 25,8°C dengan kelembaban 70%. 6 Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian dan keselarasan antara desain bangunan dan iklim setempat, guna menciptakan kondisi kenyamanan yang pas untuk penghuninya dan akhirnya merupakan bentuk hemat energi bagi lingkungan.
Kemunculan aliran-aliran arsitektur dari benua Eropa dan Amerika membawa dampak besar bagi wajah arsitektur dunia. Kemudian karena pengaruh benua ini cukup kuat, maka aliran-aliran arsitektur tersebut dengan mudah tersebar luas, tidak terkecuali di Indonesia. Berbeda dengan negara-negara Eropa, di negara tropis seperti Indonesia, iklim merupakan salah satu hal yang paling Kemunculan aliran-aliran arsitektur dari benua Eropa dan Amerika membawa dampak besar bagi wajah arsitektur dunia. Kemudian karena pengaruh benua ini cukup kuat, maka aliran-aliran arsitektur tersebut dengan mudah tersebar luas, tidak terkecuali di Indonesia. Berbeda dengan negara-negara Eropa, di negara tropis seperti Indonesia, iklim merupakan salah satu hal yang paling
5. Pentingnya Hemat Energi bagi Kelangsungan Hidup
Kenaikan suhu bumi membuat semakin banyak korban jiwa berjatuhan akibat gelombang panas, banjir, badai, kebakaran hutan, dan kekeringan. Tanpa
disadari, walaupun Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil emisi dalam jumlah kecil, juga tidak terlepas dari tanggung jawab dalam kelestarian lingkungan. Ancaman banjir dan longsor meningkat, musim tanam berubah, gunung meletus, dan musim kemarau yang berkepanjangan, tetapi ancaman yang lebih besar adalah keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menjadi kawasan rawan tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Hal tersebut sebagai dampak mencairnya gunung es di kutub. Pemanasan global juga membawa pengaruh terhadap faktor kesehatan. Di samping itu, dampak lingkungan yang sudah terjadi adalah pola cuaca yang tidak menentu, suhu udara semakin meningkat, bencana banjir dan tanah longsor, bahkan hingga bencana tsunami yang belakangan rajin mampir ke wilayah Indonesia. Isu Pemanasan Global (Global Warming) menuntut berkembangnya peran Arsitek dan Perencana Kota dalam mengelola pembangunan kotanya. Arsitek dan komunitasnya harus tampil menghasilkan solusi bersama. Arsitek juga diharapkan berperan dalam menghasilkan semangat dan komitmen untuk menyikapi berbagai permasalahan disadari, walaupun Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil emisi dalam jumlah kecil, juga tidak terlepas dari tanggung jawab dalam kelestarian lingkungan. Ancaman banjir dan longsor meningkat, musim tanam berubah, gunung meletus, dan musim kemarau yang berkepanjangan, tetapi ancaman yang lebih besar adalah keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menjadi kawasan rawan tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Hal tersebut sebagai dampak mencairnya gunung es di kutub. Pemanasan global juga membawa pengaruh terhadap faktor kesehatan. Di samping itu, dampak lingkungan yang sudah terjadi adalah pola cuaca yang tidak menentu, suhu udara semakin meningkat, bencana banjir dan tanah longsor, bahkan hingga bencana tsunami yang belakangan rajin mampir ke wilayah Indonesia. Isu Pemanasan Global (Global Warming) menuntut berkembangnya peran Arsitek dan Perencana Kota dalam mengelola pembangunan kotanya. Arsitek dan komunitasnya harus tampil menghasilkan solusi bersama. Arsitek juga diharapkan berperan dalam menghasilkan semangat dan komitmen untuk menyikapi berbagai permasalahan
Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. Oleh karena itu eksploitasi energi terutama yang menggunakan bahan baku yang tidak dapat
diperbaharuhi, perlu ditangani secara khusus, mengingat kebutuhan energi dimasa yang akan datang. Energi sebagai sumber daya vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Selama ini kita mengenal listrik sebagai sumber tak tergantikan untuk menghidupkan lampu, menyalakan AC, menonton TV dan lain-lain. Kini kita harus berhemat dan menggantikan sumber energi itu dengan sumber energi yang baru, seperti solar photo voltaic yang menghimpun panas matahari menjadi energi listrik. Selain itu, memaksimalkan pengudaraan alami dengan rancangan ventilasi silang, pengunaan void, dan
ventilasi yang benar serta tritisan lebar untuk menangkal panas matahari langsung. Semua itu dapat mengurangi penggunaan lampu dan AC, sehingga dapat mengurangi penggunaan energi listrik.
