MINI RISET PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI MAKA

MINI RISET PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dalam Program Studi
Akuntansi
Dosen Pembina
Khairul Saleh, S.E., M.Sc.
Oleh
Aldha Rahmawati

0112U

Astry Arianti

0112U156

Ricky Mulyana.K

0112U165

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah mini riset ini. Makalah ini ditujukan untuk pembelajaran dalam
Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kami berusaha semaksimal
mungkin menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Khairul Saleh, S.E.,M.Sc selaku dosen
pembimbing, dan para pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dan dapat menjadi sumber ilmu, khususnya bagi
kami dan umumnya bagi para pembaca. kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar menjadi pembelajaran bagi kami untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Bandung, 15 Desember 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian
Kesehatan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Menjaga

kesehatan itu perlu agar tubuh selalu sehat jasmani dan rohani akan tetapi tidak selamanya
seseorang tersebut selalu berada dalam keadaan sehat, ada kalanya seseorang harus terjatuh
sakit. Berbagai cara dilakukan agar seseorang dapat kembali menjadi sehat salah satu cara
yang dilakukan masyarakat pada umumnya adalah dengan memeriksakan diri ke tempattempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah
menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau
untuk

masyarakat,

terutama

masyarakat


dengan

kelas

ekonomi

menengah

ke

bawah.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan.Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula sebagai
tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah kesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
Biaya yang di pikul masyarakat sangatlah terjangkau atau murah yaitu Rp 3000,/dalam sekali berobat ke puskesmas. Dengan biaya tersebut memang tidak sesuai dengan

biaya yang di keluarkan puskesmas sebenarnya. Setiap pasien yang datang ke puskesmas

maka dengan otomatis mereka telah merasakan bantuan kesehatan dari pemerintah. Dengan
harga yang relatif rendah yaitu Rp 3000,- maka kami disini ditugaskan meneliti berapa
sebenarnya biaya yang dikeluarkan setiap pasien yang datang ke puskesmas.
Dalam penelitian ini kami membutuhkan informasi tentang berapa biaya sesungguhnya yang
harus dikeluarkan oleh pusat kesehatan masyarakat pada satu penyakit dan berapa anggaran yang
dianggarkan oleh pemerintah pada setiap kesehatan masyarakat khususnya salah satu puskesmas yang
ada di Bandung yaitu di jalan plered no . Disini kelompok kami melakukan obeservasi terhadap
Penyakit Diare . Alasan kami ingin tahu informasi tentang hal tersebut juga dilatar belakangi dari
tugas Mini Riset Akuntasi Sektor Publik ke Pusat layanan kesehatan masyarakat dan juga dilatar
belakangi oleh rasa ingin tahu kenapa puskesmas membebankan harga yang begitu relative murah
untuk masyarakat dengan mengetahui seberapa besar bantuan pemerintah yang diberikan kepada
pusat layanan kesehatan masyarakat sehingga biaya yang dibebankan juga relative terjangkau bagi
masyarakat yang sangat membutuhkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui definisi puskesmas
2. Mengetahui bagaimana pengadaan barang dan jasa di puskesmas

3. Mengetahui pengeloloaan aliran kas di puskesmas
4. Mengetahui harga pokok / biaya pengobatan suatu penyakit
5. Mengetahui perbandingan dana subsidi penyakit dengan realisasi

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah suatu organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Sedangkan Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
adalah suatu organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan

masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
kabupaten/kota.

