Laporan Penelitian Reaksi Nyala Api Unsu

Laporan Penelitian Reaksi Nyala Api Unsur
Alkali dan Alkali Tanah

Oleh:
Ayuna Santika Putri (XII MIPA 7/6)
Dea Afianingrum (XII MIPA 7/10)
Dimas Agung Prabowo (XII MIPA 7/12)
Evy Isnaeni (XII MIPA 7/13)
Shinta Wulandari Sholikah (XII MIPA7/ )

Guru Pembimbing:
Ali Amron, S.Pd

SMA NEGERI 1 KOTA BLITAR
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 112 Telp (0342) 801414 Jawa Timur 66131

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan dan petunjuk pada penulis, sehingga penulisan tugas yang berjudul “Laporan
Penelitian Reaksi Nyala Api Unsur Alkali dan Alkali Tanah” ini dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar.

Proses penulisan tugas ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan beberapa pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ali Amron, S.Pd. , selaku Guru Kimia.
Penulisan tugas ini masih banyak kekurangan, baik isi maupun bahasanya mengingat
terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran diperlukan penulis untuk menyempurnakannya.
Semoga amal baik mereka diterima dan mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya, semoga tugas ini berguna untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca.

Blitar, November 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkali adalah unsur golongan I A. Alkali tanah merupakan unsur golongan II A. Alkali
dan alkali tanah berbentuk padatan atau biasa disebut logam. Alkali dan alkali tanah mudah
ditemukan dalam senyawa-senyawa umum atau dalam bentuk mineral. Keberadaan alkali dan
alkali tanah yang banyak dan mudah digunkan, membuat berbagai penelitian menggunakan

logam ini. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya kandungan unsur dalam senyawa alkali
dan alkali tanah adalah uji nyala. Uji nyala akan memberikan warna yang berbeda pada setiap
unsur. Warna tersebut akan menjadi ciri khas setiap unsur alkali dan alkali tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Mengapa warna nyala dapat digunakan untuk uji adanya unsur tertentu dalam senyawa?

2.

Bagaimana terjadinya spektrum nyala yang khas pada unsur-unsur alkali dan alkali tanah?

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan agar siswa dapat mengamati nyala api dari uap logam unsurunsur golongan alkali dan alkali tanah.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan agar siswa mengerti dan memahami reaksi nyala api dari uap
logam unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah.

BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Alkali
Logam alkali mempunyai energi resonansi rendah dan kecenderungannya kuat
melepaskan elektron valensi tunggalnya, cukup reaktif sehingga jarang ditemukan secara
bebas di alam. Logam alkali dapat bereaksi dengan air membentuk hidroksida logam alkali
dengan melepaskan gas hidrogen dapat membentuk oksida, peroksida bahkan superoksida
yang ketiganya menghilangkan bentuk kilapan logamnya. Selain litium yanga hanya dapat
membentuk oksida maka logam alkali yang lain dapat membentuk peroksida dan untuk K, Rb,
Cs dapat pula membentuk peroksida logam alkali artinya reaktifitas logam alkali dengan
oksigen meningkat dari atas ke bawah dalam golongannya.
Oksida logam alkali berbeda-beda disebabkan oleh kekuatan ikatan antara kation dan
anion pembentuknya. Hal ini disebabkan semua oksida, peroksida dan superoksida adalah
ionik. Misalnya litium kestabilan oksidanya lebih besar dan bentuk peroksidanya yang sangat
tidak stabil sehingga bentuk peroksida litium sulit sekali ditemukan stabil dan eksis di alam.
Demikian pula logam alkali yang lain seperti natrium dapat membentuk oksida, peroksida dan
superoksida, bahkan K, Rb dan Cs selain dapat membentuk oksida dan peroksida juga
peroksida karena kestabilannya
Logam-logam alkali sangat elektropositif dan bereaksi langsung dengan sebagian besar
unsur lain dan banyak senyawaan dengan pemanasan. Litium biasanya yang paling kurang
reaktif sedangkan yang paling reaktif adalah sesium

Kelarutan logam-logam golongan I dan sampai batas tertentu bagi Ca, Sr, Ba, Eu dan
Yb larut amonia memberikan larutan berwarna biru bila diencerkan. Larutan-larutan ini
menghantarkan listik dan pembawa arus yang utama adalah elektron tervoltasi. Sementara
umur elektron tersolvasi dalam air sangat pendek dalam ammonia cair yang sangat murni
umurnya cukup panjang.

