BAB I and BAB II METODOLOGI PENELITIAN

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat penting bagi

  terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa.Pendidikan di Indonesia banyak mengalami masalah terutama dalam mutu pendidikan. Dengan demikian cukup beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebih-lebih bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

  Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Dalam masa sekarang dengan kemajuan dan perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Maka pendidik dituntut untuk mengembangkan sikap dan kemampuan anak didiknya yang dapat membantu untuk menghadapi persoalan–persoalan di masa mendatang secara kreatif dan inovatif.

  Kebutuhan belajar anak didik untuk meningkatkan pengetahuan perlu juga diperhatikan oleh para pendidik agar mereka tidak merasa terabaikan keinginan untuk meraih cita–citanya. Kebutuhan untuk pengembangan dan perwujudan potensi diri pada anak didik sepenuhnya termasuk imajinasi dan kreativitas dari dalam pribadi individu yang perlu dibantu oleh pendidik.

  Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu antara orang yang belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut guru. Dalam proses belajar mengajar, guru akan menghadapi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga guru dalam proses belajar mengajar tidak akan lepas dengan masalah hasil belajar siswanya, yang merupakan alat untuk mengukur sejauh Perhatian utama terhadap kreativitas dan kesadaran akan pentingnya bagi dunia ilmu pengetahuan merupakan gagasan yang sangat menarik. Karena untuk mengembangkan ilmu pengetahuan diperlukan gagasan-gagasan yang lebih maju dan baru agar tidak ketinggalan dalam dunia pengetahuan. Perhatian terhadap masalah kreativitas dalam pendidikan merupakan langkah awal pengembangan baik dalam pendidikan formal maupun nonformal yang akan bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

  Terkait dengan kreativitas telah jelas bahwa kebutuhan belajar dengan kreativitas adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan karena kreativitas merupakan salah satu kebutuhan belajar dan kebutuhan belajar merupakan salah satu di dalamnya.

  Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan yang luas bagi siswa dan memberikan pengertian tentang kehidupan sosial baik dalam negeri maupun luar negeri.Karena ruang lingkup materi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat luas, sehingga banyak siswa mengalami kesulitan belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

  Sehubungan dengan kebutuhan belajar dan kreativitas tersebut akan berhubungan dengan hasil belajar peserta didik.Karena setiap anak didik memiliki kebutuhan belajar walau tidak menyeluruh, dan ada yang memiliki kreativitas yang akan memotivasi keberhasilan belajar anak.

  Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin membuat penelitian dengan judul “Hubungan Antara Kebutuhan Belajar dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Se Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas”.

  Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : Dengan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

  1. Apakah ada hubungan antara kebutuhan belajar dengan hasil belajar Ilmu

  2

B. Rumusan Masalah

  Pengetahuan Sosial ?

  Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

  b. Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kajian tentang kebutuhan belajar dan kreativitas dalam kaitannya dengan hasil belajar IPS.

  a. Memberikan pengetahuan akan pentingnya kebutuhan belajar dan kreativitas untuk meningkatkan prestasi belajar IPS.

  2. Manfaat secara praktis :

  b. Dapat memperkaya wacana ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan tentang kebutuhan belajar dan kreativitas dalam hubungan dengan prestasi belajar IPS.

  a. Memberikan masukan mengenai kebutuhan belajar dan kreativitas dalam dunia pendidikan.

  1. Manfaat secara teoritis :

  D. Manfaat Penelitian

  2. Apakah ada hubungan antara kreativitas dengan hasil belajar siswa ?

  3. Untuk mengetahui hubungan antara kebutuh belajar dan kreativitas dengan hasil belajar IPS pada anak.

  2. Untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan belajar dengan kreatifitas anak.

  1. Untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan belajar dengan hasil belajar IPS pada anak.

  Berdasarkan pembatasan masalah dan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

  C. Tujuan Penelitian

  3. Apakah ada hubungan yang positif antara kebutuhan belajar dan kreativitas dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial ?

  3

  4

  5

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Tentang Kebutuhan Belajar

a. Pengertian Kebutuhan

  Sumanto W (1990: 173) menjelaskan kebutuhan belajar pokok anak; tiap anak membutuhkan hal-hal tertentu dan apabila kebutuhan itu tidak dipenuhi anak tersebut akan mengalami masalah-masalah tertentu.Kebutuhan pokok dapat dibagi dalam tiga aspek atau jenis yaitu: kebutuhan jasmani, kebutuhan kejiwaan (psykologi) dan kebutuhan rohani.

  Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa kebutuhan dipengaruhi oleh faktor- faktor internal maupun eksternal. Adapula kebutuhan yang timbul karena pengaruh lingkungan.

  Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, barangkali kondisi individu pelajar yang memegang peranan dan menentukan. Kondisi individu dapat diuraikan menjadi dua kelompok, yaitu :

  1). Kondisi fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.

  2). Kondisi psikologi Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap proses belajar yang juga bersifat psikologis itu. Beberapa faktor yang utama akan dikemukakan disini secara singkat.

  a). Minat Minat (Slameto 2003:180) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,tanpa ada yang menyuruh.Minat tidak dibawa sejak lahir,melainkan diperoleh kemudian.

  Minat (Kamus lengkap Bahasa Indonesia) adalah keinginan yang kuat,kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadapa sesuatu. Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu tidak dapat

  6

  diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut; sebaliknya, kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik.

  b). Kecerdasan Adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang membedakan dengan orang lain dan lebih orientasi pada bidang akademik. Kecerdasan besar peranannya dalam berhasil dan tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti Sesutu program pendidikan.

  d). Bakat Adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang membedakan dengan orang lain dibidang akademik dan non akademik.

  Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha tersebut.

  e). Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.

  Rita L. Atkinson (1999: 54) mengungkapkan bahwa “Maslow menyusun hierarki kebutuhan, mulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif Psikologis yang lebih komplek; yang hanya akan menjadi penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.”

  Berikut Hirarki kebutuhan Maslow : 1) Kebutuhan aktualitas diri adalah mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya 2) Kebutuhan estetik dalam bentuk keserasian, keteraturan dan keindahan 3) Kebutuhan kognitif diantaranya adalah mengetahui, memhami dan menjelajahi 4) Kebutuhan akan penghargan berupa berprestasi, berkopentensi dan mendapatkan dukungan dan pengakuan 5) Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki berupa berafikasi dengan orang lain,

  6) Kebutuhan akan rasa aman diantaranya merasa aman dan terlindungi, jauh dari bahaya 7) Kebutuhan fisiologis meliputi rasa lapar, rasa haus dan sebagainya.

  Kebutuhan yang rendah dalam hirarki ini harus paling tidak terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan yang lebih tinggi pada hierarki tersebut menjadi sumber motivasi yang penting (Maslow, 1994).

  Ahli lain Murray (Gardner Lindzey, 1997: 33) mengemukakan rincian analisis tentang konsep kebutuhan dalam definisinya yaitu bahwa kebutuhan adalah suatu konstruk (fiksi disepakati atau konsep hipotesis) yang mewakili suatu daya pada bagian otak, kekuatan yang mengatur apersepsi, persepsi, pemahaman, konasi, dan kegiatan sedemikian rupa untuk mengubah situasi yang ada dan yang tidak memuaskan kearah tertentu adalah sebagai berikut:

  1) Kebutuhan-kebutuhan primer berhubungan dengan peristiwa-peristiwa organik tertentu yang khas, dan secara khusus berkenaan dengan kepuasan–kepuasan fisik. Contohnya ialah kebutuhan akan udara, air, makanan, seks, dan kencing. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan sekunder dianggap berasal dari kebutuhan–kebutuhan primer dan ditandai oleh tidak adanya hubungan fokal dengan proses-proses organis atau kepuasan fisik khusus. Contohnya ialah kebutuhan akan belajar (pemerolehan), konstruksi, prestasi, pengakuan, kekuasaan, dan kehormatan

  2) Kebutuhan-kebutuhan terbuka dan kebutuhan-kebutuhan tertutup, yakni kebutuhan-kebutuhan yang nyata dan kebutuhan-kebutuhan yang tersembunyi. Bisa dikatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan terbuka secara khas mengungkapkan diri dalam tingkah laku motorik, sedangkan kebutuhan-kebutuhan yang tertutup biasanya berada dalam dunia fantasi atau impian.

  Abraham H. Maslow (1991: 74) mengungkapkan akibat yang paling pokok dari pemenuhan setiap kebutuhan ini akan hilang, dan suatu kebutuhan baru yang lebih tinggi akan muncul. Akibat-akibat lainnya adalah fenomena ikutan (epiphenomena) dari faktor yang mendasar ini.

