BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan Dukungan Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Kelas VIII di MTS Sudirman Truko Kecamatan Bringin

BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005:23) prestasi ialah hasil yang diperoleh

  berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dari dalam individu sebagai dari hasil aktivitas belajar. Lebih lanjutnya lagi dalam bukunya yang mengutip pendapat Nasrun Harahap tentang pengertian prestasi yaitu penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat didalam kurikulum. Prestasi merupakan hasil penilaian pendidikan atas perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar, prestasi menunjukan hasil dari pelaksanaan kegiatan yang diikuti siswa di sekolah, kegiatan belajar yang diikuti siswa dapat diukur melalui penguasaan materi yang diajarkan oleh guru dan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum.

  Sebuah prestasi tidak akan pernah dihasilkan oleh seseorang apabila tidak pernah melakukan kegiatan. Dalam kenyataanya untuk mendapatkan prestasi seseorang harus melalui berbagai tantangan dari rintangan yang harus dihadapi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Suhainah Suparno (2000:2), prestasi merupakan hasil yang diperoleh dari hasil kerja keras yang dilakukan oleh seseorang. Sejalan dengan hal tersebut Sumadi Suryabrata (2006:297) prestasi merupakan nilai terakhir yang dapat diberiakan oleh guru mengenai kemajuan belajar siswa selama masa tertentu, jadi prestasi adalah hasil usaha siswa selama masa tertentu dalam melakukan kegiatan belajar. Dari pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut terlihat jelas perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun ada intinya sama yaitu hasil yang dapat diukur dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan.

2. Pengertian Belajar

  Kegiatan manusia yang tidak pernah lepas dari zaman kezaman adalah melaksanakan kegiatan belajar. Kegiatan ini merupakan hal yang esensial dan dibuthkan oleh manusia itu sendiri, sadar atau tidak sadar ini harus dilakukan, sehingga belajar merupakan suatu kegiatan dimana dari tidak tau menjadi tahu atau dewasa menjadi dewasa. Menurut Rober dalam Muhaibbin syah, (2010:91) belajar mempunyai dua definisi yang pertama belajar ialah proses untuk memperoleh pengetahuan dan yang kedua belajar ialah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai latihan yang diperkuat.

  Menurut Slavin (2008:15) Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan menurut Slameto (2010;3) berpendapat ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut: a.

  Perubahan secara sadar b.

  Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional c. Perubahan bersifat positif dan aktif d.

  Perubahan bukan bersifat sementara e. Perubahan bertujuan dan terarah serta f. Perubahan mencakup semua aspek tingkah laku.

  Jadi, belajar merupakan perubahan tingkah laku yang semakin baik dan perubahan yang terjadi setelah melalui proses belajar itu sendiri terjadi berkat latihan dan pengalaman sehingga perubahan tersebut relatif mantap. Perubahan yang terjadi meliputi berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti perubahan pada cara berfikir, ketrampilan, kecakapan kebiasaan maupun sikap.

  Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia bisa melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang menjadi lebih baik. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Dari pemahaman mengenai prestasi dan belajar ialah hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan gambaran dari hasil belajar yang berupa kesan-kesan akibat adanya perubahan dari dalam diri kegiatan belajar yang dilakukanya. Jadi hasil pretasi belajar tersebut juga dapar dipandang sebagai perubahan kemampuan yang telah terjadi setelah siswa belajar.

  Menurut pendapat Hutabrata (2006:11-12) prestasi belajar dibagi menjadi 4 (empat) golongan yaitu: a.

  Pengetahuan Penguasaan informasi, fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar, dan konsep lainya.

  b.

  Kemampuan Kemampuan untuk menganalisis, mereproduksi, menciptakan, mengatur, merangkum, membuat generalisasi, berfikir rasionl dan menyesuaikan.

  c.

  Kebiasaan dan ketrampilan Kebiasaan perilaku dan ketrampilan dalam menggunakan semua kemampuan d. Sikap Yaitu dalam bentuk apresiasi, minat, pertimbangan,dan selera.

  Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Sedangkan menurut Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. Pengtahuan , pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.

  Dari pendapat yang telah dikemukakan tersebut maka, yang dimaksud dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil usaha siswa yang dapat dicapai berupa penguasaan pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, dan ketrampilan derta sikap setelah mengikuti proses belajar yang dapat dibuktikan dengan hasil tes. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan siswa untuk mengetahui kemampuan yang diperolehnya dari suatu kegiatan yang disebut belajar.

3. Pengukuran Prestasi belajar

  Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang berupa pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diukur dengan tes, menurut pendapat Nana Sudjana (2005:22) prestasi belajar terdiri dari 3 ranah yaitu: a.

  Ranah kognitif Ranag ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  b.

  Ranah Afektif Ranah ini berkenaan dengan sikap atau nilai yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah-ubah setiapa saat.

  c.

  Ranah Psikomotorik Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.

  Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasilbelajar berupa ketrampilan. Menurut Muhaibbin Syah (2010:152) pengukuran keberhasilan dalam prestasi belajar yaitu sebagai berikut: a.

  Evaluasi prestasi kognitif Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tertulis maupun tes lisan atau perbuatan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa disekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan lain kenapa tes lisan kurang diperhatikan ialah karena pelaksanaanya yang face to face (berhadapan langsung).

  b.

  Evaluasi prestasi afektif Dalam perencanaan penyusunan instrument tes prestasi sswa yang berdimensi aktif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi karesteristik seyogyanya mendapat perhatian khusus. Alasanya, karena kedua jenis prestasi ranah rasa tersebut itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan siswa. Salah satu bentuk tes ranah rasa yang popular ialah “skala linkert” (Linkert Scale) yang bertujuan untuk mengidentifikasi kecenderungan atau sikap orang. Evaluasi prestasi psikomotorik Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranag psikomotor (ranag karsa) adalah observasi. Observasi dalam hal ini dapat diartikan sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku, fenomena lain, dengan pengamatan secara langsung. Namun, observasi harus dibedakan dari eksperimen, karena eksperimen pada umumnya dipandang sebagai salah satu cara observasi. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat diukur dengan tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik, ketiga ranah tersebut menjadi objek penelitian dalam prestasi belajar. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pengajaran.

  Prestasi belajar mempunyai hubungan erat dengan kegiatan belajar, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik yang berasal dari dalam siswa maupun faktor yang berasal dari luar siswa tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:68) Faktor

  c.

4. Faktor-Faktor prestasi Belajar

  • – faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar ialah sebagai berikut: a.

  Faktor fisiologis

  a) Kondisi fisiologis

  b) Kondisi panca indra

  2) Faktor Psikologis

  a) Bakat

  Faktor yang berasal dari dalam diri siswa 1)

  c) Kecerdasan

  d) Motivasi

  e) Kecerdasan kognitif b.

  Faktor yang berasal dari luar diri siswa 1)

  Faktor lingkunan

  a) Lingkunag alami

  b) Lingkungan sosial budaya

  b) Minat

  2) Faktor instrumental

  a) Kurikulum

  b) Program

  c) Sarana & fasilitas

  d) Guru

  Selain itu menurut Menurut Roestiyah (2005:155) faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dengan melihat keadaan keluarga siswa, faktor tersebut antara lain :

1. Cara orang tua mendidik 2.

  Suasana keluarga 3. Penggertian atau perhatian orang tua 4. Latar belakang budaya

  Prestasi belajar siswa sangat dipenagruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri siswa ( faktor internal ) maupun faktor dari luar diri siswa ( faktor eksternal ). Namun ,terkait dengan penelitian ini faktor yang ingin diungkap atau dijadikan variabel adalah sarana dan fasilitas. Adanya kegunaan sarana dan fasilitas yang ada diharapkan dapat mendukung siswa untuk belajar semaksimal mungkin untuk memperoleh atau mendapatkan prestasi belajar sebaik

  • – baiknya, yang dimana fasilitas tersebut disediakan oleh pihak sekolah dan keluarga atau orang tua siswa sebagai sarana pendukung belajar siswa.

