Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : X/ 2
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
Durasi Pemelajaran : 16 Jam (8x pertemuan)
Kompetensi Dasar : 4.1. Mendeskripsikan hubungan Dasar Negara dengan Konstituisi
Durasi Pemelajaran : 4 jam (2x pertemuan)
HUBUNGAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI
A. Pengertian Dasar Negara
Kata “dasar” memiliki persamaan arti dengan asas, pokok, pangkal, pondasi, landasan,
pedoman. Dalam Ensiklopedia Indonesia, kata “dasar” (filsafat), berarti asal yang pertama.
Yang dimaksud dasar negara adalah nilai-nilai dasar dan norma-norma dasar yang
menjadi pondasi dalam menata dan menjalankan kehidupan negara dalam berbagai
bidang kehidupan. Dengan kata lain, dasar negara merupakan nilai-nilai atau normanorma dasar yang dijadikan sebagai pedoman dalam menata penyelenggaraan kehidupan
bernegara.
Dasar Negara sering disebut pula falsafah negara (philosophische groundslagh) Kata
falsafah berasal dari bahasa Yunani Kuno, philos dan sopia. Philos berarti bijaksana, dan
sopia berarti cinta.. Sedangkan Falsafah negara adalah pandangan-pandangan dasar yang
menjadi dasar dalam kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan. negara.
Sedangkan ilmu Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengupas segala sesuatu
secara luas dan mendalam untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, tentang segala
sesuatu.
Dasar Negara juga merupakan Ideologi Negara. Ideologi merupakan suatu ajaran atau
faham. yang berisi nilai-nilai atau norma-norma dasar tentang politik, ekonomi, dan
kebudayaan yang dianut oleh seseorang atau suatu masyarakat. Di dunia ini terdapat
berbagai macam ideologi, seperti ideologi liberal, ideologi komunis dan ideologi yang
bersumber pada agama.
Setiap negara memiliki dasar negara yang berbeda. Perbedaan dasar negara itu disebabkan
oleh perbedaan nilai-nilai sosial budaya, patriotisme, dan nasionalisme yang telah
terkristalisasi dalam perjuangan masing-masing bangsa dan negara tersebut, dalam
mewujudkan cita-cita atau tujuan negara-negara itu.
B. Dasar Negara Indonesaia
Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila,. Pancasila pada dasarnya merupakan hasil
kesepakatan politik tingkat tinggi para pendiri negara (founding fathers) yang bersidang di
dalam BPUPKI, Sidang BPUPKI yang pertama berlangsung dari tanggal 29 Mei – 1 Juni
1945. Para pendiri negara tersebut terdiri dari para tokoh pemimpin bangsa yang memiliki
latar belakang ideologi yang berbeda-beda. Mereka bersidang membahas mengenai hal-hal
yang diperlukan bagi suatu negara Indonesia yang merdeka. Salah satu persoalan yang
dibahas di dalam sidang BPUPKI itu adalah mengenai dasar negara.
Dengan memiliki ideologi yang berbeda-beda, para pemimpin bangsa itu mengalami
kesulitan dalam membuat dasar negara, karena mereka berpendapat berdasarkan
ideologinya masing-masing. Setelah melalui persidangan yang menegangkan, pada
akhirnya BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang. Panitia Kecil
yang dibentuk oleh BPUPKI ini, kemudian berhasil merumuskan suatu piagam yang
disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada tanggal 22 Juni 1945. Di dalam Piagam
Jakarta alinea ke-4, tercantum rumusan dasar negara yang berbunyi sebagai berikut :
Oleh karena itulah Pancasila disebut pula perjanjian luhur bangsa, karena dihasilkan oleh
para pemimpin bangsa yang memiliki ideologi yang berbeda-beda, namun dengan iktikad
baik, kebijaksanaan dan keluhuran budi demi kepentingan bangsa yaitu merdeka, mereka
berhasil mencapai permufakatan menghasilkan dasar negara Pancasila.
1
Pada umumnya, dasar negara dinyatakan baik secara tegas (eksplisit) maupun samar
(implisit) di dalam konstitusi negara. Sebagai misal, dasar negara Indonesia (Pancasila),
dinyatakan secara tegas di dalam konstitusi negara Indonesia yakni UUD 1945, bagian
Pembukaan alinea IV. Selanjutnya, nilai-nilai atau norma-norma dasar yang terkandung di
dalam dasar negara diderivasikan atau dijabarkan di dalam pasal-pasal konstitusi (UUD).
Dengan demikian, dasar negara menjiwai seluruh isi (pasal-pasal) konstitusi.
Kompetensi Dasar : 4.2. Menganalisis Substansi Konstitusi/UUD
A. Pengertian Konstitusi
Kata konstitusi berasal dari bahasa Latin, constitutio atau constituerre, yang artinya
menetapkan sesuatu secara bersama. Konstitusi dalam bahasa Prancis : Constituer; bahasa
Inggris: Constitution, bahasa Belanda : Constitutie; bahasa Jerman : Verfassung; bahasa
Indonesia : Konstitusi / Hukum Dasar.
Dalam arti yang sebenarnya, konstitusi adalah aturan-aturan dasar, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Jadi unsur-unsur pengertian konstitusi adalah :
- Merupakan aturan-aturan dasar/hukum dasar
- Berbentuk tertulis atau tidak tertulis
- Bersifat mengikat
- Mengatur cara-cara penyelenggaraan pemerintahan
B. Bentuk Konstitusi
Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa bentuk konstitusi terdiri dua macam, yaitu:
a. Konstitusi berbentuk Tertulis
Konstitusi tertulis adalah konstitusi yang berbentuk naskah atau dokumen (documentary
constitution). Pada umumnya negara-negara di dunia ini menggunakan konstitusi
tertulis. Contoh konstitusi tertulis adalah UUD 1945.
b. Konstitusi berbentuk tidak Tertulis
Konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang tidak berbentuk naskah (nondocumentary constitution). Konstitusi tidak tertulis ini biasanya berupa kebiasaankebisaan atau konvensi. Yang disebut konvensi adalah kebiasaan-kebiasaan dalam
praktek penyelenggaraan Negara, yang timbul dan terpelihara dalam waktu yang
lama, sehingga menjadi aturan dasar dalam menata Negara.
Contoh konvensi :
-Pidato kenegaraan Presiden RI setiap menjelang peringatan hari proklamasi
kemerdekaan RI, 17 Agustus.
-Pada negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer, apabila parlemen/DPR
mengajukan mossi tidak percaya kepada menteri, maka secara otomatis menteri
tersebut mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri.
Negara yang dikenal menggunakan konvensi sebagai kontitusinya adalah Inggris, karena
praktek penyelenggaraan negara di Inggris, berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang telah
berlangsung lama sekali. Di Inggris, kebiasaan/konvensi dalam praktek penyelenggaraan
Negara sudah ada sejak lahirnya Piagam Magna Charta, 1215 m.
C. Isi Konstitusi
Pada umumnya, isi pokok konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Mengatur tentang organisasi negara
Contoh : UUD 1945 mengatur organisasi negara Indonesia seperti di dalam Pasal 1 ayat :
1. Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Jadi bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik.
2. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh rakyat
menurut
UUD.
3. Indonesia adalah negara hukum.
2
Di dalam UUD 1945 juga diatur tentang pembagian kekuasaan diantara lembaga-lembaga
negara, seperti kekuasan/kewenangan Presiden, DPR, MA, Mahkamah Konstitusi, Komisi
Yudisial, BPK.
2. Mengatur Hak Asasi Manusia dan hak-hak dasar warga negara.
Contoh : Di dalam UUD 1945 diatur hak asasi manusia seperti terdapat di dalam pasal 28,
28A- 28J.
3. Mengatur tentang cara-cara atau prosedur mengubah konstitusi.
Contoh : Di dalam UUD 1945, diatur cara-cara mengubah UUD 1945 seperti terdapat di
pasal 37,
1. Usul perubahan UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan
sekurang-kurangnya 1/3 dari anggota MPR
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diajukan secara tertulis dan
ditunjukan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah anggota MPR.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan sengan persetujuan
sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR.
4. Kadang-kadang Kontitusi memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari konstitusi
tersebut.
Contoh : UUD 1945 pasal 37 ayat 5, memuat larangan untuk mengubah bentuk negara
kesatuan republik Indonesia.
D. Sifat Konstitusi
Ditinjau dari segi sifatnya, terdapat dua macam konstitusi yaitu:
1. Konstitusi yang bersifat fleksibel (luwes)
Konstitusi dikatakan bersifat fleksibel adalah apabila konstitusi tersebut dapat diubah
sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan zaman. Biasanya konstitusi yamg bersifat
fleksibel memberi syarat dan tata cara merubahnya yang ringan atau mudah untuk
mengubahnya. Negara-negara yang konstitusinya bersifat fleksibel misalnya Ingrgis,
Selandia Baru, Thailand, Philipina.
2. Konstitusi yang bersifat Rigid (kaku)
Konstitusi disebut bersifat rigid (kaku) adalah apabila konstitusi tersebut sulit untuk
diubah kapanpun. Biasanya Konstitusi yang bersifat rigid (kaku) memberi syarat yang
berat atau sulit untuk mengubahnya. Dengan kata lain, aturan-aturan tentang cara-cara
mengubah konstitusi tersebut berat atau sulit untuk dilaksanakan. Negara yang
konstitusinya bersifat rigid (kaku) misalnya Indonesia (lihat UUD 1945 pasal 37 ayat 14), Amerika Serikat.
E. Fungsi Konstitusi
Menurut faham konstitusionalisme, Fungsi pokok konstitusi adalah untuk membatasi
kekuasaan pemerintah, sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian hak-hak warga negara akan terlindungi.
Gagasan tentang fungsi pokok konstitusi tersebut di atas berdasarkan faham
konstitusionalisme. Konstitusionalisme adalah suatu faham atau gagasan yang
memandang bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan
oleh dan atas nama rakyat, namun dikenakan pembatasan-pembatasan, dengan harapan
akan menjamin bahwa kekuasaan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat
tugas untuk memerintah.
Negara-negara komunis pada umunya menolak faham atau gagasan konstitusionalisme
tersebut, karena bagi mereka, kekuasaan yang mutlak diperlukan oleh pemerintah negara
sebagai sarana untuk mencapai masyarakat komunis, yakni masyarakat tanpa kelas.
Pemerintah negara komunis dianggap sebagai wujud kemenangan kaum proletar (buruh)
atas kaum kapitalis (para pengusaha yang memiliki modal dan alat-alat produksi). Oleh
karena itu negara-negara komunis menolak pembatasan kekusaan pemerintah.
3
F. Pentingnya Konstitusi
Meskipun bukan merupakan syarat berdirinya negara, konstitusi sangat diperlukan oleh
negara-negara di zaman moderen dewasa ini. Menurut James Bryce, pentingnya konstitusi
adalah sebagai berikut :
1. Bagi warga negara, agar terjamin hak-haknya.
2. Bertujuan membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-wenang.
3. Agar terdapat pola atau sistem tertentu atas pemerintah negaranya
4. Agar terdapat kepastian tentang cara penyelenggaraan ketatanegaraannya
G. Kedudukan Konstitusi
Ditinjau dari segi hukum, konstitusi menempati kedudukan tertinggi di dalam negara.
Dengan kata lain, konstitusi merupakan hukum tertinggi dalam suatu negara. Sebagai
misal, konstitusi negara Indonesia yaitu UUD 1945, menempati urutan tertinggi dalam tata
urutan perundang-undangan negara RI seperti berikut:
UUD 1945
↓
Undang-Undang
↓
Peraturan Pemerintah
↓
Peraturan Presiden
↓
Peraturan Menteri
↓
Peraturan Daerah
H. Cara-cara Terbentuknya Konstitusi
Konstitusi di setiap negara terbentuk dengan cara yang berbeda-beda. Cara-cara
terbentuknya konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Pemberian Raja
Pada mulanya negara tersebut belum memiliki konstitusi/UUD. Kemudian atas desakan
rakyat atau sekelompok orang, raja memberikan konstitusi/UUD kepada rakyat dan
berjanji akan menjalankan kekuasaannya berdasarkan konstitusi/UUD itu. Hal ini
dilakukan oleh raja untuk menghindari revolusi. Dengan adanya konstitusi tersebut,
kekuasaan raja dibatasi.
