ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA

PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA

Skripsi Oleh: Anjar Taufik Hidayat K2307018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Juli 2012

commit to user

ii

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Anjar Taufik Hidayat

NIM

: K2307018

Jurusan/Program Studi

: PMIPA/Pendidikan Fisika

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS BUKU AJAR FISIKA

SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN

KONSEPNYA” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Bila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan Anjar Taufik Hidayat

commit to user

iii

PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA

Oleh: Anjar Taufik Hidayat K2307018

Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

commit to user

iv

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I,

Drs. Surantoro, M.Si NIP. 19570820 198601 1 001

Pembimbing II,

Drs. Edy Wiyono, M.Pd NIP. 19510421 197501 1 001

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari

Tanggal

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Sukarmin, S.Pd., M.Si., Ph.D.

______________________

Sekretaris

: Drs. Sutadi Waskito, M.Pd.

______________________

Anggota I

: Drs. Surantoro, M.Si

______________________

Anggota II

: Drs. Edy Wiyono, M.Pd

______________________

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n Dekan,

Prof. Dr. rer. nat Sajidan, M.Si NIP.19660415 199103 1 002

commit to user

vi

MOTTO

v Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah

Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Ath-Thalaaq: 12)

v Masih tetap ada segolongan dari umatku yang berada di atas kebenaran, tidak

membahayakan mereka orang yang menelantarkan mereka, tidak pula orang yang menyelisihi mereka sampai datang keputusan Allah (hari kiamat) sedang mereka dalam keadaan tersebut. (HR. Muslim)

v Rabbmu merasa heran terhadap pemuda yang tidak mempunyai rasa cinta.

(HR. Ahmad) v Sesungguhnya kelembutan tidak ada dalam sesuatu kecuali akan

menghiasinya, tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan membuatnya menjadi buruk. (HR. Muslim)

commit to user

vii

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Skripsi ini dipersembahkan kepada:

v “Bapak dan Ibu”

Do’a yang dipanjatkan, pengorbanan yang diberikan, dan kasih sayang yang selalu dicurahkan. Saya bersyukur kepada Allah karena telah diperkenankan menjadi salah satu putra kalian. Semoga Allah selalu menyayangi kalian.

v “Adikku Dharu Taufik Pradistiya”

Yang sangat saya sayangi.

commit to user

viii

Anjar Taufik Hidayat. ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui letak kesalahan konsep pada materi pokok Energi, Usaha dan Daya dalam buku teks Fisika berikut ini: (a) Setya Nurachmandani. 2009. FISIKA 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. (b) Koesmanto. 2006. KONSEP FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XI . Surakarta: Mefi Caraka. (c) Karya Mikrajuddin Abdullah. 2006. FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester I. Jakarta: esis. (2) Mengetahui dari ketiga buku di atas, buku manakah yang paling baik digunakan oleh siswa dan guru jika dilihat dari kebenaran konsepnya dalam materi pokok Usaha, Energi dan Daya.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah tiga buah buku ajar Fisika SMA kelas XI semester 1, yaitu: (a) Setya Nurachmandani. 2009. FISIKA 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. (b) Koesmanto. 2006. KONSEP FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XI . Surakarta: Mefi Caraka. (c) Mikrajuddin Abdullah. 2006. FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester I. Jakarta: esis. Objek penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika di dalam ketiga buku di atas, yang meliputi istilah, pengertian, penjelasan konsep, perumusan, simbol, satuan, besaran, diagram dan gambar. Teknik pengumpulan data adalah dengan kajian dokumen dan wawancara. Validitas data menggunakan teknik ketekunan atau keajegan pengamatan, triangulasi sumber data, uraian rinci, review informan kunci dan auditing. Analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan metode interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing buku teks Fisika SMA kelas XI semester 1 mengandung kesalahan konsep. Jumlah kesalahan konsep yang terdapat pada ketiga buku teks Fisika SMA kelas XI semester 1

commit to user

ix

buku karya Mikrajuddin Abdullah: 3. Dengan melihat jumlah kesalahan konsep yang terdapat di dalam masing- masing buku teks Fisika di atas, maka dapat disimpulkan bahwa buku teks Fisika berjudul FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester I karya Mikrajuddin Abdullah adalah buku teks yang paling baik kualitasnya di antara tiga buku teks Fisika yang diteliti.

Kata kunci: Analisis isi, buku teks, kesalahan konsep

commit to user

Anjar Taufik Hidayat. THE ANALYSIS OF PHYSICS TEXTBOOK

MISCONCEPTION ON THE FIRST HALF OF SECOND GRADE

SENIOR HIGH SCHOOL. Thesis. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. July 2012.

The purpose of this research were (1) to find out the missconception on the subject matter of Energy, Work and Power in the following physics textbooks: (a) Setya Nurachmandani. 2009. FISIKA 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Printing Center of National Education Ministry . (b) Koesmanto. 2006. KONSEP FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XI . Surakarta: Mefi Caraka. (c) Mikrajuddin Abdullah. 2006. FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester I. Jakarta: esis. (2) to

find out which one of the three books was the best to be used by students and

teachers viewed from the right concept in the subject matter of Work, Energy and Power.