  B.

  Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

  Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana penunjang belajar siswa, yang didalam perpustakaan tersebut menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penguna. Menurut Rusiana Sjahrial (2000:7) perpustakan sekolah merupakan perpustakaan yang ada di dalam lingkungan sekolah, baik sekolah dasar, maupun sekolah lanjutan, baik sekolah yang bersifat umum atau kejuruan. Sejalan dengan pendapat tersebut Suwarno (2011:5) bahwa keberadaan perpustakaan menjadi sangat penting, karena disanalah buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan berada. Selain itu menurut Yusuf dan Suhendar (2007:2) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhu kebutuhan informasi bagi siswa di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan siswa, serta perpustakaan sekolah berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar ditingkat sekolah karena perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program penyelengara pendidikan ditingkat sekolah.

  Perpustakaan sekolah sebagai sarana dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh dan tujuan yang cukup besar bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Menurut Racmat (2007:5) tujuan perpustakaan sekolah ialah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Pendapat lain oleh Yusuf Dan Suhendar (2007:3) bahwa perpustakaan sekolah bertujuan untuk : 1.

  Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca siswa 2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan 3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan kurikulum 5. Memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa 6. Memperluas, memperdalam dan mempeerkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu luang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fisik dan cerpen. Dari dua pendapat tersebut mengenai tujuan dari perpustakaan sekolah adalah untuk menumbuhkan minat membaca, mendukung kegiatan belajar, dan sebaga tempat menyediakan berbagai ilmu pengetahuan melalui koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kurikulum dan sehingga menjadi tempat dimana penggunaan perpustakaan dapat mengembangkan bakat, kemampuan, dan mempertinggi daya serap dalam proses belajar mengajar di sekolah.

  Keberadaan perpustakaan sekolah berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar, menurut Yusuf dan Suhendar (2007:4) perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi utama yaitu:

  1. Fungsi edukatif Yaitu keseluruhan fasilitas atau saran yang ada pada perputakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membentu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan.

  2. Fungsi informatif Yaitu mengupayakan menyediakan koleksi perpustakaan yang bersifat memberitahukan akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

  3. Fungsi rekreasi Yaitu sebagai pelengkap untuk memenuhi kebutuhan sebagai anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.

  4. Fungsi riset atau penelitian Yaitu koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukan penelitian yang sederhana.

  Sedangkan menurut Djarot (2009:18) fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut : 1.

  Sumber segala informasi untuk pengguna 2. Untuk membangkitkan dan menumbuhkan minat baca siswa 3. Sarana atau tempat untuk membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang salah satu kebutuhan manusia terhadap rasa seni

  4. Memberikan hiburan bagi pembaca 5.

  Sebagai bahan acuan atau referensi Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah meningkatkan baca siswa, mengembangkan hobi siswa,menambah wawasan siswa, memperdalam ilmu pengetahuan dan menyediakan informasi yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Perpustakaan bermanfaat apabila benar-benar memperlancar tujuan proses belajar mengajar di sekolah, menurut Bafedal (2001:7) bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah yang dapat dilakukan oleh siswa antara lain sebagai berikut:

  1. Mencari informasi atau referensi buku selain buku wajib yang dihunakan di kelas 2.

  Melatih kemampuan belajar mandiri 3. Sebagai sarana belajar kelompok Sedangkan menurut Sinaga (2009:17) pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memperlukan ketrampilan sebagai berikut:

  1. Ketrampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi ketrampilan: a.

  Mengenal sumber informasi dan pengetahuan b.

  Menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan system klasifikasi perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indek, kamus, buku tahunan, dll.

  c.

  Menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi sepertiksklopedia, kamus, nb 2. Ketrampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi seperti: a.

  Memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah b.

  Mendokumentasikan informasi dan sumbernya.

  3. Ketrampilan menganalisis, mengintreprestasikan, mengevaluasi informasi seperti: a.

  Memahami bahan yang dibaca b.