2.2

Biaya Overhead Medis
2.2.1 Pengertian
Biaya Overhead Medis Adalah pembagian medis ke dalam bagian-bagian yang disebut
departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead medis.
Dalam departementalisasi biaya overhead medis, tarif biaya overhead dihitung untuk
setiap departemen medis dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diantara
departemen-departemen medis yang ada. Oleh karena itu departementalisasi biaya

overhead medis memerlukan pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen
untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead medis yang terjadi. Departemendepartemen inilah yang merupakan pusat-pusat biaya yang merupakan tempat
ditandingkannya biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
2.2.2 Manfaat
Departementalisasi biaya overhead medis bermanfaat untuk pengendalian biaya dan
ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead medis dapat lebih
mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya sehingga

dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam
departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead medis yang
berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu
departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead medis sesuai tarif dari
departemen yang besangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap ketelitian terhadap
penentuan harga pokok produk
2.2.3 Jenis-Jenis Biaya Overhead Medis
Berdasarkan uraian tersebut dapat diklasifikasikan dua jenis biaya overhead medis,
sesuai tanggung jawab masing-masing departemen (bagian) yakni:
a.

BOM langsung (direct departmental overhead expensees)
adalah BOM yang terjadi di departemen tertentu dan manfaatnya hanya

dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen
produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.

b.

BOM tidak langsung (indirect departmental overhead expenses)

adalah BOM yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

Contoh BOP ini adalah biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung
puskesmas (dengan asumsi gedung puskesmas digunakan oleh beberapa departemen
produksi).

Beberapa jenis biaya yang dikategorikan sebagai BOM diantaranya sebagai berikut:
1.

Biaya bahan mentah tidak langsung (bahan penolong)
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau

bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila
dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
2.

Biaya tenaga kerja tidak langsung (termasuk gaji)
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja medis yang upahnya tidak

dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya

tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga keja tidak langsung
terdiri dari :
 Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemendepartemen pembangkit tenaga listrik,depertemen gudang,dll.
 Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala
departemen produksi, karyawan adminstrasi medis, dll.

3.

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya

bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar
perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan,
bangunan medis, mesin-mesin, kendaraan, perkakas laboraturium, dan aktiva tetap
lain yang digunakan untuk keperluan medis.
4.

Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya


bangunan medis, mesin, perkakas laboraturium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang
digunakan di puskesmas.
5.

Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya

asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipmen, asuransi kendaraan,
danasuransi kecelakaan karyawan
6.

Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang

tunai. Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah
biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan
sebagainya Oleh karena begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di dalam
pabrik, maka memerlukan perhatian khusus. Untuk merencanakan besarnya dana
yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead medis, terdapat dua masalah
pokok yang perlu perhatian khusus yakni penanggungjawab perencanaan biaya.


Pelaksanaan

anggaran

yang

konprehensif

memerlukan

sistem

akuntansi

pertanggungjawaban (responsibility accounting system) atau kerap dikenal dengan

prinsip biaya departemen langsung (direct departmental cost). Setiap pusat tanggung
jawab memiliki tanggung jawab dan sumber daya masing-masing. Setiap pusat
pertangggungjawaban merupakan suatu sub-unit perusahaan dan berada dibawah
kendali seorang manajer. Dengan membandingkan antara rencana (anggaran) dengan
realisasi, seorang manajer yang memimpin suatu pusat pertanggungjawaban dapat
mengetahui apakah sub unitnya telah mencapai sasaran secara efektif dan telah
menggunakan sumber-sumber secara efisien.

2.3

Biaya Bahan Baku
Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk
dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan
bagian terbesar dari bentuk barang ).

Biaya Bahan Baku adalah bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses
produksi menjadi produk jadi. Bahan baku dapat diidentifikasikan dengan produk atau
pesanan tertentu dan nilainya relatif besar. Biaya yang timbul atau terjadi untuk
memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah disebut
biaya bahan baku.
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli, biaya angkutan, dan biaya-biaya
lainnya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut siap dipakai. Jadi harga
pokok bahan baku bukan hanya harga yang tercantum pada faktur pembelian (harga beli).
Biaya-biaya lainnya yang biasanya ikut diperhitungkan sebagai biaya bahan baku selain
harga beli dan biaya angkutan, antara lain; biaya pesan (order cost), biaya penerimaan,
biaya pembongkaran, biaya pemeriksaan, biaya asuransi, dan biaya pergudangan. Pada
umumnya, biaya bahan baku dicatat hanya sebesar harga beli menurut faktur pembelian

karena biayabiaya lain yang terjadi selain harga beli sulit diperhitungkan kepada harga
pokok bahan baku yang dibeli. Biaya-biaya lain tersebut biasanya diperhitungkan sebagai
biaya overhead pabrik.

