METODE PELAKSANAAN KERJA LANSEKAP JA

METODE PELAKSANAAN KERJA
PEKERJAAN :
LANJUTAN PEMBANGUNAN ASRAMA DAN AULA MESJID RAYA KISARAN
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar kerja, BQ dan
RKS, kecuali diperintah lain oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Segala sesuatunya
menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum
melaksanakan pekerjaan. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga
kerja, serta kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai
pekerjaan. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan
penempatan bahan / material dan lalu lintas
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
 Pembuatan/sewa Direksikeet + Gudang
Bangunan direksi keet yang akan kami buat nantinya akan kami upayakan
bangunan tersebut berada disekitar lokasi kerja supaya dapat memudahkan dalam
mengontrol
pekerjaan,
suply
barang
dan
sebagai
tempat

untuk
breefng/pengarahan rutin kepada pekerja.
Dalam hal ini proyek direncanakan dengan kriteria sbb:
1.
Penempatan Dereksi keet yang strategis.
2. Penempatan Peralatan dan Material yang tepat sasaran.
3. Pembuatan penanganan buangan air yang baik.
4. Membuat Pengamanan-pengamanan/ pelindung bagi operasional proyek
5. Membuat Access road yang baik, sehingga tidak terganggu saat hujan.
6. Menempatkan rambu-rambu keselamatan pada lokasi-lokasi strategis, dll.
 Pembuatan Plank Nama Proyek
Papan nama proyek dibuat dari papan dan didirikan tegak diatas kayu setinggi 240
cm. Diposisikan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama kegiatan
memuat informasi tentang proyek yaitu, Nama Kegiatan, Pemilik Kegiatan, Lokasi
Kegiatan, Nilai Kontrak, Nama Pelaksana, Nama Konsultan Pengawas, Pekerjaan
dimulai tanggal, bulan, tahun dan yang lainnya bila perlu ditentukan kemudian oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas.
 Air Kerja dan Listrik Kerja
Untuk keperluan supply air selama pelaksanaan proyek, digunakan saluran air
sumur jika memungkinkan atau air PAM. Air kerja yang disediakan harus bersih,

bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya dan harus sesuai dengan
petunjuk konsultan/pengawas lapangan.
Untuk listrik kerja digunakan listrik yang tersedia di dekat lokasi pekerjaan.

-

-

Pekerjaan pengukuran dan pasang bowplank
Bowplank terbuat dari kayu kaso 5/7 dengan tebal 2 cm, dengan jumlah
disesuaikan kebutuhan.
Mematok kayu kaso pada lokasi yang telah ditentukan, hingga benar-benar kuat
dan tegak
Memasang papan kayu pada kayu kaso tadi dengan posisi berdiri melebar sejauh
200 cm atau 300 cm sesuai dengan spesifkasi teknis dari as pondasi terluar.
Pada lokasi sudut bangunan di perlukan 2 buah papan kayu dan 3 buah pasak
kayu yang dipasang menyudut.
Ketegakan dan kekuatan bouplank dicek.
Bouwplank diberi tanda dengan menggunakan cat untuk mengaitkan dan
membentangkan benang pada antar bouplank.


 Administrasi dan Dokumentasi

Kontraktor dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan Pekerjaan, diawasi oleh
Konsultan / Pengawas yang bertugas melakukan pengawasan pekerjaan kontraktor,
dan diwajibkan untuk melaksanakan Rapat Berkala yang diadakan oleh Konsultan
Pengawas yang dihadiri oleh pihak Pengelola Proyek.
Dalam hal ini kami sebagai peserta lelang diwajibkan untuk :
a. Membuat Laporan Harian yang berisi :








jenis kegiatan yang dikerjakan
Bahan – bahan yang digunakan
Alat – alat yang didatangkan

Jumlah tukang / tenaga kerja
Keadaan cuaca
Besarnya prestasi pekerjaan
Menyediakan Buku Harian sesuai dengan petunjuk Direksi dan direkap dalam
Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan.

b. Membuat pemotretan :
Pemotretan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan minimum 5 kali, yakni
ketika pekerjaan mencapai prestasi : 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, 100 %.
Melaksanakan mobilisasi alat-alat dan bahan-bahan/material.
Peralatan-peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan antara lain :
Lori :
digunakan untuk melakukan pengangkutan jarak dekat, yang meliputi pengangkutan
bahan (batu, pasir, bata, dll), adukan, cor beton, dll, serta Sampah, puing-puing, dll.
Concrete Mixer : digunakan sebagai pengaduk adukan beton, serta adukan
pasangan bata, keramik .
Pompa air: digunakan untuk mendistribuskan air.
Alat Perlengkapan : Cangkul, Sekop, Linggis dll merupakan perlatan bantu dalam
berbagai hal sesuai kebutuhan.
Mesin Potong besi : untuk memotong besi