The method of the research was qualitative descriptive method. The subject was three physics textbook on the first half of second grade senior high school concluding: (a) Setya Nurachmandani. 2009. Physics 2 for FISIKA 2 Untuk SMA/MA Kelas XI . Jakarta: Printing Center of National Education Ministry. (b) Koesmanto. 2006. KONSEP FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Mefi Caraka. (c) Mikrajuddin Abdullah. 2006. FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester

I . Jakarta: esis. The object of this research was the Physics concepts of the three textbook above included the term, definition, explanation of the concept, formulation, symbols, units, scale, diagrams and pictures. The technique of collecting data was study the documents and interviews. The technique of validating data was persistence or constancy of observation, triangulation of data sources, detailed descriptions, key informant review and auditing. The technique of analyzing data was qualitative data analysis techniques with interactive methods.

commit to user

xi

misconceptions. The total misconceptions of each book were as follows: (a) book by Setya Nurachmandani: 9, (b) book by Koesmanto: 9, (c) book by Abdullah Mikrajuddin: 3.

By looking at the number of misconceptions of each Physics textbook above, it could be concluded that the Physics textbook entitled FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester I written by Abdullah Mikrajuddin was the best textbook among the other physics textbooks.

Key words: content analysis, textbooks, fault concept, misconception

commit to user

xiii

4. Buku Teks............... .....................................................

19

5. Standar Kompetensi, kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pokok Fisika SMA Kelas XI Semester 1............... 21

6. Materi Fisika SMA Kelas XI Semester 1............... ......

24

a. Usaha dan Energi............... ......................................

24

b. Energi Potensial dan Kekekalan energi............... ....

26

B. Penelitian yang relevan ....................................................

30

C. Kerangka Berfikir ............................................................

33

1. Tahap Penentuan Sumber Data............... .....................

34

2. Tahap Pengambilan Data.............. ...............................

35

a. Kajian Dokumen dan Arsip............... ......................

35

b. Wawancara............... ...............................................

36

3. Tahap Reduksi Data............... ......................................

38

4. Tahap Penyajian Data............... ...................................

38

5. Tahap Penarikan Kesimpulan............... .......................

39

a. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan....................

41

b. Triangulasi............... ................................................

42

c. Uraian Rinci............... ..............................................

43

d. Review Informan Kunci............... ............................

43

e. Auditing............... ....................................................

2) Penetapan Hal-hal yang Dapat Diaudit...............

44

3) Kesepakatan Formal............... ............................

45

4) Penentuan Keabsahan Data............... .................

45

5) Tahap Akhir........................................................

46

D. Pertanyaan Penelitian............... .........................................

46 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................

48

B. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................

48

1. Tempat Penelitian............... .........................................

48

commit to user

xv

d. Kesalahan Konsep 4............... .................................

67

e. Kesalahan Konsep 5............... .................................

69

f. Kesalahan Konsep 6............... ..................................

71

g. Kesalahan Konsep 7............... .................................

73

h. Kesalahan Konsep 8............... .................................

82

i. Kesalahan Konsep 9.............. ...................................

84 j. Analisis Tambahan............... ....................................

85

1) Kekurangan Materi atau Konsep............... .........

85

2) Kesalahan Ketik............... ..................................

88

2. Buku B.............. ...........................................................

90

a. Kesalahan Konsep 1............... .................................

90

b. Kesalahan Konsep 2............... .................................

92

c. Kesalahan Konsep 3............... .................................

94

d. Kesalahan Konsep 4............... .................................

97

e. Kesalahan Konsep 5............... .................................

99

f. Kesalahan Konsep 6............... .................................. 102

g. Kesalahan Konsep 7............... ................................. 103

h. Kesalahan Konsep 8............... ................................. 104

i. Kesalahan Konsep 9.............. ................................... 106 j. Analisis Tambahan............... ....................................

108

1) Kesalahan Ketik............... .................................. 108

2) Kekurangan Materi atau Konsep............... ......... 113

3. Buku C............... .......................................................... 115

a. Kesalahan Konsep 1............... ................................. 115

b. Kesalahan Konsep 2............... ................................. 118

c. Kesalahan Konsep 3............... ................................. 119

d. Analisis Tambahan............... ................................... 122

1) Kesalahan Ketik............... .................................. 122

2) Kekurangan Materi atau Konsep............... ......... 124

commit to user

xvi

A. Kesimpulan ...................................................................... 126

B. Implikasi .......................................................................... 126

C. Keterbatasan Penelitian ................................................... 127

D. Saran ................................................................................ 127

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

commit to user

xvii

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Umum Pendidikan, Belajar dan Perkembangan ................

Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi .................................................................... 12 Tabel 2.3 Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pokok Mata Pelajaran

Fisika Kelas XI Semester 1. ........................................................... 21 Tabel 2.4 Tabel Hasil Penelitian Konsep Alternatif Usaha, Daya, dan Energi

Siswa Sekolah Dasar Turki ............................................................ 32 Tabel 2.5 Desain Tabel Lembar Identifikasi Kesalahan Konsep .................... 39 Tabel 2.6 Peringkat Kualitas Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Semester 1

Ditinjau dari Kesalahan Konsepnya ................................................ 39 Tabel 2.7 Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dilihat dari Segi

Konstruknya ................................................................................... 40 Tabel 2.8 Ikhtisar Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................... 41 Tabel 3.1 Desain Tabel Lembar Identifikasi Kesalahan Konsep .................... 51 Tabel 3.2 Sajian Data ...................................................................................... 59 Tabel 3.3 Peringkat Kualitas Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Semester 1

Ditinjau dari Kesalahan Konsepnya ................................................ 59 Tabel 5.1 Hasil Analisis Kesalahan Konsep ................................................... 124

commit to user

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN ................................................

131

A. INDIKATOR KESALAHAN KONSEP .......................... 131

B. SUBMATERI PADA MASING-MASING BUKU ........ 133

C. SUBMATERI MATERI POKOK USAHA, ENERGI DAN DAYA PADA TIGA BUKU ...............................

136

D. LEMBAR IDENTIFIKASI KESALAHAN KONSEP .... 138

E. HASIL IDENTIFIKASI KESALAHAN KONSEP ........ 217

F. PERINGKAT BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER 1 ................................................................

218

Lampiran 2 LEMBAR HASIL WAWANCARA......................................

219

Lampiran 3 LEMBAR VALIDASI AUDITOR........................................

235

Lampiran 4 BIODATA NARASUMBER WAWANCARA.................... 237 Lampiran 5 BIODATA AUDITOR...........................................................

238

Lampiran 6 BUKU A.................................................................................

239

Lampiran 7 BUKU B.................................................................................

252

Lampiran 8 BUKU C.................................................................................

259

Lampiran 9 SURAT KEPUTUSAN DEKAN FKIP.................................

277

Lampiran 10 SURAT PERMOHONAN IJIN MENYUSUN SKRIPSI ....

278

commit to user

xxi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga atas kehendak-Nya penulisan Skripsi dengan judul “ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA”, dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan Skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, segala bentuk bantuannya, penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd., M.Si., Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd. dan bapak Drs. Surantoro, M.Si. Selaku Koordinator Skripsi Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. Surantoro, M.Si. dan bapak Drs. Edy Wiyono, M.Pd. Selaku Pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak, Ibu dan Adik yang telah memberikan do’a restu dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku Fisika 2007 untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya.

8. Teman-teman kost An-Nur Putra yang selalu memberi warna tersendiri untuk segala dukungan dan kekeluargaannya.

commit to user

xi

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

commit to user

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Fisika adalah salah satu bidang ilmu dalam ilmu alam yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (Biologi, Kimia, Geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum Fisika. Misalnya, Kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat Kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat Kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu Fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika dan elektromagnetika. Banyak sekali konsep mengenai gejala benda mati yang dipelajari dalam Fisika.

Dalam pembelajaran Fisika, proses mengajar menyangkut pemberian (transfer) konsep, ketrampilan serta nilai-nilai dari guru kepada anak didik. Dalam mengajar, “yang paling diutamakan dalam pengajaran sehari-hari adalah konsep” (Vanden Berg et al, 1991: 8). “Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir” (Vanden Berg et al, 1991: 8).

Dalam Pembelajaran Fisika, guru menemui berapa permasalahan dalam mengajar, salah satunya adalah miskonsepsi Fisika. “Miskonsepsi Fisika adalah sebuah istilah untuk menyebutkan konsepi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi para Fisikawan” (Vanden Berg et al, 1991: 10). “Konsepsi adalah tafsiran perorangan dari suatu konsep ilmu (Vanden Berg et al, 1991: 10).

Miskonsepsi Fisika sampai saat ini masih banyak dialami oleh banyak orang, termasuk di dalamnya para siswa. Menurut paradigma konstruktivis dalam pikiran setiap orang terdapat skema Piaget. Berdasarkan skema ini setiap orang membangun gambaran mental tentang gejala yang baru saja dialaminya, sehingga pengalaman tersebut dapat ia pahami. Jika tafsiran konsep (konsepsi) tersebut berbeda dengan konsepsi para ahli di bidang keilmuan yang sesuai dengan konsep tersebut, maka ia telah mengalami miskonsepsi dalam konsep tersebut. Suatu

commit to user commit to user

Keterampilan siswa dalam mengubah-ubah bentuk matematis rumus- rumus yang menyatakan hukum-hukum Fisika serta kelihaian mereka dalam menggunakannya

dalam

menyelesaikan

soal-soal kuantitatif dapat

menyembunyikan miskonsepsi yang ada dalam diri mereka tentang hukum-hukum tersebut. Mereka belum tentu dapat menjelaskan hukum-hukum tersebut secara kualitatif, misalnya seperti besaran mana yang merupakan sebab dan besaran mana yang merupakan akibat.