2.2 Alkali tanah
Kalsium, stronsium, barium dan radium membentuk kelompok yang berkaitan secara erat
diaman sifat kimiawi dan fisikanya berubah secara teratur dengan kenaikan ukuran.
Contohnya adalah kenaikan dari Ca ke Ra dalam sifat keelektropositifan dalam logam, energi
hidrasi garamnya, ketidaklarutan hampir semua garamnya terutama sulfat dan kestabilan
termal dari karbonat dan nitrat. Seperti dalam golongan I kation-kation yang lebih besar dapat
menstabilkan anion-anion yang lebih besar, karena kemiripan dalam muatan dan jari-jari, ion
ion +2 dari lantanida mirip dengan ion-ion Sr sampai Ra.
Berilium terdapat di dalam mineral beryl Be3Al2(SiO3). Senyawaan berilium sangat
beracun khususnya bila terhirup bila mana menyebabkan degenerasi jaringan paru-paru, mirip
seperti penyakit silikosis pada pekerja tambang, senyawaan-senyawaan tersebut harus
ditangani secara hati-hati. Magnesium, kalsium, stronsium dan barium tersebar luas dalam
mineral-mineral dan di dalam laut. Semua isotop radium adalah radioaktif. 226Ra, 1600th
yang terdapat dalam deret peluruhan 238U pertama kali diisolasi oleh Pierre dan Marie Curie

dari batuan uranium pitchblende. Unsur ini dikumpulkan dari larutan dengan kompresipitasi
dengan BaSO4 dan nitrat serta diikuti oleh kristalisasi bertingkat. Kegunaan unsur-unsur
tersebut dalam pengobatan kanker telah disaingi oleh radiasi bentuk lain.
Logam-logam alkali tanah adalah Be, Mg, Ca, Sr dan Ba, logam ini juga cukup reaktif
namun tidak sereaktif jika dibandingkan dengan logam alkali. Konfigurasi elektron terluarnya
memiliki kecenderungan melepaskan kedua elektron terluarnya membentuk ion M2+ dengan
bentuk konfigurasinya menyerupai konfigurasi gas mulia yang stabil dan karakter ini
meningkat dari berilium ke barium. Energi ionisasi pertama dan kedua dari logam ini menurun
dari berilium sampai ke barium dan khusus berilium di alam lebih cenderung membentuk
molekular dibanding berbentuk ionik terutama oksidanya berbentuk oksida amfoter bukan
oksida logam yang bersifat basa.
Sejumlah kecil sifat bervariasi secara teratur disepanjang periode. Kemampuan
menghantar kalor dan lisrik adalah dua sifat yang bervariasi dan teratur. Jadi diatara unsur
periodi ketiga, logam natrium, magnesium dan aluminium mempunyai selektivitas termal dan
listrik yang baik. Kecenderungan suatu sifat memiliki arah yang terbalik dalam periode
(serupa dengan kecenderungan titik leleh hidrogen halide yang memiliki arah terbalik.

2.3 Warna Nyala Alkali dan Alkali Tanah
Pada uji nyala api, senyawa yang mengandung logam golongan A, B, dan transisi
(dalam sistem periodik unsur-unsur) diuapkan dengan oksidasi nyala api yang akan

memberikan warna tertentu pada nyala tertentu. Semua logam alkali lunak, putih mengkilap
seperti perak dengan titik leleh terendah. Sifat ini karena atom-atom alkali hanya memiliki
satu elektron terluar yang terlibat dalam ikatan logam, sehingga energi kohesi antar atom
dalam kristal sangatlah kecil. Logam logam alkali akan memperlihatkan warna spektrum
emisi yang khas jika dibakar pada nyala api bunsen. Adapun warna-warna yang dihasilkan
adalah Li merah karmin, Na kuning, K ungu, Rb merah, Cs biru.
Logam-logam golongan II A memiliki jari-jari yang lebih kecil jika dibandingkan dengan
golongan I A, sehingga logam-logam alkali memiliki kerapatan serta energi ionisasi yang
lebih tinggi. Hal ini karena logam-logam alkali memiliki dua elektron sehingga ikakatan antar
atom lebih kuat. Garam –garam alkali tanah jika dibakar pada nyala bunsen akan
menimbulkan spektrum emisi antaralain. Ca merah bata, Sr merah tua, Ba hijau kuning. Mg
dan Be tidak memberikan spektrum emisi yang khas. Logam alkali tanah juga bersifat
reduktor dan jika bereaksi dengan air akan membentuk basa dan gas H2.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Kota Blitar pada
Selasa, 10 November 2015.
3.2 Objek Penelitian

Pada penelitian elektrolisis larutan elektrolit yang di uji adalah kristal NaCl, Kristal
KCl, kristal CaCl2, kristal SrCl2, kristal BaCl2 dan logam Mg.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Pada bagian berikut, disajikan alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian.
Alat
1.