2.4

Biaya Tenaga Kerja
1. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah bagian dari upah atau gaji yang dapat secara khusus
dan konsisten ditugaskan atau berhubungan dengan pembuatan produk, urutan pekerjaan
tertentu, atau penyediaan layanan juga, kita juga dapat mengatakan hal itu adalah biaya
pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja yang benar-benar membuat produk pada lini
produksi.
Penentuan biaya tenaga kerja langsung
 Perencanaan pekerjaan yang akan dilakukan.
 Menggambarkan isi pekerjaan dari pekerjaan, dengan menunjukkan keterampilan,
pengetahuan, dll
 Pencocokan pekerjaan dengan karyawan.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (termasuk gaji)
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja medis yang upahnya tidak dapat
diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja
tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan
untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga keja tidak langsung terdiri dari :
 Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemendepartemen pembangkit tenaga listrik,depertemen gudang,dll.

 Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala
departemen produksi, karyawan adminstrasi medis, dll.
2.5

Metode Penentuan Harga Pokok Pelayanan
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsurunsur biaya kedalam harga produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya
kedalam harga produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel
costing (Mulyadi2005:17)

2.5.1

Metode Full Costing.
Merupakan metode penentuan harga pokok pelayanan yang memperhitungkan

semua unsur biaya pelayanan kedalam harga produksi yang terdiri dari biaya bahan
baku,biaya tenaga kerja langsung ,dan biaya overhead pabrik baik yang berprilaku
variabel maupun tetap. Dengan demikian harga produk menurut metode full costing
terdiri dari unsur biaya pelayanan sebagai berikut :

Tabel 2.1
Metode full costing

Biaya Bahan Baku

Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik

Rp XXX +

Harga Pokok Pelayanan

Rp XXX

2.5.2

Metode Variabel Costing

Merupakan metode penentuan harga pokok pelayanan yang hanya memperhitungkan
biaya pelayanan yang berprilaku variabel kedalam harga pelayanan yang terdiri dari
biaya bahan baku,biaya tenagakerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel.Dengan demikian harga pelayanan menurut metode variabel costing terdiri
dari unsur biaya pelayanan berikut ini

Tabel 2.2
Metode Variabel Costing

Biaya Bahan Baku

Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp XXX

Biaya Overhead Medis Tetap

Rp XXX +

Harga Pokok Pelayanan

Rp XXX

BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1 Profil Puskesmas

 Nama Puskesmas

: UPT Puskesmas Griya Antapani

 Alamat

: Jalan Plered Raya No.2 , Bandung

 Visi dan Misi
Visi
Puskesmas “Bertekad”
Menuju Kecamatan Antapani Yang Mandiri Sehat
( Bersih ,tertib,Berkarya terdepan dan dinamis )

Misi
1.Meningkatkan kualitas SDM,Profesionalime mental spiritual
2.Memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
3.Meningkatkan administrasi dan pelayanan
4.Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat
5.Meningkatkan lintas sektor dan lintas program

 Jenis – Jenis Pelayanan
-

Rawat Jalan

: Poli umum, Poli KIA/KB, Poli Gigi

-

Pelayanan Administratif

-

Konsultasi

: Kesehatan, Pojok Gizi

3.2 Pelayanan Rawat Jalan
Jenis Pelayanan :
Pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan, konsultasi kesehatan
Jam Kerja :
Pelayanan rawat jalan dimulai dari pendaftaran pasien di loket.

