PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

M. Ikhsan Ginanjar

331510030

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA
BEKASI
2015

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dibentuknya suatu negara tentunya mempunyai tujuan yang jelas. Dalam


rangka mencapai tujuan tersebut negara pasti memiliki landasan untuk
berpijaknya suatu tata pemerintahan. Hal ini sering disebut sebagai dasar negara.
Dasar negara tersebut mengatur pola tata kehidupan bernegara dan bermasyarakat
warganya secara komprehensif. Didalam era globalisasi seperti saat ini
pemahaman akan nilai-nilai dasar negara kita Pancasila sangat diperlukan guna
mencapai tata kehidupan yang baik dan benar.
Nilai-nilai dalam pancasila, sudah mencakup semua aspek kehidupan
seperti nilai nilai keagamaan, sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Apabila kita
mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dari sila pertama
sampai sila kelima dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan maka
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta proses pembangunan
akan berjalan dengan baik. Dan hasilnya pun dapat dinikmati oleh masyarakat
seluruhnya. Dari segi pengaruh peradaban dunia, apabila kita telah mampu
memahami nilai nilai pancasila, kita juga akan mampu dan bertahan dari pengaruh
budaya budaya asing yang sudah mulai banyak merambah setiap sisi kehidupan
kita, apalagi di zaman globalisasi seperti saat ini. Karena banyak ditemukan
kerentanan dilingkungan masyarakat yang sudah terpengaruh oleh budaya asing.
Jelasnya sebelum kita melangkah lebih jauh dalam proses pembangunan baik
pembangunan fisik maupun pembangunan mental, kita harus mengenalkan dan

harus mampu memahami nilai nilai Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan
paradigma pembangunan.

2

1.2

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pancasila sebagai paradigma pembangunan?
2. Mengapa pancasila dipakai sebagai paradigma pembangunan?
3. Bagaimana pengaruh pancasila terhadap pola kehidupan bermasyarakat dan
bernegara dalam proses pembangunan?
1.3

Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pancasila.
2. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang nilai nilai pancasila dan

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.
1.4

Manfaat

Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah :
1. Dengan memahami nilai nilai Pancasila maka proses kehidupan dalam segala
aspek akan dapat berjalan dengan baik.
2. Menciptakan masyarakat madani.

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Isi Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila yang merupakan ideologi dan dasar Negara Indonesia berasal

dari dua kata dalam bahasa sansakerta, yaitu perintah kesusilaan yang jumlahnya

lima (Tarsono, 2011). Menurut Kamus Bahasa Indonesia Pancasila adalah falsafah
negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila. Sedangkan kata paradigma
berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau contoh.
Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu
masyarakat tertentu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Paradigma adalah daftar
semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjungsi dan deklinasi
kata; model dalam teori ilmu pengetahuan;

kerangka dalam berpikir

(Yudianto,2001).
Pancasila merupakan suatu

paradigma dalam berpikir dan bertindak

masyarakat Indonesia, sehingga Pancasila dijadikan sebagai landasan, acuan,
metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan
(Kaelan, 2010). Pancasila sebagai paradigma pembangunan Indonesia adalah
pancasila yang merupakan kerangka dasar dalam berpikir untuk mengembangkan

negara dan bangsa menuju negara dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat
(Kaelan,2010).
Hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional
harus mendasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila (Kaelan,2010). Pembangunan
yang dilaksanakan adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
berdasarkan nilai kodrat manusia. Pembangunan nasional merupakan suatu usaha
peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.

4

Dalam pelaksanaanya, pembangunan nasional mengacu pada kepribadian bangsa
dan nilai-nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
berketuhanan, berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju serta kokoh dalam
segi moral dan etikanya yang sesuai dengan nilai nilai didalam Pancasila.
Paradigma pembangunan dijabarkan dalam berbagai budang, diantaranya bidang
ekonomi, politik, sosial budaya, pengetahuan tekonologi, agama, pertahanan
keamanan, penegakan hukum (Kaelan,2010).