Kawat nikrom

2.

Pembakar spiritus

3.

Korek api

4.

Gelas beker


5.

Kaca arloji

Bahan
1.

Kristal NaCl

2.

Kristal KCl

3.

Kristal CaCl2

4.


Kristal SrCl2

5.

Kristal BaCl2

6.

Logam Mg

7.

Aquades

8.

Larutan HCl

3.4 Prosedur Penelitian


Pada bagian berikut, disajikan langkah kerja dalam penelitian uji nyala unsur – unsur
golongan alkali dan alkali tanah:
1.

Menyalakan pembakar spiritus.

2.

Menuangkan larutan HCl ke dalam gelas beker

3.

Mencelupkan kawat nikrom ke dalam larutan HCl dalam gelas beker.

4.

Membakar ujung kawat nikrom pada nyala api pembakar spiritus. Jika terjadi
perubahan nyala api, celupkan kembali kawat nikrom ke dalam larutan HCl lalu bakar
lagi. Mengulangi kegiatan tersebut hingga tidak terbentuk warna nyala pada kawat
nikrom.


5.

Membenamkan ujung kawat nikrom yang telah bersih ke dalam kristal NaCl (atau
dapat berupa larutan pekat NaCl) pada kaca arloji sampai ada kristal yang menempel
pada kawat

6.

Membakar kawat di atas nyala api dan mengamati warna nyala yang terjadi dengan
cermat, teliti dan objektif.

7.

Ulangi langkah 3-5 untuk kristal Kcl, CaCl2, SrCl2, BaCl2 dan logam Mg

8.

Mencatat hasil pengamatan.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian
Pada bagian ini disajikan data-data dari hasil penelitian Penelitian Reaksi Nyala Api
Unsur Alkali dan Alkali Tanah.
Sen

Warna Nyala

y
a
w
a
NaC

Kuning

l
KCl

Keunguan

CaC

Merah merona

l2
SrCl

Merah padam

2

BaC

Abu-abu

l2
Mg

Putih menyala

4.2 Pembahasan
Pada percobaan uji nyala ini, HCl digunakan pembersih zat pengotor. HCl yang
digunakan adalah HCl pekat. Pemilihan HCl Pekat dikarenakan HCl dapat melarutkan zat-zat
pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut
akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih. Indikator kawat nikrom
ini bersih adalah jika nyala api sama dengan semula yang dalam hal ini adalah warna oranye.
Pencelupan kembali ke dalam HCl ini juga berfungsi agar nantinya garam-garam klorida lebih
mudah menempel ketika kawat di masukkan ke dalamnya.

Percobaan uji nyala ini menggunakan garam – garam klorida sebagai bahannya.
Dipilihnya garam-garam klorida dari golongan alkali dan alkali tanah karena garam-garam ini
mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar menunjukkan warna yang
spesifik. Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom
dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada
keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali ke
keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi yang diserapnya dalam
bentuk cahaya. Besarnya energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur
logam bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan dari warna nyala atom-atom logam yang mampu
meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar tampak.
Pada saat terjadi pembakaran garam garam klorida tersebut dihasilkan warna nyala
yang berbeda beda yaitu KCl berwarna Keungu, CaCl berwarna merah merona, BaCl2
berwarna abu-abu, dan NaCl berwarna kuning dan logam Mg berwarna putih menyala.
Terjadinya perbedaan warna ini dikarenakan setiap unsur memiliki sifat yang berbeda dilihat
dari spektrum emisinya yang berbeda pula.
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Dari data hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa warna nyala
natrium klorida adalah kuning, kalsium klorida adalah merah merona, stronsium klorida
adalah merah padam, barium klorida adalah abu-abu, kalium klorida adalah keunguan dan
logam Mg adalah putih menyala. Warna nyala dapat digunakan untuk uji adanya unsur
tertentu dalam senyawa karena setipa unsur memiliki karakteristik warna yang berbeda yang
dapat membedakan unsur satu dengan unsur yang lain. Terjadinya perbedaan warna ini
dikarenakan setiap unsur memiliki sifat yang berbeda dilihat dari spektrum emisinya yang
berbeda pula. Spektrum nyala yang khas pada unsur-unsur alkali dan alkali tanah terjadi
karena besarnya energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam
berbeda dan bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan dari warna nyala atom-atom logam yang
mampu meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar tampak.

LAMPIRAN