Buku sebagai media baca yang paling umum akan terus bertambah sejalan dengan ilmu-ilmu dan informasi yang terus terbaharui. Membaca merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat terutama bagi pengembangan sumber daya manusia. Membaca juga merupakan bentuk rekreasi yang simple dan bisa dilakukan siapa saja hampir kapan dan dimana saja. Kecenderungan masyarakat kota yang senang dengan hal-hal yang baru Buku sebagai media baca yang paling umum akan terus bertambah sejalan dengan ilmu-ilmu dan informasi yang terus terbaharui. Membaca merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat terutama bagi pengembangan sumber daya manusia. Membaca juga merupakan bentuk rekreasi yang simple dan bisa dilakukan siapa saja hampir kapan dan dimana saja. Kecenderungan masyarakat kota yang senang dengan hal-hal yang baru
Secara natural, manusia akan beradaptasi dengan iklim lingkungannya, begitu juga yang akan diterapkan pada wadah Pusat Buku ini. Salah satu pertimbangan adalah
berbelanja, membaca dan kegiatan yang berkaitan, membutuhkan kondisi nyaman dimana salah satu strateginya adalah dengan mendekatkan aktivitas tersebut pada alam. Disamping itu, perencanaan dan perancangan yang berdasar pada iklim dapat bermanfaat untuk kenyamanan pengguna dan penghematan energi. Selain demi kelangsungan hidup, hemat energi juga dapat mengurangi biaya operasional dan pembangunan gedung. Oleh karena itu dipilih pendekatan bioklimatik untuk menyelesaikan perencanaan dan perancangan Pusat buku ini.
D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. PERMASALAHAN
Bagaimana menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pusat Buku sebagai pusat perbelanjaan buku dan sarana rekreasi membaca dengan menekankan pada aspek-aspek perancangan bioklimatik yang didesain dengan memperhatikan iklim lingkungan melalui perancangan pasif dan minimum energi.
Adapun persoalan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Buku di Surakarta adalah:
Bagaimana penggabungan toko-toko buku dan fasilitas penunjangnya dalam satu fungsi Pusat Buku Bagaimana pembuatan Pusat Buku sebagai tempat edukatif sekaligus sarana rekreasi masyarakat Bagaimana perealisasian konsep one stop shopping dalam Pusat Buku Bagaimana perancangan Pusat Buku dengan memperhatikan iklim lingkungan melalui perancangan pasif dan minimum energi Bagaimana perancangan tempat penyimpanan buku yang aman dan terhindar dari gangguan pengguna dan iklim Bagaimana perencanaan dan perancangan sebuah tempat rekreasi membaca dengan
penggunanya dan penggunaan energi yang efisien
E. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dibatasi pada faktor-faktor adaptasi bangunan pada iklim setempat, dan kenyamanan manusia dalam bangunan, kaitannya dengan aktivitas Pusat Buku dan lain-lain yang berhubungan, dalam sebuah pusat perbelanjaan dan sarana rekreasi.
F. TUJUAN DAN SASARAN
1. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Buku Surakarta ini adalah sebagai berikut: Adapun tujuan penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Buku Surakarta ini adalah sebagai berikut:
b Merencanakan Pusat Buku sebagai alternatif sarana rekreasi lain yang edukatif di Surakarta.
c Merencanakan Pusat Buku dengan menerapkan aspek-aspek bioklimatik melalui perancangan pasif dan minimum energi.