2.2

Bidang Ekonomi
Sebagai subjek dan objek pembangunan ekonomi, maka sistem dan

pembangunan ekonomi harus berpijak pada nilai moral yang terkandung di dalam
Pancasila. Khususnya, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas
ketuhanan dan kemanusiaan. Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas
dam humanistis apabila diterapkan akan menghasilkan sistem ekonomi yang
berperikemanusiaan, menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu,
sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan (Kaelan,2010).
Sistem ekonomi yang berdasarkan pada Pancasila berbeda dengan sistem
ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian
pada manusia lain dan juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis
yang tidak mengakui kepemilikan individu. Sistem ekonomi yang berdasar
pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan.
Sistem ekonomi ini bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Pembangunan ekonomi di Indonesia harus terhindar dari bentuk-bentuk
persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan
penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara (Ibid,

hal231).
Oleh karena itu ekonomi harus mendasarkan pada kemanusiaan, yaitu
demi kesejahteraan kemanusiaan, sehingga kita harus menghindarkan diri dari
pengembangan ekonomi yang hanya mendasarkan pada persaingan bebas,
monopoli,

dan

lainnya

yang

menimbulkan

penderitaan

pada

manusia,


menimbulkan penindasan atas manusia satu sama lain (Kaelan,2010).

5

2.3

Bidang Politik
Dalam proses pembangunan masyarakat Indonesia harus ditempatkan

sebagai subjek (pelaku)

politik bukan hanya sekadar objek politik. Apabila

manusia ditempatkan sebagai subjek pembangunan, berarti segi pola pikir
(mindset) yang diubah atau diutamakan. Sedangkan apabila manusia dijadikan
sebagai objek terkesan hanya sebagai sasaran, padahal tidak demikian tujuan
pembangunan seharusnya. Bertolak dari kodrat manusia, maka pembangunan
politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia (Ibid,hal.231).
Sistem politik Indonesia harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi
pada rakyat. Kekuasaan yang dimaksud adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk

rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah
sistem politik demokrasi bukan sistem politik otoriter. Artinya apapun proses dan
tujuan politik, harus bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya (Ibid,hal.231).
Berdasarkan hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan
berdasarkan asas kerakyatan (sila IV Pancasila) (Kaelan,2010). Pengembangan
selanjutnya adalah sistem politik yang didasarkan pada asas-asas moral dari silasila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia
dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral
kerakyatan, dan moral keadilan(Ibid,hal.233).
Perilaku politik, subjek dan objek pembangunan tentunya tidak terlepas
dari nilai nilai Pancasila. Demikian juga bagi penyelenggara negara sebagai wakil
dari masyarakatnya tentu harus lebih bermoral sehingga dalam melaksanakan
kewajibannya dapat menghasilkan perilaku politik yang santun, bermoral dan
bermartabat. Dan dapat menghasilkan kebijakan politik yang berkeadilan sosial
baik mencakup bidang ekonomi, politik, sosial, agama, dan budaya. Di era
globalisasi informasi seperti sekarang ini nilai-nilai sosial politik yang
berdasarkan Pancasila, harus benar benar dijadikan

landasan moral bagi

masyarakat informasi (Subandi, 2003). Nilai-nilai tersebut adalah:

1. Nilai ketuhanan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang berketuhanan.
Tidak atheisme (sila pertama)

6

nilai

toleransi

dan

kejujuran,

dalam

kehidupan

masyarakat

sifat


mengedepankan kepentingan umum harus lebih diutamakan dari kepentingan
pribadi. Dan sikap saling menghargai antar sesama dan menjunjung nilai
kejujuran. (sila ke dua)
2. Nilai komitmen atas keutuhan NKRI, harus ditanamkan kepada seluruh bangsa
Indonesia. Walaupun mempunyai latar belakang bahasa, budaya, adat istiadat
yang berbeda. (sila ketiga).
3. Nilai transparasi hukum dan kelembagaan, disetiap sisi kehidupan tata
pemerintahan harus dijalankan secara baik dan benar. (sila keempat).
4. Nilai-nilai keadilan, hasil pembangunan harus mempunyai azas keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia (sila kelima).
2.4

Bidang Sosial Budaya
Pancasila yang pada hakikatnya bersifat humanistik sebagaimana tertuang

dalam sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab). Oleh karena itu,
pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat
manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab sebagai mahluk
berbudaya. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia
biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita
menjadi manusia adil dan beradab (Kaelan,2010). Manusia harus dapat
mengembangkan dirinya. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial
budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budayabudaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa
persatuan sebagai bangsa (Kaelan,2010).
Pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial
berbagai kelompok bangsa Indonesia sangat penting, agar mereka merasa dihargai
dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan begitu pembangunan sosial budaya
yang ada tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan
ketidakadilan sosial sesuai dengan sila didalam Pancasila (Kaelan,2010). Masingmasing sila didalam Pancasila memiliki makna tersendiri apabila dilihat dari sudut
pandang sosial budaya, yaitu:

7

(1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun suku bangsa ataupun golongan
sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap
warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan,
kedaerahan, maupun golongannya (Subandi,2003).
(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri
sebagai satu bangsa yang berdaulat (Subandi,2003).
(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui
musyawarah (Kaelan,2010).
(5) Sila