  Dari teori atau definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan belajar adalah sutu usaha atau dorongan untuk memenuhi keinginan yang berasal dari faktor internal maupun eksternal yang berupa kondisi fisiologis, psikologis, dan rohani pada anak di dalam kegiatan belajar agar masalah-masalah yang ada dapat teratasi sesuai keinginan.

b. Pengertian Belajar Masalah belajar merupakan masalah yang dihadapi setiap manusia sepanjang hidup.

  Karena hampir semua kepandaian, kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kegemaran, kebiasaan, dan sikap semua itu terbuntuk dan berkembang oleh adanya kegiatan belajar. Oleh sebab itu balajar merupakan tindakan yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa (anak didik) itu sendiri.

  Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memepelajari sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.

  Menurut W.S Winkel (1991: 36) :Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang belangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai serta sikap. Perubahan- perubahan itu bersifat secara relatif, konstan dan berbekas.

  Belajar merupakan suatu kegiatan mental dan fisik dalam interaksi dengan lingkungan sedangkan yang dimaksud dengan aktivitas psikis adalah sesuatu kegiatan yang terjadi dalam jiwa yang ditampilkan interaksi aktif dengan lingkungan dalam belajar terjadi saat individu berhubungan secara aktif dengan lingkungan dalam belajar.

  Berikut ini dikemukakan beberapa definisi menurut para ahli antara lain: Howard L. Kingsle mengemukan definisi belajar “Learning is the process by which

behavior (in the broader sense) in originated or changed through practice or training”.

  Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

  Belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman tetapi belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai

2. Tinjauan Tentang Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

  Menurut Elizabeth B.Hurlock (1999: 4) menyatakan bahwa “ Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.” Selanjutnya beliau berpendapat ada tujuh unsur karakteristik kreativitas yaitu :

  1) Kreativitas merupakan proses, bukan hasil 2) Proses itu merupakan tujuan yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu sendiri atau kelompok sosilnya 3) Kreativitas mengarah kepenciptaan sesuatu yang baru, berbeda, dan karenanya unik bagi orang itu, baik itu berbentuk lisan atau tulisan, maupun konkrit atau abstrak 4) Kreativitas timbul dari pemikiran divergen, sedangkan konformitas dan pemechan masalah sehari–hari timbul dari pemikiran konvergen 5) Kreativitas merupakan suatu cara berfikir, tideak sinonim dengan kecerdasan yang mencakup kemampuan mental, selain berfikir 6) Kemampuan untuk mencipta bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima 7) Kreativitas merupakan bentuk imajinasi yang dikendlikan yang menjurus kearah beberapa bentuk prestasi.

  Conny. R Setiawan dalam Reni Akbar ( 2001: 28 ) menyatakan sembilan hal yang berupa iklim dan suasana pembelajaran yang mendorong dan menunjang pemikiran kreatif, yaitu:

  a. Sikap terbuka terhadap gagasan anak atau siswa

  b. Pemberian waktu pada anak untuk memikirkan dan mengembangkan ide atau gagasan kreatif. Kreativitas tidak timbul secara langsung dan spontan.

  c. Ciptakan suasana saling menghargai dan saling menerima antar anak, anak dan orangtua, dan anak dengan guru, sehingga antar mereka dapat belajar, bekerja secara bersama maupun mandiri secara baik.

  d. Menerapkan kreativitas dalam semua bidang kurikulum dan bukan monopoli seni.

  e. Mendorong kegiatan berpikir divergen dan menjadi narasumber dan pengarah.

  f. Suasana yang hangat dan mendukung memberi keamanan dan kebebasan untuk g. Memberi kesempatan anak untuk berperan serta dan mengambil keputusan.

  h. Mengusahakan dan mendukung agar semua anak terlibat dalam pemecahan masalah, dan rencana anak. Mendukung dalam arti menerima, menghargai, dan jika belum tepat mencari ketepatan bersama.

3. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

  Gagne(dalam Surpayekti,2003:5) hasil belajar pada dasarnya terbagi menjadi lima kategori,yaitu (1) informasi verbal,(2) kemahiran intelektual,(3) strategi kognitif,(4) sikap dari ranah afektif,(5) keterampilan motorik.

  Menurut Oemar Hamalik (2009:14) hasil belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut.Sudijono(2008:31) Evaluasi hasil belajar dapat tiga prinsip dasar sebagai berikut:(1) Prinsip keseluruhan,(2) Prinsip kesinambungan,(3) Prinsip obyektifitas.