Apa saja penyebab timbulnya miskonsepsi pada diri siswa? Suparno (2005: 29) menerangkan bahwa: “secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks dan metode mengajar”.

Salah satu komponen yang penting dari perangkat kurikulum pendidikan di sekolah adalah buku pelajaran, yang sering disebut sebagai buku teks. Ketersediaan buku teks yang bermutu dan memadai merupakan instrumen untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu. Pentingnya buku teks sebagai sarana belajar tercermin dalam semboyan-semboyan yang sering didengar ketika berada di bangku Sekolah Dasar: buku adalah guru yang tak pernah jemu dan buku adalah jendela informasi dunia. Bahkan UNESCO mencanangkan semboyan book for all (buku untuk semua).

Penelitian Supriadi terhadap 867 SD dan MI di Indonesia mencatat bahwa “tingkat kepemilikan siswa akan buku pelajaran di SD berkolaborasi positif dan signifikan dengan hasil belajarnya sebagaimana diukur dengan Nilai Ebtanas Murni. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar akses siswa terhadap buku pelajaran akan meningkatkan hasil belajar siswa” (Abdulkarim, 2007: 119).

Proses pembelajaran di sekolah cenderung banyak melibatkan buku teks. Di dalam kelas buku teks bukan hanya digunakan sebagai bahan rujukan pokok bagi siswa dalam belajar, melainkan juga menjadi acuan utama bagi para guru

commit to user commit to user

Dengan semakin banyaknya buku teks yang beredar, maka seleksi buku menjadi hal yang sangat penting. Pemakaian buku teks tanpa seleksi yang memadai dapat merugikan siswa sendiri. Dengan banyaknya buku teks yang beredar, peranan guru dan siswa dalam memilih dan memutuskan buku teks mana yang dipakai dalam pembelajaran sangat dibutuhkan.

Salah satu kriteria baiknya mutu suatu buku teks adalah kejelasan konsep. Konsep yang dihadirkan pada buku teks tidak hanya harus benar dalam sudut pandang para ahli ilmu yang bersangkutan namun juga perlu dijelaskan secara terang dan seksama. Penjelasan yang kurang lengkap dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Peran guru sangat penting dalam menjelaskan konsep- konsep ilmu pengetahuan pada proses pembelajaran di kelas. Guru tidak hanya berperan menjelaskan kesalahan konsep yang ada di dalam suatu buku ajar, namun juga berperan dalam menjelaskan hal-hal yang kurang lengkap dan tepat dalam suatu buku ajar. Peranan ini menjadi tidak berharga ketiga guru masih belum selamat dari miskonsepsi. Buku teks yang bermutu, secara khusus benar dan jelas konsepnya sangat diperlukan dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, penelitian tentang kebenaran dan kejelasan konsep dalam suatu buku teks menjadi sangat penting.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis hendak melakukan penelitian untuk menganalisis kesalahan konsep Fisika yang ada pada buku ajar Fisika, dengan judul penelitian “ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI

SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA”.

commit to user

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam pembelajaran Fisika, yaitu:

1. Adanya konsepsi Fisika siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi para Fisikawan (miskonsepsi Fisika).

2. Salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi siswa berasal dari buku pelajaran atau buku teks.

3. Perlu adanya peninjauan kembali buku teks agar tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang disebutkan di atas sangat luas, maka dalam penelitian ini dibatasi permasalahannya agar penelitian dapat lebih jelas dan terarah, yaitu:

1. Buku teks yang dianalisis adalah buku teks Fisika SMA kelas XI semester I.

2. Buku teks yang dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Setya Nurachmandani. 2009. FISIKA 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

b. Koesmanto. 2006. KONSEP FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Mefi Caraka.

c. Mikrajuddin Abdullah. 2006. FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester I. Jakarta: esis.

3. Materi pokok yang dianalisis adalah Energi, Usaha, dan Daya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Berapakah jumlah kesalahan konsep pada materi pokok Energi, Usaha dan Daya dalam buku teks Fisika di bawah ini:

a. Setya Nurachmandani. 2009. FISIKA 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

commit to user

Mefi Caraka.

c. Mikrajuddin Abdullah. 2006. FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester I. Jakarta: esis.

2. Dilihat dari kesalahan konsep yang terdapat pada materi pokok Energi, Usaha dan Daya dalam ketiga buku di atas, buku manakah yang paling baik kualitasnya?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui letak kesalahan konsep pada materi pokok Energi, Usaha dan Daya dalam buku teks Fisika di bawah ini:

a. Setya Nurachmandani. 2009. FISIKA 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

b. Koesmanto. 2006. KONSEP FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Mefi Caraka.

c. Mikrajuddin Abdullah. 2006. FISIKA SMA dan MA Kelas XI Semester I. Jakarta: esis.