Contoh : Raja Inggris memberikan Piagam Maghna Charta pada tahun 1215, Raja
Tahiland memberikan konstitusi pada tahun 1936.
2. Secara Sengaja
Konstitusi/UUD dibuat secara sengaja setelah negara itu didirikan
3. Konstitusi dibentuk dengan cara Revolusi
Negara atau pemerintahan yang baru dibentuk sebagai hasil revolusi, kemudian
membuat konstitusi/UUD.
Contoh : Konstitusi Prancis dibentuk oleh pemerintahan hasil revolusi Prancis yang
menumbangkan Raja Louis XVI, pada tahun 1789.
Konstitusi negara Indonesia (UUD 1945) dibuat oleh pemerintahan Indonesia
sebagai hasil revolusi kemerdekaan tahun 1945.
4. Dengan cara Evolusi
Konstitusi terbentuk secara bertahap atau berangsur-angsur dalam jangka waktu yang
lama.
Contoh : Konstitusi negara Inggris saat ini, merupakan hasil dari perubahan-perubahan
yang telah berlangsung lama sekali dalam sejarah ketatanegaraan Inggris, yang dimulai
sejak lahirnya Maghna Charta pada tahun 1215
I. Cara Mengubah Konstitusi
Menurut CF. Strong, ada empat cara mengubah konstitusi :
4
1. Perubahan Konstitusi dilakukan oleh lembaga legislatif.
Perubahan konstitusi dilakukan oleh Lembaga Legislatif, namun dengan syarat yang
lebih berat daripada kalau lembaga legislatif itu merubah undang-undang biasa.
Perubahan dengan cara ini dilakukan di negara-negara yang menggunakan sistem
perwakilan bikameral atau dua kamar. Sistem perwakilan bikameral adalah sistem
perwakilan dimana lembaga perwakilannya terdiri dari dua kamar
Contoh : Negara Indonesia yang memiliki lembaga legislatif dua kamar (bikameral)
yaitu DPR dan DPD, sedangkan yang berwenang mengubah UUD 1945 adalah MPR,
yang anggotanya terdiri dari anggota DPR dan DPD.
2. Perubahan Konstitusi dilakukan dengan Referendum.
Artinya, perubahan konstitusi dilakukan dengan cara pemungutan suara rakyat yang
memiliki hak suara.
Contoh : Perubahan konstitusi di negara Thailand, Venezuela, tahun 2007.
3. Perubahan dilakukan oleh suatu Badan Khusus
Artinya, perubahan konstitusi dilakukan oleh suatu Badan Khusus yang sengaja dibentuk
hanya untuk tugas dan wewenang mengubah konstitusi.
Contoh : Pada tahun 1955, negara Indonesia berhasil mengadakan Pemilihan Umum
untuk yang pertamakalinya. Tujuan Pemilu itu, disamping untuk memilih anggota
Parlemen, juga untuk memilih anggota Majelis Konstituante Majelis Konstituante
inilah yang merupakan Badan Khusus yang dibentuk untuk mengubah UUDS 1950.
4. Perubahan Konstitusi di Negara Federasi (Serikat)
Perubahan Konstitusi dapat dilakukan jika sebagaian besar atau mayoritas negara-negara
bagian menyetujuinya.
J. Kesimpulan
1. Dasar negara dan konstitusi, meskipun bukan merupakan syarat mutlak berdirinya suatu
negara, namun di masa sekarang ini memiliki kedudukan yang sangat penting bagi suatu
negara, karena dengan dasar negara yang kuat dan konstitusi yang baik, akan membuat
negara kuat dan tertata dangan baik, sehingga dapat mengantarkan bangsa dan negara
berkembang dan maju.
2. Dasar negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, karena nilai-nilai dan
norma-norma dasar yang terkandung di dalam dasar negara, menjiwai dan mendasari
konstitusi. Dengan demikian, konstitusi merupakan derivasi atau penjabaran secara terinci
nilai-nilai dan norma-norma dasar yang terkandung di dalam dasar negara.
Evaluasi
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
: Pendidikan Kewarganegaraan
:X/2
I. Soal-soal Pilihan Ganda
2. Dasar negara sering disebut pula philosopisce grroundslagh, yang artinya ….
a. uraian terperinci dasar negara
b. penjabaran nilai-nilai dasar negara
c). falsafah dasar yang menjadi pondasi negara
d. mencintai pada hal-hal yang benar dan bijaksana
e. pandangan yang luas dan mendalam tentang segala sesuatu
1. Yang disebut dasar negara adalah pedoman dalam mengatur …..
a. pemerintah negara
b hubungan antar negara
c. hubungan antar lembaga tinggi negara
d). penyelenggaraan kehidupan kenegaraan
e. hubungan antara warga negara dan negara
(3). Pancasila pada dasarnya merupakan hasil kesepakatan politik tingkat tinggi para
pemimpin bang
5
sa yang memiliki latar belakang ideologi politik yang berbeda-beda, sehingga Pancasila
sering disebut pula ….
a. dasar negara
b. ideologi negara
c). perjanjian luhur bangsa
d. falsafah dasar negara
e. philosophisce groundslagh
(4). Kedudukan dasar negara dalam hubungannya dengan konstitusi adalah sebagai ….
a. isi konstitusi
b. penjabaran konstitusi
c uraian pokok konstitusi
d. bagian dari konstitusi
e). nilai-nilai dasar konstitusi
(5). Kata konstitusi berasal dari bahasa Latin, constitutio, yang artinya …
a. mengatur kehidupan bersama
b). menetapkan sesuatu secara bersama
c. menata penyelenggaraan kehidupan negara
d. aturan-aturan dasar dalam kehidupan bernegara
e. norma-norma dasar dalam penyelenggaraan kenegaraan
(6). Konstitusi adalah keseluruhan aturan yang mengatur ….
a. hubungan antara warga negara dan negara
b. hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara
c. cara-cara bagaimana penyelenggaraan tata usaha negara
d. penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
e) cara-cara bagimana pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat
7. Ditinjau dari segi bentuknya, konstitusi dapat dibedakan menjadi konstitusi ….
a. fleksibel dan rigid
b. hukum adat dan konvensi
c). tertulis dan tidak tertulis
d. hukum privat dan hukum publik
e. konvensi dan konstitusi tidak tertulis
(8). Berikut ini yang merupakan wujud konstitusi tertulis adalah ….
a. konvensi
b). UUD 1945
c. hukum adat
d. hukum publik
d. Undang-undang
9. Konstitusi terdiri dari konstitusi fleksibel dan rigid, adalah apabila konstitusi dilihat dari
segi ….
a. isinya
d. bentuknya
b). sifatnya
e. kedudukannya
c. fungsinya
(10). Konstitusi disebut fleksibel adalah apabila konstitusi tersebut ….
a. sukar diubah
d. berat perseyaratan mengubahnya
b. banyak isinya
e. dapat diubah secara berangsur-angsur
c). mudah diubah
(11). Berikut ini yang bukan merupakan isi pokok konstitusi adalah ketentuan tentang….
a. organisasi negara
b. hak asasi manusia
c. prosedur mengubah konstitusi
d). hubungan antara individu dan negara
e. larangan mengubah sifat tertentu dari konstitusi
(12). Menurut gagasan konstitusionalisme, fungsi pokok konstitusi adalah ….
a). membatasi kekuasaan pemerintah
b. mengatur kekuasaan pemerintah
c. melindungi kekuasaan pemerintah
d. mengatur hubungan antara warga negara dan negara
6
e. mengatur hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara
13. Pokok-pokok pikiran faham konstitusionalisme tentang pemerintah adalah sebagai berikut
kecuali bahwa pemerintah ….
a. merupakan kumpulan kegiatan
b. diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat
c. harus dikenakan pembatasan-pembatasan
d. supaya tidak bertindak sewenang-wenang
e). merupakan lembaga negara yang paling berdaulat
14. Berdasarkan gagasan konstitusionalisme, tujuan diadakannya konstitusi adalah untuk ….
a. menghapus kekuasaan pemerintah
b). melindungi hak-hak warga negara
b. mewujudkan ketertiban masyarakat
d. mengatur cara-cara menjalankan pemerintahan
e. mewujudkan keserasian hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara
(15). Kedudukan konstitusi sebagai “supremasi law” berarti bahwa konstitusi bagi paraturanperaturan
lain adalah sebagai….
a. penjelasan
b. penjabaran
c. pembanding
d. uraian singkat
e). hukum tertinggi
(16). Pentingnya Konstitusi adalah sebagai berikut, kecuali….
a. hak-hak warga negara terlindungi
b. pemerintah tidak bertindak diluar kewenangannya
c. terdapat pola atau sistem tertentu atas pemerintahan negara
d. terdapat kepastian tentang cara penyelenggaraan ketatanegaraan
e). pemerintah menjadi kurang efektif dalam menjalankan kekuasaannya
17. Konstitusi yang dibentuk dengan cara pemberian adalah konstitusi yang dibentuk oleh….
a). raja atas desakan rakyat
b. negara yang baru berdiri
c. pemerintahan hasil revolusi
b. negara secara berangsur-angsur
c. rakyat setelah menumbangkan pemerintah lama
18. Contoh konstitusi hasil revolusi adalah konstitusi negara ….
a. Inggris
b). Prancis
d. Australia
c. Thailand
e. Malaysia
19. Konstitusi diubah dengan cara referendum, berarti perubahan konstitusi dilakukan
oleh….
a. badan khusus
b. lembaga legislatif
c. negara-negara bagian
d). rakyat melalui pemungutan suara
e. kepala negara dan lembaga perwakilan rakyat
(20). Yang berwenang mengubah UUD 1945 adalah ….
a). MPR
b. DPR
d.Presiden
c. DPD
e. Mahkamah Konstitusi
Kompetensi Dasar : Menganalisis Kedudukan Pembukaan UUD 1945
A. Hakekat Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Menurut Notonegoro, hakekat kedudukan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci
7
b. Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah fundamental negara , yang
mempunyai kedudukan tetap, kuat dan tidak berubah, terlekat pada kelangsungan hidup
negara yang dibentuk melalui proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945
c. Pembukaan UUD 1945 dalam tingkatan tertib hukum, adalah hukum tertinggi,
merupakan dasar hukum diadaknnya UUD negara, sehingga terjalin hubungan kausalorganis antar keduanya, dengan kedudukan Pembukaan UUD 1945 di atas UUD
negara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945 mengandung esensi cita
moral dan cita hukum yang ingin ditegakan dan diwujudkan oleh bangsa Indonesia.
B. Pokok-pokok Pikiran Yang Terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945
Pokok-pokok Pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
berikut :
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan
4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan UUD 1945. Pokok-pokok pikiran
tersebut juga merupakan perwujudan recht ide (cita-cita hukum) yang menguasai hukum dasar
baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Tugas : Carilah Makna yang terkandung di dalam setiap alinea Pembukaan UUD 1945 dengan
mengisi kolom-kolom seperti berikut :
Alinea
Isi/Bunyi
Makna yang terkandung
Pertama (I)
Bahwa sesungguhnya
kemerde
kaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Kedua (II)
Ketiga (III)
Keempat (IV)
Kompetensi Dasar : 4.4. Menunjukan Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara
A. Sejarah Terbentuknya UUD 1945.
-UUD 1945 disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945, terdiri dari
Pembukaan dan Batang Tubuh. Pembukaan UUD 1945, berasal dari Piagam Jakarta.