Kelima,

nilai-nilai

keadilan

sosial

menjadi

landasan

yang

membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
2.5

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Guna mencapai tujuan negara Indonesia sebgaimana tercantum didalam

Pembukaan UUD 1945 bangsa Indonesia berusaha membangun bangsa agar dapat
mengejar ketinggalan dengan negara lain. Salah satunya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek) pada

hakikatnya merupakan suatu sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan
bermoral (Kaelan,2010). Berdasarkan hal tersebut Pancasila harus menjadi dasar
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contohnya sila
Persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia dan kemanusiaan dalam
sila-sila yang lain. Pengembangan iptek diarahkan demi kesejahteraan umat
manusia termasuk didalamnya kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan
iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme. Kebesaran bangsa
serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia dunia (Kaelan,2010).

8

2.6

Bidang Agama
Nilai nilai agama tidak dapat kita pisahkan dalam menjalani kehidupan

berbangsa dan bernegara. Pancasila mengandung nilai nilai yang sangat mendasar
bagi bangsa Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di
negara Indonesia. Pembangunan di bidang agama harus didasarkan pada nilai nilai
yang terkandung di dalam Pancasila (Kaelan,2010). Yang perlu diperhatikan
dalam pembangunan di bidang agama adalah:
1. Pengembangan kehidupan beragama adalah demi terciptanya kehidupan sosial
yang saling menghargai dan menghormati.
2. Memberikan kebebasan dalam rangka memeluk dan mengamalkan ajaran
agama.
2.7

Bidang Pertahanan dan Keamanan
Persatuan bangsa Indonesia merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.

Salah satu upaya agar dapat terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa indonesia
adalah dengan adanya sistem pertahanan dan keamanan negara. Karena itu,
pembangunan dalam bidang pertahanan dan keamanan harus berlandaskan pada
nilai-nilai pancasila (Kaelan,2010). Perwujudan nilai-nilai pancasila dapat
dilakukan dengan cara:
1. Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan kepada tujuan demi
tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan pada tujuan demi
tercapainya kepentingan seluruh warga negara indonesia.
3. Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak asasi manusia,
persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan.
4. Pertahanan dan keamanan negara harus dipruntukan demi terwujudnya keadilan
dalam kehidupan masyarakat.

9

2.8

Bidang Pembangunan dan Penegakkan Hukum
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab
penegakan hukum tidak hanya bertumpu pada penyelenggara negara saja, tetapi
melibatkan seluruh rakyat Indonesia (Kaelan,2010). Untuk itu partisipasi dan
fungsi kontrol penegakan hukum harus selalu didukung sepenuhnya oleh segenap
elemen masyarakat. Karena ironis jika kita hanya berusaha mempertahankan
kesatuan saja, sementara penegakan hukum tidak ditegakan. Prinsip keadilan
hukum dengan mengedepankan persamaan hak dan kewajiban dimata hukum
bagi seluruh masyarakat akan memudahkan proses penegakan hukum, sehingga
hukum positif benar benar ditegakkan. Keadilan hukum yang bersifat dan
berazaskan keadilan, tentunya tidak terjadi sistem tebang pilih terlebih lagi
diskriminasi terhadap kasus kasus dan proses penegakkan hukum (Tarsono,2011).
Dengan harapan segala tindakan penyalahgunaan wewenang dan
pelanggaran hukum dapat diminimalisir. Misalnya seorang penegak hukum sudah
sepatutnya menegakkan hukum dengan benar dan tidak sepatutnya hukum
diperjualbelikan dengan dalih apapun. Kejanggalan dan ketidakadilan dalam hasil
keputusan hakim saat ini masih dirasa banyak , hal ini bukan karena lemahnya
hukum namun karena lemahnya para pelaksana penegak hukum, mulai dari proses
penyelidikan sampai vonis sebagai keputusan akhir. Untuk itu pemahanan nilainilai pancasila seharusnya sudah ditanamakan sejak dini terlebih lagi bagi calon
penegak hukum bukan lagi dengan uang untuk dapat menempati posisi tertentu.
Namunkeberanian atas dasar kemanusiaan haruslah ditegakkan. Atas dasar
tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikutsertakan seluruh
komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia
disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Tarsono,2011).
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Sistem ini pada
dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari rakyat

10

(individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan
negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan
keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3
Tahun 2002 tentang pertahanan Negara (Suprapto,2007).
Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembangan
hukum’, hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan
dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila yang
terkandung didalam Pancasila.Dan dengan demikian, substansi hukum yang
dikembangkan harus merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang
terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi produk hukum merupakan
karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan
perwujuan aspirasi rakyat) (Suprapto,2007).