  Membedakan antara faktor dan opini c. Mengintraprestasi informasi yang baik yang saling mendukung atau berlawanan 4. Ketrampilan menggunakan informasi seperti: a.

  Memanfaatkan intisari untuk mengambil informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah b.

  Menggunaka informasi dalam berdiskusi c. Menyajikan informasi dalam bentuk tulisan

  Pemanfaatan perpustakaan telah mendapat perhatian pemerintah melalui UU Rebublik Indonesia No 20 tahun 2003 (SISDIKNAS pasal 45 bab XII sarana dan prasarana pendidikan, hal 19) yang berbunyi: setiap satuan pendidikan formal atau non formal menyediakan saran dan prasarana yang memenui keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan siswa. Melalui perpustakaan sekolah kepandaian membaca ini dimanfaatkan dan kembangkan, dengan tuntunan guru dan pustakawansebagai pembimbing siswa untuk mencapai informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar.

  Pemanfaatakan perpustakaan sekolah dan bahan-bahan pustaka yang ada di sekolah dimaksudkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar dalam mencapa prestasi belajar yang sesuai diharapkan sehingga kurikulum dapat berhasil dilaksanakan. Menurut Roestiyah (2001:69) menyatakan bahwa agar perpustakaan dapat dimanfaatkan berkenaan dengan tugas-tugas belajar, maka satu satunya jalan yang dapat diberikan ialah memberikan bacaan halaman-halaman tertentu, bab-bab tertentu kepada siswa, sehingga mereka mempunyai rasa keperluan yang mendesak untuk mengunjungi perpustakaan dan perpustakaan yang ramai dikunjungi ialah suatu tanda bahwa bahwa taraf pendidikan mereka sudah mulai maju.

  Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah dalam proses belajar mengajar dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiriyang akhirnya siswa mampu belajar mandiri, membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, dan juga dapat menimbulkan kencintaan siswa dalam membaca, serta dapat memperkaya pengalaman belajar dari siswa. Jadi, yang dimaksut dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah dalam penelitian ini adalah perpustakaan yang berada dilingkungan sekolah yang dapat dijadikan sarana penunjang atau sumber belajar baik dilakukan secara mandiri atau kelompok yang mana sesuai dengan kebutuhan siswa serta dijadikan sebagai tempat untuk memperkaya pengetahuan.

  C.

  Dukungan Ekonomi Orang Tua 1.

  Pengertian Dukungan Ekonomi Dukungan ekonomi berasal dari tiga buah kata yang memiliki makna yang berbeda- beda. status adalah penempatan orang pada suatu jabatan tertentu, sedangkan dukungan adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang manusia sebagai makluk sosial dalam masyarakatnya, sejalan dengan pengertian tersebut menurut Narwoko (2007:156) yang dimaksud dengan dukungan ialah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelo sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi sedangkan Ekonomi adalah berasal dari kata ekos dan nomos yang berarti rumah tangga, yang secara harfiah keadaan rumah tangga, selain itu menurut Syamsudin Machmud (2007:10) mengatakan bahwa ekonomi berhubungan dengan usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dalam masyarakat tertentu.

  Sejalan dengan pendapat yang telah dijelaskan tersebut, Thamri Nasution (2000:34) yang dimaksut dengan dukungan ekonomi orang tua ialah suatu tingkatan yang dimiliki seseorang yang didasarkan pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari dari penghasilan atau pendapat yang diperoleh sehingga mempunyai peranan pada dukungan dalam struktur masyarakat, penghasilan atau pekerjaan tertentu juga dapat menentukan tinggi rendahnya status seseorang. Dari pengertian tersebut diperkuat oleh Maftuh (2001:43) dengan bahasa yang lebih sederhana, bahwa dukungan ekonomi menurut beliau ialah ststus sosial dalam masyarakat yang dapat dilihat dari segi pendapatan, pekerjaan, dan jabatan.

  Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut maka, yang dimaksud dengan dukungan ekonomi ialah kondisi yang menggambarkan kedudukan seseorang atau keluarga dalam masyarakat berdasarkan kondisi ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh orang tersebut. Hal ini membuktikan betapa dominan faktor kehidupan ekonomi seseorang dalam menentukan dukungan ekonomi, walaupun kita sadari bahwa dukungan banyak dipengaruhi oleh unsur lain, diantaranya pendidikan, keturunan, dan jabatan dimana unsur-unsur tersebut juga mempengaruhi kehidupan.

2. Pengertian Orang Tua

  Telah disadari oleh banyak ahli pendidikan bahwa pendidikan berawal dan dialakukan oleh keluarga, sacara sadar atau tidak sadar keluarga lebih berperan didalamnya yaitu orang tua, yang telah merancang bentuk pengerjaan dan pendidikan untuk massa depan anak-anak mereka, mulai dari bentuk pengenalan keluarga, benda dan dirinya, serta bentuk benda disekelilingnya atau masyarakat sekitar. Seprti ditulis oleh Amier Dien (2006:99) orang tua merupakan orang pertama dan terutama yang bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Secara definitif orang tua dapat diartikan sebagai orang yang melahirkan, membesarkan, merawat atau mendidik serta membimbing orang yang lebih muda dari padanya. Orang tua dapat diartikan pula ibu, ayah sebagai suami istri yang telah melahirkan anak dan memiliki tanggung jawab didalam bidang pendidikan.

  Dari pengertian tersebut yang dimaksud orang tua ialah setiap orang yang bertanggung jawab atas penghidupan anak-anak yang dilahirkanya, tanggung jawab tersebut meliputi : memelihara, membiayai, membimbing, dan mendidik anak-anaknya dari semenjak mereka belum mengenal dirinya sendiri sampai mereka sapai mampu mengenal diri mereka sendiri dan lingkunganya dimana didalamnya juga termasuk bagaimana orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan yang semestinya diperoleh oleh anak untuk masa depannya.

  Jadi, yang dimaksud dengan dukungan ekonomi orang tua dalam penelitian ini ialah kedudukan orang tua dalam masyarakat berdasarkan pada pedidikan, dan pekerjaan disertai dengan kemampuan orang tua dalam memenuhi segala kebutuhan keluarga sehari-hari, termasuk kemampuan orang tua dalam membiayai serta menyediakan fasilitas-fasilitas belajar sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap anak-anaknya.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Ekonomi Orang Tua

  Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan ekonomi orang tua diantaranya ialah: a.

  Pendidikan Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian bagaimanapun sederhananya perbedaan suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan, karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradapan umat manusia, pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.

  Di dalam UU SISDIKNAS (No 20 Th 2003) pendidikan merupakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan umtuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Selain itu pendidikan juga dapat digunakan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan taraf hidupnya ketingkat yang lebih tinggi melalui usaha mereka sendiri. Jadi pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan seseorang tetapi, juga meningkatkan keahlian atau ketrampilan tenaga kerja, yang pada giliranya dapat meningkatkan produktivitas. Produktivitas disatu pihak dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan dipihak lain dapat meningkatan penghasilan dan kesejahteraan yang pada akhirnya dapat menempatkan seseorang pada dukungan ekonomi pada tingkat yang lebih tinggi dari kelompok masyarakat lainya. b.

  Pekerjaan Pekerjaan merupakan symbol dukungan seseorang di masyarakat. Pekerjaan jabatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesejahteraan yang diinginkan.

  c.

  Pendapatan Manusia sebagai makluk hidup memiliki beberapa kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder ataupun tersier. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus bisa melakukan suatu kegiatan yang disebut dengan bekerja, dengan bekerja seseorang akan memperoleh pendapatan, hasil yang didapat berupa uang atau mungkin berupa barang.

  d.