Piagam Jakarta merupakan hasil rumusan Panitia Kecil pada tanggal 22 Juni 1945. Paniti
Kecil adalah panitia yang dibentuk oleh BPUPKI dengan tugas pokok merumuskan dasar
negara. Paniti Kecil beranggotakan 9 orang :
1 Ir. Sukarno
6. H. Agus Salim
2 Drs. Moh. Hatta
7. KH. Abdul Kahar Mudzakir
3 Ahmad Subarjo
8. KH. Wakhid Hasyim
4 Muh. Yamin
9. Abikusno Cokrosuyoso
5 AA. Maramis
8
-Di dalam Piagam Jakarta alinea ke-empat, terdapat rumusan dasar negara, yang terdiri dari
lima sila. Akan tetapi rumusan kalimat sila pertama pada Piagam Jakarta berbeda dengan
rumusan kalimat sila pertama pada Pembukaan UUD 1945 yang sekarang.. Rumusan
kalimat sila pertama pada Piagam Jakarta adalah “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Sedangkan rumusan kalimat sila
pertama pada Pembukaan UUD 1945 adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Perubahan
rumusan kalimat sila pertama itu terjadi pada tanggal 18 Agustus 1945, sebelum UUD
1945 disahkan oleh PPKI. Perubahan itu dilakukan diluar sidang BPUPKI, yaitu dalam
suatu pertemuan mendadak antara para pemimpin wakil golongan Islam dan para
pemimpin lainnya. Para pemimpin Islam akhirnya mau merubah rumusan kalimat sila
pertama itu, setelah didesak oleh para pemimpin lain demi menjaga persatuan, dan demi
kemerdekaan Indonesia.
-Batang Tubuh UUD 1945, merupakan hasil sidang Panitia Perancang Hukum Dasar/UUD
yang diketuai oleh Supomo, pada tanggal 10 – 16 Juli 1945. Batang Tubuh UUD 1945,
berisi pasal-pasal yang mengatur ketatanegaraan Indonesia.
B. Konstitusi-Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia
Sejak negara Indonesia didirikan melalui proklamasi kemerdekaan 17-8-1945 hingga
sekarang, telah ada empat konstitusi yang digunakan untuk menata negara ini. Keempat
konstitusi itu adalah sebagai berikut.
Nama
Masa Berlaku
UUD 1945
1.18 Agust. 1945- 7 Des. 1949
2. 5 Juli 1959- 19 Okt. 1999
Konstitusi RIS 7 Des. 1949 – 17 Agust. 1950
1949
UUDS 1950
17 Agust. 1950 – 5 Juli 1959
UUD
1945 19 Okt. 1999 - sekarang
Amandemen
Bentuk
Negara
Kesatuan
Bentuk
Pemerintahan
Republik
Sistem
Pemerintahan
Presidensiil
Serikat
Republik
Parlementer
Kesatuan
Kesatuan
Republik
Republik
Parlementer
Presidensiil
C. Perubahan UUD 1945
Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Negara Indonesia belum memilki sistem
yang stabil dalam segala segi kehidupan, khususnya dalam segi ketatanegaraan. Oleh
karenanya perubahan-perubahan terus terjadi dalam sejarah perjalanan bangsa dan negara
Indonesia, dengan skala yang luas dan mendasar. Reformasi merupakan salah satu bagian
dari sejarah perubahan Indonesia itu. Lahirnya masa reformasi merupakan kritikan
sekalgus antitesa terhadap masa sebelumnya yakni masa orde baru yang dianggap kacau
dalam menata segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara, baik segi politik, ekonomi,
hukum maupun ketatanegaraan. Kekacauan itu disebabkan oleh karena UUD !945 belum
sesuai dengan fungsinya sebagai konstitusi yaitu membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan kata lain, UUD 1945 memberi peluang kepada pemerintah/presiden untuk
memiliki kekuasaan yang sangat besar sehingga menimbulkan kesewenang-wenangan.
Dengan demikian, kekacauan sistem dalam segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara
juga bersumber dari UUD 1945. Oleh karena itu, reformasi Indonesia juga harus sampai
merubah UUD 1945.
Secara terperinci, alasan-alasan perlunya perubahan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. UUD 1945, memberi kekuasaan yang sangat besar kepada presiden, sehingga
kekuasaan ter-pusat pada presiden, dan oleh karenanya tidak terjadi checks and
balance (kontrol dan pengawasan) dari lembaga-lembaga tinggi negara yang lain.
2. UUD 1945 memberi kekuasaan legislatif (kekuasaan membuat UU) kepada
presiden dan memberi kewenangan kepada presiden untuk mengatur hal-hal yang
penting dengan undang-undang sehingga memberi peluang kepada presiden untuk
membuat undang-undang yang sesuai dengan kehendaknya.
9
3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang luwes, (bisa ditarik kesana-kemari seperti
karet), sehingga menimbulkan banyak penafsiran dan dapat ditafsirkan sesuai
kehendak pemerintah/penguasa.
4. UUD 1945, belum memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi hukum, hak asasi manusia, pemberdayaan rakyat dan otonomi daerah.
Pengalaman sejarah juga membuktikan, pada masa Pemerintahan Demokrasi Terpimpin
(1959 – 1966) di bawah kekuasaan Presiden Sukarno dan pada masa Pemerintahan Orde
Baru (1966-1998) di bawah kekuasaan Presiden Suharto dimana pada kedua masa itu
berlaku UUD 1945, banyak terjadi penyimpangan dan kesewenang-wenangan, yang
disebabkan oleh besarnya kekuasaan presiden.
Atas dasar alasan-alasan tersebut, UUD 1945 diamandemen atau diubah. Sejak lahirnya
pemerintahan reformasi hingga sekarang, UUD 1945 telah mengalami empat kali
perubahan yaitu :
Perubahan I : ditetapkan oleh MPR pada tanggal 19 Oktober 1999
Perubahan II : ditetapkan oleh MPR pada tanggal 18 Agustus 2000
Perubahan III : ditetapkan oleh MPR pada tanggal 9 November 2001
Perubahan IV : ditetapkan oleh MPR pada tanggal 10 Agustus 2002
Standar Kompetensi : 5. Menghargai Persamaan Kedudukan Warganegara dalam Berbagai
Aspek Kehidupan
10
Kompetensi Dasar
: 5.1. Mendeskripsikan Kedudukan Warga Negara dan
Pewarganegaraan Indonesia
A. Pengertian Warga Negara
Warga negara merupakan unsur pokok dan syarat berdirinya negara. Tanpa warga negara,
negara tak akan dapat berdiri. Dengan demikian, warga negara memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi eksistensi (keberadaan) suatu negara. Sedemikian pentingnya warga
negara bagi suatu negara, sehingga sudah sepantasnya setiap warga negara mendapatkan
kepastian dan jaminan perlindungan hukum yang layak dari negara. Negara berkewajiban
untuk melindungi dan mensejahterakan warga negaranya. Apabila negara tidak mampu
memenuhi kewajibannya itu, sangat mungkin warga negaranya akan berpindah ke negara lain
atau melakukan revolusi guna mendirikan negara baru.
Secara sederhana, warga negara adalah anggota dari suatu negara. Warga negara
merupakan sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah terntu, dalam waktu tertentu,
dan terikat (memiliki hak, keawjiban dan tanggung jawab), secara yuridis (hukum) dan politik
dalam suatu negara. Sedangkan menurut Undang-Undang Negara RI No. 12 tahun 2006,
warga negara adalah warga suatu negara, yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Istilah warga negara dalam bahasa Inggris adalah citizen; dalam bahasa Prancis adalah
citoyen; dan dalam bahasa Belanda adalah staatsburger. Istilah dalam bahasa Inggris : citizen
dan Prancis : citoyen tersebut, yang artinya adalah warga kota. Hal itu karena istilah dalam
bahasa Inggris dan Prancis tersebut dipengaruhi oleh konsep polis yang berasal dari bahasa
Yunan Kuni yang artinya negara kota.
B. Asas-asas Kewarganegaraan
Setiap negara memiliki kedaulatan atau kewenangan penuh untuk menentukan siapa saja
yang menjadi warganegaranya. Hal ini sesuai dengan Konvensi Den Haag 1930, Pasal 1, yang
menyatakan bahwa, hak setiap negara untuk menentukan siapa saja yang menjadi warga
negaranya. Meskipun demikian terdapat general principles, atau prinsip-prinsip umum dalam
hukum internasional tentang kewarganegaraan yang telah diterima oleh masyarakat
internasional. Prinsip-prinsip umum itu antara lain menyatakan bahwa, “suatu negara dalam
menentukan siapa-siapa yang menjadi warganya, tidak dapat menarik kedalamnya, orangorang yang sama sekali tidak ada hubungan sedikitpun dengan negara yang bersangkutan.”
Secara umum, terdapat dua asas pokok dalam penetapan kewarganegaraan yaitu :
a. Asas Ius Soli (Kelahiran/BerdasarkanTempat Lahir)
Asas Ius Soli adalah asas yang menetukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
tempat lahirnya.
Contoh : A dilahirkan di negara Kanada, orang tuanya warga negara Inggris. Apabila
Negara Kanada menggunakan asas ius soli, maka A adalah warga negara Kanada,
b. Asas Ius Sanguinis (Keturunan/Berdasarkan Kewaraganegaraan Orang Tuanya)
Asas Ius Sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan (hubungan darah) atau berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya.. Jadi,
menurut asas ini, kewarganegaraan orang tuanyalah yang menentukan kewarganegaraan
seseorang.
Contoh : Irfan Bachdim lahir dan dibesarkan di Belanda, namun ayahnya warga Negara
Indonesia. Apabila Negara Indonesia menggunakan asas ius sanguinis, maka Irfan
Bachdim bisa dianggap sebagai WNI.
11
Selain kedua asas kewarganegaraan yang pokok tersebut, terdapat pula asas
kewarganegaraan yang lain, seperti berikut ini.
a. Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan
bagi setiap orang.
b. Asas Bipatride adalah asas yang menentukan lebih dari satu kewarganegaraan bagi
setiap orang
c. Asas Apatride adalah asas yang menentukan tanpa kewargenegaraan atau tidak
memiliki kewarganegaraan bagi orang-orang terntu.
Selain menggunakan asas-asas kewarganegaraan di atas, dalam menentukan kewarganegaraan
juga menggunakan dua stelsel, yakni :
a. Stelsel Aktif maksudnya adalah, orang harus aktif melakukan tindakan-tindakan atau
upaya hukum tertentu untuk menjadi warga negara.
b. Stelsel Pasif maksudnya adalah, orang dengan sendirinya dianggap menjadi warga
negara, tanpa melakukan suatu upaya atau tindakan hukum tertentu.
Berkaitan dengan dua stelsel di atas, terdapat dua hak dalam kewarganegaraan yakni :
a. Hak Opsi adalah hak untuk memilih suatu kewarganegaraan. Hak ini muncul dari
adanya stelsel aktif.
b. Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu kewarganegaraan. Hak ini muncul
dari adanya stelsel pasif.
B. Pengertian Warga Negara Indonesia
Lantas, siapa yang disebut warga negara Indonesia? Untuk memahami tentang siapa
warga negara Indonesia, pertama-tama perlu dilihat definisi yang diberikan oleh Konstitusi
Negara RI, yakni UUD 1945 (amandemen), Pasal 26 yang menyatakan bahwa :
1. Yang menjadi Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang-orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
Batasan tentang siapa warga negara Indonesia diperjelas lagi dengan UU No. 12 Tahun 2006
Pasal 2 yang berbunyi, “Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.” Penjelasan yang lebih rinci tentang siapa WNI, dimuat di dalam UU No. 12
Tahun 2006 Pasal 4, bahwa yang disebut Warga Negara Indonesia adalah :
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan dan/atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum
Undang-Undang ini berlaku, sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari sorang ayah dan ibu, Warga
Negara Indonesia.
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing.
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu warga negara Indonesia.
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA, yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya, dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 th atau belum kawin.
i. Anak yang lahir di wilayah negara RI, yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganrgaraan ayah dan ibunya
j. Anak yang baru lahir, yang ditemukan di wilayah negara RI, selama ayah dan
ibunya tidak diketahui
k. Anak yang lahir di wilayah negara RI, apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegara-an, atau tidak diketahui keberadaannya.