2. Mengetahui dari ketiga buku di atas, buku manakah yang paling baik digunakan oleh siswa dan guru jika dilihat dari kebenaran konsepnya dalam materi pokok Usaha, Energi dan Daya.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat Vanden Berguna untuk:

1. Memberikan informasi kepada guru-guru SMA dan siswa SMA Kelas XI tentang adanya kesalahan konsep pada materi pokok Energi, Usaha dan Daya dalam buku teks Fisika di bawah ini:

a. Setya Nurachmandani. 2009. FISIKA 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

b. Koesmanto. 2006. KONSEP FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Mefi Caraka.

commit to user

Jakarta: esis.

2. Memberikan wawasan tentang konsep yang sesuai dengan para Fisikawan mengenai materi pokok Energi, Usaha, dan Daya dalam ketiga buku teks Fisika di atas.

3. Menjadi acuan dalam pemilihan buku teks Fisika yang digunakan untuk proses pembelajaran.

4. Menjadi referensi bagi ketiga penulis buku teks Fisika di atas dalam membuat buku teks Fisika selanjutnya.

commit to user

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan yang penting bagi setiap manusia. Dari proses belajar inilah pengetahuan seseorang dibagikan kepada orang lain. Secara khusus kegiatan belajar dilakukan oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi yang direncanakan oleh pengajar.

Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) berpendapat bahwa “Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar”. Bertitik tolak kepada pandangan tentang belajar dari beberapa ahli pendidikan seperti: B. F. Skinner, Robert M. Gagne, Jean Piaget, Carl R. Roger dan Benjamin Bloom, Sagala (2003: 37) menjelaskan bahwa,

Meskipun di antara mereka para ahli tersebut ada perbedaan mengenai pengertian belajar, namun baik secara eksplisit maupun implisit di antara mereka terdapat kesamaan maknanya, yaitu definisi manapun konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada “suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu ”. Hal-hal pokok dalam pengertian belajar adalah belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan, perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru, dan perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.

Walaupun proses belajar hanya dilakukan oleh siswa sendiri, tindakan ini tampak sebagai perilaku belajar yang terlihat dari luar. Ciri-ciri umum pendidikan, belajar dan perkembangan dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Ciri-Ciri Umum Pendidikan, Belajar dan Perkembangan

Perkembangan 1. Pelaku

Guru sebagai palaku mendidik dan siswa yang

Siswa yang bertindak belajar atau

Siswa yang mengalami

commit to user

5. Lama waktu

6. Syarat terjadi

7. Ukuran keberhasilan

8. Manfaat

9. Hasil

Membantu siswa untuk menjadi pribadi mandiri yang utuh

Proses interaksi sebagai faktor eksternal belajar

Lembaga pendidikan sekolah dan luar sekolah

Sepanjang hayat dan sesuai jenjang lembaga

Guru memiliki kewibawaan pendidikan

Terbentuk pribadi terpelajar

Bagi masyarakat mencerdaskan kehidupan bangsa

Pribadi sebagai pembangun yang produktif dan kreatif

Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup

Internal pada diri pembelajar

Sembarang tempat

Sepanjang hayat

Motivasi belajar kuat

Dapat memecahkan masalah

Bagi pembelajar mempertinggi martabat pribadi

Hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring

Memperoleh perubahan mental

Internal pada diri pembelajar

Sembarang tempat

Sepanjang hayat

Kemanapun mengubah diri

Terjadinya perubahan positif

Bagi pembelajar memperbaiki kemajuan mental

Kemajuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

(Adaptasi dari Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Biggs & Tefler, 1987; Winket, 1991. Dikutip oleh Dimyati & Mudjiyono, 2009: 8)

Dimyati dan Mudjiono (2009: 26-30) mengutip jenjang-jenjang kemampuan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor dari beberapa ahli pendidikan dapat dirangkum sebagai berikut:

commit to user

Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran. Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri atas enam jenis perilaku sebagai berikut:

1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.

2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

b. Ranah Afektif Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran. Ranah afektif (Krathwohl & Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku-perilaku sebagai berikut:

1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.

2) Partisipasi yang mencaku kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

3) Penilaian dan penetuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui dan menetukan sikap.

4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.

commit to user commit to user

c. Ranah Psikomotorik Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani. Ranah psikomotor (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku sebagai berikut:

memilah-milahkan (mendeskriminasikan) hal-hal secara khas dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.

2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani.

3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan.

4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan- gerakan tanpa contoh.

5) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.

6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.