2. SASARAN
Adapun sasaran penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Buku Surakarta ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat konsep program ruang yang sesuai dengan aktivitas Pusat Buku di Surakarta.
b. Membuat konsep site, tampilan fisik, struktur, utilitas dan material bangunan Pusat Buku dengan menerapkan aspek-aspek dalam Arsitektur Bioklimatik.
G. METODE PEMBAHASAN
1. Menentukan Main Idea
Main idea merupakan ide atau pemikiran awal mengenai objek perencanaan dan perancangan yang diperoleh dari fenomena yang mungkin sedang terjadi.
2. Menentukan Kutub-Kutub
Kutub-kutub ditemukan pada main idea sesuai dengan kata kunci main idea tersebut. Fungsi kutub-kutub ini sebagai dasar (pegangan) perumusan konsep perencanaan dan perancangan dan mempermudah eksplorasi data.
a. Eksplorasi data dilakukan dengan cara:
1) Studi Literatur Studi yang bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder yang telah diteliti oleh pihak lain melalui studi kepustakaan maupun studi yang telah
Teori teori yang berkaitan dengan pembahasan Artikel dari media masa yang berkaitan dengan pembahasan.
Media pengambilan data : Gambar digital Soft file dari internet Catatan tertulis
2) Studi Komparasi Studi komparasi dilakukan untuk menambah background knowledge dengan membandingkan kawasan yang memiliki latar belakang hampir sama yang sudah ada dengan obyek perencanaan dan perancangan.
3) Studi Lapangan Dilakukan untuk memperoleh data primer, antara lain : Kondisi dan potensi yang ada Kondisi tata guna lahan Kondisi fasilitas pendukung yang ada Aktivitas dalam bangunan sejenis
b. Adapun pengolahan data dilakukan dengan cara: Dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Buku Surakarta ini, pada tahapan analisis akan dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performasi dan arsitektural.
Analisis fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan Pusat Buku, termasuk kegiatan pengguna, kebutuhan dan aktivitas didalamnya.
Analisis performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan site sebuah pusat buku, persyaratan dan program ruang dalam Pusat Buku. Analisis arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi kedua hasil analisis sebelumnya (fungsional dan performasi). Dalam proses ini akan menganalisis masalah massa, ruang, tampilan, pengolahan site, material dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Tahap 1 : Pendahuluan
Berisi tentang judul, pemahaman judul, latar belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, metoda pembahasan, strategi rancang bangun, dan sistematika pembahasan.
Tahap 2 : Tinjauan Teori
Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang rekreasi, kegiatan dalam pusat buku dan perkembangannya, arsitektur bioklimatik dan aplikasi penekanannya pada perencanaan dan perancangan.
Tahap 3 : Tinjauan Kota Surakarta
Berisi tentang eksplorasi kota Surakarta, keadaan iklim, serta tinjauannya terhadap minat baca dan aplikasi perkembangannya pada masyarakat.
Tahap 4 : Pusat Buku Surakarta dengan Pendektan Arsitektur Bioklimatik
Bab ini sebagai sebuah kesimpulan (konklusi) konsepsi sementara yang diperoleh dari input sinkronisasi potensial, prospek dan kendala yang
dimiliki kota Surakarta sebagai fokus dalam kaitannya dengan substansi dimiliki kota Surakarta sebagai fokus dalam kaitannya dengan substansi
Tahap 5 : Analisis Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Proses penetapan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain, baik desain bangunan dan juga pendukungnya.
Tahap 6 : Konsep Perencanaan dan Perancangan
Merupakan kesimpulan dari analisis yang berupa konsep perancangan yang dijabarkan dalam beberapa aspek dan bersifat teknis arsitektural.