12
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI, dari seorang ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan, tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
m. Anak dari seorang ayah dan ibu, yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia, sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Dalam menyusun Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 di atas, di samping berdasarkan
asas-asas kewarganegaraan yang bersifat universal (berlaku di seluruh dunia), juga
berdasarkan asas-asas khusus seperti berikut ini :
a. Asas Kepentingan Nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraa
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia.
b. Asas Perlindungan Maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap WNI, dalam keadaan apapun, baik di dalam
maupun di luar negeri.
c. Asas Persaman di hadapan Hukum dan Pemerintahan (Equality before the law anda
government) adalah asas yang menentukan bahwa setiap WNI, harus mendapatkan
perlakuan yang sama di muka hukum dan pemerintahan.
d. Asas Nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan, dalam segala
hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara, atas dasar suku, ras, agama, golongan
dan jenis kelamin (jender).
e. Asas Substantif adalah asas yang menentukan bahwa, prosedur pewarganegaraan
seseorang tidak hanya bersifat administratif, melainkan juga disertai substansi dan syaratsyarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan.
f. Asas Pengakuan dan Penghormatan atas HAM
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap manusia memiliki hak dasar yang sama sebaga
pemberian Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati oleh siapapun
13
Standar Kompetensi : Menganalisa Sistem Politik Indonesia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Suprastruktur dan Infrastruktur Politik
Indonesia
A. Pengertian Politik dan Sistem Politik
Istilah politik berasal dari bahasa Yunani Kuno, polis, yang artinya negara kota. Pada masa
moderen, politik diartikan sebagai seni mengatur pemerintahan atau ilmu tentang
pemerintahan. Menurut Robert Dahl, pembicaraan tentang politik berkisar tentang
pemerintahan, kekuasaan dan wewenang.
Menurut Sumantri dan W.J.S. Poerwodarminto, yang disebut dengan sistem adalah
sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Bila
diuraikan, unsur-unsur sistem adalah sebagai berikut :
- terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen
- antar bagian saling berkaitan dan bergantung
- antar bagian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi
- masing-masing bagian memiliki fungsi dan peranan serta tujuan tertentu
Sedangkan yang disebut sistem politik adalah sebagai berikut :
a. Menurut Gabriel Almond
Sistem politik adalah sistem interaksi yang ditemui dalam masyarakat merdeka yang
menjalankan fungsi interaksi dan adaptasi.
b. Menurut Sumantri
Sistem politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yang berupa hubungan
antara suprastruktur politik dan infrastruktur politik.
Bagan Sistem Politik
Rakyat → Fungsi Input→ Fungsi Output→ Output
-agregasi
- artikulasi
membuat aturan
membuat kebijakan
-berbagai peraturan
-berbagai kebijakan
-komunikasi
-sosialisasi
Rakayat→
Infrastruktur Politik →
Rakyat→ -Partai Politik
- Kelompok Kepentingan
- Kelompok Penekan
- LSM
- Tokoh/Figur
- Media Massa
Suprastruktur politik → Output
→ Lembaga-Lembaga→
Output
Tinggi Negara
Pengertian Fungsi Input
Fungsi input merupakan bagian dari sistem politik yang menjalankan fungsi memberi
masukan bagi sistem politik. Masukan tersebut dapat berupa tuntutan, dukungan ataupun
penolakan yang datang dari rakyat. Berbagai masukan itu oleh fungsi input kemudian
disalurkan kepada fungsi output untuk diproses atau dikonversi, sehingga menjadi suatu
keputusan atau kebijakan politik. Secara terperinci fungsi-fungsi input adalah :
a. Agregasi
14
Fungsi agregasi adalah fungsi menampung atau menghimpun berbagai aspirasi atau
kepentingan rakyat.
b. Artikulasi
Fungsi artikulasi adalah fungsi mengartikulasikan atau menyampaikan aspirasi dan
kepentingan politik rakyat
c. Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah fungsi menyampaikan informasi-informasi politik, seperti
kebijakan, ide, gagasan atau berita-berita tentang perkembangan politik.
d. Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi menyebarkan nilai-nilai politik atau melakukan pendidikan
politik kepada rakyat.
e. Rekrutmen
Fungsi rekrutmen adalah fungsi melaksanakan perekrutan atau pencarian anggota untuk
dididik menjadi kader-kader pemimpin, yang dipersiapkan untuk menduduki jabatanjabatan politik dan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa,
Fungsi input tersebut dijalankan oleh infrastruktur politik. Infrasstruktur politik adalah
lembaga-lembaga atau struktur politik lapisan bawah, yang merupakan sarana politik bagi
rakyat dalam berpartisipasi politik. Terdapat 6 macam infrastruktur politik, yaitu :
a. Partai Politik
Partai politik adalah organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk memperoleh
kekuasaan. Partai politik merupakan alat atau sarana perjuangan untuk memperoleh
kekuasaan. Berbagai macam partai politik misalnya ; PDIP, PKS, PAN, PKB, P.
Demokrat, PPP, P. Golkar dll.
b. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah organisasi nonpolitik yang dibentuk atas dasar kepentingan
yang sama dan untuk mencapai tujuan yang sama. Kelompok kepentingan sering disebut
pula organisasi kemasyarakatan. Berbagai macam kelompok kepentingan atau orgainsasi
kemasyarakatan dibentuk atas dasar kepentingan yang berbeda-beda. Beberapa organisasi
kemasyarakatan itu antara lain sebagai berikut.
a. Organisasi Keagamaan , contoh : NU, Muhammadiyah, MUI, Al-Irsyad, PGI, WALUBI
dll
b. Organisasi Profesi, contoh : PGRI, IDI, HIPMI, ISEI
c. Organisasi Pekerja, misalnya : SPSI., SBSI, PPMI,
d. Organisasi Mata Pencaharian, misalnya, HKTI, HKNSI
c. Kelompok Penekan
Kelompok penenkan adalah, adalah kelompok-kelompok yang terorganisir yang
aktivitasnya sering melakukan tekanan-tekanan kepada penguasa untuk mempengaruhi
dalam mengambil keputusan-keputusan politik. Kelompok penekan bukanlah organisasi
politik dan tujuan utamanya bukan mendapatkan kekuasaan secara langsung. Akan tetapi
tekanan-tekanan yang mereka lakukan, mempengaruhi penguasa dalam mengambil
keputusan-keputusan politik. Beberapa kelompok penekan, misalnya asosiasi pengusaha
besar, HMI.
d. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ Non-Government Organiztion (NGO)
Lembaga Swadaya Masyarakat, adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dengan
swadaya murni yang tujuannya membantu masyarakat dalam mengatasi persoalanpersoalan mereka secara mandiri. LSM merupakan lembaga nonprofit yang tujuan
kegiatannya tidak mencari keuntungan ekonomi, melainkan untuk mendidik dan menjadi
contoh bagi masyarakat agar mereka bisa mandiri dalam mengatasi persoalan-persoalan
mereka. Beberapa LSM misalnya : KONTRAS, ICW (Indonesian Corruptin Watch) TI
(Trancparancy Indonesia), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup), YLPKI (Yayasan
Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia), LBH (Lembaga Bantuan Hukum).
e. Figur/Tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang telah dikenal luas oleh masyarakat, karena kepandaiannya,
kharismanya, dan kepeduliannya terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa dan negara. Oleh orang-orang tertentu, seorang tokoh mungkin
dianggap sebagai orang yang mampu mengatasi persoalan-persoalan bangsa dan negara.
15
f. Media Massa
Media massa memiliki fungsi dan peranan dan penting dalam kehidupan masyarakat, yaitu
memberi informasi yang benar dan mencerdaskan masyarakat. Selain itu, media massa
juga berfungsi sebagai sarana untuk menuangkan dan menyebarkan gagasan atau ide,
sehingga ide atau gagasan itu bisa sampai kepada masyarakat.
Pengertian Fungsi Output
Fungsi output adalah bagian dari sistem politik yang menjalankan fungsi memproses dan
mengkonversi berbagai masukan yang datang dari fungsi output menjadi berbagai peraturan
dan kebijakan. Dengan kata lain fungsi output adalah membuat atau menghasilkan berbagai
keputusan politik. Brerbagai peraturan dan kebijakan atau keputusan politik tersebut,
akhirnya penerapan dan dampaknya akan dikenakan kembali kepada rakyat. Fungsi outpuput
dijalankan oleh suprastruktur politik. Suprastruktur politik adalah lembaga-lembaga atau
struktur politik lapisan atas, yang merupakan sarana politik bagi para elit politik dalam
berpolitik. Suprastruktur politik terdiri dari lembaga-lembaga tinggi negara. Suprastruktur
politik Indonesia terdiri dari MPR, DPR, DPD, Presiden, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah
Agung, Komisi Yudisial, dan BPK.
Pengertian Output
Output adalah keputusan-keputusan politik, sebagai
hasil dari proses politik yang
berlangsung di tingkat elit politik atau suprastruktur politik. Output dapat berupa kebijakan
atau peraturan. Berbagai peraturan dan kebijakan itu, penerapan dan dampaknya akan
menimpa rakyat, sehingga rakyat dapat menolak, mendukung atau mengajukan tuntutan.
B. Pengertian Perilaku Politik dan Partisipasi Politik
1. Pengertian Perilaku Politik
Menurut Ramlan Surbakti, perilaku politik adalah kegiatan yang berkenaan dengan proses
pembuatan keputusan politik dan pelaksanannya. Perilaku politik dibedakan menjadi dua:
a. perilaku politik lembaga-lembaga dan para pejabat
b. perilaku politik warga negara biasa.
Perilaku politik warga negara biasa disebut partisipasi politik
2. Pengertian Partisipasi Politik
a. Menurut Samuel Huntington
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa secara pribadi yang bertujuan
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah
b. Menurut Ramlan Surbakti
Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses
pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan ikut dalam menentukan
pemimpin pemerintahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik merupakan aktivitas warga negara
biasa/rakyat yang dimaksudkan untuk mempengaruhi :
- pemilihan pejabat pemerintahan
- tindakan-tindakan para pejabat pemerintahan dalam mengambil keputusan.
Menurut Gabriel Almond, bentuk-bentuk partisipasi politik dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Partisipasi politik Konvensional
adalah partisipasi politik yang lazim, biasa atau pada umumnya dilakukan oleh warga
negara.
b. Partisipasi Politik Nonkonvensional
adalah partisipasi politik yang tidak lazim atau tidak biasa dilakukan oleh warga negara.
Bentuk-bentuk partisipasi politik menurut Gabriel Almond adalah sebagai berikut.
KONVENSIONAL
- Pemberian suara (voting)
- Diskusi kelompok, seperti : seminar
- Kegiatan kampanye
- mencalonkan diri sebagai anggota legislatif,
atau eksekutif/ kepala pemerintah.
NONKONVENSIONAL
-Demonstrasi
-Mogok
-Konfrontasi
-Tindakan kekerasan politik terhadap harta
benda, seperti : perusakan, pembakaran,
16
- Membentuk atau bergabung dalam
kelompok
kepentingan
(organisasi
kemasyarakatan)
- Komunikasi dengan pejabat politik seperti
dialog, audiensi.
- Mengajukan petisi
- Demonstrasi
pemboman
-Tindakan kekerasan politik terhadap
manusia, seperti : teror, penculikan,
pembunuhan
-Perang, seperti : makar, pemberontakan,
gerilya, kudeta, revolusi
Berbagai bentuk partisipasi politik tersebut, dapat dilihat dari berbagai kegiatan warga negara
yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Terbentuknya partai-partai politik dan organisasi kemasyarakatan sebagai penyalur
aspirasi rakyat.
2. Lahirnya LSM, sebagai kontrol sosial dan pemberi input terhadap kebijakan
pemerintah
3. Pelaksanaan pemilu, yang memberi kesempatan kepada rakyat untuk memilih, atau
dipilih, sehingga melahirkan kegiatan : kampanye, mencalonkan diri sebagai anggota
legislatif atau eksekutif, menjadi pemilih aktif.
4. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna/ pengaruh kepada
input dan output, misalnya melalui : unjuk rasa, demonstrasi, protes dsb.