Alat Pertukangan : Alat pertukangan merupakan peralatan penunjang lainnya
seperti, Gergaji Kayu, Palu, Waterpass, Bor Listrik, Mesin Slep dll merupakan alat
bantu.
PAS. PONDASI BATU KALI

Pemasangan batu kali harus bersih dan dipasang lapis demi lapis dengan
adukan terdiri dari 1pc : 4 ps. Landasan dari adukan baru harus dipasang
pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing
batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis
dasar dan pada sudut-sudut.
Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu
yang berukuran sama. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang
mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka
dinding dari batu yang terpasang. Batu harus ditangani dengan baik sehingga
tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru
dipasang tidak diperkenankan. Batu harus diletakkan tepat pada tempatnya
dengan cara adukan mortar harus menempel utuh dengan adukan lainnya
pada setiap pertemuan.
Adukkan Campuran menggunakan Mesin Molen. Batu yang digunakan Batu

kali yang berkualitas baik dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
B. PEKERJAAN BETON BERTULANG

Beton bertulang dengan menggunakan Mutu Beton setara K-175 meliputi :
 Pondasi setempat beton bertulang teras
 Sloof 20x20
 Kolom praktis
 Kolom beton bertulang
 Balok gantung
 Beton cor atap
 Plat beton (3 unit)
 Pas. Tiang pintu gerbang
 Tempat-Tempat
yang dipergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana.
Syarat Bahan
 Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan memenuhi S –
400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI 8 tahun 1972).

Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak dipakai sebagai bahan campuran.
Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk
akan dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
 Pasir beton
Pasir beton berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia
SK-SNI-T-15-1919-03.
 Kerikil
Kerikil yang digunakan yang bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia
SK-SNI-T-15-1919-03.
Penimbunan kerikil dengan pasir dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin aduk beton dengan komposisi material yang tepat.
 Air
Air yang digunakan air tawar, tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam,

bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini akan dipakai air yg dapat diminum.
 Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (polos) untuk
tulangan yang lebih kecil atau sama dengan diameter 12mm, untuk yang lebih
besar dari diameter 12mm dipakai baja mutu U-32 (ulir).
Daya lekat baja tulangan dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan
lainnya.
Besi beton disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak disimpan diudara
terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan meminta persetujuan
Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
Jika dipasaran tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan :
Ada persetujuan Konsultan Pengawas
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak akan
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan diakibatkan oleh penukaran diameter besi adalah

tanggung jawab pemborong.
 Cetakan dan Acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan
didalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
Pedoman Pelaksanaan
 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat, maka sebagai
pedoman tetap dipakai Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
 Pemborong segera melaporkan secara tertulis pada Konsultan Pengawas apabila
ada perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi.
 Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
memenuhi Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.

 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas
penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton cor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5
meter.
 Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 7-14 hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton,
dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, segera dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau

diperbaiki atas resiko kontraktor.
Lantai Kerja Beton Cor t.5 cm dan Rabat Beton Cor Untuk Dibawah Lantai
Dilaksanakan apabila pekerjaan timbunan dibawah lantai sudah selesai dilaksanakan.
Bahan yang diperlukan
 Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan memenuhi S –
400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak dipakai sebagai bahan campuran.
Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk
akan dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
 Pasir beton

Pasir beton berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yng tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia
SK-SNI-T-15-1919-03.
 Kerikil
Kerikil yang digunakan yang bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia
SK-SNI-T-15-1919-03.
Penimbunan kerikil dengan pasir dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin aduk beton dengan komposisi material yang tepat.
 Air
Air yang digunakan air tawar, tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini akan dipakai air yg dapat diminum.
Pedoman Pelaksanaan
 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat, maka sebagai
pedoman tetap dipakai Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
 Pemborong segera melaporkan secara tertulis pada Konsultan Pengawas apabila
ada perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur,
 Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
memenuhi Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papanpapan berkaki yang tidak membebani pengecoran. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton cor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan.
C. PEKERJAAN PAS. DINDING BATU BATA
Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan, terlebih dahulu disediakan tenaga kerja, bahanbahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik. Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata
dilakukan untuk seluruh pembatas ruangan dan tempat lain yang tertera dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
Persyaratan Bahan
 Batu Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis kelas I menurut NI 10 dengan bentuk standar
batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan.
Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang
dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
 Pasir
Pasir terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kadar Lumpur tidak melebihi 5 % berat.
 Semen dan Air

Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
Pedoman Pelaksanaan
 Persyaratan adukan
Adukan pasangan dibuat secara hati-hati, diaduk didalam concrete mixer yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mongering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak akan dicampur lagi
dengan adukan yang baru.
 Pengukuran (ult-Zet) dilakukan Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat :
Semua pasangan dinding dilakukan dengan rata (horizontal), dan pengukuran
dilakukan dengan pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat
tertentu sesui gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/alat, ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang
tembok.
 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu
penutup sesuai (plastic).
 Pada saat pemasangan dinding batu bata, sesuai dengan gambar kerja dan
petunjuk direksi teknis dilakukan pemasangan batu angin.
D. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan dinding bata dengan plesteran
1:4 dan permukaan beton bertulang dengan plesteran 1:3.
Bahan yang digunakan adalah pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.
Pedoman Pelaksanaan
 Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dan beton dibersihkan dari semua kotoran sampai benar-benar siap
menerima plester PC.
 Menyingkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan.
 Dinding dan beton dibasahi dengan air. Dinding tidak akan dipasang plester
sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap.
 Pada permukaan dinding yang akan diplester siar-siar sebelumnya dikerok
sedalam 0.5 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
 Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2 PS, plesteran
bata lainnya dipakai campuran 1 PC : 4 PS, sedangkan untuk plasteran beton
bertulang dipergunakan campuran 1 PC : 3 PS.
 Meletakkan dan/atau menempelkan campuran plesteran dengan masa tunggu
selama 2,5 jam (maksimum) setelah proses pencampuran, kecuali udara panas /
kering akan dikurangi waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk










mencegah kekakuan yang bersifat sementara dari plester, bahan plester yang
sudah mengering atau sudah kaku tidak dipakai lagi.
Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan dikerjakan sama tebalnya dan
tidak dilakukan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang
dilaksanakan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,5 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata akan diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
Bila terdapat bidang plesteran yang berombak segera diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang diperbaiki akan dibongkor secara teratur
(dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru dibuat rata dengan
sekitarnya.
Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak
tegak lurus, bengkok, keropos, maka bagian tersebut segera dibongkar untuk
diperbaiki.
Semua bidang plesteran dipelihara kelembabanya selama seminggu sejak
permulaan plesteran.
Untuk plesteran permukaan datar, yang mempunyai toleransi lengkungan /
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap 2 m2. jika melebihi segera
memperbaikinya.

E. PEKERJAAN LANTAI
Bahan yang digunakan
- Keramik lantai teralux marmer ukuran 60 x 60 cm, untuk lantai ruangan, produksi
nasional yang berkualitas baik.
Pedoman Pelaksanaan
Dasar Lantai
Untuk semua lantai tersebut dilapisi dengan spasi semen.
o Sebelum pekerjaan lantai keramik untuk lantai dasar terlebih dahulu dilakukan
pengkasaran lantai beton.
o Sebelum dipasang keramik terlebih dahulu dibasahkan dan direndam.
o Keramik dipasangkan diatas adukan dengan tebal sesuai dengan gambar
rencana.
o Untuk memudahkan dalam pemasangan keramik, dibuat acuan berupa benang
yang diikatkan pada ujung – ujung daerah pemasangan.
o Selama pemasangan terus dicek kelurusan dan kerataan pasangan keramik
dengan menggunakan waterpas dan juga arah kemiringan pengaliran air dan
diperhatikan adanya lubang-lubang foor drain, tali air dan lain-lain.
o Pembuatan nat antar keramik tidak lebih dari 6 mm dengan kedalaman
maksimum 2 mm yang diisi dengan nat dengan warna yang disesuaikan dengan
ubin keramik yang ada/ditentukan kemudian atau ditentukan lain didalam
gambar rencana dan spesifkasi teknis.
o Pengendalian pekerjaan ini sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (NI-19), PUBB 1970 dan PUBI 1982
o Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, lantai keramik dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban yang dapat merusak kedudukan pasangan keramik lantai
o Pemeriksaan sebelum lantai dipasang, terlebih dahulu memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang sudah terpasang
dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
o Adukan
Untuk spesi pemasangan keramik dengan campuran 1 Pc : 3 Ps.
Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang
plastis.
o Pemasangan
Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.