  Sujana(dalam Padmono 2002:37) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Dengan demikian hasil belajar menunjukkan pengalaman dari sebelum pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa penambahan,peningkatan,dan penyempurnaan perilaku.Perubahan perilaku pada penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dengan menggunakan taksonomi Bloom adalah terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif,afektif dan psikomotorik.Menurut Bruner(dalam Winata putra 2008:13) ada tiga proses kognitif dalam belajar yaitu (1) proses perolehan informasi,(2) proses menginformasikan informasi yang diterima dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.Hasil perbuatan belajar dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan (knowledge),penguasaan perilaku (kognitif,afektif,psikomotorik) dan perbaikan keseluruhan kepribadian(Conny Semiawan,1999:247).

  Menurut Nana Sudjana,(1989:111) hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa,harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar yaitu pengetahuan eksak yang terorganisir secara sistematis yang membutuhkan penalaran logika dan berhubungan dengan

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

  Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai yang dimaksud. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Sumadi Suryabrata (1981: 27) adalah sebagai berikut :

  1). Faktor dari luar diri siswa Faktor yang ada diluar diri siswa pun besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dimungkinkan karena kondisi yang ada berhubungan langsung dengan keadaan fisik dan non fisik siswa.

  a) Faktor lingkungan Lingkungan dapat berwujud lingkungan alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami seperti udara panas tentu saja berpengaruh terhadap proses belajar siswa, oleh karena itu prestasi belajar akan lebih baik jika keadaan udara dalam keadaan segar.

  b) Faktor instrumen Faktor instrument adalah faktor yang keberadaannya dan penggunaannya sudah direncanakan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan seperti gedung, perlengkapan media belajar, dan alat-alat lain yang dapat dipergunakan dan dimanfaatkan. Faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai mana yang diharapkan sehingga dapat membawa hasil belajar yang optimal.

  2). Faktor dari dalam diri siswa Faktor dari dalam diri siswa ini sangat menentukan proses dan hasil belajar siswa, karena kegiatan belajar ini melibatkan seluruh organ tubuh siswa.

  a). Faktor fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya yakni berupa kesehatan jasmani siswa sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa. Misalnya siswa yang dalam keadaan jasmaninya sehat dan segar akan lain halnya jika dibandingkan dengan siswa yang dalam keadaan kesehatannya lemah dan sering mengantuk. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah keadaan panca indera siswa, terutama penglihatan dan pendengaran, apabila alat-alat tersebut terganggu, maka hasil belajar juga akan kurang baik.

  b). Faktor psikologis Keadaan dan fungsi psikologis siswa juga sangat berpengaruh terhadap proses belajarnya. Faktor psikologis yang penting disini adalah berupa minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.

  Dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut, jelaslah faktor dari luar diri siswa yakni ketersediaan media pembelajaran siswa dan lingkungan yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar kedudukannya sangat penting. Hal ini tidak terlepas dari kondisi psikologis maupun fisiologis siswa.

4. Tinjauan Tentang Bidang Studi IPS

  Para pendidik menyadari bahwa pengetahuan mengenai hubungan antara individu dengan individu dan indivudu dengan benda untuk keperluan hidup, individu dengan lembaga dan individu dengan lingkungan tempat tinggalnya perlu dikembangkan dan dimiliki oleh anak didik.

  Mengingat manusia dalam konteks sosialnya sedemikian luas akan sulit kiranya untuk memberi definisi dari ilmu pengetahuan social, karena IPS merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter disipliner (interdisciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya. Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi IPS dari departemen P&K, yaitu : a. Di Amerika Serikat dikemukakan oleh The commite on the national

  education association and reorganization of second education in 1916,

  didefinisikan sebagai berikut : “ilmu yang mempunyai bahan-bahan pokok yang langsung berhubungan dengan tata susunan masyarakat, manusia yang menjadi anggota masyarakat”.

  b. Menurut Michaelis (1957) dalam bukunya Social studies for children in a

  democracy mengemukakan studi social dihubungkan dengan manusia dan

  interaksinya dengan lingkungan, fisik dan sosial yang menyangkut hubungan manusia.

  c. Menurut Nasution (1975) IPS adalah : suatu program pendidikan yang dalam fisiknya maupun dalam lingkungan sosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti Geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, dan tata Negara.

  d. Dalam GBPP (1994) dijelaskan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, tata Negara dan sejarah. Dari berbagai definisi yang dikemukakan diatas sebetulnya tidaklah berbeda satu sama lain, dimana terdapat unsur manusia baik sebagai individu maupun kelompok dan interaksinya dengan lingkungan fisik dan sosialnya, hanya mungkin penekanannya akan terjadi dari ilmu sosial yang diajarkannya karena IPS bersifat interdisipliner yang diajarkan di sekolah.