17
Kelas/ Semester : X/ 2
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
Durasi Pemelajaran : 16 Jam (8x pertemuan)
Kompetensi Dasar : 4.1. Mendeskripsikan hubungan Dasar Negara dengan Konstituisi
Durasi Pemelajaran : 4 jam (2x pertemuan)
HUBUNGAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI
A. Pengertian Dasar Negara
Kata “dasar” memiliki persamaan arti dengan asas, pokok, pangkal, pondasi, landasan,
pedoman. Dalam Ensiklopedia Indonesia, kata “dasar” (filsafat), berarti asal yang pertama.
Yang dimaksud dasar negara adalah nilai-nilai dasar dan norma-norma dasar yang
menjadi pondasi dalam menata dan menjalankan kehidupan negara dalam berbagai
bidang kehidupan. Dengan kata lain, dasar negara merupakan nilai-nilai atau normanorma dasar yang dijadikan sebagai pedoman dalam menata penyelenggaraan kehidupan
bernegara.
Dasar Negara sering disebut pula falsafah negara (philosophische groundslagh) Kata
falsafah berasal dari bahasa Yunani Kuno, philos dan sopia. Philos berarti bijaksana, dan
sopia berarti cinta.. Sedangkan Falsafah negara adalah pandangan-pandangan dasar yang
menjadi dasar dalam kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan. negara.
Sedangkan ilmu Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengupas segala sesuatu
secara luas dan mendalam untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, tentang segala
sesuatu.
Dasar Negara juga merupakan Ideologi Negara. Ideologi merupakan suatu ajaran atau
faham. yang berisi nilai-nilai atau norma-norma dasar tentang politik, ekonomi, dan
kebudayaan yang dianut oleh seseorang atau suatu masyarakat. Di dunia ini terdapat
berbagai macam ideologi, seperti ideologi liberal, ideologi komunis dan ideologi yang
bersumber pada agama.
Setiap negara memiliki dasar negara yang berbeda. Perbedaan dasar negara itu disebabkan
oleh perbedaan nilai-nilai sosial budaya, patriotisme, dan nasionalisme yang telah
terkristalisasi dalam perjuangan masing-masing bangsa dan negara tersebut, dalam
mewujudkan cita-cita atau tujuan negara-negara itu.
B. Dasar Negara Indonesaia
Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila,. Pancasila pada dasarnya merupakan hasil
kesepakatan politik tingkat tinggi para pendiri negara (founding fathers) yang bersidang di
dalam BPUPKI, Sidang BPUPKI yang pertama berlangsung dari tanggal 29 Mei – 1 Juni
1945. Para pendiri negara tersebut terdiri dari para tokoh pemimpin bangsa yang memiliki
latar belakang ideologi yang berbeda-beda. Mereka bersidang membahas mengenai hal-hal
yang diperlukan bagi suatu negara Indonesia yang merdeka. Salah satu persoalan yang
dibahas di dalam sidang BPUPKI itu adalah mengenai dasar negara.
Dengan memiliki ideologi yang berbeda-beda, para pemimpin bangsa itu mengalami
kesulitan dalam membuat dasar negara, karena mereka berpendapat berdasarkan
ideologinya masing-masing. Setelah melalui persidangan yang menegangkan, pada
akhirnya BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang. Panitia Kecil
yang dibentuk oleh BPUPKI ini, kemudian berhasil merumuskan suatu piagam yang
disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada tanggal 22 Juni 1945. Di dalam Piagam
Jakarta alinea ke-4, tercantum rumusan dasar negara yang berbunyi sebagai berikut :
Oleh karena itulah Pancasila disebut pula perjanjian luhur bangsa, karena dihasilkan oleh
para pemimpin bangsa yang memiliki ideologi yang berbeda-beda, namun dengan iktikad
baik, kebijaksanaan dan keluhuran budi demi kepentingan bangsa yaitu merdeka, mereka
berhasil mencapai permufakatan menghasilkan dasar negara Pancasila.
1
Pada umumnya, dasar negara dinyatakan baik secara tegas (eksplisit) maupun samar
(implisit) di dalam konstitusi negara. Sebagai misal, dasar negara Indonesia (Pancasila),
dinyatakan secara tegas di dalam konstitusi negara Indonesia yakni UUD 1945, bagian
Pembukaan alinea IV. Selanjutnya, nilai-nilai atau norma-norma dasar yang terkandung di
dalam dasar negara diderivasikan atau dijabarkan di dalam pasal-pasal konstitusi (UUD).
Dengan demikian, dasar negara menjiwai seluruh isi (pasal-pasal) konstitusi.
Kompetensi Dasar : 4.2. Menganalisis Substansi Konstitusi/UUD
A. Pengertian Konstitusi
Kata konstitusi berasal dari bahasa Latin, constitutio atau constituerre, yang artinya
menetapkan sesuatu secara bersama. Konstitusi dalam bahasa Prancis : Constituer; bahasa
Inggris: Constitution, bahasa Belanda : Constitutie; bahasa Jerman : Verfassung; bahasa
Indonesia : Konstitusi / Hukum Dasar.
Dalam arti yang sebenarnya, konstitusi adalah aturan-aturan dasar, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Jadi unsur-unsur pengertian konstitusi adalah :
- Merupakan aturan-aturan dasar/hukum dasar
- Berbentuk tertulis atau tidak tertulis
- Bersifat mengikat
- Mengatur cara-cara penyelenggaraan pemerintahan
B. Bentuk Konstitusi
Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa bentuk konstitusi terdiri dua macam, yaitu:
a. Konstitusi berbentuk Tertulis
Konstitusi tertulis adalah konstitusi yang berbentuk naskah atau dokumen (documentary
constitution). Pada umumnya negara-negara di dunia ini menggunakan konstitusi
tertulis. Contoh konstitusi tertulis adalah UUD 1945.
b. Konstitusi berbentuk tidak Tertulis
Konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang tidak berbentuk naskah (nondocumentary constitution). Konstitusi tidak tertulis ini biasanya berupa kebiasaankebisaan atau konvensi. Yang disebut konvensi adalah kebiasaan-kebiasaan dalam
praktek penyelenggaraan Negara, yang timbul dan terpelihara dalam waktu yang
lama, sehingga menjadi aturan dasar dalam menata Negara.
Contoh konvensi :
-Pidato kenegaraan Presiden RI setiap menjelang peringatan hari proklamasi
kemerdekaan RI, 17 Agustus.
-Pada negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer, apabila parlemen/DPR
mengajukan mossi tidak percaya kepada menteri, maka secara otomatis menteri
tersebut mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri.
Negara yang dikenal menggunakan konvensi sebagai kontitusinya adalah Inggris, karena
praktek penyelenggaraan negara di Inggris, berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang telah
berlangsung lama sekali. Di Inggris, kebiasaan/konvensi dalam praktek penyelenggaraan
Negara sudah ada sejak lahirnya Piagam Magna Charta, 1215 m.
C. Isi Konstitusi
Pada umumnya, isi pokok konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Mengatur tentang organisasi negara
Contoh : UUD 1945 mengatur organisasi negara Indonesia seperti di dalam Pasal 1 ayat :
1. Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Jadi bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik.
2. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh rakyat
menurut
UUD.
3. Indonesia adalah negara hukum.
2
Di dalam UUD 1945 juga diatur tentang pembagian kekuasaan diantara lembaga-lembaga
negara, seperti kekuasan/kewenangan Presiden, DPR, MA, Mahkamah Konstitusi, Komisi
Yudisial, BPK.
2. Mengatur Hak Asasi Manusia dan hak-hak dasar warga negara.
Contoh : Di dalam UUD 1945 diatur hak asasi manusia seperti terdapat di dalam pasal 28,
28A- 28J.
3. Mengatur tentang cara-cara atau prosedur mengubah konstitusi.
Contoh : Di dalam UUD 1945, diatur cara-cara mengubah UUD 1945 seperti terdapat di
pasal 37,
1. Usul perubahan UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan
sekurang-kurangnya 1/3 dari anggota MPR
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diajukan secara tertulis dan
ditunjukan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah anggota MPR.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan sengan persetujuan
sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR.
4. Kadang-kadang Kontitusi memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari konstitusi
tersebut.
Contoh : UUD 1945 pasal 37 ayat 5, memuat larangan untuk mengubah bentuk negara
kesatuan republik Indonesia.
D. Sifat Konstitusi
Ditinjau dari segi sifatnya, terdapat dua macam konstitusi yaitu:
1. Konstitusi yang bersifat fleksibel (luwes)
Konstitusi dikatakan bersifat fleksibel adalah apabila konstitusi tersebut dapat diubah
sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan zaman. Biasanya konstitusi yamg bersifat
fleksibel memberi syarat dan tata cara merubahnya yang ringan atau mudah untuk
mengubahnya. Negara-negara yang konstitusinya bersifat fleksibel misalnya Ingrgis,
Selandia Baru, Thailand, Philipina.
2. Konstitusi yang bersifat Rigid (kaku)
Konstitusi disebut bersifat rigid (kaku) adalah apabila konstitusi tersebut sulit untuk
diubah kapanpun. Biasanya Konstitusi yang bersifat rigid (kaku) memberi syarat yang
berat atau sulit untuk mengubahnya. Dengan kata lain, aturan-aturan tentang cara-cara
mengubah konstitusi tersebut berat atau sulit untuk dilaksanakan. Negara yang
konstitusinya bersifat rigid (kaku) misalnya Indonesia (lihat UUD 1945 pasal 37 ayat 14), Amerika Serikat.
E. Fungsi Konstitusi
Menurut faham konstitusionalisme, Fungsi pokok konstitusi adalah untuk membatasi
kekuasaan pemerintah, sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian hak-hak warga negara akan terlindungi.
Gagasan tentang fungsi pokok konstitusi tersebut di atas berdasarkan faham
konstitusionalisme. Konstitusionalisme adalah suatu faham atau gagasan yang
memandang bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan
oleh dan atas nama rakyat, namun dikenakan pembatasan-pembatasan, dengan harapan
akan menjamin bahwa kekuasaan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat
tugas untuk memerintah.
Negara-negara komunis pada umunya menolak faham atau gagasan konstitusionalisme
tersebut, karena bagi mereka, kekuasaan yang mutlak diperlukan oleh pemerintah negara
sebagai sarana untuk mencapai masyarakat komunis, yakni masyarakat tanpa kelas.
Pemerintah negara komunis dianggap sebagai wujud kemenangan kaum proletar (buruh)
atas kaum kapitalis (para pengusaha yang memiliki modal dan alat-alat produksi). Oleh
karena itu negara-negara komunis menolak pembatasan kekusaan pemerintah.
3
F. Pentingnya Konstitusi
Meskipun bukan merupakan syarat berdirinya negara, konstitusi sangat diperlukan oleh
negara-negara di zaman moderen dewasa ini. Menurut James Bryce, pentingnya konstitusi
adalah sebagai berikut :
1. Bagi warga negara, agar terjamin hak-haknya.
2. Bertujuan membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-wenang.
3. Agar terdapat pola atau sistem tertentu atas pemerintah negaranya
4. Agar terdapat kepastian tentang cara penyelenggaraan ketatanegaraannya
G. Kedudukan Konstitusi
Ditinjau dari segi hukum, konstitusi menempati kedudukan tertinggi di dalam negara.
Dengan kata lain, konstitusi merupakan hukum tertinggi dalam suatu negara. Sebagai
misal, konstitusi negara Indonesia yaitu UUD 1945, menempati urutan tertinggi dalam tata
urutan perundang-undangan negara RI seperti berikut:
UUD 1945
↓
Undang-Undang
↓
Peraturan Pemerintah
↓
Peraturan Presiden
↓
Peraturan Menteri
↓
Peraturan Daerah
H. Cara-cara Terbentuknya Konstitusi
Konstitusi di setiap negara terbentuk dengan cara yang berbeda-beda. Cara-cara
terbentuknya konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Pemberian Raja
Pada mulanya negara tersebut belum memiliki konstitusi/UUD. Kemudian atas desakan
rakyat atau sekelompok orang, raja memberikan konstitusi/UUD kepada rakyat dan
berjanji akan menjalankan kekuasaannya berdasarkan konstitusi/UUD itu. Hal ini
dilakukan oleh raja untuk menghindari revolusi. Dengan adanya konstitusi tersebut,
kekuasaan raja dibatasi.