7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

2. Miskonsepsi

a. Konsep

Menurut Ausubel dalam Vanden Berg et al (1991: 8): Konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi,

atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol (objects, events, situations,

commit to user commit to user

b. Konsepsi

Vanden Berg et al (1991: 10) menyatakan bahwa ”Konsepsi adalah tafsiran perorangan dari suatu konsep ilmu”. Misal inti konsep dari benda yang jatuh dari ketinggian tertentu dengan mengabaikan gaya gesek udara adalah tidak tergantung pada massa benda tetapi pada ketinggian dan besarnya percepatan gravitasi di tempat tersebut. Akan tetapi banyak siswa yang memiliki konsepsi berbeda, mereka cenderung menganggap benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat dibandingkan benda yang ringan.

c. Miskonsepsi

Vanden Berg et al (1991) mendefinisikan: “miskonsepsi sebagai pertentangan atau ketidak cocokan konsep yang dipahami seseorang dengan konsep yang dipakai oleh para pakar ilmu yang bersangkutan”. Pendapat Fowler yang dikutip oleh Suparno(2005: 5): “Miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep- konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar”. Sementara Suparno(2005: 4): “Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu”.

Secara khusus Vanden Berg et al (1991: 10) mendefinisikan miskonsepsi Fisika sebagai istilah yang digunakan “ketika konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi para Fisikawan”.

Disamping istilah miskonsepsi (misconception), ada peneliti yang menggunakan pandangan alternatif (alternative frameworks), konsepsi alternatif (alternative conceptions) atau teori anak-anak (children theories ). Ketiga istilah ini digunakan untuk menhindari label salah dan

commit to user commit to user

Secara umum Suparno(2005: 53) menyatakan faktor penyebab miskonsepsi Fisika bisa dibagi menjadi lima sebab utama, yaitu berasal dari siswa, pengajar, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Adapun penjelasan rincinya adalah seperti yang disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini: Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi

Sebab Utama

Sebab Khusus

Siswa

· Prakonsepsi · Pemikiran asosiatif · Pemikiran humanistik · Reasoning yang tidak lengkap · Intuisi yang salah · Tahap perkembangan kognitif siswa · Kemampuan siswa · Minat belajar siswa

Pengajar

· Tidak menguasai bahan · Bukan lulusan dari bidang ilmu Fisika · Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide · Relasi guru-siswa tidak baik

Buku Teks

· Penjelasan keliru · Salah tulis terutama dalam rumus · Tingkat penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa · Tidak tahu membaca buku teks · Buku fiksi dan kartun sains sering salah konsep

Karena alasan menariknya yang perlu

Konteks

· Pengalaman siswa

commit to user

· Bahasa sehari-hari berbeda · Teman diskusi yang salah · Keyakinan dan agama · Penjelasan orang tua/orang lain yang keliru · Konteks hidup siswa (tv, radio, film yang keliru) · Perasaan senang tidak senang · Bebas atau tertekan

Cara mengajar

· Hanya berisi ceramah dan menulis · Langsung ke dalam bentuk matematika · Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa · Tidak mengoreksi PR yang salah · Model analogi yang diapakai kurang tepat · Model Praktikum · Model diskusi · Model demonstrasi sempit · Non-multiple Intelegences

(Paul Suparno, 2005: 53) Vanden Berg et al (1991: 5) berpendapat dalam hal pengoreksian miskonsepsi pada siswa: “ternyata miskonsepsi awet dan sulit dirubah”. Vanden Berg et al (1991: 6) memberikan langkah-langkah mengatasi miskonsepsi berikut ini:

1) Langkah pertama adalah mendeteksi prakonsepsi siswa. Apa yang sudah ada dalam kepala siswa sebelum kita mengajar? Prakonsepsi apakah yang sudah terbentuk dalam kepala siswa oleh pengalaman dengan peristiwa-peristiwa yang akan dipelajari? Apa kekurangan prakonsepsi tersebut? Prakonsepsi dapat diketahui dari literatur, dari test diagnostis, dari pengamatan kegiatan siswa langsung, dan dari pengalaman guru. Literatur dan test diagnosis dapat sangat membantu. Begitu pula membaca test esai siswa dengan cara kritis dan santai. Waktu mengoreksi test guru biasanya bekerja terlalu cepat untuk

commit to user commit to user

2) Langkah yang kedua adalah merancang pengalaman belajar yang bertolak dari prakonsepsi tersebut dan kemudaian menghaluskan bagian yang sudah baik dan mengoreksi bagiam konsep yang salah. Prinsip utama dalam koreksi miskonsepi adalah bahwa siswa diberi pengalaman belajar yang menunjukkan pertentangan konsep mereka dengan peristiwa alam. Dengan demikian diharapkan bahwa pertentangan pengalaman baru dengan konsep yang lama akan menyebabkan koreksi konsepsi. (cognitive dissonance theory, Festinger ). Atau dengan memakai istilah Piaget dapat dikatakan bahwa pertentangan pengalaman baru dengan konsep yang salah akan menyebabkan akomodasi, yaitu penyesuaian struktur kognitif (otak) yang menghasilkan konsep baru yang lebih tepat. Akan tetapi, belum tentu pengalaman yang tidak cocok dengan prakonsepsi akan berhasil. Contoh gerak jatuh tersebut di mana pengalaman siswa dengan gerak jatuh toh tidak cukup untuk menghasilkan konsep yang benar membuktikan bahwa prakonsep dapat bertahan walaupun pengalaman sebenarnya bertentangan dengannya. Penelitian oleh Rowell dan Dawson (1983) di Australia juga memperlihatkan daya kenyal miskonsepsi.