11

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1

Hasil dan Pembahasan
Pancasila yang merupakan ideologi dan dasar Negara Indonesia berasal

dari dua kata dalam bahasa sansakerta, yaitu perintah kesusilaan yang jumlahnya
lima (Tarsono, 2011). Menurut Kamus Bahasa Indonesia Pancasila adalah falsafah
negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila. Sedangkan kata paradigma
berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau contoh.
Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu
masyarakat tertentu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Paradigma adalah daftar
semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjungsi dan deklinasi
kata; model dalam teori ilmu pengetahuan; kerangka dalam berpikir.
Pancasila merupakan suatu

paradigma dalam berpikir dan bertindak

masyarakat Indonesia, sehingga Pancasila dijadikan sebagai landasan, acuan,
metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan
(Kaelan, 2010). Pancasila sebagai paradigma pembangunan Indonesia adalah
pancasila yang merupakan kerangka dasar dalam berpikir untuk mengembangkan
negara dan bangsa menuju negara dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis
yang umum dan suatu kerangka pikir orientasi dasar dari suatu perubahan yang
merupakan

suatu

sumber

hukum,metode,serta

penerapan

dalam

ilmu

pengetahuan,sehingga sangat menentukan sifat,ciri,dan karakter ilmu pengetahuan
itu sendiri. Paradigma berarti cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip
dasar, atau cara memecahkan masalah yang dianutr oleh suatu masayarakat pada
masa tertentu.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan masih belum banyak dihayati
dan dimengerti oleh sebagian besar masyarakat, tidak terkecuali para pelaku dan
penyelenggara pemerintahan. Hal itu terlihat dari setiap hasil pembangunan di

12

Indonesia pasca reformasi ternyata masih banyak ditemukan penyimpangan.
Apakah karena fungsi kontrol DPR yang kurang efektif atau memang
pelaksananya yang masih belum memahami kalau yang dikelola adalah uang
rakyat. Demikian juga lingkungan masyarakat masih sering terjadi gesekan dan
konflik walaupun penyebabnya tidak terlalu berarti, namun karena sikap dan
perilakunya masih didominasi emosi, maka terjadilah konflik. Semestinya hal
tersebut dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan atau melalui proses hukum.
Dari berbagai permasalahan yang sering terjadi, baik di lingkungan masyarakat
maupun didalam lingkungan dalam proses pembangunan, semestinya hal seperti
ini tidak terjadi.
Untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan disegala aspek, maka
pemerintah dalam hal ini perlu memikirkan masyarakatnya untuk lebih memahami
nilai nilai pancasila. Karena didalam pancasila itu sendiri sudah mengatur segala
aspek kehidupan, berbangsa dan bernegara. Apa yang pernah dilakukan
pemerintah pada masa lalu, seperti pemahaman pancasila melalui P4 (pedoman
penghayatan dan pengamalan pancasila) perlu untuk diterapkan kembali dengan
lebih efektif dan disesuaikan dengan perkembangan kehidupan saat ini.

13

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan
Pancasila paradigma pembangunan, memiliki arti bahwa Pancasila berisi

anggapan-anggapan dasar yang menjadi kerangka keyakinan dan berfungsi
sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan
hasil-hasil pembangunan nasional. Yang meliputi bidang :
1.

Ekonomi

2.

Politik

3.

Sosial budaya

4.

Ilmu pengetahuan dan teknologi

5.

Agama

6.

Pertahanan keamanan

7.

Pembangunan penegakan hukum

4.2

Saran
Apabila Pancasila benar benar dijadikan kerangka keyakinan oleh kita

dalam berbagai aspek, terutama dalam proses pembangunan maka hasilnya akan
lebih baik, dan hasilnya pun dapat dirasakan oleh masyarakat seluruh Indonesia.

14

DAFTAR PUSTAKA
Almarsudi Subandi, 2003.Pancasila dan UUD 1945 dalam paradigm reformasi.PT
Rajagrafindo Persada: Bogor
Kaelan, 2010.Pendidikan Pancasila.Paradigma: Yogyakarta.
Saepulloh Aep, Tarsono, 2011.Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Islam.BatikPres: Bandung.
Suprapto, 2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Bumi Aksara: Jakarta.
Yudianto, 2001.Kamus Umum Bahasa Indonesia.M2S: Bandung.
Sugito AT dkk.2010. Pendidikan Pancasila.Semarang;Pusat Pengembangan
MKU- MKDK UNNES.

15