Contoh : Raja Inggris memberikan Piagam Maghna Charta pada tahun 1215, Raja
Tahiland memberikan konstitusi pada tahun 1936.
2. Secara Sengaja
Konstitusi/UUD dibuat secara sengaja setelah negara itu didirikan
3. Konstitusi dibentuk dengan cara Revolusi
Negara atau pemerintahan yang baru dibentuk sebagai hasil revolusi, kemudian
membuat konstitusi/UUD.
Contoh : Konstitusi Prancis dibentuk oleh pemerintahan hasil revolusi Prancis yang
menumbangkan Raja Louis XVI, pada tahun 1789.
Konstitusi negara Indonesia (UUD 1945) dibuat oleh pemerintahan Indonesia
sebagai hasil revolusi kemerdekaan tahun 1945.
4. Dengan cara Evolusi
Konstitusi terbentuk secara bertahap atau berangsur-angsur dalam jangka waktu yang
lama.
Contoh : Konstitusi negara Inggris saat ini, merupakan hasil dari perubahan-perubahan
yang telah berlangsung lama sekali dalam sejarah ketatanegaraan Inggris, yang dimulai
sejak lahirnya Maghna Charta pada tahun 1215
I. Cara Mengubah Konstitusi
Menurut CF. Strong, ada empat cara mengubah konstitusi :
4
1. Perubahan Konstitusi dilakukan oleh lembaga legislatif.
Perubahan konstitusi dilakukan oleh Lembaga Legislatif, namun dengan syarat yang
lebih berat daripada kalau lembaga legislatif itu merubah undang-undang biasa.
Perubahan dengan cara ini dilakukan di negara-negara yang menggunakan sistem
perwakilan bikameral atau dua kamar. Sistem perwakilan bikameral adalah sistem
perwakilan dimana lembaga perwakilannya terdiri dari dua kamar
Contoh : Negara Indonesia yang memiliki lembaga legislatif dua kamar (bikameral)
yaitu DPR dan DPD, sedangkan yang berwenang mengubah UUD 1945 adalah MPR,
yang anggotanya terdiri dari anggota DPR dan DPD.
2. Perubahan Konstitusi dilakukan dengan Referendum.
Artinya, perubahan konstitusi dilakukan dengan cara pemungutan suara rakyat yang
memiliki hak suara.
Contoh : Perubahan konstitusi di negara Thailand, Venezuela, tahun 2007.
3. Perubahan dilakukan oleh suatu Badan Khusus
Artinya, perubahan konstitusi dilakukan oleh suatu Badan Khusus yang sengaja dibentuk
hanya untuk tugas dan wewenang mengubah konstitusi.
Contoh : Pada tahun 1955, negara Indonesia berhasil mengadakan Pemilihan Umum
untuk yang pertamakalinya. Tujuan Pemilu itu, disamping untuk memilih anggota
Parlemen, juga untuk memilih anggota Majelis Konstituante Majelis Konstituante
inilah yang merupakan Badan Khusus yang dibentuk untuk mengubah UUDS 1950.
4. Perubahan Konstitusi di Negara Federasi (Serikat)
Perubahan Konstitusi dapat dilakukan jika sebagaian besar atau mayoritas negara-negara
bagian menyetujuinya.
J. Kesimpulan
1. Dasar negara dan konstitusi, meskipun bukan merupakan syarat mutlak berdirinya suatu
negara, namun di masa sekarang ini memiliki kedudukan yang sangat penting bagi suatu
negara, karena dengan dasar negara yang kuat dan konstitusi yang baik, akan membuat
negara kuat dan tertata dangan baik, sehingga dapat mengantarkan bangsa dan negara
berkembang dan maju.
2. Dasar negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, karena nilai-nilai dan
norma-norma dasar yang terkandung di dalam dasar negara, menjiwai dan mendasari
konstitusi. Dengan demikian, konstitusi merupakan derivasi atau penjabaran secara terinci
nilai-nilai dan norma-norma dasar yang terkandung di dalam dasar negara.
Evaluasi
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
: Pendidikan Kewarganegaraan
:X/2
I. Soal-soal Pilihan Ganda
2. Dasar negara sering disebut pula philosopisce grroundslagh, yang artinya ….
a. uraian terperinci dasar negara
b. penjabaran nilai-nilai dasar negara
c). falsafah dasar yang menjadi pondasi negara
d. mencintai pada hal-hal yang benar dan bijaksana
e. pandangan yang luas dan mendalam tentang segala sesuatu
1. Yang disebut dasar negara adalah pedoman dalam mengatur …..
a. pemerintah negara
b hubungan antar negara
c. hubungan antar lembaga tinggi negara
d). penyelenggaraan kehidupan kenegaraan
e. hubungan antara warga negara dan negara
(3). Pancasila pada dasarnya merupakan hasil kesepakatan politik tingkat tinggi para
pemimpin bang
5
sa yang memiliki latar belakang ideologi politik yang berbeda-beda, sehingga Pancasila
sering disebut pula ….
a. dasar negara
b. ideologi negara
c). perjanjian luhur bangsa
d. falsafah dasar negara
e. philosophisce groundslagh
(4). Kedudukan dasar negara dalam hubungannya dengan konstitusi adalah sebagai ….
a. isi konstitusi
b. penjabaran konstitusi
c uraian pokok konstitusi
d. bagian dari konstitusi
e). nilai-nilai dasar konstitusi
(5). Kata konstitusi berasal dari bahasa Latin, constitutio, yang artinya …
a. mengatur kehidupan bersama
b). menetapkan sesuatu secara bersama
c. menata penyelenggaraan kehidupan negara
d. aturan-aturan dasar dalam kehidupan bernegara
e. norma-norma dasar dalam penyelenggaraan kenegaraan
(6). Konstitusi adalah keseluruhan aturan yang mengatur ….
a. hubungan antara warga negara dan negara
b. hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara
c. cara-cara bagaimana penyelenggaraan tata usaha negara
d. penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
e) cara-cara bagimana pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat
7. Ditinjau dari segi bentuknya, konstitusi dapat dibedakan menjadi konstitusi ….
a. fleksibel dan rigid
b. hukum adat dan konvensi
c). tertulis dan tidak tertulis
d. hukum privat dan hukum publik
e. konvensi dan konstitusi tidak tertulis
(8). Berikut ini yang merupakan wujud konstitusi tertulis adalah ….
a. konvensi
b). UUD 1945
c. hukum adat
d. hukum publik
d. Undang-undang
9. Konstitusi terdiri dari konstitusi fleksibel dan rigid, adalah apabila konstitusi dilihat dari
segi ….
a. isinya
d. bentuknya
b). sifatnya
e. kedudukannya
c. fungsinya
(10). Konstitusi disebut fleksibel adalah apabila konstitusi tersebut ….
a. sukar diubah
d. berat perseyaratan mengubahnya
b. banyak isinya
e. dapat diubah secara berangsur-angsur
c). mudah diubah
(11). Berikut ini yang bukan merupakan isi pokok konstitusi adalah ketentuan tentang….
a. organisasi negara
b. hak asasi manusia
c. prosedur mengubah konstitusi
d). hubungan antara individu dan negara
e. larangan mengubah sifat tertentu dari konstitusi
(12). Menurut gagasan konstitusionalisme, fungsi pokok konstitusi adalah ….
a). membatasi kekuasaan pemerintah
b. mengatur kekuasaan pemerintah
c. melindungi kekuasaan pemerintah
d. mengatur hubungan antara warga negara dan negara
6
e. mengatur hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara
13. Pokok-pokok pikiran faham konstitusionalisme tentang pemerintah adalah sebagai berikut
kecuali bahwa pemerintah ….
a. merupakan kumpulan kegiatan
b. diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat
c. harus dikenakan pembatasan-pembatasan
d. supaya tidak bertindak sewenang-wenang
e). merupakan lembaga negara yang paling berdaulat
14. Berdasarkan gagasan konstitusionalisme, tujuan diadakannya konstitusi adalah untuk ….
a. menghapus kekuasaan pemerintah
b). melindungi hak-hak warga negara
b. mewujudkan ketertiban masyarakat
d. mengatur cara-cara menjalankan pemerintahan
e. mewujudkan keserasian hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara
(15). Kedudukan konstitusi sebagai “supremasi law” berarti bahwa konstitusi bagi paraturanperaturan
lain adalah sebagai….
a. penjelasan
b. penjabaran
c. pembanding
d. uraian singkat
e). hukum tertinggi
(16). Pentingnya Konstitusi adalah sebagai berikut, kecuali….
a. hak-hak warga negara terlindungi
b. pemerintah tidak bertindak diluar kewenangannya
c. terdapat pola atau sistem tertentu atas pemerintahan negara
d. terdapat kepastian tentang cara penyelenggaraan ketatanegaraan
e). pemerintah menjadi kurang efektif dalam menjalankan kekuasaannya
17. Konstitusi yang dibentuk dengan cara pemberian adalah konstitusi yang dibentuk oleh….
a). raja atas desakan rakyat
b. negara yang baru berdiri
c. pemerintahan hasil revolusi
b. negara secara berangsur-angsur
c. rakyat setelah menumbangkan pemerintah lama
18. Contoh konstitusi hasil revolusi adalah konstitusi negara ….
a. Inggris
b). Prancis
d. Australia
c. Thailand
e. Malaysia
19. Konstitusi diubah dengan cara referendum, berarti perubahan konstitusi dilakukan
oleh….
a. badan khusus
b. lembaga legislatif
c. negara-negara bagian
d). rakyat melalui pemungutan suara
e. kepala negara dan lembaga perwakilan rakyat
(20). Yang berwenang mengubah UUD 1945 adalah ….
a). MPR
b. DPR
d.Presiden
c. DPD
e. Mahkamah Konstitusi
Kompetensi Dasar : Menganalisis Kedudukan Pembukaan UUD 1945
A. Hakekat Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Menurut Notonegoro, hakekat kedudukan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci
7
b. Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah fundamental negara , yang
mempunyai kedudukan tetap, kuat dan tidak berubah, terlekat pada kelangsungan hidup
negara yang dibentuk melalui proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945
c. Pembukaan UUD 1945 dalam tingkatan tertib hukum, adalah hukum tertinggi,
merupakan dasar hukum diadaknnya UUD negara, sehingga terjalin hubungan kausalorganis antar keduanya, dengan kedudukan Pembukaan UUD 1945 di atas UUD
negara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945 mengandung esensi cita
moral dan cita hukum yang ingin ditegakan dan diwujudkan oleh bangsa Indonesia.
B. Pokok-pokok Pikiran Yang Terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945
Pokok-pokok Pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
berikut :
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan
4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan UUD 1945. Pokok-pokok pikiran
tersebut juga merupakan perwujudan recht ide (cita-cita hukum) yang menguasai hukum dasar
baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Tugas : Carilah Makna yang terkandung di dalam setiap alinea Pembukaan UUD 1945 dengan
mengisi kolom-kolom seperti berikut :
Alinea
Isi/Bunyi
Makna yang terkandung
Pertama (I)
Bahwa sesungguhnya
kemerde
kaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Kedua (II)
Ketiga (III)
Keempat (IV)
Kompetensi Dasar : 4.4. Menunjukan Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara
A. Sejarah Terbentuknya UUD 1945.
-UUD 1945 disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945, terdiri dari
Pembukaan dan Batang Tubuh. Pembukaan UUD 1945, berasal dari Piagam Jakarta.