  Stratifikasi dukungan ekonomi orang tua Menurut Abu Ahmadi (2007:269) didalam kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya terdapat empat macam dukungan yaitu Pegawai, ABRI, petani dan pedagang. Dari keempat dukungan tersebut maka, dalam kehidupan sehari-hari selalu dijimpai masyarakat yang berpenghasilan tinggi, sedang, dan rendah. Untuk perbedaan penghasilan tersebut disebabkan oleh beberapa faktpr diantaranya ialah: 1)

  Taraf pendidikan, ketrampilan, keahlian yang dimiliki oleh setiap orang

2) Kesempatan kerja, jenis pekerjaan, dan modal dalam mengembangkan usahanya.

  3) Kemampuan dalam hal mengerjakan suatu hal pekerjaan serta pandangan hidup yang dipegangnya.

  Sehingga dari faktor-faktor tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum kehidupan masyarakat dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu: 1)

  Golongan ekonomi tinggi Yang dimaksud golongan ekonomi tinggi ialah suatu goongan keluarga atau kehidupan rumah tangga yang serba kecukupan dalam segala hal bail itu kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Atau dapat dikatakan mempunyai kemampuan ekonomi melebihi kebutuhan hidupnya dari harta kekayaan yang lebih banyak. Sehingga mereka dapat dengan mudah memenuhi segala kebutuhan yang brsifat materi seperti, alat-alat permainan sampai alat-alat sekolah dan pakaian yang mahal-mahal. Bahkan pekerjaan yang ada di rumah diserahkan seluruhnya kepada pembantu rumah tangga, dan pendapatan penduduk berekonomi tinggi rata-rata diatas pendapatan nasional. 2)

  Golongan ekonomi sedang Adapau yang dimaksud dengan ekonomi sedang adalah golongan yang mempunyai kemampuan dibawah tinggi dan diatas rendah atau denagn kata ain golongan ekonomi sedang ialah orang yang dalam kehidupanya tidak berlebih atau serba kecukupan. Dalam memenuhi kebutuhanya disesuaiakan dengan kemampuan, dan dapat dikatatan masyarakat berekonomi sedang pendapatanya berada dibawah tinggi dan diatas rendah dari pendapatan nasional.

  3) Golongan ekonomi renddah

  Menurut Drs. Wahyu MS (2007:199) Yaitu yang dimaksud dengan golongan ekonomi rendah atau miskin adalah suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kekurangan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan yang paling pokok atau kebutuhan primer seperti pangan, pakaian, papan dan lain sebagainya. Menurut Munandar Soelaeman (2001:174) garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok bisa dipengaruhi oleh tiga hal diantaranya :

  a) Persepsi manusia terhadap kebutuhan poko yang diperlukan

  b) Posisi manusia dalam lingkungan sekitar

c) Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup manusiawi.

  Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Selain itu posisi manusia dalam lingkunag sekitar inilah yang berkaitan erat sekali dengan pendapatan yang diperoleh oleh manusia tersebut, sedangkan kebutuhan objektif manusia untuk hidup secara manusiawiditentukan oleh komposisi pangan, apakah bernilai cukup gizi dengan dengan nilai protein dan kalori cukup dengan tingkat umu, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim, dan lingkungan dialami. Adapun ciri-ciri kemiskinan menurut moenandar (2001:175) ialah sebagai berikut: a)

  Tidak memiliki faktor produksi seperti tanah, modal, ketrampilan dan sebagainya b) Tidak memiliki kemungkinan untuk memiliki faktor produksi dengan kekuatan sendiri misalnya seperti, untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha

  c) Tingkat pendidikan rendah, karena harus orang tua yang bekerja

  d) Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas yaitu berusaha dalam hal apa saja (buruh)

e) Banyak hidup dikota tetapi tidak memiliki ketrampilan.