Sebelum dilakukan pemasangan keramik terlebih dahulu direndam dalam air
sampai jenuh.
Lantai keramik dipasang diatas dasar lantai beton tebal 5 cm dengan campuran
tersebut diatas. Diatas dasar lantai beton tersebut diletakkan perekat untuk
keramik dengan campuran seperti tersebut pada analisa untuk lantai keramik.
Kemudian keramik diletakkan diatas bahan dan diratakan dengan mengetuk
keramik dengan kayu hingga merata dengan sekelilingnya. Setelah pemasangan
selesai keramik dibersihkan dengan kain lap basah.
Adukan perekat untuk lantai dilaksanakan betul-betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga-rongga di bawah keramik yang dapat melemahkan konstruksi.
Sambungan antara keramik dengan keramik dibuat sama lebarnya, lurus dan
diisi dengan air semen yang warnanya sesuai dengan warna keramik. Hasil
pasangan akhir rata tidak bergelombang dan waterpas. Pada lantai KM/WC,
permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah foor drain.
F. PEKERJAAN KERAMIK KM/WC DAN KERAMIK DINDING KM/WC
Bahan yang digunakan
- Keramik keramik km/wc ukuran 20 x 20 cm, produksi nasional yang berkualitas
baik.
- Keramik keramik dinding km/wc ukuran 20 x 25 cm, produksi nasional yang
berkualitas baik.
Pedoman Pelaksanaan
- Dasar Lantai
Untuk semua lantai tersebut dilapisi dengan spasi semen.
o Sebelum pekerjaan lantai keramik untuk lantai dasar terlebih dahulu dilakukan
pengkasaran lantai beton.
o Sebelum dipasang keramik terlebih dahulu dibasahkan dan direndam.
o Keramik dipasangkan diatas adukan dengan tebal sesuai dengan gambar
rencana.
o Untuk memudahkan dalam pemasangan keramik, dibuat acuan berupa benang
yang diikatkan pada ujung-ujung daerah pemasangan.
o Selama pemasangan terus dicek kelurusan dan kerataan pasangan keramik
dengan menggunakan waterpas dan juga arah kemiringan pengaliran air dan
diperhatikan adanya lubang-lubang foor drain, tali air dan lain-lain.
o Pembuatan nat antar keramik tidak lebih dari 6 mm dengan kedalaman
maksimum 2 mm yang diisi dengan nat dengan warna yang disesuaikan dengan
ubin keramik yang ada/ditentukan kemudian atau ditentukan lain didalam
gambar rencana dan spesifkasi teknis.
o Pengendalian pekerjaan ini sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (NI-19), PUBB 1970 dan PUBI 1982
o Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, lantai keramik dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban yang dapat merusak kedudukan pasangan keramik lantai
o Pemeriksaan sebelum lantai dipasang, terlebih dahulu memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang sudah terpasang
dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
o Adukan
Untuk spesi pemasangan keramik dengan campuran 1 Pc : 3 Ps.
Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang
plastis.
o Pemasangan
Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.
Sebelum dilakukan pemasangan keramik terlebih dahulu direndam dalam air
sampai jenuh.
Lantai keramik dipasang diatas dasar lantai beton tebal 5 cm dengan campuran
tersebut diatas. Diatas dasar lantai beton tersebut diletakkan perekat untuk
keramik dengan campuran seperti tersebut pada analisa untuk lantai keramik.

Kemudian keramik diletakkan diatas bahan dan diratakan dengan mengetuk
keramik dengan kayu hingga merata dengan sekelilingnya. Setelah pemasangan
selesai keramik dibersihkan dengan kain lap basah.
Adukan perekat untuk lantai dilaksanakan betul-betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga-rongga di bawah keramik yang dapat melemahkan konstruksi.
Sambungan antara keramik dengan keramik dibuat sama lebarnya, lurus dan
diisi dengan air semen yang warnanya sesuai dengan warna keramik. Hasil
pasangan akhir rata tidak bergelombang dan waterpas. Pada lantai KM/WC,
permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah foor drain.
-

Dasar dinding
o Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
o Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
o Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan
garis siar/nat yang lurus.
o Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
o Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan
dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding
keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
o Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan yang rata.
o Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan
pasangan keramik mudah pecah.
o Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
o Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu
baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ fnish garis siar/nat.