3) Langkah yang ketiga adalah latihan pertanyaan dan soal untuk melatih konsep baru dan menghaluskannya. Pertanyaan dan soal yang dipakai harus dipilih sedemikian rupa sehingga perbedaan antara konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah akan muncul dengan jelas. Cara mengajar yang tidak membantu adalah kalau guru hanya membahas soal tanpa memperhatikan konsep atau hanya menulis banyak rumus pada papan tulis, atau hanya berceramah tanpa interaksi dengan murid.

commit to user

Analisis isi didefinisikan oleh Krippendorff (1991: 15) sebagai “suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicabel) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya”. Berelson (1952, dalam Guba dan Lincoln, 1981: 240, dalam Moleong, 2011: 220) mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi. Weber (1985:9, dalam Moleong, 2011: 220) menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Holsti (1969, dalam Guba dan Lincoln, 1981: 240, dalam Moleong, 2011: 220) memberikan definisi yang menyatakan bahwa kajian isi adalah teknik apa pun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis.

Krippendorf (1991: 15) menerangkan bahwa “analisis isi bertujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan “fakta” dan panduan praktis pelaksanaanya”.

Menurut Jenis (1965) (Krippendorf, 1991: 35-36), Analisis isi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Analisis isi pragmatis Prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut sebab atau akibatnya yang mungkin. Misalnya, penghitungan berapa kali suatu kata diucapkan, yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap Jerman pada audiens tertentu.

b. Analisis isi semantik Prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut maknanya. Misalnya, penghitungan berapa kali Negara Jerman dijadikan referensi, tidak jadi masalah kata apa yang digunakan untuk menunjukkan referensi itu.

1) Analisis penunjukkan (designation) Menggambarkan seberapa sering objek tertentu dirujuk. Analisis ini disebut juga dengan analisis pokok bahasan (subject matter).

commit to user

Menggambarkan frekuensi seberapa sering karakterisasi tertentu dirujuk.

3) Analisis pernyataan (assertions) Menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakterisasikan secara khusus. Analisis ini disebut juga analisis tematik.

c. Analisis sarana tanda (sign-vehicle) Prosedur yang mengklasifikasikan isi menurut sifat psiko-fisik dari tanda. Misalnya, penghitungan berapa kali kata “Negara Jerman” muncul.

Berelson (Krippendorf, 1991: 36-37) menyebut 17 kegunaan analisis isi sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan kecenderungan-kecenderungan dalam isi komunikasi.

b. Melacak perkembangan ilmu pengetahuan.

c. Menyingkap perbedaan-perbedaan internasional dalam isi komunikasi.

d. Memperhitungkan isi komunikasi dalam hubungannya dengan sasaran- sassarannya.

e. Mengkonstruksikan dan menerapkan standard-standard komunikasi.

f. Membantu pelaksanaan teknis penelitian (mengkode pernyataan terbuka dalam wawancara survei).

g. Menyingkapkan teknik-teknik propaganda.

h. Mengukur “kehandalan” bahan-bahan komunikasi.

i. Menemukan gambaran-gambaran stylistik. j. Mengidentifikasi niat-niat (intentions) dan karakteristik lain komunikator. k. Menggambarkan keadaan psikologis seseorang atau kelompok. l. Mendeteksi eksistensi propaganda (terutama untuk tujuan yang legal). m. Melindungi intelejensi politik dan militer. n. Mereplikasikan berbagai sikap, kepentingan dan nilai (“pola-pola

kultural”) berbagai kelompok masyarakat. o. Mengungkapkan fokus perhatian.

commit to user commit to user

a. Proses mengikuti aturan Setiap langkah dilakukan atas dasar aturan dan prosedur yang disusun secara eksplisit. Aturan itu harus berasal dari kriteria yang ditentukan dan prosedur yang ditetapkan. Analisis berikutnya yang akan mengadakan pengkajian harus menggunakan aturan yang sama, prosedur yang sama dan kriteria yang sama sehingga dapat menarik kesimpulan yang sama pula.

b. Kajian isi adalah proses sistematis Hal ini berarti dalam rangka pembentukan kategori sehingga memasukkan dan mengeluarkan kategori dilakukan atas dasar aturan yang taat asas. Jadi, apabila aturan telah ditetapkan, hal itu harus diterapkan dengan prosedut yang sama, terlepas dari apakah menurut analisis atau tidak.

c. Kajian isi merupakan proses yang diarahkan untuk menggeneralisasi

Pada masa yang akan datang, penemuan hendaknya memerankan sesuatu yang relevan dan teoritis. Atau dalam pengertian penelitian ilmiah, penemuan itu harus mendorong pengembangan pandangan yang berkaitan dengan konteks dan dilakukan atas dasar contoh selain dari contoh yang telah dilakukan atas dasar dokumen yang ada.