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN UMUM PUSAT BUKU
1. PENGERTIAN PUSAT BUKU
Pusat Buku merupakan pusat informasi dan distribusi buku. Seperti pada Pusat Buku Indonesia (PBI) yang terletak di Hypermall Kelapa Gading Jakarta, tempat ini merupakan tempat bagi seluruh penerbit buku yang tergabung dalam IKAPI menampilkan buku terbitan mereka. Sedangkan yang membedakan dengan toko buku atau pameran buku adalah bahwa di tempat ini setiap penerbit
mengambil stan. Jadi, layaknya seperti pameran, tetapi dilakukan sepanjang tahun. 1
2. TINJAUAN TENTANG BUKU DAN MEMBACA
a. Bahan Dasar Buku
Bahan dasar buku umumnya adalah kertas, yaitu lembaran yang terbuat dari selulosa yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah
beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan saling menjalin. Karakteristik kertas sebagai bahan dasar buku adalah:
Dapat disobek, dan sobekannya akan tampak serat-serat. Sinar ultra violet berperan dalam merusak kertas, diantaranya
mengakibatkan memudarnya warna bahan cetakan dan tulisan, serta mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan kehilangan kekuatan.
Kertas memiliki sifat higroskopis, pengaruh udara lembab akan mengakibatkan kertas kehilangan kekuatannya.
Partikel debu yang terdapat dalam udara dapat menimbulkan noda permanen dalam kertas. 1 artikel PBI, www kompas.com
Buku-buku yang beredar memiliki ukuran-ukuran yang bervariasi, namun pada umumnya buku-buku yang beredar di Indonesia berukuran 16x21 cm untuk ukuran besar, sedangkan untuk ukuran kecil berukuran 10,5x17,5 cm 2
Ukuran buku paket didasarkan pada efisiensi penggunaan kertas menurut
Standar Industri Indonesia (SII) adalah 14,5x21 cm . 3
c. Klasifikasi Buku
1) Menururt Ilmu perpustakaan Menurut Ilmu perpustakaan, buku dibagi menjadi: 4 Buku Referensi Buku bersifat petunjuk, dibaca pada bagian-bagian yang perlu atau dibutuhkan saja, contohnya kamus, ensiklopedi, bibliografi.
Buku pelajaran/ teks Buku yang dipakai di sekolah sebagai pegangan belajar, ini sesuai dengan macam mata pelajaran, contohnya buku matematika, buku ilmu pengetahuan alam, dsb.
Buku bacaan tambahan (fakta) Buku yang disajikan secara populer tetapi berisi ilmu pengetahuan, mudah dan menyenangkan untuk dibaca. Buku ini tidak dipakai oleh
guru sebagai bahan pelajaran, tetapi dianjurkan untuk membacanya sendiri sebagai penunjang atau penambah pengetahuan yang diberikan oleh guru di dalam kelas.
2 Sudamia, 1984: 61
3 Sudamia, 1984: 101 4
Soeatminah, 1978
Buku cerita atau novel yang dapat dibaca sebagai hiburan, dan ini ada tingkatan umur sesuai dengan tingkatan cerita, dari mulai buku bergambar sampai cerita roman.
2) Menurut Sistem Dewey Decimal Classification (DDC) 5
Menurut sistem klasifikasi DDC, ilmu pengetahuan dibagi dalam 10 kelas utama. Tiap kelas dari susunan kelas utama itu masing-masing dituliskan dalam bentuk angka yang terdiri dari tiga bilangan. Sepuluh kelas utama dalam DDC tersebut adalah:
000 karya filsafat 100 filsafat 200 agama 300 ilmu sosial 400 bahasa
500 ilmu murni 600 teknologi 700 seni 800 sastra 900 sejarah
Kemudian tiap-tiap kelas dibagi lagi menjadi sepuluh kelas, dan terakhir ke dalam desimal.
3) Menurut materi perdagangan Menurut materi perdagangan, buku dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Trade Book, yang masuk dalam golongan ini misalnya novel dan sejenisnya, yang biasanya dibutuhkan oleh masyarakat umum.