Loket pendaftaran
Senin – Kamis

: Pukul 07.00 – 12.00 WIB

Jumat

: Pukul 07.00 – 10.30 WIB

Sabtu

: Pukul 07.00 – 10.00 WIB

Rawat Jalan
Senin – Kamis

: Pukul 07.30 – 13.00 WIB

Jumat

: Pukul 07.30 – 10.30 WIB

Sabtu

: Pukul 07.00 – 11.00 WIB

Persyaratan Pelayanan :
1. Membawa kartu berobat untuk pasien umum bagi yang sudah pernah berobat di
Puskesmas
2. Membawa Kartu Jamkesmas bagi Pasien Jamkesmas
3. Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askes

3.3 S.O.P Pelayanan Medis Penyakit Gejala Tipes
1. pasien datang ke loket
Bagi yang belum Pernah berkunjung ke Puskesmas Omben (Kunjungan Baru),
mendaftarkan diri dengan menyampaikan data nama, umur, alamat, nama KK,
keperluan , ke Petugas Loket, dengan membayar karcis retribusi Rp. 2.000,- ditambah
biaya cetak kartu berobat Rp. 1.000,- kemudian semua data dimasukkan ke Komputer,
sementara Petugas Loket mencetak Kartu berobat Pasien diantar oleh Petugas lainnya
ke tempat pelayanan lainnya. (Pasien yang tidak membawa kartu akan diberi kartu
baru lagi dan membayar biaya cetak kartu Rp.1.000,-)
2. Pasien di beri nomor antri dan menunggu hingga no antriannya di panggil
3. Pasien di panggil lalu datang ke tempat untuk mengecek tensi darahnya dan
timbangannya terlebih dahulu
4. Setelah selesai pasien datang ke ruangan dokter untuk di periksa dan di ambil darah
untuk di bawa ke laboratorium
5. Setelah di ambil darah pasien akan di beri pemberitahuan lanjut apakah pasien perlu
dirujuk ke rumah sakit atau dapat di tangani oleh puskesmas.
6. Pasien lalu di berikan resep obat sementara yang dapat di tebus di apotik yang ada di
puskesmas
7. Setelah memberikan resep pada petugas di apotek pasien menunggu hingga namanya
di panggil untuk mengambil obat
8. Setelah selesai mengambil obat lalu pasien pulang

3.4 Pengajuan Obat
Obat diberikan langsung oleh dinas kesehatan (tidak diberikan dana tunai) dengan
ketentuan jumlah dan jenis obatnya sudah di atur oleh dinas, puskesmas griya antapani setiap
bulan mengambil obat langsung ke dinas kesehatan kota bandung
3.5 Pengajuan Peralatan Kesehatan
Peralatan kesehatan (alat dokter, kursi dokter gigi, stetoskop, dll) diberikan langsung
oleh dinas kesehatan kota bandung sesuai dengan standar puskesmas di kota bandung
3.6 Pengelolaan Keuangan
Terdapat 1 bendahara yaitu bendahara pengeluaran, bendahara pengeluaran dibagi
menjadi 3:
1. Penyetor
2. Pendahara umum
3. Bendahara maskin
Setiap bulan bendahara penyetor menyetorkan uang ke Dinas Kesehatan kota
Bandung melalui BPD yaitu Bank BJB.
Setiap 3 bulan, ada 50% pengembalian kepada puskesmas griya antapani atas uang
yang disetor tersebut, uang tersebut digunakan untuk membayar honor karyawan (diluar gaji.
Ini merupakan satu-satunya aliran kas dari dinas kesehatan.
Walaupun saat ini sudah ada BPJS, namun belum berjalan sepenuhnya dan belum ada
pelatihan tentang BPJS ke puskesmas griya antapani. Pengelolaan keuangan masih dilakukan
oleh dinas kesehatan kota bandung, seharusnya ada 2 bendahara di puskesmas griya antapani,
namun baru dapat diterapkan setelah ada pelatihan BPJS.