Piagam Jakarta merupakan hasil rumusan Panitia Kecil pada tanggal 22 Juni 1945. Paniti
Kecil adalah panitia yang dibentuk oleh BPUPKI dengan tugas pokok merumuskan dasar
negara. Paniti Kecil beranggotakan 9 orang :
1 Ir. Sukarno
6. H. Agus Salim
2 Drs. Moh. Hatta
7. KH. Abdul Kahar Mudzakir
3 Ahmad Subarjo
8. KH. Wakhid Hasyim
4 Muh. Yamin
9. Abikusno Cokrosuyoso
5 AA. Maramis
8
-Di dalam Piagam Jakarta alinea ke-empat, terdapat rumusan dasar negara, yang terdiri dari
lima sila. Akan tetapi rumusan kalimat sila pertama pada Piagam Jakarta berbeda dengan
rumusan kalimat sila pertama pada Pembukaan UUD 1945 yang sekarang.. Rumusan
kalimat sila pertama pada Piagam Jakarta adalah “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Sedangkan rumusan kalimat sila
pertama pada Pembukaan UUD 1945 adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Perubahan
rumusan kalimat sila pertama itu terjadi pada tanggal 18 Agustus 1945, sebelum UUD
1945 disahkan oleh PPKI. Perubahan itu dilakukan diluar sidang BPUPKI, yaitu dalam
suatu pertemuan mendadak antara para pemimpin wakil golongan Islam dan para
pemimpin lainnya. Para pemimpin Islam akhirnya mau merubah rumusan kalimat sila
pertama itu, setelah didesak oleh para pemimpin lain demi menjaga persatuan, dan demi
kemerdekaan Indonesia.
-Batang Tubuh UUD 1945, merupakan hasil sidang Panitia Perancang Hukum Dasar/UUD
yang diketuai oleh Supomo, pada tanggal 10 – 16 Juli 1945. Batang Tubuh UUD 1945,
berisi pasal-pasal yang mengatur ketatanegaraan Indonesia.
B. Konstitusi-Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia
Sejak negara Indonesia didirikan melalui proklamasi kemerdekaan 17-8-1945 hingga
sekarang, telah ada empat konstitusi yang digunakan untuk menata negara ini. Keempat
konstitusi itu adalah sebagai berikut.
Nama
Masa Berlaku
UUD 1945
1.18 Agust. 1945- 7 Des. 1949
2. 5 Juli 1959- 19 Okt. 1999
Konstitusi RIS 7 Des. 1949 – 17 Agust. 1950
1949
UUDS 1950
17 Agust. 1950 – 5 Juli 1959
UUD
1945 19 Okt. 1999 - sekarang
Amandemen
Bentuk
Negara
Kesatuan
Bentuk
Pemerintahan
Republik
Sistem
Pemerintahan
Presidensiil
Serikat
Republik
Parlementer
Kesatuan
Kesatuan
Republik
Republik
Parlementer
Presidensiil
C. Perubahan UUD 1945
Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Negara Indonesia belum memilki sistem
yang stabil dalam segala segi kehidupan, khususnya dalam segi ketatanegaraan. Oleh
karenanya perubahan-perubahan terus terjadi dalam sejarah perjalanan bangsa dan negara
Indonesia, dengan skala yang luas dan mendasar. Reformasi merupakan salah satu bagian
dari sejarah perubahan Indonesia itu. Lahirnya masa reformasi merupakan kritikan
sekalgus antitesa terhadap masa sebelumnya yakni masa orde baru yang dianggap kacau
dalam menata segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara, baik segi politik, ekonomi,
hukum maupun ketatanegaraan. Kekacauan itu disebabkan oleh karena UUD !945 belum
sesuai dengan fungsinya sebagai konstitusi yaitu membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan kata lain, UUD 1945 memberi peluang kepada pemerintah/presiden untuk
memiliki kekuasaan yang sangat besar sehingga menimbulkan kesewenang-wenangan.
Dengan demikian, kekacauan sistem dalam segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara
juga bersumber dari UUD 1945. Oleh karena itu, reformasi Indonesia juga harus sampai
merubah UUD 1945.
Secara terperinci, alasan-alasan perlunya perubahan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. UUD 1945, memberi kekuasaan yang sangat besar kepada presiden, sehingga
kekuasaan ter-pusat pada presiden, dan oleh karenanya tidak terjadi checks and
balance (kontrol dan pengawasan) dari lembaga-lembaga tinggi negara yang lain.
2. UUD 1945 memberi kekuasaan legislatif (kekuasaan membuat UU) kepada
presiden dan memberi kewenangan kepada presiden untuk mengatur hal-hal yang
penting dengan undang-undang sehingga memberi peluang kepada presiden untuk
membuat undang-undang yang sesuai dengan kehendaknya.
9
3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang luwes, (bisa ditarik kesana-kemari seperti
karet), sehingga menimbulkan banyak penafsiran dan dapat ditafsirkan sesuai
kehendak pemerintah/penguasa.
4. UUD 1945, belum memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi hukum, hak asasi manusia, pemberdayaan rakyat dan otonomi daerah.
Pengalaman sejarah juga membuktikan, pada masa Pemerintahan Demokrasi Terpimpin
(1959 – 1966) di bawah kekuasaan Presiden Sukarno dan pada masa Pemerintahan Orde
Baru (1966-1998) di bawah kekuasaan Presiden Suharto dimana pada kedua masa itu
berlaku UUD 1945, banyak terjadi penyimpangan dan kesewenang-wenangan, yang
disebabkan oleh besarnya kekuasaan presiden.
Atas dasar alasan-alasan tersebut, UUD 1945 diamandemen atau diubah. Sejak lahirnya
pemerintahan reformasi hingga sekarang, UUD 1945 telah mengalami empat kali
perubahan yaitu :
Perubahan I : ditetapkan oleh MPR pada tanggal 19 Oktober 1999
Perubahan II : ditetapkan oleh MPR pada tanggal 18 Agustus 2000
Perubahan III : ditetapkan oleh MPR pada tanggal 9 November 2001
Perubahan IV : ditetapkan oleh MPR pada tanggal 10 Agustus 2002
Standar Kompetensi : 5. Menghargai Persamaan Kedudukan Warganegara dalam Berbagai
Aspek Kehidupan
10
Kompetensi Dasar
: 5.1. Mendeskripsikan Kedudukan Warga Negara dan
Pewarganegaraan Indonesia
A. Pengertian Warga Negara
Warga negara merupakan unsur pokok dan syarat berdirinya negara. Tanpa warga negara,
negara tak akan dapat berdiri. Dengan demikian, warga negara memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi eksistensi (keberadaan) suatu negara. Sedemikian pentingnya warga
negara bagi suatu negara, sehingga sudah sepantasnya setiap warga negara mendapatkan
kepastian dan jaminan perlindungan hukum yang layak dari negara. Negara berkewajiban
untuk melindungi dan mensejahterakan warga negaranya. Apabila negara tidak mampu
memenuhi kewajibannya itu, sangat mungkin warga negaranya akan berpindah ke negara lain
atau melakukan revolusi guna mendirikan negara baru.
Secara sederhana, warga negara adalah anggota dari suatu negara. Warga negara
merupakan sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah terntu, dalam waktu tertentu,
dan terikat (memiliki hak, keawjiban dan tanggung jawab), secara yuridis (hukum) dan politik
dalam suatu negara. Sedangkan menurut Undang-Undang Negara RI No. 12 tahun 2006,
warga negara adalah warga suatu negara, yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Istilah warga negara dalam bahasa Inggris adalah citizen; dalam bahasa Prancis adalah
citoyen; dan dalam bahasa Belanda adalah staatsburger. Istilah dalam bahasa Inggris : citizen
dan Prancis : citoyen tersebut, yang artinya adalah warga kota. Hal itu karena istilah dalam
bahasa Inggris dan Prancis tersebut dipengaruhi oleh konsep polis yang berasal dari bahasa
Yunan Kuni yang artinya negara kota.
B. Asas-asas Kewarganegaraan
Setiap negara memiliki kedaulatan atau kewenangan penuh untuk menentukan siapa saja
yang menjadi warganegaranya. Hal ini sesuai dengan Konvensi Den Haag 1930, Pasal 1, yang
menyatakan bahwa, hak setiap negara untuk menentukan siapa saja yang menjadi warga
negaranya. Meskipun demikian terdapat general principles, atau prinsip-prinsip umum dalam
hukum internasional tentang kewarganegaraan yang telah diterima oleh masyarakat
internasional. Prinsip-prinsip umum itu antara lain menyatakan bahwa, “suatu negara dalam
menentukan siapa-siapa yang menjadi warganya, tidak dapat menarik kedalamnya, orangorang yang sama sekali tidak ada hubungan sedikitpun dengan negara yang bersangkutan.”
Secara umum, terdapat dua asas pokok dalam penetapan kewarganegaraan yaitu :
a. Asas Ius Soli (Kelahiran/BerdasarkanTempat Lahir)
Asas Ius Soli adalah asas yang menetukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
tempat lahirnya.
Contoh : A dilahirkan di negara Kanada, orang tuanya warga negara Inggris. Apabila
Negara Kanada menggunakan asas ius soli, maka A adalah warga negara Kanada,
b. Asas Ius Sanguinis (Keturunan/Berdasarkan Kewaraganegaraan Orang Tuanya)
Asas Ius Sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan (hubungan darah) atau berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya.. Jadi,
menurut asas ini, kewarganegaraan orang tuanyalah yang menentukan kewarganegaraan
seseorang.
Contoh : Irfan Bachdim lahir dan dibesarkan di Belanda, namun ayahnya warga Negara
Indonesia. Apabila Negara Indonesia menggunakan asas ius sanguinis, maka Irfan
Bachdim bisa dianggap sebagai WNI.
11
Selain kedua asas kewarganegaraan yang pokok tersebut, terdapat pula asas
kewarganegaraan yang lain, seperti berikut ini.
a. Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan
bagi setiap orang.
b. Asas Bipatride adalah asas yang menentukan lebih dari satu kewarganegaraan bagi
setiap orang
c. Asas Apatride adalah asas yang menentukan tanpa kewargenegaraan atau tidak
memiliki kewarganegaraan bagi orang-orang terntu.
Selain menggunakan asas-asas kewarganegaraan di atas, dalam menentukan kewarganegaraan
juga menggunakan dua stelsel, yakni :
a. Stelsel Aktif maksudnya adalah, orang harus aktif melakukan tindakan-tindakan atau
upaya hukum tertentu untuk menjadi warga negara.
b. Stelsel Pasif maksudnya adalah, orang dengan sendirinya dianggap menjadi warga
negara, tanpa melakukan suatu upaya atau tindakan hukum tertentu.
Berkaitan dengan dua stelsel di atas, terdapat dua hak dalam kewarganegaraan yakni :
a. Hak Opsi adalah hak untuk memilih suatu kewarganegaraan. Hak ini muncul dari
adanya stelsel aktif.
b. Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu kewarganegaraan. Hak ini muncul
dari adanya stelsel pasif.
B. Pengertian Warga Negara Indonesia
Lantas, siapa yang disebut warga negara Indonesia? Untuk memahami tentang siapa
warga negara Indonesia, pertama-tama perlu dilihat definisi yang diberikan oleh Konstitusi
Negara RI, yakni UUD 1945 (amandemen), Pasal 26 yang menyatakan bahwa :
1. Yang menjadi Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang-orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
Batasan tentang siapa warga negara Indonesia diperjelas lagi dengan UU No. 12 Tahun 2006
Pasal 2 yang berbunyi, “Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.” Penjelasan yang lebih rinci tentang siapa WNI, dimuat di dalam UU No. 12
Tahun 2006 Pasal 4, bahwa yang disebut Warga Negara Indonesia adalah :
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan dan/atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum
Undang-Undang ini berlaku, sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari sorang ayah dan ibu, Warga
Negara Indonesia.
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing.
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu warga negara Indonesia.
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA, yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya, dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 th atau belum kawin.
i. Anak yang lahir di wilayah negara RI, yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganrgaraan ayah dan ibunya
j. Anak yang baru lahir, yang ditemukan di wilayah negara RI, selama ayah dan
ibunya tidak diketahui
k. Anak yang lahir di wilayah negara RI, apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegara-an, atau tidak diketahui keberadaannya.