-

Pas. WashtafeL
o Periksa posisi pipa air bersih dan pipa air bekas terhadap lantai,
o Periksa posisi pipa air bersih dan pipa air bekas terhadap washtafel sebelahnya
(jika ada)
o Pasang siku penyangga sesuai posisinya
o Pasang bodi washtafel
o Pasang gasket, stel pipa air bekas + siphon
o Pasang kran air bersih

G. PEKERJAAN KOSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
Lingkup Pekerjaan.
- Kozen Pintu, Jendela & Lubang angin
- Pas Pintu km
- pas Pintu Panel
- pas jendela
- Kaca Jendela
- Jalusi Kisi Kisi
Persyaratan Bahan
- Kosen dari kayu klas II dan III sesuai dengan standar PPKI
- Daun pintu panel dan jendela dari kayu klass I dan II
- Jalusi dari kayu klas I dan II.
- Pemasangan kosen harus betul-betul datar (water pass) dan siku.
Pedoman pelaksanaan
- Pekerjaan (Pemasangan) Kusen, Pintu, Jendela dan Alat Penggantung, dilaksanakan
berkaitan dengan sebagian pekerjaan Pasangan dan Plesteran sampai pada posisi /
ketinggian sesuai gambar
- Keterkaitan pekerjaan ini dengan Pekerjaan lainnya mengharuskan ketepatan waktu
pelaksanaan pemasangannya, yaitu setelah pekerjaan pasangan dinding batu/
hebel mencapai ketinggian yang sesuai dengan yang ditentukan.

-

Dengan pelaksanaan yang terkait dengan pekerjaan lainnya, maka Pekerjaan
Pembuatan Pintu dan Jendela ini harus sudah mulai dipersiapkan / dikerjakan
sebelum Jadwal Pemasangan, sehingga dapat tercapai ketepatan waktu yang sudah
direncanakan.

H. PEKERJAAN RANGKA PLAFOND GYPSUM
Tatacara Pemasangan Rangka Plafond gypsum
 Tentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
ruangan
 Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profl L/ moulding profl W sebagai
list tepi tepat pada sipatan
 Tentukan jarak penempatan kait penggantung
 Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin
kelurusan
 Pasang paku kait dan rod/penggantung
 Pasang rangka utama
 Pasang rangka pembagi
 Pasang dan kencangkan klip / rod.
 Pasang panel gypsum
 Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
 Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan compound lalu
diampelas dan difnishing dengan cat.
Tatacara Pemasangan Compound pada sambungan nat Plafond
 Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound
 Tempelkan paper tape diatas nat sedemikian rupa setelah sebelumnya nat
dibersihkan dari debu dengan kuas bersih
 Dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon pengisi sekaligus
menutup paper tape setipis mungkin namun pastikan menembus paper tape dan
mengisi nat dibelakangnya. Sekaligus pula tutup kepala sektup dengan kompon
gypsum (sebagai tahap 1)
 Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon gypsum
sebagai kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan
serapi mungkin. Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon gypsum
 Setelah kompon penutup kering, amplas seluruh permukaan yang ber-kompon
dengan amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu
 Agar pekerjaan menutup sambungan mendapatkan hasil yang maksimal
gunakanlah alat mesin amplas (Hand Sander)
I. PEKERJAAN LISTRIK
Pekerjaan listrik meliputi pemasangan instalasi didalam bangunan, penyediaan bola
lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah
titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikn dengan jumlah yang
tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat mata
lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga
arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut. Pek antara lain : box panel listrik,
intalasi listrik, lampu 18 w, pas saklar tunggal, saklar ganda, pas stop kontak.
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
- Kabel NYA
- Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm2, Kawat BC,
kawat tembaga yang telanjang.
- Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonite kualitas baik, Bola lampu HE, TL
dan armaturnya adalah produksi Nasional merk Phillips, Toshiba, Tungsram atau
yang sekualitas.
Penggunaan
- Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