  Jadi, yang dimaksud dengan golongan rendah ialah golongan yang mendapatkan enghasilan lebih rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan minimal yang seharusnya mereka penuhi, penghasilan yang dimaksud ialah penerimaan yang berupa uang atau barang baik dari pihak lain atau diri sendiri denag jalan dinila memberi uang yang berlaku pada saat itu. Setelah diketahui golonga-golongan yang terdaat dimasyarakat yaitu golongan ekonomi tinggi, sedang, dan rendah. Untuk selanjutnya penulis mengelompokan golongan ekonomi masyarakatyang ada ditempat penelitian menggunakan standar konsumsi beras. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Moenandar Soelaiman (2001:174), beliau enyatakan bahwa, orang itu disebut miskin apabila penghasilan kurang dari 360 Kg beras perkapita pertahun untuk penduduk desa dan 480 Kg beras perkapita untuk daerah perkotaan

  Dalam bukunya yang lain yaitu wawasan ilmu sosial dasar oleh Wahyu MS(2007:126) juga menyatakan bahwa, yang dibutuhkan oleh setiap orang perharinya adalah 1900 kalori, denag demikian untuk memenuhi kalori sejumlah itu diperlukan beras perkapita pertahun 320 kg atau 0,88 kg perhaiuntuk daerah perdesaan, dan 480 Kg perkapita pertahun atau 1,33 kg perhari didaerah kota.

  Memang pada umumnya sangatlah sulit untuk menetukan kebutuhan minimal rumah tangga atau keluarga, karena banyak sekali pertimbangan. Oleh karena itu penulis mengambil standar konsumsi beras hal ini disebabkan jelas jika beras merupakan kebutuhan atau bahan pokok yang mereka anggap penting.

  Berdasarkan standar harga beras di semarang dari sumber Rabu 16 agustus 2017) rata-rata harga beras adalah Rp 10.500,00/Kg harga ini yang dapat dijangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Oleh karena itu orang tua yang siswa yang pendapatanya dibawah Rp 1.108.800,00 didesa dan dibawah Rp 1.675.800,00 di kotatergolong ekonomi rendah adapun orang tua siswa yang mempunyai pendapatan cukup atau pas-pas Rp 1.108.800,00 di desa dan Rp 1.675.800,00 di kota tergolong sedang, sedangkan pendapatan orang tuan yang berpendapatan diatas Rp 1.108.800,00 di desa dan Rp 1.675.800,00 di kota tergolong ekonomi tinggi. Setelah mengetahui batasan-batasan untuk pengolongan dukungan ekonomi orang tua mereka, penulis dapat dengan mudah mengklasifikasikanya dalam bentuk table. Sehingga dapat diketahui para orang tua siswa apakah termasuk yang mana diantara ketiga golongan tersebut.

  D.

  Kerangka Berfikir

  Didalam mempermudah pelaksanaan penelitian sekaligus memperlancar dalam pelaksanaan penelitian ini, kerangka berfikir dibuat dimaksudkan agar tidak menyimpang dari inti permasalahan maka perlu dijelaskan kerangka berfikir sebagai landasan dalam pembahasan. Menurut Sugiono (2015:60) Kerangka Berfikir merupakan Sentesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Dalam hal ini dengan adanya perpustakan sekolah yang menyediakan berbagai buku

  • – buku mata pelajaran , maka siswa akan dengan mudah menemukan buku yang ingin dipelajari, tidak hanya itu perpustakaan sekolah mempunyai tujuan yaitu untuk menumbuhkan minat baca, mendukung kegiatan belajar, dan sebagai tempat menyediakan berbagai ilmu pengetahuan melalui koleksi perpustakaan sekolah yang sesuai dengan kurikulum dan menjadi tempat siswa untuk mengembangkan bakat, kemampuan, dan mempertinggi daya serap dalam proses belajar siswa.

  Dengan adanya perpustakaan sekolah yang mempunyai tujuan yang sudah dijelaskan tersebut diharapkan siswa juga dapat memanfaatkan perpustakaan dengan semaksimal mungkin, dengan demikian siswa yang dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang didapatkan siswa tersebut. Selain pemanfaatan perpustakaan sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, dukungan ekonomi orang tua juga mempengaruhi prestasi belajar siswa.