Text Book, merupakan buku pegangan yang digunakan untuk SD, SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi.
Reference Book, termasuk ensiklopedia dan kamus. Profesional Book, yaitu buku-buku yang dibutuhkan oleh orang tertentu
sesuai dengan bidangnya.
5 www.wikipedia.com
Hampir semua hal kini ikut terimbasi akibat perkembangan teknologi, tidak terkecuali buku. Dari jaman kertas papyrus hingga cetakan yang rapi saat ini, ternyata masih ada lagi bentuk yang lebih sederhana dan terkesan canggih. Walaupun demikian tidak mengurangi manfaat dan esensi dari media baca itu sendiri. Sebagai pengembangan dari bentuk konvensional, lahirlah e-book atau electronic book yang dapat diakses dengan menggunakan alat elektronik seperti komputer, handphone atau jenis-jenis pengembangannya.
E-book juga merupakan salah satu usaha untuk melestarikan literatur berbentuk buku yang banyak jumlahnya dan memerlukan biaya perawatan yang mahal, yaitu dengan melakukan transfer dari bentuk buku ke bentuk e- book. Dalam hal ini akan banyak ruang dan juga upaya yang dihemat untuk merawat literatur-literatur tersebut.
e. Jenis Membaca
Membaca adalah pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan. 6
6 Farris , 1993: 304
Gb. 2.1 Electronic book (ebook)
(sumber: google image)
Membaca dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: 7 Membaca Nyaring Merupakan kegiatan membaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Dapat juga dikatakan proses melisankan sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca. Membaca Ekstensif Merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas, bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan cepat dan singkat dengan tujuan sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang singkat dan cepat. Macam-macam membaca
ekstensif adalah: 8 Membaca survey, adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan, misalnya melihat judul, pengarang, daftar isi, dan lain-lain.
Membaca sekilas atau skimming, adalah membaca dengan cepat untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya.
Membaca dangkal, merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan ringan yang kita baca dengan tujuan mencari kesenangan.
Membaca Intensif Merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu
7 Nurhadi 1987:143
8 Tarigan, 1985:31 8 Tarigan, 1985:31
3. TINJAUAN PERAWATAN DAN PENJAGAAN BUKU
Standar yang sedang dikembangkan pada penyimpanan buku adalah 22 0 C
24 0 C dan 20 0 C untuk ruang komputer. Suhu tersebut diimbangi dengan 45 50% kelembaban relatif. 9 Untuk mencapainya harus menggunakan peralatan pendingin
udara yang membutuhkan bahan bakar mahal untuk menjalankannya. Maka dari itu, harus mengupayakan strategi khusus untuk menghindari fluktuasi baik pada temperatur maupun kelembaban relatif.
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Buku ini adalah:
a. Faktor Penyebab Kerusakan Buku
Unsur-unsur yang merusakkan buku dan cara perawatannya antara lain: 10
1) Binatang pengerat
Binatang pengerat, salah satunya adalah tikus terkadang memang suka memakan apapun termasuk kertas buku. Cara untuk mencegah hal ini dapat dengan:
Melakukan pemeriksaan teratur dalam tempat penyimpanan buku apabila menemukan sarang tikus segera dihancurkan Menggunakan berbagai jenis perangkap tikus
9 Materi Kuliah Ilmu Perpustakaan UNDIP, 2007 10 Maesaroh, 2008
Serangga perusak buku dapat dihindari dengan menaruh kamper/kapur barus pada rak-rak buku atau pada waktu menjilid lemnya dicampur dengan amoniak. Dapat juga dengan menyemprot bahan insektisida. Pembersihan lantai tanpa membuat adanya keretakan juga dapat mencegah adanya serangga.
3) Jamur
Udara yang lembab dapat menimbulkan jamur pada buku. Pencegahannya dapat dengan cara:
Menggunakan 5% larutan thynol yang disemprotkan pada buku yang terkena jamur. Mencegah ruangan agar terhidar dari genangan air. Menempatkan kapur sirih yang dimasukkan ke dalam baskom pada
setiap rak buku. Kapur sirih akan menyerap uap air yang berlebihan dalam ruangan.