- Grounding
Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = bare Copper
Conductore)
Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih
kecil dari 50 mm2.
Elektroda pentanahan untuk gounding digunakan pipa galvanis minimum
berdiameter 1 ½” diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper road sepanjang 0,5
m. Elektroda pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau
sampai menyentuh permukaan air tanah.
Pedoman Pelaksanaan
Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armature
lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik.
Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton ditanam
(system inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan
isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond
tersebut dimasukkan dalam pipa PVC.
J. PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan
- Cat kayu untuk permukaan kayu,seperti ; kusen, pintu, jendela, dan jalusi
- Cat tembok untuk dinding dan plafond yang diplester dan bidang-bidang beton
lainnya.
- Cat varnish untuk batu alam
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
- Meni kayu dan besi sekualitas kuda terbang, platone atau Ftalit.
- Cat kayu sekualitas kuda terbang, platone atau Ftalit.
- Cat tembok sekualitas avitek.
- Residu kualitas baik tidak luntur.
- Palmur kayu dan dinding sekualitas kuda terbang, Vinilex, platone.
Pedoman Pelaksanaan
- Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond
- Pekerjaan meni residu betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua)
kali.
- Pekerjaan cat kayu dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan.
- Pengecatan dinding dilakuan menurut proses sebagai berikut :
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi rata minimal 2 (dua kali).
 Pekerjaan cat tembok dikerjakan dengan baik menghasilkan warna merata sama
dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
 Warna yang digunakan ditentukan oleh direksi Lapangan.
- Pengecatan plafond dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
 Warna yang digunakan ditentukan oleh direksi Lapangan.
K. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
Syarat-syarat bahan dalam pekerjaan ini meliputi :

- Alat penggantung pintu dipakai jenis engsel pintu dengan ukuran 4” (empat inchi)
dan dipasang secukupnya pada tiap-tiap pintu.
- Alat penggantung jendela dipakai jenis engsel jendela 3” dan dipasang secukupnya
pada tiap-tiap jendela.
- Tiap-tiap daun pintu dipasang kunci tanam ukuran besar 2 (dua) slaag merek Yale
atau sejenisnya, sedangkan pada daun jendela dipasang gerendel dan hag angin
secukupnya.
Pedoman Pelaksanaan
- Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merek Yale, yang berkualitas
baik.
- Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Engsel Jendela
dipasang 2 (dua) buah setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur
khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kusen
dengan menggunakan paku. Penguncian mur dilakukan dengan memutarnya
dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang
dipasang.
- Alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang terlebih dahulu memperlihatkan contoh
dan meminta persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
- Pemasangan alat-alat yang tidak sesuai dengan yang di syaratkan, maka segera
diganti dan dipasang baru.
- Grendel dan hak angin dipasang 2(dua) buah untuk setiap daun jendela.
Pemasangan dilakukan dengan rapi dan dapat bekerja dengan baik.
- Pacok pintu dipasang pada daun.
- Rel pintu dipasang pada pas rel pintu sesuai gambar kerja dan petunjuk direksi
teknis.
L. PEKERJAAN SANITAIR/ ACCESSORIES
- Beri tanda untuk penempatan posisi alat sanitair.
- Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja.
- Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
- Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
- Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
- Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.
Pekerjaan sanitari dan accessories antara lain :
1. pembuatan septitank
2. pek. Instalasi air bersih
3. pek. Instalasi air kotor
4. pas. Klosed duduk
5. pas kran air
6. pas foor drain
7. pas bak mandi
8. pas tempat sabun
9. pas gantungan
10. pas bak kontrol
M.PROGRAM PRA K3 DAN BPJS
Dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksana akan menerapkan/menjalankan prinsip dari
K3, mengutamakan keselamatan kerja, memakai alat/bahan pelindung (seperti helm,
sepatu boot, meletakkan plang pengarah dan dll), menerapkan kehati –hatian dalam
bekerja dan menghindari sedini mungkin kecelakaan dalam bekerja. Pelaksana juga
akan mendaftarkan pekerja untuk program BPJS kesehatan, sehingga bila terjadi
kecelakaan dalam bekerja akan mendapat perawatan yang maksimal maupun
santunan bila meninggal.
N. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktor pelaksana wajib
membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding,
pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan
barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa material yang digunakan lagi
harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih
dan
rapih.
O. MASA PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti
material yang tidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua
kekurangan dari item pekerja yang telah dikerjakan.
P. KETENTUAN TAMBAHAN
Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka
pemborong wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan / Pihak Direksi.
Selain Bestek ringkas ini, semua ketentuan-ketentuan administrasi pemeriksaan bahan
dan mutu pekerjaan serta ketentuan-ketentuan lain dari pemerintah yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan pembangunan termasuk pula sebagai pedoman penyelenggara
pekerjaan yang harus ditaati oleh Rekanan. Satu dan lain-lain menurut petunjuk Unsur
Teknis yang tidak bertentangan dengan uraian dan syarat-syarat ini.
Kisaran, 23 September 2016
Diketahui Oleh,
CV. _________________

Dibuat Oleh,
CV. _________________

____________________
Direktur/Wakil

____________________
Tenaga Teknis