12
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI, dari seorang ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan, tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
m. Anak dari seorang ayah dan ibu, yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia, sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Dalam menyusun Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 di atas, di samping berdasarkan
asas-asas kewarganegaraan yang bersifat universal (berlaku di seluruh dunia), juga
berdasarkan asas-asas khusus seperti berikut ini :
a. Asas Kepentingan Nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraa
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia.
b. Asas Perlindungan Maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap WNI, dalam keadaan apapun, baik di dalam
maupun di luar negeri.
c. Asas Persaman di hadapan Hukum dan Pemerintahan (Equality before the law anda
government) adalah asas yang menentukan bahwa setiap WNI, harus mendapatkan
perlakuan yang sama di muka hukum dan pemerintahan.
d. Asas Nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan, dalam segala
hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara, atas dasar suku, ras, agama, golongan
dan jenis kelamin (jender).
e. Asas Substantif adalah asas yang menentukan bahwa, prosedur pewarganegaraan
seseorang tidak hanya bersifat administratif, melainkan juga disertai substansi dan syaratsyarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan.
f. Asas Pengakuan dan Penghormatan atas HAM
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap manusia memiliki hak dasar yang sama sebaga
pemberian Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati oleh siapapun
13
Standar Kompetensi : Menganalisa Sistem Politik Indonesia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Suprastruktur dan Infrastruktur Politik
Indonesia
A. Pengertian Politik dan Sistem Politik
Istilah politik berasal dari bahasa Yunani Kuno, polis, yang artinya negara kota. Pada masa
moderen, politik diartikan sebagai seni mengatur pemerintahan atau ilmu tentang
pemerintahan. Menurut Robert Dahl, pembicaraan tentang politik berkisar tentang
pemerintahan, kekuasaan dan wewenang.
Menurut Sumantri dan W.J.S. Poerwodarminto, yang disebut dengan sistem adalah
sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Bila
diuraikan, unsur-unsur sistem adalah sebagai berikut :
- terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen
- antar bagian saling berkaitan dan bergantung
- antar bagian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi
- masing-masing bagian memiliki fungsi dan peranan serta tujuan tertentu
Sedangkan yang disebut sistem politik adalah sebagai berikut :
a. Menurut Gabriel Almond
Sistem politik adalah sistem interaksi yang ditemui dalam masyarakat merdeka yang
menjalankan fungsi interaksi dan adaptasi.
b. Menurut Sumantri
Sistem politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yang berupa hubungan
antara suprastruktur politik dan infrastruktur politik.
Bagan Sistem Politik
Rakyat → Fungsi Input→ Fungsi Output→ Output
-agregasi
- artikulasi
membuat aturan
membuat kebijakan
-berbagai peraturan
-berbagai kebijakan
-komunikasi
-sosialisasi
Rakayat→
Infrastruktur Politik →
Rakyat→ -Partai Politik
- Kelompok Kepentingan
- Kelompok Penekan
- LSM
- Tokoh/Figur
- Media Massa
Suprastruktur politik → Output
→ Lembaga-Lembaga→
Output
Tinggi Negara
Pengertian Fungsi Input
Fungsi input merupakan bagian dari sistem politik yang menjalankan fungsi memberi
masukan bagi sistem politik. Masukan tersebut dapat berupa tuntutan, dukungan ataupun
penolakan yang datang dari rakyat. Berbagai masukan itu oleh fungsi input kemudian
disalurkan kepada fungsi output untuk diproses atau dikonversi, sehingga menjadi suatu
keputusan atau kebijakan politik. Secara terperinci fungsi-fungsi input adalah :
a. Agregasi
14
Fungsi agregasi adalah fungsi menampung atau menghimpun berbagai aspirasi atau
kepentingan rakyat.
b. Artikulasi
Fungsi artikulasi adalah fungsi mengartikulasikan atau menyampaikan aspirasi dan
kepentingan politik rakyat
c. Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah fungsi menyampaikan informasi-informasi politik, seperti
kebijakan, ide, gagasan atau berita-berita tentang perkembangan politik.
d. Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi menyebarkan nilai-nilai politik atau melakukan pendidikan
politik kepada rakyat.
e. Rekrutmen
Fungsi rekrutmen adalah fungsi melaksanakan perekrutan atau pencarian anggota untuk
dididik menjadi kader-kader pemimpin, yang dipersiapkan untuk menduduki jabatanjabatan politik dan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa,
Fungsi input tersebut dijalankan oleh infrastruktur politik. Infrasstruktur politik adalah
lembaga-lembaga atau struktur politik lapisan bawah, yang merupakan sarana politik bagi
rakyat dalam berpartisipasi politik. Terdapat 6 macam infrastruktur politik, yaitu :
a. Partai Politik
Partai politik adalah organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk memperoleh
kekuasaan. Partai politik merupakan alat atau sarana perjuangan untuk memperoleh
kekuasaan. Berbagai macam partai politik misalnya ; PDIP, PKS, PAN, PKB, P.
Demokrat, PPP, P. Golkar dll.
b. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah organisasi nonpolitik yang dibentuk atas dasar kepentingan
yang sama dan untuk mencapai tujuan yang sama. Kelompok kepentingan sering disebut
pula organisasi kemasyarakatan. Berbagai macam kelompok kepentingan atau orgainsasi
kemasyarakatan dibentuk atas dasar kepentingan yang berbeda-beda. Beberapa organisasi
kemasyarakatan itu antara lain sebagai berikut.
a. Organisasi Keagamaan , contoh : NU, Muhammadiyah, MUI, Al-Irsyad, PGI, WALUBI
dll
b. Organisasi Profesi, contoh : PGRI, IDI, HIPMI, ISEI
c. Organisasi Pekerja, misalnya : SPSI., SBSI, PPMI,
d. Organisasi Mata Pencaharian, misalnya, HKTI, HKNSI
c. Kelompok Penekan
Kelompok penenkan adalah, adalah kelompok-kelompok yang terorganisir yang
aktivitasnya sering melakukan tekanan-tekanan kepada penguasa untuk mempengaruhi
dalam mengambil keputusan-keputusan politik. Kelompok penekan bukanlah organisasi
politik dan tujuan utamanya bukan mendapatkan kekuasaan secara langsung. Akan tetapi
tekanan-tekanan yang mereka lakukan, mempengaruhi penguasa dalam mengambil
keputusan-keputusan politik. Beberapa kelompok penekan, misalnya asosiasi pengusaha
besar, HMI.
d. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ Non-Government Organiztion (NGO)
Lembaga Swadaya Masyarakat, adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dengan
swadaya murni yang tujuannya membantu masyarakat dalam mengatasi persoalanpersoalan mereka secara mandiri. LSM merupakan lembaga nonprofit yang tujuan
kegiatannya tidak mencari keuntungan ekonomi, melainkan untuk mendidik dan menjadi
contoh bagi masyarakat agar mereka bisa mandiri dalam mengatasi persoalan-persoalan
mereka. Beberapa LSM misalnya : KONTRAS, ICW (Indonesian Corruptin Watch) TI
(Trancparancy Indonesia), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup), YLPKI (Yayasan
Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia), LBH (Lembaga Bantuan Hukum).
e. Figur/Tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang telah dikenal luas oleh masyarakat, karena kepandaiannya,
kharismanya, dan kepeduliannya terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa dan negara. Oleh orang-orang tertentu, seorang tokoh mungkin
dianggap sebagai orang yang mampu mengatasi persoalan-persoalan bangsa dan negara.
15
f. Media Massa
Media massa memiliki fungsi dan peranan dan penting dalam kehidupan masyarakat, yaitu
memberi informasi yang benar dan mencerdaskan masyarakat. Selain itu, media massa
juga berfungsi sebagai sarana untuk menuangkan dan menyebarkan gagasan atau ide,
sehingga ide atau gagasan itu bisa sampai kepada masyarakat.
Pengertian Fungsi Output
Fungsi output adalah bagian dari sistem politik yang menjalankan fungsi memproses dan
mengkonversi berbagai masukan yang datang dari fungsi output menjadi berbagai peraturan
dan kebijakan. Dengan kata lain fungsi output adalah membuat atau menghasilkan berbagai
keputusan politik. Brerbagai peraturan dan kebijakan atau keputusan politik tersebut,
akhirnya penerapan dan dampaknya akan dikenakan kembali kepada rakyat. Fungsi outpuput
dijalankan oleh suprastruktur politik. Suprastruktur politik adalah lembaga-lembaga atau
struktur politik lapisan atas, yang merupakan sarana politik bagi para elit politik dalam
berpolitik. Suprastruktur politik terdiri dari lembaga-lembaga tinggi negara. Suprastruktur
politik Indonesia terdiri dari MPR, DPR, DPD, Presiden, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah
Agung, Komisi Yudisial, dan BPK.
Pengertian Output
Output adalah keputusan-keputusan politik, sebagai
hasil dari proses politik yang
berlangsung di tingkat elit politik atau suprastruktur politik. Output dapat berupa kebijakan
atau peraturan. Berbagai peraturan dan kebijakan itu, penerapan dan dampaknya akan
menimpa rakyat, sehingga rakyat dapat menolak, mendukung atau mengajukan tuntutan.
B. Pengertian Perilaku Politik dan Partisipasi Politik
1. Pengertian Perilaku Politik
Menurut Ramlan Surbakti, perilaku politik adalah kegiatan yang berkenaan dengan proses
pembuatan keputusan politik dan pelaksanannya. Perilaku politik dibedakan menjadi dua:
a. perilaku politik lembaga-lembaga dan para pejabat
b. perilaku politik warga negara biasa.
Perilaku politik warga negara biasa disebut partisipasi politik
2. Pengertian Partisipasi Politik
a. Menurut Samuel Huntington
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa secara pribadi yang bertujuan
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah
b. Menurut Ramlan Surbakti
Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses
pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan ikut dalam menentukan
pemimpin pemerintahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik merupakan aktivitas warga negara
biasa/rakyat yang dimaksudkan untuk mempengaruhi :
- pemilihan pejabat pemerintahan
- tindakan-tindakan para pejabat pemerintahan dalam mengambil keputusan.
Menurut Gabriel Almond, bentuk-bentuk partisipasi politik dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Partisipasi politik Konvensional
adalah partisipasi politik yang lazim, biasa atau pada umumnya dilakukan oleh warga
negara.
b. Partisipasi Politik Nonkonvensional
adalah partisipasi politik yang tidak lazim atau tidak biasa dilakukan oleh warga negara.
Bentuk-bentuk partisipasi politik menurut Gabriel Almond adalah sebagai berikut.
KONVENSIONAL
- Pemberian suara (voting)
- Diskusi kelompok, seperti : seminar
- Kegiatan kampanye
- mencalonkan diri sebagai anggota legislatif,
atau eksekutif/ kepala pemerintah.
NONKONVENSIONAL
-Demonstrasi
-Mogok
-Konfrontasi
-Tindakan kekerasan politik terhadap harta
benda, seperti : perusakan, pembakaran,
16
- Membentuk atau bergabung dalam
kelompok
kepentingan
(organisasi
kemasyarakatan)
- Komunikasi dengan pejabat politik seperti
dialog, audiensi.
- Mengajukan petisi
- Demonstrasi
pemboman
-Tindakan kekerasan politik terhadap
manusia, seperti : teror, penculikan,
pembunuhan
-Perang, seperti : makar, pemberontakan,
gerilya, kudeta, revolusi
Berbagai bentuk partisipasi politik tersebut, dapat dilihat dari berbagai kegiatan warga negara
yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Terbentuknya partai-partai politik dan organisasi kemasyarakatan sebagai penyalur
aspirasi rakyat.
2. Lahirnya LSM, sebagai kontrol sosial dan pemberi input terhadap kebijakan
pemerintah
3. Pelaksanaan pemilu, yang memberi kesempatan kepada rakyat untuk memilih, atau
dipilih, sehingga melahirkan kegiatan : kampanye, mencalonkan diri sebagai anggota
legislatif atau eksekutif, menjadi pemilih aktif.
4. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna/ pengaruh kepada
input dan output, misalnya melalui : unjuk rasa, demonstrasi, protes dsb.
17