  Auguste Comte dalam Djono (2000: 4) berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urut–urutan tertentu berdasarkan logika dan bahwa setiap penelitian dilakukan melalui tahap–tahap tertentu untuk kemudian mencapai tahap akhir yaitu tahap ilmiah.

  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memberi banyak kemungkinan pengayaan bagi siswa. IPS lebih dari subyek lainnya, memberi siswa kesempatan untuk menangani masalah dunia nyata, masalah yang berakar di masa lalu, dapat ditetapkan langsung pada masa kini, dan mengandung implikasi untuk masa depan (Utami Munandar, 1992: 155). Lebih lanjut beliau mengungkapkan masalah pada IPS adalah bahwa materinya cepat berubah dan banyak pengetahuan baru yang perlu dipelajari baik oleh siswa maupun oleh guru.

  Gold (1982) dalam Utami Munandar (1992: 156) mendapat tema dasar untuk IPS diantaranya sebagai berikut : a. Menggunakan sumber daya alam secara bijak

  b. Memahami dan mengakui saling ketergantungan global

  c. Mengakui harkat dan martabat individu

  d. Menggunakan kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia

  e. Menggunakan kesempatan pendidikan secara demokratis dan inteligen

  f. Meningkatkan keefektivan keluarga sebagai lembaga sosial dasar Ilmu pendidikan sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Ilmu–ilmu sosial (khususnya antropologi dan, psikologi sosial) sangat berperan dalam mendukung mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan memberikan sumbangan berupa konsep-konsep ilmu yang diubah sebagai “pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus dipelajari siswa. (Faqih Samlawi, 2000: 5).

  Jadi ilmu pengetahuan sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari tindakan–tindakan manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan untuk berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.

  Dari uraian yang telah disampaikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar IPS adalah suatu hasil belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk yang mencerminkan hasil yang dicapai oleh anak khususnya pada bidang studi IPS dalam periode tertentu.

B. Kerangka Berpikir

  Belajar ialah menemukan apa yang menimbulkan kesenangan dan apa yang menimbulkan kesusahan bagi individu. Demikian juga dengan hal-hal yang bersangkutan dengan kegiatan belajar akan menumbuhkan berbagai peranan. Kebutuhan belajar merupakan suatu kekurangan yang ada pada anak didik untuk menambah apa yang belum dimiliki tentang apa yang menjadi keinginannya.

  Kebutuhan belajar tersebut diantaranya adalah memiliki kreativitas yang mana kreativitas merupakan proses dari belajar yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu sendiri atau kelompok sosialnya. Kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan sangat mempengaruhi dari kegiatan belajar secara umum maupun secara kreatif.

  Untuk mengetahui kebutuhan belajar dan kretivitas, maka dibutuhkan motivasi dari guru dan diri pribadi anak. Selain itu dibutuhkan penciptaan sesuatu yang baru, berbeda dan unik bagi orang itu baik berbentuk lisan atau tulisan, maupun konkrit atau abstrak untuk mempengaruhi hasil dari prestasi belajar.

  Berdasarkan penjelasan kerangka berpikir diatas dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut :

  Belajar Hasil

  Belajar IPS Kreatifitas

C. Perumusan Hipotesis

  Berdasarkan kajian teori dan kajian pustaka, maka dapat diperoleh jawaban sementara atas masalah yang diteliti. Dikatakan jawaban sementara karena jawaban tersebut harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Mengenai pengertian hipotesis, menurut Suharsimi Arikunto (1998: 62) berpendapat bahwa “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”

  Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis merupakan kesimpulan yang bersifat sementara, yang harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis akan diuji kebenarannya melalui pengumpulan data dan analisis data.

  Berdasarkan kerangka pemikiran, landasan teori, dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

  1. Ada hubungan antara kebutuhan belajar dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV di SD Negeri se kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.

  2. Ada hubungan antara kreativitas dengan hasill belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV di SD Negeri se kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.

  3. Ada hubungan antara kebutuhan belajar dan kreativitas dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV di SD Negeri se kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2