Menempatkan arang pada setiap rak buku, agar tidak terlihat kotor, arang dimasukkan ke dalam karung kecil dari kain kasa. Menggunakan sistem fumigasi atau pengasapan.
4) Debu
Selain membuat kotor, debu dapat merusak buku. Alat yang baik/modern untuk membersihkan debu adalah penghisap debu.
5) Suhu dan Kelembaban
Udara lembab dalam ruang mudah menimbulkan jamur yang merusak buku. Untuk mencegah lembabnya udara di ruang buku hendaknya diusahakan ruang tersebut memiliki suhu udara yang stabil pada tingkat
Suhu tersebut diimbangi dengan 45 50% kelembaban relatif. 11
6) Cahaya
Cahaya yang biasa digunakan adalah cahaya matahari dan lampu listrik. Keduanya dapat menghasilkan cahaya ultraviolet yang dapat merrusak
kertas. 12 Gelombang cahaya mendorong dekomposisi kimiawi bahan organik, terutama cahaya ultraviolet yang memiliki energi gelombang lebih
tinggi sehingga bersifat paling merusak. 13
Sinar matahari yang langsung mengenai buku/gambar terutama yang berwarna, bila terjadi berulang kali dapat merusak warna gambar atau
tulisan.
7) Manusia
Perbuatan manusia sengaja maupun tidak sengaja dapat juga merusak koleksi buku. Hal ini dapat dicegah kerusakan dengan cara:
Tidak menyusun buku terlalu padat dalam rak buku. Menghindari membawa buku yang terlalu banyak, karena bisa
menyebabkan buku jatuh. Memberi sangsi atau denda pada pelaku perusakan buku. Memperbaiki kerusakan kecil dengan segera agar tidak merembet ke
lembaran yang lain.
Mengadakan kontrol kontinyu terhadap para pengguna perpustakaan.
8) Banjir
Buku bila terkena air akan berkerinyut bila telah kering, air juga dapat menyebabkan lepasnya jilidan, meinimbulkan flek-flek warna pada buku.
11 Materi Kuliah Ilmu Perpustakaan UNDIP, 2007 12 Razak et al, 1992
Dureau dan Clements, 1990
- Bila buku basah, keringkan dengan kain katun halus sebelum membukanya, lalu keringkan secara alami. - Menggunakan kipas angin untuk mengeringkan secara alami. - Untuk membersihkan dari lumpur dapat dengan kapas yang telah dibasahi air. Memeriksa sumber-sumber air, seperti pipa, ditempat pemanas pusat atau sistem pendingin udara, seperti halnya pipa air di kamar mandi, dapur, laboratorium, atau fasilitas ruang kerja secara teratur. Saluran air dan pipa bawah tanah perlu dijaga kebersihannya, dan beberapa atap atau jendela yang rusak diperbaiki segera mungkin. Menghindari perencanaan basement untuk ruang koleksi buku dan ruang baca untuk mengantisipasi juga bila terjadi gempa bumi.
9) Kebakaran
Api jelas sangat berbahaya bagi buku dan barang-barang lainnya. Hal-hal
untuk mencegahnya antara lain: Rutin memeriksa jaringan listrik gedung. Meletakkan alat-alat pemadam kebakaran di tempat yang tepat dan mudah terjangkau. Menjauhkan dari bahan-bahan yang mudah menimbulkan api, misal bahan kimia. Tidak diperkenankan merokok di dalam ruang. Sebaiknya kabel listrik, dan saluran penyedia listrik tidak melewati area penyimpanan, untuk mengurangi kemungkinan bahwa kebakaran akan menyebar melalui tempat itu
Material dan peralatan harus tahan api dan ketika dipanaskan tidak mengeluarkan uap racun yang membahayakan kepada material perpustakaan atau para pembaca.