d. Kajian isi mempersoalkan isi yang termanifestasikan Jadi, jika peneliti akan menarik kesimpulan harus berdasarkan isi suatu dokumen yang termanifestasikan.

e. Kajian isi menekankan analisis secara kuantitatif, namun hal itu dapat pula dilakukan bersama analisis kualitatif. Krippendorf (1991: 65-68) menyatakan bahwa secara holistik desain analisis isi dapat dibagi menjadi tiga tipe desain, yaitu:

a. Desain untuk mengestimasikan Desain ini sesuai dengan definisi analisis isi dan digunakan ketika analisis isi dipakai sebagai metode tunggal. Desain peneilitian ini berhubungan

commit to user commit to user

sistem

gejala yang

menjadi perhatiannya dalam menginterpretasikan serangkaian data yang tidak terstruktur atau bersifat simbolik.

b. Desain untuk menguji substitutabilitas Dalam desain ini dua atau lebih metode diterapkan terhadap data yang sama dengan tujuan menguji apakah kedua metode tersebut membawa hasil yang dapat diperbandingkan dan apabila lebih dari dua metode yang digunakan, metode manakah lebih baik.

c. Desain untuk menguji hipotesis Desain ini membandingkan hasil sebuah analisis isi dengan data yang diperoleh secara independen dan gejala yang tidak diinferensikan dengan menggunakan analisis isi. Seringkali analisis isi menjadi bagian dari usaha penelitian yang lebih luas.

Krippendorf (1991: 69) menjelaskan komponen-komponen dalam proses analisis isi adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan data Sebuah datum merupakan sebuah unit ibformasi yang direkam media yang tahan lama, dapat dibedakan dengan data lain, dapat dianalisis dengan teknik-teknik eksplisit, dan relevan dengan masalah tertentu. Data dalam anasis isi biasanya berasal dari bentuk simbolik yang rumit dalam sebuah bahasa asli, seperti: kartun, catatan pribadi, karya sastra, teater, drama televisi, iklan, film, pidato politik, dokumen historis, interaksi kelompok kecil, atau wawancara.

b. Reduksi data

commit to user commit to user

c. Penarikan inferensi Penarikan inferensi memerlukan semua pengetahuan yang mungkin dimiliki analis isi tentang cara data dikaitkan dengan konteksnya dan pengetahuan ini akan diperkuat dengan keberhasilan inferensial.

d. Analisis

Analisis bersifat menjelaskan atau deskriptif terhadap analisis isi.

4. Buku Teks

Menurut Tarigan (1986: 13, dalam Abdulkarim, 2007: 121), buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu merupakan

buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional yang diperlengkapi dengan sarana dan mudah dipahami oleh para pemakainya, di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dalam menunjang sesuatu program pembelajaran.

Penggunaan istilah buku teks dapat dianggap padanan kata dari istilah textbook dalam bahasa inggris. Rusyana (1982: 211, dalam Abdulkarim, 2007: 122) mengistilahkan buku teks dengan buku ajar, yaitu “buku yang merupakan pegangan pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk menyajikan pengalaman tak langsung dalam suatu jumlah yang banyak dan untuk menunjang program pengajaran”.

Buku teks yang berkualitas baik perlu memenuhi beberapa kriteria. Menurut Greene dan Petty (Tarigan, 1986: 22, dalam Abdulkarim, 2007: 122- 123), kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sudut pandang (point of view) Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang menjiwai dan melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang itu berupa teori dan ilmu jiwa, bahasa dan sebagainya.

b. Kejelasan konsep

commit to user commit to user

c. Relevan dengan kurikulum Buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai media pengajaran di sekolah yang harus mengikuti berbagai ketentuan kelembangaan, termasuk di dalamnya kurikulum.

d. Menarik minat Buku teks ditulis untuk siswa. Oleh karena itu, penulis buku teks harus mempertimbangkan minat siswa pemakai buku teks tersebut. Semakin sesuai dengan minat siswa, semakin tinggi daya penarik buku teks itu.

e. Menumbuhkan motivasi Buku teks yang baik adalah buku teks yang dapat membuat siswa merasa ingin dan senang untuk mengerjakan tugas atau latihan-latihan yang ada dalam buku tersebut.

f. Menstimulasi aktivitas siswa Buku teks yang baik ialah buku teks yang merangsang, menantang, dan menggairahkan aktivitas siswa. Hal ini sesuai dengan konsep CBSA atau klasifikasi nilai.

g. Ilustratif Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok pastilah memberikan daya tarik tersendiri serta memperjelas hal yang dibicarakan.

h. Harus dapat dimengerti Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya. Aspek pemahaman harus didahulukan. Faktor utama yang berperan di sin I adalah bahasa. Bahasa buku haruslah sesuai dengan bahasa siswa. Kalimat-kalimatnya efektif dan terhindar dari makna ganda.