  Dukungan Ekonomi Orang Tua Siswa dapat dilihat dari kemampuan orang tua dalam memberikan jaminan kebutuhan siswa khususnya dalam memberikan fasilitas pendidikan. Jadi pengaruh dukungan ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar dapat dikatakan ada pengaruhnya, sebab bagi siswa yang memilikifasilitas belajar yang cukup memadai maka motivasi siswa untuk belajar akan meningkat sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik bagi siswa, Sebaliknya bagi siswa yang tingkat dukungan ekonomi orang tuanya rendah sehingga fasilitas belajar yang dibutuhkan kurang memadai, maka akan dapat mempengaruhi semangat siswa tersebut dalam belajar dan hal ini tentunya akan mengakibatkan prestasi belajar yang kurang baik. Oleh karena itu Dukungan Ekonomi Orang Tua Siswa yang tinggi dapat pula menentukan terciptanya prestasi belajar yang baik.

  Jadi, dengan demikian apabila siswa dapat memanfaatak perpustakaan sekolah secara maksimal akan mendorong siswa dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca, menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca, dan memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para siswa. Sejalan dengan itu tingkat dukungan ekonomi orang tua siswa juga akan mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, siswa yang mempunyai dukungan ekonomi orang tua yang tinggi maka motivasi siswa dalam belajar akan tinggi pula karena semua kebutuhan belajar siswa terpenuhi sebaliknya dengan siswa yang memiliki dukungan ekonomi orang tua yang rendah.

  Maka dengan demikian pemanfaatan perpustakaan dan dukungan ekonomi orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa. Dalam penelitian ini, ada dua variabel yaitu variable independen (bebas) dan Variabel dependen (terikat). Variable independenya yaitu yang diber notasi X, ialah pemanfaatan perpustakaan sekolah (X

  

1 ), dan dukungan ekonomi orang tua siswa (X

2 ). Kemudian variable

  yang kedua yaitu variable dependenya ialah prestasi belajar yang diberi notasi (Y). Maka model hipotetis dalam penelitan ini ialah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

  Keterangan: Y = Prestasi Belajar

  X

  1 X 1 = Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Y

  X

  2 = Dukungan Ekonomi Orang Tua

  X

  2

  = Pengaruh E.

  Hipotesis Penelitian

  Menurut Sugiono (2015:63) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dijelaskan tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Hipotesis 1

  Ada pengaruh signifikan pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar kelas VIII di MTs. Sudirman Truko Kec.Bringin.Kab. Semarang. Ho :

  β = 0 H ;

  1

  β ≠ 0 2. Hipotesis 2

  Ada pengaruh signifikan dukungan Ekonomi orang tua Siswa terhadap prestasi belajar kelas VIII di MTs. Sudirman Truko Kec.Bringin.Kab. Semarang. Ho ;

  β = 0 H

  1 ;

  β ≠ 0 3. Hipotesis 3

  Ada pengaruh signifikan pemanfaatan perpustakaan sekolah dan dukungan ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar Kelas VIII di MTs. Sudirman Truko Kec.Bringin.Kab. Semarang. Ho ;

  β = 0 H

  1 ;

  β ≠ 0

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Students’ Perceptions Toward The Teacher’s Written Feedback in Academic Writing Class

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Word Frequency of The Vocabulary in Computer Games

0 0 46

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kedisiplinan Belajar Siswa (Kelas VIII C dan Kelas VIII G) SMP Negeri 7 Salatiga Berdasarkan Pola Asuh Orangtua

0 0 10

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kedisiplinan Belajar Siswa (Kelas VIII C dan Kelas VIII G) SMP Negeri 7 Salatiga Berdasarkan Pola Asuh Orangtua

0 0 8

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kedisiplinan Belajar Siswa (Kelas VIII C dan Kelas VIII G) SMP Negeri 7 Salatiga Berdasarkan Pola Asuh Orangtua

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kedisiplinan Belajar Siswa (Kelas VIII C dan Kelas VIII G) SMP Negeri 7 Salatiga Berdasarkan Pola Asuh Orangtua

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Perilaku Menyontek pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015 di Un

0 0 10

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Perilaku Menyontek pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015 di Universitas Kristen Satya Wacana S

0 0 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Perilaku Menyontek pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015 di Universitas

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan Dukungan Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Kelas VIII di MTS Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabup

0 0 9