Jika BPJS sudah diterapkan, puskesmas griya antapani dapat mengelola keuangan
secara tersendiri, dan dapat melakukan pembukuan keuangan, saat ini belum ada pembukuan
keuangan di puskesmas griya antapani.
Dari informasi yang kami terima, jika BPJS telah diterapkan maka ada ketentuan
pembagian dana dari dinas kesehatan sebesar 40% untuk sarana dan prasarana, dan 60%
untuk honor karyawan.
3.7 Jaminan Kesehatan
Untuk semua penyakit dasar, pasien cukup membayar 3000 rupiah karena adanya
subsidi kesehatan dari pemerintah.
Jaminan kesehatan bisa melalui 2 cara:
1. BPJS Kesehatan
BPJS kesehatan melayani pasien yang tergolong dari:
-

Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

-

Asuransi Kesehatan (ASKES)

2. Kartu Bandung Sehat
Melayani pasien yang tergolong dari SPTM
Pasien yang tergolong jaminan tersebut tidak perlu membayar sama sekali (gratis)
Perujukan ke rumah sakit tidak berdasarkan permintaan pasien, namun atas permintaan
dokter apabila pasien tidak dapat ditangani oleh puskesmas.
Dokter di puskesmas griya antapani tergolong menjadi 2:
-

Dokter PNS

-

Dokter PTT

Rata-rata pasien yang datang ke puskesmas griya antapani diasumsikan 45 orang perhari
3.8 Beban Administrasi
Beban Administrasi di puskesmas ini adalah sebesar Rp 3.000 untuk semua poli yang
ada di puskesmas ini dan bagi pengguna BPJS atau KBS tidak di kenakan biaya apapun.

3.9 Penentuan Harga Pokok Pengobatan Penyakit Diare

a. Bahan Baku
Tabel 3.1
Pemakaian Bahan Baku Selama Satu Tahun
N

JENIS BAHAN BAKU

KUANTITAS

HARGA

JUMLAH

O
1

(OBAT-OBATAN)
Oralit

8 lembar

Rp. 1.000

Rp. 8.000

2

Hemafort multivitamin

5 tablet

Rp. 792

Rp. 3.960

3

mineral
Anstrep

1 lembar

Rp. 2.350

Rp. 2.350

(10 tablet)
Jumlah Bahan Baku

Rp. 14.310

a. Biaya Tenaga Kerja
Tabel 3.2
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung selama satu bulan
NO

BAGIAN

Tugas Utama

Masa Kerja

GAJI

dan golongan
1

Administrasi

Pendaftaran
dengan

2

Farmasi

pasien
administrasi

pembayaran
Penyedia dan

peracik

sampai 1 tahun/III C
/
Obat- 1 tahun/ III C

Rp 2.658.120
Rp. 3.450.500
Rp. 3.125.720

3

Pelaksanaan

Obatan
Tata Membuat laporan pembukuan 1 tahun /III A

4

Usaha
Pelaksanaan

atau kegiatan puskesmas
Tata Membuat laporan pembukuan 1 tahun /III B

Usaha

Rp. 2.575.200

atau kegiatan puskesmas
TOTAL BIAYA TKTL

Rp. 11.809.540

Tabel 3.3
Biaya Tenaga Kerja Langsung selama satu bulan
NO

JABATAN

Tugas

MASA

Gaji

KERJA
Dokter Umum

GOL
keadaan, Honorer

Memeriksa
mendiagnosa,

Rp. 3.525.000

dan

memberikan therapi pada
pasien
Mendampingi dokter dan 1 tahun / III Rp. 2.800.000

Perawat

pasien

serta

memenuhi B

kebutuhan pasien
TOTAL BIAYA TKL

RP.
6.325.000

b. Biaya Overhead Pabrik
Tabel 3.4
Biaya Overhed Pabrik Selama satu bulan
NO
1

2

B.O.P
B.O.P Variabel
- BTKTL
- Biaya listrik
Total
B.O.P Tetap
- Penyusutan Peralatan :

HARGA
Rp. 11.809.540
Rp
450.000

Rp 12.259.540

a. Stestokop

Rp

50.000

b. Tensi Darah

Rp

80.000

c. Kasur periksa pasien

Rp

250.000

penyusutan Rp

380.000

Total
peralatan

JUMLAH

Penyusutan dalam satu bulan
Jumlah B.O.P

3.4

Rp

380.000

Rp 12.639.540

Perhitungan Harga Pokok Pelayanan untuk Sakit Demam Berdarah (DBD) di

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
Dalam menentukan harga pokok pelayanan penulis menggunakan Metode
perhitungan full costing.