b. Persyaratan Perancangan Perpustakaan 14
1) Penyimpanan Bahan Pustaka
Rak Buku
- Rak harus dibuat secara kuat menopang secara penuh semua item yang ditempatkan di atasnya dan tidak mudah terbakar. Bahan pembuatan yang ideal adalah metal, tetapi sebaiknya tidak memiliki ujung yang tajam atau menonjol
- Rak yang paling rendah harus dinaikkan dari lantai, minimal 10 cm sehingga bila terjadi banjir atau lantai basah karena pel dapat dihindarkan. - Memperhatikan lokasi rak yang tidak menghadap keluar dinding, sejajar dengan aliran udara untuk meningkatkan ventilasi udara yang bagus, dan dengan jalan (gang) dengan ukuran cukup untuk memudahkan gerakan dan penanganan item secara hati-hati. - Rak harus dijaga kebersihannya dan diperiksa secara teratur tanda- tanda karat, atau jika kayu lapuk atau dimakan serangga pemakan kayu. - Tidak meletakkan rak berhimpitan dengan didnding secara langsung, karena hal ini dapat menciptakan kantung dari genangan air di mana jamur dan serangga dapat hidup.
14 Ross Harvey, 1993 dalam Tamara A. 2009
Lemari kaca harus terbuat dari konstruksi yang kuat, sehingga tidak mudah bergeser secara tidak sengaja, dan harus disesuaikan dengan kunci keamanan. Lemari kaca dikhususkan bagi buku-buku khusus.
Meja dan kursi baca Harus cukup besar untuk menopang item secara penuh dan memberikan ruangan bagi pengguna untuk bekerja dengan nyaman. Meja sebaiknya mempunyai suatu permukaan yang datar dan tidak ada tonjolannya. Pemilihan kursi diutamakan pada bahan yang nyaman, memiliki bantalan yang empuk dan lengan kursi bila memungkinkan.
2) Keamanan Bahan Pustaka
- Keamanan di dalam perpustakaan adalah suatu aspek pemeliharaan pencegahan yang
penting. Keamanan berhubungan dengan pencegahan kerusakan dari air, api dan pencurian, dan juga memperhatikan bencana alam, seperti: angin topan atau gempa bumi, tergantung kepada fenomena manakah dapat mungkin terjadi pada suatu daerah tertentu. - Untuk mencegah pencurian koleksi, cara- cara seperti pemeriksaan tas, atau sistem magnetis dan elektronik dapat dilakukan. Menyediakan pula tempat penitipan barang seperti pada toko buku atau loker seperti pada perpustakaan. - Mengurangi jumlah pintu masuk dan keluar, baik itu pintu yang biasa maupun yang tidak biasa (jendela, saluran penyediaan, saluaran pembuangan).
3) Persyaratan Ruang 15
a) Fleksibilitas
Fleksibilitas penggunaan ruang adalah suatu sifat kemungkinan dapat digunakannya sebuah ruang untuk bermacam-macam sifat dan
kegiatan, dan dapat dilakukannya pengubahan susunan ruang sesuai dengan kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan. Perencanaan Pusat Buku yang fleksibel dapat diaplikasikan dengan furniture (rak buku, meja, kursi) dan sekat dinding yang tidak permanen (dapat dipindah-pindah). Dinding permanen digunakan pada ruang tangga, toilet, lift, dan pipa terletak di core, sehingga tidak mengganggu sirkulasi. Fleksibilitas bangunan juga dapat diciptakan deng an menggunakan desain terbuka (open plan design), yaitu meminimalisasi ruang-ruang tertutup sehingga menciptakan area-area yang longgar terbuka dan menyatu, serta dapat menciptakan hubungan yang informal dalam Pusat Buku.
b) Aksesibilitas
Aksesibilitas disini maksudnya desain yang mudah digunakan, nyaman, aman, manusiawi dan tidak diskriminatif. Pencapaian menuju elemen-elemen di dalam bangunan harus mudah dan tidak boleh membingungkan baik pengelola maupun pengunjung. Bila perlu menyediakan peta atau papan tanda di beberapa tempat. Aksesibilitas juga mencakup pengguna difabel. Menyediakan ramp dan toilet khusus adalah beberapa contoh yang dapat dilakukan.