Tabel 3.5
Perhitungan Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku

Rp 14.310

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp 5.410 ( Rp 6.325.000/ 1170)

Biata Tenaga Kerja Tidak Langsung

Rp 10.100 (11.809.540 /1170)

Biaya Overhead Medis

Rp 10.900 ( Rp 12.639.540 / 1170 )

Harga Pokok Pelayanan

Rp 40.720

 Biaya yang harus dibayar oleh setiap pasien dengan sakit DBD sebagai berikut :

Rumus BTKL Per Pasien=

BTKL
jumlah pasien satubulan

Rumus BTKTL Per Pasien=

BTKTL
jumlah pasien satubulan

RumusOverhead Medis Per Pasien=

BTKL
jumlah pasien satu bulan

 Biaya yang ditanggung pemerintah sebagai berikut :
Rumus

= biaya yang harus dibayarkan pasien – biaya yang dibayarkan pasein
setiap kali berobat
= Rp 40.720−Rp 3000
= Rp 37.720

Bantuan yang diberi pemerintah per pasien diare

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

KESIMPULAN

Dari data yang sudah kami dapat dan sudah di bahas di bab III maka kami dapat
menyimpulkan bahwa :
Biaya yang dibayar untuk setiap kali berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) sebesar Rp 3000 untuk semua pemeriksaan penyakit termasuk
untuk pemeriksaan Diare, setelah melakukan perhitungan untuk mencari harga
pokok pelayanana Biaya yang seharusnya dibayarkan oleh pasien yang berobat di
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) untuk sakit diare sebesar Rp40.720
Dana bantuan yang diberikan pemerintah ke Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) untuk Diare sebesar Rp 37.720 , dalam satu bulan rata-rata 2
pasien yang mengalami atau terdiagnosa penyakit diare, maka dalam setahun ada 24
pasien.
Maka, dana bantuan yang di subsidi oleh pemerintah ke Puskesmas Neglasari yaitu
dalam satu Tahun  24 pasien X Rp 37.720 = Rp 905.280
4.2

SARAN
Sebaiknya puskesmas meningkatkan tingkat pelayanan di puskesmas itu sendiri, baik

itu pelayanan infrastruktur maupun jasanya sehingga memberikan citra yang baik terhadap
puskesmas tersebut , lalu dapat menjadi puskesmas berbasis BLU.

BAB V

LAMPIRAN

Dokumen yang terkait

PENGUJIAN MINI REAKTOR PENGOLAH MINYAK BIJI BUAH JARAK MENJADI BIODISEL SKALA 5 LITER PER PROSES

0 54 16

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN NUTRISI IBU HAMIL BERBASIS HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP PERILAKU KONSUMSI GIZI DI PUSKESMAS DESA KASRI-BULULAWANG

1 54 26

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

37 211 19

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KLUB SENAM SASANA SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG

34 239 24

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKANHORTICULTURAL THERAPY DI RAAL(RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA) GRIYA ASIH LAWANG

4 49 33

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN MANAJEMEN NUTRISI DENGAN STATUS NUTRISI IBU HAMIL TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER

0 38 19

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUALTERHADAP STANDAR PENGOBATAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI-JUNI 2012

2 36 33

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

1 17 54

ANALISIS MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBA- KARAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Analysis Of Management Prevention And Fight Fire At The Health Center Of Cipayung East Jakarta

0 1 9