Kenyamanan merupakan syarat mutlak dalam Pusat Buku. Kenyamanan dapat dicapai salah satunya karena faktor kebisingan. Oleh karena Pusat Buku juga merupakan tempat baca, maka memerlukan ruang yang tidak bising. Selain penataan ruang dan furniture yang sesuai, hubungan ruang dengan iklim luar juga perlu diperhatikan. Maka dari itu perlu penggunaan pencahayaan serta penghawaan yang tepat.
d) Keamanan
Keamanan bagi seluruh koleksi yang ada selalu merupakan hal yang penting bagi sebuah toko buku dan perpustakaan. Berbagai cara pengamanan dapat ditempuh untuk mengurangi tindakan pencurian atau perusakan ataupun mengontrol pengunjung yang akan melakukan pembelian atau peminjaman. Sistem kontrol keamanan terhadap koleksi mempunyai rangkaian yang saling berkaitan antara sistem-sistem sebagai berikut:
Keamanan sirkulasi koleksi dilakukan tanpa mengurangi kenyamanan pengunjung dan efisiensi ruang. Bangunan yang konvensional menerapkan sistem penitipan tas dan jaket pada loker bagi pengunjungnya. Sistem tersebut mengandung kelemahan:
Penyediaan loker yang tidak sedikit untuk jumlah pengunjung yang banyak.
Merepotkan pengguna karena harus meningalkan beberapa barangnya di loker. Pada bangunan modern sistem yang diterapkan adalah alat elektromagnetik. Masing-masing koleksi dilengkapi dengan pita Merepotkan pengguna karena harus meningalkan beberapa barangnya di loker. Pada bangunan modern sistem yang diterapkan adalah alat elektromagnetik. Masing-masing koleksi dilengkapi dengan pita
4. TINJAUAN MEDIA DISTRIBUSI BUKU
a. Perpustakaan
Perpustakaan adalah lembaga pengumpulan koleksi, termasuk tulisan, cetakan atau materi audio visual yang kemudian dikelola untuk pelayanan
belajar dan penelitian bagi masyarakat umum . 16
Perpustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya yang diorganisasikan dan diadministrasikan untuk bacaan, konsultasi dan belajar . 17 Kegiatan yang ada di perpustakaan
adalah: Kegiatan pembinaan bahan koleksi Yaitu kegiatan mengumpulkan, mengadakan, menyediakan bahan koleksi untuk dijadikan koleksi perpustakaan. Kegiatan ini dilakukan dengan
16 Encyclopedia Britanica, 1960 17 Tjoen, 1966 16 Encyclopedia Britanica, 1960 17 Tjoen, 1966
Kegiatan pelayanan Yaitu kegiatan yang meliputi bentuk pelayanan dan sistem pelayanan,
b. Toko Buku
Toko buku adalah sebuah tempat, dapat berupa bangunan atau ruang yang di dalamnya menjual berbagai jenis buku yang tersusun rapi di rak-rak
buku dan alat-alat yang terkait dengan buku itu sendiri. 18
Beberapa jenis toko buku, antara lain: 19
1. Penjualan Buku Eceran Toko buku yang menjual buku eceran terdiri dari dua jenis, yaitu toko yang hanya menjual buku dan toko buku yang juga menjual barang-barang lain berupa alat tulis, perlengkapan sekolah dan kantor, alat olahraga, serta pernak-pernik. Penjualan buku eceran memiliki karakter sebagai berikut:
Buku-buku yang diperjualbelikan adalah buku-buku terbitan baru. Tidak ada tawar-menawar dan harga buku yang ditawarkan sudah merupakan harga standar.